Anda di halaman 1dari 31

ISI PAPER

Pengertian Prinsip Struktur Bangunan


Dalam pembahasan mengenai struktur bangunan dalam dunia konstruksi,
prinsip dasar struktur bangunan sangat penting untuk memastikan keamanan dan
keandalan suatu struktur.
Prinsip dasar struktur bangunan merupakan landasan yang harus dipahami
dan diterapkan oleh para insinyur sipil dan arsitek dalam merancang dan
membangun suatu konstruksi yang kuat dan aman.. Beban, tegangan, dan
keandalan struktur adalah tiga konsep utama yang perlu dipahami untuk merancang
dan membangun struktur yang aman dan berfungsi dengan baik.
1. Beban pada Struktur Bangunan
Beban merupakan kekuatan eksternal yang bekerja pada struktur
bangunan. Beban terdiri atas 2 yaitu :
 Beban mati yang merupakan beban tetap yang dihasilkan oleh
elemen struktural dan material bangunan itu sendiri. Contoh
beban mati adalah bobot beton, logam, atau bahan bangunan
lainnya.
 Beban Hidup adalah beban yang berubah-ubah dan dihasilkan
oleh pengguna bangunan, seperti orang-orang, perabotan, atau
peralatan.
Dalam merancang suatu struktur bangunan, penting untuk
memperhitungkan beban yang mungkin bekerja pada struktur tersebut.
Beban tersebut akan mempengaruhi pilihan material, dimensi struktur,
dan sistem dukungan yang digunakan. Analisis beban yang tepat
diperlukan untuk memastikan bahwa struktur dapat menahan dan
mendistribusikan beban dengan efisien.
2. Tegangan dalam Struktur Bangunan
Tegangan adalah ukuran perubahan dimensi pada benda yang
disebabkan oleh beban yang bekerja padanya. Dalam konteks struktur
bangunan, tegangan terjadi ketika beban diterapkan pada material
struktural, seperti beton, baja, atau kayu. Tegangan dapat mempengaruhi
kekuatan dan keandalan struktur.
Tegangan dapat dibagi menjadi dua jenis utama yaitu tegangan tarik
dan tegangan tekan. Tegangan tarik terjadi ketika bahan diregangkan
atau ditarik, sedangkan tegangan tekan terjadi ketika bahan dikompresi
atau ditekan. Memahami tegangan dalam struktur bangunan sangat

1
penting dalam menentukan kekuatan material yang akan digunakan dan
bagaimana material tersebut akan diatur untuk menahan beban dengan
efektif.
3. Keandalan Struktur pada Bangunan
Keandalan struktur mengacu pada kemampuan suatu struktur
bangunan untuk menjaga integritas dan stabilitasnya selama umur pakai
yang diharapkan. Struktur yang handal harus mampu menahan beban
yang diterapkan padanya dan menghindari kegagalan struktural yang
berpotensi berbahaya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keandalan struktur meliputi
pemilihan material yang tepat, desain yang baik, penggunaan teknik
konstruksi yang benar, dan pemeliharaan yang rutin. Analisis struktural
yang cermat dan perhitungan beban yang akurat juga menjadi faktor
penting dalam memastikan keandalan struktur.

Dalam merancang dan membangun suatu konstruksi, terdapat berbagai


macam jenis-jenis struktur, elemen serta kestabilan yang digunakan dalam prinsip
struktur Bangunan. Berikut pembahasan mengenai 3 hal tersebut.

A. JENIS UTAMA STRUKTUR


Secara umum, terdapat dua jenis struktur bangunan yang biasa
diketahui masyarakat, yakni struktur atas dan struktur bawah. Sementara
beberapa membagi ke dalam tiga jenis, dengan tambahan struktur tengah.
Keduanya sah saja, karena memiliki semua struktur yang diperlukan dalam
bangunan.
Struktur atas adalah seluruh komponen yang berada di atas tanah.
Fungsi adanya struktur atas adalah sebagai penopang bangunan dengan
bentuk memanjang ke atas seperti rangka, kuda-kuda, dan balok. Sementara
struktur bawah adalah komponen yang bersentuhan langsung dengan
permukaan tanah. Adanya komponen ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan dan memikul beban di atasnya. Di bagian ini harus terdapat
pondasi dan struktur basement. Sedangkan, struktur tengah merupakan
struktur yang berada di antara tanah dan atap. Contoh dari bagian tengah
bangunan ini adalah termasuk dinding, kolom dan sejenisnya.
Selain jenis struktur yang disebutkan diatas, akan dibahas juga dua
contoh jenis struktur berdasarkan sitem bentuk bangunan.

2
1. Jenis Struktur Berdasarkan Sistem Bangunan Bentang Lebar
 Bentang Lebar Sederhana
Bangunan bentang lebar sederhana memiliki bentuk
yang sederhana. Jenis bangunan bentang lebar yang satu
ini adalah jenis bangunan yang luas dan lebih berorientasi
pada fungsi bangunannya. Sehingga umumnya jenis
bangunan ini memiliki bentuk yang terlihat sederhana dan
monoton.
Namun dari segi proses pembangunan, bangunan
bentang lebar sederhana jauh lebih mudah dan cepat.
Umumnya, struktur bangunan bentang lebar sederhana
dapat ditemui di sarana olahraga yang memang fokus
utamanya berada pada fungsi dari bangunan itu sendiri.

