Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN

STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG
LAPANGAN TENNIS

2023
BAB I - PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Laporan desain struktur ini menjelaskan tentang sistem struktur dan analisis struktur secara garis
besar untuk Perencanaan Gedung Lapangan Tennis. Dalam laporan ini juga dijelaskan tentang
idealisasi perhitungan struktur dan beban-beban yang bekerja pada bangunan ini, baik beban
gravitasi maupun beban lateral sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan standar-standar

1.2. DESKRIPSI

1.2.1. DATA UMUM

Deskripsi pekerjaan adalah sebagi berikut :


- Nama Pekerjaan : Perencanaan Gedung Lapangan Tennis
- Jumlah Lantai : 1 Lantai
- Panjang Gedung : 40,00 m
- Lebar Gedung : 22,00 m
- Tinggi Gedung : 8,09 m
- Fungsi Gedung : Serbaguna
- Lokasi : Samarinda

1.2.2. MUTU BAHAN

1. BETON
- Mutu Kolom : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
- Mutu Balok & Sloof : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
- Mutu Pelat Lantai : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
- Mutu Pilecap : K - 250 , f c' = 20,75 MPa

2. BAJA TULANGAN (Reinforcment Bar )


- Baja Tulangan : U - 420B (Ulir)
U - 280 (Polos)
BAB II - KRITERIA PERENCANAAN

2.1. ACUAN PERATURAN, STANDAR DAN REFRENSI


Dasar-dasar analisis struktur dari gedung mengikuti peraturan-pertaturan struktur yang sudah ada
dan berlaku di Indonesia, antara lain :

a. Peraturan Indonesia :
SNI 1726-2019 Peraturan Gempa Bangunan Gedung Indonesia
SNI 2847-2019 Peraturan Struktur Beton Bertulang Indonesia
SNI 1727-2020 Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung Indonesia
SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik Indonesia
SNI 2052-2017 Persyaratan Baja Tulangan Beton
SNI 1729-2020 Peraturan Struktur Baja Indonesia

b. Peraturan Lain :
ACI 318M - 19 American Concrete Code
AISC 341 - 16 American Steel Code
ASCE 7 - 16 Minimum Design Loads For Buildings and Other Structures

c. Standar Lain :
PUBI Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
SII Standar Industri Indonesia

2.2. METODOLOGI PERENCANAAN

Perencanaan struktur dilakukan terhadap kekuatan dan kemampuan layan struktur. Untuk
mengecek kekuatan penampang dari struktur beton bertulang digunakan metoda
perhitungan ultimit (ULS). Dengan demikian gaya-gaya yang digunakan pada analisis
kekuatan penampang adalah gaya-gaya terbesar hasil kombinasi gaya-gaya terfaktor.
Adapun besarnya factor beban yang digunakan adalah seperti yang akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya. Pengecekan terhadap kemampuan layan struktur dilakukan
BAB III - SISTEM STRUKTUR

3.1. KATEGORI DESAIN SEISMIK (KDS)

1. Menentukan nilai tahanan penetrasi lapangan, dari data tanah dapat menentukan nilai
tahanan penetrasi lapangan rata-rata (N) sesuai dengan perumusan dalam SNI 1726:2019

Dari hasil uji sondir didapatkan hasil pengujian sebagai berikut:


Hambatan konus Jumlah Hambatan
No Titik Dalam (m)
(Kg/cm2) Lekat (Kg/cm)
1 S.01 6,00 15,82 165,61

Qc = qc1 + qc2 + qcn


n
= 15,82

Nilai N-SPT berdasarkan perbandingan dengan CPT:


N = 1/4 Qc
N= 3,96

Tabel 4.1 - Klasifikasi Situs

Sumber : SNI 1726:2019, halaman 25 BSN

Dari tabel 2.1 SNI 1726:2019 perhitungan nilai SPT rata-rata didapatkan klasifikasi situs
tanah termasuk tanah lunak (SE)

2. Menentukan nilai parameter Ss (percepatan batuan dasar pada periode pendek)


SS = 0,117 g (didapat dari aplikasi RSA 2021)

3. Menghitung nilai Fa (Koefisien situs periode pendek)


Fa = 2,400 (didapat dari aplikasi RSA 2021)

4. Menentukan nilai parameter S1 (Percepatan batuan dasar pada periode panjang)


S1 = 0,096 g (didapat dari aplikasi RSA 2021)

5. Mengitung nilai Fv (Koefisien situs untuk periode panjang)


Fv = 4,200 (didapat dari aplikasi RSA 2021)
6. Menghitung nilai SMS (Parameter percepatan respons pada periode pendek) dan SM1
(Parameter percepatan respons pada periode 1,0 detik)
SMS = Fa x Ss = 0,280
SM1 = Fv x S1 = 0,402

7. Menghitung nilai SDS (Parameter percepatan spektral desain pada periode pendek) dan SD1
(Parameter percepatan spektral desain pada periode 1,0 detik)
SDS = 2/3 SMS = 0,187
SD1 = 2/3 SM1 = 0,268

8. Menentukan Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori resiko gedung ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2. berdasarkan fungsi
bangunan. Berikut Tabel 4.2 dalam menentukan kategori resiko gedung.

Tabel 4.2 - Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa

Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen / rumah susun
- Pusat perbelanjaan / mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo

Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki
potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan
massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, III
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi pusat operasi dan fasilitas lainnya IV
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan baka, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam
kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material
atau peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi
pada saat keadaan darurat

Gedung dan nongedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi


struktur bangunann lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV
Sumber, SNI 1726:2019, halaman 25 BSN

Dari tabel 4.2, ditentukan untuk bangunan memiliki kategori risiko bangunan I

9. Menentukan faktor keutamaan gempa (Ie), ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2

Tabel 4.3 - Faktor Keutamaan Gempa


Kategori Resiko Faktor keutamaan gempa, Ie
I dan II 1,0
III 1,25
IV 1,5
Sumber, SNI 1726:2019, halaman 25 BSN

Dari tabel 4.3, ditentukan untuk bangunan memiliki faktor keutamaan gempa 1,0

10. Menentukan kategori desain seismik berdasarkan SDS dan SD1


Tabel 4.4 - Kategori desain seismik berdasarkan SDS

Sumber, SNI 1726:2019, halaman 37 BSN

Tabel 4.5 - Kategori desain seismik berdasarkan SD1


Sumber, SNI 1726:2019, halaman 37 BSN

11. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem Berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 6.5 dan
hasil seminar HAKI
Tabel 4.6 - Pemilihan Sistem Struktur

Dari tabel 4.6, ditentukan sistem struktur digunakan SRPMB

12. Sistem Penahan Gempa


Tabel 4.7 - Faktor R, Cdc dan Ω0b untuk sistem penahan gaya gempa

Maka dengan sistem struktur penahan gaya gempa sistem SRPMB untuk struktur gedung,
R= 3
Cd = 3,5
Ωo = 3
3.2. KOMBINASI PEMBEBANAN

Kombinasi beban untuk metode ultimit struktur, komponen struktur, dan elemen fondasi harus
dirancang sedemikian rupa hingga kuat rencananya sama atau melebihi beban terfaktor.
Berdasarkan SNI 2847-2019, kombinasi pembebanan terfaktor adalah sebagai berikut :
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (1,0 L atau 0,5 W)
4. 1,2 DL + 1,0 W +1,0 L + 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2 DL + 1,0 E + 1,0 LL
6. 0,9 DL + 1,0 W
7. 0,9 DL + 1,0 E

Pengecualian !
Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 5 boleh diambil sama dengan 0,5 kecuali
untuk ruang garasi, ruang pertemuan, dan semua ruangan yang nilai beban hidupnya lebih
besar daripada 500 kg/m2

Untuk nomor 5 dan 7 dengan beban gempa diatur oleh SNI 1726-2019, faktor dan kombinasi
beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal dan beban gempa nominal, yaitu
1. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
2. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 0,3 ρ Ex ± 0,1 ρ Ey
3. (0,9-0,2 Sds) DL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
4. (0,9-0,2 Sds) DL ± 0,3 ρ Ex ± 1,0 ρ Ey 1

Komb DL SDL LL Lr W Ex Ey
COMB 1 1,4 1,4 - - - - -
COMB 2 1,2 1,2 1,6 0,5 - - -
COMB 3 1,2 1,2 1,0 1,0 1,6 - -
COMB 4 1,2 1,2 1,0 1,0 -1,6 - -
COMB 5 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 6 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 7 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 8 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 9 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 10 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 11 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 12 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 13 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 14 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 15 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 16 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 17 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 18 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 19 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 20 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 21 1,0 1,0 1,0 - - - -
BAB III - PERENCANAAN BEBAN

4.1. PEMBEBANAN

4.1.1. BEBAN MATI (DEAD LOAD )

Beban mati adalah berat dari semua bagian dari semua bagian dari suatu bangunan bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin (fixed equipment ).

a. Beban mati (DL)


Dihitung dengan bantuan software

b. Beban mati tambahan (SDL)


> Beban pada balok :
- Batu bata = 2,5 kN/m2 x tinggi lantai

c. Beban mati atap


> Data perencanaan atap
- Tipe kuda-kuda = Baja profil
- Profil rencana : Wf 250x125x6x9 (Rafter)
CNP 150x50x20x2,3 (Gording)
- Tipe sambungan = Baut
- Penutup = Atap galvalum
- Jarak kuda-kuda = 6,00 m
- Kemiringan = 20 ⁰

> Beban mati atap


- Atap ( 0,053 x 6,00 ) = 0,32 kN/m
- Perlengkapan ( 0,32 x 0,1 ) = 0,03 kN/m
- ME ) = 0,30 kN/m
QDL = 0,65 kN/m

> Beban hidup


- Pekerja QLL = 1,00 kN

> Beban angin (SNI 1727-2020)


- Dimensi bangunan,
Lebar = 20,00 m - Kategori resiko, II
Panjang = 38,00 m Kd = 0,85
Tinggi = 8,09 m
- Kecepatan angin rencana,
- Eksposure bangunan, V= 45,00 m/s
Tipe = B
Kzt = 1,00 - Tekanan kecepatan,
Gcpi = -0,18 qz = 0,613 Kz Kzt Kd Ke V2
Kz = 0,75 qz = 0,79 kN/m2
- Koefisien tekanan eskternal Cp atau Cn,
ATAP DINDING
H/L= 0,40 L/B= 1,90
CPdatang = -0,40 CPdatang = 0,80
CPpergi = -0,60 CPpergi = -0,30

- Gaya tekan angin pada struktur atap,


Angin datang, qz G Cp = -0,269 kN/m2
q x L = -1,614 kNm

Angin pergi, qz G Cp = -0,404 kN/m2


qxL= -2,422 kNm

- Gaya tekan angin pada struktur kolom, qz G Cp


Angin datang, qz G Cp = 0,538 kN/m2
qxL= 3,229 kNm

Angin pergi, qz G Cp = -0,202 kN/m2


qxL= -1,211 kNm

4.1.2. BEBAN HIDUP (LIVE LOAD )


Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaaan suatu
bangunan, dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah (moveable equipment ), mesin-mesin serta perlatan yang tidak merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari bangunan dan dapat diganti selama masa hidup dari bangunan itu,
sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atap bangunan tersebut. Khusus
untuk atap yang dianggap beban hidup termasuk beban yang berasal dari air hujan, Beban hidip
> Beban pada lantai :
- Pekerja = 1,00 kN/m

4.1.3. BEBAN GEMPA

Pembebanan gempa berikut ini merupakan pembebanan minimum yang dipakai sesuai dengan yang
terdapat dalam Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
non-Gedung SNI 1726-2019.
BAB V - PERMODELAN STRUKTUR

5.1. KRITERIA PERMODELAN

1. Reduksi massa gempa bangunan yang digunakan pada struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
- Faktor reduksi berat sendiri / Self-Weight (DL) : 1,00
- Faktor reduksi beban mati tambahan / Super Impose Dead Load (SDL) : 1,00
- Faktor reduksi beban hidup (LL) : 0,25

2. Faktor reduksi kekuatan yang digunakan pada perhitungan desain struktur beton bertulang
mengacu pada SNI 2847:2019 "Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung"
yang ditunjukan pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 - Faktor Reduksi Kekuatan

Kuat Rencana Faktor Reduksi Kekuatan


Penampang terkendali tarik 0,90
Penampang terkendali tekan
Komponen struktur dengan tulangan spiral 0,75
Komponen struktur lainnya 0,65
Geser dan torsi 0,75
Tumpuan pada beton 0,65
Beton polos struktural 0,55

3. Reduksi Kekakuan elemen sesuai SNI 2847:2019 dengan rincian yang ditampilkan sebagai
berikut :
- Kolom : 0,70
- Balok : 0,35
- Pelat : 0,25

5.2. ANALISA GEMPA

5.2.1. PERIODE GETAR BANGUNAN

Perysaratan periode getar struktur bangunan ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2. Periode
getar bangunan harus berada diantara Periode getar minimum dan periode getar maksimum yang

Berikut skema persyaratan periode minimum dan maksimum :


- Kondisi 1, Ta-min ≤ Ta < Ta-max digunakan nilai Ta
- Kondisi 2, Ta-min > Ta < Ta-max digunakan nilai Ta-min
- Kondisi 3, Ta-min < Ta > Ta-max digunakan nilai Ta-max

Didapat nilai Ta struktur hasil dari running program sebesar : T = 2,406 detik

Tabel 5.4 - Nilai Parameter Periode Pendekatan Ct dan x

Sumber, SNI 1726:2019, halaman 72 BSN


Dari tabel didapat nilai koefisien rangka beton pemikul momen, Ct = 0,0724
x = 0,8

Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung

Sumber, SNI 1726:2019, halaman 72 BSN

Berikut persamaan periode minimum : Ta-min = Ct x hnx


dengan :
hn = ketinggian struktur (m)
Ct dan x ditentukan dari tabel 5.4

Berikut persamaan periode maksimum : Ta-max = Cu x Ta-min


nilai parameter Cu didapatkan = 1,7

Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung

Parameter Arah-X Arah-Y


Ta-min (detik) 0,384 0,384
Ta Bangunan (detik) 2,406 2,406
Ta-max (detik) 0,653 0,653
Ta pakai (detik) 0,653 0,653
Keterangan Ta > Ta-max Ta > Ta-max

5.2.3. GAYA LATERAL EKIVALEN

1. Koefisien Respon Seismik

Berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 7.8.1.1, perhitungan respons seismik Cs ditentukan


dengan persamaan berikut :

Csmin = 0,044 SDS Ie ≥ 0,01

dan tidak perlu melebihi,

2. Gaya Geser Dasar


Berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 7.8.1, perhitungan gaya geser dasar ditentukan dengan
persamaan berikut :
V = Cs x Wt

3. Distribusi Beban Gempa

Arah distribusi beban gempa diterapkan secara terpisah dalam masing-masing arah dari
dua arah ortogonal berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.5.2
Tabel 5.6 - Gaya Gempa Arah x dan y
Fx Fy
Lantai 30% Fx 30% Fy
(kN) (kN)
1 2,89 0,87 2,89 0,87
2 2,71 0,81 2,71 0,81
3 5,73 1,72 5,73 1,72
4 25,49 7,65 25,49 7,65
5 24,25 7,28 24,25 7,28
6 18,44 5,53 18,44 5,53
Σ 79,52 23,86 79,52 23,86

5.2.4. GAYA GEMPA DINAMIK RESPONS SPEKTRUM

Gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total
struktur. Dalam analisa gempa dinamik, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia
akibat beban gempa.

- Redaman struktur, = 0,05


- Faktor keutamaan gempa, = 1
- Faktor reduksi gempa, = 3
- Faktor skala gempa,
RSPx = (G x I) / R = 3268,95 kN
RSPy = RSPx 30% = 980,69 kN

5.2.5. GAYA GESER DASAR NOMINAL

Persyaratan gaya geser tingkat desain (Vx, Vy) ditetapkan pada SNI 1726:2012 Pasal 7.9.4.1 dimana
memeiliki persyaratan sebagai berikut yang ditnjukkan pada Persamaan 4.3.

