Anda di halaman 1dari 51

Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Umum.

Buku laporan perhitungan Justifikasi Teknis Perubahan Struktur Bawah proyek


Perencanaan Teknis Jembatan Sungai Lembaga ini, berisikan penjelasan tentang sistem
struktur dan analisis struktur secara garis besar untuk keperluan perencanaan struktur
bawah. Dalam laporan ini juga dijelaskan tentang idealisasi perhitungan struktur dan
beban-beban yang bekerja pada bangunan ini, baik beban gravitasi maupun beban lateral
sesuai dengan standar-standar dan peraturan-peraturan yang digunakan untuk perancangan
struktur bangunan jembatan.

Secara skematis sistem perencanaan struktur bawah seperti Abutment dan pondasi
dapat dilihat melalui gambar-gambar layout dari tampak aksonometri pemodelan SAP
2000v.11 yang dilampirkan dalam Buku Laporan Perhitungan Struktur Bawah ini.

Perhitungan perencanaan dan analisa bangunan ini mengikuti standar peraturan yang
ditetapkan di Indonesia, yakni

1. Standar Pembebanan Untuk Jembatan RSNI T-02-2005

2. Bridge Management System (BMS) 1992.

3. SNI 03-2833-1992, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan


Jalan Raya.

4. SNI 1726-2002, Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan


Gedung.

5. SNI 03 2874-2002,Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan.

I.2. Deskripsi Struktur

I.2.1. Struktur Bawah

Struktur bawah yang digunakan pada Jembatan Sungai Lembaga ini menggunakan 2
buah Abutment yang terbuat dari beton bertulang. Abutment yang digunakan berbentuk
tipikal dan mempunyai tinggi total sebesar 6,5m mulai dari dasar pile cap sampai ke

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 1


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

permukaan elevasi pelat cantilever kepala. Pelat sayap mempunyai panjang sebesar 2,5m
dengan ketebalan sebesar 0,30m.

Dengan adanya penyesuaian di lapangan ternyata abutment bisa lebih di perpendek


sebesar 1.3m pada bagian web sehingga tinggi total menjadi 5,2m

Dalam Buku laporan ini ditampilkan pemodelan struktur, pembebanan struktur,


analisis struktur dan disain elemen beton struktur abutment. Perhitungan dilakukan dengan
memakai bantuan software SAP 2000v.11 dengan memakai elemen Shell sebagai elemen
model untuk abutment-pilar dan elemen frame untuk pondasi tiang pancang.

I.3.2. Struktur Pondasi

Mempelajari data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan oleh Dinas PU Kota
Dumai didapatkan elevasi tanah keras dengan indikator bacaan konus qc=150kg/cm2 pada
kedalaman 24m s/d 26m untuk lokasi Jembatan Sungai Lembaga. Dari data tersebut jenis
pondasi yang dipilih adalah pondasi dalam dengan menggunakan Prestressed Concrete
Spun Pile berukuran diameter 40 cm dengan panjang efektif sekitar 30 m. Kedalaman 30m
direncanakan dengan argumentasi pada level tersebut didapatkan tanah dengan daya
dukung yang memadai terhadap kapasitas aksial dan lateral, kemudian untuk menghindari
terjadinya efek guling dan tercabutnya tiang pancang akibat gaya kombinasi, ini bisa
terjadi karena abutment yang ada cukup tinggi.

Dengan adanya perpendekan web abutment yang berimbas kepada perpendekan total
abutment maka tentunya akan dibuktikan nilai rasio beban terhadap kapasitas dari pondasi
setelah perubahan terjadi.

1.3.3. Struktur Atas

Jenis struktur atas yang dipilih pada Jembatan Sungai Lembaga ini adalah jembatan
Beton Bertulang type Balok T dengan satu bentang tanpa memakai pilar dan bentang
bersih sebesar 1x18m. Tinggi clearence pada bentang ini sebesar 1m, jarak antar perletakan
elastomerik bearings sebesar 1,4mx3=4,2m, lebar jalur kendaraan 5m dengan jenis
persyaratan beban BM100 MST 12.5 ton. Type konstruksi Beton bertulang type balok T
dengan bentang 1x18m ini dipilih karena pertimbangan panjang bentang bersih yang
dibutuhkan pada lokasi tersebut.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 2


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

I.3.4. Struktur Pemikul Beban Gravitasi

Secara umum struktur pemikul beban gravitasi adalah abutment dan langsung
disalurkan ke tiang pancang.

I.3.5. Struktur Pemikul Beban Lateral

Struktur utama pemikul gaya lateral akibat gempa bumi sama dengan pemikul beban
gravitasi yaitu abutment yang langsung terhubung dengan tiang pancang.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 3


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

BAB II

KRITERIA DAN DATA PERENCANAAN

II.1. Material Konstruksi

Secara garis besar ada tiga material pokok yang digunakan pada proyek Perencanaan
Teknis Perencanaan Teknis Jembatan Sungai Lembaga ini, yaitu :

Beton
Baja tulangan dan
Baja profile

II.1.1. Beton

Beton pada komponen struktur abutment dan pelat sayap adalah sebagai berikut:

Kuat tekan fc’ dari beton sebesar 20,75 Mpa (K-250).

Kuat tekan dari beton agregat ringan yang digunakan dalam perencanaan tidak boleh
melampaui 30 MPa.

Mutu beton yang digunakan pada pelat lantai struktur atas jembatan ini adalah beton
dengan karakteristik sebagai berikut :

fc’ = 24,9 Mpa (K-300).

Ec = 27.805,57 Mpa

II.1.2. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan pada semua elemen struktur adalah baja dengan spesifikasi
sebagai berikut :

Tegangan leleh : diameter ≤ 12 mm : fy = 240 MPa

diameter ≥ 13 mm : fy = 400-500 MPa

Modulus Young (E) : 200000 MPa

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 4


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

II.1.3. Baja Profile Dan Pelat

Baja profile dan pelat yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagaimana
yang tertera pada standar pabrikan PT. Bukaka Teknik Utama.

II.1.4. Las Elektrode (Arc Welding)

Material las harus memenuhi persyaratan JIS, AISC, atau persyaratan lain yang setara.

Tipe las dan jenis gaya


Filled Partial
Full Penetration
Penetration
Material
Tegangan ijin tarik, Tegangan ijin tarik
Tegangan ijin geser
tekan,lentur tekan, lentur, geser
(kg/cm2)
(kg/cm2) (kg/cm2)
Welding rod
D 4300
1600 928 928
Base metal
SS-400

Untuk kondisi beban sementara, tegangan-tegangan ijin di atas bisa ditingkatkan


sebesar 30%. Harga tegangan ijin tumpu di atas adalah berdasarkan kekuatan elemen yang
disambung. Harga-harga dalam tabel di atas hanya berlaku untuk elemen yang
ketebalannya ≤ 40 mm.

II.1.5. Semen

Kecuali bial dinyatakan lain, maka semen yang digunbakan harus berupa semen
Portland Type I, sesuai dengan persyaratan ASTM.

II.2. Beban Perencanaan

Pada daerah gempa, beban inertia dari goyangan pada dasar abutment dan pilar dapat
melebihi akibat beban angin, yang selanjutnya berpengaruh besar dalam bentuk struktural
bangunan, desain dan biaya. Sebagai masalah inertia, respon dinamis struktur memainkan
peranan penting dan dalam mengestimasi pembebanan efektif struktur.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 5


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Kecuali beban mati, pembebanan pada struktur tidak dapat diprediksi secara akurat.
Ketika beban hidup dapat diantisipasi dengan pendekatan pengujian lapangan, beban angin
dan gempa adalah bukan merupakan angka-angka pasti, sehingga akan lebih sulit untuk
diprediksi secara tepat. Penggunaan teori probabilitas akan sangat membantu, dalam
pendekatan untuk menghitung pembebanan akibat angin dan gempa.

II.2.1. Beban Gravitasi

Besarnya beban-beban tersebut dapat dilihat pada tabel rencana pembebanan sebagai
berikut :

Beban Mati
Beton : 24,0 kN/M3
Finishing : 1,0 kN/M2
Aspal Hot Mix : 22,0 kN/ M3

Beban Hidup
Beban D :
UDL : 9,0 kN/M2
KEL : 49,0 kN/M
Beban T : : 500 kN
Depan : 50 kN
Belakang : 450 kN
Beban trotoar : : 5 kN/M2

Khusus untuk beban KEL dikalikan dengan faktor kejut yang berfungsi sebagai
ଶ଴
koefisien pembesaran dan menggunakan rumus : ‫ܭ‬௝ = 1 + ହ଴ା௅

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 6


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Gambar 2.1. Ilustrasi beban UDL dan KEL

Aturan dalam penyebaran beban D pada arah melintang diatur dalam SNI pasal 6.3.2.
seperti dalam croping dibawah ini :

Gambar 2.2. Distribusi beban UDL dan KEL

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 7


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

II.2.2. Beban Lateral

II.2.2.1 Beban Gempa

Ketika gempa terjadi, intensitasnya dihubungkan dengan frekwensi kejadiannya.


Gempa yang merusak jarang terjadi, tetapi yang sedang/moderat lebih sering terjadi, dan
yang paling kecil sangat sering terjadi. Walaupun dapat didesain suatu bangunan yang
menahan gempa yang paling merusak tanpa kerusakan yang berarti, mau tidak mau
kebutuhan akan kekuatan bangunan selama masa layanan tidak membenarkan biaya
tambahan yang besar. Konsekuensinya, filosofi umum untuk mendesain bangunan tahan
gempa didasarkan pada prinsip, yaitu:

1. Menahan gempa kecil tanpa kerusakan;


2. Menahan gempa sedang/moderat tanpa kerusakan struktural tetapi menerima
kemungkinan kerusakan non-structural;
3. Tahanan rata-rata gempa dengan probabilitas struktur seperti halnya kerusakan non-
structural, tetapi tidak roboh.

Beberapa penyesuaian dibuat berdasatkan prinsip-prinsip diatas sebagai pengenalan


bahwa bangunan dengan suatu fungsi penting tertentu harus dapat menahan kejadian
gempa yang lebih kuat lagi. Besarnya beban gempa adalah hasil respon dinamis bangunan
terhadap goyangan pada pondasi. Untuk memprediksi beban seismis, ada dua pendekatan
umum yang digunakan, dimana dengan memperhatikan catatan kejadian gempa masa lalu
didaerah tersebut dan sifat-sifat struktur.

Pendekatan pertama, prosedur gaya lateral ekuivalen, menggunakan suatu estimasi


sederhana terhadap periode alami bangunan dan antisipasi percepatan maksimum
permukaan, bersamaan dengan faktor-faktor relevan lainnya dalam menentukan geser
dasar maksimum. Pembebanan horisontal ekuivalen untuk gaya geser ini kemudian
didistribusikan dengan bebarapa cara yang ditentukan melalui ketinggian bangunan
sebagai suatu analisa statis struktur. Gaya-gaya desain yang digunakan dalam analisa statis
ini harus lebih kecil dari gaya aktual yang ada pada bangunan. Pertimbangan untuk
menggunakan gaya desain yang lebih kecil termasuk potensi kekuatan bangunan
ditetapkan oleh tingkatan working stress, redaman ditetapkan oleh komponen bangunan
dan reduksi gaya akibat daktilitas efektif elemen struktur yang melebihi batas elastis.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 8


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Pendekatan kedua, prosedur berdasarkan analisa modal dimana frekuensi modal


struktur dianalisa dan kemudian digunakan untuk estimasi respons modal maksimum.
Kombinasi ini untuk mendapatkan nilai respon maksimum. Prosedur ini lebih kompleks
dan lama daripada prosedur gaya lateral ekuivalen tetapi lebih akurat seperti halnya
pendekatan prilaku non-linier dari struktur. Untuk perencanaan dan konstruksi komponen
struktur beton bertulang dari suatu struktur, untuk mana gaya rencana, akibat gerak gempa,
telah ditentukan berdasarkan dissipasi energi di dalam daerah nonlinier dari respon struktur
tersebut.

