STRUKTUR
PEMBANGUNAN
RUMAH TINGGAL
2023
BAB I - PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Laporan desain struktur ini menjelaskan tentang sistem struktur dan analisis struktur secara garis
besar untuk Pembangunan Rumah Tinggal. Dalam laporan ini juga dijelaskan tentang idealisasi
perhitungan struktur dan beban-beban yang bekerja pada bangunan ini, baik beban gravitasi maupun
beban lateral sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan standar-standar serta peraturan
1.2. DESKRIPSI
1. BETON
- Mutu Kolom : K - 250 , f c' = 20,00 MPa
- Mutu Balok & Sloof : K - 250 , f c' = 20,00 MPa
- Mutu Pelat Lantai : K - 250 , f c' = 20,00 MPa
- Mutu Pilecap : K - 250 , f c' = 20,00 MPa
a. Peraturan Indonesia :
SNI 1726-2019 Peraturan Gempa Bangunan Gedung Indonesia
SNI 2847-2019 Peraturan Struktur Beton Bertulag Indonesia
SNI 1727-2020 Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung Indonesia
SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik Indonesia
SNI 2052-2017 Persyaratan Baja Tulangan Beton
SNI 1729-2020 Peraturan Baja Struktural Indonesia
b. Peraturan Lain :
ACI 318M - 19 American Concrete Code
AISC 360 - 19 American Steel Code
ASCE 7 - 16 Minimum Design Loads For Buildings and Other Structures
c. Standar Lain :
PUBI Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
SII Standar Industri Indonesia
Perencanaan struktur dilakukan terhadap kekuatan dan kemampuan layan struktur. Untuk
mengecek kekuatan penampang dari struktur beton bertulang digunakan metoda
perhitungan ultimit (ULS). Dengan demikian gaya-gaya yang digunakan pada analisis
kekuatan penampang adalah gaya-gaya terbesar hasil kombinasi gaya-gaya terfaktor.
Adapun besarnya factor beban yang digunakan adalah seperti yang akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya. Pengecekan terhadap kemampuan layan struktur dilakukan
BAB III - SISTEM STRUKTUR
1. Menentukan nilai tahanan penetrasi lapangan, dari data tanah dapat menentukan nilai
tahanan penetrasi lapangan rata-rata (N) sesuai dengan perumusan dalam SNI 1726:2019
pasal 5.4.2
Dari tabel 2.1 SNI 1726:2019 perhitungan nilai SPT rata-rata didapatkan klasifikasi situs
tanah termasuk tanah sedang (SD)
6. Menghitung nilai SMS (Parameter percepatan respons pada periode pendek) dan SM1
(Parameter percepatan respons pada periode 1,0 detik)
SMS = Fa x Ss = 0,187
SM1 = Fv x S1 = 0,229
7. Menghitung nilai SDS (Parameter percepatan spektral desain pada periode pendek) dan SD1
(Parameter percepatan spektral desain pada periode 1,0 detik)
SDS = 2/3 SMS = 0,124
SD1 = 2/3 SM1 = 0,153
8. Menentukan Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori resiko gedung ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2. berdasarkan fungsi
bangunan. Berikut Tabel 4.2 dalam menentukan kategori resiko gedung.
Tabel 4.2 - Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan
I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen / rumah susun
- Pusat perbelanjaan / mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki
potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan
massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, III
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi pusat operasi dan fasilitas lainnya IV
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan baka, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam
kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material
atau peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi
pada saat keadaan darurat
Dari tabel 4.2, ditentukan untuk bangunan memiliki kategori risiko bangunan II
9. Menentukan faktor keutamaan gempa (Ie), ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2
Dari tabel 4.3, ditentukan untuk bangunan memiliki faktor keutamaan gempa 1,00
Maka dengan sistem struktur penahan gaya gempa sistem SRPMM untuk struktur gedung,
R= 5
Cd = 4,5
Ωo = 3
3.2. KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi beban untuk metode ultimit struktur, komponen struktur, dan elemen fondasi harus
dirancang sedemikian rupa hingga kuat rencananya sama atau melebihi beban terfaktor.
