STRUKTUR BETON II
NAMA :
YUNILDA MANGUKI’
NIM
: 221 213 083
KELAS :C
FAKULTAS TEKNIK
2023
D ( Beban Mati )
Dalam perencanaan balok beton, beban mati adalah beban yang dihasilkan oleh berat
sendiri struktur dan elemen permanen lainnya yang ada di atas balok tersebut. Beban
mati termasuk beban tetap yang tidak berubah seiring waktu dan umumnya
memiliki karakteristik yang dapat diprediksi dengan baik.
Beban mati dalam perencanaan balok beton dapat terdiri dari beberapa komponen,
antara lain:
1. Berat Sendiri Balok: Ini adalah beban yang dihasilkan oleh material balok itu sendiri. Berat
beton dan baja yang digunakan dalam pembuatan balok akan memberikan kontribusi
terhadap beban mati balok.
2. Berat Pelat Lantai atau Dinding: Balok beton sering digunakan untuk menopang pelat
lantai atau dinding. Berat pelat lantai atau dinding di atas balok juga termasuk dalam
beban mati.
3. Penutup Balok: Jika balok dilapisi dengan material penutup seperti plesteran atau ubin,
beban mati dari material penutup ini juga harus diperhitungkan dalam perencanaan.
4. Fasilitas dan Peralatan Tetap: Jika ada fasilitas atau peralatan tetap yang terpasang di atas
balok, beban mati dari fasilitas atau peralatan ini juga harus diperhitungkan.
Dalam perencanaan balok beton, beban mati dihitung secara matematis dengan
mempertimbangkan berat sendiri balok dan elemen tetap lainnya yang ada di atasnya.
Nilai beban mati ini kemudian digunakan dalam analisis struktural untuk menghitung
respons struktural balok terhadap beban tersebut. Dalam perencanaan lentur untuk balok
beton, beban angin adalah beban yang dihasilkan oleh tekanan angin yang bekerja pada
struktur. Beban angin harus dipertimbangkan dalam desain struktur beton untuk
memastikan struktur dapat menahan tekanan angin dengan aman.
Pertimbangan beban angin dalam perencanaan lentur untuk balok beton melibatkan
beberapa aspek penting, antara lain
Penting untuk mencatat bahwa beban mati akan berbeda-beda tergantung pada tipe
dan fungsi bangunan serta elemen-elemen struktur yang terlibat. Oleh karena itu, dalam
perencanaan balok beton, beban mati harus diperhitungkan dengan cermat berdasarkan
spesifikasi desain dan standar yang berlaku, seperti SNI 02, yang memberikan panduan
tentang bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban mati dalam
perencanaan struktur beton.
L ( Beban Hidup )
Dalam perencanaan balok beton, beban hidup adalah beban yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia, pergerakan barang atau peralatan, dan beban sementara lainnya yang
dapat berubah seiring waktu. Beban hidup merupakan beban yang tidak tetap dan bisa
bervariasi tergantung pada penggunaan dan fungsi bangunan.
Beban hidup dalam perencanaan balok beton dapat terdiri dari beberapa komponen,
antara lain:
1. Beban Manusia: Ini adalah beban yang dihasilkan oleh manusia yang berada di dalam
atau di atas balok, seperti penghuni bangunan, pengunjung, atau pekerja. Beban hidup
untuk manusia dapat ditentukan berdasarkan standar perencanaan yang berlaku, seperti
beban minimum per orang.
2. Beban Peralatan dan Barang Bergerak: Balok beton dapat menahan beban dari peralatan
atau barang bergerak, seperti peralatan rumah tangga, perabotan bergerak, atau
peralatan industri. Beban hidup dari peralatan dan barang ini harus diperhitungkan
dalam perencanaan.
3. Beban Lalu Lintas: Jika balok beton digunakan di jalan, jembatan, atau struktur
transportasi lainnya, beban hidup akan mencakup beban dari kendaraan yang melintas
seperti mobil, truk, atau kereta api. Beban hidup dari lalu lintas harus dihitung
berdasarkan perkiraan volume kendaraan dan karakteristik lalu lintas di lokasi tersebut.
4. Beban Sementara: Kadang-kadang balok beton digunakan untuk menopang beban
sementara, seperti bahan bangunan, peralatan konstruksi, atau penahan dalam proses
konstruksi. Beban hidup dari beban sementara ini harus diperhitungkan dalam
perencanaan, dengan mempertimbangkan berat dan distribusi beban yang diterapkan
pada balok.
Dalam perencanaan balok beton, beban hidup dihitung berdasarkan standar
perencanaan yang berlaku, seperti SNI 02, yang memberikan pedoman tentang
bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban hidup dalam perencanaan
struktur beton. Beban hidup biasanya dinyatakan dalam satuan beban per luas (misalnya,
kg/m²) atau beban terpusat pada panjang balok (misalnya, kg/m).
