Anda di halaman 1dari 10

PEMBEBANAN STRUKTUR BANGUNAN

1.Beban Mati.

Pembebanan pada Struktur oleh beban mati (beban mati) Merujuk kepada beban tetap atau beban
statistik yang dihasilkan oleh berat sendiri struktur dan elemen-elemen permanen lainnya yang
tidak berubah seiring waktu. Beban mati ini adalah faktor penting yang harus diperhitungkan dalam
perancangan dan analisis struktur bangunan, karena beban ini akan selalu ada dan tidak akan
berubah kecuali ada perubahan dalam konstruksi atau struktur itu sendiri.

Beban mati dapat terdiri dari beberapa komponen, seperti:

1. Berat Sendiri Struktur (Bobot Mati): Ini adalah berat sendiri dari elemen struktural seperti
dinding, lantai, kolom, balok, atap, dan fondasi. Beban mati ini adalah beban utama yang harus
diperhitungkan.
2. Material Tambahan: Ini termasuk berat material tambahan yang tetap seperti perangkat
mekanis, peralatan listrik, pipa, dan perabotan yang tetap. Misalnya, dalam bangunan komersial,
sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) akan menambah beban mati.
3. Penutup Lantai dan Dinding: Berat dari penutup lantai, dinding interior, dan penutup eksterior
juga termasuk dalam beban mati.
4. Elemen Tambahan Lainnya: Beban mati juga dapat mencakup elemen lain yang tetap dan
memiliki berat, seperti tangga, lift, dan saluran udara.
5. Material Struktural Tambahan: Ini mencakup berat dari material tambahan yang digunakan
dalam konstruksi seperti isolasi termal, lapisan peredam suara, atau perlindungan api.

Pembebanan beban mati harus diperhitungkan dengan cermat dalam perancangan struktur karena
dapat berdampak besar pada kekuatan dan stabilitas bangunan. Perhitungan beban mati harus
mempertimbangkan material konstruksi yang digunakan, dimensi struktur, dan komponen lain yang
ada di dalam bangunan.
Selain beban mati, ada juga beban hidup (live load) yang berasal dari penggunaan bangunan dan
dapat berubah-ubah. Perancangan struktur harus mempertimbangkan kedua jenis beban ini untuk
memastikan keamanan dan kinerja struktur yang baik.

2.Beban Hidup

Pembebanan pada Struktur oleh beban hidup (live load) Merujuk pada beban
yang berubah-ubah dan disebabkan oleh aktivitas manusia, peralatan, atau benda-benda
lain yang dapat berpindah ke dalam atau di atas struktur. Beban hidup harus
diperhitungkan dengan hati-hati dalam perancangan dan analisis struktur bangunan
karena dapat mempengaruhi kekuatan dan stabilitas struktur saat digunakan oleh manusia
atau entitas lain.
Beberapa contoh beban hidup termasuk:
1. Beberapa Penghuni (Beban Hunian): Ini adalah beban yang dihasilkan oleh jumlah
orang yang hadir di dalam ruangan atau bangunan. Misalnya, dalam merancang sebuah
gedung perkantoran, perlu memperhitungkan jumlah karyawan atau pengunjung yang
berada di dalam gedung pada suatu waktu.
2. Peralatan dan Furnitur: Beban hidup juga mencakup peralatan dan furnitur yang
digunakan dalam suatu ruangan. Ini termasuk meja, kursi, peralatan dapur, dan peralatan
lainnya yang mungkin ada di gedung atau rumah.
3. Kendaraan: Beban hidup dapat dihasilkan oleh kendaraan yang bergerak di atas atau di
sekitar struktur, seperti mobil, truk, atau kendaraan berat lainnya. Ini adalah faktor
penting dalam merancang jembatan, parkir, atau area yang menerima lalu lintas
kendaraan.
4. Beban Peralatan Industri: Pabrik dan fasilitas industri sering memiliki peralatan berat
yang menghasilkan beban hidup. Ini bisa termasuk mesin produksi, tangki penyimpanan,
atau peralatan berat lainnya.
5. Beban Hewan Peliharaan: Jika bangunan adalah tempat tinggal untuk hewan peliharaan
atau ternak, beban hidup dapat berasal dari berat hewan tersebut.
6. Beban Cuaca Ekstrem: Dalam beberapa kasus, beban hidup dapat termasuk beban
cuaca ekstrem seperti angin kencang, salju, atau es yang menumpuk pada struktur.
Perhitungan beban hidup harus memperhitungkan faktor-faktor seperti jenis aktivitas yang
berlangsung, kepadatan manusia atau benda-benda yang terlibat, distribusi beban, dan faktor-
faktor lain yang mungkin mempengaruhi beban hidup. Standar perancangan bangunan dan
struktur biasanya memberikan pedoman tentang bagaimana menghitung dan mempertimbangkan
beban hidup yang relevan sesuai dengan jenis bangunan atau struktur yang dirancang.
Penting untuk menghitung baik beban hidup maupun beban mati dengan cermat dalam
perancangan struktur guna memastikan keamanan, stabilitas, dan kinerja yang baik dalam
berbagai kondisi penggunaan.