Struktur Jembatan Sungai Lembaga ini direncanakan terhadap beban gempa dengan
perioda ulang 475 tahun (dimana probability of exceedance dalam 50 tahun adalah 10%)
sesuai dengan peraturan kegempaan yang berlaku pada saat sekarang ini. Berdasarkan peta
tersebut, spectra percepatan di batuan dasar untuk wilayah 2 Riau 0.1g-0.15g seperti
tampak pada gambar berikut ini.

Lokasi pekerjaan di

Wilayah 2

Gambar 2.3. Peta Gempa Indonesia

II.2.2.2. Gaya Aktif Rankine

Gaya tanah aktif dihitung dengan menggunakan perumusan yang diturunkan oleh
Rankine (Gaya Aktif Rankine). Gaya ini bekerja pada sisi belakang abutment tempat tanah
urugan dipadatkan, untuk pembebanan yang lebih memberikan faktor keamanan yang agak
konservatif diasumsikan tanah urugan yang diberikan berupa tanah granular

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 9


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

(cohessionless) yang mempunyai nilai gaya tekan yang lebih besar jika dibandingkan
dengan tanah cohessive.
Untuk pengaruh beban hidup yang bekerja langsung di atas tanah urugan
diperhitungkan sebesar qLL=10 kN/m2. Beban ini diperhitungkan menyumbangkan tekanan
dalam arah lateral dengan mengalikan faktor koefisien rankine (Ka) secara langsung dan
bekerja secara merata sepanjang tinggi abutment.

PLL

PKa

σ=Ka.qLL σ=Ka.γt.Ha

Gambar 2.4. Ilustrasi gaya aktif rankine dan beban luar

adapun besaran PKa dan PLL seperti pada gambar adalah sebagai berikut :
1
ܲ௄௔ = ∙ ‫ܪ ∙ ߛ ∙ ܭ‬ଶ
2 ௔ ௨ ௔
ܲ௅௅ = ‫ܭ‬௔ ∙ ‫ݍ‬௅௅ ∙ ‫ܪ‬௔
∅௨ ଶ
‫ܭ‬௔ = tan ൬45 − ൰
2
Gaya aktif rankine ini dimasukkan ke dalam kombinasi beban mati (DL), karena bekerja
selama urugan masih ada di belakang abutment. Pada perencanaan Jembatan Sungai
Lembaga nilai berat volume tanah urugan diambil sebesar γu=17 kN/m3 dan sudut geser
tanah sebesar ∅u=30o

II.2.2.3. Beban Gempa Akibat Gaya Inersia Tanah Urugan

Beban gempa akibat adanya percepatan gempa yang mengenai massa tanah urugan
diperhitungkan secara langsung pada software SAP2000v.11 berdasarkan analisa dinamik

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 10


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

modal analysis tipe response spektrum. Gaya ini otomatis masuk dalam kombinasi beban
dengan gaya gempa.

II.2.2.4. Beban Rem

Beban rem diperhitungkan sebesar 5% dari beban D (UDL dan KEL) dalam setiap
jalur untuk setiap 1 perletakan gelagar. Gaya ini bekerja dalam arah horizontal di titik
perletakan gelegar (bearing pad atau elastomerik).

Pr

Gambar 2.5 .Ilustrasi beban gaya rem

II.2.3. Kombinasi Pembebanan

Aksi rencana diklasifikasikan secara garis besar ke dalam aksi tetap dan transien.
Kombinasi beban didasarkan pada beberapa kemungkinan tipe yang berbeda dari aksi yang
bekerja secara bersamaan. Aksi rencana ditetapkan dari aksi nominal yaitu mengalikan aksi
nominal dengan faktor beban yang memadai.

Tabel 2.1. Klasifikasi aksi pembebanan jembatan

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 11


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Ada dua group kombinasi pembebanan yang ditinjau, yang pertama adalah
kombinasi pembeban yang berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan layan pada struktur
yang dihitung menurut ketentuan RSNI T02-2005 (kondisi ultimate limit state), sedangkan
kombinasi pembebanan group yang kedua adalah berdasarkan kondisi service limit state.
Kombinasi pembebanan group kedua ini digunakan untuk perencanaan struktur bawah
(fondasi).

Faktor beban untuk keadaan batas ultimate (ULS) didasarkan kepada umur rencana
jembatan 50 tahun. Untuk jembatan dengan umur rencana berbeda faktor beban ultimate
harus diubah dengan menggunakan faktor pengali seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2.2. Faktor pengali beban dengan umur rencana

Kombinasi pada keadaan batas layan primer terdiri dari jumlah pengaruh aksi tetap
dengan satu aksi transien. Pada keadaan batas layan lebih dari satu aksi transien bisa terjadi
secara bersamaan. Faktor beban yang sudah dikurangi diterapkan dalam hal ini untuk
mengurangi kemungkinan dari peristiwa ini seperti dalam tabel berikut :

Tabel 2.3. Pengelompokan klasifikasi kombinasi beban

Kombinasi pada keadaan batas ultimate terdiri dari jumlah pengaruh aksi tetap
dengan satu pengaruh transien. Gaya rem atau sentrifugal bisa digabungkan dengan

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 12


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

pembebanan lajur D dan kombinasinya bisa dianggap sebagai satu aksi untuk kombinasi
beban. Beberapa aksi kemungkinan dapat terjadi pada tingkat daya layan pada waktu yang
sama dengan aksi lainnya yang terjadi pada tingkat ultimate. Kemungkinan terjadinya
kombinasi seperti ini harus diperhitungkan tetapi hanya satu aksi pada tingkat daya layan
yang dimasukkan pada kombinasi pembebanan. Ringkasan dari kombinasi beban yang
lazim diberikan pada tabel beikut :

Tabel 2.4. Ringkasan kombinasi beban yang lazim

Dalam perencanaan tegangan kerja beban nominal bekerja pada jembatan dan satu
faktor keamanan digunakan untuk menghitung besarnya penurunan kekuatan atau
perlawanan dari komponen struktur. Untuk perencanaan yang baik hubungan berikut harus
dipenuhi :

S* ≤ R*ws

Dengan pengertian :

S* = pengaruah aksi rencana = Σ S

R*ws = perlawanan atau kekuatan rencana = ros x Rws

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 13


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Dengan pengertian :

S = pengaruh aksi nominal

ros = tegangan berlebihan yang diperbolehkan

Rws= perlawanan atau kekuatan nominal berdasarkan tegangan kerja izin

Beberapa beban mempunyai probabilitas kejadian yang rendah dan jangka waktu
yang pendek. Untuk kombinasi yang demikian maka tegangan yang berlebihan
diperbolehkan berdasarkan prinsip tegangan kerja. Tegangan berlebihan yang diberikan
dalam tabel dibawah sebagai prosentase dari tegangan kerja yang diizinkan.

Tabel 2.5. Tegangan berlebihan yang diizinkan

Pada perencanaan Jembatan Sungai Lembaga ini digunakan kombinasi beban baik
untuk ULS dan SLS adalah sebagai berikut :

Kondisi Ultimate Limit State (ULS) :

1. 1.3DL+2LL(1)+2REM(1)+2 Seret
2. 1.3DL+2LL(2)+2REM(1)+2 Seret
3. 1.3DL+2LL(3)+2REM(1)+2 Seret
4. 1.3DL+2LL(1)+2REM(2)+2 Seret
5. 1.3DL+2LL(2)+2REM(2)+2 Seret
6. 1.3DL+2LL(3)+2REM(2)+2 Seret
7. 1.3DL+2LL(1)+2REM(2)+ 2REM(1)+2 Seret
8. 1.3DL+2LL(1)+2REM(2)+ 2REM(1)+2 Seret
9. 1.3DL+2LL(1)+2REM(2)+ 2REM(1)+2 Seret
10. 1.3DL+0.25LL(1)+0.25REM(1)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
11. 1.3DL+0.25LL(2)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
12. 1.3DL+0.25LL(3)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 14


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

13. 1.3DL+0.25LL(1)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)


14. 1.3DL+0.25LL(2)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
15. 1.3DL+0.25LL(3)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
16. 1.3DL+0.25LL(1)+ 0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
17. 1.3DL+0.25LL(2)+ 0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
18. 1.3DL+0.25LL(3)+ 0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)
19. 1.3DL+0.25LL(1)+0.25REM(1)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
20. 1.3DL+0.25LL(2)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
21. 1.3DL+0.25LL(3)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
22. 1.3DL+0.25LL(1)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
23. 1.3DL+0.25LL(2)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
24. 1.3DL+0.25LL(3)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
25. 1.3DL+0.25LL(1)+ 0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
26. 1.3DL+0.25LL(2)+ 0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)
27. 1.3DL+0.25LL(3)+ 0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)

Kondisi Service Limit State (SLS) :

1. DL+LL(1)+REM(1)+Seret
2. DL+LL(2)+REM(1)+Seret
3. DL+LL(3)+REM(1)+Seret
4. DL+LL(1)+REM(2)+Seret
5. DL+LL(2)+REM(2)+Seret
6. DL+LL(3)+REM(2)+Seret
7. DL+LL(1)+REM(1)+REM(2)+Seret
8. DL+LL(2)+REM(1)+REM(2)+Seret
9. DL+LL(3)+REM(1)+REM(2)+Seret
10. DL+1/1,4[0.25LL(1)+0.25REM(1)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
11. DL+1/1,4[0.25LL(2)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
12. DL+1/1,4[0.25LL(3)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
13. DL+1/1,4[0.25LL(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
14. DL+1/1,4[0.25LL(2)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
15. DL+1/1,4[0.25LL(3)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 15


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

16. DL+1/1,4[0.25LL(1)+0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]


17. DL+1/1,4[0.25LL(2)+0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
18. DL+1/1,4[0.25LL(3)+0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(EQX + 0.3EQY)]
19. DL+1/1,4[0.25LL(1)+0.25REM(1)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
20. DL+1/1,4[0.25LL(2)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
21. DL+1/1,4[0.25LL(3)+ 0.25REM(1)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
22. DL+1/1,4[0.25LL(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
23. DL+1/1,4[0.25LL(2)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
24. DL+1/1,4[0.25LL(3)+ 0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
25. DL+1/1,4[0.25LL(1)+0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
26. DL+1/1,4[0.25LL(2)+0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]
27. DL+1/1,4[0.25LL(3)+0.25REM(1)+0.25REM(2)+0.25 Seret+(0.3EQX + EQY)]

Dengan pengertian :

DL : Beban mati (Termasuk gaya aktif rankine akibat urugan dan beban
hidup qLL=10kN/m2)

LL (1) : Beban hidup Simetris

LL (2) : Beban hidup tak Simetris type 1

LL (3) : Beban hidup tak Simetris type 2

REM (1) : Beban rem sisi kiri

REM (2) : Beban rem sisi kanan

EQX : Beban statik gempa arah X dengan eksentrisitas rencana

EQY : Beban statik gempa arah Y dengan eksentrisitas rencana

Seret : Beban gaya seret air banjir terhadap pilar (Asumsi V=6m/dt)

II.3. Analisis Kekuatan Penampang

Struktur bangunan dirancang agar memenuhi persyaratan daktilitas, dengan


menggunakan konsep disain berdasarkan kriteria berperilaku elastis sewaktu mengalami
beban gempa kuat rencana maka dipilih besaran nilai faktor modifikasi respon sebesar

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 16


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

R=3,5. Pemilihan nilai R sebesar itu dengan mempertimbangkan bahwa struktur berada
pada daerah gempa zona 2 yang berarti percepatan gempa yang ada relatif kecil, dengan
demikian tanpa adanya setting daerah sendi plastis yang terjadi pada struktur diharapnya
nilai ekonomis struktur bisa lebih tercapai tanpa mengabaikan faktor kekuatan struktur.