Gambar 1. Jenis bangunan bentang lebar sederhana


Sumber Gambar : https://artikel.rumah123.com

 Bentang Lebar Kompleks


Bangunan bentang lebar kompleks umumnya dibuat
dengan berorientasi pada fungsi bangunannya sekaligus
penampilan atau estetika bangunan. Karena itu, tidak
heran jika bangunan bentang lebar kompleks memiliki nilai
estetika yang lebih tinggi.
Namun sebanding dengan keindahan yang dimiliki,
untuk proses pembangunan jenis bangunan ini juga
tergolong lebih rumit dan memerlukan waktu yang relatif

3
lebih lama daripada bangunan bentang lebar sederhana.
Karena mengingat bentuk yang dibuat lebih beragam.
Bangunan bentang lebar kompleks biasanya
diaplikasikan pada gedung pertunjukan, pameran, atau
opera. Karena mampu merepresentasikan tempat seni
dengan tampilan gedung yang dimiliki. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, saat ini bandara,
perkantoran, hingga pusat perbelanjaan pun juga banyak
yang menerapkan konsep bangunan bentang lebar
kompleks.

Gambar 2. Jenis bangunan bentang lebar kompleks


Sumber Gambar : housedigest.com

Dalam membuat struktur bangunan jenis ini, terdapat


setidaknya empat kategori sistem yang umumnya digunakan. Yakni
antara lain:
 Form Active Structure System. Sistem dimana keseluruhan
beban bangunan ditanggung oleh bentuk struktur itu sendiri.
 Bulk Active Structure System. Sistem pembangunan bentang
lebar yang beban bangunannya akan ditransmisikan langsung
kepada materialnya melalui kolom atau balok. Umumnya, sistem
penyusunnya bersifat kaku dan padat.
 Vector Active Structure System. Bentangan dengan sistem
batang lurus pendek, padat, lurus, yang mampu mengalihkan atau
menyalurkan gaya eksternal terutama dari susunan unsur tekan
dan unsur tarik.

4
 Surface Active Structure System. Struktur bentangan yang
fleksibel namun mampu menahan tekanan dan perubahan gaya.
karena itu, struktur yang satu ini memiliki karakteristik
menggunakan lengkungan maupun lipatan bangun ruang.

2. Jenis Struktur yang Digunakan pada Gedung Tinggi


Gedung bertingkat tinggi memiliki beban yang sangat besar
dan kompleks, termasuk beban lateral seperti angin dan gempa
bumi. Itu sebabnya pemilihan jenis struktur bangunan menjadi hal
yang sangat krusial sebab dapat mempengaruhi kestabilan
gedung.
struktur bangunan bertingkat, yang umumnya ditujukan
penggunaannya untuk orang banyak, harus dirancang untuk
memastikan keamanan penghuni gedung. Hal ini termasuk juga
menjaga keamanan struktur dalam kondisi cuaca apa pun dan
memastikan bangunan tidak runtuh akibat beban yang terlalu
berat.
Fungsi struktur bangunan yang terakhir adalah menjaga
kestabilan gedung pada saat terjadi perubahan cuaca dan
keadaan lingkungan. Struktur bangunan juga harus dirancang
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerusakan dan
kegagalan.
Ada beberapa jenis struktur bangunan yang dapat digunakan
dalam pembangunan konstruksi gedung.
 Rangka Pemikul Modern
Rangka pemikul momen adalah jenis struktur
bangunan yang terdiri dari rangka baja atau beton
bertulang. Struktur ini didesain untuk menahan beban,
terutama yang terjadi akibat faktor di luar gedung seperti
pada saat gempa bumi atau angin kencang.
Rangka pemikul momen biasanya digunakan pada
bangunan gedung bertingkat tinggi yang memiliki bentuk
persegi atau persegi panjang. Contohnya seperti hotel,
kantor bertingkat, dan masih banyak lagi.
Kelebihan dari rangka pemikul momen adalah dapat
menahan beban momen yang terjadi pada bangunan

5
dengan efektif dan efisien serta dapat menahan beban baik
vertikal maupun horizontal.
Selain itu, rangka pemikul momen juga dapat dibangun
dengan waktu yang lebih cepat dan relatif mudah.
Sayangnya, rangka pemikul momen juga memiliki
kelemahan yaitu dapat terjadi keretakan pada sambungan
antara kolom dan balok yang dapat mengurangi kekuatan
dan keamanan struktur.
 Rangka Pemikul Geser
Rangka pemikul geser adalah jenis struktur bangunan
yang terdiri dari rangka baja atau beton bertulang. Struktur
ini dirancang untuk menahan beban pada saat kondisi
seperti pergeseran tanah. Rangka pemikul geser cocok
digunakan pada bangunan gedung bertingkat tinggi
seperti mall atau pusat perbelanjaan.
Keuntungan dari penggunaan rangka pemikul geser
adalah struktur ini dapat menahan beban lateral dengan
baik sehingga membuat gedung lebih stabil dan aman.
Selain itu, RPG juga memungkinkan penggunaan ruang
yang lebih efisien karena tidak membutuhkan kolom di
tengah-tengah ruangan.
 Struktur Beton Bertulang
Struktur beton bertulang merupakan jenis struktur
bangunan yang paling umum digunakan pada
pembangunan gedung bertingkat tinggi. Sesuai dengan
namanya, struktur ini merupakan jenis struktur bangunan
yang terbuat dari campuran beton dan baja tulangan.
Beton bertulang umumnya digunakan untuk bangunan
yang memiliki bentangan lebar seperti jembatan atau
infrastruktur lainnya yang membutuhkan kekuatan dan
daya tahan tinggi sebab beban di atasnya besar. Pada
jenis struktur ini, baja bertulang berfungsi sebagai penahan
beban tarik, sedangkan beton berfungsi sebagai penahan
beban tekan.
Baja bertulang biasanya ditempatkan di dalam beton
pada posisi yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga
ketika terjadi beban tarik pada struktur, baja bertulang akan

