Anda di halaman 1dari 9

Materi 1

DEFINISI SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN

Yoke Prima Hendrawan, ST., MM., IAI.


A. Definisi Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

1. Sistem Struktur

Defenisi mengenai sistem struktur dalam hubungannya dengan bangunan :


a. Struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban akibat penggunaan dan atau
kehadiran bangunan ke dalam tanah.
b. Struktur sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami
sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam ruang yang
didalamnya karakter keseluruhan mendominasi interelasi bagian-bagiannya.
c. Sistem struktur pada bangunan merupakan bagian utama yang mendukung bangunan
agar dapat berdiri kokoh.

Sistem struktur pada bangunan berlantai dapat ditempatkan pada bagian:


a. Sub Struktur berupa pondasi yang diberada pada bagian bawah pondasi atau di dalam
tanah, fungsi pondasi sebagai penerima gaya yang akan disalurkan ke tanah.
b. Super Struktur berupa kolom, balok, plat lantai. Bagian ini berada pada bagian badan
bangunan yang mana fungsinya sebagai penyalur gaya di dalam bangunan.
c. Up Struktur berupa kuda-kuda yang berfungsi sebagai penopang material penutup yaitu
atap dan kuda-kuda juga berguna sebagai penyalur beban dari atap.
2. Sistem Konstruksi

Defenisi sistem konstruksi dalam bangunan merupakan bagian atau elemen yang menempel
pada sistem struktur utama, sedangkan fungsi dari sistem konstruksi adalah elemen yang
dapat menyebarkan gaya dan menerima beban secara langsung.

Penempatan sistem konstruksi pada bangunan berlantai berada pada:


a. Super Struktur berupa tangga, dinding, plafond. Fungsi sistem konstruksi yang berada
pada bagian super struktur adalah menyalurkan gaya-gaya ke sistem struktur bangunan.
b. Up Struktur berupa atap, listplank, talang air. Fungsi system konstruksi yang berada pada
bagian up struktur adalah penerima beban secara langsung. Beban yang diterima berupa
beban angin dan hal ini terjadi pada system konstruksi atap, sedangkan listplank
berfungsi sebagai penrima beban angin dari arah samping atap sedangkan talang air
berfungsi sebagai penyalur air hujan pada atap dan talang air juga dapat berfungsi
sebagai pembentuk atap.
B. Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Dalam Arsitektur
Dalam bangunan berlantai sistem struktur dan konstruksi merupakan bagian yang
memikul beban dan gaya-gaya baik dari luar yang terjadi pada atap, lantai dan dinding
melalui mekanisme pemikulan beban dalam ke tanah. Struktur dapat dijadikan sebagai
prinsip perancangan yang dapat diatur dalam mekanisme pemikulan beban. Dalam hal
tersebut dapat mengandung arti tindakan menetapkan hirarki dan tatanan sekaligus dari
segi perwujudan ruang arsitektural dan tenaga fisik.

Sistem struktur dan konstuksi pada bangunan dalam bentuk arsitektur, memiliki fungsi
sebagai penerima beban dan penyalur beban. Jenis-jenis beban yag diterima dan
disalurkan dalam system struktur dan konstruksi pada bangunan, adalah:

1. Beban Statis dan Dinamis


Beban statis biasa juga disebut beban stasioner atau beban bangunan yang tak
bergerak/ diam. Beban ini dapat berupa beban yang bisa diperkirakan oleh arsitek
dalam merancang bangunan. Beban dinamis atau beban yang bergerak, seperti dalam
hal angin atau sebuah lokomotif yang melintasi jembatan, mengemukakan tugas-tugas
perancangan structural yang lebih sulit karena baik besarnya maupun lamanya usia
beban dapat diramalkan hanya dalam batas-batas tertentu.
2. Beban Hidup
Beban hidup adalah beban rencana yang menyatakan anggapan statistic berdasarkan
pengalaman mengenai penggunaan masa depan yang diperkirakan dari suatu ruang
yang direncanakan. Beban hidup meliputi semua beban selain berat struktur bangunan
– penghuni, meubel, perlengkapan dan mesin-mesin. Hujan, angin, gempa bumi dan
tekanan air merupakan beban hidup yang besar dan lamanya berubah-ubah.

3. Beban Mati
Beban mati adalah berat bahan-bahan struktural dan komponen-komponen yang
merupakan system tanggap gaya.

4. Beban Angin
Beban angin merupakan beban dinamis tapi dalam analisis diperlukan sebagai beban
statis ekivalen, yaitu sebagai asumsi rata-rata statistic gaya pada bangunan.

