Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

STRUKTUR BETON II

NAMA :
YUNILDA MANGUKI’
NIM
: 221 213 083

KELAS :C

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

2023

Perencanaan Lentur untuk Balok Beton

Kuat Perlu ( Lihat SNI 02 Pasal 11.2)

U ( Kuat Perlu untuk menahan beban luar terfaktor)


Dalam perencanaan balok beton untuk menahan beban luar, kuat perlu (atau kuat yang
diperlukan) adalah kuat tarik minimum yang dibutuhkan oleh balok beton untuk mampu
menahan beban-beban yang diterapkannya dengan aman. Kuat perlu ini ditentukan
berdasarkan persyaratan keamanan struktur yang ditetapkan dalam standar desain,
seperti SNI 02.
Dalam perencanaan balok beton, ada dua kekuatan utama yang harus dipertimbangkan:
1. Kuat Tekan Beton (f'c): Ini adalah kekuatan tekan minimum yang dibutuhkan oleh beton
dalam balok untuk mampu menahan beban tekan yang diterapkannya. Kekuatan tekan
beton biasanya dinyatakan dalam satuan megapascal (MPa).
2. Kuat Tarik Baja Tulangan (fy): Balok beton diperkuat dengan baja tulangan untuk
meningkatkan kekuatan tariknya. Kuat tarik baja tulangan adalah kekuatan minimum
yang dibutuhkan oleh tulangan baja untuk menahan beban tarik pada balok. Kekuatan
tarik biasanya dinyatakan dalam satuan megapascal (MPa).
Kekuatan perlu yang diperlukan untuk balok beton tergantung pada beban yang
diterapkan, dimensi dan geometri balok, serta faktor keamanan dan keandalan. Dalam
perencanaan, beban yang diterapkan pada balok diperhitungkan secara terfaktor (safety
factor) untuk memastikan kekuatan yang cukup untuk menahan beban secara aman.
Perencanaan balok beton juga memperhitungkan kombinasi pembebanan yang relevan
sesuai dengan persyaratan standar desain. Kombinasi pembebanan tersebut mencakup
beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan beban lainnya yang relevan
dengan lingkungan dan tujuan struktur.
Dalam praktiknya, perhitungan kekuatan perlu dan dimensi balok beton biasanya
dilakukan menggunakan metode analisis struktural yang tepat, seperti metode elemen
hingga atau metode analitik lainnya. Perencanaan harus mengikuti standar desain yang
berlaku, seperti SNI 02, untuk memastikan keamanan dan keandalan struktur.
Penting untuk dicatat bahwa persyaratan dan perincian lebih lanjut tentang perencanaan
balok beton, termasuk kuat perlu yang diperlukan, dapat ditemukan dalam teks resmi SNI
02 atau berkonsultasi dengan ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman dalam
perencanaan struktur beton.