6
menahan beban tersebut agar beton tidak retak atau
pecah.
 Struktur Komposit
Struktur komposit adalah jenis struktur bangunan yang
terdiri dari kombinasi antara beton, baja, dan kayu. Struktur
ini memanfaatkan kelebihan masing-masing bahan untuk
menciptakan struktur yang kokoh dan bangunan aman
digunakan oleh banyak orang.
Struktur komposit biasanya diaplikasikan pada gedung
bertingkat atau infrastruktur dengan bentuk dan beban
yang kompleks. Contohnya seperti, gedung pencakar
langit, gedung menara, dan dapat pula digunakan pada
pembangunan jembatan yang banyak dilalui kendaraan
roda 4.
Dalam pemanfaatannya pada bangunan, struktur
komposit tak jarang digunakan dalam bentuk panel dinding
maupun lantai atau sebagai rangka pemikul momen.
Penggunaan struktur komposit pada rangka pemikul
momen ini sendiri menjadi pilihan yang tepat sebab dapat
membantu mengurangi berat total, meningkatkan efisiensi
konstruksi, serta meningkatkan kekuatan struktur
bangunan.
 Struktur Rigid Frame (Rangka Kaku)
Pada struktur ini, balok dan kolom dibangun secara
bersatu untuk menahan beban. Sistem kerangka yang
kaku lebih sesuai digunakan dalam bangunan yang terbuat
dari beton bertulang. Walaupun sistem ini dapat digunakan
dalam konstruksi baja, namun biaya penghubungannya
akan lebih tinggi.
Komponen struktur kerangka yang kaku memiliki
kemampuan dalam menahan kelenturan, beban aksial, dan
gaya geser. Fakta menariknya, bangunan dengan struktur
tertinggi di dunia, yaitu Burj Khalifa, dibangun
menggunakan sistem kerangka kaku ini.
 Struktur Core and Outrigger
Sturktur core dan outrigger adalah Sistem struktural
yang dibuat untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan

7
bangunan dengan menghubungkan inti bangunan ke
kolom luar yang berjarak dekat.
Sistem outrigger berfungsi untuk menggabungkan dua
sistem struktural, yaitu sistem inti dan sistem perimeter.
Sistem struktural ini umumnya digunakan dalam bangunan
yang tingginya mencapai 70 lantai atau lebih, karena
efisiensi yang lebih besar dalam menahan gaya yang
bekerja pada bangunan.
 Struktur Wall Frame
Struktur ini terdiri dari dinding-dinding dan bingkai yang
berinteraksi secara horizontal sehingga menciptakan
sistem yang lebih kuat dan lebih kaku. Dalam sistem ini,
dinding-dinding biasanya memiliki kepadatan tinggi dan
ditempatkan di sekitar poros elevator, tangga, dan/atau di
sekeliling bangunan.
Selain itu, dinding-dinding ini juga memberikan dampak
positif pada kinerja rangka dengan mencegah terjadinya
keruntuhan pada lantai yang memiliki kekuatan yang
rendah.
 Struktur Braced Frame
Struktur ini umumnya lebih sering digunakan dalam
konstruksi baja dan cocok untuk bangunan bertingkat
dengan ketinggian mulai dari rendah hingga menengah.
Salah satu keunggulan dari struktur ini adalah
kemampuannya untuk diulang pada ketinggian bangunan
yang berbeda serta efisiensi dalam desain dan pembuatan.
Akan tetapi, terdapat kemungkinan adanya hambatan
dalam perencanaan internal bangunan, seperti pengaruh
terhadap lokasi pintu dan jendela.

B. ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistembangunan yang
bekerja untuk menyalurkan beban yangdiakibatkan oleh adanya bangunan di
atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan
yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan. Struktur
merupakan bagianbangunan yang menyalurkan beban-beban.

8
Untuk dapat memahami suatu bidang ilmu termasuk struktur
bangunan, maka pengetahuan tentang bagaimana kelompok-kelompok
dalam struktur dibedakan, diurutkan, dan dinamakan secara sistematis
sangat diperlukan. Pengetahuan tentang kriteria dan kemungkinan hubungan
dari bentuk-bentuk menjadi dasar untuk mengklasifikasikan struktur
bangunan. Berikut ini merupakan elemen-elemen struktur berdasarkan
klasifikasinya.
1. Klasifikasi Elemen Struktur Berdasarkan Material Pembentuk
Adapun struktur menurut material pembentuk, diantaranya:
 Struktur dari baja, yakni struktur bangunan yang
terbuat dari material baja
 Struktur dari beton, yakni struktur bangunan yang
terbuat dari material beton
 Struktur dari kayu, yakni struktur bangunan yang
terbuat dari material kayu.