Berdasarkan SNI 2847-2019, kombinasi pembebanan terfaktor adalah sebagai berikut :
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (1,0 L atau 0,5 W)
4. 1,2 DL + 1,0 W +1,0 L + 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2 DL + 1,0 E + 1,0 LL
6. 0,9 DL + 1,0 W
7. 0,9 DL + 1,0 E
Pengecualian !
Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 5 boleh diambil sama dengan 0,5 kecuali
untuk ruang garasi, ruang pertemuan, dan semua ruangan yang nilai beban hidupnya lebih
besar daripada 500 kg/m2
Untuk nomor 5 dan 7 dengan beban gempa diatur oleh SNI 1726-2019, faktor dan kombinasi
beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal dan beban gempa nominal, yaitu
1. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
2. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 0,3 ρ Ex ± 0,1 ρ Ey
3. (0,9-0,2 Sds) DL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
4. (0,9-0,2 Sds) DL ± 0,3 ρ Ex ± 1,0 ρ Ey 1
Komb DL SDL LL Lr W Ex Ey
COMB 1 1,4 1,4 - - - - -
COMB 2 1,2 1,2 1,6 0,5 - - -
COMB 3 1,2 1,2 1,0 1,0 1,0 - -
COMB 4 1,2 1,2 1,0 1,0 -1,0 - -
COMB 5 1,22 1,22 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 6 1,22 1,22 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 7 1,22 1,22 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 8 1,22 1,22 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 9 1,22 1,22 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 10 1,22 1,22 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 11 1,22 1,22 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 12 1,22 1,22 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 13 0,88 0,88 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 14 0,88 0,88 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 15 0,88 0,88 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 16 0,88 0,88 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 17 0,88 0,88 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 18 0,88 0,88 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 19 0,88 0,88 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 20 0,88 0,88 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 21 1,0 1,0 1,0 - - - -
BAB IV - PERENCANAAN BEBAN
4.1. PEMBEBANAN
Pembebanan gempa berikut ini merupakan pembebanan minimum yang dipakai sesuai dengan yang
terdapat dalam Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
non-Gedung SNI 1726-2019.
BAB V - PERMODELAN STRUKTUR
1. Reduksi massa gempa bangunan yang digunakan pada struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
- Faktor reduksi berat sendiri / Self-Weight (DL) : 1,00
- Faktor reduksi beban mati tambahan / Super Impose Dead Load (SDL) : 1,00
- Faktor reduksi beban hidup (LL) : 0,30
2. Faktor reduksi kekuatan yang digunakan pada perhitungan desain struktur beton bertulang
mengacu pada SNI 2847:2019 "Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung"
yang ditunjukan pada tabel 5.1.
3. Reduksi Kekakuan elemen sesuai SNI 2847:2019 dengan rincian yang ditampilkan sebagai
berikut :
- Kolom : 0,70
- Balok : 0,35
- Pelat : 0,25
Arah Ragam Struktur ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.7.3 dimana pada mode pertama dan
mode kedua disyaratkan merupakan mode dengan dominan arah translasi (X dan Y). Pada struktur,
berikut hasil analisis arah ragam struktur yang ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Dari hasil analisis, bangunan Struktur memiliki mode getar translasi pada mode 1 dan mode 2,
sehingga telah memenuhi persyaratan.
