Anda di halaman 1dari 55

Tugas Makalah:

STRUKTUR KONSTRUKSI BANGUNAN IV


(BANGUNAN BENTANG LEBAR)

OLEH :

LISDAYANTI

E1B116014

JURUSAN S1 ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat yang diberikan sehingga kami mampu menyelesaikan Tugas
Makalah Bangunan Bentang Lebar di Fakultas Teknik.

Tujuan Makalah ini dibuat sebagai tugas Mata Kuliah Struktur Konstruksi
Bangunan Iv. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar tugas Makalah ini dapat lebih baik lagi.

Kendari, 5 september 2018


DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Maksud Dan Tujuan ................................................................................ 2

BAB 2 STRUKTUR BENTANG LEBAR ................................................. 3

2.1 Pengertian Struktur.................................................................................. 3

2.2 Struktur Bentang Lebar ........................................................................... 4

BAB 3 STUDI KASUS BANGUNAN BENTANG LEBAR .................... 43

BAB 4 PENUTUP........................................................................................ 51

KESIMPULAN ............................................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 52


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan


penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin.
Bangunan bentang lebar secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa
konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan
berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar
yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan
penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-


kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti
untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung
pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan
lainnya. Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada
struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem
struktur yaitu :

a. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.


b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan
net (jarring)
e. Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

 Struktur ruang, yang terdiri atas :

- Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)


- Struktur rangka ruang

 Struktur permukaan bidang, terdiri atas :

- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik

 Struktur Kabel dan Jaringan

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa


masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan di bahas dalam makalah
ini adalah :

1. Pengertian stuktur bentang Lebar?

2. Jenis-jenis sturktur bentang lebar?

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maksud dan tujuan penulisan makalah ini
adalah:

1. Untuk memahami tentang pengetahuan teknis struktur, bahan, dan


konstruksi
2. Untuk memahami proses desain teknis struktur bentang lebar
3. Untuk memahami 8 jenis sistem struktur bentang lebar
BAB II

STRUKTUR BENTANG LEBAR

2.1 Pengetian Struktur

Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti


pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada
prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung keberadaan
elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail
arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur
bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-
masing.

Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan


dari bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu
menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa
bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan
menyalurkannya ke tanah dengan aman.

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :

a. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang


terletak di bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi
pondasi dan sloof.
b. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak
di atas permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali
oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di antaranya
dinding, kolom, dan ring.
c. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang
terbentuk memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas
bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.
2.2 Struktur Bentang Lebar

Sebelum mengenal lebih jauh tentang sistem struktur bentang


lebar (wide span building), perlu dipahami dahulu kata- kata yang
selalu mengikut di depannya, yaitu kata ‘struktur’ dan

‘konstruksi’. Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana


untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau
kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga dapat
didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan
yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur- unsur pokok
yang ditempatkan dalam suatu ruang yang didalamnya karakter
keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya. Ini berarti
struktur merupakan bagian dalam suatu bangunan yang berfungsi untuk
menyalurkan beban-beban untuk menopang dan memperkuat suatu
bangunan.

Lain halnya dengan konstruksi, dimana konstruksi adalah suatu


pembuatan atau perancangan bangunan serta penyusunannya. Konstruksi
berbicara tentang suatu kegiatan mengolah sumber daya proyek menjadi
suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Konstruksi menyusun
susunan-susunan yang ada di struktur sehingga kedua saling terikat
dan melengkapi.

Bentuk bangunan tidak terlepas dari bagaimana manusia


menyusun elemen-elemen pembentuknya menjadi seperti yang
diinginkan dalam menciptakan ruang di bawahnya. Teknologi konstruksi
dalam menyusun elemen-elemen pembentuk tersebut turut
mempengaruhi bentuk yang dihasilkan. Kemajuan jaman telah
membawa perkembangan pada pengetahuan konstruksi, menjadikan
kemungkinan-kemungkinan bentuk menjadi lebih bervariasi dan seakan
tak terbatas. Salah satu yang menguntungkan bagi dunia arstektur adalah
berkembangnya struktur bentang lebar.
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang
memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan
sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digunakan untuk
mewadahi kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang
cukup besar, seperti untuk kegiatan olahraga berupa gedung stadion,
gedung pertunjukan, auditorium, dan kegiatan pameran atau gedung
exhibition.