5. Beban Gempa
Beban gempa biasanya berintesnsitas tinggi dan berlangsung singkat. Jadi beban gempa
cenderung mempunyai dampak yang lebih besar terhadap suatu struktur daripada
beban yang sama dan digunakan selama masa yang lebih lama.

6. Beban Termal.
Beban termal disebabkan oleh perubahan-perubahan suhu, yang cenderung mengubah
bentuk dan dimensi elemen-elemen structural sesuai dengan waktu dan musim.
Dalam penetuan arah dan besar beban yang terjadi dalam suatu bangunan dapat
mempengaruhi kondisi bangunan sehingga strategi pemikulan beban dapat disesuaikan
dengan pengaturan bentangan (horizontal) dan tumpuan (vertical) agar bagian-bagian dalam
bangunan dapat memberi suatu rangka ruang untuk mengalihkan semua beban ke tanah.
Dalam menyelesaikan sistem pembebanan dalam bangunan maka sistem struktur yang
berperan aktif dalam penyaluran gaya dari beban, sehingga penerima beban dpat
dikategorikan ke dalam dua sistem tumpuan, yaitu tumpuan linear dan tumpuan tak menerus.

1. Sistem tumpuan linear, yaitu suatu rakitan pendukung beban dimana sebagian
besar tembok eksterior digunakan untuk penutup maupun terus menerus menunjang lantai
dan atap.
2. Sistem tumpuan tak menerus, yaitu rakitan pendukung beban dimana beban-beban
bentangan horizontal dialihkan pertama-tama ke tumpuan-tumpuan titik (kolom
atau tiang) dan kemudian vertical ke tanah.

Dari sistem pemikulan beban dan penyaluran gaya maka elemen-elemen struktur
dan konstuksi dapat memperlihatkan bahwa sistem tumpuan linear dan sistem
tumpuan tak menerus memiliki karakteristik yang menonjol diantaranya dinding-dinding
yang menonjol sebagai sistem konstruksi bangunan tidak memikul beban secara
langsung tetapi menyalurkan gaya dari beban yang terjadi pada kolom yang merupakan
sistem struktur bangunan, kemudian gaya yang terjadi pada kolom di salurkan ke
pondasi yang merupakan system struktur bangunan berupa tumpuan linear atau titik.
C. Rangkuman

Sistem struktur dan konstruksi bangunan merupakan bagian yang terpenting dalam
suatu gedung atau rumah.

Sistem struktur dalam bangunan terbagi tiga yaitu sub struktur, super struktur dan up
struktur.

Sistem struktur merupakan elemen-elemen utama dalam bangunan yang berfungsi


sebagai penyalur gaya dari beban beban dan penerima beban secara langsung yang
terjadi pada struktur dan konstruksi bangunan.

Sistem konstruksi merupakan elemen-elemen yang menempel pada sistem struktur


bangunan, sistem konstruksi ini berfungsi sebagai penyalur gaya dari beban yang
diterima dari setiap sistem struktur seperti kolom,dan kuda-kuda.

Sistem struktur dalam bangunan biasanya dijadikan sebagai sistem tumpuan beban
seperti tumpuan linear, sedangkan sistem konstruksi merupakan sistem penyalur
gaya dari beban yang terjadi pada tumpuan tak menerus, contonya dinding pada
bangunan.
D. Tugas

RANCANGAN TUGAS I
SISTEM STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN BERLANTAI 2 – 4
1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja Studio)
2. TUJUAN TUGAS :
Menyusun perbedaan antara sistem struktur dengan system konstruksi bangunan
3. URAIAN TUGAS :
a. Obyek tugas : sistem struktur dan sistem konstruksi bangunan (2D & 3D)
b. Yang dikerjakan, oleh mahasiswa :
Sketsa sistem struktur dan sistem konstruksi bangunan dalam bentuk 2D dan 3D,
dimana jumlahnya tidak ditentukan/bebas.
Waktu pengerjaan selama 1 minggu.
Tiap individu bebas menggunakan materi untuk mengeksplorasi tugasnya.
c. Sistem pengerjaan tugas, yaitu:
Tugas dikerjakan secara individu, teknik presentasi grafis freehand, pensil 2B, pena
kemudian discan dan dikumpulkan berupa 1 file pdf.
Penerapan materi dengan sistem struktur dan konstruksi bangunan berlantai 2 – 4
sesuai dengan hasil sketsa.
d. Keluaran tugas yang dihasilkan berupa sketsa dan tabel yang seluruhnya dijadikan
ke dalam 1 file format pdf, yaitu:
1. Sketsa sistem struktur dan sistem konstruksi pada bangunan berlantai.
2. Tabel Perbedaan Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Gedung.

Anda mungkin juga menyukai