PRELIMINARY
Kategori Penjelasan
Daerah perkotaan dan pinggiran kota, daerah berhutan,
atau daerah lain dengan penghalang berjarak dekat yang
B
banyak memiliki ukuran dari tempat tinggal keluarga-
tunggal atau lebih besar.
Dataran terbuka dengan penghalang tersebar yang
memiliki tinggi umumnya kurang dari 30 ft(9,1m).
C
Kategori ini mencangkup daerah terbuka datar dan padang
rumput.
Area datar, area tidak terhalang dan permukaan air.
D Kategori ini berisi lumpur halus,padang garam, dan es tak
terputs.
(sumber: SNI-1727-2013)
Berdasarkan pasal 26.7.3 pada SNI-1727-2013, bangunan Apartmen pada
perencanaan ini yaitu termasuk kategori eksposur B.
Tabel 2.6 Parameter untuk peningkatan kecepatan diatas bukit dan tebing
Nilai K2 = =0.33
Catatan:
1. Koefisien eksposur tekanan velositas KZ dapat ditentukan dari formula
berikut:
Untuk 15 ft ≤ Z≤ Zg Kz = 2,01(Z/Zg)2/∝
Untuk Z< 15 ft Kz = 2,01(15/Zg) 2/∝
2. ∝ dan zg ditabulasikan dalam tabel 26.9.1
Tabel 2.9 Konstanta Eksposur Daratan
Eksposur ∝ Zg  ̂
𝒃 ̅
𝜶 ̅
𝒃 c 𝓵(ft) ⋷ Zmin(ft)*
(ft)
B 7,0 1200 1/7 0,84 1/4,0 0,45 0,30 320 1/3,0 30
C 9,5 900 1/9,5 1,00 1/6,5 0,65 0,20 500 1/5,0 15
D 11,5 700 1/11,5 1,07 1/9,0 0,80 0,15 650 1/8,0 7
*Zmin = Tinggi minimum yang dapat menjamin tinggi ekuivalen 𝑧̅ yang lebih
besar dari 0,6h atau Zmin.
Untuk bangun gedung dengan h ≤ Zmin , 𝑧̅ harus diambil sebesar Zmin.
Eksposu ∝ Zg  ̂
𝒃 ̅
𝜶 ̅
𝒃 c 𝓵(ft) ⋷ Zmin(m)
*
r (ft)
B 7,0 365,7 1/7 0,8 1/4, 0/4 0,3 97,54 1/3, 9,14
6 4 0 5 0 0
C 9,5 274,3 1/9,5 1,0 1/6, 0/6 0,2 152,4 1/5, 4,57
2 0 5 5 0 0
D 11, 213,3 1/11, 1,0 1/9, 0/8 0,1 198,1 1/8, 2,13
5 6 5 7 0 0 5 2 0
*Zmin = Tinggi minimum yang dapat menjamin tinggi ekuivalen 𝑧̅ yang lebih
besar dari 0,6h atau Zmin.
Untuk bangun gedung dengan h ≤ Zmin , 𝑧̅ harus diambil sebesar Zmin.
Berdasarkan penjelasan diatas maka didapatkan nilai Kz untuk perencanaan Ap
artment sebagai berikut :
∝ = 𝟕, 𝟎 𝒛𝒈 = 𝟑𝟔𝟓, 𝟕𝟔
Kz = (2,01)(z/zg)2/∝
Kz = 0.77
273 𝑥 0,77
Pangin =
18
Angin Arah Y
Arah angin datang berada sisi depan bangunan dengan sisi dinding yang memiliki
luasan dengan panjang 24 meter dan tinggi bangunan 13 meter dengan luasan total
adalah 312 m2 dan memiliki joint di atas tanah. Beban angin dikalikan dengan
luas daerah dinding yang didistribusikan ke tiap joint yang diterpa angin.
