STRUKTUR
PEMBANGUNAN GEDUNG
LAPANGAN TENNIS
2023
BAB I - PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Laporan desain struktur ini menjelaskan tentang sistem struktur dan analisis struktur secara garis
besar untuk Perencanaan Gedung Lapangan Tennis. Dalam laporan ini juga dijelaskan tentang
idealisasi perhitungan struktur dan beban-beban yang bekerja pada bangunan ini, baik beban
gravitasi maupun beban lateral sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan standar-standar
1.2. DESKRIPSI
1. BETON
- Mutu Kolom : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
- Mutu Balok & Sloof : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
- Mutu Pelat Lantai : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
- Mutu Pilecap : K - 250 , f c' = 20,75 MPa
a. Peraturan Indonesia :
SNI 1726-2019 Peraturan Gempa Bangunan Gedung Indonesia
SNI 2847-2019 Peraturan Struktur Beton Bertulang Indonesia
SNI 1727-2020 Peraturan Pembebanan Bangunan Gedung Indonesia
SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik Indonesia
SNI 2052-2017 Persyaratan Baja Tulangan Beton
SNI 1729-2020 Peraturan Struktur Baja Indonesia
b. Peraturan Lain :
ACI 318M - 19 American Concrete Code
AISC 341 - 16 American Steel Code
ASCE 7 - 16 Minimum Design Loads For Buildings and Other Structures
c. Standar Lain :
PUBI Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
SII Standar Industri Indonesia
Perencanaan struktur dilakukan terhadap kekuatan dan kemampuan layan struktur. Untuk
mengecek kekuatan penampang dari struktur beton bertulang digunakan metoda
perhitungan ultimit (ULS). Dengan demikian gaya-gaya yang digunakan pada analisis
kekuatan penampang adalah gaya-gaya terbesar hasil kombinasi gaya-gaya terfaktor.
Adapun besarnya factor beban yang digunakan adalah seperti yang akan dijelaskan pada
sub bab berikutnya. Pengecekan terhadap kemampuan layan struktur dilakukan
BAB III - SISTEM STRUKTUR
1. Menentukan nilai tahanan penetrasi lapangan, dari data tanah dapat menentukan nilai
tahanan penetrasi lapangan rata-rata (N) sesuai dengan perumusan dalam SNI 1726:2019
Dari tabel 2.1 SNI 1726:2019 perhitungan nilai SPT rata-rata didapatkan klasifikasi situs
tanah termasuk tanah lunak (SE)
7. Menghitung nilai SDS (Parameter percepatan spektral desain pada periode pendek) dan SD1
(Parameter percepatan spektral desain pada periode 1,0 detik)
SDS = 2/3 SMS = 0,187
SD1 = 2/3 SM1 = 0,268
8. Menentukan Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori resiko gedung ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2. berdasarkan fungsi
bangunan. Berikut Tabel 4.2 dalam menentukan kategori resiko gedung.
Tabel 4.2 - Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen / rumah susun
- Pusat perbelanjaan / mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki
potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan
massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, III
termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk,
tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan,
penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak)
yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan
bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan
cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah ibadah
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah
dan unit gawat darurat
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi
kendaraan darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, tsunami, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi pusat operasi dan fasilitas lainnya IV
untuk tanggap darurat
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada
saat keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan baka, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam
kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material
atau peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi
pada saat keadaan darurat
Dari tabel 4.2, ditentukan untuk bangunan memiliki kategori risiko bangunan I
9. Menentukan faktor keutamaan gempa (Ie), ditetapkan pada SNI 1726:2019 pasal 4.1.2
Dari tabel 4.3, ditentukan untuk bangunan memiliki faktor keutamaan gempa 1,0
11. Pemilihan Sistem Struktur dan Parameter Sistem Berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 6.5 dan
hasil seminar HAKI
Tabel 4.6 - Pemilihan Sistem Struktur
Maka dengan sistem struktur penahan gaya gempa sistem SRPMB untuk struktur gedung,
R= 3
Cd = 3,5
Ωo = 3
3.2. KOMBINASI PEMBEBANAN
Kombinasi beban untuk metode ultimit struktur, komponen struktur, dan elemen fondasi harus
dirancang sedemikian rupa hingga kuat rencananya sama atau melebihi beban terfaktor.