D ( Beban Mati )
Dalam perencanaan balok beton, beban mati adalah beban yang dihasilkan oleh berat
sendiri struktur dan elemen permanen lainnya yang ada di atas balok tersebut. Beban
mati termasuk beban tetap yang tidak berubah seiring waktu dan umumnya
memiliki karakteristik yang dapat diprediksi dengan baik.
Beban mati dalam perencanaan balok beton dapat terdiri dari beberapa komponen,
antara lain:
1. Berat Sendiri Balok: Ini adalah beban yang dihasilkan oleh material balok itu sendiri. Berat
beton dan baja yang digunakan dalam pembuatan balok akan memberikan kontribusi
terhadap beban mati balok.
2. Berat Pelat Lantai atau Dinding: Balok beton sering digunakan untuk menopang pelat
lantai atau dinding. Berat pelat lantai atau dinding di atas balok juga termasuk dalam
beban mati.
3. Penutup Balok: Jika balok dilapisi dengan material penutup seperti plesteran atau ubin,
beban mati dari material penutup ini juga harus diperhitungkan dalam perencanaan.
4. Fasilitas dan Peralatan Tetap: Jika ada fasilitas atau peralatan tetap yang terpasang di atas
balok, beban mati dari fasilitas atau peralatan ini juga harus diperhitungkan.
Dalam perencanaan balok beton, beban mati dihitung secara matematis dengan
mempertimbangkan berat sendiri balok dan elemen tetap lainnya yang ada di atasnya.
Nilai beban mati ini kemudian digunakan dalam analisis struktural untuk menghitung
respons struktural balok terhadap beban tersebut. Dalam perencanaan lentur untuk balok
beton, beban angin adalah beban yang dihasilkan oleh tekanan angin yang bekerja pada
struktur. Beban angin harus dipertimbangkan dalam desain struktur beton untuk
memastikan struktur dapat menahan tekanan angin dengan aman.
Pertimbangan beban angin dalam perencanaan lentur untuk balok beton melibatkan
beberapa aspek penting, antara lain
Penting untuk mencatat bahwa beban mati akan berbeda-beda tergantung pada tipe
dan fungsi bangunan serta elemen-elemen struktur yang terlibat. Oleh karena itu, dalam
perencanaan balok beton, beban mati harus diperhitungkan dengan cermat berdasarkan
spesifikasi desain dan standar yang berlaku, seperti SNI 02, yang memberikan panduan
tentang bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban mati dalam
perencanaan struktur beton.

L ( Beban Hidup )
Dalam perencanaan balok beton, beban hidup adalah beban yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia, pergerakan barang atau peralatan, dan beban sementara lainnya yang
dapat berubah seiring waktu. Beban hidup merupakan beban yang tidak tetap dan bisa
bervariasi tergantung pada penggunaan dan fungsi bangunan.
Beban hidup dalam perencanaan balok beton dapat terdiri dari beberapa komponen,
antara lain:
1. Beban Manusia: Ini adalah beban yang dihasilkan oleh manusia yang berada di dalam
atau di atas balok, seperti penghuni bangunan, pengunjung, atau pekerja. Beban hidup
untuk manusia dapat ditentukan berdasarkan standar perencanaan yang berlaku, seperti
beban minimum per orang.
2. Beban Peralatan dan Barang Bergerak: Balok beton dapat menahan beban dari peralatan
atau barang bergerak, seperti peralatan rumah tangga, perabotan bergerak, atau
peralatan industri. Beban hidup dari peralatan dan barang ini harus diperhitungkan
dalam perencanaan.
3. Beban Lalu Lintas: Jika balok beton digunakan di jalan, jembatan, atau struktur
transportasi lainnya, beban hidup akan mencakup beban dari kendaraan yang melintas
seperti mobil, truk, atau kereta api. Beban hidup dari lalu lintas harus dihitung
berdasarkan perkiraan volume kendaraan dan karakteristik lalu lintas di lokasi tersebut.
4. Beban Sementara: Kadang-kadang balok beton digunakan untuk menopang beban
sementara, seperti bahan bangunan, peralatan konstruksi, atau penahan dalam proses
konstruksi. Beban hidup dari beban sementara ini harus diperhitungkan dalam
perencanaan, dengan mempertimbangkan berat dan distribusi beban yang diterapkan
pada balok.
Dalam perencanaan balok beton, beban hidup dihitung berdasarkan standar
perencanaan yang berlaku, seperti SNI 02, yang memberikan pedoman tentang
bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban hidup dalam perencanaan
struktur beton. Beban hidup biasanya dinyatakan dalam satuan beban per luas (misalnya,
kg/m²) atau beban terpusat pada panjang balok (misalnya, kg/m).
Penting untuk mencatat bahwa nilai beban hidup akan berbeda-beda tergantung pada
tipe dan fungsi bangunan serta aktivitas yang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, dalam
perencanaan balok beton, beban hidup harus diperhitungkan secara cermat berdasarkan
kebutuhan dan persyaratan desain yang berlaku.