3.Beban Angin
Pembebanan struktur oleh beban angin adalah salah satu aspek penting dalam perancangan
bangunan dan struktur, terutama jika bangunan tersebut terletak di daerah yang rentan terhadap
angin kencang. Beban angin adalah beban lateral yang diakibatkan oleh tekanan angin pada
permukaan eksterior bangunan dan dapat mempengaruhi stabilitas, kekuatan, dan keselamatan
struktur tersebut. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembebanan
struktur oleh beban angin:
1. Zonasi Angin: Pertama-tama, penting untuk menentukan zona angin di lokasi bangunan.
Standar dan kode bangunan biasanya mengkategorikan wilayah geografis berdasarkan
kecepatan angin rata-rata dan frekuensi angin kencang. Zona angin ini akan digunakan
sebagai dasar untuk menghitung beban angin yang akan diterima oleh struktur.
2. Pemilihan Koefisien Angin: Koefisien angin adalah faktor yang digunakan untuk
mengalikan tekanan angin pada bangunan untuk menghitung beban lateral yang diterima
struktur. Koefisien angin ini tergantung pada bentuk, tinggi, dan karakteristik bangunan.
Standar perancangan akan memberikan tabel atau grafik koefisien angin yang sesuai
dengan jenis struktur.
3. Perhitungan Tekanan Angin: Tekanan angin pada permukaan eksterior bangunan harus
dihitung berdasarkan rumus-rumus yang diberikan dalam standar desain. Ini melibatkan
perhitungan tekanan angin eksternal dan internal, serta perhitungan koefisien tekanan
angin yang diterapkan pada permukaan bangunan.
4. Perancangan Struktur: Setelah beban angin dihitung, struktur bangunan harus
dirancang untuk menampung beban angin tersebut. Ini termasuk desain dinding penahan
angin, sistem penahan angin seperti tali kawat atau baut, dan kekuatan struktural yang
sesuai untuk menangani beban angin.
5. Uji Keamanan: Struktur yang dirancang harus diuji dengan analisis struktural yang
cermat untuk memastikan bahwa struktur mampu menahan beban angin dengan aman. Ini
melibatkan penggunaan perangkat lunak permodelan dan analisis struktural.
6. Tindakan Mitigasi: Terkadang, perlu diambil tindakan mitigasi tambahan untuk
mengurangi tekanan angin pada struktur, seperti penggunaan pelindung angin atau
peninggian profil bangunan.
Selain itu, penting untuk selalu mengacu pada standar perancangan yang berlaku dan mengikuti
peraturan dan pedoman yang ada untuk pembebanan struktur oleh beban angin. Beban angin
adalah salah satu faktor penting dalam perancangan bangunan yang menjamin keselamatan dan
integritas struktur tetap terjaga, terutama di daerah yang sering terkena angin kencang atau badai.

4.Beban Gempa

Pembebanan struktur oleh beban gempa adalah salah satu aspek kritis dalam perancangan
bangunan dan struktur di daerah yang rentan terhadap gempa bumi. Gempa bumi menghasilkan
gaya-gaya inersia yang dapat mengganggu dan merusak struktur. Oleh karena itu, perlu adanya
perencanaan dan perhitungan yang cermat untuk memastikan struktur dapat bertahan saat terjadi
gempa. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembebanan struktur
oleh beban gempa:

1. Pengkategorian Daerah Gempa: Pertama-tama, wilayah geografis harus ditentukan


berdasarkan potensi gempa bumi. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan peta
kerentanan gempa bumi dan zona gempa yang dikeluarkan oleh otoritas geologi atau
lembaga terkait. Zona-zona ini akan memberikan dasar untuk menghitung beban gempa
yang mungkin terjadi.

2. Parameter Gempa: Parameter gempa yang penting meliputi percepatan tanah, respons
spektrum, dan periode struktur. Data geoteknik dan seismik harus digunakan untuk
menghitung parameter-parameter ini sesuai dengan zona gempa yang relevan.
3. Perancangan Gaya Gempa: Gempa menghasilkan gaya-gaya inersia yang harus
diterapkan pada struktur. Ini termasuk gaya lateral (horizontal) dan gaya vertikal yang
dihasilkan oleh percepatan tanah saat gempa terjadi. Perhitungan ini melibatkan rumusan
dinamika struktural yang kompleks.

