SYARAT-SYARAT TEKNIS
II.6. Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas Bahan/Produk kepada Direksi Pekerjaan harus
diserahkan Contoh dari Bahan / Produk tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jumlah Contoh :
1). Untuk Bahan / Produk yang tidak dapat diberikan sesuatu Sertifikat Pengujian yang
dapat disetujui / diterima oleh Direksi Pekerjaan sehingga perlu untuk diadakan
Pengujian, maka kepada Direksi Pekerjaan harus diserahkan sejumlah Bahan /
Produk sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Standar Prosedur Pengujian, untuk
dijadikan Benda Uji guna diserahkan kepada lembaga Penguji yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan.
2). Untuk Bahan / Produk yang mempunyai Sertifikat Pengujian, maka harus
diserahkan 2 (dua) buah contoh , yang masing-masing disertai dengan salinan
Sertifikat Pengujian yang bersangkutan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
III.2. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan semua keperluan guna pelaksanaan pekerjaan yang sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk sarana bantu seperti alat-alat penarik dan
pengangkat, andang-andang dan sebagainya.
1. Peralatan yang digunakan harus baik dan bisa beroperasi dengan lancar. Semua peralatan
yang rusak harus diperbaiki di luar lokasi proyek atau dikoordinasikan dengan Pengguna
Jasa.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran perjalanan alat-alat berat. Yang
melalui jalanumum agar tidak mengganggu lalu lintas.
3. Pengawas atau Direksi Pekerjaan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan yang
tidak sesuai / tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan sudah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat-alat
tersebut dan memperbaiki semua kerusakan yang diakibatkannya serta membersihkan
bekas-bekasnya.
5. Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas. Kontraktor harus menyiapkan
tenda - tenda untuk para pekerja waktu hujan.
V.2. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang diikuti.
V.3. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka gambar yang
diikuti.
V.4. Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan RKS, baik tentang
mutu bahan maupun konstruksi, maka rekanan wajib bertanya kepada Pengawas secara
tertulis.
V.5. Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali semua dokumen yang ada
untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
V.6. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
VI. PELAKSANAAN
VI.1. Rencana Pelaksanaan
1. Pada saat akan dimulai pelaksanaan di lapangan, atau setelah menerima SPK dari
Pemimpin Proyek, rekanan harus segera mengadakan persiapan termasuk pembuatan
jadwal pelaksanaan berupa ’Bar Chart’ dan ‘Network Planning’ selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari setelah dikeluarkan SPK, yang berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan,
waktu yang direncanakan yang disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam
kontrak, dan harus disahkan Pengawas/Direksi dan Pimpinan Proyek.
2. Kontraktor harus memasukkan kembali perbaikan atas ’Bar Chart’ dan ’Network
Planning’ apabila Direksi Pekerjaan meminta diadakannya perbaikan / penyempurnaan
atas ’Bar Chart’ dan ’Network Planning’ tersebut, paling lambat 4 (empat) hari sebelum
dimulainya waktu pelaksanaan.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan pekerjaan sebelum adanya
persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas Rencana kerja tersebut.
4. ’Bar Chart’ dan ’Network Planning’ tersebut harus selalu berada di lokasi pekerjaan agar
perkembangan hasil pekerjaan di lapangan bisa diikuti dan diberi tanda garis tinta merah.
Bila terdapat/terlihat ada hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-
langkah penanggulangannya.
VI.4. Dokumentasi
1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya
ke pihak Direksi Pekerjaan dan ke pihak lain yang memerlukan.
2. Yang dimaksud dokumentasi dalam pekerjaan ini adalah :
Laporan-laporan perkembangan Foto-foto tersebut menggambarkan kemajuan proyek.
IX.6. Dalam pelaksanaan proyek, rekanan berkewajiban menjaga agar tidak mengganggu proses
kegiatan aktivitas kerja pada Kelurahan Pagesangan.