W ( Beban Angin )
:
1. Kecepatan Angin: Kecepatan angin di suatu lokasi adalah faktor kunci yang harus
diketahui untuk menghitung beban angin. Nilai kecepatan angin dihitung berdasarkan
faktor-faktor seperti tinggi struktur, topografi lingkungan, dan koefisien kecepatan angin
yang ditentukan oleh standar desain yang berlaku.
2. Koefisien Tekanan Angin: Koefisien tekanan angin menggambarkan sejauh mana tekanan
angin bekerja pada permukaan struktur. Koefisien ini bergantung pada profil struktur,
tinggi struktur, dan kondisi sekitar. Standar desain yang berlaku memberikan pedoman
tentang bagaimana menghitung koefisien tekanan angin berdasarkan jenis dan bentuk
struktur.
3. Analisis Struktural: Perencanaan balok beton melibatkan analisis struktural yang
mencakup perhitungan momen, gaya geser, dan respons struktural terhadap beban
angin. Analisis struktural dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat, seperti
metode elemen hingga atau metode analitik lainnya, untuk memprediksi respons balok
terhadap tekanan angin.
4. Detailing dan Penguatan: Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, detailing dan
penguatan struktur harus mempertimbangkan beban angin. Balok beton mungkin
memerlukan detailing khusus, seperti peningkatan tulangan baja pada bagian ujung atau
perpanjangan balok untuk menahan momen akibat tekanan angin.
Perencanaan balok beton untuk beban angin mengacu pada standar desain yang
berlaku, seperti SNI 03.1729. Standar ini memberikan pedoman yang detail tentang
bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban angin dalam perencanaan
struktur beton, termasuk balok.
Penting untuk melibatkan seorang ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman
dalam perencanaan struktur beton dan pemodelan beban angin untuk menghasilkan
desain yang aman dan sesuai dengan persyaratan standar desain yang berlaku.

E ( Beban Gempa )
Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, beban gempa adalah beban dinamis yang
dihasilkan oleh guncangan akibat aktivitas seismik atau gempa bumi. Beban gempa harus
dipertimbangkan dalam desain struktur beton untuk memastikan struktur mampu
menahan gaya-gaya lateral yang dihasilkan oleh gempa dengan aman.
Pertimbangan beban gempa dalam perencanaan lentur untuk balok beton melibatkan
beberapa aspek penting, antara lain:
1. Zona Seismik: Wilayah geografis di dalam suatu negara dikelompokkan ke dalam zona
seismik berdasarkan tingkat keparahan gempa bumi yang diharapkan terjadi. Nilai
percepatan gempa dasar (PGA) dan spektrum respons elastik yang berhubungan dengan
zona seismik harus diketahui untuk memperkirakan beban gempa yang akan diterapkan
pada struktur.
2. Kategori Desain Gempa: Kategori desain gempa menggambarkan tingkat keparahan
gempa bumi yang diharapkan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Ini berhubungan
dengan karakteristik gempa yang terjadi di wilayah tersebut. Kategori desain gempa
mempengaruhi nilai beban gempa yang diterapkan pada struktur.
3. Analisis Struktural: Perencanaan balok beton melibatkan analisis struktural yang
mencakup perhitungan momen, gaya geser, dan respons struktural terhadap beban
gempa. Analisis struktural dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat, seperti
metode elemen hingga atau metode analitik lainnya, untuk memprediksi respons
dinamik balok terhadap guncangan gempa.
4. Detailing dan Penguatan: Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, detailing dan
penguatan struktur harus mempertimbangkan beban gempa. Tulangan baja tambahan
mungkin diperlukan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan balok agar mampu
menahan beban gempa dengan aman.
Perencanaan balok beton untuk beban gempa mengacu pada standar desain yang
berlaku, seperti SNI 02. Standar ini memberikan pedoman yang detail tentang bagaimana
menghitung dan mempertimbangkan beban gempa dalam perencanaan struktur beton,
termasuk balok.
Penting untuk melibatkan seorang ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman
dalam perencanaan struktur beton dan pemodelan gempa untuk menghasilkan desain
yang aman dan sesuai dengan persyaratan standar desain yang berlaku.