Berdasarkan SNI 2847-2019, kombinasi pembebanan terfaktor adalah sebagai berikut :
1. 1,4 DL
2. 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2 DL + 1,6 (Lr atau R) + (1,0 L atau 0,5 W)
4. 1,2 DL + 1,0 W +1,0 L + 0,5 (Lr atau R)
5. 1,2 DL + 1,0 E + 1,0 LL
6. 0,9 DL + 1,0 W
7. 0,9 DL + 1,0 E
Pengecualian !
Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 5 boleh diambil sama dengan 0,5 kecuali
untuk ruang garasi, ruang pertemuan, dan semua ruangan yang nilai beban hidupnya lebih
besar daripada 500 kg/m2
Untuk nomor 5 dan 7 dengan beban gempa diatur oleh SNI 1726-2019, faktor dan kombinasi
beban untuk beban mati nominal, beban hidup nominal dan beban gempa nominal, yaitu
1. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
2. (1,2+0,2 Sds) DL + 0,5 LL ± 0,3 ρ Ex ± 0,1 ρ Ey
3. (0,9-0,2 Sds) DL ± 1,0 ρ Ex ± 0,3 ρ Ey
4. (0,9-0,2 Sds) DL ± 0,3 ρ Ex ± 1,0 ρ Ey 1
Komb DL SDL LL Lr W Ex Ey
COMB 1 1,4 1,4 - - - - -
COMB 2 1,2 1,2 1,6 0,5 - - -
COMB 3 1,2 1,2 1,0 1,0 1,6 - -
COMB 4 1,2 1,2 1,0 1,0 -1,6 - -
COMB 5 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 6 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 7 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 8 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 9 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 0,3
COMB 10 1,24 1,24 0,5 - - 1,0 -0,3
COMB 11 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 0,3
COMB 12 1,24 1,24 0,5 - - -1,0 -0,3
COMB 13 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 14 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 15 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 16 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 17 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 0,3
COMB 18 0,86 0,86 1,0 - - 1,0 -0,3
COMB 19 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 0,3
COMB 20 0,86 0,86 -1,0 - - -1,0 -0,3
COMB 21 1,0 1,0 1,0 - - - -
BAB III - PERENCANAAN BEBAN
4.1. PEMBEBANAN
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari semua bagian dari suatu bangunan bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, mesin-mesin (fixed equipment ).
Pembebanan gempa berikut ini merupakan pembebanan minimum yang dipakai sesuai dengan yang
terdapat dalam Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
non-Gedung SNI 1726-2019.
BAB V - PERMODELAN STRUKTUR
1. Reduksi massa gempa bangunan yang digunakan pada struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
- Faktor reduksi berat sendiri / Self-Weight (DL) : 1,00
- Faktor reduksi beban mati tambahan / Super Impose Dead Load (SDL) : 1,00
- Faktor reduksi beban hidup (LL) : 0,25
2. Faktor reduksi kekuatan yang digunakan pada perhitungan desain struktur beton bertulang
mengacu pada SNI 2847:2019 "Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung"
yang ditunjukan pada tabel 5.1.
3. Reduksi Kekakuan elemen sesuai SNI 2847:2019 dengan rincian yang ditampilkan sebagai
berikut :
- Kolom : 0,70
- Balok : 0,35
- Pelat : 0,25
Perysaratan periode getar struktur bangunan ditetapkan pada SNI 1726:2019 Pasal 7.8.2. Periode
getar bangunan harus berada diantara Periode getar minimum dan periode getar maksimum yang
Didapat nilai Ta struktur hasil dari running program sebesar : T = 2,406 detik
Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Tabel 5.5 - Koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung
Arah distribusi beban gempa diterapkan secara terpisah dalam masing-masing arah dari
dua arah ortogonal berdasarkan SNI 1726:2012 pasal 7.5.2
Tabel 5.6 - Gaya Gempa Arah x dan y
Fx Fy
Lantai 30% Fx 30% Fy
(kN) (kN)
1 2,89 0,87 2,89 0,87
2 2,71 0,81 2,71 0,81
3 5,73 1,72 5,73 1,72
4 25,49 7,65 25,49 7,65
5 24,25 7,28 24,25 7,28
6 18,44 5,53 18,44 5,53
Σ 79,52 23,86 79,52 23,86
Gempa dinamik respons spektrum ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total
struktur. Dalam analisa gempa dinamik, massa bangunan sangat menentukan besarnya gaya inersia
akibat beban gempa.