Tabel 5.7 - Analisa Base Shear

Parameter Arah-X Arah-Y


Wt (kN) 307,15
Cs 0,062
Csmin 0,008
Csmax 0,137 0,137
Cs pakai 0,062 0,062
Vs (kN) 19,12 19,12
Vd (kN) 13,34 8,52
Cek Vd ≥ Vs NOT NOT
scale factors 1,433 2,244
scale Vd (kN) 4685,82 7336,81
1405,75 2201,04
BAB VI - ANALISA STRUKTUR

6.1. PARAMETER BEBAN

Berikut adalah gambar input beban dalam perhitungan dengan bantuan program :

Gambar 6.1 - Beban Mati pada frame

Gambar 6.2 - Beban hidup pada frame


Gambar 6.3 - Beban Angin

Gambar 6.4 - Beban Gempa Arah X


Gambar 6.5 - Beban Gempa Arah Y

6.2. GAYA DALAM

Berikut adalah gambar gaya dalam hasil dari perhitungan dengan bantuan program :

Gambar 6.6 - Gaya Aksial Struktur (ENVELOPE)

Gambar 6.7 - Gaya Geser Struktur (ENVELOPE)


Gambar 6.8 - Gaya Momen Minor Struktur (ENVELOPE)

Gambar 6.9 - Gaya Momen Major Struktur (ENVELOPE)


6.3. DESAIN BETON BERTULANG

6.3.1. PELAT LANTAI


Perhitungan pelat lantai dilakukan dengan pendekatan perkerasan kaku metode Bina Marga hal ini
dikarenakan, tidak digunakan dalam desain dan pelaksanaan pelat lantai tersebut, penggunaan
tulangan ruji dan dowel diabaikan.

a. Data-data :
Pengecoran dilakukan setiap 6 x 6 m
Tebal pelat = 150 mm
Lebar pelat = 1 x 6 m

Jika nilai CBR tanah permukaan tidak diketahui atau dibawah 2%, digunakan lapisan
beton kurus setebal minimal 15 cm.
6.3.2. ANALISA BALOK

Type : Balok S1 ( 200 x 300 )


Fy : 420 Mpa cover : 40 mm L : 6,00 m
Fc' : 20,75 Mpa b : 200 mm
Tul utama: 13 mm h : 300 mm
Sengkang: 10 mm d : 243,5 mm
Torsi : 10 mm d' : 56,5 mm

PEMBEBANAN SLOOF
Beban Mati :
- Berat Sendiri = 1,44 kN/m
1,44 kN/m

Beban ultimit :
Qu = 1,4 DL = 2,016 kN/m

PERHITUNGAN GAYA DALAM


Gaya Dalam :
Mu = 1/8 x Qu x L2 = 9,07 kNm
Vu = 1/2 x Qu x L = 6,05 kN

ANALISA TULANGAN LENTUR


Perhitungan Tulangan Lentur :
Asumsi awal :
2
As = Mu / φ.fy.β.d = 115,956 mm
Dicoba :
D Luas Jumlah As (mm2)
13 132,7323 3 398,197

a = As.fy / β.fc.b = 47,411 mm

Momen nominal aktual balok :


φMn = φ.As.fy(d-a/2) = 33,083 kNm

Kontrol :
φMn > Mu ...Memenuhi

Cek rasio tulangan :


ρ = As / bw.d = 0,008
ρb = 0,85.(β.fc / fy) . (600 / 600+fy) = 0,0210
ρ < 0,75ρb ...Memenuhi

Cek kendali tarik penampang :


a/d = 0,1947
0,375.β = 0,3188
a/d < 0,375β → ...Memenuhi
ANALISA TULANGAN GESER
Perhitungan Tulangan Geser
Faktor reduksi kekuatan geser, f = f= 0,75
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
Vc = 36,973 kN
Tahanan geser beton,
ϕ . Vc = 27,730 kN
ϕ . Vc / 2 = 13,865 kN
Gaya geser yang ditahan begel,
Vs = -36,973 kN
Kontrol dimensi balok,
1/3 . √ fc . b . d = 73,946 kN
2/3 . √ fc . b . d = 147,893 kN
Vs > 2/3 . √ fc . b . d → Oke
Untuk Vs < 1/3 . √ fc . b . d, jadi syarat spasi begel : s ≤ d/2 dan s ≤ 600 mm
Luas begel per meter,
Av,u = ( Vs . S ) / ( fy . d ) = -632,669 mm2
Av,u = ( b . S ) / ( 3 . fy ) = 277,778 mm2
Av,u = ( 75 . √ fc . b . S ) / ( 1200 . fy ) = 237,251 mm2
Av,u = 277,778 mm2
Av,u = 277,778 mm2
Spasi begel, s = 565 mm
Syarat spasi, 150 mm
Dipilih spasi yang terkecil, yaitu
Jadi, dipakai begel Ø 10 - 150
6.3.3. ANALISA KOLOM

Type : Kolom K1 ( 400 x 400 )

Fy : 420 Mpa cover : 40 mm Output Software:


Fc' : 20,75 Mpa b : 400 mm Mu (-) : 91,900 kNm
Tul utama: 16 mm h : 400 mm Mu (+) : 106,519 kNm
Sengkang: 10 mm d : 344 mm Vu : 39,491 kNm
lk : 3000 mm d' : 58,0 mm Pu : 38,576 kN

ANALISA TULANGAN LENTUR


Anggapan/asumsi
1. Ec = 21409,52 Mpa b= 0,85 Æ= 0,65 bd = 0,5

2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 27 mm = 0,027 m

3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,002133333 mm4

Ec * Ig 45,67364
kolom : Elk = = = 12179,64 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 66,90475
balok : Elb = = = 8920,633 kN.m2
5*(1+bd) 7,5

Kolom bawah = Y = 0 (terjepit penuh)


Elk / lk 4059,879
Kolom atas = = = 2,7307
Elb / lk 1486,772
Dari grafik diperoleh, k = 0,7 + 0,05 (Ψ A+Ψ B) ≤ 1 = 0,8365 ≤ 1

4. Persyaratan komponen struktur


a. Nilai Pu harus lebih besar dari Ag fc/10 (SNI 2847:2013 pasal 21.6.1)
Ag fc/10 = 332000 N = 332 kN
Pu > Ag fc/10 → Tidak terpenuhi
b. Rasio dimensi penampang terpendek terhadap penampang tegak lurus tidak kurang dari 0,4
b / h = 400 / 400 = 1
b/h > 0,4 → Oke

5. Perhitungan diagram interaksi kolom


β= 0,85 n = 12 As = 2412,74 mm
ρ= 1,51%

Kondisi tekan aksial sentris :


Pno = 0,80*[ 0,85*fc' *b*h + As*(fy - 0,85*fc')]*10-3 = 3034 kN

Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 202,35 mm
Diagram interaksi kolom

ANALISA TULANGAN GESER


Kuat geser nominal, Vn = Vu / φ = 65,82 kNm
Kuat geser beton, Vc = 1/6 * √f'c * b * d * 10-3 = 104,47 kNm
Tahanan geser, Vs = Vn - Vc = 38,65 kNm
Digunakan sengkang, 2 P 10
Luas tulangan geser, Av = n * π / 4 * Ø2 = 157,08 mm2
Jarak yang diperlukan, s = Av * fy * d / ( Vs * 103) = 587,21 mm
Jarak maksimum, smax = d / 2 = 172 mm
Jarak maksimum, = 200 mm
Jarak yang digunakan, = 150,00 mm

Jadi, digunakan 2 P 10 - 150


6.4. DESAIN STRUKTUR BAJA

Analisis perhitungan struktur beton bertulang yang meliputi elemen rafter, balok, dan kolom dilakukan
dengan hasil luaran software dan diverifikasi analisis sesuai SNI 1729:2020. Berikut review pada
elemen struktur berdasarkan SNI 1729:2020.

6.4.1. PENGECEKAN STRUKTUR

DESAIN STRUKTUR BAJA


Perencanaan struktur baja mengacu pada Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI
1729:2020) yang mengadopsi code standar Amerika yaitu AISC 360-16 dan AISC 341-16. Gambar di
bawah menunjukan parameter desain struktur baja yang telah di sesuaikan dengan kondisi struktur
yang akan di rancang.

Gambar 6.12 - Rasio Tegangan Elemen Struktur


PERENCANAAN GORDING

Data - data
Mutu Baja BJ 37
fy : 240 Mpa
fu : 370 Mpa
E : 200000 Mpa

DATA PROFIL C 150.50.20.2,3

H= 150 mm
B= 50 mm
a= 20 mm
t= 2,3 mm
A= 632,0 mm2
Ix = 2100000 mm4
Iy = 220000 mm4
Sx = 28000 mm
Sy = 6330 mm
3
Zx = 21601 mm
Zy = 9389 mm3
w= 4,96 kg/m
c= 1,55

Jarak (miring) antara gording, s= 1160 mm


Panjang gording (jarak antara rafter), L1 = 6000 mm
Jarak antara sagrod L2 = 2000 mm
Sudut miring atap, a= 20 °

BEBAN PADA GORDING


BEBAN MATI (DEAD LOAD )
Lebar Q
No Material Berat Satuan
(m) (N/m)
1 Berat sendiri gording 0,050 kN/m 0,050
2 Atap baja (span deck) 0,102 kN/m2 1,16 0,118
Total beban mati, QDL = 0,168 kN/m

BEBAN HIDUP (LIVE LOAD)


Beban hidup akibat air hujan diperhitungkan setara dengan beban genangan air setebal 1 inc = 25
mm. qhujan = 0.025 * 10 = 0,25 kN/m2
Jarak antara gording, s= 1,16 m
Beban air hujan, qhujan * s = 0,29 kN/m
Beban hidup merata akibat air hujan, QLL = 0,29 kN/m
Beban hidup terpusat akibat beban pekerja, PLL = 1,00 kN

BEBAN TERFAKTOR
Beban merata, Qu = 1.2 * QDL + 1.6 * QLL = 0,665 kN/m
Beban terpusat, Pu = 1.6 * PLL = 1,6 kN
Sudut miring atap, a= 0,35 rad
Beban merata terhadap sumbu x, Qux = Qu * cos a = 0,625 kN/m
Beban merata terhadap sumbu y, Quy = Qu * sin a = 0,228 kN/m
Beban terpusat terhadap sumbu x, Pux = Pu * cos a = 1,504 kN
Beban terpusat terhadap sumbu y, Puy = Pu * sin a = 0,547 kN
MOMEN DAN GAYA GESER AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
Panjang bentang gording terhadap sumbu x, Lx = L1 = 6000 mm
Panjang bentang gording terhadap sumbu y, Ly = L2 = 2000 mm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Mux = 1/10 * Qux * Lx2 + 1/8 * Pux * Lx = 3,379 kN/m
Momen pada 1/4 bentang, MA = 2,534 kN/m
Momen di tengah bentang, MB = 3,379 kN/m
Momen pada 3/4 bentang, MC = 2,534 kN/m
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Muy = 1/10 * Quy * Ly2 + 1/8 * Puy * Ly = 0,138 kN/m
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Vux = Qux * Lx + Pux = 5,256 kN
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Vuy = Quy * Ly + Puy = 1,002 kN

PERHITUNGAN KLASIFIKASI PENAMPANG


Klasifikasi penampang kanal bagian sayap
Rasio lebar terhadap tebal, λ = bf / tf = 21,739
Batas parameter kondisi kompak, λp = 0,38 * √( E / fy) = 10,970
Batas parameter kondisi nonkompak, λr = 1,00 * √( E / fy) = 28,868
Kondisi penampang bagian sayap : λp < λ < λr → [ NON KOMPAK ]

Klasifikasi penampang kanal bagian badan


Rasio lebar terhadap tebal, λ = (ht - 2 * (tf )) / tw = 63,217
Batas parameter kondisi kompak, λp = 3,76 * √( E / fy) = 108,542
Batas parameter kondisi nonkompak, λr = 5,70 * √( E / fy) = 164,545
Kondisi penampang bagian badan : λ < λp → [ KOMPAK ]
Kesimpulan klasifikasi penampang balok,

Keadaan batas terhadap sumbu X


Perlu Kontrol Keadaan Batas ?
Kelansingan Sayap Kelansingan Badan
Acuan Jenis Kontrol Ket.
[ NON KOMPAK ] [ KOMPAK ]
Pasal F2 Y, LTB -
nc c
*SNI 1729 2020
Keadaan batas terhadap sumbu Y
Perlu Kontrol Keadaan Batas ?
Kelansingan Sayap Kelansingan Badan Jenis
Acuan Ket.
Kontrol
[ NON KOMPAK ] [ KOMPAK ]
Pasal F6 Y, FLB [ Perlu ]
nc c

NILAI FAKTOR MODIFIKASI TEKUK TORSI LATERAL PAKAI


Nilai momen mutlak maksimum, Mmaks = 3,379 kN.m
Nilai mutlak momen pada titik seperempat dari segmen tak terbreis, MA = 2,534 kN.m
Nilai mutlak momen pada titik setengah dari segmen tak terbreis, MB = 3,379 kN.m
Nilai mutlak momen pada titik tiga-perempat dari segmen tak terbreis, MC = 2,534 kN.m
Faktor modifikasi tekuk torsi lateral,
Cb = 12,5*Mmaks / (2,5*Mmaks + 3*MA + 4*MB + 3*MC) = 1,14
Nilai minimum faktor modifikasi tekuk torsi lateral, Cb = 1,00
Faktor modifikasi tekuk torsi lateral pakai, Cb = 1,14

ANALISA TAHANAN LENTUR PADA STRUKTUR KANAL


Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F2
Keadaan batas leleh (Y) : [ TIDAK PERLU ]
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = fy * Zx = 5,18 kN.m
Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]
Radius girasi terhadap sumbu y, ry = √( Iy / A ) = 18,66 mm
Jarak antar titik berat sayap, h0 = ht - tf = 147,700 mm
Radius girasi efektif, Kondisi 1: rts = √( 1/2 * Iy * h0 / Sx) = 24,088 mm
Kondisi 2: rts = bf / √[ 12 * (1 + 1/6 * (ht * tw) / (bf * tf))] = 11,785 mm
rts = 11,785 mm
Nilai konstanta torsi, J = 2 * 1/3 * b * t3 + 1/3 * (ht - 2 * t) * t3 + 2/3 * ( a - t ) * t3 = 21932 mm4
Nilai cw, cw = Iy * h02 / 4 = 1,20E+09 mm4
Nilai koefisien c untuk kanal, c = h0 /2 * √Iy / Cw = 1,00
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √ (E / fy) = 0,95 m
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr =1,95*rts*E/(0,7*fy)*√[J*c/(Sx*ho)+√((J*c/(Sx*ho))2+6,76*(0,7*fy/E)2)] = 2,87 m
Panjang balok, Lb = L = 2,00 m
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h0)) * (Lb/rts)2) = 279,878 Mpa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp Mn = Mp = fy * Zx = - kN.m
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr Mn =Cb*[fy*Zx - (fy*Zx - 0,7*fy*Sx)*(Lb-Lp) / (Lr-Lp) = 5,593 kN.m
Kondisi 3 : Lb > Lr Mn = Fcr * Sx = - kN.m
Mn = 5,593 kN.m
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mp
5,593 > 5,184 → [ Pakai Mp ]

Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 5,184 kN.m

Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F6


Keadaan batas leleh (Y) : [ PERLU ]
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh,
Mn = Mp = fy * Zx < 1,6 * fy * Sy = 5,184 kN.m

Keadaan batas tekuk lokal sayap (FLB) : [ PERLU ]


Rasio lebar terhadap tebal, λ = bf / tf = 21,739
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,970
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,868
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang, Fcr = 0.69 * E / (b / tf)2 = 292,008 Mpa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap,


Kondisi 1 : λp < λ < λr, Mn = [ Mp - (Mp - 0,7 * fy * Sy) * (λ - λpf)/(λrf - λpf)] = 5,824 kN.m
Kondisi 2 : λr > λ, Mn = Fcr * Sy = - kN.m

Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap, Mn = 5,824 kN.m

REKAPITULASI KEKUATAN LENTUR NOMINAL ARAH X :


Pasal F2
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), MnX = - kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), MnX = - kN.m
Pasal F6
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), MnX = 5,184 kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), MnX = 5,824 kN.m
Kuat lentur nominal arah X yang berpengaruh, MnX = 5,184 kN.m
φB = 0,90
MUX = 3,379 kN
Kontrol gaya lentur terhadap kekuatan geser nominal,
Syarat : MUX ≤ φb * MnX
3,379 ≤ 4,666 → [ OK ]

ANALISA TAHANAN GESER PADA STRUKTUR KANAL


Tahanan geser pada struktur balok
Jarak bersih antara sayap-sayap, h0 = ht - tf = 147,7 mm
Luas badan penampang, Aw = h0 * tw = 339,71 mm2
Perbandingan jarak bersih antar sayap dengan tebal badan, h0/tw = 64,21739
Koefisien tekuk geser pelat badan, kv = 5,34
Koefisien kekuatan geser badan,
Kondisi 1 : h0/tw ≤ 2,24 * √(E/fy) Cv1 = 1,000
Kondisi 2 : h0/tw > 2,24 * √(E/fy) Cv1 = 1,1 / (h0/tw) * √(kv * E / fy) = -
Koefisien kekuatan geser badan pakai, Cv1 = 1,000

Kekuatan geser nominal, Vn = 0,6 * fy * Aw * Cv1 = 48,91824 kN


Nilai faktor ketahanan untuk kuat geser, φV = 0,75
Gaya geser akibat kombinasi beban terfaktor, VUX = 5,256
Kontrol gaya geser terhadap kekuatan geser nominal,
Syarat : VUX ≤ φV * Vn
5,256 ≤ 36,689 → [ OK ]

Interaksi lentur dan geser pada struktur balok


Kontrol interaksi kombinasi lentur dan geser untuk sumbu X,
Syarat : MUX/(φb*MnX) + VUX/(φV*Vn) ≤ 1,0
0,867 ≤ 1,0 → [ OK ]
PERENCANAAN SAMBUNGAN GORDING
Based On SNI 1729 : 2020 © Msz

A. DATA BAHAN
Tegangan leleh baja (yield stress) fy = 240,00 Mpa
Tegangan ultimite baja, fu = 370,00 Mpa
Modulus elastisitas baja E= 200.000,00 Mpa
Mutu baut A-325
Kuat tarik minimum baut, Tabel J3.2 fub = 620,00 Mpa
Tegangan geser baut, Tabel J3.2 fnv = 372,00 Mpa
Diameter baut D= 16,00 mm
Luas baut Ab = 1/4*π*D^2 = 201,14 mm2
Diameter lubang baut standar, Tabel J3.3M dt = D + 2 = 18,00 mm
Penambahan luasan, abel J3-5M x= 5,00 mm

