Anda di halaman 1dari 15

Penangkal Petir Bangunan

I. KEBUTUHAN SISTEM PROTEKSI PETIR


I.1 Penjelasan Umum

Sistem Proteksi Petir (SPP) yang akan diuraikan dibawah ini adalah SPP Eksternal,
yaitu sistem penangkal petir yang instalasi dan perlengkapan lainnya diletakkan
diluar struktur/bangunan, dimana SPP ekternal tersebut berfungsi sebagai
pelindung terhadap sambaran petir langsung.
Suatu SPP pada prinsipnya terdiri dari :

a). Penangkap petir/terminal udara / interceptor / finial.


b). Penghantar penyalur (down conductor)
c). Pentanahan (Grounding)

Kebutuhan proteksi petir ditentukan dengan cara klasifikasi area tempat bangunan
atau dengan perhitungan menggunakan parameter hari guruh dengan koefisien-
koefisien :
- Densitas sambaran petir ke tanah (Ng)
- Frekuensi sambaran petir langsung setempat/ke bangunan (Nd)
- Frekuensi sambaran petir tahunan setempat/ke bangunan yang diperbolehkan
(Nc).
Petir yang terjadi memiliki intensitas sambaran yang harus selalu dichek secara
berkala untuk dapat memperkirakan factor resiko sambaran pada bangunan
tersebut. Adapun hal-hal yang diperlukan di dalam memperkirakan factor resiko
sambaran petir adalah :

- IKL (Iso Keraunic Level), jumlah hari sambaran per tahun.


- Lightning Strike Rate, jumlah sambaran ke tanah per km2 per tahun.

Curah petir (Lightning Strike Rate) menentukan tingkat bahaya sambaran pada
suatu wilayah dan besarnya ditentukan oleh isokraunic Level.

Jenis Sistem Proteksi Petir (SPP)


Ada beberapa jenis SPP yang banyak diterapkan, diantaranya adalah :
1. Batang Franklin (Franklin Rod)

2. Sangkar Faraday

3. Electro Static Field (EF)


I.2. Parameter Petir

a. Densitas sambaran petir ke tanah [Ng]

Densitas/kerapatan sambaran petir ke tanah rata – rata per-tahun di daerah


tempat suatu struktur bangunan berada sesuai SNI 03-7015-2004 dinyatakan
dengan rumus :

Ng = 0,04 x Td 1,25 /km2/tahun

Dimana :

Td : Jumlah hari guruh per tahun yang diperoleh dari data isokeraunic level
di daerah tempat struktur bangunan yang akan diproteksi yang dikeluarkan
oleh BMG

b. Frekuensi Rata – rata Tahunan Sambaran Petir


Frekuensi rata – rata tahunan sambaran petir langsung (N d) ke bangunan dapat
dihitung berdasarkan rumus :

Nd = Ng x Ae 10 -6 [sambaran/tahun]

Dimana
Ae : area cakupan ekivalen dari bangunan (m2).
yaitu daerah permukaan tanah yang dianggap sebagai struktur
bangunan yang mempunyai frekuensi sambaran langsung tahunan :

c. Area cakuman ekivalen bangunan gedung


Area cakupan ekivalen (Ae) dapat dihitung berdasarkan rumus persamaan
sebagai berikut :

Ae = ab + 6h (a+b) + 9πh2

Dimana :

a : Panjang bangunan (m)


b : lebar bangunan (m)
h : tinggi bangunan (m)

d. Frekuensi sambaran petir yang diperbolehkan, Nc


Penilaian risiko (yang disederhanakan) untuk menghitung frekuensi petir yang
diperbolehkan (Nc) dan membandingkannya dengan ancaman tahunan
kejadian (Nd).
Frekuensi petir yang dapat ditoleransi (Nc) adalah ukuran risiko kerusakan pada
struktur/bangunan, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi risiko terhadap
struktur, isi, dan kerugian lingkungan.
Nilai Nc dapat diperkirakan dengan persamaan berikut :
Nc = (1,5 x 10-3)/C, sambaran/tahun

Dimana :
C = C 1 x C2 x C3 x C4
Nilai C1, C2, C3 dan C4 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel. Menentukan koefisien konstruksi/bangunan C1


Koefisien Struktur – C1
Struktur Non-Metallic Combustible
Metal Roof
Roof Roof
Metal 0,5 1,0 2,0
Nonmetallic 1,0 1,0 2,5
Combustible 2,0 2,5 3,0
Sumber : Tabel L.5.1.2 (a) – NFPA 780 2020