IX.7. Apabila terjadi kehilangan di kantor disebabkan oleh pekerja rekanan, maka hal itu menjadi
beban dan tanggung jawab rekanan.
XI.2. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum
yang cukup bersih ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya. Air untuk keperluan bangunan
selama masa pelaksanaan bisa menggunakan/menyambung pipa air yang telah ada dengan
meteran air tersendiri (guna perhitungan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan
tawar. Bila kondisi air meragukan Direksi, harus diperiksakan pada laboratorium.
XI.3.
XI.4. Kecelakaan. Bila terjadi kecelakaan pada pekerja Pemborong saat pelaksanaan, Kontraktor
harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban dengan biaya
pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Pemborong. Kejadian tersebut harus segera
dilaporkan pada Jawatan Perburuan dan Direksi.
XI.5. Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang selalu
tersedia setiap saat dan berada di Direksi keet.
XIII.2. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik.
Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak.
XIV.2. Pemberi Tugas boleh (tetapi tidak secara tak adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah
yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
XV.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis
dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
XV.3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah tidak sah
dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
XVI.2. Penyerahan.
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.
2. Untuk peralatan / perlengkapan :
1). 2 (dua) set Pedoman Operasi ("Operation Manual") dan Pedoman Pemeliharaan
(Maintanance Manual).
2). Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
1). Semua kunci orsinil.
2). Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
3). Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal
Pajak dan lain-lain).
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pekerjaan.
B. PEKERJAAAN PERSIAPAN
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
I.1. Pengukuran tanah kembali
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon, letak batasbatas tanah dengan alat-alat yang sudah tertera kebenarannya.
2. Ketidak-cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan
keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat- alat
waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung-jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpas beserta Petugas yang melayaninya
untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Pengawas selama Pelaksanaan Proyek.
5. Pengukuran sudut siku prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Direksi Pengawas.
6. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas / Direksi Pekerjaan agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar Rencana dan Persyaratan Teknis.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
2. Pekerjaan Urugan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai
dengan spesifikasi.
2. Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah urugan
harus baik, bersih dan bebas dari sisa kotoran, rumput atau akar-akar lain-lainya.
3. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis hingga benar – benar padat.
4. Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat
persetujuan tertulis dari Pengawas.
2. Tulangan
1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan berprofil dengan mutu baja U 39 atau fy =
390 MPa yakni bagian tulangan yang didalam gambar perencanaan ditandai dengan huruf
D untuk diameter pengenalnya.
2. Baja tulangan tambahan/ pelengkapnya adalah baja tulangan polos dengan mutu baja U 24
atau fy = 240 MPa, yakni yang didalam gambar perencanaan ditandai dengan symbol Ø
sebagai kode diameter.
3. Baja tulangan harus dari produksi “Krakatau Steel” , atau bila kontraktor pelaksana
mengajukan produk lain, maka sebelum dilaksanakan harus dilakukan pengujian
laboratorium lebih dahulu menurut proses teknis yang berlaku, dan biaya pengujian
sepenuhnya harus ditanggung kontraktor pelaksana dan sudah harus dianggaptelah
termasuk di dalam factor-faktor penawaran.
4. Baja tulangan yang didatangkan di lapangan pekerjaan tidak diperkenakan langsung
dikerjakan sebelum mendapatkan pembenaran / persetujuan dari direksi (konsultan
pengawas).
5. Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada / sulit ditemukan
dipasaran, kontraktor pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin secara tertulis
yang dilampiri dengan rencana perubahan beseta perhitungan teknisnya. Bila direksi
melakukan, kontraktor pelaksana dapat melaksanakannya sesuai dengan ijin direksi.
6. Perlakukan pelaksanaan tulangan (penyambungan, pembengkokan, pemasangan tulangan
lewatan, dan lain-lain) harus memenuhi PBI 1971.
7. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton decking
yang jumlah, penempatan dan mutunya harus disetujui direksi (konsultan pengawas).
8. Ketebalan beton decking untuk semua bagian konstruksi minimal harus mencapai 50 mm.
9. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran beton harus
bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran-kotaran lain yang dapat mengurangi
daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
10. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (rust remover)
yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan. Untuk penggunaan bahan
kimia tersebut kontraktor harus memperoleh petunjuk yang jelas dari produsen dan
persetujuan dari pengawas.
11. Sebelum dilakukan pekerjaan tulangan, dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pengecekan
bahan pada tulangan yang akan dipergunakan.
3. Adukan Beton
1. Adukan beton harus memenuhi mutu karekteristik beton K.225 sesuai dengan rekomendasi di
dalam PBI 1971.
2. Sebelum mix design dilakukan kontraktor pelaksana harus melaksanakan pengujian agregat di
laboratorium. Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design)
harus telah mendapatkan rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding
pemeriksaan untuk agregat yang didatangkan di lapangan pekerjaan.
3. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan
ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan volume (bukan berat)
yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran bahan dilapangan pekerjaan.
4. Selain persyaratan diatas, kontraktor pelaksana diharuskan menggunakan beton siap tuang
(ready mixed concrete) dari perusahaan yang bersedia untuk :
• Memenuhi pesyaratan pengujian adukan dilapangan pekerjaan oleh direksi.
• Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan direksi sesuai prosedur
teknik pengambilan sample.
• Diuji benda-benda ujinya dilaboratorium lain di luar laboratoriumnya sendiri.
Jika kondisi lahan tidak memungkinkan untuk melakukan mobilisasi dan demobilisasi
kendaraan beton siap tuang (ready mixed concrete), maka kontraktor pelaksana
diperbolehkan menggunakan beton manual dengan ketentuan pada saat pelaksanaan
kontraktor wajib meminta izin dari konsultan pengawas dan direksi.
4. Pengecoran Beton
1. Apabila kontraktor pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka kontraktor
harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi, kapan pengecoran dilaksanakan.
2. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
• Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan dan bikisting serta
pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah mendapatkan
persetujuan direksi melalui proses check list pekerjaan yang dilakukan oleh
pihak pengawas beserta direksi.
• Kontraktor telah menyediakan bahan, peralatan dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan, alat dan tenaga kerja.
• Kontraktor telah membuat schedule rencana pengecoran dan strategi pengecoran
berupa gambar tata letak bahan arah pengecoran.
• Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butiran a, b, dan c diatas
telah mendapatkan pembenaran dari direksi. Seluruh persiapan diatas apabila
telah disetujui secara tertulis oleh direksi berdasarkan pemeriksaan dan
penilaian dilapangan pekerjaan maka kontraktor dapat melaksanakan pengecoran.
5. Pemeliharaan Beton
1. Kontraktor pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap pengaruh sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
2. Kontraktor pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat dengan cara-
cara sebagai berikut :
• Semua bikisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara teratur
sampai dibongkar.
• Semua permukaan beton yang tidak terlinndungi oleh bikisting (misalnya permukaan
plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan pengikat awal
berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14 hari sejak saat
pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh direksi.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air / minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah bikisting
dibuka selama + 7 hari.
6. Pembongkaran Bekisting
1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
• Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai PBI 1971 Bab 5 ayat 8
• Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kerja
diatasnya bila hal tersebut akan dilakukan.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran kontraktor pelaksana harus mengajukan ijin
pembongkaran secara lisan kepada direksi (konsultan pengawas).
3. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bikisting harus segera diisi dengan mortar
beton sesuai campuran asal.
4. Akibat-akibat dari kekhilafan kontraktor pelaksana dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawabnya.
2. Persyaratan Bahan
Bahan lapisan / Cat dasar
1. Merk : Tennokote Weather Sport Court Coating ex. Setara.
2. Warna : Disesuaikan dengan permintaan Dinas.
3. Pengencer : Air bersih 6-10 %.
4. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat
dilakukan.
