Anda di halaman 1dari 31

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

KEGIATAN:

PEMELIHARAAN GEDUNG ATAU BANGUNAN

PEKERJAAN:

PEMELIHARAAN GEDUNG BERTINGKAT

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG


SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Jamaludin no. 1A Telp. (0323) 321022
SAMPANG

2022
BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

A. Lingkup Pekerjaan

1. Persyaratan Teknis umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian Pekerjaan Pemeliharaan Gedung DPRD Kabupaten
Sampang, yang meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Arsitektur
c. Pekerjaan Interior
d. Pekerjaan Elektrikal.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/ dilihat dan
tercantum pada Bill of Quantity (BQ).

2. Kecuali disebutkan secara khusus dalam dokumen-dokumen, berikut ini lingkup


pekerjaan yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan bahan/ material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Penyedia Jasa Konstruksi/ pekerja lain yang berhubungan
dengan pekerjaan pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian dan keamanan area kerja.
f. Pembuatan gambar pelaksanaan(as build drawing).

3. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi
teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari
dokumen-dokumen berikut ini :
a. Gambar-gambar pelelangan/ pelaksanaan termasuk perubahannya,
b. Persyaratan teknis umum/ pelaksanaan pekerjaan/ bahan,
c. Rincian volume pekerjaan/ rincian penawaran,
d. Dokumen-dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang lain.

4. Dalam hal dimana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan diatas, maka bagian dari
Persyaratan Teknis Umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.

B. Referensi

Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-


persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar
Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
- NI - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia
- NI - 5Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
- NI - 8Peraturan Semen Portland Indonesia
- Peraturan Umum Instalasi Listrik
- Standart Industri Indonesia (SII)
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- ASTM, JIS dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian
pekerjaan ini.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart- standart yang disebut
diatas, maupun standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart
Internasional yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku
standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan/ pekerjaan yang
bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
Persyaratan Teknis Umum/ Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan
diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK yang terlibat di dalam pekerjaan ini, untuk
dipakai sebagai patokan persyaratan teknis :

a. Standart/norma/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan


bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Assosiasi Profesi/
Assosiasi Produsen/ Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang
berwenang/berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun
Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan
dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga Pengujian
yang diakui secara Nasional/ Internasional.

C. Keahlian Dan Pertukangan

1. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian.
2. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas tanah, harus
dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang setebal minimum 5 cm atau seperti
tercantum pada gambar pelaksanaan.
3. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaannya.
4. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan gambar
dan spesifikasi struktur.
5. Apabila Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK memandang
perlu untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan atau khusus, Penyedia Jasa
Konstruksi harus meminta nasihat/ petunjuk teknis dari tenaga ahli/ Lembaga yang
ditunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK atas beban
Penyedia Jasa Konstruksi.
D. Jenis Dan Mutu Bahan

1. Kondisi Bahan.
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam/
untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan bekas dalam
komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan/ dilarang digunakan.

2. Tanda Pengenal.
a. Dalam hal dimana pabrik/ produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal untuk
produk bahan yang dihasilkannya, baik berupa cap/ merk dagang pengenal pabrik/
produsen ataupun sebagai pengenal kwalitas/ kelas/ kapasitas, maka semua bahan
dari pabrik/ produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
mengandung tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan pekerjaan instalasi (daya, penerangan, plumbing dan lain-lain)
kecuali ditetapkan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, bahan sejenis
dengan fungsi yang berbeda harus diberi tanda pengenal yang berbeda pula. Tanda
pengenal ini dapat berupa warna atau tanda lain yang harus sesuai dengan
ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Dalam hal ini harus dilaksanakan sesuai
petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan.

3. Merk Dagang dan Kesetaraan.


a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/ produk di dalam persyaratan
teknis, secara umum harus dimengerti sebagai keharusan memakai produk tersebut.
b. Bilamana Produk yang dimaksudkan tidak ditemukan dipasaran maka Penyedia
Jasa Konstruksi dapat mengajukan usulan material dengan kualitas setara.
c. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/ produk lain
yang dapat dibuktikan mempunyai kualitas penampilan yang setara dengan
bahan/produk yang memakai merk dagang yang disebutkan dapat diterima apabila
sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan, Tim Teknis serta PPK tentang kesetaraan tersebut.
d. Penggunaan bahan/ produk yang disetujui sebagai "setara” tidak dianggap sebagai
perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan produk yang
disebutkan merk dagangnya akan diabaikan.
e. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi
dalam negeri lebih diutamakan.

4. Penggantian (Substitusi).
a. Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan
sesuatu bahan/ produk dengan sesuatu bahan/ produk lain dengan penampilan yang
setaraf dengan yang dipersyaratkan bilamana produk yang disyaratkan dalam RKS
tidak ditemukan dipasaran.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga yang
ada dengan bahan/ produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan sebagai
perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan Penyedia Jasa
Konstruksi/ Supplier untuk mendapatkan bahan/ produk seperti yang
dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan yang bersifat biaya tambah
dianggap tidak ada.
2) Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK sebagai masukan (input) baru
yang menyangkut nilai-nilai tambah, maka perubahan pekerjaan
mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.