Persyartan jumlah ragam ditetapkan SNI 1726:2019 Pasal 7.9.1.1. Jumlah ragam yang disyaratkan
adalah jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan partisipasi massa ragam terkombinasi mimium
100% dari massa actual dalam masing-masing arah horizontal orthogonal dari respons yang ditinjau
oleh model. Pada Struktur, berikut hasil analisis jumlah ragam struktur yang ditunjukkan pada Tabel
PENGECUALIAN Sebagai alternatif, analisis diizinkan untuk memasukkan jumlah ragam yang
minimum untuk mencapai massa ragam terkombinasi paling sedikit 90 % dari massa aktual dalam
masing-masing arah horizontal ortogonal dari respons yang ditinjau oleh model.
digunakan 25 pola ragam getar dan partisipasi massa yang disumbangkan oleh masing-masing pola
Perysaratan periode getar struktur bangunan ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2. Periode
getar bangunan harus berada diantara Periode getar minimum dan periode getar maksimum yang
Dari tabel didapat nilai koefisien rangka beton pemikul momen, Ct = 0,0466
x = 0,9
Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total
struktur. Dalam analisa gempa dinamik, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia
akibat beban gempa.
Persyaratan gaya geser tingkat desain (Vx, Vy) ditetapkan pada SNI 1726:2012 Pasal 7.9.4.1 dimana
memeiliki persyaratan sebagai berikut yang ditnjukkan pada Persamaan 4.3.
Simpangan antar lantai (Story Drift) ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.8.6. Penentuan defleksi
pusat massa di tingkat (δ x) harus dihitung sebagai perbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat
teratas dan terbawah yang ditinjau berdasarkan Persamaan berikut.
Keterangan :
Cd = Faktor amplikasi defleksi
δxe = Defleksi pada lokasi yang disyaratkan
Ie = Faktor keutamaan gempa yang ditentukan
Berdasarkan SNI 1726:2012 simpangan antar lantai terdapat satu kinerja, yaitu batas ultimate.
Penentuan simpangan antar lantai tingkat desain harus dihitung sebagai perbadaan defleksi pada
pusat massa ditingkat teratas dan terbawah yang ditinjau.
Simpangan antar lantai tingkat desain tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat izin, seperti
diperlihatkan dalam Tabel 5.8
Tabel 5.8 - Simpangan antar tingkat ijin Δa
Berikut analisis Story Drift yang ditunjukan pada tabel 5.9 dan tabel 5.10
Dari hasil analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa besar simpangan memenuhi,
maka gedung tersebut tahan terhadap gempa.
Berikut adalah gambar input beban dalam perhitungan dengan bantuan program :
Berikut adalah gambar gaya dalam hasil dari perhitungan dengan bantuan program :
a. Data-data :
be 152,5 cm fc' (beton) 20 MPa
bw (induk) 25 cm fy' (baja) 420 MPa
h (induk) 50 cm b (anak) 25 cm
tebal plat 12 cm h (anak) 30 cm
L induk 585 cm tebal plat 12 cm
L anak 400 cm ts 3 cm
136159,8
α = 2,364
57600
2 x 6,77 + 2 x 2,36