2. Klasifikasi Elemen Struktur Berdasarkan Geometri atau


Bentuk Dasarnya
 Elemen Garis
Merupakan salah satu elemen berdasarkan bentuk
dasarnya dan jenis pada elemen garis biasanya terdiri dari
beberapa garis. Elemen garis adalah sebuah klasifikasi
pada elemen yang dapat langsung atau panjang dengan
potongan melintangnya dapat lebih kecil dibandingkan dari
ukuran panjangnya.Terdapat dua elemen pada garis, yakni
elemen garis lengkung dan elemen garis lurus.
 Elemen Permukaan
Merupakan elemen yang terletak paling luar yang
dapat terpantau dengan mata telanjang pada suatu
konstruksi bangunan.
Elemen permukaan adalah sebuah klasifikasi pada
elemen yang ukuran panjangnya lebih besar dibandingkan
ketebalannya.
Elemen ini dapat berupa datar atau lengkung pada
umumnya, lengkung bisa berupa lengkung tunggal ataupun
lengkung ganda. Elemen permukaan seperti contoh ini

9
seperti keramik atau batu alam yang dipasang pada
tembok atau pada lantai.
Selain itu, susunan elemen dibedakan menjadi 2 sistem yaitu
Sistem satu arah yakni sebuah balok yang terbentang pada dua titik
tumpuan dan sistem dua arah yakni dua elemen bersilangan yang
terletak di atas dia titik tumpuan dan tidak terletak di atas garis yang
sama.

Gambar 3. Struktur satu arah dan struktur dua arah


Sumber Gambar : https://ftp.unpad.ac.id

3. Klasifikasi Struktur Berdasarkan Kekakuannya


 Elemen Kaku
Elemen kaku sering ditemui di struktur suatu
bangunan. Biasanya pada elemen kaku ini sebagai suatu
batang yang tidak dapat mengalami beberapa perubahan
bentuk yang cukup signifikan apabila mengalami gaya
yang terjadi diakibatkan beban-beban tertentu. Contoh
elemen kaku ialah kolom dan balok pada bangunan.

10
Gambar 4. Kolom pada bangunan
Sumber Gambar : https://eticon.co.id

Gambar 5. Balok pada bangunan


Sumber Gambar : https://alat-ukur-indonesia.com

 Elemen yang Tidak Kaku atau Bersifat Fleksibel


Pada struktur bangunan biasanya ada beberapa
elemen yang dapat berubah-ubah atau bersifat fleksibel.
Elemen bersifat fleksibel mempunyai beberapa
karakteristik yang cenderung berubah menjadi bentuk-
bentuk tertentu pada suatu kondisi pembebanan, misalnya
pada material kabel. Pada bentuk struktur ini biasanya
dapat berubah secara drastis sesuai dengan perubahan
pembebanannya. Struktur yang fleksibel akan dapat
mempertahankan keutuhan bentuk fisiknya meskipun
bentuknya dapat berubah-ubah. Contoh elemen yang
fleksibel ialah kabel yang digunakan pada konstruksi suatu
bangunan.

11
Gambar 6. Elemen kabel pada struktur bangunan
Sumber Gambar : https://www.athens24.com

Gambar 7. Balok pada bangunan


Sumber Gambar : https://structurae.net/

Gambar Diatas ini merupakan bangunan The Olympic


Velodrome stadium in Athens yang menggunakan kabel
sebagai salah satu elemen pada struktur bangunannya.

Selain berdasarkan klasifikasinya, Struktur pada bangunan memiliki


elemen-elemen utama diantaranya ialah :

 Fondasi
Fondasi adalah bagian paling bawah dari struktur bangunan
dan berperan penting dalam mendistribusikan beban bangunan ke
tanah. Fondasi dapat dibagi menjadi fondasi dangkal dan fondasi

12
dalam. Fondasi dangkal, seperti fondasi pelat, digunakan untuk
bangunan dengan beban ringan. Sementara itu, fondasi dalam,
seperti tiang pancang, diperlukan untuk bangunan dengan beban
berat atau tanah yang kurang stabil.
Fondasi memerlukan analisis tanah yang cermat, termasuk
karakteristik geotekniknya. Teknik-teknik modern, seperti uji beban
tanah, membantu insinyur menentukan jenis fondasi yang paling
sesuai untuk kondisi tanah tertentu.

Gambar 8. Jenis-jenis fondasi


Sumber Gambar : https://www.kajianpustaka.com/

Gambar 9. Jenis-jenis fondasi


Sumber Gambar : https://mamikos.com

 Balok dan Kolom


Balok dan kolom merupakan komponen struktu utama yng
berperan menopang beban-beban yang ada pada suatu struktur
gedung. Balok berfungsi sebagai rangka penguat horizontal
sedangkan kolom berfungsi menyangga beban aksian tekan vertikal.
Jadi, balok dan kolom adalah struktur yang dibentuk dengan
cara meletakan elemen kakku horizontal di atas elemen kaku vertikal.

13
BALOK

KOLOM
Gambar 10. Kolom dan balok pada bangunan
Sumber Gambar : https://novotest.id

 Rangka
Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang
merupakan struktur utama pendukung berat angunan dan beban luar
yang bekerja padanya. Struktur rangka secara sederhana sama
dengan jenis balok-tiang (post-and-beam), tetapi dengan aksi
structural yang berbeda karena adanya titik hubung kaku antar
elemen vertikal dan elemen horizontalnya.