Dilakukan perhitungan seperti di bawah ini sebagai berikut:
312 𝑥 0,77
Pangin = 21
𝑀𝑢
√ ∅[𝑓𝑐 ′ × 𝜔(1 − 0.59𝜔)]
𝑑=
𝑏
3712.73
√ 0.9[(25 × 105 𝑘𝑔/𝑚𝑚) × 0.105(1 − 0.59(0.105))]
𝑑=
∗ 𝑡𝑟𝑖𝑎𝑙 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏 ∗
3712.73
√ 0.9[25 × 0.105(1 − 0.59(0.105))]
0.3235 =
0.2
Maka, nilai h :
ℎ = 𝑑 + 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 = 0.3235 + 0.04 = 0.3635 𝑚
Jadi, perencanaan balok A3 berdimensi 20×36.35 cm atau 20×40cm.
Dengan menggunakan langkah perhitungan yang sama, maka didapatkan hasil
rekapitulasi dimensi balok sebagai berikut:
Tabel 2.17 Rekapitulasi Dimensi Balok Memanjang
Lantai 1&2 Lantai 3
Dimensi Dimensi Panjang
Nama
Balok Nama dimensi b h b h bentang
dimensi
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
A1 A1 20 40 A3 15 30 500
A2 A2 25 50 B2 20 40 500
A3 A1 20 40 A3 15 30 500
B1 A2 25 50 B2 25 50 500
B2 B4 30 60 B2 20 40 500
B3 B4 30 60 B2 20 40 500
B4 B4 30 60 B2 20 40 500
B5 A2 25 50 B2 20 40 500
C1 A1 20 30 A3 15 30 300
C2 A1 20 40 A3 15 30 300
C3 A1 20 40 A3 15 30 300
C4 A1 20 40 A3 15 30 300
C5 A1 20 40 A3 15 30 300
C6 A1 20 40 A3 15 30 300
D1 A1 20 40 A3 15 30 300
D2 A1 20 40 A3 15 30 300
D3 A1 20 40 A3 15 30 300
D4 A1 20 40 A3 15 30 300
D5 A1 20 40 A3 15 30 300
D6 A1 20 40 A3 15 30 300
E1 A1 20 40 A3 15 30 500
E2 A2 25 50 B2 20 40 500
E3 B4 30 60 B2 20 40 500
E4 B4 30 60 E4 25 50 500
E5 A2 25 50 B2 20 40 500
(sumber: penulis)
1076.4.54
0.027 >5/240
(23500×105 )0.123
0.25×10-5 >2×10-2
Karena defleksi maksimal kurang dari defleksi izin maka pada segmen 1
tidak memerlukan balok anak, dengan dilakukan dengan langkah yang
sama maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.22 Hasil Rekapitulasi keperluan balok anak
No L b a/ E C1 p Defleksi Defleks Balok
atau (m) b (kg/m2) max i izin anak
a (m)
1 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10-7 0.02 tidak
x108 perlu
2 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10-7 0.02 tidak
x108 perlu
3 5 4 1.2 23.5 0.02 1382.6 1.8 x 10-7 0.02 tidak
x108 perlu
4 5 3 1.6 23.5 0.027 1306 3.1 x 10-7 0.02 tidak
x108 perlu
5 5 3 1.6 23.5 0.027 1306 3.1 x 10-7 0.02 tidak
x108 perlu
6 5 4 1.2 23.5 0.02 1306 1.07 x 10- 0.02 tidak
x108 7
perlu
-7
7 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10 0.02 tidak
x108 perlu
8 4 3 1.3 23.5 0.022 1334.8 1.07 x 10- 0.02 tidak
x108 7
perlu
9 4 3 1.3 23.5 0.022 1334.8 1.07 x 10- 0.02 tidak
x108 7
perlu
-7
10 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10 0.021 tidak
x108 perlu
11 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10-7 0.021 tidak
x108 perlu
12 4 3 1.3 23.5 0.022 1334.8 1.07 x 10- 0.02 tidak
x108 7
perlu
13 3 3 1.0 23.5 0.01 1535.6 1.8 x 10-7 0.01 tidak
x108 perlu
14 3 3 1.0 23.5 0.01 1535.6 1.8 x 10-7 0.01 tidak
x108 perlu
15 4 3 1.3 23.5 0.022 1334.8 1.07 x 10- 0.02 tidak
x108 7
perlu
-7
16 5 5 1.0 23.5 0.01 1076.4 5.7 x 10 0.021 tidak
x108 perlu
17 5 4 1.2 23.5 0.02 1076.4 1.4 x 10-7 0.021 tidak
x108 perlu
18 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10-7 0.021 tidak
x108 perlu
19 5 3 1.6 23.5 0.027 1076.4 2.5 x 10-7 0.021 tidak
x108 perlu
2.3 Preliminary Pelat Lantai
Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang
lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan.