αm = 4,57
4
d= 85 mm D= 10 mm
β1 = 0,85
ρb = 0,0585 : β1 . 0.85 . fc'/ fy . 600 / ( 600 + fy )
Rmax = 8,440 : 0.75 . ρb . fy . [ 1 – ½ . 0.75 . ρb . fy / ( 0.85 . fc') ]
1. Pembebanan
TANGGA
a. Beban mati tangga :
- Pelat = by etabs
- Finishing = 0,05 x 30 = 1,5 kN/m2
- Trap beton = 0,5 x 0,18 x 0,3 x 11 x 1,25 = 0,37 kN/m2
- Railing = 0,1 = 0,10 kN/m2
DD = 1,97 kN/m2
c. Beban hidup :
- Air hujan = 0,00 kN/m2
- Guna = 4,79 kN/m2
DL = 4,79 kN/m2
2. Penulangan
TANGGA 1
Mu = 14,752 kNm b= 1000 mm
fc' = 20 MPa h= 120 mm
fy = 420 MPa d' = 30 mm
fc = 20
fy = 420
Tabel 6.1 - Perhitungan Tulangan Longitudinal Balok
Dimensi Balok Dia (mm) Mu (kNm) deff As a ØMn Rasio Penulangan Cek
Kode n 2
b (mm) h (mm) D Ø Daerah Nilai (mm) (mm ) (mm) (kNm) ρ 0,75.ρb ØMn > Mu ρ<0,75.ρb a/d<0,375.β
S1 250 400 16 10 Tumpuan - 42,044 342 3 603 59,61 71,182 0,007 0,015 Ok Ok Ok
250 400 16 10 Lapangan + 34,191 342 3 603 59,61 71,182 0,007 0,015 Ok Ok Ok
S2 200 300 13 10 Tumpuan - 17,150 244 2 265 32,79 22,789 0,005 0,015 Ok Ok Ok
200 300 13 10 Lapangan + 13,954 244 2 265 32,79 22,789 0,005 0,015 Ok Ok Ok
B1 400 600 19 10 Tumpuan - 257,595 541 7 1985 122,6 359,510 0,009 0,015 Ok Ok Ok
400 600 19 10 Lapangan + 324,769 541 7 1985 122,6 359,510 0,009 0,015 Ok Ok Ok
B2 250 500 16 10 Tumpuan - 129,952 442 5 1005 99,35 149,087 0,009 0,015 Ok Ok Ok
250 500 16 10 Lapangan + 129,182 442 5 1005 99,35 149,087 0,009 0,015 Ok Ok Ok
B3 250 400 16 10 Tumpuan - 67,393 342 3 603 59,61 71,182 0,007 0,015 Ok Ok Ok
250 400 16 10 Lapangan + 52,488 342 3 603 59,61 71,182 0,007 0,015 Ok Ok Ok
B4 250 300 16 10 Tumpuan - 35,820 252 3 603 59,61 50,662 0,010 0,015 Ok Ok Ok
250 300 16 10 Lapangan + 34,328 252 3 603 59,61 50,662 0,010 0,015 Ok Ok Ok
B5 200 300 13 10 Tumpuan - 25,091 254 3 398 49,19 34,454 0,008 0,015 Ok Ok Ok
200 300 13 10 Lapangan + 23,636 254 3 398 49,19 34,454 0,008 0,015 Ok Ok Ok
fc = 20
fy = 280
Tabel 6.2 - Perhitungan Tulangan Geser Balok
Dimensi Balok Dia deff Vu Vc Vs Vsmaks Vs Pakai Av Avu smin s
Kode n Ket
b (mm) h (mm) Ø (mm) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm ) (mm2)
2
(mm) (mm)
S1 250 400 10 342 48,6853 64 1,1858 254,912 1,19 2 157080 297,619 171,00 527,79 10 Ø - 150
S2 200 300 10 244 29,195 36 2,62783 145,195 2,63 2 157080 238,095 121,75 659,73 10 Ø - 150
B1 400 600 10 541 289,289 161 224,572 644,584 224,57 3 235619 1483,89 270,25 158,78 10 Ø - 150
B2 250 500 10 442 133,164 82 95,1903 329,45 95,19 2 157080 769,152 221,00 204,22 10 Ø - 150
B3 250 400 10 342 85,0082 64 49,6163 254,91 49,62 2 157080 518,132 171,00 303,17 10 Ø - 150
B4 250 300 10 252 67,0386 47 42,4274 187,83 42,43 2 157080 601,295 126,00 261,24 10 Ø - 120
B5 200 300 10 254 40,131 38 15,7182 151,158 15,72 2 157080 238,095 126,75 659,73 10 Ø - 120
fc = 20
fy = 420
Tabel 6.3 - Perhitungan Tulangan Torsi Balok