5. Sistem Pengecatan : 2 kali.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan :
a) Bahan-bahan yang di pergunakan, sebelum di gunakan terlebih dahulu harus di
serahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direks/Konsultan
Konsultan Perencana.
b) Kontraktor harus menyerahkan contoh hasil pengecatan dalam bentuk dami/contoh
kepada Direksi. untuk mendapat persetujuan.
c) Sebelum pengecatan di lakukan, Kontraktor di wajibkan membuat contoh-contoh
warna, untuk disetujui Direksi..Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan
terjadinya sentuhan benda - benda dan pengaruh pekerjaan - pekerjaan sekelilingnya
selama 2 jam.
d) Pekerjaan pengecatan tidak diperkenankan dilaksanakan dalam cuaca terik matahari
yang terlalu panas/hujan atau angin berdebu bertiup.
e) Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat dan sebagainya, harus tersedia dari
kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk melaksanakan pekerjaan ini.
f) Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum perkerjaan di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan
pemborong. Mockup yang disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan
dan penerimaan hasil perkerjaan ini.
• Pekerjaan Cat
Pekerjaan Cat besi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dipakai cat besi ex. Emco/ setara, warna ditentukan kemudian.
2. Sebelum pengecatan dilakasanakan semua permukaan pipa harus benar-benar bersih
dari segala kotoran dan sudah dalam kondisi dicat dasar.
3. Pengecatan dilaksanakan pada semua rangka besi dan cat harus rata sampai
permukaan benar-benar tertutup.
Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai didapat hasil
yang baik dan warna cat yang merata dengan pelaksanaan pengecatan sesuai
ketentuan standart dari pabrik.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Apabila pada permukaan yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka harus segera
dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran.
2. Pekerjaan Pengecatan.
Pekerjaan Cat besi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dipakai cat besi ex. Emco/ setara, warna ditentukan kemudian.
2. Sebelum pengecatan dilakasanakan semua permukaan pipa harus benar-benar bersih
dari segala kotoran dan sudah dalam kondisi dicat dasar.
3. Pengecatan dilaksanakan pada semua rangka besi dan cat harus rata sampai
permukaan benar-benar tertutup.
Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai didapat hasil
yang baik dan warna cat yang merata dengan pelaksanaan pengecatan sesuai ketentuan
standart dari pabrik.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Apabila pada permukaan yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka harus segera
dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran.
• Pekerjaan Cat
Pekerjaan Cat besi dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dipakai cat besi ex. Emco/ setara, warna ditentukan kemudian.
2. Sebelum pengecatan dilakasanakan semua permukaan pipa harus benar-benar bersih
dari segala kotoran dan sudah dalam kondisi dicat dasar.
3. Pengecatan dilaksanakan pada semua rangka besi dan cat harus rata sampai
permukaan benar-benar tertutup.
Seluruh pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan dengan baik sampai didapat hasil
yang baik dan warna cat yang merata dengan pelaksanaan pengecatan sesuai
ketentuan standart dari pabrik.
Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Apabila pada permukaan yang telah dicat terkena noda/kotoran, maka harus segera
dibersihkan.
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan pengecatan yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran.
H. QUALITY CONTROL
1. Pekerjaan Quality Control Baja Tulangan
❖ Bahan Baja Tulangan untuk pengujian
• Bahan baja tulangan ini kecuali ditunjuk atau disyaratkan lain harus sesuai dengan
PUBB 1965.
• Semua bagian baja tulangan yang digunakan harus dari jenis yang sama kualitasnya
sesuai dengan mutu desain baja tulangan.
• Batang baja tulangan harus bebas dari karat, lubang-lubang, bengkok, putiran dan
cacat perubahan lain.
• Batang baja tulangan disediakan sesuai penampang, bentuk, tebal, ukuran, berat dan
detail-detail lainnya sesuai gambar.