Gambar 11. Struktur rangka pada bangunan


Sumber Gambar : https://www.kibrispdr.org

14
Gambar 12. Rangka pada bangunan
Sumber Gambar : https://jayawan.com/

 Rangka Batang
Rangka batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan
menyusun elemen linier berbentuk batang-batang yang relatif pendek
dan lurus menjadi pola-pola segitiga dan membentuk satu kesatuan
struktur yang kokoh. Rangka batang juga biasa digunakan dalam
konstruksi jembatan dan juga biasa digunakan dalam pembuatan
kuda-kuda atau rangka atap.

Gambar 13. Rangka atap pada bangunan


Sumber Gambar : https://pinterest.com

15
Gambar 14. Rangka batang pada konstruksi jembatan
Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org

Gambar 15. Struktur rangka batang pada jembatan


Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org

Gambar 16. Kuda-kuda pada rangka atap


Sumber Gambar : https://gravitarsi.com

16
Gambar 17. Rangka atap menggunakan baja ringan
Sumber Gambar : https://www.pinhome.id

 Pelengkung
Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis
yang melengkung dan membentang antara dua titik. Struktur ini
umumnya terdiri atas potongan-potongan kecil yang mempertahankan
posisinya akibat adanya pembebanan.
Salah satu konstruksi yang menggunakan pelengkung adalah
Jembatan.

Gambar 18. Jembatan dengan struktur lengkung


Sumber Gambar : https://sulawesi.bisnis.com

17
Gambar 19. Tampak atas lengkungan Jembatan Pacongkang
Sumber Gambar : https://asrikaryalestari.co.id

 Dinding
Dalam struktur sebuah bangunan, elemen yang paling
mendasar adalah dinding. Fungsi utama dari dinding adalah sebagai
pembatas antara ruangan dalam dan luar bangunan, serta
memberikan perlindungan dari faktor-faktor eksternal yang berpotensi
merusak.
Namun, dinding juga memiliki peran penting dalam menjaga
stabilitas dan kekuatan bangunan. Sebagai batas fisik, dinding
memungkinkan pembentukan ruang-ruang dalam bangunan yang
terpisah dan berbeda fungsi.
Dengan demikian, dinding bukan hanya sekadar elemen
struktural yang esensial, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan
dalam desain dan fungsionalitas bangunan secara keseluruhan

Gambar 20. Struktur dinding pada bangunan


Sumber Gambar : https://jayawan.com

18
Gambar 21. Dinding
Sumber Gambar : https://berita.99.co

 Cangkang Silindrikal/Terowongan
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai
panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai
gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan umumnya tertutup
di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada
lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan
sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki
panjang minimal 0,1 mil (160,9 meter), dan yang lebih pendek dari itu
dinamakan underpass. (Rahardjo, 2004).
Cangkang silindrikal dan terowongan merupakan struktur pelat
satu-kelengkungan. Struktur cangkang memiliki batang longitudinal
dan kelengkungannya tegak lurus terhadap diameter bentang.

Gambar 22. Terowongan dengan struktur pelat satu-kelengkungan


Sumber Gambar : https://properti.kompas.com

19
Gambar 23. Terowongan kereta cepat di Jakarta
Sumber Gambar : https://www.merdeka.com

 Kubah dan Cangkang Bola


Kubah dan cangkang bola merupakan bentuk struktur
berkelengkungan ganda. Bentuk kubah dan cangkang dapat
dipandang sebagai bentuk lengkungan yang diputar. Umumnya
dibentuk dari material kaku seperti beton bertulang, tetapi dapat pula
dibuat dari tumpukan bata,

Gambar 24. Struktur cangkang dan kubah


Sumber Gambar : https://media.neliti.com/

20
Gambar 25. Atap berbentuk kubah
Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org

 Kabel
Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan struktur kabel
atau cable structures di gedung-gedung telah memperoleh popularitas
besar. Meskipun teknologi kabel telah ada sejak tahun 1950-an,
namun belakangan ini tiba-tiba terjadi lonjakan dan banyak digunakan
dalam aplikasi pembangunan.
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel
tergantung dari basar dan perilaku beban yang bekerja padanya.
Struktur kabel yang ditarik pada kedua ujungnya, berbentuk lurus saja
disebut tierod. Berikut ini adalah gambar penggunaan kabel pada
konstruksi jembatan.

Gambar 26. Penggunaan kabel pada jembatan


Sumber Gambar : https://indoprecast.com

21
 Membran dan Tenda Membran
Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang
memikul beban dengan mengalami tegangan tarik. Struktur membran
adalah sebuah alternatif untuk struktur bentang lebar yang dapat
diterapkan untuk penutup atap bangunan. Dasar mekanisme pikul
beban pada struktur membran adalah tarik.
Selain tegangan tarik, terjadi juga tegangan geser tangensial
pada struktur membran. Sistem membran pada bangunan bentang
lebar biasanya masih harus dibantu oleh struktur lainnya seperti kabel
atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya dari
angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya).