Tabel. Menentukan koefisien isi bangunan – C2


Isi bangunan C2
Kandungan rendah dan noncombustible 0,5
Kandungan sedang dan noncombustible 1,0
Kandungan tinggi, moderate combustible 2,0
Kandungan khusus, cairan mudah terbakar,
3,0
computer atau electronic
Kandungan khusus, irreplaceable, cultural
4,0
items
Sumber : Tabel L.5.1.2 (b) – NFPA 780 2020

Tabel. Menentukan koefisien penghuni bangunan – C3


Penghuni bangunan C3
Tidak berpenghuni 0,5
Hunian normal 1,0
Sulit evakuasi atau resiko kepanikan 2,0
Sumber : Tabel L.5.1.2 (c) – NFPA 780 2020

Tabel. Menentukan koefisien akibat dari petir – C4


Akibat Petir C4
Tidak ada dampak lingkungan, tidak membutuhkan
1,0
continuity of facility services
Tidak ada dampak lingkungan, membutuhkan
5,0
continuity of facility services
Mempunyai dampak terhadap lingkungan 10,0
Sumber : Tabel L.5.1.2 (d) – NFPA 780 2020
I.3. Menentukan perlu/tidaknya Sistem Proteksi Petir (SPP)
Menentukan suatu bangunan perlu/tidaknya dipasang instalasi SPP dengan
menghitung nilai Nd dan Nc . yaitu jika :

 Nd ≤ Nc : struktur/bangunan tersebut tidak perlu SPP

 Nd ≥ Nc : struktur/bangunan tersebut diperlukan SPP

II. PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI PETIR


Setelah dipastikan suatu bangunan membutuhkan Sistem Proteksi Petir, SPP (Nd ≥
Nc), maka tahap selanjutnya adalah merencanakan SPP.
Proteksi eksternal adalah instalasi dan alat-alat di luar struktur bangunan yang
berfungsi menangkap dan menghantarkan arus petir ke sistem pengetanahan.
Fungsi dari sistem proteksi petir adalah menangkap sambaran petir serta
menyalurkan arus petir ke dalam tanah dengan aman.

Terdapat 3 bagian utama dari SPP, yaitu terdiri dari :

- Penangkap petir/terminal udara / interceptor / finial.


- Penghantar penyalur (down conductor)
- Pentanahan (Grounding)

II.1. Menentukan Efisiensi Proteksi Petir

Nilai Efesiensi sistem proteksi petir adalah :

E = 1 – (Nc / Nd)

Berdasarkan nilai efisiensi E yang didapat, tingkat proteksi dapat dikelompokkan


sebagaimana table berikut :

Tabel – Efisiensi SPP


Tingkat/
Level Efisiensi SPP
Proteksi
I 0,98
II 0,95
III 0,90
IV 0,80

Tabel 1 : Kaitan parameter arus petir dengan tingkat proteksi

Parameter Petir Tingkat Proteksi


I II III-IV
Nilai Arus Puncak I (kA) 200 150 100
Muatan Total QTOTAL (C) 300 225 150
Muatan Impuls QIMPLUS (C) 100 75 50
Energi Spesifika W/R (kJ/Ω) 10.000 5.600 2.500
Kecuraman rata-rata Di/ 200 150 100
dt30/90%
(kA/µs)

Dalam perencanaan “( Instalasi penangkal petir mengunakan Tingkat Proteksi I


dengan radius bola bergulir (R = 20 meter ) dan Arus Puncak Petir = 200 kA

II.2. Terminasi Udara (Air Terminal)


Fungsi sistem terminasi udara dari suatu sistem proteksi petir adalah untuk
mencegah sambaran petir langsung dan merusak bagian yang diproteksi. SPP
harus dirancang sedemikian untuk mencegah sambaran petir yang tidak terkendali
ke struktur bangunan yang diproteksi.
Dengan pemilihan dan instalasi yang benar dari sistem terminasi udara, efek
sambaran petir ke struktur dapat dikurangi dengan terkendali.
Sistem terminasi udara dapat terdiri dari komponen dan dapat dikombinasikan
dengan masing-masing lainnya sesuai kebutuhan, terdiri dari :
- Batang
- Kabel dan kabel terbentang
- Konduktor yang saling bertautan

Dari nilai tingkat proteksi, maka sudut proteksi (αº) dari penempatan suatu terminasi
udara, radius bola yang dipakai , maupun ukuran jala (konduktor horizontal) dapat
ditentukan sesuai table berikut :

