Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR

JEMBATAN
MEET OUR TEAM

Chrisjes Ofran P.S. Vonny Aulia


07201018 07201086
OUTLINE
JENIS JEMBATAN

KONSEP STRUKTUR

METODE PEMBUATAN
JEMBATAN
PENGERTIAN
JEMBATAN
Jembatan adalah suatu konstruksi yang dibangun dengan melewati
penghalang atau rintangan berupa sungai, danau, selat, rawa, rel, jalan, dan
lain-lain dengan tujuan untuk menghubungkan dua daerah guna
memperlancar transportasi darat.

Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang


memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau
menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya. Secara umum
bentuk dan bagian-bagian suatu struktur jembatan dapat dibagi dalam 4
bagian utama, yaitu: struktur atas, struktur bawah, bangunan pelengkap dan
pengaman jembatan, serta trotoar.
SPESIFIKASI
JEMBATAN
Persyaratan teknis yang Acuan prosedur kerja
1 disusun oleh perencana
4 untuk mewujudkan
untuk mencapai mutu rencana perencana,
bangunan yang pelaksana dan
diinginkan oleh pemilik pengawas untuk
mencapai mutu, waktu
pelaksanaan dan dana
Bagian dari perjanjian
2 kerjasama antara
yang telah disepakati
bersama dalam
pemilik dan pelaksana
perjanjian konrak

Acuan pelaksana untuk Acuan pokok pelaksana


3 menyusun strategi
5 memberikan batas-
dalam penyusunan batas bagi usaha yang
harga penawaran pada kreatif untuk melakukan
proses tender penghematan dan
meningkatkan
keuntungan
JEMBATAN BENTANG
PENDEK
jEMBATAN BENTANG PENDEK
BIASANYA DIEMUKAN DI
ALIRAN SUNGAI IRIGASI DAN
SUNGAI KECIL LAINNYA.
BENTANG JEMBATAN INI
KURANG DARI 40 METER.
KONSTRUKSI PEMIKUL UTAMA
BERUPA BALOK MEMANJANG
YANG DIPASANG SEJARAK 45-
100 CM.
JEMBATAN BENTANG
MENENGAH
jEMBATAN BENTANG
MENENGAH BIASA DITEMUKAN
DI SUNGAI-SUNGAI BESAR DAN
DIGUNAKAN SEBAGAI
PENGHUBUNG JALAN ANTAR
KOTA. BENTANG JEMBATAN INI
BERKISAR ANTARA 40-125
METER.
JEMBATAN BENTANG
PANJANG
jEMBATAN BENTANG PANJANG
BIASANYA MEMANFAATKAN
KABEL SEBAGAI ELEMEN
UTAMA KONSTRUKSI. BENTANG
DARI JEMBATAN INI BIASANYA
LEBIH DARI 125 METER.
PEMBEBANAN
JEMBATAN
Beban
permanent (tetap)
Beban permanen atau beban tetap merupakan beban yang harus dihitung
berdasarkan dimensi dan berat jenis bahan yang dipakai serta komponen
yang melekat pada jembatan tersebut.

Berat sendiri Beban mati tambahan


1 merupakan berat yang 2 adalah berat seluruh
dipikul dari elemen- bahan yang membentuk
elemen struktur dan suatu beban pada
elemen non struktur jembatan yang
lainnya yang masuk merupakan elemen
dalam unsur nonstruktural dan
pendukung jembatan besarnya dapat berubah
yang dianggap tetap selama umur jembatan.
Beban
hidup
Beban hidup pada jembatan yang harus ditinjau dalam dua macam, yaitu
beban "T" yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan
beban "D" untuk jalur gelagar. Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan
jembatan, harus digunakan "T" seperti dijelaskan sebagai berikut: Beban "T"
adalah beban kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda (Dual
Wheel Load) sebesar 10 ton. Untuk perhitungan kekuatan gelagar harus
digunakan beban "D" yaitu beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari
beban terbagi rata sebesar "q" ton/meter panjang per jalur dan beban garis
"P" ton per jalur lalu lintas tersebut.
BEBAN KEJUT
Untuk memperhitungkan pengaruh getaran-getaran dan pengaruh dinamis
lainnya, tegangan-tegangan akan memberikan hasil maksimum sedangkan
beban merata "q" dan beban "T" tidak dikalikan dengan koefisien kejut.

GAYA AKIBAT TEKANAN TANAH


Bagian bangunan jembatan yang menahan tanah harus direncanakan dapat
menahan tekanan tanah sesuai rumus-rumus yang ada. Beban kendaraan
dibelakang bangunan penahan tanah diperhitungkan senilai muatan tanah
setinggi 60 cm. Jika dinding turap bergerak ke luar dari tanah urugan, maka
tanah urugan akan bergerak longsor ke bawah dan menekan dinding
penahan tanah.
Beban
Sekunder
Beban sekunder adalah beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam
perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Yang termasuk
beban sekunder antara lain:

BEBAN ANGIN
Pengaruh beban angin pada jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya
beban angin horizontal terbagi rata pada bidang vertikal jembatan, dalam
arah tegak lurus sumbu memanjang jembatan. Jumlah luas bidang vertikal
bangunan atas jembatan dianggap terkena oleh angin ditetapkan sebesar
suatu presentase tertentu terhadap luas bagian sisi jembatan dan luas
vertikal beban hidup.
GAYA AKIBAT PERBEDAAN SUHU
Peninjauan diadakan terhadap timbulnya tegangan-tegangan struktural
karena adanya perubahan suhu akibat perbedaan suhu antara bagian-bagian
jembatan baik yang menggunakan bahan yang sama maupun dengan bahan
yang berbeda. Perbedaan suhu ditetapkan sesuai dengan data
perkembangan suhu setempat.