Persyaratan gaya geser tingkat desain (Vx, Vy) ditetapkan pada SNI 1726:2012 Pasal 7.9.4.1 dimana
memeiliki persyaratan sebagai berikut yang ditnjukkan pada Persamaan 4.3.
Berikut adalah gambar input beban dalam perhitungan dengan bantuan program :
Berikut adalah gambar gaya dalam hasil dari perhitungan dengan bantuan program :
a. Data-data :
Pengecoran dilakukan setiap 6 x 6 m
Tebal pelat = 150 mm
Lebar pelat = 1 x 6 m
Jika nilai CBR tanah permukaan tidak diketahui atau dibawah 2%, digunakan lapisan
beton kurus setebal minimal 15 cm.
6.3.2. ANALISA BALOK
PEMBEBANAN SLOOF
Beban Mati :
- Berat Sendiri = 1,44 kN/m
1,44 kN/m
Beban ultimit :
Qu = 1,4 DL = 2,016 kN/m
Kontrol :
φMn > Mu ...Memenuhi
2. Menentukan eksentrisitas
e min = 15 + 0,03 h = 27 mm = 0,027 m
3. Kekakuan
Ig = 1/12 * b * h3 = 0,002133333 mm4
Ec * Ig 45,67364
kolom : Elk = = = 12179,64 kN.m2
2,5*(1+bd) 3,75
Ec * Ig 66,90475
balok : Elb = = = 8920,633 kN.m2
5*(1+bd) 7,5
Kondisi balance :
c = cb = 600 / (600+fy) * d' = 202,35 mm
Diagram interaksi kolom
Analisis perhitungan struktur beton bertulang yang meliputi elemen rafter, balok, dan kolom dilakukan
dengan hasil luaran software dan diverifikasi analisis sesuai SNI 1729:2020. Berikut review pada
elemen struktur berdasarkan SNI 1729:2020.
Data - data
Mutu Baja BJ 37
fy : 240 Mpa
fu : 370 Mpa
E : 200000 Mpa
H= 150 mm
B= 50 mm
a= 20 mm
t= 2,3 mm
A= 632,0 mm2
Ix = 2100000 mm4
Iy = 220000 mm4
Sx = 28000 mm
Sy = 6330 mm
3
Zx = 21601 mm
Zy = 9389 mm3
w= 4,96 kg/m
c= 1,55
BEBAN TERFAKTOR
Beban merata, Qu = 1.2 * QDL + 1.6 * QLL = 0,665 kN/m
Beban terpusat, Pu = 1.6 * PLL = 1,6 kN
Sudut miring atap, a= 0,35 rad
Beban merata terhadap sumbu x, Qux = Qu * cos a = 0,625 kN/m
Beban merata terhadap sumbu y, Quy = Qu * sin a = 0,228 kN/m
Beban terpusat terhadap sumbu x, Pux = Pu * cos a = 1,504 kN
Beban terpusat terhadap sumbu y, Puy = Pu * sin a = 0,547 kN
MOMEN DAN GAYA GESER AKIBAT BEBAN TERFAKTOR
Panjang bentang gording terhadap sumbu x, Lx = L1 = 6000 mm
Panjang bentang gording terhadap sumbu y, Ly = L2 = 2000 mm
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Mux = 1/10 * Qux * Lx2 + 1/8 * Pux * Lx = 3,379 kN/m
Momen pada 1/4 bentang, MA = 2,534 kN/m
Momen di tengah bentang, MB = 3,379 kN/m
Momen pada 3/4 bentang, MC = 2,534 kN/m
Momen akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Muy = 1/10 * Quy * Ly2 + 1/8 * Puy * Ly = 0,138 kN/m
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu x,
Vux = Qux * Lx + Pux = 5,256 kN
Gaya geser akibat beban terfaktor terhadap sumbu y,
Vuy = Quy * Ly + Puy = 1,002 kN
Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 5,184 kN.m
Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap, Mn = 5,824 kN.m
A. DATA BAHAN
Tegangan leleh baja (yield stress) fy = 240,00 Mpa
Tegangan ultimite baja, fu = 370,00 Mpa
Modulus elastisitas baja E= 200.000,00 Mpa
Mutu baut A-325
Kuat tarik minimum baut, Tabel J3.2 fub = 620,00 Mpa
Tegangan geser baut, Tabel J3.2 fnv = 372,00 Mpa