Terdapat 8 jenis sistem struktur bentang lebar, yaitu sistem


struktur kabel, busur (arch), kubah (dome), cangkang (shell),
pneumatik, membran, spaceframe, dan folded plate.

2.2.1 Sistem Stuktur Kabel


Sistem struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja
berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dan lain-lain yang menyanggah sebuah penutup yang
menjamin tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan
jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada
kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada
tiang-tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan.

Struktur kabel merupakan sebuah sistem struktur yang bekerja


berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi,
batang, dan lain-lain yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin
tertutupnya sebuah bangunan. Struktur kabel dan jaringan dapat
juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada kabel-kabel
hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang
pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. Form active
structure systems merupakan bentuk struktur bangunan yang
mampu menahan gaya tarik. Pada prinsip pembebanan dan gaya tarik
yang dipikul struktur ini, digunakan bahan-bahan struktural yang
mampu memenuhi persyaratan gaya tarik. Kabel dengan tarikan yang
kuat telah dikembangkan manusia terbuat dari bahan baja. Kabel
tersebut disebut sebagai hightension strength steel. Sedangkan contoh
bentuk kabel alami ialah akar- akar pohon gantung yang kuat dan
rotan.

Struktur kabel memiliki perilaku yang berkebalikan dari


struktur pelengkung (Arch). Bentuk dari struktur pelengkung merupakan
kebalikan dari struktur garis kurva tekan dalam menyalurkan gaya
akibat beban struktur. Struktur kabel mudah berubah bentuknya bila
gaya yang bekerja berubah secara besar maupun arahnya, karena bekerja
terhadap gaya tarik.

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh


sebuah elemen yang berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada
kabel adalah gaya vertikal dan gaya horizontal dengan asumsi bahwa
kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang bekerja
pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama
dan tinggi yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya
akan selalu berubah tergantung tingginya. Semakin tinggi tiangnya,
semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka semakin kecil
gaya horizontalnya.

SISTEM STABILISASI
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi
pada struktur kabel antara lain :

1. Peningkatan beban mati Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan


material dengan berat yang memadai dan merupakan material yang
homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai
bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian
menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara
dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel

4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground anchorage)


Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya gaya-gaya taik yang
dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan stabilisasi.Pada pondasi
terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik kabel.
5. Metoda prategang searah kabel (masted structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara keseluruhan
membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan
tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel

JENIS-JENIS STRUKTUR KABEL

Struktur Kabel Non Pretension

Adalah struktur kabel yang tidak diregang sebelum maupun sesudah diberi
beban luar, tegangan yang timbul pada kabel hanya diakibatkan oleh berat
kabel sendiri dan beban luar, seperti pada contoh yaitu kabel yang
tergantung bebas atau dak gantung. Perhitungan statis:
Bentuk lengkungan kabel dak gantung sesuai bentuk bidang momen.

𝑞𝑥𝑙
Av =
2

𝑞𝑥12 𝐼
AH = 𝑥
8 𝑓

f = lenturan karena berat sendiri kabel atau lenturan yang dikehendaki.


I = bentang konstruksi yang dikehendaki.
Lenturan ekonomis (fe) = 1 L
10
Gaya kabel maximum pada perletakan, K max z 1,1 AH

F= Kmax/T
Jenis-jenis Struktur Kabel non Pretension, yaitu:
1. Kabel vertikal

Contoh: kabel pada kran (crane) Gaya yang bekerja hanya gaya yang disebabkan oleh
beban gantung, sehingga membentuk kabel menjadi garis vertikal.

Gambar 2.1 Kabel Vertical

2. Kabel horizontal
Contoh: kabel untuk menarik beban secara horizontal.
Bila gaya tarik yang bekerja pada kabel benar-benar horizontal, maka kabel akan
membentuk garis lurus yang benar- benar horizontal dengan catatan berat sendiri
diabaikan.

Gambar 2.2 Kabel Horizontal

3. Kabel Diagonal

Contoh: jembatan gantung, atap gantung dan Iainlain.

Gambar 2.3 Kabel Diagonal


4. Kabel-kabel parabola
a. Balok tepi sejajar

Gambar 2.4 Balok Tepi Sejajar

b. Balok tepi sejajar melengkung ke atas, bersama kabel-kabel gantung


membentuk bidang synklastik.