GAYA RANGKAK DAN SUSUT


Pengaruh rangkak dan susut bahan beton terhadap konstruksi, harus ditinjau
besarnya pengaruh tersebut apabila tidak ada ketentuan lain, dapat dianggap
senilai dengan gaya yang timbul akibat turunnya suhu.
GAYA REM
Pengaruh gaya-gaya dalam arah memanjang jembatan akibat gaya rem harus
ditinjau. Pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan pengaruh gaya rem
sebesar 5% dari beban "D" tanpa koefisien kejut yang memenuhi semua lajur
lalu lintas yang ada, dan dalam satu jurusan. Gaya rem tersebut dianggap
bekerja horizontal dalam sumbu jembatan.

GAYA AKIBAT GEMPA BUMI


Jembatan yang akan dibangun pada daerah-daerah dimana diperkirakan
terjadi pengaruh-pengaruh gempa bumi harus direncakan dengan
menghitung pengaruh gempa bumi.
DISTRIBUSI
PEMBEBANAN
JEMBATAN
DISTRIBUSI Beban
MATI
BEBAN MATI PRIMER
Beban mati yang digunakan dalam perhitungan kekuatan gelagar adalah
berat sendiri pelat dan sistem lainnya yang dipikul langsung oleh masing-
masing gelagar tersebut.

BEBAN MATI SEKUNDER


Beban mati sekunder yaitu kerb, trotoar, tiang sandaran dan lain-lain yang
dipasang setelah pelat di cor, dan dapat dianggap terbagi rata di semua
gelagar.
DISTRIBUSI Beban
HIDUP
BEBAN "T"
Dalam menghitung kekuatan lantai akibat beban "T" dianggap bahwa beban
tersebut menyebar ke bawah dengan arah 45 derajat sampai ke tengah-
tengah tebal lantai.

BEBAN "D"
Dengan menghitung momen dan gaya lintang dianggap bahwa gelagar
mempunyai jarak dan kekuuatan yang sama atau hampir sama, sehingga
penyebaran beban "D" melalui lantai kendaraan ke gelagar harus dihitung.
TAHAPAN PERENCANAAN
JEMBATAN

25% 50% 75% 100%

Tahapan Perencanaan Perencanaan Perencanaan


Design Bangunan Bangunan Pondasi
Atas Bawah
TAHAPAN
DESIGN
Melakukan survey Menentukan beban
1 pendahuluan untuk
4 yang bekerja pada
mengumpulkan data jembatan
dasar perencanaan

Membuat pradesign Melakukan perhitungan


2 5 analisa struktur

Menentukan design
3 Menentukan dimensi
akhir dari struktur atas 6 tiap elemen jembatan
dan bawah jembatan
PERENCANAAN
BANGUNAN ATAS
Pengumpulan data yang Preliminary design
1 diperlukan seperti:
4 untuk penentuan
fungsi jembatan, lebar struktur atas dan bawah
jalan, data tanah, dll,

Pembuatan bentuk atau Analisa struktur untuk


2 arsitektur jembatan
5 mendapatkan gaya-gaya
dalam dengan
pembebanan yang
Permodelan struktur,
3 pembuatan model
direncanakan.

analisa
Perencanaan
BANGUNAN BAWAH
Menentukan letak Menentukan beban
1 kepala jembatan dan
4 yang bekerja pada
pilar berdasarkan kepala dan pilar
sungai dan tanah. jembatan

Menentukan bentuk dan Melakukan perhitungan


2 dimensi awal kepala dan
5 mekanika teknik untuk
pilar jembatan mendapatkan gaya
dalam

Menentukan bentuk Menentukan dimensi


3 pondasi yang sesuai
6 akhir dan penulangan
dengan kondisi tanah berdasarkan gaya dalam
Perencanaan
PONDASI
Menentukan beban Kapasitas pondasi harus
1 yang bekerja pada
5 proporsional dengan
pondasi bahan yang digunakan

Melakukan perhitungan Kapasitas pondasi


2 untuk mendapat gaya
6 ditentukan dengan
luar dari tekanan tanah, kapasitas 'reh
gaya reaksi, dan gaya
dalam pada pondasi Kapasitas pondasi
7 ditentukan dengan
Menentukan dimensi kestabilan tanah
3 dan pendetailan pendukung
penampang
berdasarkan gaya dalam Kontrol ketahanan
8 pondasi terhadap
Pengecekan kapasitas kemungkinan geser,
4 pondasi guling dan penurunan
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai