Disusun oleh :
MOH.ASRI AL-AZHARI
ARIANTO S.HUMOKOR
GUNAWAN
SUJIPTO
FEMI AGNES F.RAWALI
NURLENA
NINA SAKINA
TRI WAHYUNI
SRI WAHYUNI
HAMIDA
Struktur bawah adalah bagian bawah jembatan yang berfunfsi untuk menerima
beban dari struktur atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi. Beban- beban tersebut
kemudian disalurkan ke tanah. Bagian-bagian dari struktur bawah jembatan antara lain
adalah kepala jembatan (abutment), pilar, dan pondasi untuk kepala jembatan dan juga
pilar.
PENETAPAN TIPE DAN
JENIS BANGUNAN BAWAH JEMBATAN
2.1. Umum
Struktur bawah adalah bagian bawah jembatan yang berfunfsi untuk menerima beban
dari struktur atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi. Beban- beban tersebut
kemudian disalurkan ke tanah. Bagian-bagian dari struktur bawah jembatan antara lain
adalah kepala jembatan (abutment), pilar, dan pondasi untuk kepala jembatan dan juga
pilar.
Bab ini mengetengahkan uraian mengenai penetapan tipe dan jenis bangunan
bawah jembatan yang mencakup beban-beban yang bekerja pada bangunan bawah
jembatan, penetapan tipe dan jenis abutment, serta penetapan tipe dan jenis pilar
jembatan.
Beban-beban yang bekerja pada bangunan bawah jembatan, menjelaskan
beban dan gaya yang berasal dari bangunan atas maupun berat sendiri bangunan
bawah jembatan, beban hidup dan gaya-gaya lain, serta kombinasi pembebanan yang
harus diperhitungkan dalam perencanaan abutment maupun pilar jembatan.
Penetapan tipe dan jenis pilar jembatan, menjelaskan faktor-faktor yang perlu
dijadikan pertimbangan dalam menetapkan tipe dan jenis pilar jembatan antara lain
tinggi pilar, kondisi tanah pondasi, beban kerja dari bangunan atas, dan jika pilar
dibangun untuk jembatan yang melintasi sungai maka bentuk potongan melintang
pilar berupa bulat telur atau lingkaran lebih tepat untuk dipilih guna memperkecil
terhambatnya aliran air.
2.2. Beban-beban Yang Bekerja Pada Struktur Bangunan Bawah
Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang beban-beban yang diperhitungkan
dalam perencanaan jembatan, artinya juga untuk bangunan bawah (abutment dan
pilar) jembatan:
Beban primer, adalah beban yang merupakan beban utama dalam perhitungan
tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
Beban sekunder, adalah beban yang merupakan beban sementara yang selalu
diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan
jembatan.
Beban khusus, adalah beban yang merupakan beban-beban khusus untuk
perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan.
Beban mati, adalah semua beban yang berasal berat sendiri jembatan atau
bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap
merupakan satu kesatuan tetap dengannya.
Beban hidup, adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan-
kendaraan bergerak / lalu litas dan/atau pejalan kaki yang dianggap bekerja
pada jembatan.
Beban mati primer, adalah berat sendiri dari pelat dan sistem lainnya yang
dipikul langsung oleh masing-masing gelagar jembatan.
Beban mati sekunder, adalah berat kerb, trotoir, tiang sandaran dan lain-lain
yang dipasang setelah pelat dicor. Beban tersebut dianggap terbagi rata di
semua gelagar.
Penggunaan beban-beban tersebut untuk perencanaan bangunan bawah jembatan
termasuk kombinasi pembebanannya dilakukan dengan mengacu pada ketentuan
dan peryaratan teknis yang secara rinci diatur dalam SKBI 1.3.28.1987.
Jangka waktu aksi, adalah perkiraan lamanya aksi bekerja dibandingkan dengan
umur rencana jembatan. Ada 2 macam kategori jangka waktu yang diketahui:
Aksi tetap, adalah aksi yang bekerja sepanjang waktu dan bersumber pada
sifat jembatan, cara jembatan dibangun dan bangunan lain yang mungkin
menempel pada jembatan.
Aksi transient, yaitu aksi yang bekerja dengan waktu yang pendek, walaupun
mungkin terjadi seringkali.
Aksi lingkungan, termasuk pengaruh yang timbul akibat temperatur, angin, aliran
air, gempa dan penyebab-penyebab alamiah lainnya.
Beban hidup yang dimaksud dalam tatacara ini adalh beban transient.
Faktor beban, adalah pengali numerik yang digunakan pada aksi nominal untuk
menghitung aksi rencana. Faktor beban diambil untuk memperkecil kesalahan-
kesalahan yang disebabkan oleh:
Adanya perbedaan yang tidak diinginkan pada beban.
Ketidaktepatan dalam memperkirakan pengaruh pembebanan.