B. DATA KARAKTERISTIK PROFIL Lip Channel : C 150.50.20.2,3


ht = 150 mm
b= 50 mm
a= 20 mm
t= 2,3 mm
A= 632 mm2
Ix = 2100000 mm4
Iy = 220000 mm4
Sx = 28000 mm3
Sy = 6330 mm3
rx = 57,64 mm
ry = 18,66 mm
c= 1,55
w= 4,96 kg/m

C. DATA REAKSI HASIL GAYA DALAM


Reaksi pada balok
Gaya geser akibat beban terfaktor Vu = 5.255,63 N
Momen akibat beban terfaktor Mu = 3.378.904,47 N.mm
Faktor reduksi untuk kekuatan tumpu dan sobek Φ= 0,75 Bab J3.10
Faktor reduksi untuk komb. Gaya tarik dan geser Φ= 0,75 Bab J3.7
D. PERHITUNGAN PELAT PENYAMBUNG
Momen inersia badan I badan = 1/12*tf*h badan^3 = 646875 mm4
Momen badan Mbadan = I badan / I Profil * Mmax = 1.040.823,25 N mm
Tinggi pelat diambil h= 120 mm
Panjang pelat diambil l= 250 mm
Tebal pelat penyambung yang dibutuhkan
tp = M max / (h*l*Fy) = 0,469 mm
Sehingga dipakai tebal pelat tp = 0,50 mm

E. PERHITUNGAN JUMLAH BAUT


Kuat nominal geser baut dengan 1 bidang geser
Faktor reduksi untuk DFBT, Bab J3.7 Φ= 0,75
Bab J3.10.7 Rnv = fnv*Ab = 74.825,14 N
Φ*Rnv = 56.118,86 N

Jumlah baut di hitung n = sqrt(M max/(Φ*Rnv*tw)) = 2,84 bh


dipakai jumlah baut n= 3,00 bh

Perhitungan jarak baut


Jarak tepi
SNI 1729:2020 Bab J3 Tabel J3.4M
Diameter baut D= 16,00 mm
Jarak tepi minimum, Tabel J3.4M S min = 22,00 mm
Jarak tepi rencana S1 = x+1/2*(bf-tw-2*r0) = 10,19 mm
Jarak tepi maksimum, Bab J.5 4tp+100 = 102,00 mm
S max = 150,00 mm
Jarak tepi diambil S1 = 22,00 mm

Jarak antar baut


SNI 1729:2020 Bab J3.3
Diameter baut D= 16,00 mm
Spasi minimum Smin = 2*2/3D = 21,33 mm
Spasi minimum S=D= 16,00 mm
Spasi minimum, Bab J3.3 (catatan) S = 3*D = 48,00 mm
Spasi Maksimum, Bab J3.5 S max = 12 tp = 6,00 mm
Smax = 150,00 mm
Dipakai spasi S= 6,00 mm
Kontrol Kekuatan baut terhadap tarik

d3 = ht-2*S = 106,00 mm
d2 = ht-S-Pt2+1/2*D = 136,00 mm
d1 = 1/2*D = 8,00 mm
dt = d1+d2+d3 = 250,00 mm

d3
d2

d1

Gaya tarik perlu Tu1 = Mu*d1/dt^2 = 432,50 N


Tu1 = Mu*d2/dt^2 = 7.352,50 N
Tu1 = Mu*d3/dt^2 = 5.730,62 N
Gaya tarik 1 baut Tb = Ab*fub = 124.708,57 N
Jumlah baris dalam 1 sambungan b= 2,00 baris
Gaya tarik total Td = Ø*2*Tb = 187.062,86 N
Syarat Tu < Td
Tu1 < Td Aman
Tu2 < Td Aman
Tu3 < Td Aman
PERENCANAAN RAFTER

Data - data
fr : 70 Mpa Lx : 1044,03 cm Ly : 110 cm
fy : 240 Mpa Mux : 53,453 kN/m Muy : 1,177 kN/m
E : 200000 Mpa Vu : 18,535 kN 16,6952
G : 76923,08 Mpa Nu : 35,310 kN 0,533

DATA BEBAN
- Mu = 53453000 Nmm
- Vu = 18535,1 N
- Pu = 35310,4 N

DATA PROFIL WF 250.125.6.9


H= 250 mm
B= 125 mm
t1 = 6 mm
t2 = 9 mm
r= 12 mm
A= 37,66 cm2 = 3766 mm2
Ix = 4050 cm4 = 40500000 mm4
Iy = 294 cm4 = 2940000 mm4
ix = 10,4 cm = 104 mm
iy = 2,79 cm = 27,9 mm
Sx = 324 cm3 = 324000 mm3
Sy = 47 cm3 = 47000 mm3

CEK SYARAT KELANGSINGAN


𝐿𝑘
λ= 𝑖𝑚𝑖𝑛
< 200

374,20 < 200 …Tidak Memenuhi


Diperlukan pengaku / Stiffener

MENGHITUNG NILAI TEGANGAN KRITIS


Panjang efektif komponen struktur, Lc = K * L = 1100 mm
Lc / r = 39,43
4,71 √ E / fy = 135,97
Tegangan kritis tekuk lentur, Fe = π2 E / (Lc / r) = 1269,85
𝜋 2 𝐸𝐶𝑤 1
𝐹𝑒 = + 𝐺𝐽 = 154,95
𝐿𝑐𝑧 2 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
Tegangan kritis tekuk lentur, Fcr = (0,658 Fy / Fe) Fy = 221,75 221,7462
Fcr = 0,877 Fe = - 1113,659
Fcr = 221,75
Fy / Fe
Tegangan kritis tekuk puntir, Fcr = (0,658 ) Fy = 125,51 125,5064
Fcr = 0,877 Fe = - 135,8922
Fcr = 125,51
Digunakan nilai, Fcr = 125,51

MENGHITUNG TEKAN NOMINAL


Kuat tekan nominal, Pn = Ag * fcr = 472657,2 N
Kuat tekan nominal terfaktor, ФPn = 425391,5 N
= 425,39 kN
Kontrol, Nu < ΦNn …Memenuhi
0,0830
SECTION PROPERTIES
h1 = tf + r = 21,00 mm
h2 = H - 2(h1) = 208,00 mm
h = H - tf = 241,00 mm
J = Σbt3 / 3 = 77454 mm
Cw = (ly*h2) / 4 = 4,27E+10 mm6
x1 = π / Sx * √EGJA /2 = 14524 Mpa
2 2 2
x2 = 4 * (Sx/GJ) * lw/ly = 0,000172 mm /N
Zx = tw * ht2 / 4 + (bf - tw) * (ht - tf) * tf = 351861 mm3
2 2
Zy = tf * bf / 2 + (ht - 2 * tf) * tw / 4 = 72401 mm3

PERHITUNGAN KEKUATAN
Syarat yang harus dipenuhi dengan balok pengaku
a/h≤3 → 4,149 > 3

Ketebalan pelat badan dengan pengaku vertikal harus memenuhi syarat,


h / tw ≤ 7,07 * √ ( E / fy ) → 40,17 ≤ 204,09 … Memenuhi

KLASIFIKASI PENAMPANG PROFIL

Kelangsingan penampang sayap, λ = B / 2tf = 6,94


Batas maksimum penampang kompak, λp = 0,38 √ E / fy = 10,97
Batas maksimum penampang tak-kompak, λr = 1,00 √ E / fy = 28,87
Kondisi penampang bagian : λ < λp → [ KOMPAK ]

Kelangsingan penampang badan, λ = h / tw = 40,17


Batas maksimum penampang kompak, λp = 3,76 √ E / fy = 108,54
Batas maksimum penampang tak-kompak, λr = 5,70 √ E / fy = 164,54
Kondisi penampang bagian : λ < λp → [ KOMPAK ]

Kelangsingan Sayap Kelangsingan Badan Acuan Jenis Kontrol Ket


Pasal F2 Y, LTB [ Perlu ]
Pasal F3 LTB, FLB -
[ KOMPAK ] [ KOMPAK ]
Pasal F4 CFY, LTB, FLB [ Perlu ]
c c Pasal F5 CFY, LTB, FLB -
Pasal F6 Y, LTB [ Perlu ]
*SNI 1729-2020

ANALISA KEKUATAN AKSIAL & MOMEN PERLU

Tinjauan Analisa Sumbu x


Nilai absolut momen terkecil, M1 = 16,70 kNm
Nilai absolut momen terbesar, M2 = 53,45 kNm
Faktor momen seragam ekuivalen, Cm = 0,6 - 0,4 * (M1 / M2) = 0,475
Faktor panjang efektif tekuk lentur arah x, Kx = 1
Panjang efektif lentur arah x, Lx = 5220,15 mm
Kekuatan tekuk kritis elastis, Pe1 = π * E * Ix / (Kx * Lx)2 =
2
2933,72 kN
Faktor penyesuaian level gaya DFBT/KBI, α= 1
Kekuatan aksial perlu terbesar, Pr = Pu = 35,31 kN

Faktor pengali kelebihan momen, B1 = Cm / (1 - α * Pr / Pe1) = 0,48


Nilai minimum faktor pengali kelebihan momen, B1 = 1,0
Faktor pengali kelebihan momen pakai, B1 = 1,0

Nilai momen perlu terbesar, Mrx = B1 * Mn = 53,45


Tinjauan Analisa Sumbu y
Nilai absolut momen terkecil, M1 = 1,18 kNm
Nilai absolut momen terbesar, M2 = 0,53 kNm
Faktor momen seragam ekuivalen, Cm = 0,6 - 0,4 * (M1 / M2) = -0,283
Faktor panjang efektif tekuk lentur arah y, Ky = 1
Panjang efektif lentur arah y, Ly = 550,00 mm
Kekuatan tekuk kritis elastis, Pe1 = π2 * E * Iy / (Ky * Ly)2 = 19184,55 kN
Faktor penyesuaian level gaya DFBT/KBI, α= 1
Kekuatan aksial perlu terbesar, Pr = Pu = 35,31 kN

Faktor pengali kelebihan momen, B1 = Cm / (1 - α * Pr / Pe1) = -0,28


Nilai minimum faktor pengali kelebihan momen, B1 = 1,0
Faktor pengali kelebihan momen pakai, B1 = 1,0

Nilai momen perlu terbesar, Mry = B1 * Mn = 1,18

ANALISA TAHANAN LENTUR


Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F2

Keadaan Batas Leleh (Y) : [ PERLU ]


Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = Fy * Zx = 84446640 Nmm

Keadaan Batas Tekuk Torsi-Lateral (LTB) : [ PERLU ]


Radius girasi efektif, kondisi 1 : rts = √ (1 / 2 * Iy * h / Sx) = 33,07 mm
kondisi 2 : rts = B / √[12 (1 + 1/6 * (H * tw) / (B * tf))] = 32,64 mm
rts = 32,64 mm
Nilai koefisien c, c= 1,00
Cb = 1,30

Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √(E / fy) = 1417,51 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr = 1,95 rts E /(0,7*fy) * √[J*c/(Sx*h) + √((J*c/(Sx*h))2 + 6,76*(0,7*fy/E)2)] = 4412,05 mm
Jarak antar pengekang lateral/jarak antar gording, Lb = 1100 mm
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h)) * (Lb/rts)2) = 2356,49 MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp Mp = 8,E+07 Nmm
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr Cb * [Mp - (Mp - 0,7 * Fy * Sx) * (Lb - Lp) / (Lr - Lp) = - Nmm
Kondisi 3 : Lb > Lr Fcr * Sx = - Nmm
Mn = 8,E+07 Nmm
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mp → OK Mn = 84,45 kNm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F3

Keadaan Batas Tekuk Torsi-Lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]


Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = Fy * Zx = 84446640 Nmm

Keadaan batas tekuk lokal sayaptekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,62
Koefisien elemen langsing tak diperkaku minimum, kc = 0,35
Koefisien elemen langsing tak diperkaku maksimum, kc = 0,76
Koefisien elemen langsing tak diperkaku pakai, kc = 0,62
Rasio lebar terhadap tebal pada sayap, λ = B / (2*tf) = 6,94
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan,


Kondisi 1 : λp < λ < λr Mn = Mp - (Mp - 0,7 * Fy * Sx) * [(λ - λp) / (λr - λp)] = - Nmm
Kondisi 2 : λr < λ Mn = (0,9 * E * kc * Sx) / λ2 = - Nmm

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F4

Keadaan Batas Leleh Sayap Tekan (CFY) : [ PERLU ]


Modulus penampang elastis untuk sayap tekan,
Sxc = 2/H * (1/12 * B * tf3 + B * tf * (0,5 * (H - tf))2 = 130743 mm3
Momen leleh pada sayap tekan, Myc = fy * Sxc = 3,E+07 Nmm
Momen inersia sayap tekan terhadap sumbu y, Iyc = 1/12 * tf * B3 = 1464844 mm4
Momen inersia sejajar sumbu Y, Iy = 2940000 mm4
Nilai momen lentur plastis, Mp = Zx * fy = 8,E+07 Nmm
Nilai maksimum momen lentur plastis, Mp-maks = 1,6 * Sx * fy = 1,E+08 Nmm
Nilai momen lentur plastis pakai, Mp = 8,E+07 Nmm
Batas kelangsingan untuk badan kompak, λpw = λp = 108,54
Batas kelangsingan untuk badan non kompak, λrw = λr = 164,54
Perbandingan momen inersia sayap terhadap momen inersia, Iyc / Iy = 0,498
Nilai faktor plastifikasi badan,
Kondisi 1. Iyc / Iy > 0,23
Kondisi 1.A. (H - 2 * (tf + r)) / tw ≤ λpw Rpc = Mp / Myc = 2,69
Kondisi 1.B. (H - 2 * (tf + r)) / tw > λpw
Rpc = [Mp/Myc - (Mp/Myc - 1)*((λ - λpw)/(λrw - λpw)] = -
Nilai maksimum faktor plastifikasi badan Kondisi 1.B., Rpc = Mp / Myc = -
Kondisi 2. Iyc / Iy ≤ 0,23 Rpc = 1,0 = -
Rpc = 2,69
Kekuatan lentur nominal berdasarkan kekuatan leleh sayap tekan,
Mn = Rpc * Myc = 8,E+07 kNm

Keadaan Batas Tekuk Torsi-Lateral (LTB) : [ PERLU ]


Modulus penampang elastis untuk sayap tarik, Sxt = Sxc = 130743 mm3
Tegangan sayap tekan nominal, fL = 0,7 * fy = 168,00 MPa
Dua kali jarak dari pusat berat ke bagian dalam sayap tekan dikurangi filet,
hc = H - 2 * (tf + r) = 208,00 mm
Rasio antara dua kali luas badan yang mengalami tekan terhadap komponen sayap tekan,
aw = (hc * tw) / (B * tf) = 1,11
Radius girasi efektif untuk tekuk torsi-lateral, r t = B / √( 12 * (1 + 1/6 * aw)) = 33,15 mm

Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 1052,65 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = 1,95 rt E / fy * √( J / (Sxc * h) + √(( J / (Sxc * h))2 + 6,76 * (fL / E)2) = 4083,48 mm
Jarak antar pengekang lateral/jarak antar gording, Lb = 1100 mm

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp Mn = Rpc * Myc = - Nmm
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr Mn = Cb [ Rpc*Myc - (Rpc*Myc - fL*Sxc) (Lb-Lp) / (Lr-Lp) = 1,09E+08 Nmm
Kondisi 3 : Lb > Lr Mn = Fcr * Sxc = - Nmm
Mn = 1,09E+08 Nmm
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mp → Pakai Mp Mn = 84,45 kNm

Keadaan batas tekuk lokal sayaptekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Faktor plastifikasi badan, Rpc = 2,69
Nilai maksimum faktor plastifikasi badan, Rpc-maks = 0,76
Nilai minimum faktor plastifikasi badan, Rpc-min = 0,35
Nilai pakai untuk faktor plastifikasi badan, Rpc = 0,76
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87
Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,62

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan,


Kondisi 1 : λp < λ < λr Mn = Rpc * Myc - (Rpc*Myc - fL*Sxc) (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - Nmm
λ
Kondisi 2 : r < λ Mn = 0,9 * E * kc * Sxc / λ2 = - Nmm

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F5

Keadaan Batas Leleh Sayap Tekan (CFY) : [ TIDAK PERLU ]


Rasio antara 2 x luas badan yang mengalami tekan terhadap komponen sayap tekan,
aw = (hc * tw) / (B * tf) = 1,109
Nilai aw maksimum, aw-maks = 10,00
Nilai aw pakai, aw = 1,109
Faktor reduksi kekuatan lentur,
Rpg = 1 - aw / (1200 + 300*aw) * (hc/tw - 5,7 * √(E/fy) = 1,094
Nilai maksimum faktor reduksi kekuatan lentur, Rpg-maks = 1,00
Nilai pakai untuk faktor reduksi kekuatan lentur, Rpg = 1,00

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayap tekan,


Mn = Rpg * fy * Sxc = 3,E+07 Nmm

Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]