Diameter baut D= 16,00 mm
Luas baut Ab = 1/4*π*D^2 = 201,14 mm2
Diameter lubang baut standar, Tabel J3.3M dt = D + 2 = 18,00 mm
Penambahan luasan, abel J3-5M x= 5,00 mm
d3 = ht-2*S = 106,00 mm
d2 = ht-S-Pt2+1/2*D = 136,00 mm
d1 = 1/2*D = 8,00 mm
dt = d1+d2+d3 = 250,00 mm
d3
d2
d1
Data - data
fr : 70 Mpa Lx : 1044,03 cm Ly : 110 cm
fy : 240 Mpa Mux : 53,453 kN/m Muy : 1,177 kN/m
E : 200000 Mpa Vu : 18,535 kN 16,6952
G : 76923,08 Mpa Nu : 35,310 kN 0,533
DATA BEBAN
- Mu = 53453000 Nmm
- Vu = 18535,1 N
- Pu = 35310,4 N
PERHITUNGAN KEKUATAN
Syarat yang harus dipenuhi dengan balok pengaku
a/h≤3 → 4,149 > 3
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √(E / fy) = 1417,51 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr = 1,95 rts E /(0,7*fy) * √[J*c/(Sx*h) + √((J*c/(Sx*h))2 + 6,76*(0,7*fy/E)2)] = 4412,05 mm
Jarak antar pengekang lateral/jarak antar gording, Lb = 1100 mm
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h)) * (Lb/rts)2) = 2356,49 MPa
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 1052,65 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = 1,95 rt E / fy * √( J / (Sxc * h) + √(( J / (Sxc * h))2 + 6,76 * (fL / E)2) = 4083,48 mm
Jarak antar pengekang lateral/jarak antar gording, Lb = 1100 mm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm
Pasal F2
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 84,45 kNm
Pasal F3
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mnx = - kNm
Pasal F4
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F5
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F6
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mny = 17,38 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mny = - kNm
Nilai interaksi aksial tekan dan momen lentur < 1,0 → Aman
TAHANAN GESER
Tahanan geser nominal plat badan dengan pengaku dihitung sebagai berikut :
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,10 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw
Untuk nilai, 1,10 * √ (kn * E / fy) ≤ h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elasto-plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw * [1,10 * √ (kn * E / fy)] / (h / tw)
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elastis → Vn = 0,90 * Aw * kn * E / (h / tw)2
Data - data
Mutu Baja BJ 37 L : 6000 mm
fy : 240 Mpa Mu : 0,630 kNm
fu : 370 Mpa Vu : 0,070 kN
E : 200000 Mpa
H= 150 mm
B= 75 mm
t1 = 5 mm
t2 = 7 mm
r= 8 mm
Ix = 6,4E+06 mm4
Iy = 5,0E+05 mm4
Sx = 8,6E+04 mm
Sy = 1,3E+04 mm
Zx = 9,8E+04 mm3
Zy = 2,1E+04 mm3
SECTION PROPERTIES
Luas penampang, Ag = 2*tf*bf + (ht - 2*tf)*tw + 4*r2*(1 - 0,25*π) = 1784,9381 mm2
PERHITUNGAN KLASIFIKASI PENAMPANG
Klasifikasi penampang balok bagian sayap
Rasio lebar terhadap tebal, λ = 0,5 * (bf - tw) / tf = 5,00
Batas parameter kondisi kompak, λp = 0,38 * √( E / fy) = 10,97
Batas parameter kondisi nonkompak, λr = 1,00 * √( E / fy) = 28,87
Kondisi penampang bagian sayap : λ < λp → [ KOMPAK ]