Gambar 27. Sydney Opera House


Sumber Gambar : https://www.bbc.com

Gambar 28. Penggunaan membran pada struktur bangunan


Sumber Gambar : https://artikel.rumah123.com

Tenda biasanya dibentuk dari permukaan membran. Tenda


membran atau dikenal dengan sebutan atap membran adalah struktur

22
kain yang merupakan selubung bangunan tarik. Tenda membran
menggunakan elemen pendukung yang bersifat lentur dan ringan
seperti besi hollow, balok, atau cincin kompresi. Struktur kainnya

terbuat dari fiberglass berlapis PES, ETFE, atau PTFE.

Gambar 29. Tenda atau atap membran


Sumber Gambar : https://www.putracanopy.com

Material PTFE atau Polytetrafluoroethylene sebagai bahan


ialah serat kaca yang dilapisi sejenis teflon. Bahan ini digabungkan
akan menghasilkan membran yang kuat serta tahan lama dengan
estimasi kekuatan bisa mencapai selama 30 tahun. Sedangkan ,
material ETFE atau Ethylene Tetrafluoroethylene sudah terkenal
cukup kuat, ringan, serta tembus cahaya. Pemasangan berlapis-lapis
pada bahan ini pun tidak masalah sebab dapat menciptakan kesan
estetika untuk tenda membran.

Gambar 30. Tenda membran


Sumber Gambar : https://citrasenacanopy.com

23
Gambar 31. Variasi tenda membran
Sumber Gambar : https://membrane.co.id

C. KESTABILAN STRUKTUR
Stabilitas suatu struktur pada bangunan meliputi Kekuatan, kestabilan,
dan keseimbangan.
Kekuatan merupakan kemampuan elemen dan komponen struktur
bangunan yang bekerja secara vertical ataupun horizontal bangunan dalam
menahan beban-beban yang timbul. Komponen struktur vertical berupa
kolom yang fungsinya menahan gaya-gaya vertical yang dialirkan dan
disebarkan menuju sub-struktur dan pondasi bangunan. Komponen struktur
horizontal berupa struktur lantai dan balok sebagai penahan beban mati dan
beban hidup yang diteruskan ke kolom. (Zuhri, 2011)
Kestabilan bangunan merupakan kemampuan bangunan dalam
mengatasi gaya-gaya lateral dari luar, seperti angin, gempa, ataupun gaya
gravitasi bumi. Hal ini tercapai dari ekspresi massa ataupun pembentuk
struktur bangunan yang memberikan perilaku struktur yang stabil. Kestabilan
lateral sembarang struktur yang mengalami sembarang kondisi pembebanan
harus dicapai dengan menggunakan pemikul beban lateral dengan
pengekangan lateral di sekeliling denah. (Zuhri,2011).
Keseimbangan merupakan perilaku massa dalam mengatasi gaya
gravitasi bumi dan angin, dimana perilaku struktur dicapai dengan
memberikan bidang-bidang vertical massive (shear wall atau bearing wall)
yang berfungsi untuk meneruskan beban dan membentuk sudut dengan
permukaan tanah. (Zuhri,2011)
Kestabilan struktur bangunan sangat penting untuk memastikan
keamanan dan kinerja jangka panjangnya. Faktor-faktor seperti desain yang

24
tepat, material yang baik, dan konstruksi yang benar sangat berperan dalam
mencapai stabilitas tersebut.
Untuk membuat struktur bangunan menjadi stabil, pertimbangkan
langkah-langkah berikut:
1. Desain yang Baik
Mulailah dengan desain yang memperhitungkan beban,
tekanan angin, gempa bumi, dan faktor lingkungan lainnya. Gunakan
prinsip-prinsip rekayasa struktur untuk memastikan kekuatan dan
kestabilan.
2. Material yang Tepat
Pilih material yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
struktur. Pastikan material memiliki kekuatan dan daya tahan yang
memadai.
3. Fondasi yang Kokoh
Fondasi yang baik adalah kunci stabilitas. Sesuaikan fondasi
dengan jenis tanah di lokasi tersebut dan pastikan fondasi dapat
menahan beban bangunan.
4. Struktur Rangka dan Dinding
Pastikan struktur rangka dan dinding dirancang untuk
menahan beban vertikal dan lateral. Sistem rangka yang baik dapat
menanggapi gempa bumi atau beban angin dengan baik.
5. Konektivitas yang Baik
Pastikan semua bagian struktur terhubung dengan baik dan
menggunakan sambungan yang tepat. Sambungan yang buruk dapat
mengurangi kestabilan.
6. Perawatan Rutin
Lakukan perawatan dan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi
kerusakan atau deformasi sejak dini. Perbaiki masalah kecil sebelum
menjadi masalah besar.
7. Kepatuhan dengan Standar
Ikuti standar dan regulasi bangunan setempat. Pastikan
struktur memenuhi persyaratan keamanan dan kelayakan.
8. Pengelolaan Beban
Distribusikan beban dengan merata di seluruh struktur. Hindari
konsentrasi beban yang berlebihan di satu titik.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, Anda dapat meningkatkan
kestabilan struktur bangunan. Jika memungkinkan, konsultasikan dengan

25
insinyur struktur yang berpengalaman untuk memastikan desain dan
pelaksanaan yang optimal.
Salah satu syarat agar sebuah bangunan memenuhi syarat dan layak
dipakai adalah kestabilan struktur yang bagus. Kestabilan memiliki arti
bangunan tidak akan runtuh (collapse) jika mendapat pengaruh gaya-gaya
dari luar. Lihat gambar di bawah ini sebagai contoh.