Radius girasi efektif untuk tekuk torsilateral, rt = bf / √( 12 * (1 + 1/6 * aw)) = 33,15 mm
batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 1052,65 mm
batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = π * rt * √( E / (0,7*fy) ) = 3593,278 mm
Jarak antar pengekang lateral/jarak antar gording, Lb = 1100 mm
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Kondisi 1 : Lb < Lp fcr = fy = - MPa
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr fcr = Cb * (fy - 0,3*fy * (Lb - Lp) / (Lr - Lp)) = 310,26 MPa
Kondisi 3 : Lb > Lr fcr = Cb * π2 * E / (Lb / rt)2 = - MPa
fcr = 310,26 MPa
Kontrol nilai tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Syarat : fcr ≤ fy → Pakai fy fcr = 240,00 MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Mn = Rpg * fcr * Sxc = 31378320 Nmm

Keadaan batas tekuk lokal sayaptekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,62
Nilai maksimum koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc-maks = 0,76
Nilai minimum koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc -min = 0,35
Nilai pakai koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 0,62
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Nilai tegangan kritis penampang,


Kondisi 1 : λp < λ < λr fcr = fy - 0,3 * fy * (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - MPa
Kondisi 2 : λr < λ fcr = 0,9 * E * kc / (B / 2 * tf)2 = - MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan,


Mn = Rpg * fcr * Sxc = - Nmm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F6

Keadaan batas leleh (Y) : [ PERLU ]


Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = fy * Zy = 17376120 Nmm
Nilai maksimum kuat lentur nominal, Mn-maks = 1,6 * fy * Sy = 18048000 Nmm
Kesimpulan kuat lentur nominal, Mn = 17376120 Nmm

Keadaan batas tekuk lokal sayap (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Tegangan kritis penampang, fcr = 0,69 * E / (0,5 * B / tf)2 = 2861,57 MPa
Rasio 0,5 lebar sayap terhadap tebalnya, λ = 0,5 * B / tf = 6,94
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Nilai tegangan kritis penampang,


Kondisi 1 : λp < λ < λr Mn = Mp - (Mp - 0,7 * fy * Sy) * (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - MPa
Kondisi 2 : λr < λ Mn = fcr * Sy = - MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap, Mn = - Nmm

REKAPITULASI TAHANAN MOMEN LENTUR

Pasal F2
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 84,45 kNm
Pasal F3
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mnx = - kNm
Pasal F4
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F5
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F6
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mny = 17,38 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mny = - kNm

Tahanan momen lentur arah x, Φ * Mnx = 76,00 kNm


Tahanan momen lentur arah y, Φ * Mnx = 15,64 kNm
Kontrol, Mu < Φ Mn
53,453 kN < 76,00 kN → … Memenuhi
0,533 kN < 15,64 kN → … Memenuhi
INTERAKSI AKSIAL DAN MOMEN LENTUR
Gaya aksial pada balok, Nu = 35,310 kNm
Momen pada balok arah x, Mux = 53,453 kNm
Momen pada balok arah y, Muy = 0,533 kNm
Tahanan aksial tekan, Φ * Nn = 425,391 kNm
Tahanan momen lentur arah x, Φ * Mnx = 76,002 kNm
Tahanan momen lentur arah x, Φ * Mnx = 15,639 kNm
Nu / (Φ Nn) = 0,083
Syarat yang harus dipenuhi,
Jika, Nu / (Φ Nn) > 0,2 → Nu / ( Φ Nn ) + 8 / 9 * [ Mu / (Φ Mn) ] → - 0,738
Jika, Nu / (Φ Nn) < 0,2 → Nu / ( 2 * Φ Nn ) + [ Mu / ( Φ Mn ) ] → 0,78 0,779

Nilai interaksi aksial tekan dan momen lentur < 1,0 → Aman

TAHANAN GESER
Tahanan geser nominal plat badan dengan pengaku dihitung sebagai berikut :
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,10 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw
Untuk nilai, 1,10 * √ (kn * E / fy) ≤ h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elasto-plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw * [1,10 * √ (kn * E / fy)] / (h / tw)
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elastis → Vn = 0,90 * Aw * kn * E / (h / tw)2

Luas penampang badan, Aw = tw * H = 1500 mm2


2
kn = 5 + 5 / (a / h) = 5,073
Perbandingan tinggi terhadap tebal badan, h / tw = 40,167
1,10 * √ (kn * E / fy) = 71,518
1,37 * √ (kn * E / fy) = 89,073
Berdasarkan nilai perbandingan tinggi terhadap teban badan, maka termasuk tahanan geser plastis
Vn = 0,60 * fy * Aw = 216000 N
Vn = 0,60 * fy * Aw * [1,10 * √ (kn * E / fy)] / (h / tw) = 384596,5 N
Vn = 0,90 * Aw * kn * E / (h / tw)2 = 848912,5 N
Tahanan geser nominal, Vn = 216000 N = 216 kN
Tahanan geser, Φ*Vn = 162000 N = 162 kN
Kontrol, Vu ≤ Φ*Vn → Aman Rasio
Vu / Φ*Vn ≤ 1,0 → Aman 0,114

PENGAKU VERTIKAL PADA BADAN


Tebal plat pengaku vertikal pada badan (stiffener ) t= 8 mm
Tinggi plat pengaku, hs = H -2 * tf = 232 mm
Luas penampang plat pengaku, As = hs * t = 1856 mm
Untuk sepasang pengaku, D= 1,0
Cv = 1,5 * kn * E / fy * 1 / (h / tw)2 = 3,93
2
0,5 * D * Aw * (1 + Cv) * [a / h - (a / h)2 / √ (1 + (a / h)2)] = 220,38 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
As > 0,5 * D * Aw * (1 + Cv) * [a / h - (a / h)2 / √ (1 + (a / h)2)] → ...Aman

Pengaku vertikal pada plat badan harus mempunyai momen inersia :


untuk a / h ≤ √2 → ls ≥ 0,75 * h * tw3
untuk a / h > √2 → ls ≥ 1,5 * h3 * tw3 / a2
a/h = 8,30 > √2
3
ls = 2/3 * h * tw = 34704 mm4
Batasan momen inersia pada plat badan harus mempunyai momen inersia :
0,75 * h * tw3 = - mm4
4
1,5 * h3 * tw3 / a2 = 1133,80 mm
Momen inersia minimum = 1133,80 mm4

Kontrol momen inerisa plat pengaku, ls ≥ Momen ineria minimum → ...Aman


PERENCANAAN BALOK

Data - data
Mutu Baja BJ 37 L : 6000 mm
fy : 240 Mpa Mu : 0,630 kNm
fu : 370 Mpa Vu : 0,070 kN
E : 200000 Mpa

DATA PROFIL WF 150.75.5.7

H= 150 mm
B= 75 mm
t1 = 5 mm
t2 = 7 mm
r= 8 mm
Ix = 6,4E+06 mm4
Iy = 5,0E+05 mm4
Sx = 8,6E+04 mm
Sy = 1,3E+04 mm
Zx = 9,8E+04 mm3
Zy = 2,1E+04 mm3

SECTION PROPERTIES
Luas penampang, Ag = 2*tf*bf + (ht - 2*tf)*tw + 4*r2*(1 - 0,25*π) = 1784,9381 mm2
PERHITUNGAN KLASIFIKASI PENAMPANG
Klasifikasi penampang balok bagian sayap
Rasio lebar terhadap tebal, λ = 0,5 * (bf - tw) / tf = 5,00
Batas parameter kondisi kompak, λp = 0,38 * √( E / fy) = 10,97
Batas parameter kondisi nonkompak, λr = 1,00 * √( E / fy) = 28,87
Kondisi penampang bagian sayap : λ < λp → [ KOMPAK ]

Klasifikasi penampang balok bagian badan


Rasio lebar terhadap tebal, λ = (ht - 2 * (tf + r)) / tw = 24,00
Batas parameter kondisi kompak, λp = 3,76 * √( E / fy) = 108,54
Batas parameter kondisi nonkompak, λr = 5,70 * √( E / fy) = 164,54
Kondisi penampang bagian badan : λ < λp → [ KOMPAK ]
Kesimpulan klasifikasi penampang balok,

Keadaan batas terhadap sumbu X


Perlu Kontrol Keadaan Batas ?
Kelansingan Sayap Kelansingan Badan
Acuan Jenis Kontrol Ket.
Pasal F2 Y, LTB [ Perlu ]
[ KOMPAK ] [ KOMPAK ] Pasal F3 Y, LTB -
c c Pasal F4 CFY, LTB, FLB [ Perlu ]
Pasal F5 CFY, LTB, FLB -
*SNI 1729 2020
Keadaan batas terhadap sumbu Y
Perlu Kontrol Keadaan Batas ?
Kelansingan Sayap Kelansingan Badan Jenis
Acuan Ket.
Kontrol
[ KOMPAK ] [ KOMPAK ]
Pasal F6 Y, FLB [ Perlu ]
c c
NILAI FAKTOR MODIFIKASI TEKUK TORSI LATERAL PAKAI
Nilai momen mutlak maksimum, Mmaks = 0,63 kN.m
Nilai mutlak momen pada titik seperempat dari segmen tak terbreis, MA = 0,16 kN.m
Nilai mutlak momen pada titik setengah dari segmen tak terbreis, MB = 0,63 kN.m
Nilai mutlak momen pada titik tiga-perempat dari segmen tak terbreis, MC = 0,47 kN.m
Faktor modifikasi tekuk torsi lateral,
Cb = 12,5*Mmaks / (2,5*Mmaks + 3*MA + 4*MB + 3*MC) = 1,32
Nilai minimum faktor modifikasi tekuk torsi lateral, Cb = 1,00
Faktor modifikasi tekuk torsi lateral pakai, Cb = 1,32

ANALISA TAHANAN LENTUR PADA STRUKTUR BALOK


Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F2
Keadaan batas leleh (Y) : [ PERLU ]
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = fy * Zx = 23,57 kN.m

Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ PERLU ]


Radius girasi terhadap sumbu y, ry = √( Iy / A ) = 16,671 mm
Jarak antar titik berat sayap, h0 = ht - tf = 143,000 mm
Radius girasi efektif, Kondisi 1: rts = √( 1/2 * Iy * h0 / Sx) = 20,355 mm
Kondisi 2: rts = bf / √[ 12 * (1 + 1/6 * (ht * tw) / (bf * tf))] = 19,458 mm
rts = 19,458 mm
Nilai konstanta torsi, J = 1/3 * [(2 * bf * tf )+(h0 * tw3)] =
3
23108 mm4
Nilai koefisien c, c= 1,00

Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √ (E / fy) = 0,85 m
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr =1,95*rts*E/(0,7*fy)*√[J*c/(Sx*ho)+√((J*c/(Sx*ho))2+6,76*(0,7*fy/E)2)] = 3,12 m
Panjang balok, Lb = L = 6,00 m
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h0)) * (Lb/rts)2) = 105,79 Mpa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp Mn = Mp = fy * Zx = - kN.m
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr Mn =Cb*[fy*Zx - (fy*Zx - 0,7*fy*Sx)*(Lb-Lp) / (Lr-Lp) = - kN.m
Kondisi 3 : Lb > Lr Mn = Fcr * Sx = 9,06 kN.m
Mn = 9,06 kN.m
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mp
9,056 ≤ 23,567 → [ OK ]

Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 9,06 kN.m
Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F3
Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]
Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 9,06 kN.m

Keadaan batas tekuk lokal sayap tekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,82
Koefisien elemen langsing tak diperkaku minimum, kc = 0,35
Koefisien elemen langsing tak diperkaku maksimum, kc = 0,76
Koefisien elemen langsing tak diperkaku pakai, kc = 0,76
Rasio lebar terhadap tebal pada sayap, λ = bf / (2*tf) = 5,36
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan,


Kondisi 1 : λp < λ < λr, Mn = Mp - (Mp - 0,7 * fy * Sx) * (λ-λpf) / (λrf-λpf) = - kN.m
Kondisi 2 : λr > λ, Mn = 0,9 * E * kc * Sx / λ2 = - kN.m
Kesimpulan :
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kN.m

Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F4


Keadaan batas leleh sayap tekan (CFY) : [ PERLU ]
Modulus penampang elastis untuk sayap tekan,
Sxc = 2/ht * (1/12 * bf * tf3 + bf * tf * (0,5 * (ht - tf))2 = 3,58E+04 mm3
Momen leleh pada sayap tekan, Myc = fy * Sxc = 8,595 kN.m
Momen inersia sayap tekan terhadap sumbu y, Iyc = 1/12 * tf * bf3 = 2,46E+05 mm4
Momen inersia sejajar sumbu Y, Iy = 5,0E+05 mm4
Nilai momen lentur plastis, Mp = Zx * fy = 23,57 kN.m
Nilai maksimum momen lentur plastis, Mp-maks = 1,6 * Sx * fy = 32,87 kN.m
Nilai momen lentur plastis pakai, Mp = 23,57 kN.m
Batas kelangsingan untuk badan kompak, λpw = λp = 108,54
Batas kelangsingan untuk badan non kompak, λrw = λr = 164,54
Perbandingan momen inersia sayap terhadap momen inersia, Iyc / Iy = 0,50
Nilai faktor plastifikasi badan,
Kondisi 1. Iyc / Iy > 0,23
Kondisi 1.A. (ht - 2 * (tf + r)) / tw ≤ λpw, Rpc = Mp / Myc = 2,7418
Kondisi 1.B. (ht - 2 * (tf + r)) / tw > λpw,
Rpc = [Mp/Myc - (Mp/Myc - 1)*((λ - λpw)/(λrw - λpw)] = -
Nilai maksimum faktor plastifikasi badan Kondisi 1.B., Rpc = Mp / Myc = -
Kondisi 2. Iyc / Iy ≤ 0,23 Rpc = 1,0 = -
Kesimpulan nilai faktor plastifikasi badan, Rpc = 2,7418
Kekuatan lentur nominal berdasarkan kekuatan leleh sayap tekan,
Mn = Rpc * Myc = 23,567 kN.m

Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ PERLU ]


Modulus penampang elastis untuk sayap tarik, Sxt = Sxc = 3,58E+04 mm3
Tegangan sayap tekan nominal, fL = 0,7 * fy = 168 Mpa
Dua kali jarak dari pusat berat ke bagian dalam sayap tekan dikurangi filet,
hc = ht - 2 * (tf + r) = 120 mm
Rasio antara dua kali luas badan yang mengalami tekan terhadap komponen sayap tekan,
aw = (hc * tw) / (bf * tf) = 1,14
Radius girasi efektif untuk tekuk torsi-lateral, rt = bf / √( 12 * (1 + 1/6 * aw)) = 19,84 mm

Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 0,63 m
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis
Lr = 1,95 * rt * E / fy * √( J / (Sxc * ho) + √(( J / (Sxc * ho))2 + 6,76 * (fL / E)2) = 3,15 m
Panjang balok, Lb = L = 6,00 m

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp, Mn = Rpc * Myc = - kN.m
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr, Mn =Cb*[Rpc*Myc-(Rpc*Myc-f*Sxc)*(Lb-Lp)/(Lr-Lp) = - kN.m
Kondisi 3 : Lb > Lr, Mn = Fcr * Sxc = 3,79 kN.m
Mn = 3,79 kN.m
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mn = Rpc * Myc
3,789 ≤ 23,567 → [ OK ]

Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 3,79 kN.m

Keadaan batas tekuk lokal sayap tekan (FLB)


Faktor plastifikasi badan, Rpc = 2,74
Nilai maksimum faktor plastifikasi badan, Rpc-maks = 0,76
Nilai minimum faktor plastifikasi badan, Rpc-min = 0,35
Nilai pakai untuk faktor plastifikasi badan, Rpc = 0,76
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87
Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,82

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan,


Kondisi 1 : λp < λ < λr, Mn = Rpc*Myc-(Rpc*Myc-fL*Sxc)*(λ - λpf)/(λrf - λpf) = - kN.m
Kondisi 2 : λr > λ, Mn = 0,9 * E * kc * Sxc / λ2 = - kN.m

Kesimpulan :
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kN.m

Keadaan batas leleh sayap tarik (TFY) : [ TIDAK PERLU ]


Apabila Sxt ≥ Sxc, keadaan batas leleh sayap tarik tidak berlaku.

Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F5


Keadaan batas leleh sayap tekan (CFY) : [ TIDAK PERLU ]
Rasio antara 2 x luas badan yang mengalami tekan terhadap komponen sayap tekan,
aw = (hc * tw) / (bf * tf) = 1,14
Nilai aw maksimum, aw-maks = 10,00
Nilai aw pakai, aw = 1,14
Faktor reduksi kekuatan lentur,
Rpg = 1 - aw / (1200 + 300*aw) * (hc/tw - 5,7 * √(E/fy) = 1,10
Nilai maksimum faktor reduksi kekuatan lentur, Rpg-maks = 1,00
Nilai pakai untuk faktor reduksi kekuatan lentur, Rpg = 1,00

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayap tekan,


Mn = Rpg * fy * Sxc = 8,595 kN.m
Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]
Radius girasi efektif untuk tekuk torsilateral,
rt = bf / √( 12 * (1 + 1/6 * aw)) = 19,843 mm
batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 0,630 m
batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = π * rt * √( E / (0,7*fy) ) = 2,151
Lb = L = 6,000 m
Panjang balok,
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Kondisi 1 : Lb < Lp, fcr = fy = - Mpa
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr, fcr = Cb * (fy - 0,3*fy * (Lb - Lp) / (Lr - Lp)) = - Mpa
Kondisi 3 : Lb > Lr, fcr = Cb * π2 * E / (Lb / rt)2 = 28,41 Mpa
fcr = 28,41 Mpa
Kontrol nilai tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Syarat : fcr ≤ fy
28,408 ≤ 240,000 → [ OK ]

Kesimpulan :

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, fcr = 28,41 Mpa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Mn = Rpg * fcr * Sxc = 1,02 kN.m
Keadaan batas tekuk lokal sayap tekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]
Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,82
Nilai maksimum koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc-maks = 0,76
Nilai minimum koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc -min = 0,35
Nilai pakai koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 0,76
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Nilai tegangan kritis penampang,


Kondisi 1 : λp < λ < λr fcr = fy - 0,3 * fy * (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - Mpa
Kondisi 2 : λr > λ fcr = 0,9 * E * kc / (bf / 2 * tf)2 = - Mpa

Kesimpulan :
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan,
Mn = Rpg * fcr * Sxc = - kN.m

Keadaan batas leleh sayap tarik (TFY) : [ TIDAK PERLU ]


Apabila Sxt ≥ Sxc, keadaan batas leleh sayap tarik tidak berlaku.