H ( Beban akibat tekanan/berat karena tanah, air tanah )


Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, beban akibat tekanan/berat karena tanah
dan air tanah harus dipertimbangkan. Beban ini muncul akibat tekanan yang dihasilkan
oleh tanah dan air yang berada di sekitar dan di bawah struktur beton.
Pertimbangan beban akibat tekanan/berat karena tanah dan air tanah dalam
perencanaan lentur untuk balok beton melibatkan beberapa aspek penting, antara lain:
1. Tekanan Lateral Tanah: Tekanan lateral tanah adalah beban yang dihasilkan oleh berat
tanah di sekitar dan di belakang struktur. Tekanan ini dapat menyebabkan momen lentur
dan gaya geser pada balok beton. Nilai tekanan lateral tanah dihitung berdasarkan
karakteristik tanah, tinggi tanah, dan sudut gesekan dalam tanah.
2. Tekanan Vertikal Tanah: Tekanan vertikal tanah adalah beban yang dihasilkan oleh berat
tanah yang berada di atas struktur. Beban ini akan memberikan momen lentur pada
balok beton. Tekanan vertikal tanah dihitung berdasarkan berat jenis tanah, ketebalan
lapisan tanah, dan geometri struktur.
3. Tekanan Air Tanah: Jika struktur berada di bawah permukaan air tanah atau terdapat air
tanah yang mengalir, tekanan air tanah juga harus dipertimbangkan. Tekanan air tanah
dapat memberikan beban hidrostatik pada balok beton. Nilai tekanan air tanah dihitung
berdasarkan kedalaman air tanah dan sifat hidrostatik air.
Perencanaan balok beton untuk beban akibat tekanan/berat karena tanah dan air tanah
mengacu pada standar desain yang berlaku, seperti SNI 03.1729. Standar ini memberikan
pedoman yang detail tentang bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban
tanah dan air tanah dalam perencanaan struktur beton, termasuk balok.
Penting untuk melibatkan seorang ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman
dalam perencanaan struktur beton dan pemodelan beban tanah dan air tanah untuk
menghasilkan desain yang aman dan sesuai dengan persyaratan standar desain yang
berlaku.

F ( Beban akibat tekanan/berat karena fluida dengan berat jenis yang


telah diketahui dengan baik dan ketinggian maksimum yang
terkontrol )
Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, beban akibat tekanan/berat karena fluida
dengan berat jenis yang telah diketahui dengan baik dan ketinggian maksimum yang
terkontrol dapat dipertimbangkan. Beban ini muncul akibat tekanan yang dihasilkan oleh
fluida, seperti air atau bahan cair lainnya, yang berada di dalam wadah atau saluran
terkait dengan struktur beton.
Pertimbangan beban akibat tekanan/berat karena fluida dalam perencanaan lentur untuk
balok beton melibatkan beberapa aspek penting, antara lain:
1. Berat Jenis Fluida: Berat jenis fluida adalah berat per satuan volume fluida yang diberikan.
Nilai berat jenis fluida harus diketahui dengan baik untuk menghitung tekanan yang
dihasilkan oleh fluida pada balok beton.
2. Ketinggian Maksimum Fluida: Ketinggian maksimum fluida merujuk pada tinggi fluida
dalam wadah atau saluran terkait dengan struktur. Nilai ketinggian maksimum fluida
digunakan untuk menghitung tekanan maksimum yang dihasilkan oleh fluida pada balok
beton.
3. Tipe dan Keadaan Wadah atau Saluran: Tipe dan keadaan wadah atau saluran tempat
fluida berada juga harus dipertimbangkan. Misalnya, apakah wadah atau saluran tertutup
atau terbuka, dan apakah ada tekanan tambahan yang dihasilkan oleh perbedaan level
fluida di dalam dan di luar wadah atau saluran.
Perencanaan balok beton untuk beban akibat tekanan/berat karena fluida dengan berat
jenis yang telah diketahui dengan baik dan ketinggian maksimum yang terkontrol
mengacu pada standar desain yang berlaku, seperti SNI 03.1729. Standar ini memberikan
pedoman yang detail tentang bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban
akibat tekanan/berat fluida dalam perencanaan struktur beton, termasuk balok.
Penting untuk melibatkan seorang ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman
dalam perencanaan struktur beton dan pemodelan beban fluida untuk memastikan
desain yang aman dan sesuai dengan persyaratan standar desain yang berlaku.