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √ (E / fy) = 0,85 m
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr =1,95*rts*E/(0,7*fy)*√[J*c/(Sx*ho)+√((J*c/(Sx*ho))2+6,76*(0,7*fy/E)2)] = 3,12 m
Panjang balok, Lb = L = 6,00 m
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h0)) * (Lb/rts)2) = 105,79 Mpa
Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 9,06 kN.m
Beradasarkan SNI 1729 2020 Pasal F3
Keadaan batas tekuk torsi-lateral (LTB) : [ TIDAK PERLU ]
Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 9,06 kN.m
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 0,63 m
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis
Lr = 1,95 * rt * E / fy * √( J / (Sxc * ho) + √(( J / (Sxc * ho))2 + 6,76 * (fL / E)2) = 3,15 m
Panjang balok, Lb = L = 6,00 m
Kesimpulan : Nilai lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, Mn = 3,79 kN.m
Kesimpulan :
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kN.m
Kesimpulan :
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral, fcr = 28,41 Mpa
Kesimpulan :
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan,
Mn = Rpg * fcr * Sxc = - kN.m
Data - data
fr : 70 Mpa Lx : 409 cm Ly : 409 cm
fy : 240 Mpa Mux : 63,419 kN/m Muy : 3,199 kN/m
E : 200000 Mpa Vu : 28,482 kN 8,1703
G : 76923,08 Mpa Nu : 34,047 kN 0,7519
DATA BEBAN
- Mu = 63418600 Nmm
- Vu = 28481,6 N
- Pu = 34047,1 N
PERHITUNGAN KEKUATAN
Syarat yang harus dipenuhi dengan balok pengaku
a/h≤3 → 4,149 > 3
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,76 * ry * √(E / fy) = 1417,51 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas pada tekuk torsi-lateral inelastik,
Lr = 1,95 rts E /(0,7*fy) * √[J*c/(Sx*h) + √((J*c/(Sx*h))2 + 6,76*(0,7*fy/E)2)] = 4412,05 mm
Panjang kolom, Lb = 4090 mm
Tegangan tekuk torsi-lateral penampang,
Fcr = Cb * π2 * E / (Lb/rts)2 * √(1 + 0,078 * (J*c / (Sx*h)) * (Lb/rts)2) = 417,58 MPa
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm
Batas panjang tak terbreis secara lateral untuk keadaan batas leleh,
Lp = 1,1 * rt * √( E/fy ) = 1052,65 mm
Batas panjang tak terbreis untuk keadaan batas tekuk torsilateral inelastis,
Lr = 1,95 rt E / fy * √( J / (Sxc * h) + √(( J / (Sxc * h))2 + 6,76 * (fL / E)2) = 4083,48 mm
Panjang kolom, Lb = 4090 mm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap tekan, Mn = - kNm
Pasal F2
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 128,70 kNm
Pasal F3
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mnx = - kNm
Pasal F4
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = 84,45 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F5
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh sayaptekan (CFY), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk torsi-lateral (LTB), Mnx = - kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas lokal sayaptekan (TFY), Mnx = - kNm
Pasal F6
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas leleh (Y), Mny = 17,38 kNm
Kekuatan lentur nominal berdasarkan batas tekuk lokal sayap (FLB), Mny = - kNm