4. Perancangan Struktur: Struktur bangunan harus dirancang untuk mampu menahan


beban gempa yang dihasilkan. Ini melibatkan penggunaan sistem penahan gempa seperti
dinding penahan gempa, baut khusus, dan perkuatan struktural yang dirancang untuk
menangani gaya-gaya gempa.

5. Uji Keamanan: Struktur yang dirancang harus diuji dengan analisis struktural yang
cermat untuk memastikan bahwa struktur mampu menahan beban gempa dengan aman.
Ini termasuk penggunaan perangkat lunak permodelan dan analisis struktural yang sesuai.

6. Tindakan Mitigasi: Selain merancangan yang baik, tindakan mitigasi tambahan seperti
isolasi dasar atau peredam gempa dapat digunakan untuk mengurangi dampak gempa
pada struktur.

7. Peraturan dan Standar: Semua perencanaan dan perancangan harus mengikuti


peraturan dan standar perancangan bangunan yang berlaku di wilayah tersebut. Setiap
negara atau wilayah biasanya memiliki kode bangunan dan pedoman yang mengatur
pembebanan struktur oleh beban gempa.

Pembebanan struktur oleh beban gempa adalah langkah penting dalam memastikan keamanan
bangunan dan struktur saat terjadi gempa bumi. Perencanaan yang baik dan perhitungan yang
tepat akan membantu mencegah kerusakan serius dan potensi bahaya bagi penghuni bangunan
serta menjaga integritas struktur.

5.Beban Tanah.

Pembebanan struktur oleh beban tanah Merujuk pada pengaruh berat dan tekanan tanah terhadap
struktur bangunan atau konstruksi lainnya. Beban tanah adalah salah satu faktor penting yang
harus diperhitungkan dalam desain dan konstruksi struktur, terutama untuk bangunan bawah
tanah, pondasi, dinding penahan tanah, dan struktur yang berinteraksi langsung dengan tanah.
Beban tanah dapat berasal dari beberapa sumber, dan pemahaman yang baik tentang beban tanah
sangat penting dalam perencanaan konstruksi. Berikut adalah beberapa jenis pembebanan
struktur oleh beban tanah:

1. Beban Berat Sendiri Tanah (Beban Mati): Ini adalah beban yang dihasilkan oleh berat sendiri
tanah di atas suatu area atau volume tertentu. Beban ini dapat bervariasi tergantung pada jenis
tanah, kedalaman, dan volume yang ada di atas suatu struktur. Untuk perhitungan, berat jenis
tanah dan volume tanah yang harus ditentukan oleh struktur harus diperhitungkan.
2. Beban Hidrostatik Tanah: Pada konstruksi bawah tanah atau dinding penahan tanah, tekanan
hidrostatik tanah dari tanah yang lembab atau udara tanah dapat memberikan beban lateral yang
signifikan pada struktur dinding. Tekanan hidrostatik ini harus diperhitungkan dalam desain
dinding penahan tanah, terowongan, atau basement.
3. Beban Lalu Lintas dan Aktivitas Manusia: Jika suatu struktur berada di permukaan tanah,
seperti jalan, trotoar, atau bangunan komersial, pembebanan oleh kendaraan, pejalan kaki, dan
aktivitas manusia harus diperhitungkan. Ini mencakup pembebanan oleh berat kendaraan, pejalan
kaki, dan peralatan yang digunakan dalam aktivitas harian.
4. Beban Tambahan seperti Beban Salju dan Gempa: Beban tambahan seperti beban salju pada
atap bangunan dan beban gempa juga harus diperhitungkan bersamaan dengan beban tanah. Hal
ini akan mempengaruhi arsitektur struktur yang lebih kompleks, seperti bangunan tinggi atau
infrastruktur penting.
5. Beban Tidak Rata atau Setempat: Beban tanah tidak selalu merata di seluruh area struktur.
Ada situasi di mana beban tanah setempat atau tidak merata, seperti di bawah pondasi, perlahan
bisa berubah, dan ini perlu diperhitungkan secara khusus dalam perancangan.

Penting untuk bekerja sama dengan insinyur sipil atau profesional yang berpengalaman dalam
perencanaan dan perhitungan beban tanah untuk memastikan bahwa konstruksi struktur dapat
menahan beban tanah dengan aman dan efisien. Perencanaan yang tepat akan menjamin stabilitas
dan keamanan struktur seiring berjalannya waktu.
6. Beban Air.