Dimensi Balok Dia Tu Tn Acp Pcp Ao PhΦ . √fc' / 12 . (Acp2 / Pcp)Kontrol Av Av > Avu At At > Avu
Kode 2 2
n Ket
b (mm) h (mm) Ø (Nmm) (Nmm) (mm ) (mm) (mm ) (mm) (Nmm) (mm2) (mm2)
S1 250 400 10 1666000 1249500 100000 1300 46240 980 2150065 Oke 1099,30 Oke 1226 Oke 0 0 D 10
S2 200 300 10 815000 611250 60000 1000 22440 680 1006231 Oke 1099,72 Oke 545 Oke 0 0 D 10
B1 400 600 10 40883800 30662850 240000 2000 141440 1680 8049845 Perlu Torsi 1988,83 Oke 2819 Oke 2 2 D 10
B2 250 500 10 19637500 14728125 125000 1500 60690 1180 2911547 Perlu Torsi 1515,15 Oke 1819 Oke 2 2 D 10
B3 250 400 10 10156100 7617075 100000 1300 46240 980 2150065 Perlu Torsi 1364,85 Oke 1325 Oke 2 2 D 10
B4 250 300 10 3284700 2463525 75000 1100 31790 780 1429305 Perlu Torsi 1458,43 Oke 1050 Oke 0 0 D 10
B5 200 300 10 317400 238050 60000 1000 22440 680 1006231 Oke 1329,45 Oke 669 Oke 2 2 D 10
6.3.4. ANALISA KOLOM
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 30 mm = 0,03 m
3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,005208333 mm4
Ec * Ig 109,4742
kolom : Elk = = = 29193,11 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 151,3371
balok : Elb = = = 20178,28 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 259,41 mm
Diagram interaksi kolom arah x
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 27 mm = 0,027 m
3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,002133333 mm4
Ec * Ig 44,84062
kolom : Elk = = = 11957,5 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 54,73708
balok : Elb = = = 7298,277 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 200,59 mm
Diagram interaksi kolom arah x
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 25,5 mm = 0,0255 m
3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,001250521 mm4
Ec * Ig 26,28475
kolom : Elk = = = 7009,266 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 54,73708
balok : Elb = = = 7298,277 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 171,18 mm
Diagram interaksi kolom arah x
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 24 mm = 0,024 m
3. Kekakuan
Ig = π / 64 * D3 = 0,001325359 m4
Ec * Ig 27,8578
kolom : Elk = = = 7428,74 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 39,9033
balok : Elb = = = 5320,44 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 143,53 mm
Diagram interaksi kolom
a. Data bahan :
Jensi tiang : Borpile
Panjang tiang, (L) : 8,00 m
Dimensi tiang, (D) : 40,00 cm
Luas penampang tiang, (Ap) : 1256,64 cm2
Keliling tiang, (As) : 125,66 cm
Safety Factor, (SF) : 3,00
Safety Factor, (SF) : 5,00
e. Perhitungan Jumlah Tiang diambil dari nilai terbesar dari hasil program :
Fz Mx My Pu / Qu
Story Label Case
kN kN-m kN-m n
Base 1 P+L 254,834 5,816 3,961 1
Base 2 P+L 335,533 4,886 4,052 1
Base 3 P+L 323,043 3,672 3,831 1
Base 4 P+L 414,543 0,196 0,827 2
Base 5 P+L 364,972 0,087 16,681 2
Base 6 P+L 63,870 0,857 2,614 1
