1
penting dalam menentukan kekuatan material yang akan digunakan dan
bagaimana material tersebut akan diatur untuk menahan beban dengan
efektif.
3. Keandalan Struktur pada Bangunan
Keandalan struktur mengacu pada kemampuan suatu struktur
bangunan untuk menjaga integritas dan stabilitasnya selama umur pakai
yang diharapkan. Struktur yang handal harus mampu menahan beban
yang diterapkan padanya dan menghindari kegagalan struktural yang
berpotensi berbahaya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi keandalan struktur meliputi
pemilihan material yang tepat, desain yang baik, penggunaan teknik
konstruksi yang benar, dan pemeliharaan yang rutin. Analisis struktural
yang cermat dan perhitungan beban yang akurat juga menjadi faktor
penting dalam memastikan keandalan struktur.
2
1. Jenis Struktur Berdasarkan Sistem Bangunan Bentang Lebar
Bentang Lebar Sederhana
Bangunan bentang lebar sederhana memiliki bentuk
yang sederhana. Jenis bangunan bentang lebar yang satu
ini adalah jenis bangunan yang luas dan lebih berorientasi
pada fungsi bangunannya. Sehingga umumnya jenis
bangunan ini memiliki bentuk yang terlihat sederhana dan
monoton.
Namun dari segi proses pembangunan, bangunan
bentang lebar sederhana jauh lebih mudah dan cepat.
Umumnya, struktur bangunan bentang lebar sederhana
dapat ditemui di sarana olahraga yang memang fokus
utamanya berada pada fungsi dari bangunan itu sendiri.
3
lebih lama daripada bangunan bentang lebar sederhana.
Karena mengingat bentuk yang dibuat lebih beragam.
Bangunan bentang lebar kompleks biasanya
diaplikasikan pada gedung pertunjukan, pameran, atau
opera. Karena mampu merepresentasikan tempat seni
dengan tampilan gedung yang dimiliki. Namun seiring
dengan perkembangan zaman, saat ini bandara,
perkantoran, hingga pusat perbelanjaan pun juga banyak
yang menerapkan konsep bangunan bentang lebar
kompleks.
4
Surface Active Structure System. Struktur bentangan yang
fleksibel namun mampu menahan tekanan dan perubahan gaya.
karena itu, struktur yang satu ini memiliki karakteristik
menggunakan lengkungan maupun lipatan bangun ruang.
5
dengan efektif dan efisien serta dapat menahan beban baik
vertikal maupun horizontal.
Selain itu, rangka pemikul momen juga dapat dibangun
dengan waktu yang lebih cepat dan relatif mudah.
Sayangnya, rangka pemikul momen juga memiliki
kelemahan yaitu dapat terjadi keretakan pada sambungan
antara kolom dan balok yang dapat mengurangi kekuatan
dan keamanan struktur.
Rangka Pemikul Geser
Rangka pemikul geser adalah jenis struktur bangunan
yang terdiri dari rangka baja atau beton bertulang. Struktur
ini dirancang untuk menahan beban pada saat kondisi
seperti pergeseran tanah. Rangka pemikul geser cocok
digunakan pada bangunan gedung bertingkat tinggi
seperti mall atau pusat perbelanjaan.
Keuntungan dari penggunaan rangka pemikul geser
adalah struktur ini dapat menahan beban lateral dengan
baik sehingga membuat gedung lebih stabil dan aman.
Selain itu, RPG juga memungkinkan penggunaan ruang
yang lebih efisien karena tidak membutuhkan kolom di
tengah-tengah ruangan.
Struktur Beton Bertulang
Struktur beton bertulang merupakan jenis struktur
bangunan yang paling umum digunakan pada
pembangunan gedung bertingkat tinggi. Sesuai dengan
namanya, struktur ini merupakan jenis struktur bangunan
yang terbuat dari campuran beton dan baja tulangan.