Pembebanan pada struktur oleh beban air adalah konsep yang penting dalam rekayasa sipil,
terutama ketika struktur berada di dalam atau dekat dengan air seperti sungai, danau, laut, atau
kolam renang. Pemahaman yang baik tentang pembebanan oleh beban air sangat penting untuk
merancang struktur yang kuat dan aman. Beban air dapat berasal dari berbagai sumber, dan
beberapa konsep utama yang terkait dengan pembebanan oleh beban air termasuk:

1. Tekanan Hidrostatik: Ini adalah tekanan yang dihasilkan oleh berat air di atas suatu titik
atau area tertentu. Tekanan hidrostatik meningkat seiring kedalaman air. Tekanan ini
berperan penting dalam desain struktur yang terendam atau terkena air.

2. Gaya Angin dan Gelombang: Beban air juga dapat berasal dari angin yang mendorong air
dan gelombang yang dihasilkan oleh angin atau aktivitas lainnya di atas permukaan air.
Gaya ini dapat berdampak pada struktur yang terpapar oleh air seperti dermaga,
pelabuhan, atau bangunan di tepi laut.

3. Beban Air yang Bergerak: Pada kasus sungai atau aliran air, beban air yang mengalir juga
harus dipertimbangkan. Gaya lateral yang dihasilkan oleh aliran air dapat memengaruhi
jembatan, bendungan, atau struktur lain yang melintasi sungai atau saluran air.

4. Analisis Struktural: Untuk memastikan bahwa suatu struktur dapat menahan beban air
dengan aman, analisis struktural yang cermat harus dilakukan. Ini melibatkan perhitungan
dan pemodelan yang memperhitungkan tekanan hidrostatik, gaya angin, gelombang, dan
faktor lainnya.

5. Material Tahan Air: Struktur yang berinteraksi dengan air harus dibangun dengan
material yang tahan terhadap korosi atau kerusakan akibat paparan air. Ini sering
melibatkan penggunaan beton khusus, pelapisan anti-korosi, atau material lain yang tahan
terhadap air.

6. Pengamanan dan Perawatan: Pemeliharaan dan pengamanan struktur terhadap beban air
sangat penting untuk mencegah kerusakan atau kegagalan. Ini termasuk pemantauan
teratur, perbaikan, dan tindakan lain yang diperlukan untuk menjaga keandalan struktur.
7.Kombinasi Beban.

Pembebanan struktur dengan kombinasi beban adalah proses penghitungan efek gabungan dari
berbagai jenis beban yang bekerja pada sebuah struktur. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa struktur tersebut aman dan dapat menangani semua beban yang mungkin diterimanya.
Berbagai jenis beban yang diperhitungkan dalam pembebanan struktur kombinasi antara lain
beban mati, beban hidup, beban angin, beban gempa, dan beban lainnya yang relevan.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembebanan struktur dengan kombinasi beban:

1. Identifikasi Beban:

o Beban Mati (Dead Load): Ini adalah beban tetap yang dihasilkan oleh berat
sendiri dari elemen struktural, material bangunan, peralatan permanen, dan benda-
benda yang tidak bergerak dalam struktur.

o Beban Hidup (Live Load): Ini adalah beban yang berubah-ubah, seperti orang-
orang yang berada di dalam bangunan, peralatan bergerak, meja, kursi, dan beban
sementara lainnya.

o Beban Angin (Wind Load): Ini adalah tekanan dan gaya yang dihasilkan oleh
angin yang bekerja pada struktur. Beban angin dapat bervariasi tergantung pada
tinggi bangunan dan lokasi geografisnya.

o Beban Gempa (Seismic Load): Ini adalah beban akibat gempa bumi yang dapat
mempengaruhi struktur. Tingkat bahaya gempa juga akan memengaruhi beban
gempa yang harus dipertimbangkan.

2. Penentuan Kombinasi Beban:

o Berdasarkan standar desain dan peraturan bangunan yang berlaku, seperti Kode
Bangunan setempat, harus ditentukan kombinasi beban yang sesuai. Ini dapat
mencakup kombinasi berat mati, berat hidup, beban angin, dan beban gempa
dengan faktor keamanan yang relevan.
3. Analisis Struktur:

o Setelah kombinasi beban ditentukan, dilakukan analisis struktural menggunakan


metode yang sesuai. Analisis ini dapat melibatkan perangkat lunak komputer atau
perhitungan manual tergantung pada kompleksitas struktur.

4. Verifikasi Keamanan:

o Hasil analisis digunakan untuk memverifikasi bahwa struktur memenuhi


persyaratan keamanan yang ditetapkan dalam standar desain. Jika struktur tidak
memenuhi persyaratan ini, perlu dilakukan perubahan desain atau peningkatan
struktur.

Anda mungkin juga menyukai