5. Persetujuan Bahan.
a. Untuk menghindari penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan sangat agar
sebelum sesuatu bahan/ produk akan dibeli/ dipesan/ diprodusir, terlebih dahulu
dimintakan persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis
serta PPK atau kesesuaian dari bahan/ produk tersebut pada persyaratan teknis,
yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/
brosur dari bahan/ produk yang bersangkutan untuk diserahkan kepada Penyedia
Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
b. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier, dan tidak dapat
diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/ brosur seperti tersebut diatas
tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi/ Supplier dari
kewajibannya dalam perjanjian kerja ini untuk mengadakan bahan/ produk yang
sesuai dengan persyaratannya,sertatidak merupakan jaminan aka diterima
disetujuinya seluruh bahan/ produk tersebut di lapangan, sejauh dapat dibuktikan
bahwa tidak seluruh bahan/ produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur
yang telah disetujui.
6. Contoh Bahan/ Produk.
Pada waktu meminta persetujuan atau bahan/ produk, harus disertakan contoh dari
bahan/ produk tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah contoh:
1) Untuk bahan/ produk bila tidak dapat diberikan sesuatu sertifikat pengujian
yang dapat disetujui/ diterima oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan,
Tim Teknis serta PPK sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian, maka
harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk dijadikan benda uji guna
diserahkan pada Badan/ Lembaga Penguji yang ditunjuk oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
2) Untuk bahan/ produk yang dapat ditunjukkan sertifikat pengujian agar dapat
disetujui/ diterima oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis
serta PPK, harus diserahkan3 (tiga) buah contoh yang masing-masing disertai
dengan salinan sertifikat pegujian yang bersangkutan
b. Contoh yang disetujui.
1) Dari contoh yang diserahkan kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan,
Tim Teknis serta PPK atau contoh yang telah memperoleh persetujuan harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan disamping itu
harus dipasangkan tanda pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh
yang semuanya akan dipegang oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan,
Tim Teknis serta PPK.
Bila dikehendaki, Penyedia Jasa Konstruksi/ supplier dapat meminta sejumlah
set tambahan dari contoh berikut tanda pengenal persetujuan dan surat
keterangan persetujuan untuk kepentingan dokumentasi sendiri.
Dalam hal demikian jumlah contoh yang harus diserahkan kepada Penyedia
Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK harus ditambah
seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.
2) Pada waktu Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK
sudah tidak lagi membutuhkan contoh yang disetujui tersebut untuk
pemeriksaan bahan produk bagi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi berhak
meminta kembali contoh tersebut.

c. Waktu persetujuan contoh

1) Adalah tanggung jawab dari Penyedia Jasa Konstruksi/ supplier untuk


mengajukan contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian
persetujuan atas contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
jadwal pengadaan bahan.
2) Untuk bahan/ produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan kesetarafan
pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh akan diberikan oleh
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK dalam waktu
tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari kerja.
3) Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan melibatkan keputusan tambahan
diluar persyaratan teknis (seperti penentuan model, warna, dll.), maka
keseluruhan keputusan akan diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua
puluh satu) hari kerja.
4) Untuk bahan produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya dengan
sesuatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh akan diberikan
oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK dalam
waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak dilengkapanya pembuktian
kesetarafan.
5) Untuk bahan/ produk yang bersifat pengganti (substitusi), keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim
Teknis serta PPK dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya
dengan lengkap seluruh bahan-bahan pertimbangan.
6) Untuk bahan/ produk yang bersifat peralatan/ perlengkapan ataupun produk
lain yang karena sifat/ jumlah/ harga penadaannya tidak memungkinkan
untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan/ produk jadi permintaan
persetujuan bisa diajukan berdasarkan brosur dari produk tersebut, yang mana
harus dilengkapi dengan :
- Spesifikasi teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik/ produsen
- Surat-surat seperlunya dari agen/ importir, sesuai keagenan, surat jaminan
suku cadang dan jasa purna penjualan (after sales service) dan lain-lain.
- Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-lain.
- Sertifikat pengujian, penetapan kelas dan dokumen-dokumen lain sesuai
petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
7) Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan diatas, keputusan atau contoh
dari bahan/ produk yang diajukan belum diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis
apapun dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK,
maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah disetujui
oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.

7. Penyimpanan Bahan.
a. Persetujuan atas sesuatu bahan/ produk harus diartikan sebagai perijinan untuk
memasukkan bahan/ produk tersebut dengan tetap berada dalam kondisi layak
untuk dipakai.
Apabila selama waktu itu ternyata bahwa bahan/ produk menjadi tidak lagi layak
untuk pakai dalam pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim
Teknis serta PPK berhak untuk memerintahkan agar:
1) Bahan/Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali menjadi layak untuk
dipakai.
2) Dalam hal dimana perbaikan tidak lagi mungkin untuk dilakukan, maka
bahan/produk tersebut agar segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan

dalam waktu 2 x 24 jam untuk diganti dengan bahan/ produk yang memenuhi
persyaratan.
b. Untuk bahan/ produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu, maka
kegiatan penyimpanannya harus dikelompokkan menurut umur pemakaian bahan/
produk tersebut yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Terbuat dari kaleng, kertas karton, atau material yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini
2) Berukuran minimal 40 x 60 cm
3) Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah
4) Diletakkan ditempat yang mudah terlihat
c. Penyusunan bahan/ produk sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian
rupa, sehingga bahan yang terlebih dulu masuk akan pula terlebih dulu dikeluarkan
untuk dipergunakan dalam pekerjaan.

E. Pelaksanaan

1. Persiapan Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda-tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK)
oleh kedua belah pihak, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan kepada
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK sebuah "Network
Plan” mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini dalam diagram yang menyatakan pula urutan logis serta
kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain:
1) Kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama masa
pengadaan/ pembelian serta waktu pengiriman/pengangkutan dari :
a) Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/
pembantu.
b) Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
2) Kegiatan-kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi untuk/selama waktu
fabrikasi, pemasangan dan pembangunan.
3) Kegiatan pembuatan gambar-gambar kerja.
4) Kegiatan permintaan persetujuan atas bahan serta gambar
kerja maupun rencana kerja.
5) Penyampaian harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
6) Penyampaian jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
b. Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK akan memeriksa
rencana kerja Penyedia Jasa Konstruksi dan memberikan tanggapan atas hal
tersebut dalam waktu 2 (dua) minggu.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana
kerja apabila Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta
PPK meminta diadakannya perbaikan/ penyempurnaan atas rencana kerja tersebut
paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
d. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau
pekerjaan sebelum adanya persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan, Tim Teknis serta PPK terhadap rencana kerja tersebut, yang
dituangkan dalam bentuk Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan (tertulis).

2. Gambar Kerja (Shop Drawing).


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction
Drawing) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai
keadaan pelaksanaan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk mempersiapkan
gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara pelaksanaan
tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
c. Gambar kerja harus diajukan dalam rangkap 3 (tiga) kepadaPenyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK untuk mendapatkan persetujuan.
d. Pengajuan gambar kerja tersebut diserahkan untuk disetujui oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK sebelum pemesanan bahan atau
pelaksanaan pekerjaan dimulai.