Adanya perbedaan ketepatan dimensi yang dicapai dalam pelaksanaan.
Aksi nominal, adalah aksi yang dianggap mampu bekerja memikul beban akibat
periode ulang banjir 50 tahun jika data statistik dinilai cukup dan dapat
digunakan untuk perhitungan banjir ulang dimaksud. Jika data statistik tidak
cukup, maka harga nominal dianggap kira-kira mendekati akibat yang diperoleh
karena banjir ulang 50 tahun.
Faktor beban biasa, adalah faktor pegaruh dari aksi rencana karena
pengurangan keamanan konstruksi.
Lajur lalu lintas biasa adalah lajur yang diberi marka pada permukaan untuk
mengendalikan lalu lintas.
Faktor beban terkurangi, adalah faktor yang digunakan apabila pengaruh dari
aksi rencana mengakibatkan penambahan keamanan.
Lebar jembatan adalah lebar keseluruhan dari jembatan yang dapat digunakan
oleh kendaraan termasuk lalu lintas bisaa, bahu yang diperkeras, marka median,
dan marka yang berupa strip. Lebar jalan membentang dari trotoir yang
dipertinggi ke trotoir lainnya. Atau kalau trotoir tidak dipertinggi, adalah dari
penghalang bagian dalam ke penghalang lainnya.
Tipe Aksi. Dalam hal-hal tertentu aksi bisa meningkatkan respon total jembatan
(mengurangi keamanan) pada salah satu bagian jembatan, akan tetapi
mengurangi respon total (menambah keamanan) pada bagian lainnya, sehingga:
Tak dapat dipisah-pisahkan, artinya aksi tidak dapat dipisah ke dalam salah
satu bagian yang mengurangi keamanan dan bagian lain yang menambah
keamanan (misalnya pembebanan ”T”).
Tersebar, dimana bagian aksi yang mengurangi keamanan dapat diambil
berbeda dengan bagian aksi yang menambah keamanan (misalnya beban
mati tambahan).
Berat dari suatu benda adalah gaya gravitasi yang bekerja pada massa
benda tersebut (kN).
Berat = massa x g, dimana g = percepatn akibat gravitasi.
Abutment adalah suatu bangunan yang didesain untuk meneruskan beban dari
bangunan atas, baik beban mati atau beban hidup, berat sendiri dari abutment
(beban mati) dan tekanan tanah ke tanah pondasi.
Jenis dari abutment yang sekarang lazim digunakan adalah abutment dari beton
bertulang (minimal mutu sedang), sedangkan dari abutment tipe lama dikenal jenis
abutment yang dibuat dari pasangan batu kali, sering disebut sebagai abutment tipe
gravitasi. Berikut ini diberikan bentuk umum dari tipe-tipe abutment yang sering
digunakan:
Tipe T Terbalik
Tipe Gravitasi Tipe Balok Kepala Tipe T Terbalik
dengan Penopang
Abutment tipe T terbalik dengan penopang, tipe ini jarang digunakan, pada
umumnya digunakan apabila tinggi abutment berkisar antara 9-20 m. Kadang-
kadang perencana mengambil tipe ini meskipun tinggi abutment hanya 5 m, padahal
sebenarnya dapat digunakan alternative lain yaitu tipe T terbalik tanpa penopang.
Abutment tipe T terbalik ini dapat dipikul oleh tiang pancang, atau sumuran atau
bahkan pondasi langsung tergantung, pada kondisi tanah di bawah abutment.
Permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan tipe ini adalah keberadaan
penopang akan menyulitkan pemadatan timbunan oprit jembatan.
Berikut ini diberikan grafik yang menunjukkan hubungan antara tipe abutment
dengan tinggi pemakaian:
Tipe T Terbalik
Tipe Gravitasi
Sumber : Mekanika Tanah & Teknik Pondasi, Penterjemah Ir. L. Taulu dkk, Ir.
Suyono Sosrodarsono – Kazuto Nakazawa - 1981
2.4. Tipe dan Jenis Pilar Jembatan
Pilar adalah suatu bangunan yang didesain untuk meneruskan beban dari bangunan
atas, baik beban mati atau beban hidup, berat sendiri dari pilar (beban mati) ke
tanah pondasi. Dari segi jenis, pilar dibuat dari beton bertulang minimal mutu
sedang.
Pada sketsa pilar tersebut di bawah, diberikan bentuk-bentuk umum pilar yang
dibangun di sungai serta di darat:
Pada gambar di atas terlihat bahwa scouring terjadi di ujung bawah pilar
tempat air banjir “menabrak” dinding pilar. Jika scouring akibat arus air
tambah besar, bisa terjadi keruntuhan pilar yang akhirnya menyebabkan
jembatan runtuh.
Pondasi Tiang Bor