REKAPITULASI KEKUATAN LENTUR NOMINAL ARAH X :


Pasal F2
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), MnX = 23,57 kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), MnX = 9,06 kN.m
Pasal F3
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), MnX = - kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), MnX = - kN.m
Pasal F4
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayap tekan (CFY), MnX = 23,57 kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), MnX = 3,79 kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan (TFY), MnX = - kN.m
Pasal F5
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayap tekan (CFY), MnX = - kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), MnX = - kN.m
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan (TFY), MnX = - kN.m
Kuat lentur nominal arah X yang berpengaruh, MnX = 3,79 kN.m
φB = 0,90
MUX = 0,63 kN
Kontrol gaya lentur terhadap kekuatan geser nominal,
Syarat : MUX ≤ φb * MnX
0,63 ≤ 3,41 → [ OK ]

ANALISA TAHANAN GESER PADA STRUKTUR BALOK


Tahanan geser pada struktur balok
Jarak bersih antara sayap-sayap, h0 = ht - tf = 143 mm
Luas badan penampang, Aw = h0 * tw = 715 mm2
Perbandingan jarak bersih antar sayap dengan tebal badan, h0/tw = 28,60
Koefisien tekuk geser pelat badan, kv = 5,34
Koefisien kekuatan geser badan,
Kondisi 1 : h0/tw ≤ 2,24 * √(E/fy) Cv1 = 1,00
Kondisi 2 : h0/tw > 2,24 * √(E/fy) Cv1 = 1,1 / (h0/tw) * √(kv * E / fy) = -
Koefisien kekuatan geser badan pakai, Cv1 = 1,00

Kekuatan geser nominal, Vn = 0,6 * fy * Aw * Cv1 = 102,96 kN


Nilai faktor ketahanan untuk kuat geser, φV = 0,9
Gaya geser akibat kombinasi beban terfaktor, VUX = 0,07
Kontrol gaya geser terhadap kekuatan geser nominal,
Syarat : VUX ≤ φV * Vn
0,070 ≤ 92,664 → [ OK ]

Interaksi lentur dan geser pada struktur balok


Kontrol interaksi kombinasi lentur dan geser untuk sumbu X,
Syarat : MUX/(φb*MnX) + VUX/(φV*Vn) ≤ 1,0
0,186 ≤ 1,0 → [ OK ]
PERENCANAAN KOLOM

Data - data
fr : 70 Mpa Lx : 409 cm Ly : 409 cm
fy : 240 Mpa Mux : 63,419 kN/m Muy : 3,199 kN/m
E : 200000 Mpa Vu : 28,482 kN 8,1703
G : 76923,08 Mpa Nu : 34,047 kN 0,7519

DATA BEBAN
- Mu = 63418600 Nmm
- Vu = 28481,6 N
- Pu = 34047,1 N

DATA PROFIL WF 250.125.6.9


H= 250 mm
B= 125 mm
t1 = 6 mm
t2 = 9 mm
r= 12 mm
A= 37,66 cm2 = 3766 mm2
Ix = 4050 cm4 = 40500000 mm4
Iy = 294 cm4 = 2940000 mm4
ix = 10,4 cm = 104 mm
iy = 2,79 cm = 27,9 mm
Sx = 324 cm3 = 324000 mm3
Sy = 47 cm3 = 47000 mm3

CEK SYARAT KELANGSINGAN


𝐿𝑘
λ= 𝑖𝑚𝑖𝑛
< 200

146,59 < 200 …Memenuhi


Diperlukan pengaku / Stiffener

MENGHITUNG NILAI TEGANGAN KRITIS


Panjang efektif komponen struktur, Lc = K * L = 4090 mm
Lc / r = 146,59
4,71 √ E / fy = 135,97
Tegangan kritis tekuk lentur, Fe = π2 E / (Lc / r) = 91,85
𝜋 2 𝐸𝐶𝑤 1
𝐹𝑒 = + 𝐺𝐽 = 253,12
𝐿𝑐𝑧 2 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
Tegangan kritis tekuk lentur, Fcr = (0,658 Fy / Fe) Fy = - 80,40018
Fcr = 0,877 Fe = 80,55 80,55474
Fcr = 80,55
Fy / Fe
Tegangan kritis tekuk puntir, Fcr = (0,658 ) Fy = - 161,3826
Fcr = 0,877 Fe = 221,98 221,9831
Fcr = 221,98
Digunakan nilai, Fcr = 80,55

MENGHITUNG TEKAN NOMINAL


Kuat tekan nominal, Pn = Ag * fcr = 303369,2 N
Kuat tekan nominal terfaktor, ФPn = 273032,3 N
= 273,03 kN
Kontrol, Nu < ΦNn …Memenuhi
0,1247
SECTION PROPERTIES
h1 = tf + r = 21,00 mm
h2 = H - 2(h1) = 208,00 mm
h = H - tf = 241,00 mm
J = Σbt3 / 3 = 77454 mm
Cw = (ly*h2) / 4 = 4,27E+10 mm6
x1 = π / Sx * √EGJA /2 = 14524 Mpa
2 2 2
x2 = 4 * (Sx/GJ) * lw/ly = 0,000172 mm /N
Zx = tw * ht2 / 4 + (bf - tw) * (ht - tf) * tf = 351861 mm3
2 2
Zy = tf * bf / 2 + (ht - 2 * tf) * tw / 4 = 72401 mm3

PERHITUNGAN KEKUATAN
Syarat yang harus dipenuhi dengan balok pengaku
a/h≤3 → 4,149 > 3

Ketebalan pelat badan dengan pengaku vertikal harus memenuhi syarat,


h / tw ≤ 7,07 * √ ( E / fy ) → 40,17 ≤ 204,09 … Memenuhi

KLASIFIKASI PENAMPANG PROFIL

Kelangsingan penampang sayap, λ = B / tf = 6,94


Batas maksimum penampang kompak, λp = 0,38 √ E / fy = 10,97
Batas maksimum penampang tak-kompak, λr = 1,00 √ E / fy = 28,87
Kondisi penampang bagian : λ < λp → [ KOMPAK ]

Kelangsingan penampang badan, λ = h / tw = 40,17


Batas maksimum penampang kompak, λp = 3,76 √ E / fy = 108,54
Batas maksimum penampang tak-kompak, λr = 5,70 √ E / fy = 164,54
Kondisi penampang bagian : λ < λp → [ KOMPAK ]

Kelangsingan Sayap Kelangsingan Badan Acuan Jenis Kontrol Ket


Pasal F2 Y, LTB [ Perlu ]
Pasal F3 LTB, FLB -
[ KOMPAK ] [ KOMPAK ]
Pasal F4 CFY, LTB, FLB [ Perlu ]
c c Pasal F5 CFY, LTB, FLB -
Pasal F6 Y, LTB [ Perlu ]
*SNI 1729-2020

ANALISA KEKUATAN AKSIAL & MOMEN PERLU

Tinjauan Analisa Sumbu x


Nilai absolut momen terkecil, M1 = 8,17 kNm
Nilai absolut momen terbesar, M2 = 63,42 kNm
Faktor momen seragam ekuivalen, Cm = 0,6 - 0,4 * (M1 / M2) = 0,548
Faktor panjang efektif tekuk lentur arah x, Kx = 1
Panjang efektif lentur arah x, Lx = 2045,00 mm
Kekuatan tekuk kritis elastis, Pe1 = π2 * E * Ix / (Kx * Lx)2 = 19116,05 kN
Faktor penyesuaian level gaya DFBT/KBI, α= 1
Kekuatan aksial perlu terbesar, Pr = Pu = 34,05 kN

Faktor pengali kelebihan momen, B1 = Cm / (1 - α * Pr / Pe1) = 0,55


Nilai minimum faktor pengali kelebihan momen, B1 = 1,0
Faktor pengali kelebihan momen pakai, B1 = 1,0

Nilai momen perlu terbesar, Mrx = B1 * Mn = 63,42


Tinjauan Analisa Sumbu y
Nilai absolut momen terkecil, M1 = 3,20 kNm
Nilai absolut momen terbesar, M2 = 0,75 kNm
Faktor momen seragam ekuivalen, Cm = 0,6 - 0,4 * (M1 / M2) = -1,102
Faktor panjang efektif tekuk lentur arah y, Ky = 1
Panjang efektif lentur arah y, Ly = 2045,00 mm
Kekuatan tekuk kritis elastis, Pe1 = π2 * E * Iy / (Ky * Ly)2 = 1387,68 kN
Faktor penyesuaian level gaya DFBT/KBI, α= 1
Kekuatan aksial perlu terbesar, Pr = Pu = 34,05 kN

Faktor pengali kelebihan momen, B1 = Cm / (1 - α * Pr / Pe1) = -1,13


Nilai minimum faktor pengali kelebihan momen, B1 = 1,0
Faktor pengali kelebihan momen pakai, B1 = 1,0

Nilai momen perlu terbesar, Mry = B1 * Mn = 3,20

ANALISA TAHANAN LENTUR


Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F2

Keadaan Batas Leleh (Y) : [ PERLU ]


Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = Fy * Zx = 84446640 Nmm

Keadaan Batas Tekuk Torsi-Lateral (LTB) : [ PERLU ]


Radius girasi efektif, kondisi 1 : rts = √ (1 / 2 * Iy * h / Sx) = 33,07 mm
kondisi 2 : rts = B / √[12 (1 + 1/6 * (H * tw) / (B * tf))] = 32,64 mm
rts = 32,64 mm
Nilai koefisien c, c= 1,00
Cb = 2,23

Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √(E / fy) = 1417,51 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr = 1,95 rts E /(0,7*fy) * √[J*c/(Sx*h) + √((J*c/(Sx*h))2 + 6,76*(0,7*fy/E)2)] = 4412,05 mm
Panjang kolom, Lb = 4090 mm
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h)) * (Lb/rts)2) = 417,58 MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp Mp = - Nmm
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr Cb * [Mp - (Mp - 0,7 * Fy * Sx) * (Lb - Lp) / (Lr - Lp) = 1,E+08 Nmm
Kondisi 3 : Lb > Lr Fcr * Sx = - Nmm
Mn = 1,E+08 Nmm
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mp → Pakai Mp Mn = 128,70 kNm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F3

Keadaan Batas Tekuk Torsi-Lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]


Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = Fy * Zx = 84446640 Nmm

Keadaan batas tekuk lokal sayaptekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,62
Koefisien elemen langsing tak diperkaku minimum, kc = 0,35
Koefisien elemen langsing tak diperkaku maksimum, kc = 0,76
Koefisien elemen langsing tak diperkaku pakai, kc = 0,62
Rasio lebar terhadap tebal pada sayap, λ = B / (2*tf) = 6,94
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan,


Kondisi 1 : λp < λ < λr Mn = Mp - (Mp - 0,7 * Fy * Sx) * [(λ - λp) / (λr - λp)] = - Nmm
Kondisi 2 : λr < λ Mn = (0,9 * E * kc * Sx) / λ2 = - Nmm

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F4

Keadaan Batas Leleh Sayap Tekan (CFY) : [ PERLU ]


Modulus penampang elastis untuk sayap tekan,
Sxc = 2/H * (1/12 * B * tf3 + B * tf * (0,5 * (H - tf))2 = 130743 mm3
Momen leleh pada sayap tekan, Myc = fy * Sxc = 3,E+07 Nmm
Momen inersia sayap tekan terhadap sumbu y, Iyc = 1/12 * tf * B3 = 1464844 mm4
Momen inersia sejajar sumbu Y, Iy = 2940000 mm4
Nilai momen lentur plastis, Mp = Zx * fy = 8,E+07 Nmm
Nilai maksimum momen lentur plastis, Mp-maks = 1,6 * Sx * fy = 1,E+08 Nmm
Nilai momen lentur plastis pakai, Mp = 8,E+07 Nmm
Batas kelangsingan untuk badan kompak, λpw = λp = 108,54
Batas kelangsingan untuk badan non kompak, λrw = λr = 164,54
Perbandingan momen inersia sayap terhadap momen inersia, Iyc / Iy = 0,498
Nilai faktor plastifikasi badan,
Kondisi 1. Iyc / Iy > 0,23
Kondisi 1.A. (H - 2 * (tf + r)) / tw ≤ λpw Rpc = Mp / Myc = 2,69
Kondisi 1.B. (H - 2 * (tf + r)) / tw > λpw
Rpc = [Mp/Myc - (Mp/Myc - 1)*((λ - λpw)/(λrw - λpw)] = -
Nilai maksimum faktor plastifikasi badan Kondisi 1.B., Rpc = Mp / Myc = -
Kondisi 2. Iyc / Iy ≤ 0,23 Rpc = 1,0 = -
Rpc = 2,69
Kekuatan lentur nominal berdasarkan kekuatan leleh sayap tekan,
Mn = Rpc * Myc = 8,E+07 kNm

Keadaan Batas Tekuk Torsi-Lateral (LTB) : [ PERLU ]


Modulus penampang elastis untuk sayap tarik, Sxt = Sxc = 130743 mm3
Tegangan sayap tekan nominal, fL = 0,7 * fy = 168,00 MPa
Dua kali jarak dari pusat berat ke bagian dalam sayap tekan dikurangi filet,
hc = H - 2 * (tf + r) = 208,00 mm
Rasio antara dua kali luas badan yang mengalami tekan terhadap komponen sayap tekan,
aw = (hc * tw) / (B * tf) = 1,11
Radius girasi efektif untuk tekuk torsi-lateral, r t = B / √( 12 * (1 + 1/6 * aw)) = 33,15 mm

Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 1052,65 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = 1,95 rt E / fy * √( J / (Sxc * h) + √(( J / (Sxc * h))2 + 6,76 * (fL / E)2) = 4083,48 mm
Panjang kolom, Lb = 4090 mm

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Kondisi 1 : Lb < Lp Mn = Rpc * Myc = - Nmm
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr Mn = Cb [ Rpc*Myc - (Rpc*Myc - fL*Sxc) (Lb-Lp) / (Lr-Lp) = - Nmm
Kondisi 3 : Lb > Lr Mn = Fcr * Sxc = 54595865 Nmm
Mn = 54595865 Nmm
Kontrol nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,
Syarat : Mn ≤ Mp → OK Mn = 84,45 kNm

Keadaan batas tekuk lokal sayaptekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Faktor plastifikasi badan, Rpc = 2,69
Nilai maksimum faktor plastifikasi badan, Rpc-maks = 0,76
Nilai minimum faktor plastifikasi badan, Rpc-min = 0,35
Nilai pakai untuk faktor plastifikasi badan, Rpc = 0,76
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87
Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,62

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayap tekan,


Kondisi 1 : λp < λ < λr Mn = Rpc * Myc - (Rpc*Myc - fL*Sxc) (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - Nmm
λ
Kondisi 2 : r < λ Mn = 0,9 * E * kc * Sxc / λ2 = - Nmm

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F5

Keadaan Batas Leleh Sayap Tekan (CFY) : [ TIDAK PERLU ]


Rasio antara 2 x luas badan yang mengalami tekan terhadap komponen sayap tekan,
aw = (hc * tw) / (B * tf) = 1,109
Nilai aw maksimum, aw-maks = 10,00
Nilai aw pakai, aw = 1,109
Faktor reduksi kekuatan lentur,
Rpg = 1 - aw / (1200 + 300*aw) * (hc/tw - 5,7 * √(E/fy) = 1,094
Nilai maksimum faktor reduksi kekuatan lentur, Rpg-maks = 1,00
Nilai pakai untuk faktor reduksi kekuatan lentur, Rpg = 1,00

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayap tekan,


Mn = Rpg * fy * Sxc = 3,E+07 Nmm

Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]


Radius girasi efektif untuk tekuk torsilateral, rt = bf / √( 12 * (1 + 1/6 * aw)) = 33,15 mm
batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 1052,65 mm
batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = π * rt * √( E / (0,7*fy) ) = 3593,278 mm
Panjang Kolom, Lb = 4090 mm
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Kondisi 1 : Lb < Lp fcr = fy = - MPa
Kondisi 2 : Lp < Lb < Lr fcr = Cb * (fy - 0,3*fy * (Lb - Lp) / (Lr - Lp)) = - MPa
2 2
Kondisi 3 : Lb > Lr fcr = Cb * π * E / (Lb / rt) = 289,4266 MPa
fcr = 289,43 MPa
Kontrol nilai tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Syarat : fcr ≤ fy → Pakai fy fcr = 240,00 MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral,