3. Ijin Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan.


Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan diajukan secara tertulis oleh Penyedia Jasa
Konstruksi kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK
sebelum memulai pekerjaan, dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui.
Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui tersebut, selanjutnya
dipergunakan sebagai pedoman bagi Penyedia Jasa Konstruksi untuk melaksanakan
pekerjaan.
4. Rancangan tampilan pekerjaan / bahan (Mock Up).
Bila tahapan pekerjaan tersebut membutuhkan tersedianya contoh tampilan pekerjaan
/ bahan atau dikehendaki oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis
serta PPK, maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib menyediakan Rancangan tampilan
pekerjaan / bahan (Mock Up) atas beban Penyedia Jasa Konstruksi sebelum tahapan
pekerjaan dimulai.

5. Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat-lambatnya pada setiap akhir minggu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk menyerahkan
kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK suatu

rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan
yang akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Penyedia Jasa
Konstruksi wajib menyerahkan kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan,
Tim Teknis serta PPK suatu rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis
besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyusun dan menyerahkan
rencana mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam
melaksanakan perintah Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta
PPK dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia Jasa
Konstruksi diwajibkan untuk memberitahu Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan, Tim Teknis serta PPK mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam
sebelumnya.

6. Kualitas Pekerjaan.
Material, proses serta hasil pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi/peraturan/kaidah
yang telah ditetapkan.

F. Penjelasan Rks Dan Gambar

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail
yang diikuti.
2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran dengan
angka dalam gambar yang diikuti.
3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka RKS
yang diikuti.
4. Bila Penyedia Jasa Konstruksi meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada
dengan RKS, baik tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka Penyedia Jasa
Konstruksi wajib bertanya kepada Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan secara
tertulis.
5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti kembali
semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan
(Aanwijzing).
6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi

G. Keamanan Dan Penjagaan

1. Untuk keamanan, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengadakan penjagaan dan


pengamanan, bukan saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab
atas keselamatan penduduk sekitar, keamanan, kebersihan bangunan-bangunan,
jalan-jalan, dan sarana prasarana lainnya yang telah ada terhadap pelaksanaan
pekerjaan ini.
2. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menyelamatkan/ menjaga bangunan yang telah
ada/ berada di sekitar lokasi, apabila bangunan yang telah ada
mengalami kerusakan akibat pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa Konstruksi
berkewajiban untuk memperbaiki/ membetulkan sebagaimana mestinya.
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan penerangan yang cukup
dilapangan, terutama pada waktu lembur, jika Penyedia Jasa Konstruksi menggunakan
aliran listrik dari bangunan/ komplek, diwajibkan bagi Penyedia Jasa Konstruksi
untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.
4. Penyedia Jasa Konstruksi harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran serta debu
yang ditimbulkan akibat pelaksanaan pekerjaan agar tidak mengurangi kebersihan dan
keindahan bangunan-bangunan ataupun prasarana yang telah ada/ berada di sekitar
lokasi.
5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan/ kerusakan terhadap
ketentraman dan kepemilikan penduduk sekitarmaupun infrastruktur yang digunakan,
baik merupakan kepemilikan perorangan atau umum, milik Pemberi Tugas ataupun
milik pihak lain. Maka Penyedia Jasa Konstruksi harus membebaskan Pemberi Tugas
dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut diatas.
6. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab dengan mengganti atau
memperbaiki kerusakan-kerusakan pada jalan, jembatan maupun infrastruktur lainnya
sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk
mengangkut bahan-bahan/ material guna keperluan proyek.
7. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab dengan memperbaiki kerusakan-
kerusakan pada kepemilikan penduduk sekitar lokasi pekerjaan sebagai akibat dari
operasional pelaksanaan pekerjaan.
8. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-
mesin berat atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian-bagian pekerjaan, melalui jalan
raya, jembatan maupun infrastruktur lainnya yang dimungkinkan akan mengakibatkan
kerusakan dan seandainya Penyedia Jasa Konstruksi akan membuat perkuatan-
perkuatan atas infrastruktur tersebut, maka hal tersebut harus terlebih dahulu
diberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Intansi yang berwenang dan biaya yang
ditimbulkan untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.

H. Laporan Mingguan Dan Harian

Penyedia Jasa Konstruksi membuat laporan bulanan/ harian tentang kemajuan pelaksanaan
pekerjaan, Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut minimal menyampaikan
mengenai semua keterangan yang berhubungan dengan kejadianselama satu bulan
pelaksanaan pekerjaan yang mencakup mengenai:
1. Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.
2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
3. Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan.
4. Keadaan cuaca.
5. Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.
6. Kunjungan tamu-tamu lain.
7. Kejadian khusus.
8. Foto-foto berwarna ukuran kartu post sesuai petunjuk Direksi.
9. Pengesahan Pimpinan Proyek.

I. Jaminan Keselamatan Tenaga Kerja

1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan
yang ditentukan dalam Peraturan Ketenagakerjaan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk setiap bidang pekerjaan.
2. Penyedia Jasa Konstruksi harus senantiasa menyediakan air minum dan air bersih
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya, serta air untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan selama masa pelaksanaan dengan menggunakan/ menyambung pipa air yang
telah ada dengan meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran pemakaian air)
atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air yang disediakan
meragukan, maka air tersebut harus diperiksakan pada laboratorium dan Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyediakan ketersediaan air penggantinya.
3. Apabila terjadi kecelakaan pada pekerja Penyedia Jasa Konstruksi saat pelaksanaan,
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa Konstruksi. Kejadian tersebut harus segera dilaporkan pada Serikat
Tenaga Kerja dan Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
4. Di lokasi pekerjaan harus selalu disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan
pertama yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Direksi keet.

J. Alat–Alat Pelaksanaan Pengukuran

Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan/menyiapkan alat-


alat, baik untuk sarana pekerjaan maupun yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil
pekerjaan antara lain pengaduk beton, pompa air, dan sebagainya. Penentuan semua titik
duga letak bangunan, siku-siku bangunan, maupun datar (water pass) dan tegak lurusnya
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur instrumen water pass atau theodolit.