Tabel – Penempatan Terminal Udara sesuai dengan Tingkat Proteksi


Tingkat h(m) 20 30 45 60 Mesh widh (m)
/LevelProteksi Lebar mata jala
R(m) αº αº αº αº (m)
I 20 25 * * * 5
II 30 35 25 * * 10
III 45 45 35 25 * 10
20
IV 60 55 45 35 25
*Rooling sphere and mesh only in these cases
* Hanya menggunakan bola bergulir dan jala dalam kasus ini
SNI 03-7015-2004 Hal.21

Untuk nilai minimum parameter petir yang berhubungan dengan radius bola
bergulir menurut Lighting Protection Level (LPL) adalah sebagai berikut :

Interception Criteria Lighting Protection Level


Simbol Unit I II III IV
Minimum Peak Current I kA 3 5 10 16
Rooling Sphere radius R M 20 30 45 60

Sumber : IEC 62305 , Protection Against Lighting – Part General Principles

Tiga metode dapat digunakan untuk menentukan pengaturan dan penempatan


terminasi udara sistem :
- Metode bola bergulir
- Metode jaring
- Metode sudut pelindung

Metode bola bergulir adalah metode universal desain sangat direkomendasikan untuk
geometris aplikasi yang rumit.

Tiga metode yang berbeda dijelaskan di bawah ini.

Gambar-. Metoda Penempatan Terminal Udara

II.2.1. Metoda Bola Bergulir (Rolling Sphere)


Terdapat hubungan antara nilai arus puncak petir I dan jarak sambaran akhir
hB (= jari-jari bola bergulir) :

r = 10 ⋅ I exp (0.65)
r in m
I in kA

Bola bergulir" bergulir-gulir pada objek yang diperiksa dan titik kontak antara
bola dan bangunan merupakan titik potensial sambaran petir.
"Bola bergulir" kemudian digulirkan atas objek ke segala arah. Semua titik
kontak ditandai lagi. Semua titik sambara potensial adalah demikian
ditunjukkan pada model; bisa juga tentukan daerah yang dapat terkena
pukulan lateral pemogokan. Zona yang dilindungi secara alami dihasilkan dari
geometri objek yang akan dilindungi dan sekitarnya juga dapat terlihat dengan
jelas. Pemutusan Udara konduktor tidak diperlukan pada ini poin

Gambar- . Contoh Penempatan Terminal Udara dengan Metoda Bola Bergulir

II.2.2. Metoda Sudut


Metode sudut pelindung diturunkan dari model petir listrik-geometris. Sudut
pelindung ditentukan oleh jari-jari bola bergulir. Sudut pelindung sebanding
dengan jari-jari bola bergulir diberikan. Ketika kemiringan memotong bola
bergulir sedemikian rupa bahwa area yang dihasilkan memiliki ukuran yang
sama.
Metode ini cocok digunakan untuk struktur dengan bentuk simetris (misalnya
atap curam) atau dipasang di atap struktur (misalnya antena, pipa ventilasi).
Sudut pelindung tergantung pada kelas petir sistem perlindungan dan ketinggi
Gambar- . Contoh Penempatan Terminal Udara dengan Metoda Sudut

II.2.3. Metoda Jala

Sistem terminasi udara Metoda Jala dapat digunakan secara universal


terlepas dari ketinggian struktur dan bentuk atap. Pemutusan udara
reticulated jaringan dengan ukuran mesh sesuai dengan level sistem
proteksi petir diatur pada atap (Tabel 5.1.1.3).

II.2.4. Bahan dan ukuran Terminal Udara


Terminasi udara merupakan bagian dari sistem proteksi petir eksternal yang
bertujuan untuk menangkap kilatan petir.
Adapun ukuran minimum bahan SPP (Sistem Penangkap Petir) yang dipakai
di dalam SNI 03-7015-2004 menggunakan terminasi udara :

Tingkat Terminasi
Bahan
Proteksi Udara ( mm2)
CU 35
I Sampai IV
Al 70
Fe 50

Titik batang Penangkal Petir

SNI 03-7015-2004, Hal.4, Point 3.57.2 ). Untuk bangunan beton bertulang


dianggap listrik kontinu, batang vertical penangkal petir ‘Minimum 20 kali
diameter batang “ yang dilas atau ditumpang tindih dan ikat kaku/klem
dengan kuat.

II.3. Konduktor Penyalur ( Down Conductor)

Konduktor penyalur (down conductor) adalah koneksi konduktif listrik antara


sistem terminasi udara dan sistem terminasi bumi. Fungsi konduktor penyalur
adalah untuk menghantarkan arus petir yang mengalir ke terminasi bumi tanpa
kenaikan suhu yang tidak dapat ditoleransi, misalnya yang dapat merusak
struktur.
Untuk menghindari kerusakan yang ditimbulkan selama pelepasan arus petir ke
sistem terminasi bumi, konduktor penyalur harus dipasang sedemikian dan
untuk memastikan bahwa dari titik sambaran ke bumi :
- Ada beberapa jalur arus paralel
- Panjang jalur arus dibuat sependek mungkin (lurus, vertikal, tanpa loop),
- Sambungan ke komponen konduktif struktur dibuat di mana pun
diperlukan (jarak < s; s = jarak pisah).