Mn = Rpg * fcr * Sxc = 31378320 Nmm

Keadaan batas tekuk lokal sayaptekan (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 4 / √((ht-2*tf) / tw) = 0,62
Nilai maksimum koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc-maks = 0,76
Nilai minimum koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc -min = 0,35
Nilai pakai koefisien elemen langsing tak diperkaku, kc = 0,62
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Nilai tegangan kritis penampang,


Kondisi 1 : λp < λ < λr fcr = fy - 0,3 * fy * (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - MPa
Kondisi 2 : λr < λ fcr = 0,9 * E * kc / (B / 2 * tf)2 = - MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan,


Mn = Rpg * fcr * Sxc = - Nmm

Berdasarkan SNI-1729:2020 Pasal F6

Keadaan batas leleh (Y) : [ PERLU ]


Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh, Mn = Mp = fy * Zy = 17376120 Nmm
Nilai maksimum kuat lentur nominal, Mn-maks = 1,6 * fy * Sy = 18048000 Nmm
Kesimpulan kuat lentur nominal, Mn = 17376120 Nmm

Keadaan batas tekuk lokal sayap (FLB) : [ TIDAK PERLU ]


Tegangan kritis penampang, fcr = 0,69 * E / (0,5 * B / tf)2 = 2861,57 MPa
Rasio 0,5 lebar sayap terhadap tebalnya, λ = 0,5 * B / tf = 6,94
Batas kelangsingan untuk sayap kompak, λpf = λp = 10,97
Batas kelangsingan untuk sayap nonkompak, λrf = λr = 28,87

Nilai tegangan kritis penampang,


Kondisi 1 : λp < λ < λr Mn = Mp - (Mp - 0,7 * fy * Sy) * (λ - λpf) / (λrf - λpf) = - MPa
Kondisi 2 : λr < λ Mn = fcr * Sy = - MPa

Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap, Mn = - Nmm

REKAPITULASI TAHANAN MOMEN LENTUR

Pasal F2
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 128,70 kNm
Pasal F3
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mnx = - kNm
Pasal F4
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F5
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F6
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mny = 17,38 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mny = - kNm

Tahanan momen lentur arah x, Φ * Mnx = 76,00 kNm


Tahanan momen lentur arah y, Φ * Mnx = 15,64 kNm
Kontrol, Mu < Φ Mn
63,419 kN < 76,00 kN → … Memenuhi
0,752 kN < 15,64 kN → … Memenuhi
INTERAKSI AKSIAL DAN MOMEN LENTUR
Gaya aksial pada kolom, Nu = 34,047 kNm
Momen pada kolom arah x, Mux = 63,419 kNm
Momen pada kolom arah y, Muy = 0,752 kNm
Tahanan aksial tekan, Φ * Nn = 273,032 kNm
Tahanan momen lentur arah x, Φ * Mnx = 76,002 kNm
Tahanan momen lentur arah x, Φ * Mnx = 15,639 kNm
Nu / (Φ Nn) = 0,125
Syarat yang harus dipenuhi,
Jika, Nu / (Φ Nn) > 0,2 → Nu / ( Φ Nn ) + 8 / 9 * [ Mu / (Φ Mn) ] → - 0,909
Jika, Nu / (Φ Nn) < 0,2 → Nu / ( 2 * Φ Nn ) + [ Mu / ( Φ Mn ) ] → 0,94 0,945

Nilai interaksi aksial tekan dan momen lentur < 1,0 → Aman

TAHANAN GESER
Tahanan geser nominal plat badan dengan pengaku dihitung sebagai berikut :
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,10 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw
Untuk nilai, 1,10 * √ (kn * E / fy) ≤ h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elasto-plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw * [1,10 * √ (kn * E / fy)] / (h / tw)
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elastis → Vn = 0,90 * Aw * kn * E / (h / tw)2

Luas penampang badan, Aw = tw * H = 1500 mm2


2
kn = 5 + 5 / (a / h) = 5,073
Perbandingan tinggi terhadap tebal badan, h / tw = 40,167
1,10 * √ (kn * E / fy) = 71,518
1,37 * √ (kn * E / fy) = 89,073
Berdasarkan nilai perbandingan tinggi terhadap teban badan, maka termasuk tahanan geser plastis
Vn = 0,60 * fy * Aw = 216000 N
Vn = 0,60 * fy * Aw * [1,10 * √ (kn * E / fy)] / (h / tw) = 384596,5 N
Vn = 0,90 * Aw * kn * E / (h / tw)2 = 848912,5 N
Tahanan geser nominal, Vn = 216000 N = 216 kN
Tahanan geser, Φ*Vn = 194400 N = 194,4 kN
Kontrol, Vu ≤ Φ*Vn → Aman Rasio
Vu / Φ*Vn ≤ 1,0 → Aman 0,147

PENGAKU VERTIKAL PADA BADAN


Tebal plat pengaku vertikal pada badan (stiffener ) t= 8 mm
Tinggi plat pengaku, hs = H -2 * tf = 232 mm
Luas penampang plat pengaku, As = hs * t = 1856 mm
Untuk sepasang pengaku, D= 1,0
Cv = 1,5 * kn * E / fy * 1 / (h / tw)2 = 3,93
2
0,5 * D * Aw * (1 + Cv) * [a / h - (a / h)2 / √ (1 + (a / h)2)] = 220,38 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
As > 0,5 * D * Aw * (1 + Cv) * [a / h - (a / h)2 / √ (1 + (a / h)2)] → ...Aman

Pengaku vertikal pada plat badan harus mempunyai momen inersia :


untuk a / h ≤ √2 → ls ≥ 0,75 * h * tw3
untuk a / h > √2 → ls ≥ 1,5 * h3 * tw3 / a2
a/h = 8,30 > √2
3
ls = 2/3 * h * tw = 34704 mm4
Batasan momen inersia pada plat badan harus mempunyai momen inersia :
0,75 * h * tw3 = - mm4
4
1,5 * h3 * tw3 / a2 = 1133,80 mm
Momen inersia minimum = 1133,80 mm4

Kontrol momen inerisa plat pengaku, ls ≥ Momen ineria minimum → ...Aman


PERHITUNGAN SAMBUNGAN AKSIAL LENTUR DAN GESER

1. DATA SAMBUNGAN

Profil baja : WF 250.125.6.9


tf ht = 250 mm
bf = 125 mm
tw tw = 6 mm
h h2 ht tf = 9 mm
r= 12 mm
A= 3766 mm2
r 4
h1 Ix = 40500000 mm
4
bf Iy = 2940000 mm
rx = 104 mm
ry = 27,9 mm
3
Sx = 324000 mm
Sy = 47000 mm3
BEBAN PADA SAMBUNGAN BEBAN SAMBUNGAN
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 53453000 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 18535,1 N
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Nu = 35310,4 N
Eksentrisitas sambungan, e= 110 mm
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SAMBUNG
Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa
Lebar plat sambung pada badan, hp = 240 mm
Tebal plat sambung pada badan, tpw = 8 mm
Lebar plat sambung pada sayap, lp = 125 mm
Tebal plat sambung pada sayap, tpf = 12 mm
Faktor reduksi kekuatan tarik atau lentur plat, f= 0,9
BAUT DATA BAUT
Jenis sambungan baut, Tipe baut : A-325
Tegangan tarik putus baut, fub= 620 MPa
Diameter baut, d= 16 mm
Jumlah baut pada penampang kritis badan, n= 3 bh
Jumlah baut pada badan, nw = 6 bh
Jumlah baut pada penampang kritis sayap, n' = 4 bh
Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0,75

2. TAHANAN MOMEN DAN GESER

Modulus penampang plastis profil baja,


Zx = tw * ht2 / 4 + ( bf - tw ) * ( ht - tf ) * tf = 351861 mm
3

Luas penampang badan, Aw = ht * tw = 1500 mm2


Tahanan momen penampang, f * Mn = f * fy * Zx = 76001976 Nmm
Tahanan geser penampang, ff * Vn = ff * 0.60 * fy * Aw = 162000 N
3. KONTROL JUMLAH BAUT PADA BADAN

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 18535 N


Tegangan tarik putus baut, fub = 620 MPa
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa
Jumlah bidang geser (untuk kondisi samb. ganda), m= 2
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0,4
Tebal plat badan, tw = 6 mm
Diameter baut, d= 16 mm
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm2
Tahanan geser nominal baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 99727 N
Tahanan geser baut, ff * Vn = 74795 N
Tahanan tumpu nominal plat, Rn = 2.4 * d * tw * fup = 85248 N
Tahanan tumpu plat, ff * Rn = 63936 N
Jumlah baut minimum yg diperlukan pada penampang kritis badan,
Terhadap geser, nmin = Vu / ( ff * Vn ) = 0,25 bh
Syarat yang harus dipenuhi :
nmin  n
0,25 < 3 → AMAN (OK)
Terhadap tumpu, nmin = Vu / ( ff * Rn ) = 0,29 bh
Syarat yang harus dipenuhi :
nmin  n
0,29 < 3 → AMAN (OK)

4. KONTROL TEBAL PLAT SAMBUNG PADA BADAN

Luas bidang geser, Anv = Vu / ( ff * 0.60 * fup ) = 111,32 mm2


Diameter baut, d= 16 mm
Diameter lubang baut, d1 = d + 2 = 18 mm
Tebal plat sambung minimum pada badan,
tpw min = Anv / [ 2 * ( hp - n * d1 ) ] = 0,30 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
tpw min  tpw
0,30 < 8 → AMAN (OK)
5. KONTROL JUMLAH BAUT PADA SAYAP

Gaya tarik akibat momen, Tu = Mu / ( ht + tpf ) = 204019 N


Kondisi sambungan baut geser tunggal, m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0,4
Tahanan geser 1 baut, ff * Vn = ff * r1 * m * Ab * fub = 37398 N
Tahanan tumpu 1 baut, ff * Rn = 2.4 * ff * d * tpf * fup = 127872 N
Kekuatan 1 baut, ff * Tn = 37398 N
Jumlah baut minimum yang diperlukan pada penampang kritis sayap,
n'min = Tu / ( 2 * ff * Tn ) = 2,73 bh
Syarat yang harus dipenuhi :
n'min  n'
2,73 < 4 → AMAN (OK)

6. KONTROL TEBAL PLAT SAMBUNG PADA SAYAP

Luas penampang tarik plat, Anf = Tu / ( f * fup ) = 612,67 mm2


Tebal minimum plat sambung pada sayap,
tpf min = Anf / ( lp - n' * d1 ) = 11,56 mm
Syarat yang harus dipenuhi :
tpf min  tpf
11,56 < 12 → AMAN (OK)

7. GAYA PADA BAUT BADAN

Kapasitas momen pada badan,


Muw = 1/6 * f * tpw * hp2 * fy * hp / ( ht + tpf ) = 15195847,3 Nmm
Momen tambahan akibat eksentrisitas, DMu = Vu * e = 2038861 Nmm
Momen total pada badan, SMu = Muw + DMu = 17234708,3 Nmm
Gaya pada masing-masing baut badan akibat momen dihitung sebagai berikut :
Gaya pada arah x, Ruxi = ( SMu ) * yi / ( Sx2 + Sy2 )
Gaya pada arah y, Ruyi = ( SMu ) * xi / ( Sx2 + Sy2 )
GAYA-GAYA PADA MASING-MASING BAUT
No xi yi xi2 yi2 Ruyi Ruxi
(mm) (mm) (mm2) (mm2) (N) (N)
1 -32,5 -60 1056,25 3600 -27010 -49865
2 -32,5 -60 1056,25 3600 -27010 -49865
3 -32,5 0 1056,25 0 -27010 0
4 -32,5 0 1056,25 0 -27010 0
5 -32,5 60 1056,25 3600 -27010 49865
6 -32,5 60 1056,25 3600 -27010 49865
S= 6337,5 14400

Jumlah baut pada badan, nw = 6


Gaya tambahan pada baut badan akibat gaya geser dan gaya aksial,
Gaya tambahan akibat gaya geser arah vertikal (arah y),
DPuvi = Puv / nw = 3089 N
Gaya tambahan akibat gaya aksial arah horisontal (arah x),
DPuhi = Puh / nw = 5885 N
Resultan gaya pada baut badan,
Rui = √ [ ( Ruxi + DPuhi )2 + ( Ruyi + DPuvi )2 ]

No Ruyi+DPuvi Ruxi+DPuhi Rui


(N) (N) (N)
1 -23921 -43980 50065
2 -23921 -43980 50065
3 -23921 5885 24634
4 -23921 5885 24634
5 -23921 55750 60666
6 -23921 55750 60666
Ru max = 60666 N
8. KONTROL KEKUATAN BAUT PADA BADAN

8.1. TERHADAP GESER

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = Ru max = 60666 N


Kondisi sambungan baut geser ganda, maka nilai m= 2
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0,4
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm2
Faktor reduksi kekuatan geser, ff = 0,75
Tahanan geser nominal 1 baut, Vn = r1 * m * Ab * fub = 99727 N
Tahanan geser 1 baut, ff * Vn = 74795 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Vu  ff * Vn
60666 < 74795 → AMAN (OK)

8.2. TERHADAP TUMPU

Gaya tumpu akibat beban terfaktor, Rd = Ru max = 60666 N


Diameter baut, d= 16 mm
Tebal plat badan, tw = 6 mm
Tegangan tarik putus plat, fup = 370 MPa
Tahanan tumpu nominal plat, Rn = 2.4 * d * tw * fup = 85248 N
Tahanan tumpu plat, ff * Rn = 63936 N
Syarat yang harus dipenuhi :
Rd  ff * Rn
60666 < 63936 → AMAN (OK)
9. SKET SUSUNAN BAUT
PERENCANAAN SAMBUNGAN (BCFF) WF 250 x 125 x 6 x 9

1. DESIGN DATA :

- Dimensi Plat :
bp = 125 mm
tp = 12 mm

- Plat Stiffener :
ts1 = 8 mm
ts2 = 8 mm

- Lokasi Baut :
e1 = 45 mm
e2 = 80 mm
e3 = 35 mm
e4 = 66 mm

- Dimensi Baut : e1
d = 16 mm
m = 6 baris e2
H
n = 2 kolom
e2

- Beam Section : e1
H = 250 mm
bf = 125 mm e1
tw = 6 mm
e2
tf = 9 mm
H
Ag = 3766 mm2 e2
Zx = 324000 mm3
c = 27,9 mm e1
L= 9,62 m

- Column Section : e3 e4 e3
tcw = 6 mm
Hc = 250 mm - Mutu Bahan :
Ag = 3766 mm2 Fy = 240 MPa
tcf = 9 mm Fu = 370 MPa
bcf = 125 mm Ft = 620 Mpa (Kuat tarik baut A-325)
Fv = 372 Mpa (Tegangan geser baut A-325)

E = 200000 MPa Ab = π * d2 / 4 = 201,06 mm2


Ry = 1,5

2. MOMEN DESAIN PADA BALOK :

Desain rencana acuan, Mpe = (1,1 / 1,5) * Ry * Fy * Zx = 85,54 kNm


Lokasi sendi plastis, Lp = 3/2 H + tp = 387 mm
Faktor perkiraan kekuatan puncak sambungan, Cpr = (Fy + Fu) / (2 * Fy) = 1,27
Cpr - maks = 1,10
Cpr = 1,10
Momen maksimum yang mungkin terjadi pada sendi plastis,
Mpr = Cpr * Ry * Fy * Zx = 90,72 kNm

Jarak bersih antara sayap-sayap balok, do = H - tf = 473 mm


Luas badan penampang, Abw = do * tw = 2838 mm2
Perbandingan jarak bersih antar sayap dengan tebal badan, do / tw = 78,83
Koefisien tekuk geser badan, kv = 5,34
Koefisien kekuatan geser badan,
Kondisi 1 : do / tw ≤ 2,24√(E /fy) Cv1 = -
Kondisi 2 : do / tw > 2,24√(E /fy) Cv1 = 1,1 / (do/tw) * √(kv * E / Fy) = 0,93
Cv1 = 0,93

Kekuatan geser nominal, Vn = 0,6 * Fy * Abw * Cv1 = 268,98 kN


Gaya geser akibat 1,2D + 0,5L, Vu = 50% * Vn = 134,49 kN

Jarak dari muka kolom ke sendi plastis, Sh = Lp / cos 45o = 547,30 mm


Momen desain pada tepi balok, Mf = Mpr + Sh * Vgravitasi = 164,33 kNm

3. KONTROL DIMENSI & DESAIN PELAT PENGAKU

Tinggi pelat pengaku, hst = H = 232,00 mm2


Tebal pelat perlu, tpw = tw * Fy/Fy = 6 mm

Kontrol tebal pelat pengaku pelat ujung terhadap tebal perlu,


Syarat, tp ≥ tw * Fy/Fy → ...OK

4. KONTROL TAHANAN LELEH GESER

Lebar efektif pelat ujung, b = bp = 125 mm


Faktor reduksi elemen mengalami leleh geser, (bab J4-3 DFBT) Φ= 1,0
Tahanan pelelehan geser pada ujung pelat, Rn = 0,6 * Fy * b * tp = 216 kN
Gaya geser terfaktor pada sayap balok, Ffu = Mf / d0 = 347,42 kN
Ffu / 2 = 173,71 kN
Kontrol gaya geser terfaktor terhadap tahanan leleh geser,
Syarat, Ffu / 2 < Φ Rn → ...OK