Analisis dilakukan dengan bantuan software SAP2000v.11 seperti yang disebutkan


sebelumnya dan untuk analisis dinamik menggunakan analisa modal (Modal Analysis)
dengan response spektrum sebagai data input percepatan gempa puncak SDOF.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 17


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

BAB III

PEMODELAN STRUKTUR

III.1. Umum

Proses perhitungan dimulai dengan pembuatan model struktur 3D atas dasar gambar-
gambar denah, potongan (cross section) dan tampak. Struktur bawah abutment Jembatan
Sungai Lembaga ini dianalisis terhadap pengaruh gempa wilayah 2 dan dimodelkan
sebagai struktur 3D yang terjepit pada taraf asumsi kekakuan jepit tiang pancang.

III.2. Perangkat Lunak Yang Digunakan Dalam Perhitungan

Analisis struktur untuk abutment-pilar Jembatan Sungai Lembaga ini dilakukan


dengan menggunakan program SAP2000v.11. Sedangkan untuk proses disain beton
bertulang digunakan program mandiri yang memakai software Math Cad R.14.

III.3. Model Struktur

Struktur abutment seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya secara total dimodelkan
sebagai elemen shell 3D yang terintegrasi dengan pondasi tiang pancang yang dimodelkan
dengan elemen frame. Pemilihan elemen shell dilakukan dengan alasan elemen inilah yang
memiliki kedekatan perilaku dengan struktur aslinya yaitu dominan dalam lentur 2 arah,
geser 2 arah dan aksial 2 arah.

Struktur Abutment Awal Struktur Abutment Pemotongan

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 18


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Struktur Abutment Awal Struktur Abutment Pemotongan

Gambar 3.1. Pemodelan Abutment-Pilar

III.4. Sistem Struktur

Pada dasarnya sistem struktur abutment terbuat dari beton bertulang dan merupakan
wall frame. Dalam hal ini, struktur pilar khusus untuk tiangnya menggunakan sistem frame
balok kolom (lentur, aksial dan geser). Secara keseluruhan sistem struktur ini simetris dan
termasuk beraturan, namun tetap perlu dilakukan analisis respon dinamis secara 3D sesuai
dengan ketentuan SNI 03-1726-2002 Pasal 7.1.1. mengingat adanya kombinasi posisi
beban D dan rem yang tidak simetris. Kekakuan unsur-unsur struktur beton bertulang tidak
dihitung berdasarkan pengaruh peretakan beton sesuai dengan ketentuan SNI 03-1726-
2002 Pasal 5.5.1. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat ditentukan
langsung dengan sebesar momen inersia penampang utuh tanpa dikalikan dengan suatu
persentase efektifitas penampang, dimana untuk balok kolom persentase efektifnya adalah
75%.

III.5. Analisa Struktur Statis 3D

Struktur dianalisa secara statis yang berhubungan dengan beban non gempa seperti
beban mati (DL), beban hidup (UDL+KEL), beban rem, tekanan aktif rankine, gaya seret
air banjir dan berat sendiri tanah di belakang abutment. Besarnya beban yang digunakan

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 19


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

dapat dilihat dalam lampiran perhitungan dengan menggunakan program Math Cad r.14,
namun secara garis besar ilustrasi beban tersebut dapat dilihat seperti gambar berikut :

Beban Mati (DL) Abt Awal Beban Mati (DL) Abt Pemotongan

Beban Hidup (LL) Var. 1 Awal Beban Hidup (LL) Var. 1 Pemotongan

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 20


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Beban Hidup (LL) Var. 2 Awal Beban Hidup (LL) Var. 2 Pemotongan

Beban Hidup (LL) Var. 3 Awal Beban Hidup (LL) Var. 3 Pemotongan

Gambar 3.2. Variasi Beban yang Bekerja Pada Abutment

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 21


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

(a) Gaya Rankine Pemotongan (b) Gaya Rankine Awal

Gambar 3.3. Beban Lateral Rankine (a) Setelah Pemotongan (b) Struktur Awal

III.6. Analisa Struktur Dinamis 3D

III.6.1. Analisis Dinamik Bebas

Untuk mengetahui bagaimana karakteristik respon dinamik dari struktur abutment ini
secara keseluruhan, dilakukan analisis dinamik bebas dengan menentukan terlebih dahulu
sistem sumbu koordinat (sumbu-x dan sumbu-y). Beban yang digunakan pada analisis
dinamik bebas ini terdiri dari 100% beban mati dan 30% beban hidup. Dari hasil analisis
dinamik yang teleh dilakukan jumlah ragam yang ditinjau dalam superposisi respons
ragam mencapai 20 agar modal participating massa ratios mencapai sedikitnya 90% untuk
Ux, Uy, Rx, Ry, dan Rz, sesuai dengan ketentuan SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.1. Dalam
hal ini, metode superposisi yang dipakai adalah Kombinasi Kuadratik Lengkap (Complete
Quadratic Combination atau CQC) yang mana periode mode 1 dan periode mode 2 saling
berdekatan (lebih kecil dari 15%) sesuai ketentuan SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.2. Pola
gerak masing-masing ragam terlihat dari modal participating mass ratios Ux, Ux, dan Rz
sebagai berikut:

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 22


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Tabel 3.1.a. Nilai MPMR Abutment Awal

TABLE: Modal Participating Mass Ratios


StepNum Period SumUX SumUY SumUZ SumRX SumRY SumRZ
Unitless Sec Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless
1 0.279 0.942 0.000 0.000 0.000 0.807 0.000
2 0.234 0.942 0.913 0.000 0.368 0.807 0.122
3 0.205 0.942 0.996 0.000 0.394 0.807 0.989
4 0.087 1.000 0.996 0.008 0.394 0.976 0.989
5 0.057 1.000 0.997 0.008 0.423 0.976 0.996
6 0.057 1.000 0.997 0.009 0.423 0.978 0.996
7 0.054 1.000 0.999 0.009 0.712 0.978 0.999
8 0.049 1.000 0.999 0.982 0.712 0.978 0.999
9 0.049 1.000 1.000 0.982 0.992 0.978 1.000
10 0.036 1.000 1.000 0.982 0.992 0.979 1.000
11 0.023 1.000 1.000 0.983 0.992 0.983 1.000
12 0.022 1.000 1.000 0.983 0.992 0.983 1.000
13 0.020 1.000 1.000 0.983 0.992 0.983 1.000
14 0.019 1.000 1.000 0.983 0.992 0.983 1.000
15 0.019 1.000 1.000 0.983 0.992 0.983 1.000
16 0.017 1.000 1.000 0.983 0.992 0.983 1.000
17 0.016 1.000 1.000 0.983 0.993 0.983 1.000
18 0.016 1.000 1.000 0.984 0.993 0.984 1.000
19 0.016 1.000 1.000 0.985 0.993 0.998 1.000
20 0.015 1.000 1.000 0.985 0.993 0.998 1.000

Tabel 3.1.b. Nilai MPMR Abutment Setelah Pemotongan

TABLE: Modal Participating Mass Ratios


StepNum Period SumUX SumUY SumUZ SumRX SumRY SumRZ
Unitless Sec Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless
1 0.236 0.987 0.000 0.000 0.000 0.614 0.000
2 0.219 0.987 0.953 0.000 0.204 0.614 0.078
3 0.188 0.987 0.998 0.000 0.211 0.614 0.997
4 0.059 0.999 0.998 0.056 0.211 0.920 0.997
5 0.055 1.000 0.998 0.064 0.211 0.953 0.997
6 0.053 1.000 0.999 0.064 0.248 0.953 0.997
7 0.045 1.000 0.999 0.985 0.248 0.956 0.997
8 0.044 1.000 1.000 0.985 0.884 0.956 0.998
9 0.038 1.000 1.000 0.985 0.992 0.956 1.000
10 0.033 1.000 1.000 0.986 0.992 0.958 1.000
11 0.021 1.000 1.000 0.986 0.992 0.958 1.000
12 0.020 1.000 1.000 0.986 0.992 0.965 1.000
13 0.019 1.000 1.000 0.988 0.992 0.965 1.000

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 23


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

TABLE: Modal Participating Mass Ratios


StepNum Period SumUX SumUY SumUZ SumRX SumRY SumRZ
Unitless Sec Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless
14 0.018 1.000 1.000 0.988 0.992 0.966 1.000
15 0.018 1.000 1.000 0.988 0.992 0.966 1.000
16 0.017 1.000 1.000 0.988 0.992 0.966 1.000
17 0.016 1.000 1.000 0.988 0.992 0.966 1.000
18 0.015 1.000 1.000 0.989 0.992 0.998 1.000
19 0.015 1.000 1.000 0.989 0.992 0.998 1.000
20 0.014 1.000 1.000 0.989 0.992 0.999 1.000

Dari kedua tabel 3.1.a dan 3.1.b. di atas terlihat bahwasanya abutment yang telah
mengalami pemotongan memiliki kekakuan yang lebih besar dari struktur awal. Perubahan
nilai perioda yang terjadi yaitu dari T=0.279 dt menjadi Tpot=0.236 dt. Kekakuan yang
lebih besar mengindikasikan beban yang terjadi pada formasi tiang pancang lebih kecil.

Sehubungan dengan ketentuan SNI 03-1726-2002 Pasal 7.1.1, berdasarkan Tabel


3.1.a di atas dapat di tunjukkan bahwa karakteristik respon dinamik dari abutment ini
dominan dalam translasi pada ragam 1 (94,2%). Dengan pemotongan web diperoleh nilai
MPMR pada ragam -1 sebesar 98,7% (Tabel.3.1.b) yang tetap dominan translasi pada arah
X.

III.6.2. Tingkat Daktilitas Struktur

Faktor reduksi gempa dari struktur atas diambil sebesar Rx = 3.5 dan Ry = 3.5
menurut ketentuan SNI 03-1726-2002 Pasal 4.3.4 Tabel 3.

III.6.3. Analisis Ragam Spektrum Respons Struktur Terhadap Gempa

Analisis dinamik struktur terhadap beban gempa dilakukan dengan metode analisis
ragam spektrum respons sesuai ketentuan SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.1 dengan faktor
keutamaan ditetapkan sebagai I = 1.0 (gedung biasa, Pasal 4.1.2) dan faktor reduksi gempa
diambil Rx = 3.5 dan Ry = 3.5 untuk struktur atas sedangkan untuk struktur bawah
digunakan overstrength factor f1=1.6 dan f2=0.83+0.17*µ. Dalam analisis ini digunakan
respon spectrum gempa sesuai dengan lokasi bangunan dan sesuai dengan kondisi tanah di

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 24


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

bawah bangunan, dimana siak termasuk dalam wilayah gempa zona 2 menurut SNI 03-
1726-2002, dan dari haril penyelidikan tanah termasuk ke dalam tanah lunak.