K. Syarat-Syarat Cara Pemeriksaan Bahan Bangunan

1. Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak
memperkerjakan tenaga kerja yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam
tugas yang diserahkan kepadanya.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib menjamin bahwa semua bahan bangunan dan
perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua
pekerjaan berkualitas baik. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar dapat
ditolak/ tidak diterima oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta
PPK.
L. Pekerjaan Tambah Dan Kurang

1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian


pekerjaan yang diterimanya dan gambar detail yang telah disahkan Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK, melaksanakan secara keseluruhan atau
dalam bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan
yang baik. Penyedia Jasa Konstruksi selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang
tepat, walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan
bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
tertulis dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK. Selanjutnya
perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang
disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga upah dan
satuan pekerjaan.
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK adalah tidak sah dan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi sepenuhnya.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Pekerjaan Persiapan

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

B. Pekerjaan Pembongkaran

Pekerjaan Pembongkaran.
• Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan
kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas (MK) dan pihak terkait (Pengelola
Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
• Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.

C. Pemeriksaan tempat kerja.

Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala akibat yang
mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan pembongkaran. Persetujuan ijin
mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-
sama Konsultan Pengawas (MK), Perencana dan Pemberi Tugas.

D. Pengamanan/pemutusan jalur-jalur instalasi.

Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas, Pemilik
bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

E. Pembongkaran

1) Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang
mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
2) Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang tidak
dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya
3) Segala kerusakan yang terkadi menjadi Tnggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
4) Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan (proyek).
5) Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat
digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan diketahui
oleh Konsultan Pengawas/MK dengan disertai daftra/list item barang-barang tersebut.

F. Pekerjaan pengamanan.

1) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan di lokasi


proyek, maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang tersebut dari
akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah berupa plastik
lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Konsultan Pengawas/MK.
2) Pemasangan alat Bantu Scalf Holding atau bekisting atau tangga harus dipasang secara
hati-hati.
3) Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel partisi
pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diizinkan/disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.

G. Pemindahan barang-barang.

Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas/MK.

H. Marking.

Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan persepsi


ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan ukuran sebenarnya
di lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk penentuan ukuran-ukuran yang akan
dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya di lokasi proyek. Hasil marking tersebut harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.

I. Pengaturan jam kerja dan pengerahan tenaga kerja.


a. Penyedia Jasa Konstruksi harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal
pengerahan tenaga kerja, pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan
hendaknya di konsultasikan terlebih dahulu dengan Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan, Tim Teknis serta PPK lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga
kerja dan pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan
peraturan perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan akomodasi
dan fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainnya seperti
penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan penyakit menular.)
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus membatasi daerah operasinya disekitar tempat
pekerjaan dan harus mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak
melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang berdekatan, dan Penyedia
Jasa Konstruksi harus melarang siapapun yang tidak berkepentinga.n memasuki
tempat pekerjaan.
d. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan memberi tahu tentang identitas pekerja yang
melakukan aktivitas di lokasi tersebut kepada user yang bersangkutan.

J. Perlindungan terhadap bangunan/sarana yang ada.


a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan/konstruksi dan peralatan sekitarnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekerjaan.
b. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan mengidentifikasikan keadaan bangunan
ataupun prasarana lain di sekitar lokasi sebelum memulai pekerjaan.

c. Selama pekerjaan berlangsung Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu menjaga


kondisi jalan dan sarana prasarana disekitar lokasi pekerjaan, hal tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi terhadap kerusakan-kerusakan yang
terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
d. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengamankan sekaligus melaporkan/ menyerahkan
kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah
K. Penjagaan, pemagaran sementara, dan papan nama.
a. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap penting selama pelaksanaan,
dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk mengatur sirkulasi/ arus
kendaraan keluar/ masuk proyek.
b. Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mulai melaksanakan pekerjaannya, maka
Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan terlebih dahulu memberi pagar pengaman
pada sekeliling site pekerjaaan yang akan dilakukan.
c. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan,sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan-bahan dan dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai dan tampak dari luar dapat menunjang
estetika atas kawasan yang ada.
d. Syarat pagar pengaman :
1) Pagar dari seng gelombang finish cat berpola sesuai dengan pengarahan
Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK dengan
ketinggian minimal 180 cm.
2) Tiang dolken minimum berdiameter 10 cm, jarak pemasangan minimal 180 cm,
bagian yang masuk pondasi minimum 40 cm.
3) Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut
tinggi pagar.
4) Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30cm dalam 50 cm
dari permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan 1:3:5.
5) Pada pagar pengaman hendaknya diberi tanda atau petunjuk mengenai
keberadaan pekerjaan tersebut
6) Pagar diengkapi dengan pembuatan pintu akses dari bahan yang sama.

L. Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan
menggunakan/ menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri
(guna perhitungan pembayaran pemakaian air oleh Penyedia Jasa Konstruksi) atau
air sumur yang bersih/jernih dan tawar dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar lokasi pekerjaan. Air harus bersih, bebas dari debu,
bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak.Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Penyedia
Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia Jasa Konstruksi dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis
serta PPK. Daya listrik juga disediakan untuk suplai kantor Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan, Tim Teknis serta PPK Lapangan.
c. Segala biaya yang ditimbulkan atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah
beban Penyedia Jasa Konstruksi.
BAB III
PEKERJAAN ARSITEKTUR

A. Pekerjaan Plesteran Dan Acian Semen

- Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan adukan plesteran :
e. Adukan 1 PC : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
f. Adukan 1 PC : 5 dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
g. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan dan
persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilaman pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan sesuai
Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitekur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
d. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

1) Untuk pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari
permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk daerah basah lainnya
dipakai aduk plesteran 1 PC : 3 pasir.
2) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran 1 PC : 5 pasir.
3) Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan campuran
yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar).
e. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
1) Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara
dipahat halus.
2) Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air
semen.
3) Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
4) Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan
cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).
g. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
h. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-
alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
i. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
j. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran 2,5
cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Penyedia
Jasa Konsultansi Perencanaan.
k. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada
petunjuk lain didalam gambar.
l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi, Penyedia Jasa Konstruksi
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
n. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Perencanaan dengan biaya atas tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
o. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
p. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Penyedia Jasa
Konstruksi wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan wajib diperbaiki.
q. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 2 (dua) minggu.

B. Pekerjaan Kayu Non Struktural

1. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk
melaksanaan seluruh pekerjaan kayu seperti dinyatakan dalam gambar atau atas
petunjuk Pengawas dengan hasil yang baik dan rapi, antara lain:
- Rangka plafond.
- Rangka partisi.
- Dan bahan kayu lainya.