Gambar 2.5 Balok Tepi Sejajar Membentuk Bidang Synklastik

c. Balok tepi sejajar melengkung ke bawah, bersama kabel-kabel gantung


membentuk bidang antiklastik.

Gambar 2.6 Balok Tepi Sejajar Membentuk Bidang Antiklastik

Selain bentuk-bentuk balok tepi seperti a, b, dan c diatas, juga boleh


digunakan balok tepi berbentuk busur, rangka ruang dan Iain-lain. Pada tiap-
tiap kabel ada kemungkinan terjadi deformasi ke segala poros, maka perlu
dilakukan penyetabilan dengan salah satu cara di bawah ini:

 Di atas kabel-kabel diletakan balok-balok melintang.


Gambar 2.7 Balok Kestabilan Dengan Balok Melintang

 Penutup atap dibuat berat.


 Penutup atap dibuat dari yang sekaligus membungkus beton kabel-kabel

5. Kabel-kabel radial

Balok tepi berbentuk ring yang kaku dengan kabel-kabel yang tergantung bebas dan bertemu
di satu titik, katenoid.

Gambar 2.8 Kabel-Kabel Radial

Struktur Kabel Pretension


Struktur Kabel Pretension adalah struktur kabel yang diregang sebelum diberikan beban
luar. Contoh: struktur kabel sistim Jawerth, jaring kabel synklastik tiga dimensional
1. Struktur kabel dimana setiap kabel diregang sebelumnya.

Gambar 2.9
Sistim Jawerth Pada Gelanggang Anggar di Mexico.
Konstruksi menjadi tegang karena kabel-kabel bagian bawah menarik
kabel-kabel bagian atas. Penutup atap dapat menggunakan bahan yang
ringan, karena konstruksi sudah stabil.

2. Struktur kabel dengan batang-batang tekan.

Gambar 2.10 Sistem Bidang Datar Dua Dimensional)

Gambar 2.11
Sistem Radial

Gambar 2.12 Gambar 2.13


Sistem Kombinasi Tiga Dimensional Sistem Dengan Kolom Terurai
Contoh Bangunan Menggunakan Struktur Kabel

Olympiastadion

The Munich Olympiastadion


Location Munich, Germany
Owner German State Government
Operator Olympiapark Munich GmbH
Capacity 69,250[1]
Surface Asphalt concrete and artificial grass[2]
Construction
Broke ground 1968
Opened 26 May 1972
Architect  Behnisch & Partner
 Frei Otto
 Leonhardt, Andrä und Partner

Tenants
 FC Bayern Munich (1972–2005)
 TSV 1860 Munich (1972–2005)

Keuntungan dan Kelemahan Struktur Kabel


Keuntungan struktur kabel :

1. Elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk


menutup permukaan yang luas
2. Ringan, meminimalisasi beban sendiri sebuah konstruksi
3. Memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan
ratusan meter mengungguli semua sistem lain
4. Memberikan efisiensi ruang lebih besar
5. Memiliki faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur
tradisonal yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah
temperatur tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari
temperatur tinggi dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi
resiko kehancuran
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera
menyesuaikan diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya
perubahan yang berarti dari tegangan
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.

Kelemahan struktur kabel


Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur
ini dapat bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak
mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh pembengkokan, tetapi
struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya bangunan

2.2.2 Sistem Struktur Busur (Arch)

Sistem struktur busur (arch) adalah sistem struktur yang berupa


elemen garis yang berbentuk busur dengan lenting tertentu dimana
kekuatan lentingan yang ada mampu menahan beban tekan yang cukup
besar. Sistem struktur ini memiliki 2 tumpuan beban pada kedua kaki
tempat ia berpijak.

Material yang Digunakan dalam Sistem Struktur Busur

Struktur busur adalah struktur yang secara murni


memanfaatkan daya tekan untuk membentuk ruang di bawahnya.
Struktur ini mempunyai 2 kaki tumpuan tempatnya untuk berpijak
dan menyalurkan beban ke pondasinya. Jenis struktur ini sering
sekali digunakan bersamaan dengan space frame, kabel, atau
folded plate untuk memberikan bentuk yang stabil. Busur juga
menjadi dasar bagi pengembangan struktur kubah.

Material yang bisa digunakan dalam sistem struktur busur ini


adalah batu atau batu bata (masonry), beton, baja, atau kayu
Jenis-jenis Sistem Tumpuan Beban pada Busur

• Busur 2 sendi. Pada sistem busur 2 sendi, merupakan sistem dengan


kondisi tumpuan yang fleksibel. Merupakan sistem yang
menguntungkan apabila terjadi perubahan-perubahan kecil seperti suhu
yang mengakibatkan memuainya busur.