• Batang baja tulangan yang akan diuji minimal 3 (tiga) sampel untuk setiap diameter
tulangan yang ada di gambar.
2. Pekerjaan Quality Control Beton
a) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
• Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
• Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi Tabel 4.4.1 SK SNI T-15.1991.03.
• Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
• Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas
lapangan.
• Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan
disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristik Laporan tertulis tersebut.
• Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
b) Pengujian Dengan Menggunakan “Silinder“
Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan struktur bangunan
(Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok), pihak kontraktor harus membuat
percobaan test “silinder“ minimal 3 (tiga) sampel untuk masing masing bagian pekerjaan
dan minimal 1 (satu} sampel untuk setiap ready mix beton. Pelaksanaan percobaan yang
dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan silinder terbuat dari plat baja dengan
ukuran Dia.15 cm Tinggi.30 cm atau kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm, jika dalam
pengetesan laboratorium mutu beton yang diinginkan tidak tercapai maka harus diadakan
job mix design.
• Pemeriksaan Mutu Beton
Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
- Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut.
- Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda uji
berturut-turut berkurang.
- Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus dipakai
sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu diadakan perubahan
dalam campuran beton.
c) Pemeriksaan Benda Uji
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan
menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.
• Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan dalam 3 lapis
yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis ditumbuk 10 kali dengan
tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan ujung dibulatkan.
• Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara yang
sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum penggetar, maka
jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris kedalam setiap kubus tanpa
menyentuh dasarnya. Penggetaran harus dilanjutkan sampai permukaan adukan
beton nampak mengkilap oleh air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan
diadukkan.
• Benda uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan ditutupi dengan
karung basah selama 24 jam.
• Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus ditentukan dengan
ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton juga harus ditentukan, maka
berat beton harus ditentukan dengan ketelitian sampai ratusan gram.
• Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukkan oleh
pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai ± 3 % pada setiap
pembebanan diatas 10 % dari kapasitas maksimum.
3. Akses, Pagar Pengaman, Barrier, Perlindungan pada bangunan yang sudah ada dan lingkungan
sekitar.
a. Akses Keluar Masuk Proyek
- Akses kerja adalah area kantor proyek, area pabrikasi, area yang dikerjakan dan akses/jalur
yang menghubungkan ketiga-tiganya. Direncanakan dan disiapkan terlebih dulu sebelum
digunakan.
- Tersedia pintu masuk dan pintu keluar, baik untuk rutin dan darurat di kantor proyek serta
terjaga dengan baik.
- Ada batas atau tanda peringatan atau pagar yang memberi tanda area kerja kantor proyek,
pabrikasi area kerja lapangan dan jalur/akses penghubung terhadap area umum masyarakat.
- Jalan dan jalur lintas pekerja diberi batas dan pengaman serta tanda peringatan yang jelas,
terutama yang bersinggungan dengan Pekerja Konstruksi dan atau masyarakat umum
b. Pagar Pengaman Proyek, Barier, Barikade.
Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kasus terbunuh didalam konstruksi. Kontraktor
harus membuat setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan jauh dari kejadian tersebut. Sebagai
persyaratan umum, ketika bekerja di lokasi yang lebih tinggi dari 2 meter, perlindungan dari
kejadian jatuh harus disediakan. Sisi terbuka atau tepi tempat kerja atau jalan harus dibarikade
dengan bahan yang dapat menahan kekuatan lahiriah 100kg, papan pijakan kaki dan jaring
pengaman harus disediakan juga. Pipa tubular adalah satu-satunya bahan yang diperbolehkan
untuk digunakan sebagai barikade dan pagar. Perimeter ditutup dengan signage peringatan di
atasnya.
c. Perlindungan Pada Bangunan Sudah Ada dan Lingkungan Sekitar.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan perlindungan terhadap Pihak Ketiga dan
pengawasan keamanan dalam hubungannya dengan pekerjaan. Kontraktor akan menyediakan
perlindungan seperlunya untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kehilangan dari :
- Semua pekerjaan dan orang yang mungkin berkepentingan dalam pekerjaan.