2. Persyaratan Bahan

a) Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing – masing.
b) Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah -
pecah, melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi yang
diperkenankan sesuai dengan PUBI- 1982. Pasal 37.tabel 2.
c) Syarat - syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Pasal 37.
Dengan kadar air maksimal 24%.( clean and dry )
d) Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah kayu Kamper Samarinda (Drybalanops
lanceolata ) Kelas kuat I – II atau yang disetujui oleh Pengawas.
e) Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan
di tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca
langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
f) Seluruh kayu harus dianti rayap, lihat Pasal 05 Spesifikasi ini.

3. Syarat - Syarat Pelaksanaan

a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola
layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.
b) Kontraktor wajib untuk membuat shop drawing secara lengkap yang mengacu pada Gambar
tender dengan memperlihatkan seluruh type, detail, angkur, perkuatan juga sambungan-
sambungan, bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana
c) Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui
oleh Pengawas.
d) Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.
e) Untuk pekerjaan kayu halus semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus
menggunakan mesin.
f) Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya yang
tidak disetujui Pengawas.
g) Untuk kayu yang akan dicat, permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi
dempul atau sejenisnya dengan warna sama dengan warna kayu yang telah
disetujui Pengawas.
h) Tidak diperkenannkan ada pemakuan pada permukaan kayu yang terlihat.
i) Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima
finish.
j) Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenisnya, kecuali atas persetujuan Pengawas.
k) Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
l) Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Jika
ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawab
Kontraktor.
m) Semua pekerjaan berupa baut plat penyambung harus digalvanisasi dengan
ketebalan minimal 18 micron sesuai dengan NI-5.
n) Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan
benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan yang terlihat maupun tersembunyi,
adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui
oleh Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
o) Pekerjaan kayu yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi dan beton harus
diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
p) Untuk pekerjaan kayu lemari built in seperti tertera pada gambar harus memenuhi syarat
sebagai berukut:

- Kayu harus di kerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan oleh Pengawas.
- Semua bagian-bagian kayu yang terlihat ( exposed ) harus difinish,termasuk semua
permukaan yang terlihat apabila pintu ditutup atau dibuka .
- Kontraktor harus mengajukan contoh material dan contoh finishing untuk
disetujui Pengawas.

C. Pekerjaan Langit-Langit Calsiboard 2.4x1.2 M

1. Lingkup Pekerjaan

• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
• Pekerjaan ini meliputi rangka hollow 4x4cm untuk rakitan papan calsiboard yang tidak
menahan beban.
• Rakitan papan Calsiboard yang dipasang pada rangka hollow.
• Calsiboard 2.4x1.2m

2. Persyaratan Bahan
• Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari yang
diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754.
• Semua rangka kayu harus sesuai spek,
• Ketebalan papan calsiboard adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk,
dengan ketebalan 4 mm sesuai denag ASTM C 80. Untuk sistem aplikasi dan jarak
rangka sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana dan Pengawas .
• Calsiboard yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 36.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan :

a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar


yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail. (Titik-titik
lampu, ditunggu, return air grill, acces panel dsb.)
b) Kontraktor wajib membuat shop drawing secara lengkap dengan memperlihatkan lay out,
type dari gypsum panel detail angkur, perkuatan juga sambungan-sambungan, bukaan
dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling gypsum.
c) Kontraktor membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana dan Pengawas.
d) Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
e) Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f) Desain dan produk dari sistem langit-langit harus mendapat persetujuan dari Perencana
dan Pengawas.
g) Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk
itu.
h) Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan
ketentuan Kontraktor.
i) Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan).
j) Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib
menanyakan hal ini kepada Perencana dan Pengawas.
k) Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktoruntuk memperbaiki
sampai disetujui oleh Perencana dan Pengawas dengan seluruh biaya ditanggung oleh
Kontraktor.

D. Pekerjaan Pengecatan

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk melaksanakan
pekerjaan pengecatan pada seluruh permukaan plesteran bata, beton, baja / metal
termasuk pipa-pipa serta permukaan-permukaan lain yang ditentukan dalam gambar
rencana maupun rincian anggaran biaya.
b. Pengecatan semua permukaan dan area yang pada gambar tidak disebutkan secara khusus,
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan maupun penyempurnaan / pengulangan cat karena belum rata, berubah warna &
sebab-sebab lainnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang pada gambar tidak disebutkan secara
khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasanmaupun penyempurnaan / pengulangan cat karena belum rata,
berubah warna & sebab-sebab lainnya.

2. Standar Dan Persyaratan


a. Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standard sebagai berikut :
- NI–3–1970
- NI–4–1972
- ASTM D – 3363 (powder coating)
- A 153 (galvanizing)
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis
pada bidang bidang transparant ukuran 30x60 cm. Dan pada bidang bidang tersebut
harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan
(dari cat dasar s/d lapisan akhir).
c. Semua bidang contoh tersebut diperhatikan kepada Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan dan Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan. Jika contoh contoh tersebut
telah disetujui secara tertulis oleh Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan dan Direksi
Lapangan, barulah Penyedia Jasa Konstruksi melanjutkan dengan pembuatan mock up
seperti tercantum diatas.
d. Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang bidang tersebut

akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang
bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Penyedia Jasa
Konsultansi Pengawasan.
e. Jika masing masing bidang tersebut telah disetujui oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan dan Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan, bidang bidang ini akan dipakai
sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

3. Pengecatan Kolom dan Balok Selasar

a. Persyaratan Bahan
1) Cat yang digunakan adalah Cat Exterior (Weathershield) dengan kemampuan tahan
cuaca dan jamur.
2) Dapat memakai produk ex Catylac atau Setara
3) Menggunakan plamir
4) Warna akan ditentukan Kemudian.

b. Persyaratan Pelaksanaan
1) Yang termasuk pekerjaan cat adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau
bagian-bagian yang lain yang ditentukan gambar.
2) Untuk warna-warna yang sejenis, Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
3) Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.

E. Pekerjaan Kanopi

1. Lingkup Pekerjaan

• Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
• Pekerjaan ini meliputi rangka Pipa Galvanis uk.1,5-2” untuk rakitan rangka kanopi.
• Rakitan pipa disambung secara pengelasan.