Pada gambar yang berada di sebelah kiri, struktur yang sangat


sederhana akan mengalami perpindahan (deformasi) yang cukup besar jika
diberi beban luar. Struktur ini akan jatuh (collapse) dan dikatakan tidak stabil
terhadap perubahan gaya dari luar. Kondisi ini berbeda jika kita melihat
gambar yang berada di sebelah kanan, struktur yang diberi pengaku (bracing)
dikatakan stabil ketika menerima beban-beban dari luar.
Setidaknya ada 3 cara yang bisa dilakukan untuk membuat struktur
yang stabil:
 Pemasangan pengaku (diagonal bracing) pada struktur
 Pembuatan bidang rangka yang kaku (diaphragm)
 Pemasangan sambungan yang kaku (rigid)

Ketiga cara di atas diilustrasikan seperti gambar di bawah ini.

Pemasangan pengaku, selain untuk membuat struktur stabil, biasanya


dilakukan untuk membantu mencegah struktur mengalami deformei yang
besar pada arab horizontal Pergaku biasanya banyak dipasang pada strukur
yang terbuat dari kayu atan baja. Pada struktur bangunan tinggi (lebih dari
300 meter), pemasangan pengaku biasanya lebih sering dilakukan

26
dibandingkan dengan struktur bangunan yang rendah dengan alasan struktur
yang rendah masih sangat rigid (deformasinya kecil) dan tidak membutuhkan
bantuan bracing
Bidang rangka kaku atau biasa disebut diaphraga adalah sistem di
mana dinding atau pelat lantai dipasang sangat kaku pada rangka struktur.
Hal ini menyebabkan sambungan (joint) tidak lagi berperilaku sebagai sendi,
namun sambungan ini akan kaku dan berubah fungsi sebagai jepit. Contoh
yang bisa kita lihat adalah pelat lantai yang terbuat dari beton yang
disambung dengan balok-balok di sekelilingnya
Jika pada sistem diaphragm kita memasang bidang yang akan
mengubah perilaku sambungan, maka pada cara yang ketiga ini, sambungan
secara langsung dipasang dengan kaku tanpa perlu bantuan dinding atau
pelat. Biasanya sistem seperti ini bisa dilakukan pada sambungan las baja
atau sambungan balok kolom pada beton bertulang.
 Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk
kestabilan struktur
Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak
diperlukan sejumlah elemen- elemen minimum yang dipasang pada
struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan pengaku diagonal
hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur
pada kondisi ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada
arah tegak lurus bracing. struktur akanmengalami korsi yang cukup
besar akibat pemasangan struktur yang tidak simetris. Untuk itulah
diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada struktur
 Struktur dengan pengaku yang simetris
Dengan pemasangan struktur yang stabil dan tepat,
diharapkan struktur tidak akan mengalami jatah (collapse), memenuhi
syarat deformasi yang ditetapkan, dan mampu memberikan kuat layan
yang baik untuk dipakai para penggunanya.

Dalam arsitektur, kestabilan struktural sangatlah penting. Prinsip ini


mengacu pada kemampuan suatu struktur untuk menahan beban dan tetap
kokoh tanpa kehilangan bentuknya. Tanpa memperhatikan kestabilan
struktural, bangunan bisa menjadi tidak aman dan bahkan berbahaya. Oleh
karena itu, berikut adalah beberapa cara untuk mengintegrasikan prinsip
kestabilan struktural dalam arsitektur.

27
1. Pertimbangkan gaya struktural
Dalam merancang bangunan, salah satu aspek penting yang
perlu diperhatikan adalah gaya struktural yang akan digunakan. Gaya
struktural merupakan bentuk dasar dari struktur bangunan yang dapat
mempengaruhi stabilitas dan kekuatan bangunan. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan gaya struktural yang tepat untuk
memastikan kestabilan struktural bangunan.
Untuk memilih gaya struktural, kamu perlu mempertimbangkan
sifat material bangunan, beban yang akan diterapkan pada struktur,
dan faktor lingkungan lainnya. Beberapa gaya struktural yang sering
digunakan dalam arsitektur termasuk balok, pelat, dan bingkai. Pilihan
gaya struktural yang tepat akan memastikan bahwa bangunan dapat
menahan beban yang diterapkan dan tetap stabil dalam berbagai
kondisi lingkungan. Dengan mempertimbangkan gaya struktural yang
tepat, dapat memastikan bahwa bangunan yang dirancang akan
memiliki stabilitas struktural yang kuat dan tahan lama.
2. Pilih material yang tepat
Pilihan material bangunan yang tepat sangat berpengaruh
terhadap kestabilan struktural sebuah bangunan. Material yang dipilih
harus mampu menahan beban yang diterapkan dan memperhatikan
faktor lingkungan sekitar. Material yang paling umum digunakan
dalam arsitektur adalah beton, kayu, dan baja. Setiap material
memiliki kekuatan dan sifat yang berbeda, sehingga pemilihan
material yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik bangunan yang akan dibangun.
Selain memilih material yang tepat, tapi juga harus
memperhatikan kualitas dan kekuatan material tersebut. Material yang
berkualitas buruk dapat memperburuk kestabilan struktural sebuah
bangunan dan meningkatkan risiko kegagalan struktural. Oleh karena
itu, pastikan harus memilih material dengan kualitas dan kekuatan
yang baik untuk memastikan kestabilan struktural bangunan yang
akan dirancang. Dengan memperhatikan pemilihan material yang
tepat dan berkualitas, kita dapat membangun bangunan yang stabil,
aman, dan tahan lama.
3. Pertimbangkan faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga merupakan salah satu hal penting yang
perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan yang stabil.