Beton bertulang umumnya digunakan untuk bangunan
yang memiliki bentangan lebar seperti jembatan atau
infrastruktur lainnya yang membutuhkan kekuatan dan
daya tahan tinggi sebab beban di atasnya besar. Pada
jenis struktur ini, baja bertulang berfungsi sebagai penahan
beban tarik, sedangkan beton berfungsi sebagai penahan
beban tekan.
Baja bertulang biasanya ditempatkan di dalam beton
pada posisi yang sudah ditentukan sebelumnya sehingga
ketika terjadi beban tarik pada struktur, baja bertulang akan
6
menahan beban tersebut agar beton tidak retak atau
pecah.
Struktur Komposit
Struktur komposit adalah jenis struktur bangunan yang
terdiri dari kombinasi antara beton, baja, dan kayu. Struktur
ini memanfaatkan kelebihan masing-masing bahan untuk
menciptakan struktur yang kokoh dan bangunan aman
digunakan oleh banyak orang.
Struktur komposit biasanya diaplikasikan pada gedung
bertingkat atau infrastruktur dengan bentuk dan beban
yang kompleks. Contohnya seperti, gedung pencakar
langit, gedung menara, dan dapat pula digunakan pada
pembangunan jembatan yang banyak dilalui kendaraan
roda 4.
Dalam pemanfaatannya pada bangunan, struktur
komposit tak jarang digunakan dalam bentuk panel dinding
maupun lantai atau sebagai rangka pemikul momen.
Penggunaan struktur komposit pada rangka pemikul
momen ini sendiri menjadi pilihan yang tepat sebab dapat
membantu mengurangi berat total, meningkatkan efisiensi
konstruksi, serta meningkatkan kekuatan struktur
bangunan.
Struktur Rigid Frame (Rangka Kaku)
Pada struktur ini, balok dan kolom dibangun secara
bersatu untuk menahan beban. Sistem kerangka yang
kaku lebih sesuai digunakan dalam bangunan yang terbuat
dari beton bertulang. Walaupun sistem ini dapat digunakan
dalam konstruksi baja, namun biaya penghubungannya
akan lebih tinggi.
Komponen struktur kerangka yang kaku memiliki
kemampuan dalam menahan kelenturan, beban aksial, dan
gaya geser. Fakta menariknya, bangunan dengan struktur
tertinggi di dunia, yaitu Burj Khalifa, dibangun
menggunakan sistem kerangka kaku ini.
Struktur Core and Outrigger
Sturktur core dan outrigger adalah Sistem struktural
yang dibuat untuk meningkatkan kekakuan dan kekuatan
7
bangunan dengan menghubungkan inti bangunan ke
kolom luar yang berjarak dekat.
Sistem outrigger berfungsi untuk menggabungkan dua
sistem struktural, yaitu sistem inti dan sistem perimeter.
Sistem struktural ini umumnya digunakan dalam bangunan
yang tingginya mencapai 70 lantai atau lebih, karena
efisiensi yang lebih besar dalam menahan gaya yang
bekerja pada bangunan.
Struktur Wall Frame
Struktur ini terdiri dari dinding-dinding dan bingkai yang
berinteraksi secara horizontal sehingga menciptakan
sistem yang lebih kuat dan lebih kaku. Dalam sistem ini,
dinding-dinding biasanya memiliki kepadatan tinggi dan
ditempatkan di sekitar poros elevator, tangga, dan/atau di
sekeliling bangunan.
Selain itu, dinding-dinding ini juga memberikan dampak
positif pada kinerja rangka dengan mencegah terjadinya
keruntuhan pada lantai yang memiliki kekuatan yang
rendah.
Struktur Braced Frame
Struktur ini umumnya lebih sering digunakan dalam
konstruksi baja dan cocok untuk bangunan bertingkat
dengan ketinggian mulai dari rendah hingga menengah.
Salah satu keunggulan dari struktur ini adalah
kemampuannya untuk diulang pada ketinggian bangunan
yang berbeda serta efisiensi dalam desain dan pembuatan.
Akan tetapi, terdapat kemungkinan adanya hambatan
dalam perencanaan internal bangunan, seperti pengaruh
terhadap lokasi pintu dan jendela.
B. ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistembangunan yang
bekerja untuk menyalurkan beban yangdiakibatkan oleh adanya bangunan di
atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan untuk memberi kekuatan dan kekakuan
yang diperlukan untuk mencegah sebuah bangunan mengalami keruntuhan. Struktur
merupakan bagianbangunan yang menyalurkan beban-beban.
8
Untuk dapat memahami suatu bidang ilmu termasuk struktur
bangunan, maka pengetahuan tentang bagaimana kelompok-kelompok
dalam struktur dibedakan, diurutkan, dan dinamakan secara sistematis
sangat diperlukan. Pengetahuan tentang kriteria dan kemungkinan hubungan
dari bentuk-bentuk menjadi dasar untuk mengklasifikasikan struktur
bangunan. Berikut ini merupakan elemen-elemen struktur berdasarkan
klasifikasinya.
1. Klasifikasi Elemen Struktur Berdasarkan Material Pembentuk
Adapun struktur menurut material pembentuk, diantaranya:
Struktur dari baja, yakni struktur bangunan yang
terbuat dari material baja
Struktur dari beton, yakni struktur bangunan yang
terbuat dari material beton
Struktur dari kayu, yakni struktur bangunan yang
terbuat dari material kayu.
9
seperti keramik atau batu alam yang dipasang pada
tembok atau pada lantai.
Selain itu, susunan elemen dibedakan menjadi 2 sistem yaitu
Sistem satu arah yakni sebuah balok yang terbentang pada dua titik
tumpuan dan sistem dua arah yakni dua elemen bersilangan yang
terletak di atas dia titik tumpuan dan tidak terletak di atas garis yang
sama.
10
Gambar 4. Kolom pada bangunan
Sumber Gambar : https://eticon.co.id
11
Gambar 6. Elemen kabel pada struktur bangunan
Sumber Gambar : https://www.athens24.com
Fondasi
Fondasi adalah bagian paling bawah dari struktur bangunan
dan berperan penting dalam mendistribusikan beban bangunan ke
tanah. Fondasi dapat dibagi menjadi fondasi dangkal dan fondasi
12
dalam. Fondasi dangkal, seperti fondasi pelat, digunakan untuk
bangunan dengan beban ringan. Sementara itu, fondasi dalam,
seperti tiang pancang, diperlukan untuk bangunan dengan beban
berat atau tanah yang kurang stabil.
Fondasi memerlukan analisis tanah yang cermat, termasuk
karakteristik geotekniknya. Teknik-teknik modern, seperti uji beban
tanah, membantu insinyur menentukan jenis fondasi yang paling
sesuai untuk kondisi tanah tertentu.
13
BALOK
KOLOM
Gambar 10. Kolom dan balok pada bangunan
Sumber Gambar : https://novotest.id
Rangka
Rangka bangunan adalah bagian dari bangunan yang
merupakan struktur utama pendukung berat angunan dan beban luar
yang bekerja padanya. Struktur rangka secara sederhana sama
dengan jenis balok-tiang (post-and-beam), tetapi dengan aksi
structural yang berbeda karena adanya titik hubung kaku antar
elemen vertikal dan elemen horizontalnya.
14
Gambar 12. Rangka pada bangunan
Sumber Gambar : https://jayawan.com/
Rangka Batang
Rangka batang (trusses) adalah struktur yang dibuat dengan
menyusun elemen linier berbentuk batang-batang yang relatif pendek
dan lurus menjadi pola-pola segitiga dan membentuk satu kesatuan
struktur yang kokoh. Rangka batang juga biasa digunakan dalam
konstruksi jembatan dan juga biasa digunakan dalam pembuatan
kuda-kuda atau rangka atap.