2. Persyaratan Bahan
Calsiboard yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 07-7033-2004 Galvanisasi

BAB IV
PEKERJAAN INTERIOR

A. Pekerjaan Lantai Karpet

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet tile sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.

2. Persyaratan Bahan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi area seluruh lantai karpet tile sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
- Bahan Carpet Tile adalah CA.1 = ex C & A tipe Moxie.
- Bahan Carpet Tile adalah CA.2 = ex C & A tipe Mayhem.
- Bahan Carpet Tile adalah CA.3 = ex C & A atau setara.
Ketiga bahan carpet tile di atas memiliki beberapa persyaratan, yaitu:
Product definition/construction :
- tufted textured loop
- Yarn / fibre : 100 % Nylon
- Colour system : Solution / Yarn Dyed
- Pile thickness : 3,50 mm – 5,00 mm
- Tile size : 450 x 450 mm – 500 x 500 mm
- Backing structure : Synthetic
- Protective treatment : soil / stain protection
- Face weight : 25 oz – 30 oz , untuk tipe carpet CA1 dan CA.2
- Face weight : 20 oz – 25 oz , unutk tipa carpet CA.3.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Pelaksana harus meneliti keadaan permukaan lantai sebelum pekerjaan dimulai.


2) Permukaan lantai harus dalam keadaan kering, rata, bersih dan bebas dari cacat
3) Pelaksana harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi lapangan bila keadaan
lapangan tidak memuaskan untuk penyelesaian pekerjaan secara sempurna. Pekerjaan tidak
boleh dimulai bila kerusakan / kekurangannya belum diselesaikan.
4) Permukaan dasar lantai karpet (leveling screed) harus cukup halus, rata dan datar.
5) Pemasangan karpet harus dilaksanakan sendiri oleh suppliernya, sebagai orang yang ahli di
dalam bidang tersebut.
6) Setiap pertemuan lantai karpet dengan material lain, harus diberi list pancing dari profil
aluminium atau material lain sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar detail rencana.
7) Hasil pemasangan karpet harus rata, kuat, tidak menggelembung dan bebas noda akibat
pekerjaan lain. Sambungan-sambungan yang terjadi harus rapi dan tidak terlihat.
8) Setelah pemasangan, seluruh karpet harus dibersihkan dengan alat vacuum dan siap untuk
dipakai. Apabila masih ada pekerjaan lain di lokasi yang sudah dipasang karpet, harus diberi
pelindung/proteksi agar tidak rusak dan kotor. Pelaksana/kontraktor bertanggungjawab atas
kerusakan-kerusakan yang terjadi.
9) Untuk setiap jenis dan warna dari bahan-bahan lunak disediakan sisa minimal sebesar 5%
untuk cadangan penggantian apabila ada kerusakan dan diserahkan kepada pihak Pemberi
Tugas.

B. Pekerjaan Wallpaper

a) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan wall Paper pada bidang partisi, panel dan
plafon/ceiling sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/MK.

b) Persyaratan Bahan

1) Bahan wall Paper adalah ex Goodrich/setara, tipe GE 3014, untuk tipe WC.1.
2) Bahan wall Paper adalah ex Goodrich/setara, tipe AZ 119 SU, untuk tipe WC.2.

c) Syarat-syarat Pelaksanaan

1) Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata,
kering dan bersih (bebas debu dan kotoran lainnya).
2) Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.
3) Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh
yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
4) Semua bagian wall paper, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertikal
dengan wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.
5) Pemotongan wall cover harus dilakukan secara hati-hati dan rapih dengan menggunakan
alat potong (cutter) yang tajam.
6) Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK.

C. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela Dan Dinding Partisi Kaca

1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan konstruksi Alumunium sebagai


rangka untuk semua bagian antara lain kusen, pintu kamar mandi, jendela ruangan dan
dinding kaca kecuali yang bersentuhan langsung dengan area basah seperti kamar mandi
atau tempat wudhu.
2. Untuk semua sekat ruangan menggunakan partisi kaca tebal 10 mm dengan ukuran sesuai
dengan gambar disain
3. Untuk pintu-pintu menggunakan kaca tempered tebal 10 mm + floor hinges dan fitting
memakai merk dorma/dexon/setara. Pintu Kaca yang dipakai sudah dipabrikasi termasuk
lubang-lubangnya sudah terpabrikasi. Pemasangan pintu yang memakai kaca + frame
aluminium dengan kualitas terbaik dan harus sesuai dengan gambar disain serta
mendapat persetujuan Pengawas pekerjaan.
4. Jendela-jendela yang peruntukannya dalam interior menggunakan rangka aluminium dan
disesuaikan dengan gambar disain atau eksisting yang ada dan terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan pengawas pekerjaan atau Pemberi pekerjaan.
5. Handle stainles menggunakan kualitas kelas 1 sesuai gambar terlebih dahulu
diperlihatkan kepada Pengawas/Pemberi pekerjaan sebelum pemasangan.
6. Untuk semua dinding kaca menggunakan kaca tempered + kusen aluminium tebal kaca
10 mm dengan kualitas sama dengan pintu kaca dan sudah terpabrikasi dari segi dimensi
dan siap pasang. Untuk seluruh dinding kaca/partisi kaca, bahan/mutu yang digunakan
harus kualitas baik serta mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
7. Pada pekerjaan daun pintu menggunakan kayu multipleks dengan ketebalan sesuai pada
gambar teknis ataupun pada analisa pekerjaan pintu dan diberi lapisan HPL dengan
kualitas kelas I, HPL yang digunakan terlebih dahulu harus diperlihatkan sebelum
dipesan untuk mendapat persetujuan dari Pengawas/Pemberi pekerjaan
8. Handle stainles menggunakan kualitas kelas I sesuai dengan gambar disain dan terlebih
dahulu diperlihatkan kepada Pengawas/Pemberi pekerjaan sebelum pemasangan
9. Untuk semua ukuran/dimensi dan bentuk pintu harus mengacu ke gambar disain baik
menyangkut warna maupun spesifikasi yang akan digunakan.
10. Untuk Semua Kelengkapan Pintu dapat dilihat dan harus sesuai dengan yang tertera pada
alnalisa per item pekerjaan pintu yang dikerjakan
11. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidang tersebut di atas.
12. Pekerjaan yang ternyata dilaksanakan berdasarkan gambar-gambar yang belum/tidak
disetujui oleh Perencana/Konsultan Pengawas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Untuk itu berhak menolak dan menginstruksikan kepada pihak pelaksana untuk
membongkar pekerjaan tersebut. Semua kerugian yang diakibatkan oleh hal-hal diatas
menjadi tanggung jawab Kontraktor
13. Untuk mendapat Persetujuan Perencana/Konsultan Pengawas maka Pihak Pelaksana
harus mengajukan contoh-contoh (sample) untuk bahan-bahan yang akan didatangkan
dan dipakai berupa contoh-contoh jendela/pintu-pintu alumunium lengkap dengan semua
hardware, weather strip, angkur dan peralatan lainnya. Semuanya dalam keadaan telah
finish.
D. Pekerjaan Aksesoris Pintu Dan Jendela