Base 7 P+L 101,271 0,871 -1,195 1
Base 8 P+L 307,436 -0,246 -18,124 2
Base 9 P+L 354,879 2,215 -3,175 2
Base 10 P+L 290,443 1,510 -4,698 1
Base 11 P+L 312,791 3,532 -4,859 1
Base 12 P+L 172,171 5,353 -4,307 1
Base 13 P+L 460,586 23,600 0,268 2
Base 15 P+L 851,656 -2,310 -1,335 3
Base 16 P+L 562,678 0,522 0,394 3
Base 17 P+L 585,242 5,226 -0,095 2
Base 18 P+L 364,410 20,386 1,483 2
Rekapitulasi Joint Reactions
Pu Mx My
Tipe
kN kN-m kN-m
F1 335,53 5,82 4,05
F2 585,24 5,23 16,68
F3 851,66 0,52 0,39
KODE FONDASI : F1
n= 1 S x2 = 0,00 n= 1 S y2 = 0,00
Lebar pilecap arah x, Lx = 1,00 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 1,00 m
2. TINJAUAN GESER
3. PEMBESIAN PILECAP
Mutu Bahan
Beton, K-250 = 20 Mpa
Baja, - Diameter >= 13 mm = 420 Mpa
- Diameter < 13 mm = 280 Mpa
n= 2 S x2 = 0,36 n= 1 S y2 = 0,00
Lebar pilecap arah x, Lx = 2,00 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 1,00 m
2. TINJAUAN GESER
3. PEMBESIAN PILECAP
Mutu Bahan
Beton, K-250 = 20,75 Mpa
Baja, - Diameter >= 13 mm = 420 Mpa
- Diameter < 13 mm = 280 Mpa
5. PEMBESIAN PILECAP
6. PENULANGAN BORPILE
Mutu Bahan
Beton, K-250 = 20 Mpa
Baja, - Diameter >= 13 mm = 420 Mpa
- Diameter < 13 mm = 280 Mpa
A B C
585 585
F1 F2 F1
6
400
F1 F2 F1
5
300
F3
F1 F1
4
400
F3
F2 F2
3
325
F2 F2
2
225
F1 F2 F1
1
ETABS 19.1.0 5/18/2023
A B C
5.85 (m) 5.85 (m)
S1 25/40 S1 25/40
6
S2 20/30
S2 20/30
4 (m)
S1 25/40 S1 25/40
5
S2 20/30
S2 20/30
S2 20/30
3 (m)
S1 25/40 S1 25/40
4
S2 20/30
S2 20/30
S2 20/30
4 (m)
S1 25/40 S1 25/40
3
S2 20/30
S2 20/30
3.25 (m)
S1 25/40
2
S2 20/30
S2 20/30
Y
2.25 (m)
S1 25/40 S1 25/40
1 X
A B C
5.85 (m) 5.85 (m)
B2 25/50 B2 25/50
6
B5 20/30
B4 25/30
B3 25/40
B4 25/30
B3 25/40
4 (m)
B5 20/30
B2 25/50 B2 25/50
5
B4 25/30
B4 25/30
B4 25/30
B4 25/30
3 (m)
B2 25/50 B2 25/50
4
B3 25/40
B4 25/30
B3 25/40
B3 25/40
B4 25/30
B5 20/30 B5 20/30
4 (m)
B2 25/50 B2 25/50
3
B4 25/30
B4 25/30
B4 25/30
B4 25/30
3.25 (m)
B1 40/60
B2 25/50 B2 25/50
2
B4 25/30
B4 25/30
B4 25/30
B4 25/30
Y
2.25 (m)
B1 40/60 B1 40/60
1 X
1
2
3
4
5
6
2.25 (m) 3.25 (m) 4 (m) 3 (m) 4 (m)
Y
A
X
B5 20/30
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30
5.85 (m)
B2 25/50
B2 25/50
B2 25/50
B2 25/50
B2 25/50
B5 20/30
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30
B
B2 25/50
B2 25/50
B2 25/50
B2 25/50
B2 25/50
B5 20/30
A B C
5.85 (m) 5.85 (m)
6
4 (m)
5
3 (m)
4
4 (m)
B3 25/40 B3 25/40
3
B5 20/30
B5 20/30
B5 20/30
3.25 (m)
B3 25/40 B3 25/40
2
B5 20/30
B5 20/30
B5 20/30
B5 20/30
Y
2.25 (m)
B5 20/30 B5 20/30
1 2 3 4 5 6
A A A A A A
K3 35/35
K3 35/35
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 Story3
K2 40/40
K2 40/40
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 Story2
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Z
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Base
ETABS 19.1.0 5/18/2023
1 2 3 4 5 6
B B B B B B
K3 35/35
K3 35/35