15
Gambar 14. Rangka batang pada konstruksi jembatan
Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org
16
Gambar 17. Rangka atap menggunakan baja ringan
Sumber Gambar : https://www.pinhome.id
Pelengkung
Pelengkung adalah struktur yang dibentuk oleh elemen garis
yang melengkung dan membentang antara dua titik. Struktur ini
umumnya terdiri atas potongan-potongan kecil yang mempertahankan
posisinya akibat adanya pembebanan.
Salah satu konstruksi yang menggunakan pelengkung adalah
Jembatan.
17
Gambar 19. Tampak atas lengkungan Jembatan Pacongkang
Sumber Gambar : https://asrikaryalestari.co.id
Dinding
Dalam struktur sebuah bangunan, elemen yang paling
mendasar adalah dinding. Fungsi utama dari dinding adalah sebagai
pembatas antara ruangan dalam dan luar bangunan, serta
memberikan perlindungan dari faktor-faktor eksternal yang berpotensi
merusak.
Namun, dinding juga memiliki peran penting dalam menjaga
stabilitas dan kekuatan bangunan. Sebagai batas fisik, dinding
memungkinkan pembentukan ruang-ruang dalam bangunan yang
terpisah dan berbeda fungsi.
Dengan demikian, dinding bukan hanya sekadar elemen
struktural yang esensial, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan
dalam desain dan fungsionalitas bangunan secara keseluruhan
18
Gambar 21. Dinding
Sumber Gambar : https://berita.99.co
Cangkang Silindrikal/Terowongan
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai
panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai
gradien memanjang kurang dari 15%. Terowongan umumnya tertutup
di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada
lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan
sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki
panjang minimal 0,1 mil (160,9 meter), dan yang lebih pendek dari itu
dinamakan underpass. (Rahardjo, 2004).
Cangkang silindrikal dan terowongan merupakan struktur pelat
satu-kelengkungan. Struktur cangkang memiliki batang longitudinal
dan kelengkungannya tegak lurus terhadap diameter bentang.
19
Gambar 23. Terowongan kereta cepat di Jakarta
Sumber Gambar : https://www.merdeka.com
20
Gambar 25. Atap berbentuk kubah
Sumber Gambar : https://id.wikipedia.org
Kabel
Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan struktur kabel
atau cable structures di gedung-gedung telah memperoleh popularitas
besar. Meskipun teknologi kabel telah ada sejak tahun 1950-an,
namun belakangan ini tiba-tiba terjadi lonjakan dan banyak digunakan
dalam aplikasi pembangunan.
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuk struktur kabel
tergantung dari basar dan perilaku beban yang bekerja padanya.
Struktur kabel yang ditarik pada kedua ujungnya, berbentuk lurus saja
disebut tierod. Berikut ini adalah gambar penggunaan kabel pada
konstruksi jembatan.
21
Membran dan Tenda Membran
Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang
memikul beban dengan mengalami tegangan tarik. Struktur membran
adalah sebuah alternatif untuk struktur bentang lebar yang dapat
diterapkan untuk penutup atap bangunan. Dasar mekanisme pikul
beban pada struktur membran adalah tarik.
Selain tegangan tarik, terjadi juga tegangan geser tangensial
pada struktur membran. Sistem membran pada bangunan bentang
lebar biasanya masih harus dibantu oleh struktur lainnya seperti kabel
atau space frame, karena sistem membran bila terkena gaya dari
angin maka harus ada daya tarik menuju tumpuan(pondasinya).
22
kain yang merupakan selubung bangunan tarik. Tenda membran
menggunakan elemen pendukung yang bersifat lentur dan ringan
seperti besi hollow, balok, atau cincin kompresi. Struktur kainnya
23
Gambar 31. Variasi tenda membran
Sumber Gambar : https://membrane.co.id
C. KESTABILAN STRUKTUR
Stabilitas suatu struktur pada bangunan meliputi Kekuatan, kestabilan,
dan keseimbangan.