 Busur terjepit. Busur dengan sistem terjepit bercirikan kaku,


terjadi momen pada tumpuan yang mengakibatkan resiko yang terjadi
apabila terdapat perubahan suhu, busur tidak dapat menyesuaikan
pemuaian yang terjadi sehingga rentan patah Pada umumnya busur
dengan sistem terjepit dipakai untuk bentang kecil,dan jarang digunakan
karena pada dasarnya arsitektur modern menghindari terjadinya momen.
 Busur 3 sendiri. Merupakasn kondisi tumpuan yang paling
fleksibel dan paling sering diterapkan dalam konstruksi karena
sistem ini dapat mengantisipasi perubahan suhu dengan sangat baik,
selain itu,sistem ini sangat baik digunakan untuk bentangan yang
besar karena stabil dan fleksibel dibandingkan dengan
kedua sistem lainnya.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Busur

Beberapa kelebihan dari sistem struktur busur adalah sistem


struktur ini memiliki kekuatan yang tinggi, sehingga tahan lama
(durable). Kekuatan itu berasal dari tekanan yang diberikan ke bentuk
busur karena daya tekan yang luar biasa kuatnya. Sistem struktur ini
Bisa digunakan untuk bentangan berapapun yang dikehendaki, serta
dapat dikembangkan menjadi vault dan struktur dome. Sistem struktur
ini juga tidak membutuhkan biaya yang mahal karena materialnya
yang mudah dicapai dan memiliki banyak jenis seperti
contohnya pointed arch, lancet arch, triangular arch, horshoe
arch, dan lain-lainnya.

Namun, sistem struktur busur memerlukan kepresisian


sehingga jika tidak tepat atau presisi pemasangannya akan
menyebabkan rubuhnya bangunan. Tekanan yang berlebihan juga
akan menyebabkan pergeseran struktur, serta bentuk yang terbatas
harus simetris untuk memperoleh kekuatan strukturalnya

Penerapan Pada Bangunan

Observation tower
Type
Broadcasting tower

Location 7th arrondissement, Paris, France

Construction
28 January 1887
started

Completed 15 March 1889

Opening 31 March 1889 (129 years ago)

Owner City of Paris, France

Management Société d'Exploitation de la Tour Eiffel (SETE)

Design and construction

Architect Stephen Sauvestre

Structural Maurice Koechlin


engineer Émile Nouguier

Main contractor Compagnie des Etablissements Eiffel


2.2.3 Sistem Struktur Kubah (Dome)

Sistem struktur kubah (dome) adalah struktur hemispherical


yang berkembang dari lengkungan. Kubah adalah salah satu bentuk
yang paling efisien untuk menutupi daerah yang luas, karena dapat
membungkus jumlah maksimum ruang dengan luas permukaan
minimum.

Jenis dan Material Sistem Struktur Kubah

Sistem struktur kubah atau dome menggunakan prinsip busur atau


arch yang disusun secara radial sampai membentuk kubah atau setengah
bola. Sistem struktur ini mendapatkan kekuatannya dari bentuk tersebut
yang menyebarkan gayanya secara merata dari puncak sampai ke
pondasi. Ini berarti, sistem struktur kubah memiliki kekuatan struktural
yang sangat kuat dan besar, seperti yang terjadi pada sistem struktur
busur. Bentangannya pun bisa sangat lebar tanpa perlu kolom interior.
Sistem struktur ini sebenarnya adalah sistem struktur yang paling efisien
di seluruh dunia karena dapat menutupi volume maksimum dengan luasan
permukaan yang minimum.

Selama ini, sistem struktur kubah telah dikonstruksikan dengan


berbagai macam jenis material, diantaranya yaitu batu atau bata, beton, besi
atau baja, kaca, dan ethyl tetra fluoro ethylene (ETFE).