Nilai interaksi aksial tekan dan momen lentur < 1,0 → Aman
TAHANAN GESER
Tahanan geser nominal plat badan dengan pengaku dihitung sebagai berikut :
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,10 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw
Untuk nilai, 1,10 * √ (kn * E / fy) ≤ h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elasto-plastis → Vn = 0,60 * fy * Aw * [1,10 * √ (kn * E / fy)] / (h / tw)
Untuk nilai, h / tw ≤ 1,37 * √ (kn * E / fy)
Tahanan geser elastis → Vn = 0,90 * Aw * kn * E / (h / tw)2
1. DATA SAMBUNGAN
1. DESIGN DATA :
- Dimensi Plat :
bp = 125 mm
tp = 12 mm
- Plat Stiffener :
ts1 = 8 mm
ts2 = 8 mm
- Lokasi Baut :
e1 = 45 mm
e2 = 80 mm
e3 = 35 mm
e4 = 66 mm
- Dimensi Baut : e1
d = 16 mm
m = 6 baris e2
H
n = 2 kolom
e2
- Beam Section : e1
H = 250 mm
bf = 125 mm e1
tw = 6 mm
e2
tf = 9 mm
H
Ag = 3766 mm2 e2
Zx = 324000 mm3
c = 27,9 mm e1
L= 9,62 m
- Column Section : e3 e4 e3
tcw = 6 mm
Hc = 250 mm - Mutu Bahan :
Ag = 3766 mm2 Fy = 240 MPa
tcf = 9 mm Fu = 370 MPa
bcf = 125 mm Ft = 620 Mpa (Kuat tarik baut A-325)
Fv = 372 Mpa (Tegangan geser baut A-325)
Kontrol gaya geser ultimit terhadap kekuatan tahanan kegagalan tumpu baut/sobek,
Syarat, Vu < Φn Rn → ...OK
Kekuatan kombinasi geser dan tarik per baut, Φ Rn = 0,75 * F'nt * Ab = 78,27 kN
Syarat, Φ Rn < Pu → ...OK
1. DESIGN DATA :
- Dimensi Plat :
bp = 125 mm
tp = 12 mm
- Plat Stiffener :
ts1 = 8 mm
ts2 = 8 mm
- Lokasi Baut :
e1 = 45 mm
e2 = 80 mm
e3 = 35 mm
e4 = 66 mm
- Dimensi Baut : e1
d = 16 mm
m = 6 baris e2
H
n = 2 kolom
e2
- Beam Section : e1
H = 250 mm
bf = 125 mm e1
tw = 6 mm
e2
tf = 9 mm
H
Ag = 3766 mm2 e2
Zx = 324000 mm3
c = 27,9 mm e1
L= 9,03 m
- Beam Section : e3 e4 e3
tcw = 6 mm
Hc = 250 mm - Mutu Bahan :
Ag = 3766 mm2 Fy = 240 MPa
tcf = 9 mm Fu = 370 MPa
bcf = 125 mm Ft = 620 Mpa (Kuat tarik baut A-325)
Fv = 372 Mpa (Tegangan geser baut A-325)
Kontrol gaya geser ultimit terhadap kekuatan tahanan kegagalan tumpu baut/sobek,
Syarat, Vu < Φn Rn → ...OK
Kekuatan kombinasi geser dan tarik per baut, Φ Rn = 0,75 * F'nt * Ab = 71,52 kN
Syarat, Φ Rn < Pu → ...OK
DATA STRUKTUR
1. Beban Kolom
2. Kolom Baja
3. Base Plate
4. Pedestal Beton
Kuat tekan beton, f c' = 20,75 MPa
Lebar penampang kolom, yce = 400 mm
Panjang penampang kolom, xce = 400 mm
5. Angkur
6. Las
Jika e ≥ ecrit :
Panjang bidang tekan beton,
Y1 = (f + N/2) + √((f + N/2)² - (2 * Pu * (e + f))/qmax) = 399,99 mm
Y2 = (f + N/2) - √((f + N/2)² - (2 * Pu * (e + f))/qmax) = 80,01 mm
Panjang bidang tekan beton yang dipakai Y = min (Y1,Y2) = 80,01 mm
Tekanan tumpu yang terjadi pada beton, q = Pu / Y = 425,54 N/mm
Jika e ≤ ecrit :
Panjang bidang tekan beton, Y = N - 2 * e = -3405,345 mm
Tekanan tumpu yang terjadi pada beton, q = Pu / Y = -10,00 N/mm
Maka nilai tekanan tumpu yang terjadi pada beton dipakai, q = 425,54 N/mm
Tek. tumpu yang terjadi pada beton < Tek. maksimum tumpu beton (OK)
1. Dimensi plat :