Kekuatan merupakan kemampuan elemen dan komponen struktur
bangunan yang bekerja secara vertical ataupun horizontal bangunan dalam
menahan beban-beban yang timbul. Komponen struktur vertical berupa
kolom yang fungsinya menahan gaya-gaya vertical yang dialirkan dan
disebarkan menuju sub-struktur dan pondasi bangunan. Komponen struktur
horizontal berupa struktur lantai dan balok sebagai penahan beban mati dan
beban hidup yang diteruskan ke kolom. (Zuhri, 2011)
Kestabilan bangunan merupakan kemampuan bangunan dalam
mengatasi gaya-gaya lateral dari luar, seperti angin, gempa, ataupun gaya
gravitasi bumi. Hal ini tercapai dari ekspresi massa ataupun pembentuk
struktur bangunan yang memberikan perilaku struktur yang stabil. Kestabilan
lateral sembarang struktur yang mengalami sembarang kondisi pembebanan
harus dicapai dengan menggunakan pemikul beban lateral dengan
pengekangan lateral di sekeliling denah. (Zuhri,2011).
Keseimbangan merupakan perilaku massa dalam mengatasi gaya
gravitasi bumi dan angin, dimana perilaku struktur dicapai dengan
memberikan bidang-bidang vertical massive (shear wall atau bearing wall)
yang berfungsi untuk meneruskan beban dan membentuk sudut dengan
permukaan tanah. (Zuhri,2011)
Kestabilan struktur bangunan sangat penting untuk memastikan
keamanan dan kinerja jangka panjangnya. Faktor-faktor seperti desain yang
24
tepat, material yang baik, dan konstruksi yang benar sangat berperan dalam
mencapai stabilitas tersebut.
Untuk membuat struktur bangunan menjadi stabil, pertimbangkan
langkah-langkah berikut:
1. Desain yang Baik
Mulailah dengan desain yang memperhitungkan beban,
tekanan angin, gempa bumi, dan faktor lingkungan lainnya. Gunakan
prinsip-prinsip rekayasa struktur untuk memastikan kekuatan dan
kestabilan.
2. Material yang Tepat
Pilih material yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
struktur. Pastikan material memiliki kekuatan dan daya tahan yang
memadai.
3. Fondasi yang Kokoh
Fondasi yang baik adalah kunci stabilitas. Sesuaikan fondasi
dengan jenis tanah di lokasi tersebut dan pastikan fondasi dapat
menahan beban bangunan.
4. Struktur Rangka dan Dinding
Pastikan struktur rangka dan dinding dirancang untuk
menahan beban vertikal dan lateral. Sistem rangka yang baik dapat
menanggapi gempa bumi atau beban angin dengan baik.
5. Konektivitas yang Baik
Pastikan semua bagian struktur terhubung dengan baik dan
menggunakan sambungan yang tepat. Sambungan yang buruk dapat
mengurangi kestabilan.
6. Perawatan Rutin
Lakukan perawatan dan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi
kerusakan atau deformasi sejak dini. Perbaiki masalah kecil sebelum
menjadi masalah besar.
7. Kepatuhan dengan Standar
Ikuti standar dan regulasi bangunan setempat. Pastikan
struktur memenuhi persyaratan keamanan dan kelayakan.
8. Pengelolaan Beban
Distribusikan beban dengan merata di seluruh struktur. Hindari
konsentrasi beban yang berlebihan di satu titik.
Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, Anda dapat meningkatkan
kestabilan struktur bangunan. Jika memungkinkan, konsultasikan dengan
25
insinyur struktur yang berpengalaman untuk memastikan desain dan
pelaksanaan yang optimal.
Salah satu syarat agar sebuah bangunan memenuhi syarat dan layak
dipakai adalah kestabilan struktur yang bagus. Kestabilan memiliki arti
bangunan tidak akan runtuh (collapse) jika mendapat pengaruh gaya-gaya
dari luar. Lihat gambar di bawah ini sebagai contoh.
26
dibandingkan dengan struktur bangunan yang rendah dengan alasan struktur
yang rendah masih sangat rigid (deformasinya kecil) dan tidak membutuhkan
bantuan bracing
Bidang rangka kaku atau biasa disebut diaphraga adalah sistem di
mana dinding atau pelat lantai dipasang sangat kaku pada rangka struktur.