Hasil analisis struktur yang dilakukan dengan bantuan program SAP2000v.11 diperoleh
gaya geser dasar (Base Shear) sebesar seperti berikut :

Tabel 3.2.a. Nilai Base Shear (Gaya Geser Gempa Dasar) Abutment Awal

TABLE: Base Reactions


OutputCase GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
EQX 515.908 155.793 11.737 325.7842 1185.6216 133.8429
EQY 155.133 518.102 3.529 1083.4219 356.5156 445.1054

Tabel 3.2.b. Nilai Base Shear (Gaya Geser Gempa Dasar) Abutment Setelah Pemotongan

TABLE: Base Reactions


OutputCase GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
EQX 496.27 146.12 10.50 180.04 623.46 101.70
EQY 149.23 485.93 3.16 598.73 187.47 338.21

Dari tabel 3.2.a dan tabel3.2.b. terlihat besar gaya gempa dasar dalam arah X yang semula
sebesar 515.9kN berkurang menjadi 496.27 kN dan berarti tereduksi sebesar 3.8%. Begitu
juga untuk nilai gaya gempa dasar dalam arah Y yang semula sebesar 518.1kN berkurang
menjadi 485.93kN yang berarti tereduksi sebesar 6.2%.

III.7. Parameter Dinamik

Berikut ini adalah parameter dinamik yang didapatkan melalui analisa dinamik
dengan bantuan Program SAP2000v.11. Dari hasil yang didapatkan Modal Participation
Mass Ratio (MPMR) sudah > 90 % pada saat mode 1. hal ini berarti dominasi mode 1 atas
mode–mode yang lain terlalu signifikan yang dalam arti awamnya ragam getar struktur jika
dikenai gaya gempa nantinya sangat dipengaruhi oleh superposisi bentuk seperti mode 1.
Dengan demikian syarat MPMR sudah dipenuhi.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 25


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Mode 1 (Translasi X) Mode 2 (Translasi Y)

Mode 3 (Rotasi Z)

Gambar 3.4.a Mode Shape Struktur Abutment Awal

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 26


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Mode 1 (Translasi X) Mode 2 (Translasi Y)

Mode 3 (Rotasi Z)

Gambar 3.4.a Mode Shape Struktur Abutment Pemotongan

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 27


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

III.8. Kekuatan Struktur

Unsur-unsur struktur pada struktur gedung ini direncanakan kekuatannya


berdasarkan prinsip-prinsip perencanaan beban dan kuat faktor (load and resistance factor
design), yang mana faktor beban diberikan oleh kombinasi pembebanan pada bab III,
sedangkan faktor kekuatan menurut ketentuan SNI 03-2847-2002 Pasal 11.3.

Adapun besaran gaya dalam (kontur gaya) yang didapatkan untuk setiap bagian
elemen dari struktur abutment dan Pilar Sungai Lembaga ini ditampilkan dalam ilustrasi
gambar dibawah, sedangkan perhitungan dan hasil penulangan (pembesian) lengkap dapat
dilihat pada lampiran perhitungan Math Cad r.14.

A. Abutment 1-2 Jembatan Lembaga

a) Gaya Dalam Poer (Pile Cap)

Dari sekian banyak kombinasi beban ULS yang diolah untuk memudahkan pencarian
gaya dalam yang maximum maka dilakukan penentuan Envelope kontur gaya dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada pada SAP 2000v.11. Berikut sejumlah envelope
kombinasi kontur gaya M11 dan M22.

Maximum

M11 Abutment Pemotongan


M11 Abutment Awal

Gambar 3.5. Momen M11

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 28


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Dari kontur M11 dan M22 struktur awal abutment didapatkan nilai maximum M11=200
kN.m dan M22=60kN.m. Nilai ini akan diperhitungkan untuk mendesain tulangan tarik
lentur dan nilai luas tulangan totalnya (Astot) akan diperoleh dengan menggabungkan
tulangan tarik murni dari gaya F11 dan F22 ke dalam tulangan tersebut. Detail perhitungan
penulangan tersebut terlampir dengan menggunakan alat bantu program mandiri Math Cad
r.14.

Untuk struktur abutment yang sudah dipotong M11 dan M22 didapatkan nilai
maximum M11=180 kN.m dan M22=50kN.m. nilai tersebut berarti memberikan kepastian
bahwa dengan pemotongan web maka momen dalam arah 1-1 dan 2-2 di pile cap juga
mengalami pengurangan (reduksi) nilai. Maximum

M22 Abutment Awal M22 Abutment Pemotongan

Gambar 3.6. Momen M22

Selanjutnya akan ditampilkan kontur gaya F11 dan F22 dari setiap envelope jenis
kombinasi pembebanan ULS. Posisi nilai maximum seperti ditunjukkan oleh tanda panah.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 29


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Maximum tarik

F11 Abutment Awal F11 Abutment Pemotongan

Gambar 3.7. Gaya F11


Maximum tarik

F22 Abutment Awal F22 Abutment Pemotongan

Gambar 3.8. Gaya F22

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 30


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

b) Gaya Dalam Web Abutment

Gaya dalam yang terjadi pada web abutment dominan merupakan kombinasi gaya
aksial (F22) dan momen lentur (M22), secara perilaku hal ini menunjukkan bahwasanya
elemen ini masuk kategori Kolom.

Disain penulangan dilakukan dengan menggunakan bantuan software PCA.COL


v.3.0. yang bisa mengeluarkan plotting perhitungan diagram interaksi kolom untuk bentuk
regular dan irregular. Input beban disain yang dimasukkan ke PCA.COL hasil olahan
analisis SAP2000 v.11 adalah F22=275 kN (aksial) dan M22=70 kN.m (momen).

Maximum

M11 Abutment Awal M11 Abutment Pemotongan

Gambar 3.9. Kontur Momen M11

Maximum

M22 Abutment Awal M22 Abutment Pemotongan

Gambar 3.10. Kontur Momen M22

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 31


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Maximum

F22 (ENV-ULS.1) F22 (ENV-ULS.2)

Gambar 3.11. Gaya F22

Beban berfaktor

Gambar 3.12. Diagram Interaksi Web Abutment (PCA.COL)

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 32


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan PCA.COL terlihat bahwa titik beban
berfaktor terletak di dalam kurva diagram interaksi. Hasil ini mengindikasikan bahwasanya
penulangan dan dimensi abutment telah aman dan memenuhi standar kekuatan.

Untuk struktur abutment yang mengalami pemotongan web diperoleh hasil olahan
analisis SAP2000 v.11 adalah F22=270 kN (aksial) dan M22=40 kN.m (momen). Hal ini
berarti untuk besaran momen M22 pada struktur abutment yang mengalami pemotongan
terjadi degradasi momen sebesar 42.8% sedangkan untuk nilai aksial F22 tidak terjadi
pengurangan yang berarti. Jika nilai yang terdegradasi ini di plotkan pada diagram
inetraksi sudah pasti akan menghasilkan nilai yang lebih aman.

c) Gaya Dalam Pelat Cantilever Kepala

Pelat cantilever kepala dihitung terpisah dari SAP2000v.11 dikarenakan adanya


asumsi pengaruh langsung tanah urugan dibelakang abutment yang langsung menekan
akibat gempa tanpa terepresentasikan di model SAP 2000. Termasuk juga gaya rem yang
di model sap 2000 langsung dikerjakan pada titik elastomerik, sedangkan pada model
terpisah dikerjakan langsung pada pelat cantilever.

Dari hasil perhitungan terpisah yang di lakukan dngan bantuan Math Cad r.14
didapatkan momen kombinasi maksimum sebesar M=206,25 kN.m, yang menghasilkan
penulangan minimum pada pelat. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan PCA.COL terlihat bahwa titik beban
berfaktor terletak di dalam kurva diagram interaksi. Hasil ini mengindikasikan bahwasanya
penulangan dan dimensi abutment telah aman dan memenuhi standar kekuatan.

Untuk struktur abutment yang mengalami pemotongan maka nilai momen yang
terjadi pada pelat cantilever tidak ada perbedaan sama sekali.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 33


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

BAB IV

ANALISIS GEOTEKNIK DAN PONDASI

IV.1. Pendahuluan

Pada laporan ini disajikan perencanaan pondasi untuk Proyek Perencanaan Teknis
Perencanaan Teknis Jembatan Sungai Lembaga ini di Kota Dumai. Perencanaan analisis
pondasi pada proyek ini direncanakan berdasarkan data-data penyelidikan tanah yang
dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Dumai.

IV.2. Kriteria Desain Pondasi

IV.2.1. Daya Dukung Tiang Tunggal

Pada analisis daya dukung tiang tunggal, pondasi tiang dianggap mampu
memberikan daya dukung dengan efisiensi 1. Daya dukung tiang tunggal dibedakan
menjadi 3 yaitu daya dukung aksial, daya dukung tarik dan daya dukung lateral.

IV.2.2. Daya Dukung Aksial

Input yang digunakan untuk analisis perhitungan daya dukung aksial diperoleh dari
hasil penyelidikan tanah dengan menggunakan sondir. Parameter tanah yang didapatkan
dipergunakan untuk menganalisis daya dukung aksial ultimit pondasi tiang.

Daya dukung aksial ultimit pondasi tiang terdiri dari daya dukung ujung tiang (end
bearing) dan gaya gesekan selimut tiang (skin friction). Dengan mempergunakan suatu
nilai angka keamanan atau safety factor tertentu diperoleh nilai daya dukung ijin (Q
allowable).

Qult
Qall =
Safety Factor

Nilai safety factor yang dipergunakan dalam perhitungan pondasi tiang pancang
untuk proyek ini adalah 2.5 untuk daya dukung ujung tiang dan 5 untuk gesekan selimut
(skin friction).

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 34


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

IV.2.3. Daya Dukung Tarik

Daya dukung tarik pondasi tiang ditentukan berdasarkan daya dukung aksial pondasi
dengan hanya memperhitungkan daya dukung friksi. Daya dukung friksi ultimit ini
merupakan daya dukung tarik ultimit dari pondasi.

Daya dukung tarik ijin pondasi tiang memperhitungkan angka keamanan (safety
factor) sebesar 5. Sehingga daya dukung tarik ijin pondasi tiang sesuai dengan persamaan
berikut:

Qult skin friction


Qall (tarik ) =
Safety Factor

IV.2.4. Daya Dukung Lateral

Daya dukung lateral pondasi tiang diperoleh dari kurva “Load vs Deflection” yang
diperoleh dari hasil analisis mempergunakan program LPILE dari ENSOFT. Daya dukung
lateral izin adalah gaya lateral yang terjadi saat defleksi kepala tiang adalah sebesar 1 cm.
Dalam analisis yang dilakukan kondisi kepala tiang diperlakukan sebagai fixed head dan
free head. Analisis kepala tiang dilakukan untuk beberapa beban lateral untuk memperoleh
kurva “Load vs Deflection”. Di dalam analisis ini tanah diasumsikan sebagai material yang
mempunyai hubungan load-deflection yang non-linear, yang direpresentasikan oleh p-y
curve.

IV.2.5. Daya Dukung Tiang Tunggal pada Kelompok Tiang

Daya dukung tiang tunggal pada kelompok tiang tergantung pada efisiensinya. Harus
diperhitungkan efisiensi tiang tunggal terhadap beban aksial, beban tarik, maupun beban
lateral.