1) Perencanaan Tebal Pelat Lantai
Berikut adalah langkah perhitungan desain awal pelat :
1. Menentukan nilai Ln dan Ls (kode: 1, luas 3x5m, pada lantai 3)
150 150
Ln= 5000- ( + ) =4850 mm
2 2
150 200
Sn= 3000- ( + ) =2825 mm
2 2
Ln 4850
β= = = 1,71 < 2
Sn 2825
Sehingga tergolong pelat dua arah dan karena 1b dan 1d memiliki ciri-ciri yang
sama (tipikal) maka perhitungan lebar efektif sayap adalah :
be t t t 2 be t 3
1+ ( -1) ( ) [4 - 6 ( ) +4 ( ) + ( -1) ( ) ]
bw h h h bw h
k=
be t
1+ ( -1) ( )
bw h
k = 1,91
1 1
ib = x bw x h3 x k = x 150 x 3003 x 1,91 = 644642857 cm4
12 12
1 1
is = x bs x t 3 = x 3000 x 1003 = 250000000 cm4
12 12
𝑖𝑏 644625000
𝑎= = = 2,57
𝑖𝑠 250000000
Untuk pelat lantai yang diapit oleh dua buah balok, maka perhitungan lebar efektif
sayap adalah :
be t t t 2 be t 3
1+ ( -1) ( ) [4 - 6 ( ) +4 ( ) + ( -1) ( ) ]
bw h h h bw h
k=
be t
1+ ( -1) ( )
bw h
k = 1,74
1 1
ib = x bw x h3 x k = x 150 x 3003 x 1,74 = 588568376 cm4
12 12
1 1
is = x bs x t 3 = x 5000 x 1003 = 416666667,667 cm4
12 12
𝑖𝑏 587250000
𝑎= = = 1,41
𝑖𝑠 416666667,667
be t t t 2 be t 3
1+ ( -1) ( ) [4 - 6 ( ) +4 ( ) + ( -1) ( ) ]
bw h h h bw h
k=
be t
1+ ( -1) ( )
bw h
k = 2,04
1 1
ib = x bw x h3 x k = x 200 x 4003 x 2,04 = 2176000000 cm4
12 12
1 1
is = x bs x t 3 = x 5000 x 1003 = 416666667,667cm4
12 12
ib 2176000000
a= = =5,22
is 416666667,667
am = 1,41+2,57+5,22+2,57 ⁄ 4
am = 2,94
Didapatkan nilai am = 2,94, dikarenakan nilai am > 2 maka untuk ketebalan pelat
minimum (tmin) yang digunakan rumus sesuai dengan persyaratan SNI 03-2847-
2013 pasal 9.5.3.3(c) dan tidak boleh < 90 mm :
fy
Ln {0,8 + (1400)}
h= ≥ 90 mm
36 + 9β
240
4850 {0,8 + (1400)}
h= ≥ 90 mm
36 + 9 x 1,701
h = 91,18 mm ~ 100 mm ≥ 90 mm
Sehingga tebal pelat yang direncanakan sudah memenuhi perhitungan syarat
minimum tebal pelat.