Hal ini menyebabkan sambungan (joint) tidak lagi berperilaku sebagai sendi,
namun sambungan ini akan kaku dan berubah fungsi sebagai jepit. Contoh
yang bisa kita lihat adalah pelat lantai yang terbuat dari beton yang
disambung dengan balok-balok di sekelilingnya
Jika pada sistem diaphragm kita memasang bidang yang akan
mengubah perilaku sambungan, maka pada cara yang ketiga ini, sambungan
secara langsung dipasang dengan kaku tanpa perlu bantuan dinding atau
pelat. Biasanya sistem seperti ini bisa dilakukan pada sambungan las baja
atau sambungan balok kolom pada beton bertulang.
Jumlah minimum pengaku atau bidang yang diperlukan untuk
kestabilan struktur
Untuk membuat sistem struktur yang stabil, paling tidak
diperlukan sejumlah elemen- elemen minimum yang dipasang pada
struktur. Pada gambar di atas, bidang pengaku dan pengaku diagonal
hanya dipasang di sebuah bidang di sebuah sisi struktur. Struktur
pada kondisi ini sudah stabil, namun jika ada gaya horizontal pada
arah tegak lurus bracing. struktur akanmengalami korsi yang cukup
besar akibat pemasangan struktur yang tidak simetris. Untuk itulah
diperlukan pemasangan elemen-elemen yang simetris pada struktur
Struktur dengan pengaku yang simetris
Dengan pemasangan struktur yang stabil dan tepat,
diharapkan struktur tidak akan mengalami jatah (collapse), memenuhi
syarat deformasi yang ditetapkan, dan mampu memberikan kuat layan
yang baik untuk dipakai para penggunanya.
27
1. Pertimbangkan gaya struktural
Dalam merancang bangunan, salah satu aspek penting yang
perlu diperhatikan adalah gaya struktural yang akan digunakan. Gaya
struktural merupakan bentuk dasar dari struktur bangunan yang dapat
mempengaruhi stabilitas dan kekuatan bangunan. Oleh karena itu,
penting untuk mempertimbangkan gaya struktural yang tepat untuk
memastikan kestabilan struktural bangunan.
Untuk memilih gaya struktural, kamu perlu mempertimbangkan
sifat material bangunan, beban yang akan diterapkan pada struktur,
dan faktor lingkungan lainnya. Beberapa gaya struktural yang sering
digunakan dalam arsitektur termasuk balok, pelat, dan bingkai. Pilihan
gaya struktural yang tepat akan memastikan bahwa bangunan dapat
menahan beban yang diterapkan dan tetap stabil dalam berbagai
kondisi lingkungan. Dengan mempertimbangkan gaya struktural yang
tepat, dapat memastikan bahwa bangunan yang dirancang akan
memiliki stabilitas struktural yang kuat dan tahan lama.
2. Pilih material yang tepat
Pilihan material bangunan yang tepat sangat berpengaruh
terhadap kestabilan struktural sebuah bangunan. Material yang dipilih
harus mampu menahan beban yang diterapkan dan memperhatikan
faktor lingkungan sekitar. Material yang paling umum digunakan
dalam arsitektur adalah beton, kayu, dan baja. Setiap material
memiliki kekuatan dan sifat yang berbeda, sehingga pemilihan
material yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik bangunan yang akan dibangun.
Selain memilih material yang tepat, tapi juga harus
memperhatikan kualitas dan kekuatan material tersebut. Material yang
berkualitas buruk dapat memperburuk kestabilan struktural sebuah
bangunan dan meningkatkan risiko kegagalan struktural. Oleh karena
itu, pastikan harus memilih material dengan kualitas dan kekuatan
yang baik untuk memastikan kestabilan struktural bangunan yang
akan dirancang. Dengan memperhatikan pemilihan material yang
tepat dan berkualitas, kita dapat membangun bangunan yang stabil,
aman, dan tahan lama.
