Sistem Proteksi Petir (SPP) yang akan diuraikan dibawah ini adalah SPP Eksternal,
yaitu sistem penangkal petir yang instalasi dan perlengkapan lainnya diletakkan
diluar struktur/bangunan, dimana SPP ekternal tersebut berfungsi sebagai
pelindung terhadap sambaran petir langsung.
Suatu SPP pada prinsipnya terdiri dari :
Kebutuhan proteksi petir ditentukan dengan cara klasifikasi area tempat bangunan
atau dengan perhitungan menggunakan parameter hari guruh dengan koefisien-
koefisien :
- Densitas sambaran petir ke tanah (Ng)
- Frekuensi sambaran petir langsung setempat/ke bangunan (Nd)
- Frekuensi sambaran petir tahunan setempat/ke bangunan yang diperbolehkan
(Nc).
Petir yang terjadi memiliki intensitas sambaran yang harus selalu dichek secara
berkala untuk dapat memperkirakan factor resiko sambaran pada bangunan
tersebut. Adapun hal-hal yang diperlukan di dalam memperkirakan factor resiko
sambaran petir adalah :
Curah petir (Lightning Strike Rate) menentukan tingkat bahaya sambaran pada
suatu wilayah dan besarnya ditentukan oleh isokraunic Level.
2. Sangkar Faraday
Dimana :
Td : Jumlah hari guruh per tahun yang diperoleh dari data isokeraunic level
di daerah tempat struktur bangunan yang akan diproteksi yang dikeluarkan
oleh BMG
Nd = Ng x Ae 10 -6 [sambaran/tahun]
Dimana
Ae : area cakupan ekivalen dari bangunan (m2).
yaitu daerah permukaan tanah yang dianggap sebagai struktur
bangunan yang mempunyai frekuensi sambaran langsung tahunan :
Ae = ab + 6h (a+b) + 9πh2
Dimana :
Dimana :
C = C 1 x C2 x C3 x C4
Nilai C1, C2, C3 dan C4 dapat dilihat pada tabel berikut :
E = 1 – (Nc / Nd)
Dari nilai tingkat proteksi, maka sudut proteksi (αº) dari penempatan suatu terminasi
udara, radius bola yang dipakai , maupun ukuran jala (konduktor horizontal) dapat
ditentukan sesuai table berikut :
Untuk nilai minimum parameter petir yang berhubungan dengan radius bola
bergulir menurut Lighting Protection Level (LPL) adalah sebagai berikut :
Metode bola bergulir adalah metode universal desain sangat direkomendasikan untuk
geometris aplikasi yang rumit.
r = 10 ⋅ I exp (0.65)
r in m
I in kA
Bola bergulir" bergulir-gulir pada objek yang diperiksa dan titik kontak antara
bola dan bangunan merupakan titik potensial sambaran petir.
"Bola bergulir" kemudian digulirkan atas objek ke segala arah. Semua titik
kontak ditandai lagi. Semua titik sambara potensial adalah demikian
ditunjukkan pada model; bisa juga tentukan daerah yang dapat terkena
pukulan lateral pemogokan. Zona yang dilindungi secara alami dihasilkan dari
geometri objek yang akan dilindungi dan sekitarnya juga dapat terlihat dengan
jelas. Pemutusan Udara konduktor tidak diperlukan pada ini poin
Tingkat Terminasi
Bahan
Proteksi Udara ( mm2)
CU 35
I Sampai IV
Al 70
Fe 50
Tingkat Termianasi
Bahan
Proteksi Udara ( mm2)
CU 35
I Sampai IV Al 70
Fe 50
Kadar air,
Bila air tanah dangkal maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan sebab
sela-sela tanah mengandung air sehingga konduktifitas tanah semakin baik.
Mineral,
Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena semakin
tinggi mineral, semakin mudah menghantarkan listrik.
Tekstur Tanah,
Untuk kondisi tanah yang bertekstur pasir akan sulit mendapatkan tahanan
sebaran yang baik karena air dan mineral yang terkandur di dalamnya akan
mudah hanyut dan tanah mudah kering.Dengan kondisi tersebut, sistem
terminasi bumi perlu dirancang sedemikian rupa agar tegangan sentuh dan
tegangan langkah aman bagi manusia dan peralatan yang terdapat di sekitar
bangunan/daerah yang diproteksi. Ada beberapa jenis pengetanahan
(grounding) yang bisa diaplikasikan, yang diantaranya adalah :
Ukuran minimum bahan SPP yang dipakai dalam SNI 03-7015-2004 untuk
terminasi bumi adalah :
Tingkat Terminasi
Bahan
Proteksi Udara ( mm2)
CU 35
I Sampai IV Al 70
Fe 50
MULAI
Data Masukan :
Dimensi dan Posisi bangunan gedung
Kerapatan sambaran ke tanah (Ng)
Kelas dari bangunan gedung
Apakah
Nd < Nc
Hitung :
Ec = 1 – (Nc/Nd)
Apakah
E > Ec