- Semua pekerjaan dan bahan-bahan serta alat perlengkapan yang harus ditempatkan dengan
aman dibawah pengawasan Kontraktor atau salah satu Sub Kontraktor.
- Harta benda ditapak pekerjaan atau yang berbatasan dengan pekerjaan.
- Semua harta benda milik orang lain atau Pihak ketiga disekitar lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus mematuhi semua hukum, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
mengenai keamanan orang, harta benda dan melindungi dari kerusakan, cidera atau kehilangan.
Kontraktor diharuskan memperbaiki dan mengganti kerugian, apabila ternyata lalai terhadap
kewajiban yang disebutkan diatas.
4. Kebersihan harian, Pembersihan lokasi proyek, pembuangan sisa material keluar lokasi Proyek.
Kontraktor harus, menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang penuh terhadap kebersihan
proyek dari hari kehari, pengendalian kebersihan lingkungan dan pengaruhnya lingkungan dan
bahwa semua penyediaan sarana dan prasarana untuk pencegahan yang berhubungan dengan polusi
lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya dengan memperhatikan:
- Bahan, material yang berserakan harus dirapihkan baik sebelum, selama kerja dan setelah jam
kerja.
- Alat kerja, perkakas lainnya yang digunakan tidak boleh merintangi dan membahayakan akses
kerja dan disimpan setelah selesai jam kerja.
- Tempat sampah sesuai jenis sampah dan volume yang terjadi, selalu dibersihkan dan
dikumpulkan serta siap diangkut keluar proyek.
- Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk, harus ada jadual dan pembersihan yang rutin
- Tempat Kerja yang licin karena air, minyak, atau zat lainnya harus segera dibersihkan
- Semua orang wajib menyingkirkan paku yang berserakan, kawat/besi menonjol, potongan
logam yang tajam, semuanya yang dapat membahayakan.
- Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus melakukan penyiraman
secara teratur kepada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerilkil dan harus menutupi
truk angkutan dengan terpal.
- Jumlah bahan/material yang tersedia di lapangan untuk digunakan hari ini tidak berlebihan,
agar tidak mengganggu dan membahayakan akses kerja (selebihnya dikembalikan ke gudang
umum).
- Material sisa, bahan bongkaran dan sampah secara rutin dibawa keluar lokasi proyek dengan
persetujuan Konsultan MK diketahui Direksi.
Kontraktor menyampaikan rencana keselamatan Kontruksi sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi
bahaya di bawah ini.
c. Fasilitas Pekerja
- Air minum
Tersedia air minum untuk pekerja yang memenuhi standard kesehatan.
- Kantin Pekerja.
Kantin pekerja berada diluar lokasi proyek. tidak diijinkan makan dilokasi Proyek Konstruksi.
Kontraktor wajib menyediakan / Memasang Spanduk (Banner) K3 diarea Proyek guna untuk
mengedukasi para pekerja pentingnya K3 sebagaimana tercantum dalam RAB.
5). Atas penggantian dari klaim yang tergantung asuransi, Kontraktor harus segera memperbaiki
pekerjaan yang rusak, mengganti atau memperbaiki semua pekerjaan yang rusak atau hilang,
membersihkan segala puing yang ada dan menyelesaikan pekerjaan sampai selesai menurut
surat Perjanjian Pekerjaa Konstruksi. Dalam hal demikian Kontraktor hanya berhak menerima
penggantian biaya sejumlah yang diganti oleh asuransi.
SIA (Surat Ijin Alat) dan SIO (Surat Ijin Operator) adalah sertifikat kelayakan.