3. Pertimbangkan faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga merupakan salah satu hal penting yang
perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan yang stabil.
28
Beberapa faktor lingkungan yang perlu diperhatikan adalah cuaca,
tekanan tanah, dan gempa bumi. Pemilihan material dan gaya
struktural harus disesuaikan dengan faktor lingkungan sekitar agar
bangunan dapat menahan beban yang diterapkan dan tetap stabil
dalam kondisi lingkungan yang berbeda.
Selain faktor lingkungan yang bersifat alamiah, tapi juga perlu
mempertimbangkan faktor lingkungan buatan manusia seperti lalu
lintas dan kebisingan. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi kestabilan
struktural bangunan dan kenyamanan penghuni. Dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan yang tepat, kita dapat
merancang bangunan yang dapat menahan beban yang diterapkan
dan tetap stabil dalam berbagai kondisi lingkungan, serta memberikan
kenyamanan bagi penghuninya.
4. Perhitungkan beban yang diterapkan pada bangunan
Perhitungan beban yang diterapkan pada bangunan
merupakan hal yang sangat penting dalam merancang struktur
bangunan yang stabil. Beban dapat berasal dari berbagai sumber,
seperti berat sendiri bangunan, beban hidup, dan beban angin. Oleh
karena itu, perhitungan beban harus dilakukan dengan cermat untuk
memastikan bahwa struktur bangunan dapat menahan beban yang
diterapkan tanpa mengalami kerusakan atau kegagalan.
Dalam merancang struktur bangunan, kita juga perlu
mempertimbangkan kemampuan material untuk menahan beban yang
diterapkan. Material yang berbeda memiliki karakteristik yang
berbeda, sehingga perlu diperhitungkan dengan cermat untuk
memastikan bahwa beban dapat ditahan oleh material yang dipilih.
Dengan mempertimbangkan beban yang diterapkan pada bangunan
dan kemampuan material untuk menahan beban tersebut, kita dapat
merancang struktur bangunan yang stabil dan aman.
5. Gunakan teknik konstruksi yang tepat
Teknik konstruksi yang tepat sangat penting dalam
memastikan kestabilan struktural bangunan. Setiap teknik konstruksi
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga perlu
dipertimbangkan dengan cermat dalam merancang struktur
bangunan. Salah satu teknik konstruksi yang sering digunakan adalah
struktur baja, karena memiliki kekuatan yang tinggi dan tahan
terhadap korosi. Namun, teknik konstruksi lain seperti struktur beton
29
juga dapat digunakan tergantung pada kondisi dan karakteristik
bangunan yang akan dibangun.
Selain mempertimbangkan teknik konstruksi yang tepat, kita
juga perlu memperhatikan detail teknis dalam proses konstruksi
bangunan. Setiap tahapan dalam proses konstruksi harus dijalankan
dengan cermat dan sesuai dengan standar keamanan dan kualitas
yang telah ditetapkan. Dengan menggunakan teknik konstruksi yang
tepat dan menjalankan proses konstruksi dengan cermat, kita dapat
memastikan bahwa struktur bangunan yang dirancang dapat memiliki
kestabilan struktural yang optimal dan tahan lama.
30
DAFTAR PUSTAKA
Mengenal Lebih DEkat dengan Struktur Bangunan Bentang Lebar, Apa Itu?
(2023). Diakses pada 04 Januari 2024 dari https://eticon.co.id/bangunan-bentang-
lebar/#:~:text=Jenis%20Sistem%20Bangunan%20Bentang%20Lebar,dan
%20bangunan%20bentang%20lebar%20kompleks
8 Jenis Struktur Bangunan yang Efektif untuk Gedung Tinggi. (2023). Diakses
pada 04 Januari 2024 dari https://juraganmaterial.id/blog/tips-juragan/jenis-struktur-
bangunan
Apa itu Struktur Bangunan? Pengertian, Jenis, dan Elemen. (2023). Diakses
pada 04 Januari 2024 dari https://rumahstruktur.co.id/struktur-bangunan/
31