Konduktor penyalur adalah bagian dari sistem proteksi eksternal yang


dimaksudkan untuk menyalurkan arus petir dari sistem terminasi udara ke
sistem pengetanahan. Ukuran minimum bahan SPP dipakai berdasarkan SNI
03-7015-2004 adalah sebagai berikut :

Tingkat Termianasi
Bahan
Proteksi Udara ( mm2)
CU 35
I Sampai IV Al 70
Fe 50

Jarak Antar Konduktor Penangkal Petir


Penjelasan SNI 03-7015-2004, halaman 31, Tabel 4 untuk jarak rata- rata
antara konduktor penyalur menurut tingkat proteksi adalah :

Jarak Rata – Rata


Tingkat Proteksi
(m)
I 10
II 15
III 20
IV 25

II.4. Sistem Pengetanahan ( Grounding Sistem )


Pengetanahan (grounding) merupakan bagian dari sistem proteksi eksternal
yang berfungsi untuk mengalirkan arus yang timbul dari petir ke tanah.
Kelayakan pengetahuan harus bisa mendapatkan nilai tahanan sebesar < 5 Ώ
(atau lebih kecil) sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.
02/MEN.1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir, BAB V Pasal 28.1.
Untuk mendapatkan nilai tahanan sesuai tersebut di atas dipengaruhi berbagai
macam factor yang mempengaruhinya, diantaranya :

 Kadar air,
Bila air tanah dangkal maka nilai tahanan sebaran mudah didapatkan sebab
sela-sela tanah mengandung air sehingga konduktifitas tanah semakin baik.

 Mineral,
Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena semakin
tinggi mineral, semakin mudah menghantarkan listrik.

 Tekstur Tanah,
Untuk kondisi tanah yang bertekstur pasir akan sulit mendapatkan tahanan
sebaran yang baik karena air dan mineral yang terkandur di dalamnya akan
mudah hanyut dan tanah mudah kering.Dengan kondisi tersebut, sistem
terminasi bumi perlu dirancang sedemikian rupa agar tegangan sentuh dan
tegangan langkah aman bagi manusia dan peralatan yang terdapat di sekitar
bangunan/daerah yang diproteksi. Ada beberapa jenis pengetanahan
(grounding) yang bisa diaplikasikan, yang diantaranya adalah :

o Single Rod Grounding


o Paralel Rod Grounding
o Multi Grounding Sistem

Ukuran minimum bahan SPP yang dipakai dalam SNI 03-7015-2004 untuk
terminasi bumi adalah :

Tingkat Terminasi
Bahan
Proteksi Udara ( mm2)
CU 35
I Sampai IV Al 70
Fe 50
MULAI

Data Masukan :
 Dimensi dan Posisi bangunan gedung
 Kerapatan sambaran ke tanah (Ng)
 Kelas dari bangunan gedung

 Hitung Area Ekivalen Ae dan Frekuensi


sambaran ke bangunan gedung : Nd =
Ng x Ae
 Tentukan jumlah kejadian kritis Nc dari
Standard Nsional, menurut kelas
bangunan gedung

Apakah
Nd < Nc

Hitung :
Ec = 1 – (Nc/Nd)

Tentukan Efisiensi SPP

Apakah
E > Ec

Proteksi Petir tidak Tetapkan tingkat Proteksi Tetapkan tingkat Proteksi


diperlukan yang sesuai dengan harga E, yang sesuai dengan harga E,
dan dimensi SPP menurut dan dimensi SPP menurut
tingkat proteksi ini tingkat proteksi ini, rancang
tingkat proteksi tambahan
5.2 Down-conductor system (hal. 82)
The down-conductor system is the electrically conductive connection between the air-
termination system and the earth-termination system. The function of down-conductor systems
is to conduct the intercepted lightning current to the earth-termination system without
intolerable temperature rises, for example, to damage the structure.
To avoid damage caused during the lightning current discharge to the earth-termination
system, the down-conductor systems must be mounted to ensure that from the point of strike
to the earth,
⇒ several parallel current paths exist,
⇒ the length of the current paths is kept as short as possible (straight, vertical, no loops),
⇒ the connections to conductive components of the structure are made wherever required
(distance < s; s = separation distance).

Anda mungkin juga menyukai