IV.2.6. Daya Dukung Tiang Tunggal pada Kelompok Tiang terhadap Beban Aksial

Efisiensi untuk daya dukung tiang tunggal pada kelompok tiang terhadap beban
aksial diperhitungkan sebagai berikut:

Tahanan ultimate blok


η=
Σ tahanan ultimate tiang tunggal

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 35


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Atau dengan menggunakan rumus persamaan converse labarre sebagai berikut :

η =1− θ ⋅
(m − 1) ⋅ n + (n − 1) ⋅ m
90 ⋅ m ⋅ n

Dengan pengertian :

m = Jumlah baris tiang dalam group

n = Jumlah kolom tiang dalam group

180 Φ 
θ= tan −1  t 
π  Sp 
 

IV.2.7. Daya Dukung Tiang Tunggal pada Kelompok Tiang terhadap Beban Tarik

Efisiensi untuk daya dukung tiang tunggal pada kelompok tiang terhadap beban tarik
diperhitungkan sebagai berikut:

Tahanan ultimate tarik blok


η=
Σ tahanan ultimate tarik tiang tunggal

IV.2.8. Daya Dukung Tiang Tunggal pada Kelompok Tiang terhadap Beban Lateral

Untuk beban lateral, besar faktor reduksi kekuatan tanah untuk tiang di dalam kelompok
tiang, tergantung dari jarak antar tiang, arah yang bekerja dan kedudukan tiang tersebut
terhadap tiang-tiang di sekitarnya. Oleh sebab itu, ada 2 tipe faktor reduksi, yaitu “side by
side reduction factor” dan “line by line reduction factor”. Rangkuman perhitungan faktor
reduksi adalah sebagai berikut:

IV.2.9. Side by side reduction factor

Faktor reduksi ini berlaku untuk tiang-tiang yang terhadap arah gaya berkedudukan tegak
lurus terhadap tiang

IV.2.10. Line by line reduction factor

Faktor reduksi ini berlaku untuk tiang-tiang yang berada pada satu garis lurus sejajar.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 36


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

IV.3. Metodologi Analisis tiang tunggal

IV.3.1. Metodologi Analisis Kapasitas Aksial Tekan

Analisis daya dukung ultimit tiang tunggal dilakukan dengan menggunakan persamaan
sederhana, dengan menjumlahkan beban yang dipikul pada ujung tiang (end bearing) dan
total tahanan gesek antara tiang (total resistance), dengan persamaan sebagai berikut:

Qu = Qb + Qs

dimana Qu adalah daya dukung ultimit, Qb adalah tahanan ujung (end bearing), dan Qs
adalah tahanan gesek (total resistance).

IV.3.2. Tahanan ujung (end bearing), Qb ditentukan dengan persamaan:

Qb = qb . AP

dimana Qb adalah tahanan ujung (end bearing), qb adalah unit tahanan ujung (unit end
bearing), dan Ap adalah luas tiag pancang.

Unit tahanan ujung (unit end bearing), qb pada tanah lempung (Clay), berdasarkan
Skempton (1951) ditentukan dengan persamaan:

qb = Nc . Cub , qb < 3800 kPa

dimana Nc = 6 [ 1 + 0.2 (L / Bb ) ]  9, Cub adalah rata-rata undrained shear strength


pada tanah lempung pada dasar tiang, L adalah panjang tiang, dan Bb adalah diameter
tiang.

Unit tahanan ujung (unit end bearing), qb pada pasir ditentukan berdasarkan persamaan:

qb = 57.5 * N-SPT : untuk kisaran N-SPT antara 0-75

qb = 4300 kPa : untuk kisaran N-SPT > 75

Dari data sondir dapat digunakan perumusan :

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 37


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

q av K ll ⋅ JHP
Qb = +
2 5

Dengan pengertian :

qav = bacaan konus rata-rata dalam rentang 8.∅p diatas dasar tiang dan 4.∅p
di bawah dasar tiang.

Kll = keliling tiang pancang.

JHP = Jumlah hambatan pelekat.

Tahanan friksi (skin friction), Qs ditentukan berdasarkan persamaan:

Qs = Σfs.p.∆L

dimana: Qs adalah tahanan friksi total (total resistance), fs adalah unit tahanan gesek
(unit skin resistance), p adalah perimeter tiang pancang, dan ∆L adalah panjang tiang
pancang.

Unit tahanan gesek (unit skin friction), fs, pada lempung ditentukan berdasarkan metoda
alpha dengan persamaan:

fs = α . C u

dimana α adalah faktor empiris untuk adhesi, dan Cu adalah undrained shear strength.

Unit tahanan gesek (unit skin friction), fs, pada pasir ditentukan berdasarkan metoda betha
dengan persamaan:

fs = β . σ’v

dimana β = 1.5 – 0.135 z 0.5 , 0.25< β < 1.2, z adalah kedalaman dibawah permukaan tanah
(feet), dan σ’v adalah tegangan vertikal efektif.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 38


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

IV.3.3. Metodologi Analisis Kapasitas Aksial Tarik

Daya dukung tiang pondasi untuk beban aksial tarik ditentukan berdasarkan daya dukung
tekan dengan hanya memperhitungkan daya dukung friksi. Analisa daya dukung pondasi
tiang untuk beban tarik adalah sebagai berikut:

Q s( tarik)
Q all( tarik) =
SF

dimana :

Qs (tarik) = daya dukung friksi untuk beban tarik

SF = faktor keamanan = 3

IV.3.4. Metodologi Analisis Kapasitas Lateral

Analisis kapasitas lateral dari ddriven pile dilakukan dengan menggunakan Program
Komputer LPILE Plus 4.0 (Ensoft, Inc., 2000). Program computer tersebut membutuhkan
masukan data parameter tanah seperti soil modulus subgrade reaction dan soil strain untuk
menentukan kapasitas lateral suatu driven pile. Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan
hubungan parameter-parameter tersebut dengan kuat geser tanah pada kondisi undrained.

Tabel 4.1. Hubungan modulus subgrade reaction dan strain dengan Cu untuk lempung

Consistency cu (kPa) k (kPa/m) ε50

Soft 12 – 24 8140 0.02

Medium 24 – 48 27150 0.01

Stiff 48 – 96 136000 0.007

Very Stiff 96 – 192 271000 0.005

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 39


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Tabel 4.2. Hubungan modulus subgrade reaction dan strain dengan Cu untuk pasir

Relative Density Loose Medium Dense

Submerged Sand 5430 16300 33900

Sand Above Water Table 6790 24430 61000

Daya dukung lateral izin adalah gaya lateral yang terjadi saat defleksi kepala tiang adalah
sebesar 1 cm. Dalam analisis yang dilakukan kondisi kepala tiang diperlakukan sebagai
fixed head dan free head. Analisis kepala tiang dilakukan untuk beberapa beban lateral
untuk memperoleh kurva “Load vs Deflection”. Di dalam analisis ini tanah diasumsikan
sebagai material yang mempunyai hubungan load-deflection yang non-linear, yang
direpresentasikan oleh p-y curve.

IV.4. Metodologi Analisis Kapasitas Tiang Tunggal Dalam Kelompok Tiang

Berdasarkan beban pada abutment hasil analisa struktur dapat ditentukan jumlah tiang
pancang yang diperlukan untuk menahan beban tersebut. Besarnya daya dukung tiang
dalam kelompok tiang tergantung dari jarak antara tiang sehingga ada faktor efisiensi pada
tiang tunggal dalam kelompok tiang.

IV.4.1. Daya Dukung Tiang dalam Kelompok Tiang untuk Beban Aksial

Daya dukung tiang tunggal dalam kelompok tiang tergantung dari besarnya efisiensi.
Efisiensi kelompok tiang untuk beban aksial dihitung sebagai berikut:

Tahanan ultimate blok


η=
Σ tahanan ultimate tiang tunggal

IV.4.2. Daya Dukung Tiang dalam Kelompok Tiang untuk Beban Tarik

Daya dukung tiang tunggal dalam kelompok tiang tergantung dari besarnya efisiensi
kelompok tiang untuk beban tarik dihitung sebagai berikut:

Tahanan ultimate tarik blok


η=
Σ tahanan ultimate tarik tiang tunggal

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 40


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

IV.4.3. Daya Dukung Tiang dalam Kelompok Tiang untuk Beban Lateral

Untuk beban lateral, besar faktor reduksi kekuatan tanah untuk tiang dalam kelompok
tiang, tergantung dari jarak antar tiang, arah gaya yang bekerja dan kedudukan tiang
tersebut terhadap tiang-tiang disekitarnya. Oleh sebab itu, ada 2 tipe faktor reduksi, yaitu
side by side reduction factor dan line by line reduction factor.

Analisa efisiensi kelompok tiang untuk beban lateral dilakukan untuk 2 arah pembebanan
lateral, yaitu arah x dan arah y yang sesuai dengan arah pembebanan untuk beban gempa.
Hasil analisa faktor reduksi p-y digunakan sebesar 50 %.

IV.5. Hasil Analisis Daya Dukung Aksial

Hasil analisis daya dukung aksial berdasarkan parameter yang didapat dari hasil uji
sondir (konus dan JHP) terlampir berupa perhitungan dengan bantuan Math Cad r.14. Dari
hasil tersebut didapatkan daya dukung tiang tunggal untuk diameter ∅40 cm pada
kedalaman 30m adalah sebesar Pu= 1288 kN.

IV.6. Hasil Analisis Kapasitas Tarik

Hasil analisis kapasitas tarik tiang pancang ∅40 cm pada kedalaman 30m berdasarkan
parameter sondir adalah sebesar Put=376,99 kN

IV.7. Distribusi Beban pada Masing-Masing Pondasi Tiang

Karena tiang pancang dimodelkan terintegrasi dengan abutment pada SAP 2000v.11,
maka distribusi beban pada setiap tiang pancang langsung bisa didapatkan untuk setiap
variasi envelope pembebanan. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah dan
angka yang berwarna merah menunjukkan nilai gaya aksial paling maksimum dari seluruh
kombinasi beban :

Tabel 4.3.a. Distribusi gaya pada tiang pancang kombinasi beban (SLS) Pada Abutment Awal

Joint OutputCase StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3


Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
320 AMPLOPSLS1 Max -0.737 -1.258 319.428 11.5557 -0.7264 -0.0057
320 AMPLOPSLS1 Min -11.464 -11.876 190.599 0.6702 -12.0382 -0.0302
320 AMPLOPSLS2 Max 33.763 19.315 379.289 22.6793 35.7523 0.4509
320 AMPLOPSLS2 Min -37.239 -22.8 67.35 -19.8678 -39.3023 -0.4751

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 41


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Joint OutputCase StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3


Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
320 AMPLOPSLS3 Max 23.465 35.542 336.795 39.1623 24.605 0.8239
320 AMPLOPSLS3 Min -26.941 -39.027 109.844 -36.3508 -28.155 -0.8481
320 AMPLOPSLS4 Max 33.829 35.709 339.242 37.1268 35.8167 0.824
320 AMPLOPSLS4 Min -35.251 -36.959 50.336 -36.4375 -37.2098 -0.8435
320 AMPLOPSLS5 Max -13.279 -5.46 289.29 6.8139 -14.2183 -0.0213
320 AMPLOPSLS5 Min -15.194 -7.355 266.294 4.8708 -16.2375 -0.0257
320 AMPLOPSLS6 Max -4.376 -13.964 220.654 15.7013 -4.6982 -0.0069
320 AMPLOPSLS6 Min -6.29 -15.859 197.658 13.7583 -6.7174 -0.0113
321 AMPLOPSLS1 Max -1.26 -0.307 281.068 11.1101 -1.0404 0.0022
321 AMPLOPSLS1 Min -12.284 -11.05 193.444 0.0972 -12.49 -0.0086
321 AMPLOPSLS2 Max 32.922 20.016 301.989 22.4252 34.6823 0.4167
321 AMPLOPSLS2 Min -37.37 -22.316 103.194 -20.307 -38.7975 -0.4189
321 AMPLOPSLS3 Max 19.73 36.454 270.424 39.0237 20.8221 0.7556
321 AMPLOPSLS3 Min -24.178 -38.753 134.759 -36.9055 -24.9374 -0.7579
321 AMPLOPSLS4 Max 33.046 36.493 267.12 37.0434 34.7833 0.7551
321 AMPLOPSLS4 Min -35.271 -36.791 83.986 -36.9144 -36.6459 -0.7563
321 AMPLOPSLS5 Max -14.207 -4.445 246.404 6.2301 -14.7421 -0.0063
321 AMPLOPSLS5 Min -16.174 -6.363 230.763 4.2643 -16.7858 -0.0082
321 AMPLOPSLS6 Max -5.016 -13.391 205.722 15.3884 -5.0754 0.001
321 AMPLOPSLS6 Min -6.984 -15.309 190.081 13.4226 -7.1192 -0.0009126
322 AMPLOPSLS1 Max -1.608 0.005616 275.325 10.9542 -1.2548 0.0026
322 AMPLOPSLS1 Min -12.657 -10.78 209.993 -0.0845 -12.7019 -0.003
322 AMPLOPSLS2 Max 32.276 20.27 282.214 22.3698 33.9464 0.4112
322 AMPLOPSLS2 Min -37.202 -22.19 119.068 -20.4497 -38.3503 -0.4117
322 AMPLOPSLS3 Max 17.384 36.785 249.451 39.0132 18.4429 0.746
322 AMPLOPSLS3 Min -22.311 -38.704 151.832 -37.0932 -22.8468 -0.7464
322 AMPLOPSLS4 Max 32.446 36.781 248.096 37.0541 34.0762 0.7454
322 AMPLOPSLS4 Min -35.054 -36.777 96.624 -37.0762 -36.1716 -0.7459
322 AMPLOPSLS5 Max -14.646 -4.017 240.177 5.9878 -14.9937 -0.0012
322 AMPLOPSLS5 Min -16.618 -5.942 228.516 4.0174 -17.037 -0.0022
322 AMPLOPSLS6 Max -5.386 -13.199 211.819 15.2939 -5.2979 0.0028
322 AMPLOPSLS6 Min -7.358 -15.124 200.157 13.3235 -7.3412 0.0018
323 AMPLOPSLS1 Max -1.683 0.037 279.591 10.9857 -1.3021 0.0057
323 AMPLOPSLS1 Min -12.695 -10.801 218.527 -0.087 -12.7256 0.002
323 AMPLOPSLS2 Max 32.262 20.272 282.976 22.3956 33.9379 0.4121
323 AMPLOPSLS2 Min -37.209 -22.197 120.591 -20.43 -38.3545 -0.4104
323 AMPLOPSLS3 Max 17.371 36.787 250.212 39.039 18.4344 0.7469
323 AMPLOPSLS3 Min -22.318 -38.712 153.355 -37.0734 -22.851 -0.7451
323 AMPLOPSLS4 Max 32.446 36.777 248.096 37.0762 34.0762 0.7459
323 AMPLOPSLS4 Min -35.054 -36.781 96.624 -37.0541 -36.1716 -0.7454
323 AMPLOPSLS5 Max -14.687 -3.885 244.08 5.9301 -15.0195 0.0047

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 42


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Joint OutputCase StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3


Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
323 AMPLOPSLS5 Min -16.652 -5.82 233.18 3.9536 -17.0586 0.004
323 AMPLOPSLS6 Max -5.491 -13.158 223.052 15.2946 -5.3644 0.0052
323 AMPLOPSLS6 Min -7.457 -15.093 212.152 13.3181 -7.4035 0.0046
324 AMPLOPSLS1 Max -1.465 0.373 294.936 10.8939 -1.1697 0.0113
324 AMPLOPSLS1 Min -12.387 -10.633 221.18 -0.2839 -12.5546 0.0032
324 AMPLOPSLS2 Max 32.885 20.41 304.464 22.2689 34.6592 0.4194
324 AMPLOPSLS2 Min -37.389 -21.969 108.145 -20.4927 -38.8091 -0.4157
324 AMPLOPSLS3 Max 19.693 36.848 272.899 38.8675 20.799 0.7583
324 AMPLOPSLS3 Min -24.197 -38.406 139.71 -37.0913 -24.9489 -0.7547
324 AMPLOPSLS4 Max 33.046 36.791 267.12 36.9144 34.7833 0.7563
324 AMPLOPSLS4 Min -35.271 -36.493 83.986 -37.0434 -36.6459 -0.7551
324 AMPLOPSLS5 Max -14.319 -3.405 259.091 5.6691 -14.8128 0.0107
324 AMPLOPSLS5 Min -16.268 -5.37 245.925 3.6738 -16.845 0.0092
324 AMPLOPSLS6 Max -5.304 -12.803 242.235 15.1107 -5.2572 0.008
324 AMPLOPSLS6 Min -7.253 -14.768 229.07 13.1155 -7.2894 0.0065
325 AMPLOPSLS1 Max -1.013 1.338 346.744 10.4627 -0.9109 0.036
325 AMPLOPSLS1 Min -11.602 -9.92 245.231 -0.8164 -12.1305 0.0172
325 AMPLOPSLS2 Max 33.714 20.919 384.164 21.855 35.7193 0.4761
325 AMPLOPSLS2 Min -37.264 -21.311 77.101 -20.7623 -39.3188 -0.4489
325 AMPLOPSLS3 Max 23.416 37.146 341.67 38.338 24.572 0.8491
325 AMPLOPSLS3 Min -26.966 -37.537 119.595 -37.2453 -28.1715 -0.8219
325 AMPLOPSLS4 Max 33.829 36.959 339.242 36.4375 35.8167 0.8435
325 AMPLOPSLS4 Min -35.251 -35.709 50.336 -37.1268 -37.2098 -0.824
325 AMPLOPSLS5 Max -13.43 -2.286 314.278 5.0239 -14.3192 0.0309
325 AMPLOPSLS5 Min -15.32 -4.295 296.158 3.0106 -16.3219 0.0276
325 AMPLOPSLS6 Max -4.764 -11.889 292.573 14.5873 -4.9577 0.0264
325 AMPLOPSLS6 Min -6.655 -13.898 274.453 12.574 -6.9604 0.023
326 AMPLOPSLS1 Max 1.71 0.198 173.258 10.7583 0.7437 0.0073
326 AMPLOPSLS1 Min -9.498 -10.485 89.278 -0.2423 -10.8242 0.0017
326 AMPLOPSLS2 Max 37.436 17.074 268.281 19.0926 37.9532 0.412
326 AMPLOPSLS2 Min -36.553 -18.762 25.319 -17.3477 -38.8602 -0.3999
326 AMPLOPSLS3 Max 26.754 30.897 254.206 33.14 26.5849 0.7423
326 AMPLOPSLS3 Min -25.872 -32.585 39.395 -31.3952 -27.4919 -0.7302
326 AMPLOPSLS4 Max 37.234 30.867 249.124 31.2109 37.8586 0.7414
326 AMPLOPSLS4 Min -34.744 -30.704 21.192 -31.3558 -36.8809 -0.73
326 AMPLOPSLS5 Max -11.862 -3.842 97.628 5.8335 -13.3525 0.0019
326 AMPLOPSLS5 Min -13.862 -5.749 82.638 3.8699 -15.4174 0.0009602
326 AMPLOPSLS6 Max -2.729 -12.897 108.791 15.0764 -3.7063 0.0011
326 AMPLOPSLS6 Min -4.73 -14.804 93.8 13.1128 -5.7712 0.0001414
327 AMPLOPSLS1 Max 1.444 0.413 196.615 10.7582 0.5672 0.0044
327 AMPLOPSLS1 Min -9.697 -10.444 117.83 -0.3649 -10.9419 -0.0019

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 43


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Joint OutputCase StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3


Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
327 AMPLOPSLS2 Max 35.907 17.364 270.365 19.1344 36.4655 0.4333
327 AMPLOPSLS2 Min -35.556 -18.808 43.455 -17.5227 -37.7158 -0.4256
327 AMPLOPSLS3 Max 22.623 31.312 237.438 33.2606 22.5496 0.7822
327 AMPLOPSLS3 Min -22.271 -32.756 76.382 -31.649 -23.7999 -0.7746
327 AMPLOPSLS4 Max 35.733 31.252 247.568 31.3262 36.3895 0.7818
327 AMPLOPSLS4 Min -33.734 -30.872 34.747 -31.593 -35.7304 -0.7739
327 AMPLOPSLS5 Max -12.139 -3.628 111.056 5.737 -13.5104 -0.002
327 AMPLOPSLS5 Min -14.127 -5.566 96.993 3.7516 -15.5647 -0.0031
327 AMPLOPSLS6 Max -2.944 -12.866 133.173 15.0898 -3.8418 0.0007617
327 AMPLOPSLS6 Min -4.933 -14.804 119.11 13.1043 -5.8962 -0.0003477
328 AMPLOPSLS1 Max 1.379 0.208 215.297 10.8873 0.5186 0.0018
328 AMPLOPSLS1 Min -9.707 -10.626 145.385 -0.2274 -10.9489 -0.0031
328 AMPLOPSLS2 Max 35.023 17.312 269.452 19.265 35.5847 0.4311
328 AMPLOPSLS2 Min -34.898 -18.996 63.041 -17.4815 -36.9831 -0.4287
328 AMPLOPSLS3 Max 20.058 31.317 227.911 33.4288 20.0358 0.781
328 AMPLOPSLS3 Min -19.933 -33.001 104.582 -31.6452 -21.4343 -0.7786
328 AMPLOPSLS4 Max 34.851 31.286 243.824 31.4772 35.5114 0.7808
328 AMPLOPSLS4 Min -33.085 -31.094 49.908 -31.6079 -35.0038 -0.7778
328 AMPLOPSLS5 Max -12.254 -3.787 125.294 5.8541 -13.5735 -0.001
328 AMPLOPSLS5 Min -14.233 -5.721 112.815 3.8702 -15.6204 -0.0019
328 AMPLOPSLS6 Max -2.982 -13.059 153.681 15.2228 -3.8699 -0.0011
328 AMPLOPSLS6 Min -4.961 -14.993 141.202 13.2388 -5.9169 -0.002
329 AMPLOPSLS1 Max 1.455 -0.168 223.621 11.1055 0.563 0.0013
329 AMPLOPSLS1 Min -9.669 -10.963 149.547 0.0188 -10.9267 -0.0052
329 AMPLOPSLS2 Max 35.036 17.069 270.938 19.4232 35.5926 0.4284
329 AMPLOPSLS2 Min -34.891 -19.232 63.784 -17.3183 -36.9792 -0.4317
329 AMPLOPSLS3 Max 20.072 31.075 229.397 33.587 20.0438 0.7783
329 AMPLOPSLS3 Min -19.926 -33.237 105.325 -31.482 -21.4303 -0.7817
329 AMPLOPSLS4 Max 34.851 31.094 243.824 31.6079 35.5114 0.7778
329 AMPLOPSLS4 Min -33.085 -31.286 49.908 -31.4772 -35.0038 -0.7808
329 AMPLOPSLS5 Max -12.212 -4.125 129.844 6.0812 -13.5492 0.000285
329 AMPLOPSLS5 Min -14.198 -6.052 116.622 4.1022 -15.6001 -0.0008793
329 AMPLOPSLS6 Max -2.875 -13.331 165.382 15.4017 -3.8074 -0.0027
329 AMPLOPSLS6 Min -4.861 -15.258 152.16 13.4227 -5.8583 -0.0038
330 AMPLOPSLS1 Max 1.661 -0.31 223.304 11.2086 0.6928 0.0003319
330 AMPLOPSLS1 Min -9.589 -11.114 131.174 0.1294 -10.8791 -0.0074
330 AMPLOPSLS2 Max 35.946 16.888 275.129 19.4583 36.4879 0.4254
330 AMPLOPSLS2 Min -35.536 -19.274 45.837 -17.1909 -37.7046 -0.4338
330 AMPLOPSLS3 Max 22.661 30.836 242.202 33.5846 22.572 0.7744
330 AMPLOPSLS3 Min -22.252 -33.222 78.764 -31.3172 -23.7887 -0.7828
330 AMPLOPSLS4 Max 35.733 30.872 247.568 31.593 36.3895 0.7739