28
Beberapa faktor lingkungan yang perlu diperhatikan adalah cuaca,
tekanan tanah, dan gempa bumi. Pemilihan material dan gaya
struktural harus disesuaikan dengan faktor lingkungan sekitar agar
bangunan dapat menahan beban yang diterapkan dan tetap stabil
dalam kondisi lingkungan yang berbeda.
Selain faktor lingkungan yang bersifat alamiah, tapi juga perlu
mempertimbangkan faktor lingkungan buatan manusia seperti lalu
lintas dan kebisingan. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi kestabilan
struktural bangunan dan kenyamanan penghuni. Dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan yang tepat, kita dapat
merancang bangunan yang dapat menahan beban yang diterapkan
dan tetap stabil dalam berbagai kondisi lingkungan, serta memberikan
kenyamanan bagi penghuninya.
4. Perhitungkan beban yang diterapkan pada bangunan
Perhitungan beban yang diterapkan pada bangunan
merupakan hal yang sangat penting dalam merancang struktur
bangunan yang stabil. Beban dapat berasal dari berbagai sumber,
seperti berat sendiri bangunan, beban hidup, dan beban angin. Oleh
karena itu, perhitungan beban harus dilakukan dengan cermat untuk
memastikan bahwa struktur bangunan dapat menahan beban yang
diterapkan tanpa mengalami kerusakan atau kegagalan.
Dalam merancang struktur bangunan, kita juga perlu
mempertimbangkan kemampuan material untuk menahan beban yang
diterapkan. Material yang berbeda memiliki karakteristik yang
berbeda, sehingga perlu diperhitungkan dengan cermat untuk
memastikan bahwa beban dapat ditahan oleh material yang dipilih.
Dengan mempertimbangkan beban yang diterapkan pada bangunan
dan kemampuan material untuk menahan beban tersebut, kita dapat
merancang struktur bangunan yang stabil dan aman.
5. Gunakan teknik konstruksi yang tepat
Teknik konstruksi yang tepat sangat penting dalam
memastikan kestabilan struktural bangunan. Setiap teknik konstruksi
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga perlu
dipertimbangkan dengan cermat dalam merancang struktur
bangunan. Salah satu teknik konstruksi yang sering digunakan adalah
struktur baja, karena memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan
terhadap korosi. Namun, teknik konstruksi lain seperti struktur beton

29
juga dapat digunakan tergantung pada kondisi dan karakteristik
bangunan yang akan dibangun.
Selain mempertimbangkan teknik konstruksi yang tepat, kita
juga perlu memperhatikan detail teknis dalam proses konstruksi
bangunan. Setiap tahapan dalam proses konstruksi harus dijalankan
dengan cermat dan sesuai dengan standar keamanan dan kualitas
yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan teknik konstruksi yang
tepat dan menjalankan proses konstruksi dengan cermat, kita dapat
memastikan bahwa struktur bangunan yang dirancang dapat memiliki
kestabilan struktural yang optimal dan tahan lama.

30
DAFTAR PUSTAKA

Elemen-Elemen Struktur Bangunan. Diakses pada 03 Januari 2024 dari


https://www.academia.edu/44228779/ELEMEN_ELEMEN_STRUKTUR_BANGUNAN

5 Cara Integrasikan Prinsip Kestabilan Struktural dalam Arsitektur. (2023).


Diakses pada 03 Januari 2024 dari https://www.idntimes.com/life/diy/bhre-
surawisesa/kestabilan-struktural-dalam-arsitektur-c1c2?page=all

Mengenal Struktur Bangunan Bentang Lebar untuk Konstruksi Gedung


beserta Jenis-Jenisnya. (2022). Diakses pada 04 Januari 2024 dari
https://artikel.rumah123.com/bangunan-bentang-lebar

Mengenal Lebih DEkat dengan Struktur Bangunan Bentang Lebar, Apa Itu?
(2023). Diakses pada 04 Januari 2024 dari https://eticon.co.id/bangunan-bentang-
lebar/#:~:text=Jenis%20Sistem%20Bangunan%20Bentang%20Lebar,dan
%20bangunan%20bentang%20lebar%20kompleks

8 Jenis Struktur Bangunan yang Efektif untuk Gedung Tinggi. (2023). Diakses
pada 04 Januari 2024 dari https://juraganmaterial.id/blog/tips-juragan/jenis-struktur-
bangunan

Apa itu Struktur Bangunan? Pengertian, Jenis, dan Elemen. (2023). Diakses
pada 04 Januari 2024 dari https://rumahstruktur.co.id/struktur-bangunan/

Struktur Bangunan: Pengertian, Jenis, hingga Komponen. (2021). Diakses


pada 04 Januari 2024 dari https://www.mustikaland.co.id/news/struktur-bangunan-
pengertian-jenis-hingga-komponen/

31

Anda mungkin juga menyukai