Dengan melakukan langkah perhitungan yang sama pada lantai 1, 2, dan 3,
maka didapatkan nilai ketebalan pelat terbesar sebagai tebal pelat yang akan
digunakan yaitu 11cm untuk pelat lantai 1 & 2 serta pelat atap. Berikut adalah
hasil rekapitulasi perhitungan tebal pelat lantai 1, 2, dan pelat atap :
Tabel 2.23 Rekapitulasi Tebal Pelat Lantai 1&2
Kode Bentang Tebal Pelat
(cm) (cm)
1 500x300 9.01
2 500x300 8.95
3 500x400 9.68
4 500x300 8.9
5 500x300 8.94
6 500x400 9.68
7 300x500 8.99
8 300x400 7.6
9 300x400 7.6
10 300x500 8.99
11 300x500 8.97
12 300x400 7.59
13 300x300 6.04
14 300x300 6.03
15 300x400 7.64
16 500x500 10.15
17 500x400 9.7
18 500x300 8.96
19 500x300 9.01
Balok Pelat
w total w(kg/ Tebal w total
w(kg/m²) b(m) h(m) p(m) Luas(m2)
(kg) m3) (m) (kg)
2400 0.25 0.5 2.5 750 2400 3.75 11 99000
2400 0.2 0.4 1.5 288
Total Dead
100038
Load
(sumber: penulis)
Tabel 2.25 Beban SIDL pada kolom K1I
SIDL
2
w(kg/m²) Luas(m ) w total (kg)
58 3.75 217.5
Total Beban SIDL 217.5
(sumber: penulis)
Beban Mati pada Lantai 3 Beban Mati pada Lantai 2 Beban Mati pada Lantai 1
Balok Lantai 3 Balok Lantai 2 Balok Lantai 2
Pelat Lantai 3 Pelat Lantai 2 Pelat Lantai 2
Kolom Lantai 3 Kolom Lantai 3
(sumber: penulis)
Pu Lantai 2 = 1.2 DL + 1.6LL + Pu Lantai 3
Pu Lantai 1 = 1.2 DL + 1.6LL + Pu Lantai 2
2. Menghitung dimensi kolom
𝑃𝑢 ≤ 0.1 𝑓𝑐 ′ . 𝐴𝑔
𝑃𝑢 ≤ 0.1 𝑓𝑐 ′ . 𝑏 2
𝑃𝑢
𝑏2 =
0.1 𝑓𝑐′
𝑃𝑢
𝑏= √
0.1 𝑓𝑐′
121122.6
𝑏= √
0.1 (25 × 101.97)
𝑏 = 21.79 ≈ 22𝑐𝑚
2. Kolom Ujung Tengah Lantai 3 (kode: K1I)
1. Pembebanan
Berikut adalah beban yang bekerja pada kolom K2L :
Tabel 2.28 Beban Mati pada kolom K2L
Balok Pelat
2
w(kg/m²) b(m) h(m) p(m) w total (kg) w(kg/m3) Luas(m ) Tebal(m) w total (kg)
2400 0.15 0.3 1.5 162 2400 7.5 11 198000
2400 0.2 0.4 1.5 288
2400 0.2 0.4 2.5 480
Total Dead Load 198930
SIDL
2
w(kg/m²) Luas(m ) w total (kg)
58 7.5 435
Total Beban SIDL 435
𝑃𝑢
𝑏= √
0.1 𝑓𝑐′
240870
𝑏= √
0.1 (25 × 101.97)
𝑏 = 30.73 ≈ 31
Balok Pelat
2
w(kg/m²) b(m) h(m) p(m) w total (kg) w(kg/m3) Luas(m ) Tebal(m) w total (kg)
2400 0.15 0.3 1.5 162 2400 15 11 396000
2400 0.2 0.4 2.5 480
2400 0.2 0.4 1.5 288
2400 0.2 0.4 2.5 480
Total Dead Load 397410
SIDL
2
w(kg/m²) Luas(m ) w total (kg)
58 15 870
Total Beban SIDL 870
𝑃𝑢
𝑏= √
0.1 𝑓𝑐′
481200
𝑏= √
0.1 (25 × 101.97)
𝑏 = 43.44 ≈ 44