1. Semua asesoris pintu dan jendela harus kualitas baik dengan menggunakan merk
dorma/dexon/setara sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan sedangkan untuk kunci-kunci
pintu dan handle jendela menggunakan kualitas yang baik dan terlebih dahulu mendapat
persetujuan Pengawas pekerjaan/Pemberi pekerjaan. Kontraktor harus memperlihatkan
contoh tiap asesoris pintu dan jendela kepada Pengawas Pekerjaan sebelum melakukan
pemesanan.

2. Sekrup-sekrup untuk pemasangan harus dari bahan yang cocok dengan asesoris pintu dan
jendela. Tidak diperkenankan untuk memasang mati sekrup-sekrup, cukup dengan
membor lubang untuk sekrup. Semua sekrup yang rusak pada waktu pemasangan harus
diganti.
BAB IV
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

- PEKERJAAN INSTALASI KELISTRIKAN

1. Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera dalam spesifikasi
ini, namun Penyedia Jasa Konstruksi tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan yang tertera di dalam gambar – gambar Penyedia Jasa Konsultansi
Perencanaanan dan dokumen tambahan seperti yang tertera di dalam berita acara
Aanwijzing.
a. Melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan saklar.
b. Menyediakan dan memasang semua armature lampu penerangan dalam dan luar
bangunan.
c. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing
d. Melakukan pengetesan dan training
e. Melaksanakan mengurus surat jaminan Instalasi sesuai aturan yang berlaku

2. Standar yang Dipakai


Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai pemasangan, penyimpanan, transportasi,
pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
a. Dalam melaksanakan instalasi ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti :
1) Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
2) VDE, ISO, LMK, SNI, dan peraturan lain yang terkait dengan pekerjaan instalasi
listrik
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
ada seperti :
1) Persyaratan Umum.
2) Spesifikasi Teknis.
3) Gambar Rencana.
4) Bill of item
5) Berita Acara Aanwijzing.
c. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
d. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk penerangan pada area selasar dan
tempat parkir sepeda motor.
e. Persyaratan Penyedia Jasa Konstruksi Listrik.
f. Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana harus mempunyai SIKA-PLN golongan D yang
masih berlaku.
g. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung anti
karat.
h. Sistem tegangan 220 V / 380 V, 3 phase, 50 Hz, instalasi penerangan dan stop
kontak 220 V – 1 phase – 50 Hz.

3. Spesifikasi Bahan dan Peralatan


a. Kabel Listrik
Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
- Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt.
- Inti penghantar tembaga.
- Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
- Jenis kabel : NYA dan lain-lain sesuai gambar rencana.
- Merek kabel : Eterna, Superme, Metal, Kabelindo atau setara.
b. Pipa dan Fitting
1) Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dilaksanakan dalam pipa dan
fitting-fitting High Impact Conduit PVC .
2) Sparing menggunakan pipa PVC yang ukurannya 2 tingkat di atas diameter kabel
instalasi.
3) Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible
jenis PVC.
4) Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan, penyambungan, harus
menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbouw, T-doos, croos-doos
dan diberi warna untuk memudahkan maintenance.
5) Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan dengan pemasangan
sparing kabel.
6) Semua sambungan menggunakan terminal.
c. Saklar
Mekanisme saklar dengan rating 10 A – 250 volt dengan warna dasar putih, jenis
pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam suplai sakelar harus lengkap
dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
d. Armature Lampu Down Light diameter 4”
- Merk: Philips, Panasonic, Artolite Atau Setara
- Terminal Grounding pada badan.
- Baut expose dengan kepala khusus.
- Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.

4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
1) Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya
sesudah mendapat Surat Perintah Kerja ( SPK ). Dan bisa mengajukan usul-usul
kepada Konsultan MK, apa yang perlu diatur kembali agar semua instalasi
maupun peralatan dapat ditempatkan dan bekerja sempurna.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah
pengukuran, meneliti peil – peil dalam proyek menurut keadaan
sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data
kepada Konsultan MK.
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi phisik 0%- 25% - 50% - 75%
dan 100%.
2) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat gambar kerja yang memuat gambar
denah, potongan dan detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan
mendapat persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus selalu kordinasi dengan Penyedia Jasa
Konstruksi lain, sehingga pemasangan instalasi dan peralatan dapat dilakukan
tanpa terjadi chrosing.
4) Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan.
b. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
1) Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi di klem ke plat beton atau di
klem dengan pelindung conduit.
2) Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang recessed mounted ke kolom
atau tembok. Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan
tertentu. Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai
3) Di halaman instalasi terpasang sebagai berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang minimal 60 cm di
bawah permukaan tanah.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang 80 cm dibawah
permukaan tanah dengan menggunakan pelindung pipa galvanis.
4) Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M
kemudian doos tersebut ditutup.
5) Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.

c. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan listrik harus diberi pentanahan. System pentanahan baik
peralatan electronik, motor pompa, panel litrik, Genset dan sebagainya minimal 2
ohm

5. Pengujian Pekerjaan
a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh hasil yang
akurat, Bila diperlukan peralatan dapat diminta oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Pengawasan untuk diuji ke Laboratorium.
b. Tahap – tahap pengujian adalah sebagai berikut :
1) Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji system
kerjanya sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
2) Semua kabel instalasi sebelum terbebani harus diuji dengan Marger.
3) Semua penerangan lampu dalam ruang harus diuji dengan lux meter.
4) Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dan tidak terjadi kesalahan
sambung
5) Pengujian dilakukan bersama Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan dan dibuat
berita acara hasil test.

6. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


a. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
1) Menyerahkan as built drawing pekerjaan listrik .
2) Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.( Akli, Konsuil)
3) Menyerahkan Brossure, operation dan maintenance manual.
4) Menyerahkan hasil pengetesan.
b. Setelah menyerahkan tahap I, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan masa
pemeliharaan secara Cuma-Cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan pada
persyaratan umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan baik

dan bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan atau peralatan


harus diperbaiki dan bila perlu diganti baru.
c. Setelah menyelesaikan tahap I, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan masa
jaminan selama 12 bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja
sempurna.
d. Setelah menyerahkan tahap I, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melatih dan
membantu mengoperasikan instalasi dan peralatan yang terpasang

7. Rekomendasi Produk.
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Penyedia Jasa Konstruksi
dimungkinkan untuk mengajukan altematif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Penyedia Jasa Konstruksi baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah ;

a. Kabel Tegangan Rendah


• Kabel Instalasi :NYA 2x2.5 mm2
• Merk :Eterna, Supreme, Kabelindo Atau Setara
b. Pipa Conduit
• Konduit :PVC-E19 ex. Legrand, Clipsal EGA atau Setara

c. Fitting-Fitting Lampu
• Inbow LED Lamp
Armature : Downlight 4” ex. Philips, Panasonic, Artolite atau Setara
Fixture : LED 10 Watt.
Armature : Downlight 4” ex. Philips, Panasonic, Artolite atau Setara
Fixture : FBS 11.
• Outbow LED Lamp
Armature : Dowlight Panel ex. Philips, Panasonic, Artolite atau Setara
Fixture : 12 Watt Hilled (Kotak).
• Exhaustfan
Armature : Panasonic atau Setara
BAB VI
PENUTUP

A. Umum

1. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang betul-betul
termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam Rencana kerja
dan Syarat- syarat Pekerjaan (RKS) ini harus diselenggarakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi seperti benar-benar disebut.
2. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya maka tetap
diadakan/ dikerjakan Penyedia Jasa Konstruksi.
3. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
Pemberi Tugas, Unsur Teknis, Direksi/ Pengawas dan Konsultan Penyedia Jasa Konsultansi
Perencanaan

B. Penyerahan Pekerjaan Dan Perbedaan Pernyataan Dokumen

1. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa Konstruksi wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, halaman harus ditata rapih dan
semua barang yang tidak berguna maupun sisa-sisa bahan bangunan beserta alat bantu kerja
harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan
pekerjaan sebaik mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II dilaksanakan,
pekerjaan benar-benar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian dalam rapat
penjelasan (Aanwijzing).
5. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil seluruh
pekerjaannya, oleh karena itu apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan atau ketidak
sesuaian dalam pekerjaan pelaksanaan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib memberitahukan
terlebih dahulu kepada Direksi/ Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan/ Konsultan MK.
6. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang terlebih dahulu harus
diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi. Semua material dari hasil
alam akan diperiksa oleh Direksi pada saat didatangkan di lapangan. Material-material yang
tidak disetujui harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat 2 kali 24 jam. Bila
Penyedia Jasa Konstruksi tidak mengindahkan Direksi berhak menyelenggarakannya atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
7. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan didalam
RKS dan Gambar maupun Berita acara Aanwijzing, tetap harus diselenggarakan oleh dan
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
8. Apabila ada perubahan pernyataan yang terdapat dalam RKS ini, akan dituang dalam
Lembaran Berita Acara Aanwijzing, maka pernyataan yang ada sebelumnya dalam RKS
dianggap tidak berlaku dan mengacu pada Lembaran Berita Acara Aanwijzing, dan apabila
terdapat perbedaan-perbedaan :
- Antara gambar-gambar dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Pekerjaan,
maka RKS. lah yang mengikat.

- Antara gambar, RKS dan Berita Acara Aanwijzing (BAA), maka BAA lah yang
mengikat.
- Antara gambar, RKS, BAA dan Berita Acara Site Meeting (BASM), maka BASM
lah yang diikuti.
- Antara gambar yang di skala dengan ukuran yang tertulis, maka ukuran yang
tertulislah yang diikuti.
- Antara kode gambar dengan keterangan yang tertulis, maka keterangan yang
tertulislah yang diikuti.
- Antara gambar rencana berskala kecil dengan gambar berskala besar (Detail), maka
gambar Detaillah yang diikuti.
- Bila pada gambar tercantum tetapi pada RKS, BAA maupun BASM tidak tertulis,
maka gambarlah yang diikuti.
- Bila pada RKS tertulis tetapi pada gambar tidak tercantum dan pada BAA maupun
BASM tidak diterangkan, maka RKS lah yang diikuti.
- Bila dijelaskan pada BAA tetapi pada gambar, RKS maupun BASM tidak
tercantum, maka BAA lah yang diikuti.
- Bila ditulis dalam BASM tetapi pada gambar, RKS maupun BAA tidak ditulis,
maka BASM lah yang diikuti.

C. Dokumen Pelaksanaan

1. Dokumen Kontrak Pelaksanaan yang dianggap mengikat dalam hubungan kerja ini adalah
- Dokumen Pelelangan yang terdiri dari : Rencana Kerja dan Syarat-syarat pekerjaan
(RKS) beserta gambar-gambar Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaanan.
- Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan semua Berita Acara
Pelelangan.
2. Termasuk dalam ketentuan diatas, berlaku pula ketentuan berikut :
- Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab kepada pemberi
tugas.
- Pelaksana Pekerjaan/Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperbolehkan mengalihkan
seluruh hak dan kuajibannya atas pekerjaan yang menjadi tugasnya kepada
Pihak/Penyedia Jasa Konstruksi lain.
- Dalam melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi harus tunduk pada
peraturan per undang-undangan yang berlaku.
3. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah tersebut dalam gambar dan RKS, bila ternyata
masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak tersebut dalam gambar dan
RKS atau kedua-duanya maka pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
4. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu bisa subsitusi merk lain asal
sekualitas / sejenis dan mendapat persetujuan Pengawas.
5. Pada prinsipnya Penyedia Jasa Konstruksi tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat
dalam RKS ini, namun harus ada upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini sebaik
mungkin.

Anda mungkin juga menyukai