5. KONTROL TAHANAN KERUNTUHAN GESER

Luas netto pelat ujung, An = tp * [bp - 2 * (db + 2)] = 1068 mm


Faktor reduksi elemen keruntuhan geser, (bab J4-4 DFBT) Φ= 0,75
Tahanan keruntuhan geser pada pelat ujung, Rn = 0,6 * Fu * An = 237,10 kN

Kontrol gaya geser terfaktor terhadap tahanan keruntuhan geser,


Syarat, Ffu / 2 < Φ Rn → ...OK

6. KONTROL KEKUATAN RUNTUH GESER

Luas bruto baut nominal, Ab = 201,06 mm


Jumlah baut pada sayap tekan, nb = m = 6
Kekuatan geser baut nominal, Fv = 372 MPa
Faktor reduksi baut tegangan geser atau tarik, (bab J3-1 DFBT) Φ= 0,75
Kekuatan runtuh geser baut, Rn = nb * Fv * Ab = 448,77 kN
Gaya geser ultimit pada ujung balok, Vu = 2 * Mpr / (L - 2 * Sh) + Vgravitasi = 155,77 kN

Kontrol gaya geser ultimit terhadap kekuatan runtuh geser baut,


Syarat, Vu < Φ Rn → ...OK
7. KONTROL TAHANAN KEGAGALAN TUMPU BAUT/SOBEK

Jarak bersih yang berdekatan antara lubang Lc(1) = e1 - 0,5 * db = 37,00 mm


baut atau dengan tepi pelat, Lc(2) = e1 + e1 + tf - db = 83,00 mm
Lc = min(Lc(1);Lc(2)) = 37,00 mm
Tebal pelat tinjau, t(1) = tcf = 9,00 mm
t(2) = tp = 12,00 mm
t = min(t(1);t(2)) = 9,00 mm
Kekuatan tarik minimum, Fu = 370,00 MPa
Diameter lubang baut standar, (tabel J3.3M) dt = d + 2 = 18 mm

Tahanan tumpu per baut / sobek pelat, Rn(1) = 1,2 * Lc * t * Fu = 147,85 kN


Rn(2) = 2,4 * dt * t * Fu = 143,86 kN
Rn = min(Rn(1);Rn(2)) = 143,86 kN
Kekuatan tahanan kegagalan tumpu baut/sobek, φ n * Rn = 0,75 * nb * rn = 647,35 kN

Kontrol gaya geser ultimit terhadap kekuatan tahanan kegagalan tumpu baut/sobek,
Syarat, Vu < Φn Rn → ...OK

8. KONTROL KOMBINASI GESER DAN TARIK

Luas bruto baut nominal, Pu = 31,88 kN


Luas bruto baut nominal, Ab = 201,06 mm
Menghitung nilai Frv, Frv = Vu / n = 25961,95 MPa
Menghitung nilai F'nt, F'nt = 1,3 Ft - (Ft / Φ Fv) Frv = 519,06 MPa
Syarat, F'nt ≤ 620 → ...OK 483,00

Kekuatan kombinasi geser dan tarik per baut, Φ Rn = 0,75 * F'nt * Ab = 78,27 kN
Syarat, Φ Rn < Pu → ...OK

9. PERHITUNGAN LAS FILLET PADA PENGHUBUNG GESER

Mutu electrode (E7014), Fuw = 506 MPa


Tebal rencana las, a= 8,00 mm
Tebal efektif las, te = 5,66 mm
ro = 16,00 mm

Kekuatan desain persatuan panjang las fillet


Panjang bagian yang dilas (L)
L = (2*bf) + (4*tf) + (2*π*r0) + (2*(bf-tw-2*r0)) + (2*(d-2*tf-2*r0)) = 960,53 mm
Faktor reduksi kekuatan, Bab J2.3.4, Tabel J2.5 Φ= 0,75
2
Luas efektif las Awe = L * te = 5433,584 mm
Kuat nominal las per mm2 Fnw = 0,6 * Fuw = 303,60 N/mm2
Kuat nominal las, Bab J2.3.4 Rn = Fnw * Awe = 1649636 N
Φ Rn = 1237227 N
Gaya tarik yang bekerja pada balok, F = As * Fy = 903840 N
Syarat, Φ Rn > F → ...OK
PERENCANAAN SAMBUNGAN (BBFF) WF 250 x 125 x 6 x 9

1. DESIGN DATA :

- Dimensi Plat :
bp = 125 mm
tp = 12 mm

- Plat Stiffener :
ts1 = 8 mm
ts2 = 8 mm

- Lokasi Baut :
e1 = 45 mm
e2 = 80 mm
e3 = 35 mm
e4 = 66 mm

- Dimensi Baut : e1
d = 16 mm
m = 6 baris e2
H
n = 2 kolom
e2

- Beam Section : e1
H = 250 mm
bf = 125 mm e1
tw = 6 mm
e2
tf = 9 mm
H
Ag = 3766 mm2 e2
Zx = 324000 mm3
c = 27,9 mm e1
L= 9,03 m

- Beam Section : e3 e4 e3
tcw = 6 mm
Hc = 250 mm - Mutu Bahan :
Ag = 3766 mm2 Fy = 240 MPa
tcf = 9 mm Fu = 370 MPa
bcf = 125 mm Ft = 620 Mpa (Kuat tarik baut A-325)
Fv = 372 Mpa (Tegangan geser baut A-325)

E = 200000 MPa Ab = π * d2 / 4 = 201,06 mm2


Ry = 1,5

2. MOMEN DESAIN PADA BALOK :

Desain rencana acuan, Mpe = (1,1 / 1,5) * Ry * Fy * Zx = 85,536 kNm


Lokasi sendi plastis, Lp = 3/2 H + tp = 335,15 mm
Faktor perkiraan kekuatan puncak sambungan, Cpr = (Fy + Fu) / (2 * Fy) = 1,27
Cpr - maks = 1,10
Cpr = 1,10
Momen maksimum yang mungkin terjadi pada sendi plastis,
Mpr = Cpr * Ry * Fy * Zx = 64,15 kNm

Jarak bersih antara sayap-sayap balok, do = H - tf = 473 mm


Luas badan penampang, Abw = do * tw = 2838 mm2
Perbandingan jarak bersih antar sayap dengan tebal badan, do / tw = 78,83
Koefisien tekuk geser badan, kv = 5,34
Koefisien kekuatan geser badan,
Kondisi 1 : do / tw ≤ 2,24√(E /fy) Cv1 = -
Kondisi 2 : do / tw > 2,24√(E /fy) Cv1 = 1,1 / (do/tw) * √(kv * E / Fy) = 0,93
Cv1 = 0,93

Kekuatan geser nominal, Vn = 0,6 * Fy * Abw * Cv1 = 329,43 kN


Gaya geser akibat 1,2D + 0,5L, Vu = 50% * Vn = 164,72 kN

Jarak dari muka kolom ke sendi plastis, Sh = Lp / cos 45o = 335,15 mm


Momen desain pada tepi balok, Mf = Mpr + Sh * Vgravitasi = 119,36 kNm

3. KONTROL DIMENSI & DESAIN PELAT PENGAKU

Tinggi pelat pengaku, hst = H = 250,00 mm2


Tinggi total plat sambung, Lst = hst / tan 30o = 440,00 mm
Tebal pelat perlu, tpw = tw * Fy/Fy = 6 mm

Kontrol tebal pelat pengaku pelat ujung terhadap tebal perlu,


Syarat, tp ≥ tw * Fy/Fy → ...OK

4. KONTROL TAHANAN LELEH GESER

Lebar efektif pelat ujung, b = bp = 125 mm


Faktor reduksi elemen mengalami leleh geser, (bab J4-3 DFBT) Φ= 1,0
Tahanan pelelehan geser pada ujung pelat, Rn = 0,6 * Fy * b * tp = 216 kN
Gaya geser terfaktor pada sayap balok, Ffu = Mf / d0 = 252,34 kN
Ffu / 2 = 126,17 kN
Kontrol gaya geser terfaktor terhadap tahanan leleh geser,
Syarat, Ffu / 2 < Φ Rn → ...OK

5. KONTROL TAHANAN KERUNTUHAN GESER

Luas netto pelat ujung, An = tp * [bp - 2 * (db + 2)] = 1068 mm


Faktor reduksi elemen keruntuhan geser, (bab J4-4 DFBT) Φ= 0,75
Tahanan keruntuhan geser pada pelat ujung, R n = 0,6 * F u * An = 237,10 kN

Kontrol gaya geser terfaktor terhadap tahanan keruntuhan geser,


Syarat, Ffu / 2 < Φ Rn → ...OK

6. KONTROL KEKUATAN RUNTUH GESER

Luas bruto baut nominal, Ab = 201,06 mm


Jumlah baut pada sayap tekan, nb = m = 6
Kekuatan geser baut nominal, Fv = 372 MPa
Faktor reduksi baut tegangan geser atau tarik, (bab J3-1 DFBT) Φ= 0,75
Kekuatan runtuh geser baut, R n = nb * F v * Ab = 448,77 kN
Gaya geser ultimit pada ujung balok, Vu = 2 * Mpr / (L - 2 * Sh) + Vgravitasi = 180,07 kN

Kontrol gaya geser ultimit terhadap kekuatan runtuh geser baut,


Syarat, Vu < Φ Rn → ...OK
7. KONTROL TAHANAN KEGAGALAN TUMPU BAUT/SOBEK

Jarak bersih yang berdekatan antara lubang Lc(1) = e1 - 0,5 * db = 37,00 mm


baut atau dengan tepi pelat, Lc(2) = e1 + e1 + tf - db = 83,00 mm
Lc = min(Lc(1);Lc(2)) = 37,00 mm
Tebal pelat tinjau, t(1) = tcf = 9,00 mm
t(2) = tp = 12,00 mm
t = min(t(1);t(2)) = 9,00 mm
Kekuatan tarik minimum, Fu = 370,00 MPa
Diameter lubang baut standar, (tabel J3.3M) dt = d + 2 = 18 mm

Tahanan tumpu per baut / sobek pelat, Rn(1) = 1,2 * Lc * t * Fu = 147,85 kN


Rn(2) = 2,4 * dt * t * Fu = 143,86 kN
Rn = min(Rn(1);Rn(2)) = 143,86 kN
Kekuatan tahanan kegagalan tumpu baut/sobek, φ n * Rn = 0,75 * nb * rn = 647,35 kN

Kontrol gaya geser ultimit terhadap kekuatan tahanan kegagalan tumpu baut/sobek,
Syarat, Vu < Φn Rn → ...OK

8. KONTROL KOMBINASI GESER DAN TARIK

Luas bruto baut nominal, Pu = 31,88 kN


Luas bruto baut nominal, Ab = 201,06 mm
Menghitung nilai Frv, Frv = Vu / n = 30012,19 MPa
Menghitung nilai F'nt, F'nt = 1,3 Ft - (Ft / Φ Fv) Frv = 474,29 MPa
Syarat, F'nt ≤ 620 → ...OK 483,00

Kekuatan kombinasi geser dan tarik per baut, Φ Rn = 0,75 * F'nt * Ab = 71,52 kN
Syarat, Φ Rn < Pu → ...OK

9. PERHITUNGAN LAS FILLET PADA PENGHUBUNG GESER

Mutu electrode (E7014), Fuw = 506 MPa


Tebal rencana las, a= 8,00 mm
Tebal efektif las, te = 5,66 mm
ro = 16,00 mm

Kekuatan desain persatuan panjang las fillet


Panjang bagian yang dilas (L)
L = (2*bf) + (4*tf) + (2*π*r0) + (2*(bf-tw-2*r0)) + (2*(d-2*tf-2*r0)) = 960,53 mm
Faktor reduksi kekuatan, Bab J2.3.4, Tabel J2.5 Φ= 0,75
2
Luas efektif las Awe = L * te = 5433,584 mm
Kuat nominal las per mm2 Fnw = 0,6 * Fuw = 303,60 N/mm2
Kuat nominal las, Bab J2.3.4 Rn = Fnw * Awe = 1649636 N
Φ Rn = 1237227 N
Gaya tarik yang bekerja pada balok, F = As * Fy = 903840 N
Syarat, Φ Rn > F → ...OK
PERENCANAAN BASE PLATE WF 250.125.6.9

DATA STRUKTUR

1. Beban Kolom

Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 34047,1 N


Momen akibat beban terfaktor, Mu = 63418600 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 28481,6 N
Eksentrisitas beban, e = (Mu / Pu) = 1862,67 mm
Jarak baut terhadap pusat penampang kolom, f = N/2 - e1 = 80 mm

2. Kolom Baja

Profil kolom baja : WF 250.125.6.9


Tegangan leleh kolom baja, fyk = 240 MPa
Tinggi, dt = 250 mm
Lebar sayap, bf = 125 mm
Tebal sayap, tf = 9 mm
Tebal badan, tw = 6 mm

3. Base Plate

Tegangan leleh baja, fy = 240 MPa


Tegangan tarik putus plat, f up = 370 MPa
Lebar plat tumpuan, B= 260 mm
Panjang plat tumpuan, N= 320 mm
Tebal plat tumpuan, tp = 12 mm

4. Pedestal Beton
Kuat tekan beton, f c' = 20,75 MPa
Lebar penampang kolom, yce = 400 mm
Panjang penampang kolom, xce = 400 mm

5. Angkur

Tegangan tarik putus angkur baut, f ub = 861,8 MPa


Tegangan leleh angkur baut, fy = 453,6 MPa
Diameter angkur baut, d= 22 mm
Jumlah drat per inch ndt = 10
Tebal washer / ring plat twash = 3 mm
Jumlah angkur baut pada sisi tarik, nt = 2 bh
Jumlah angkur baut pada sisi tekan, nc = 2 bh
Jarak baut ke tepi plat, e1 = 80 mm
e2 = 60 mm
Jarak angkur baut ke angkur baut arah x, Sbolt-x = 80 mm
Jarak angkur baut ke angkur baut arah y, Sbolt-y = 140 mm
Jumlah baris angkur baut arah x, Nbolt-x = 2
Jumlah baris angkur baut arah y, Nbolt-y = 2
Panjang angkur baut yang tertanam di beton, La = 630 mm

6. Las

Kelas elektroda las FExx = 70 ksi


Kekuatan tarik las FExx = 482,65 MPa
Tebal las pada sisi sayap / flange kolom baja tfw = 8 mm
Tebal las pada sisi badan / web kolom baja tww = 6 mm

7. Faktor Reduksi Kekuatan

Faktor reduksi kuat tekan, fc = 0,65


Faktor reduksi kuat lentur, fb = 0,9
Faktor kuat geser angkur, ff = 0,75
Faktor kuat tarik angkur, ft = 0,75
Faktor kuat geser las, fv = 0,75

TAHANAN TEKAN BETON


Luas plat tumpuan baja, A1 = B * N = 83200 mm2
Luas penampang kolom pedestal,
A2 = yce * xce = 160000 mm2
Tegangan tumpu beton yang diijinkan,
fpn = Φc * 0,85 * fc' * √ ( A2 / A1 ) = 15,90 MPa
Tegangan maksimum tumpu beton,
fpmax = (2 * Pu * (e + f)/qmax) / (Y * B) = 3,38 MPa
Tekanan maksimum tumpu beton , qmax = fpn * B = 4133,54 N/mm
Eksentrisitas kritis, ecrit = N / 2 - Pu / ( 2 * qmax ) = 155,88 mm

e ≥ ecrit (Termasuk Momen Besar)

Jika e ≥ ecrit :
Panjang bidang tekan beton,
Y1 = (f + N/2) + √((f + N/2)² - (2 * Pu * (e + f))/qmax) = 399,99 mm
Y2 = (f + N/2) - √((f + N/2)² - (2 * Pu * (e + f))/qmax) = 80,01 mm
Panjang bidang tekan beton yang dipakai Y = min (Y1,Y2) = 80,01 mm
Tekanan tumpu yang terjadi pada beton, q = Pu / Y = 425,54 N/mm

Jika e ≤ ecrit :
Panjang bidang tekan beton, Y = N - 2 * e = -3405,345 mm
Tekanan tumpu yang terjadi pada beton, q = Pu / Y = -10,00 N/mm

Maka nilai tekanan tumpu yang terjadi pada beton dipakai, q = 425,54 N/mm

Tek. tumpu yang terjadi pada beton < Tek. maksimum tumpu beton (OK)

DIMENSI DAN TEBAL PLAT TUMPUAN

1. Dimensi plat :
Luas beban yang bisa ditahan baseplate, (f + N/2)² = 57600 mm2
Luas beban yang di transfer ke baseplate,
(2 * Pu * (e + f))/qmax = 32002,78 mm2
(f + N/2)² > (2 * Pu * (e + f))/qmax...(OK)

2. Kontrol Dimensi Plat :


Lebar minimum plat tumpuan yang diperlukan,
Bp min = (2 * Pu * (e + f)/qmax) / ( 0.5 * fpmax * Y ) = 50,32 mm
Lebar plat yang digunakan, B= 260,00 mm
Kontrol, B ≥ Bp min → ...Aman

Panjang bagian plat tumpuan jepit bebas,


a = ( L - 0.95 * dt ) / 2 = 41,25 mm
fcu = ( 1 - a / Y ) * fpn = 7,70 MPa
2
Modulus penampang plastis plat, Z = 1/4 * B * t = 9360 mm
Momen yang terjadi pada plat akibat beban terfaktor,
Mup = 1/2 * B * fcu * a2 + 1/3 * B * ( fpmax - fcu ) * a2 = 1066986 Nmm
Tahanan momen nominal plat, Mn = fy * Z = 2246400 Nmm
Tahanan momen plat, fb * Mn = 2021760 Nmm
Kontrol, ΦMn ≥ Mup → ...Aman