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 44


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Joint OutputCase StepType F1 F2 F3 M1 M2 M3


Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
330 AMPLOPSLS4 Min -33.734 -31.252 34.747 -31.3262 -35.7304 -0.7818
330 AMPLOPSLS5 Max -12.02 -4.233 125.646 6.1684 -13.4417 0.0017
330 AMPLOPSLS5 Min -14.028 -6.161 109.201 4.1908 -15.5073 0.0003118
330 AMPLOPSLS6 Max -2.638 -13.38 170.69 15.446 -3.6653 -0.0037
330 AMPLOPSLS6 Min -4.647 -15.309 154.245 13.4683 -5.7308 -0.005
331 AMPLOPSLS1 Max 2.033 -0.1 224.308 11.0246 0.9333 -0.0053
331 AMPLOPSLS1 Min -9.337 -10.828 114.803 0.0127 -10.7294 -0.0135
331 AMPLOPSLS2 Max 37.493 16.873 277.394 19.2724 37.9871 0.3993
331 AMPLOPSLS2 Min -36.524 -18.972 29.876 -17.17 -38.8433 -0.4131
331 AMPLOPSLS3 Max 26.812 30.696 263.318 33.3198 26.6188 0.7296
331 AMPLOPSLS3 Min -25.843 -32.795 43.951 -31.2174 -27.475 -0.7434
331 AMPLOPSLS4 Max 37.234 30.704 249.124 31.3558 37.8586 0.73
331 AMPLOPSLS4 Min -34.744 -30.867 21.192 -31.2109 -36.8809 -0.7414
331 AMPLOPSLS5 Max -11.685 -3.935 125.535 5.9856 -13.2489 -0.0043
331 AMPLOPSLS5 Min -13.715 -5.85 105.989 4.02 -15.3307 -0.0057
331 AMPLOPSLS6 Max -2.276 -13.066 180.551 15.2479 -3.4399 -0.0096
331 AMPLOPSLS6 Min -4.306 -14.981 161.005 13.2823 -5.5217 -0.0111

Tabel 4.3.a. Distribusi gaya pada tiang pancang kombinasi beban (SLS) Pada Abutment Pemotongan

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
320 AMPLOPSLS1 Combination -0.63 -0.27 270.46 10.97 -0.63 0.00
320 AMPLOPSLS1 Combination -11.50 -10.97 175.66 0.06 -11.82 -0.01
320 AMPLOPSLS2 Combination 32.42 18.31 292.69 20.90 33.66 0.34
320 AMPLOPSLS2 Combination -35.66 -20.85 105.42 -18.70 -36.97 -0.35
320 AMPLOPSLS3 Combination 21.00 33.46 271.23 36.23 21.71 0.63
320 AMPLOPSLS3 Combination -24.24 -36.00 126.88 -34.04 -25.02 -0.63
320 AMPLOPSLS4 Combination 32.48 33.48 259.62 34.28 33.72 0.63
320 AMPLOPSLS4 Combination -33.66 -34.07 89.29 -34.03 -34.90 -0.63
320 AMPLOPSLS5 Combination -13.43 -4.45 238.11 6.15 -14.04 0.00
320 AMPLOPSLS5 Combination -15.37 -6.36 221.19 4.21 -16.03 0.00
320 AMPLOPSLS6 Combination -4.39 -13.35 196.09 15.26 -4.60 0.00
320 AMPLOPSLS6 Combination -6.33 -15.26 179.17 13.32 -6.60 0.00
321 AMPLOPSLS1 Combination -1.18 0.28 260.01 10.73 -0.98 0.01
321 AMPLOPSLS1 Combination -12.21 -10.53 185.66 -0.25 -12.27 0.00
321 AMPLOPSLS2 Combination 31.54 18.90 259.81 20.77 32.78 0.32
321 AMPLOPSLS2 Combination -35.78 -20.61 120.10 -19.05 -36.71 -0.31
321 AMPLOPSLS3 Combination 18.23 34.20 237.04 36.20 19.01 0.57
321 AMPLOPSLS3 Combination -22.47 -35.91 142.88 -34.47 -22.94 -0.57

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 45


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
321 AMPLOPSLS4 Combination 31.66 34.16 227.74 34.27 32.88 0.57
321 AMPLOPSLS4 Combination -33.68 -34.03 101.32 -34.43 -34.59 -0.57
321 AMPLOPSLS5 Combination -14.17 -3.88 222.73 5.84 -14.50 0.01
321 AMPLOPSLS5 Combination -16.14 -5.81 209.46 3.88 -16.52 0.01
321 AMPLOPSLS6 Combination -4.97 -13.02 194.45 15.09 -4.97 0.01
321 AMPLOPSLS6 Combination -6.94 -14.95 181.18 13.13 -6.99 0.01
322 AMPLOPSLS1 Combination -1.54 0.19 265.79 10.78 -1.21 0.01
322 AMPLOPSLS1 Combination -12.57 -10.66 205.32 -0.16 -12.50 0.00
322 AMPLOPSLS2 Combination 30.99 18.96 256.24 20.85 32.24 0.31
322 AMPLOPSLS2 Combination -35.74 -20.70 130.42 -19.06 -36.50 -0.31
322 AMPLOPSLS3 Combination 16.61 34.34 231.01 36.32 17.43 0.57
322 AMPLOPSLS3 Combination -21.36 -36.08 155.65 -34.53 -21.68 -0.56
322 AMPLOPSLS4 Combination 31.16 34.31 223.25 34.38 32.37 0.56
322 AMPLOPSLS4 Combination -33.60 -34.16 108.23 -34.50 -34.35 -0.56
322 AMPLOPSLS5 Combination -14.54 -3.85 225.99 5.85 -14.75 0.00
322 AMPLOPSLS5 Combination -16.51 -5.79 215.19 3.90 -16.76 0.00
322 AMPLOPSLS6 Combination -5.31 -13.08 203.92 15.16 -5.19 0.01
322 AMPLOPSLS6 Combination -7.28 -15.01 193.13 13.20 -7.21 0.00
323 AMPLOPSLS1 Combination -1.58 -0.08 268.46 10.99 -1.24 0.00
323 AMPLOPSLS1 Combination -12.60 -10.93 210.66 0.05 -12.52 0.00
323 AMPLOPSLS2 Combination 30.98 18.79 256.72 20.99 32.24 0.31
323 AMPLOPSLS2 Combination -35.74 -20.88 131.37 -18.92 -36.50 -0.31
323 AMPLOPSLS3 Combination 16.61 34.16 231.49 36.46 17.42 0.56
323 AMPLOPSLS3 Combination -21.36 -36.25 156.60 -34.38 -21.69 -0.56
323 AMPLOPSLS4 Combination 31.16 34.16 223.25 34.50 32.37 0.56
323 AMPLOPSLS4 Combination -33.60 -34.31 108.23 -34.38 -34.35 -0.56
323 AMPLOPSLS5 Combination -14.57 -4.03 228.43 6.01 -14.76 0.00
323 AMPLOPSLS5 Combination -16.54 -5.97 218.11 4.05 -16.78 0.00
323 AMPLOPSLS6 Combination -5.38 -13.26 210.95 15.30 -5.23 0.00
323 AMPLOPSLS6 Combination -7.34 -15.19 200.64 13.35 -7.25 0.00
324 AMPLOPSLS1 Combination -1.31 -0.15 268.95 11.07 -1.06 0.00
324 AMPLOPSLS1 Combination -12.28 -11.01 203.54 0.06 -12.31 -0.01
324 AMPLOPSLS2 Combination 31.52 18.70 261.41 20.98 32.76 0.31
324 AMPLOPSLS2 Combination -35.79 -20.81 123.30 -18.85 -36.71 -0.32
324 AMPLOPSLS3 Combination 18.20 34.01 238.63 36.40 19.00 0.57
324 AMPLOPSLS3 Combination -22.48 -36.12 146.07 -34.27 -22.95 -0.57
324 AMPLOPSLS4 Combination 31.66 34.03 227.74 34.43 32.88 0.57
324 AMPLOPSLS4 Combination -33.68 -34.16 101.32 -34.27 -34.59 -0.57
324 AMPLOPSLS5 Combination -14.24 -3.96 230.91 5.99 -14.55 0.00
324 AMPLOPSLS5 Combination -16.20 -5.90 219.24 4.03 -16.55 -0.01