Penting untuk mencatat bahwa nilai beban hidup akan berbeda-beda tergantung pada
tipe dan fungsi bangunan serta aktivitas yang terjadi di dalamnya. Oleh karena itu, dalam
perencanaan balok beton, beban hidup harus diperhitungkan secara cermat berdasarkan
kebutuhan dan persyaratan desain yang berlaku.
W ( Beban Angin )
:
1. Kecepatan Angin: Kecepatan angin di suatu lokasi adalah faktor kunci yang harus
diketahui untuk menghitung beban angin. Nilai kecepatan angin dihitung berdasarkan
faktor-faktor seperti tinggi struktur, topografi lingkungan, dan koefisien kecepatan angin
yang ditentukan oleh standar desain yang berlaku.
2. Koefisien Tekanan Angin: Koefisien tekanan angin menggambarkan sejauh mana tekanan
angin bekerja pada permukaan struktur. Koefisien ini bergantung pada profil struktur,
tinggi struktur, dan kondisi sekitar. Standar desain yang berlaku memberikan pedoman
tentang bagaimana menghitung koefisien tekanan angin berdasarkan jenis dan bentuk
struktur.
3. Analisis Struktural: Perencanaan balok beton melibatkan analisis struktural yang
mencakup perhitungan momen, gaya geser, dan respons struktural terhadap beban
angin. Analisis struktural dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat, seperti
metode elemen hingga atau metode analitik lainnya, untuk memprediksi respons balok
terhadap tekanan angin.
4. Detailing dan Penguatan: Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, detailing dan
penguatan struktur harus mempertimbangkan beban angin. Balok beton mungkin
memerlukan detailing khusus, seperti peningkatan tulangan baja pada bagian ujung atau
perpanjangan balok untuk menahan momen akibat tekanan angin.
Perencanaan balok beton untuk beban angin mengacu pada standar desain yang
berlaku, seperti SNI 03.1729. Standar ini memberikan pedoman yang detail tentang
bagaimana menghitung dan mempertimbangkan beban angin dalam perencanaan
struktur beton, termasuk balok.
Penting untuk melibatkan seorang ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman
dalam perencanaan struktur beton dan pemodelan beban angin untuk menghasilkan
desain yang aman dan sesuai dengan persyaratan standar desain yang berlaku.
E ( Beban Gempa )
Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, beban gempa adalah beban dinamis yang
dihasilkan oleh guncangan akibat aktivitas seismik atau gempa bumi. Beban gempa harus
dipertimbangkan dalam desain struktur beton untuk memastikan struktur mampu
menahan gaya-gaya lateral yang dihasilkan oleh gempa dengan aman.
Pertimbangan beban gempa dalam perencanaan lentur untuk balok beton melibatkan
beberapa aspek penting, antara lain:
1. Zona Seismik: Wilayah geografis di dalam suatu negara dikelompokkan ke dalam zona
seismik berdasarkan tingkat keparahan gempa bumi yang diharapkan terjadi. Nilai
percepatan gempa dasar (PGA) dan spektrum respons elastik yang berhubungan dengan
zona seismik harus diketahui untuk memperkirakan beban gempa yang akan diterapkan
pada struktur.
2. Kategori Desain Gempa: Kategori desain gempa menggambarkan tingkat keparahan
gempa bumi yang diharapkan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Ini berhubungan
dengan karakteristik gempa yang terjadi di wilayah tersebut. Kategori desain gempa
mempengaruhi nilai beban gempa yang diterapkan pada struktur.
3. Analisis Struktural: Perencanaan balok beton melibatkan analisis struktural yang
mencakup perhitungan momen, gaya geser, dan respons struktural terhadap beban
gempa. Analisis struktural dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat, seperti
metode elemen hingga atau metode analitik lainnya, untuk memprediksi respons
dinamik balok terhadap guncangan gempa.
4. Detailing dan Penguatan: Dalam perencanaan lentur untuk balok beton, detailing dan
penguatan struktur harus mempertimbangkan beban gempa. Tulangan baja tambahan
mungkin diperlukan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan balok agar mampu
menahan beban gempa dengan aman.
Perencanaan balok beton untuk beban gempa mengacu pada standar desain yang
berlaku, seperti SNI 02. Standar ini memberikan pedoman yang detail tentang bagaimana
menghitung dan mempertimbangkan beban gempa dalam perencanaan struktur beton,
termasuk balok.
Penting untuk melibatkan seorang ahli struktur atau insinyur sipil yang berpengalaman
dalam perencanaan struktur beton dan pemodelan gempa untuk menghasilkan desain
yang aman dan sesuai dengan persyaratan standar desain yang berlaku.