T ( Efek suhu, rangkak, susut, perbedaan penurunan pondasi,


perubahan suhu )
Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, terdapat beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan terkait dengan efek suhu, rangkak, susut, perbedaan penurunan
pondasi, dan perubahan suhu. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perilaku struktur
beton dan harus diperhitungkan untuk memastikan kinerja yang aman dan tahan lama.
Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing faktor tersebut:
1. Efek Suhu: Perubahan suhu dapat menyebabkan ekspansi atau kontraksi pada struktur
beton. Pada balok beton, perubahan suhu yang signifikan dapat menyebabkan
perubahan dimensi, termasuk perubahan panjang balok. Oleh karena itu, dalam
perencanaan, perlu diperhitungkan koefisien ekspansi termal beton dan bagaimana
perubahan dimensi tersebut akan mempengaruhi perilaku struktur secara keseluruhan.
2. Rangkak: Rangkak adalah perubahan dimensi lambat dan bertahap pada beton yang
terjadi sebagai respons terhadap beban yang diberikan dalam jangka waktu lama.
Rangkak dapat menyebabkan deformasi permanen pada balok beton. Dalam
perencanaan, faktor rangkak harus diperhitungkan untuk memperkirakan deformasi yang
mungkin terjadi pada balok seiring berjalannya waktu.
3. Susut: Susut adalah penyusutan volume beton yang terjadi akibat kehilangan air dan
reaksi hidrasi. Susut menyebabkan kontraksi pada balok beton dan dapat menyebabkan
retak pada permukaan balok. Dalam perencanaan, faktor susut harus diperhitungkan
untuk mengantisipasi deformasi akibat susut dan memastikan kestabilan dan kekuatan
struktur.
4. Perbedaan Penurunan Pondasi: Perbedaan penurunan pondasi terjadi ketika balok beton
dan pondasi yang mendukungnya mengalami penurunan yang tidak seragam. Hal ini
bisa terjadi karena kondisi tanah yang berbeda-beda di bawah pondasi atau
ketidakseimbangan pembebanan. Perbedaan penurunan pondasi dapat menyebabkan
deformasi dan gaya-gaya yang tidak diinginkan pada balok beton. Dalam perencanaan,
perlu diperhitungkan perbedaan penurunan pondasi untuk menghindari kerusakan pada
balok.
5. Perubahan Suhu: Perubahan suhu eksternal juga dapat mempengaruhi balok beton.
Ketika suhu berubah, balok akan mengalami perubahan dimensi yang dapat
menyebabkan tegangan termal. Tegangan termal ini dapat menyebabkan deformasi dan
tegangan internal tambahan pada balok. Dalam perencanaan, perubahan suhu eksternal
harus dipertimbangkan untuk menghitung tegangan termal dan menghindari kerusakan
yang mungkin terjadi.
Pada umumnya, perencanaan lentur untuk balok beton memperhitungkan semua faktor
di atas dengan memperhatikan standar desain yang berlaku, seperti SNI 03.1729.

Anda mungkin juga menyukai