Luas beban yang bisa ditahan baseplate, (f + N/2)² = 57600 mm2
Luas beban yang di transfer ke baseplate,
(2 * Pu * (e + f))/qmax = 32002,78 mm2
(f + N/2)² > (2 * Pu * (e + f))/qmax...(OK)
a. Data bahan :
Jensi tiang : Borpile
Panjang tiang, (L) : 6,00 m
Dimensi tiang, (D) : 30,00 cm
Luas penampang tiang, (Ap) : 706,86 cm2
Keliling tiang, (As) : 94,25 cm
Safety Factor, (SF) : 3,00
Safety Factor, (SF) : 5,00
d. Perhitungan Jumlah Tiang diambil dari nilai terbesar dari hasil program :
Fz Mx My Pu / Qu
Story Label Case
kN kN-m kN-m n
Base 1 P+L 23,772 1,799 48,114 1
Base 2 P+L 35,376 2,386 62,841 2
Base 3 P+L 37,234 0,008 67,269 2
Base 4 P+L 36,800 -0,008 65,920 2
Base 5 P+L 36,799 0,007 65,917 1
Base 6 P+L 37,233 -0,008 67,263 1
Base 7 P+L 35,374 -2,386 62,833 2
Base 8 P+L 23,771 -1,799 48,108 2
Base 9 P+L 23,772 1,799 -48,113 2
Base 10 P+L 35,377 2,386 -62,840 1
Base 11 P+L 37,236 0,008 -67,266 1
Base 12 P+L 36,802 -0,008 -65,915 2
Base 13 P+L 36,803 0,008 -65,911 2
Base 14 P+L 37,237 -0,008 -67,255 2
Base 15 P+L 35,379 -2,386 -62,827 2
Base 16 P+L 23,773 -1,799 -48,102 2
n= 1 S x2 = 0,00 n= 1 S y2 = 0,00
Lebar pilecap arah x, Lx = 1,00 m
Lebar pilecap arah y, Ly = 1,00 m
1. GAYA AKSIAL PADA TIANG PANCANG
2. TINJAUAN GESER
4. PENULANGAN BORPILE
Mutu Bahan
Beton, K-250 = 20,75 MPa
Baja, - Diameter >= 13 mm = 420 MPa
- Diameter < 13 mm = 240 MPa
9.1. Kesimpulan
Dari perhitungan perencanaan yang telah dilakukan didapatkan elemen struktur sebagai
berikut :
- Mutu Beton = Fc' 20,75 Mpa / K-250
- Mutu Baja = BJ 37
- Mutu Baja Tulangan = fy 240 untuk tulangan dengan simbol Ø
fy 390 untuk tulangan dengan simbol D
- Kolom Baja Utama = WF 250x125x6x9
- Balok lateral = WF 150x75x5x7
- Pilecap = 100x100x40
- Rafter & Gording = WF 250x125x6x9
CNP 150x50x20x2,3
- Standar = SNI 1729-2020 Peraturan Baja
= SNI 2847-2019 Peraturan Beton Bertulang
= SNI 1727-2020 Beban minimum bangunan
= SNI 1726-2019 Peraturan beban gempa
9.2. Saran-saran
Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pengecoran di lapangan, mutu beton, kadar
air semen/slum dan pemadatan di lapangan terlebih pada area joint balok dan kolom
sehingga tujuan penciptaan struktur yang kuat namun ekonomis dari segi biaya dapat
tercapai.
Hal lainnya adalah pada pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah (Pile
Cap, Tie Beam dan Pelat Lantai Kendaraan) agar tulangan tertutup dengan sempurna
sehingga tidak terdapat karat/korosi pada tulangan.
LAMPIRAN
ETABS 19.1.0 06/02/2023
D
C
B
A
10
9
3
Y X
Z
2
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 (m) 4 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 6 (m) 4 (m) 1 (m)
Y
A
X
20 (m)
2 2 2 2
A B C D
Story3
x9 RWF
25x6 250x1
250x1 25x6
RWF x9
150x7
5x5x7
RWF
150x7
5x5x7
Story2
RWF
CWF 250x125x6x9
CWF 250x125x6x9
Z Story1
KL 40/40
KL 40/40
Base
X
Tulangan Atas 5 D 13 5 D 13
Tulangan Bawah 5 D 13 5 D 13
Torsi - -
Sengkang 2 Ø 10 - 185 2 Ø 10 - 185
Tebal Selimut Beton 40 mm
WF 250x125x6x9
400
80
400 160
80
60 140 60