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 Story3
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
B1 40/60 B3 25/40 B4 25/30 B3 25/40 Story2
K1 50/50
K1 50/50
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Z
K1 50/50
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Base
1 2 3 4 5 6
C C C C C C
K3 35/35
K3 35/35
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 Story3
K2 40/40
K2 40/40
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 B4 25/30 Story2
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Z
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Base
1 1 1
A B C
K4 D.30
K4 D.30
Story3
K1 50/50
K2 40/40
Z
K1 50/50
K2 40/40
Base
2 2 2
A B C
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
B2 25/50 B2 25/50 Story3
K2 40/40
K3 35/35
K2 40/40
B2 25/50 B2 25/50 Story2
K2 40/40
K2 40/40
Z
Story1
X
K2 40/40
K2 40/40
Base
3 3 3
A B C
K3 35/35
K3 35/35
K3 35/35
B2 25/50 B2 25/50 Story3
K2 40/40
K3 35/35
K2 40/40
B2 25/50 B2 25/50 Story2
K2 40/40
K1 50/50
K2 40/40
Z
K1 50/50
K2 40/40
Base
4 4 4
A B C
Story4
K3 35/35
K3 35/35
B2 25/50 B2 25/50 Story2
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Z
K2 40/40
K2 40/40
Base
5 5 5
A B C
Story4
K3 35/35
K3 35/35
B2 25/50 B2 25/50 Story2
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Z
K2 40/40
K2 40/40
Base
6 6 6
A B C
Story4
K3 35/35
K3 35/35
B2 25/50 B2 25/50 Story2
K2 40/40
K2 40/40
K2 40/40
Z
K2 40/40
K2 40/40
Base
40 60 60 40
D16 - 200
50 50
40
D16 - 200
D16 - 200
D16 - 200
D16 - 100 D16 - 180
50
50
1 2 3
D16 - 100
D16 - 200
D16 - 180
D16 - 200
100
100
200
120
50
50
30 40 30
200
100
40
40 60 60 40
95 95 95
TANAH URUG TANAH URUG TANAH URUG
COR LANTAI KERJA t=5cm COR LANTAI KERJA t = 5 cm COR LANTAI KERJA t=5cm
PASIR URUG t=5cm PASIR URUG t = 5 cm PASIR URUG t=5cm
50 50
40 60 60 40
40 120 40
100
200
200
SLOOF
S1 ( 250 x 400 ) S2 ( 200 x 300 )
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN
TULANGAN ATAS 3 D 16 3 D 16 2 D 13 2 D 13
TULANGAN BAWAH 3 D 16 3 D 16 2 D 13 2 D 13
TULANGAN TORSI - - - -
SENGKANG
TEBAL SELIMUT 40 mm 40 mm
BALOK
B1 ( 400 x 600 ) B2 ( 250 x 500 ) B3 ( 250 x 400 )
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN
TULANGAN ATAS 7 D 19 5 D 19 5 D 16 3 D 16 3 D 16 2 D 16
TULANGAN BAWAH 5 D 19 7 D 19 3 D 16 5 D 16 2 D 16 3 D 16
TULANGAN TORSI 2 D 10 2 D 10 2 D 10 2 D 10 2 D 10 2 D 10
SENGKANG
TEBAL SELIMUT 40 mm 40 mm 40 mm
DETAIL PEMBESIAN
BALOK
B4 ( 250 x 300 ) B5 ( 200 x 300 )
TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN
TULANGAN ATAS 3 D 16 2 D 16 3 D 13 2 D 13
TULANGAN BAWAH 2 D 16 3 D 16 2 D 13 3 D 13
TULANGAN TORSI - - 2 D 10 2 D 10
SENGKANG
TEBAL SELIMUT 40 mm 40 mm
KOLOM
K1 ( 500 x 500 ) K2 ( 400 x 400 ) K3 ( 350 x 350 ) K4 ( Dia. 300 ) BOREPILE ( DIA. 40 )
TULANGAN POKOK 16 D 19 12 D 19 12 D 19 6 D 16 8 D 16
SENGKANG
TEBAL SELIMUT 40 mm 40 mm 40 mm 40 mm 40 mm