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 46


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
324 AMPLOPSLS6 Combination -5.16 -13.18 217.99 15.28 -5.09 0.00
324 AMPLOPSLS6 Combination -7.12 -15.12 206.31 13.32 -7.10 0.00
325 AMPLOPSLS1 Combination -0.81 0.40 288.91 10.77 -0.75 0.01
325 AMPLOPSLS1 Combination -11.59 -10.49 212.56 -0.25 -11.88 0.00
325 AMPLOPSLS2 Combination 32.39 18.96 295.98 20.63 33.64 0.35
325 AMPLOPSLS2 Combination -35.68 -20.23 112.01 -18.98 -36.98 -0.34
325 AMPLOPSLS3 Combination 20.97 34.12 274.52 35.97 21.69 0.63
325 AMPLOPSLS3 Combination -24.26 -35.38 133.47 -34.32 -25.03 -0.63
325 AMPLOPSLS4 Combination 32.48 34.07 259.62 34.03 33.72 0.63
325 AMPLOPSLS4 Combination -33.66 -33.48 89.29 -34.28 -34.90 -0.63
325 AMPLOPSLS5 Combination -13.53 -3.31 254.98 5.62 -14.10 0.01
325 AMPLOPSLS5 Combination -15.45 -5.25 241.36 3.65 -16.09 0.00
325 AMPLOPSLS6 Combination -4.63 -12.55 244.66 14.92 -4.77 0.01
325 AMPLOPSLS6 Combination -6.56 -14.50 231.04 12.95 -6.76 0.01
326 AMPLOPSLS1 Combination 1.63 0.56 160.50 10.57 0.73 0.03
326 AMPLOPSLS1 Combination -9.47 -10.22 91.21 -0.41 -10.58 0.01
326 AMPLOPSLS2 Combination 35.04 16.32 214.08 17.89 35.23 0.32
326 AMPLOPSLS2 Combination -34.39 -17.53 49.90 -16.43 -36.19 -0.30
326 AMPLOPSLS3 Combination 23.49 29.33 205.66 31.08 23.21 0.57
326 AMPLOPSLS3 Combination -22.85 -30.54 58.32 -29.62 -24.17 -0.55
326 AMPLOPSLS4 Combination 34.84 29.25 195.89 29.17 35.14 0.57
326 AMPLOPSLS4 Combination -32.60 -28.69 44.10 -29.56 -34.25 -0.55
326 AMPLOPSLS5 Combination -11.85 -3.59 99.60 5.69 -13.08 0.02
326 AMPLOPSLS5 Combination -13.83 -5.51 87.23 3.73 -15.10 0.02
326 AMPLOPSLS6 Combination -2.74 -12.65 106.86 14.89 -3.61 0.01
326 AMPLOPSLS6 Combination -4.72 -14.57 94.49 12.93 -5.63 0.01
327 AMPLOPSLS1 Combination 1.37 0.61 191.67 10.59 0.53 0.02
327 AMPLOPSLS1 Combination -9.70 -10.24 124.59 -0.43 -10.76 0.01
327 AMPLOPSLS2 Combination 34.00 16.51 224.11 17.97 34.24 0.34
327 AMPLOPSLS2 Combination -33.84 -17.64 73.39 -16.54 -35.55 -0.32
327 AMPLOPSLS3 Combination 20.67 29.63 202.55 31.22 20.47 0.60
327 AMPLOPSLS3 Combination -20.51 -30.76 94.95 -29.80 -21.78 -0.58
327 AMPLOPSLS4 Combination 33.83 29.55 201.40 29.31 34.17 0.60
327 AMPLOPSLS4 Combination -32.03 -28.91 62.68 -29.74 -33.60 -0.58
327 AMPLOPSLS5 Combination -12.14 -3.53 119.46 5.67 -13.29 0.01
327 AMPLOPSLS5 Combination -14.11 -5.47 107.49 3.70 -15.31 0.01
327 AMPLOPSLS6 Combination -2.97 -12.72 134.38 14.95 -3.79 0.01
327 AMPLOPSLS6 Combination -4.95 -14.65 122.40 12.98 -5.80 0.01
328 AMPLOPSLS1 Combination 1.29 0.26 213.25 10.77 0.46 0.01
328 AMPLOPSLS1 Combination -9.72 -10.58 153.04 -0.21 -10.81 0.00

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 47


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
328 AMPLOPSLS2 Combination 33.42 16.34 230.57 18.15 33.69 0.33
328 AMPLOPSLS2 Combination -33.47 -17.93 91.88 -16.43 -35.16 -0.32
328 AMPLOPSLS3 Combination 19.02 29.52 203.05 31.45 18.86 0.60
328 AMPLOPSLS3 Combination -19.07 -31.11 119.40 -29.73 -20.32 -0.59
328 AMPLOPSLS4 Combination 33.26 29.48 204.78 29.51 33.62 0.59
328 AMPLOPSLS4 Combination -31.66 -29.21 76.85 -29.69 -33.20 -0.59
328 AMPLOPSLS5 Combination -12.26 -3.77 134.69 5.82 -13.39 0.00
328 AMPLOPSLS5 Combination -14.22 -5.71 123.94 3.86 -15.41 0.00
328 AMPLOPSLS6 Combination -3.03 -13.01 154.07 15.13 -3.84 0.00
328 AMPLOPSLS6 Combination -5.00 -14.94 143.33 13.17 -5.86 0.00
329 AMPLOPSLS1 Combination 1.34 -0.17 218.54 11.04 0.49 0.00
329 AMPLOPSLS1 Combination -9.70 -11.00 155.68 0.07 -10.80 -0.01
329 AMPLOPSLS2 Combination 33.43 16.02 231.52 18.37 33.69 0.32
329 AMPLOPSLS2 Combination -33.47 -18.26 92.36 -16.22 -35.15 -0.33
329 AMPLOPSLS3 Combination 19.03 29.19 204.00 31.66 18.86 0.59
329 AMPLOPSLS3 Combination -19.07 -31.44 119.87 -29.51 -20.32 -0.60
329 AMPLOPSLS4 Combination 33.26 29.21 204.78 29.69 33.62 0.59
329 AMPLOPSLS4 Combination -31.66 -29.48 76.85 -29.51 -33.20 -0.59
329 AMPLOPSLS5 Combination -12.23 -4.12 137.58 6.04 -13.38 -0.01
329 AMPLOPSLS5 Combination -14.20 -6.05 126.36 4.09 -15.39 -0.01
329 AMPLOPSLS6 Combination -2.96 -13.34 161.51 15.35 -3.80 -0.01
329 AMPLOPSLS6 Combination -4.93 -15.27 150.29 13.39 -5.82 -0.01
330 AMPLOPSLS1 Combination 1.50 -0.45 209.18 11.24 0.61 -0.01
330 AMPLOPSLS1 Combination -9.63 -11.30 133.34 0.21 -10.72 -0.02
330 AMPLOPSLS2 Combination 34.02 15.73 227.23 18.47 34.26 0.32
330 AMPLOPSLS2 Combination -33.83 -18.42 74.95 -16.04 -35.55 -0.34
330 AMPLOPSLS3 Combination 20.70 28.85 205.67 31.73 20.48 0.58
330 AMPLOPSLS3 Combination -20.50 -31.54 96.51 -29.30 -21.77 -0.60
330 AMPLOPSLS4 Combination 33.83 28.91 201.40 29.74 34.17 0.58
330 AMPLOPSLS4 Combination -32.03 -29.55 62.68 -29.31 -33.60 -0.60
330 AMPLOPSLS5 Combination -12.06 -4.32 129.03 6.18 -13.25 -0.01
330 AMPLOPSLS5 Combination -14.05 -6.25 115.50 4.21 -15.27 -0.02
330 AMPLOPSLS6 Combination -2.78 -13.50 158.99 15.45 -3.67 -0.01
330 AMPLOPSLS6 Combination -4.76 -15.43 145.45 13.49 -5.69 -0.01
331 AMPLOPSLS1 Combination 1.82 -0.36 195.85 11.17 0.85 -0.02
331 AMPLOPSLS1 Combination -9.38 -11.18 108.89 0.16 -10.53 -0.03
331 AMPLOPSLS2 Combination 35.08 15.64 220.39 18.35 35.25 0.29
331 AMPLOPSLS2 Combination -34.38 -18.22 53.05 -15.97 -36.18 -0.32
331 AMPLOPSLS3 Combination 23.53 28.65 211.97 31.54 23.24 0.54
331 AMPLOPSLS3 Combination -22.83 -31.23 61.48 -29.16 -24.16 -0.57

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 48


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
331 AMPLOPSLS4 Combination 34.84 28.69 195.89 29.56 35.14 0.55
331 AMPLOPSLS4 Combination -32.60 -29.25 44.10 -29.17 -34.25 -0.57
331 AMPLOPSLS5 Combination -11.74 -4.17 118.93 6.09 -13.01 -0.02
331 AMPLOPSLS5 Combination -13.74 -6.10 103.40 4.12 -15.04 -0.02
331 AMPLOPSLS6 Combination -2.47 -13.30 156.56 15.33 -3.45 -0.02
331 AMPLOPSLS6 Combination -4.47 -15.23 141.04 13.37 -5.48 -0.02

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa kapasitas aksial tekan 1 tiang abutment awal
sebesar Pu= 1288 kN dan nilai ini besar dari gaya yang bekerja sebesar > Pa= 384,16 kN.
Kondisi ini mengindikasikan bahwasanya kemampuan formasi tiang pada abutment
mencukupi daya dukung.

Sementara itu dari hasil perhitungan struktur abutment terpotong terlihat bahwa gaya
maksimum yang bekerja pada 1 tiang sebesar Pa= 295.98 kN. Kondisi ini mengindikasikan
bahwasanya terjadi penurunan gaya yang bekerja sebesar 22.9% . Hal ini berarti
kemampuan formasi tiang pada abutment yang dipangkas tinggi webnya menjadi lebih
pendek sangat mencukupi daya dukung.

IV.9. Rekomendasi Desain Pondasi

Dari hasil proses disain yang dilakukan mulai dari pendistribusian gaya dari SAP200v.11
sampai ke perhitungan kapasitas tiang pancang baik aksial tekan dan tarik maupun lateral
dapat disimpulkan bahwa tiang pancang dengan ∅40 cm, panjang L=30m dan berjumlah
n=12 mencukupi sebagai pondasi abutment Sungai Lembaga.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 49


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

BAB V

RESUME

5.1. Hasil Analisis dan Disain

Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan dibuat matriks hasil disain dengan
kondisi dimensi dan tulangan sebagai berikut :

No Elemen Tebal Pelat Tulangan Hasil Disain


1 Pile Cap 90 cm D22-200/D22-200
2 Web Abutment 50 cm D22-200/D19-200
3 Bearing Head 90 cm D22-200/D19-200
4 Head Cantilever 40cm/20cm D16-200/D12-200
5 Wing Wall 30cm 2D22/D16-200/D12-200
6 Treading Slab 20cm D16-200/D12-200
7 Tiang Pancang 12 Φ40, L=30m

5.2. Kesimpulan Analisis Gaya Abutment Yang Diperpendek Web

Dari hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan dibuat matriks komparasi gaya yang
terjadi antara abutment awal dengan abutment yang diperpendek webnya sebagai berikut :
Abutment Abutment
No Kriteri Satuan Keterangan
Awal Lapangan
Analisis
1 Periode Getar detik 0.279 0.236 Abt baru Kaku
2 Frekwensi Natural hertz 3.584 4.237 Abt baru Kaku
3 MPMR Trans-X % 94.2 98.7
4 Base Shear-X kN 515.9 496.27 Gaya Gempa abt baru kecil
5 Base Shear-y kN 518.1 485.9 Gaya Gempa abt baru kecil
6 Pile Cap Abutment
M11 kN.m 200 180 Momen abt baru kecil
M22 kN.m 60 50 Momen abt baru kecil
7 Web Abutment
F22 kN 275 270 Gaya Aksial web abt baru kecil
M22 kN.m 70 40 Momen web abt baru kecil
8 Gaya Pada 1 Pancang
F3 kN 384.16 295.98 Aksial Tiang abt baru kecil
F1 kN 37.493 35.08 Geser arah X Tiang abt baru kecil
F2 kN 37.146 34.34 Geser arah Y Tiang abt baru kecil

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 50


Justifikasi Teknis Pemotongan Web Abutment

Abutment Abutment
No Kriteri Satuan Keterangan
Awal Lapangan
M1 kN.m 39.1623 36.46 Momen-X Abt baru kecil
M2 kN.m 37.9871 35.25 Momen-Y Abt baru kecil
M3 kN.m 0.8491 0.63 Momen-Z Abt baru kecil

Dari perbandingan hasil analisis dan desain yang dilakukan terhadap abutment yang
webnya diperpendek dapat disimpulkan bahwa abutment tersebut memiliki gaya dalam
pada struktur yang lebih kecil dari konstruksi awal. Untuk tiang pancang abutment dengan
web yang lebih pendek memiliki gaya aksial, gaya geser-X dan Y serta Momen-X/Y/Z
yang juga lebih kecil. Data perhitungan tersebut membuktikan konstruksi abutment
yang ada menjadi lebih aman.

Analisa Sub Structure Jembatan Sungai Lembaga - 51

Anda mungkin juga menyukai