Perlu diperhatikan agar supaya meminimalkan resiko kecelakaan kerja pada pemakaian
Pesawat / Alat Angkat dan Alat Angkut, maka sebelum pemakaian setiap Pesawat / Alat
Angkat dan Alat Angkut dan pengaman atau perlengkapannya harus terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan dan pengujian, serta di operasikan oleh seorang Operator yang berkemampuan
dan cukup keterampilannya, untuk Pesawat / Alat Angkat dan Alat Angkut nya perlu dirawat
dengan baik dan teratur.
Secara terperinci mengenai Sertifikat SIA dan SIO termasuk kriteria yang sesuai dengan
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, dan Permennaker no.
PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat / Alat Angkat dan Alat Angkut (Forklift, Backoe,
Loaders, Truck, Excavators, Cranes, Dll ).
• PERSONIL K3
Definisi Petugas K3 dijelaskan dalam Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
adalah tenaga kerja teknis berkeahlian khusus yang ditugaskan untuk mengawasi ditaatinya
peraturan K3 di perusahaan. Regulasi tentang petugas K3 dijelaskan lebih spesifik dalam peraturan
menteri tenaga kerja transmigrasi dan koperasi No 3 tahun 1978 tentang persyaratan penunjukan
dan wewenang serta kewajiban pegawai pengawas keselamatan dan ahli keselamatan kerja pasal 3,
petugas K3 adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus di bidang K3, dan telah mengikuti
pendidikan K3 dari departemen tenaga kerja transmigrasi dan koperasi, serta mengetahui peraturan
perundangundangan tentang K3 dan mengetahui bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Fungsi petugas K3 dijelaskan dalam peraturan menteri tenaga kerja transmigrasi dan koperasi no 4
tahun 1987 tentang P2K3 dan tata cara penunjukan petugas K3. Petugas K3 berfungsi membantu
pimpinan perusahaan atau pengurus untuk menyelenggarakan dan meningkatkan usaha
keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan kerja, serta membantu pengawasan ditaatinya
ketentuan-ketentuan tentang peraturan perundangan bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Sebagaimana diatur dalam peraturan menteri tenaga kerja No 5 tahun 1996, fasilitas kesehatan
harus disediakan sebagai prosedur menghadapi insiden sebelum dilakukan perawatan lanjutan.
Ketentuan tentang fasilitas kesehatan dalam proyek konstruksi juga diatur dalam surat edaran
menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat No 66 tahun 2015 dimana fasilitas sarana
kesehatan yang harus disediakan meliputi: peralatan P3K, ruang P3K, peralatan pengasapan, dan
obat pengasapan.
• RAMBU - RAMBU
Rambu-rambu dan Tanda bahaya
Safety Sign/ Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah sebuah media visual berupa gambar
piktogram untuk ditempatkan di area proyek pekerjaan yang memuat pesan-pesan agar setiap
Pekerja selalu memperhatikan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Fungsi Safety Sign/
Rambu Keselamatan/ Rambu K3 adalah:
- Untuk diketahui larangan atau memenuhi perintah/ permintaan, peringatan atau untuk
memberi informasi
- Mencegah kecelakaan (mengisyaratkan terhadap suatu bahaya)
- Mengindikasikan lokasi perlengkapan keselamatan dan pemadam kebakaran
- Memberi arahan dan petunjuk tentang prosedur keadaan darurat.
Kontraktor wajib menyediakan Safety Sign / Rambu Keselamatan / Rambu K3 sesuai jumlah
yang ada pada RAB untuk hal hal tersebut diatas.
• LAIN - LAIN
Kontraktor wajib menyediakan / Memasang Bendera K3 seta Tiang bendera diarea Proyek guna untuk
Syarat pentingnya Prosedur K3 sesuai jumlah yang ada pada RAB.
(1) Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan, pekerjaan,
tidak disebutkan perkataan atau kalimat diselenggarakan oleh kontraktor, maka hal ini harus
dianggap seperti disebutkan.
(2) Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam RKS ini,
harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai hal yang disebutkan.
(3) Hal-hal yang tak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut pihak Pemimpin
Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam peraturan ini.