GAYA TARIK PADA ANGKUR BAUT

Gaya tarik pada angkur baut, Tu = qmax * Y - Pu = 296671,9 N


Gaya tarik maximum satu angkur baut pada sisi tarik,
Trod = Tu / nt = 148336 N
b
Tegangan tarik putus angkur baut, fu = 861,8 MPa
Jumlah drat per inch ndt = 10
Luas angkur baut daerah berulir,
2
Ase = p / 4 * (d - 0.9743 in / ndt)² = 299,42 mm
Kuat tarik nominal angkur baut, Nsa = Ase * fub = 258042 N
Tahanan tarik angkur baut, ft * Nsa = 193532 N
Kontrol, ΦNsa ≥ Trod → ...Aman

GAYA GESER PADA ANGKUR BAUT


Gaya geser pada angkur baut, Vu1 = Vu / n = 7120,4 N
Tegangan tarik putus baut, f ub = 861,8 MPa
Jumlah bidang geser, m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0,4
Luas penampang angkur baut daerah tidak berulir,
2
Abolt = p / 4 * d² = 380,13 mm
Tahanan geser nominal, Vn = r1 * m * Abolt * fub = 131039,3 N
Tahanan geser angkur baut, ff * Vn = 98279,51 N
Kontrol, Φ Vn ≥ Vu1 → ...Aman

KOMBINASI GAYA GESER DAN TARIK PADA ANGKUR BAUT

Luas penampang angkur baut daerah tidak berulir,


2
Abolt = p / 4 * d² = 380,13 mm
Tebal washer / ring plat twash = 3 mm
Tegangan geser pada angkur fv = Vu / (nbolt * Abolt) = 18,73 MPa
Tegangan tarik putus angkur baut, f ub = 861,8 MPa
Lever arm, z = tp + twash / 2 = 13,50 mm
Momen lentur pada angkur, MI = Vu * z / nbolt = 96125,4 Nmm
Modulus penampang plastis angkur Zbolt = d3 / 6 = 1774,667 mm3
Tegangan pada angkur akibat momen lentur ftb = MI / Zbolt = 54,17 MPa
Tegangan aksial yang terjadi pada angkur fta = Trod / Abolt = 390,22 MPa
Tegangan tarik yang terjadi pada angkur ft = fta + ftb = 444,39 MPa

Tegangan tarik nominal angkur Fnt = 0,75 * fub = 646,35 MPa


Tegangan geser nominal angkur Fnv = 0,45 * fub = 387,81 MPa
Tegangan tarik angkur 1 fFnt = f * Fnt = 484,76 MPa
Tegangan tarik angkur 2
fF'nt = f * (1.3 * Fnt - (Fnt / (f * Fnv)) * fv) = 628,52 MPa
Maka diambil nilai tegangan tarik angkur terkecil :
min(fFnt, fF'nt) = 484,76 MPa
Kontrol, Φ Fnt ≥ ft → ...Aman

GAYA TUMPU PADA ANGKUR BAUT

Gaya tumpu pada angkur baut, Ru1 = Vu1 = 7120,4 N


Diameter baut, d= 22 mm
Tebal plat tumpu, t= 12 mm
Tegangan tarik putus plat, f up = 370 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 234432 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 175824 N
Kontrol, Φ Rn ≥ Ru1 → ...Aman
KONTROL PANJANG ANGKUR BAUT

Panjang angkur tanam yang digunakan, La = 630 mm


Kuat tekan beton, f c' = 20,75 MPa
Tegangan leleh baja, fy = 453,6 MPa
Diameter angkur baut, d= 22 mm
Panjang angkur tanam minimum yang diperlukan,
Lmin = fy / ( 4 * d * √ fc' ) = 547,68 mm
Kontrol, La ≥ Lmin → ...Aman

PERENCANAAN LAS SAMBUNGAN PLAT DAN KOLOM BAJA

1. Desain las tarik pada sisi tarik sayap / flange kolom


Tebal las pada sisi sayap / flange kolom tfw = 8 mm
Panjang efektif las pada sisi sayap/flange kolom :
lTweld,eff = 2 * min((bf - (Nbolty -1) * sbolty) / 2,(sboltx - d) / 2)
+ (Nbolty - 1) * MIN(2 *((sboltx - d) / 2),sbolty) lTweld,eff = 340,00 mm
Beban tarik las per mm, Rwf = Tu / lTweld,eff = 872,56 N/mm
Kekuatan tarik las, FExx = 482,65 MPa
Desain tegangan las,
fFnw = fv * 0.60 * FEXX * (1.0 + 0.5 * (sin(90deg))1.5) = 325,79 MPa
Desain kekuatan tarik las per mm, fRnf = fFnw * twf / √(2) = 1842,94 N/mm

Kontrol, ΦRnf ≥ Rwf → ...Aman

2. Desain las geser pada sisi badan / web kolom


Tebal las pada sisi badan / web kolom baja tww = 6 mm
Beban geser per mm, Rwl = Vu / (2 * (dt - 2 * tf)) = 61,38 N/mm
Kekuatan tarik las, FExx = 482,65 MPa
Tegangan nominal las,
fFnw = fv * 0.60 * FEXX * (1.0 + 0.5 * (sin(0deg))1.5) = 217,19 MPa
Desain kekuatan geser las per mm, fRnl = fFnw * tww / √(2) = 921,47 N/mm

Kontrol, ΦRnl ≥ Rwl → ...Aman


BAB VII - PERHITUNGAN PONDASI

7.1. PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI

a. Data bahan :
Jensi tiang : Borpile
Panjang tiang, (L) : 6,00 m
Dimensi tiang, (D) : 30,00 cm
Luas penampang tiang, (Ap) : 706,86 cm2
Keliling tiang, (As) : 94,25 cm
Safety Factor, (SF) : 3,00
Safety Factor, (SF) : 5,00

b. Data Sondir (CPT) :


Tahanan Konus, (Qc) : 15,82 Kg/cm2
Friction, (JHP) : 165,61 Kg/cm

c. Daya Dukung Berdasarkan Data Sondir Qijin :


(𝑄𝑐 𝑥 𝐴𝑝) 𝐽𝐻𝑃 𝑥 𝐴𝑠
𝑄𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 = +
𝑆𝐹1 𝑆𝐹2
= 6849,17 Kg
= 68,49 kN

d. Perhitungan Jumlah Tiang diambil dari nilai terbesar dari hasil program :

Tabel 7.1 - Joint Reactions

Fz Mx My Pu / Qu
Story Label Case
kN kN-m kN-m n
Base 1 P+L 23,772 1,799 48,114 1
Base 2 P+L 35,376 2,386 62,841 2
Base 3 P+L 37,234 0,008 67,269 2
Base 4 P+L 36,800 -0,008 65,920 2
Base 5 P+L 36,799 0,007 65,917 1
Base 6 P+L 37,233 -0,008 67,263 1
Base 7 P+L 35,374 -2,386 62,833 2
Base 8 P+L 23,771 -1,799 48,108 2
Base 9 P+L 23,772 1,799 -48,113 2
Base 10 P+L 35,377 2,386 -62,840 1
Base 11 P+L 37,236 0,008 -67,266 1
Base 12 P+L 36,802 -0,008 -65,915 2
Base 13 P+L 36,803 0,008 -65,911 2
Base 14 P+L 37,237 -0,008 -67,255 2
Base 15 P+L 35,379 -2,386 -62,827 2
Base 16 P+L 23,773 -1,799 -48,102 2

Rekapitulasi Joint Reactions


Pu Mx My
Tipe
kN kN-m kN-m
F1 37,24 2,39 67,27

7.2. MATERIAL PROPERTIES

Material Properties Pondasi :


- Mutu Beton, K= 225 Kg/cm2
- Mutu Beton Rencana, f'c = 18,675 Mpa
- Mutu Baja tulangan, Fy = 420B Mpa
- Tegangan Leleh Baja Tulangan (Deform), Fyu = 420 Mpa
- Tegangan Leleh Baja Tulangan (Polos), Fyp = 280 Mpa
- Berat Jenis Beton Bertulang, gbtn = 24,00 kN/m3
- Effisiensi tiang Eff = 0,75
KODE FONDASI : F1

DATA BAHAN PILECAP


- Kuat tekan beton, f c' = 20,75 MPa
- Kuat leleh baja tulangan deform (  > 12 mm ), fy = 420 MPa
- Kuat leleh baja tulangan polos (  ≤ 12 mm ), fy = 240 MPa
- Berat beton bertulang, wc = 24,00 kN/m3
DATA DIMENSI FONDASI
- Lebar kolom arah x, bx = 0,4 m
- Lebar kolom arah y, by = 0,4 m
- Jarak tiang pancang tepi terhadap sisi luar beton, a= 0,5 m
- Tebal pilecap, h= 0,4 m
- Tebal tanah di atas pilecap, z= 0,5 m
- Berat volume tanah di atas pilecap, ws = 7,6 kN/m3
- Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) as = 40
DATA BEBAN FONDASI
Gaya aksial kolom akibat beban terfaktor, Puk = 37,24 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor. Mux = 2,39 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor. Muy = 67,27 kNm
Gaya lateral arah x akibat beban terfaktor, Hux = kN
Gaya lateral arah y akibat beban terfaktor, Huy = kN
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 68,49 kN
Tahanan lateral tiang pancang, f * Hn = kN
DATA SUSUNAN TIANG PANCANG
Susunan tiang pancang arah x : Susunan tiang pancang arah y :
2
No. Jumlah x n*x No. Jumlah y n * y2
2
n (m) (m ) n (m) (m2)
1 1 0,00 0,00 1 1 0,00 0,00

n= 1 S x2 = 0,00 n= 1 S y2 = 0,00
Lebar pilecap arah x, Lx = 1,00 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 1,00 m
1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG

- Berat tanah di atas pilecap, W s = Lx * Ly * z * ws = 3,78 kN


- Berat pilecap, W c = Lx * Ly * h * wc = 9,60 kN
- Total gaya aksial terfaktor, Pu = Puk + 1.2 * W s + 1.2 * W c = 53,29 kN
- Lengan maksimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmax = 0,00 m
- Lengan minimum tiang pancang arah x thd. pusat, xmin = 0,00 m
- Gaya aksial maksimum dan minimum pada tiang pancang,
pumax = Pu / n + Mux* xmax / Sx2 + Muy* ymax / Sy2 = 53,29 kN
pumin = Pu / n + Mux* xmin / Sx2 + Muy* ymin / Sy2 = 53,29 kN
- Syarat : pumax ≤ f * Pn
53,29 < 68,49 → AMAN (OK)

2. TINJAUAN GESER

- Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 0,060 m


- Tebal efektif pilecap, d = h - d' = 0,340 m
- Jarak bid. kritis terhadap sisi luar, cx = ( Lx - bx - d ) / 2 = 0,130 m
- Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 1,248 kN
- Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 0,491 kN
- Gaya geser arah x, Vux = pumax - W 1 - W 2 = 51,554 kN
- Lebar bidang geser untuk tinjauan arah x, b = Ly = 1000 mm
- Tebal efektif pilecap, d= 340 mm
- Rasio sisi panjang thd. sisi pendek kolom, bc = bx / by = 1,0000
- Kuat geser pilecap arah x, diambil nilai terkecil dari Vc yang diperoleh dari pers.sbb. :
Vc = [ 1 + 2 / bc ] * √ fc' * b * d / 6 * 10-3 = 774,387 kN
-3
Vc = [ as * d / b + 2 ] * √ fc' * b * d / 12 * 10 = 2013,406 kN
Vc = 1 / 3 * √ fc' * b * d * 10-3 = 516,258 kN
- Diambil, kuat geser pilecap, → Vc = 516,258 kN
- Faktor reduksi kekuatan geser, f = 0,75
- Kuat geser pilecap, f * Vc = 387,193 kN
- Syarat yang harus dipenuhi,
f * Vc ≥ Vux
387,193 > 51,554 → AMAN (OK)
3. PEMBESIAN PILECAP

3.1. TULANGAN LENTUR ARAH X


- Jarak tepi kolom terhadap sisi luar pilecap, cx = ( Lx - bx ) / 2 = 0,300 m
- Jarak tiang thd. sisi kolom, ex = cx - a = -0,200 m
- Berat beton, W 1 = cx * Ly * h * wc = 2,880 kN
- Berat tanah, W 2 = cx * Ly * z * ws = 1,134 kN
- Momen yang terjadi pada pilecap,
Mux = 2 * pumax * ex - W 1 * cx / 2 - W 2 * cx / 2 = -21,919 kNm
- Lebar pilecap yang ditinjau, b = Ly = 1000 mm
- Tebal pilecap, h= 400 mm
- Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 60 mm
- Tebal efektif plat, d = h - d' = 340 mm
- Kuat tekan beton, f c' = 21 MPa
- Kuat leleh baja tulangan, fy = 420 MPa
- Modulus elastis baja, Es = 2,00E+05 MPa
- Faktor distribusi teg. beton, b1 = 0,85
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,02099702
- Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0,80
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1-½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5,374
Mn = Mux / f = -27,399 kNm
6 2
Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = -0,23702
Rn < Rmax → (OK)
- Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = -0,0006
- Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
- Rasio tulangan yang digunakan, → r= 0,0025
- Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 850,00 mm2
- Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
- Jarak tulangan yang diperlukan, s = p / 4 * D2 * b / As = 156 mm
- Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm
- Jarak tulangan yang digunakan, → s= 156 mm
- Digunakan tulangan, D 13 - 150
- Luas tulangan terpakai, 2
As = p / 4 * D * b / s = 884,88 mm2

3.2. TULANGAN SUSUT

- Rasio tulangan susut minimum, rsmin = 0,0014


- Luas tulangan susut, Asx = rsmin* b * d = 476 mm2
- Diameter tulangan yang digunakan, D 13 mm
- Jarak tulangan susut, sx = p / 4 * 2 * b / Asx = 279 mm
- Jarak tulangan susut maksimum, sx,max = 200 mm
- Jarak tulangan susut yang digunakan, → sx = 200 mm
- Digunakan tulangan susut, D 13 - 200

4. PENULANGAN BORPILE
Mutu Bahan
Beton, K-250 = 20,75 MPa
Baja, - Diameter >= 13 mm = 420 MPa
- Diameter < 13 mm = 240 MPa

Digunakan dimeter borpile, 30 cm


Digunakan tulangan utama, 7 D 16
tulangan bagi spiral,  10 - 150
Rasio didapat 1,99 %
BAB IX - KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan
Dari perhitungan perencanaan yang telah dilakukan didapatkan elemen struktur sebagai
berikut :
- Mutu Beton = Fc' 20,75 Mpa / K-250
- Mutu Baja = BJ 37
- Mutu Baja Tulangan = fy 240 untuk tulangan dengan simbol Ø
fy 390 untuk tulangan dengan simbol D
- Kolom Baja Utama = WF 250x125x6x9
- Balok lateral = WF 150x75x5x7
- Pilecap = 100x100x40
- Rafter & Gording = WF 250x125x6x9
CNP 150x50x20x2,3
- Standar = SNI 1729-2020 Peraturan Baja
= SNI 2847-2019 Peraturan Beton Bertulang
= SNI 1727-2020 Beban minimum bangunan
= SNI 1726-2019 Peraturan beban gempa

9.2. Saran-saran

Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pengecoran di lapangan, mutu beton, kadar
air semen/slum dan pemadatan di lapangan terlebih pada area joint balok dan kolom
sehingga tujuan penciptaan struktur yang kuat namun ekonomis dari segi biaya dapat
tercapai.
Hal lainnya adalah pada pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah (Pile
Cap, Tie Beam dan Pelat Lantai Kendaraan) agar tulangan tertutup dengan sempurna
sehingga tidak terdapat karat/korosi pada tulangan.
LAMPIRAN
ETABS 19.1.0 06/02/2023

D
C

B
A

10
9

3
Y X
Z

2
1

Model.EDB 3-D View


Model.EDB
ETABS 19.1.0

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 (m) 4 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 4 (m) 1 (m)

Y
A

SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30


1 (m)
B

X
20 (m)

Plan View - Base - Z = 0 (m)


SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30 SL 20/30
C
1 (m)
D
06/02/2023
ETABS 19.1.0 06/02/2023

2 2 2 2

A B C D

Story3

x9 RWF
25x6 250x1
250x1 25x6
RWF x9

150x7
5x5x7
RWF
150x7
5x5x7
Story2
RWF
CWF 250x125x6x9

CWF 250x125x6x9

Z Story1
KL 40/40

KL 40/40

Base
X

Model.EDB Elevation View - 2


DETAIL : SLOOF
SL (200x300)
TUMPUAN LAPANGAN

Tulangan Atas 5 D 13 5 D 13
Tulangan Bawah 5 D 13 5 D 13
Torsi - -
Sengkang 2 Ø 10 - 185 2 Ø 10 - 185
Tebal Selimut Beton 40 mm

DETAIL : BASE PLATE DETAIL : KOLOM


K.1 (400x400) K.1 (400x400)

WF 250x125x6x9

400

80

400 160

80

60 140 60

Baut Angkur 4 D 22 Tulangan Utama 10 D 16


Pelat Pengaku t = 10 mm Sengkang 2 Ø 10 - 150
Base Plate t = 19 mm Tebal Selimut Beton 40 mm

Anda mungkin juga menyukai