Jenis-jenis Sistem Struktur Kubah


Sistem Penyaluran Gaya pada Sistem Struktur Kubah

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Kubah

Kelebihan yang dimiliki dari sistem struktur kubah atau dome ini
adalah strukturnya kuat untuk menahan gempa, dengan bentuk yang
menjadi struktur itu sendiri. Selain bentuknya menjadi struktur, bentuk
tersebut juga memiliki nilai plus dalam segi estetika karena berbentuk
setengah lingkaran. Beban yang bekerja pada struktur atap juga relatif kecil
dan ekonomis.
Kekurangan dari sistem struktur kubah adalah bentuknya yang tidak
fleksibel (tidak memiliki bentuk lain selain bentuk setengah
lingkaran), serta diperlukannya keahlian khusus pekerja bangunan
untuk dapat menciptakan bentuk kubah yang sempurna dengan
teliti dan presisi. Dinding yang tidak vertikal dan tanpa sudut juga
bisa menyebabkan masalah utilitas ruang

2.2.4 Sistem Struktur Cangkang (shell)

Struktur Cangkang

adalah bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang
mempunyai permukaan lengkung.

Istilah

cangkang oleh Salvadori dan Levy (1986) disebut kulit kerang. Sebuah
kulit kerang tipis merupakan suatu membran melengkung yang cukup tipis
untuk mengerahkan tegangan--tegangan lentur

Sistem struktur cangkang (shell) adalah bentuk struktural tiga


dimensi yang memiliki sifat kaku dan tipis, serta memiliki permukaan
lengkung. Pada dasarnya, sistem struktur cangkang diambil dari
bentuk yang ada di alam seperti kulit telur, tempurung buah kelapa,
cangkang kepiting, cangkang keong, dan sebagainya. Sistem struktur
ini memiliki pelat yang melengkung ke satu arah atau lebih, yang
tebalnya jauh lebih kecil daripada bentangnya.

Struktur Cangkang sebelum abad 20an Pantheon di Roma, telah


selesai sekitar tahun 125 Memiliki 43m kubah beton berdiameter
besar,dengan oculus dipusatnya Dibangun dengan vulkanik soda apung
sebagai bagian dari campuran beton

Persyaratan Struktur Cangkang

 Harus memiliki bentuk lengkung, tunggal, maupun ganda (single or


double curved)
 harus tipis terhadap permukaan atau bentangannya
 harus dibuat dari bahan yang keras, kuat, ulet dan tahan.

Klasifikasi Struktur Sheel

Sebagai sebuah struktur menurut Sukawi (2010), Shell digolongkan menjadi


beberapa macam berdasarkan :

1. Secara Geometri

2. Berdasarkan Proses Pembentukan

 Rotasional Surface

(Spherical Surface, Eliptical surface, Parabolic surface)

 Spherical Surface Eliptical Surface

(cylindrical surface dan eliptic paraboloid)


 Translational surface

(Hyperbolic Paraboloid dan Conoid.)

3. Berdasarkan kelengkungan permukaan

• Singly curved shell, terbentuk dari perpindahan garis lurus yang


melebihi bentuk lengkung

• Doubly curved shell with principle curves in the same direction


(domical shell) dibentuk dengan memutar bidang lengkung terhadap
sumbu pada bidang tersebut dan membentuk lengkungan kearah
sumbunya.

• Doubly curved shell with principle curves in opposite direction


(hiperbolik paraboloid)

• Doubly curved shell with principle curve in the same and opposite
direction yang memberikan contoh prinsip-‐ prinsip alternatif arah
lengkungan.

4. Berdasarkan Penggolongan Kedudukan Kurva


 Kurva-kurva membuka kearah yang sama (synclastic)

 Kurva-kurva kearah yang saling berlawanan


(antisynclastic)
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Cangkang

Beberapa kelebihan dari sistem struktur shell adalah


material yang digunakan relative sedikit (pervolume satuan beton).
Bentuknya yang melengkung juga membuat sistem struktur ini
relative bebas debu dan tidak diperlukan plafon tambahan
(diekspos). Jika menggunakan beton bertulang untuk materialnya,
sistem struktur ini akan sangat mudah dan cepat dalam
konstruksinya. Dilihat dari segi estetika, sistem konstruksi ini
memiliki bentuk yang indah karena berbentuk lingkaran, dimana bentang
lebarnya hemat kolom. Beban yang dihasilkan juga stabil.

Namun, sistem struktur ini juga memiliki kelemahan, yang


diawali dengan ketidakbisaannya menerima beban terpusat. Struktur
cangkang juga tidak bisa menentukan ketinggian tepat sesuai yang
diinginkan karena sistem ini bergantung kepada sudut derajat
langkungan busur. Dikarenakan bebannya yang dibagi secara rata,
sistem struktur ini tidak bisa membuat bukaan pada bagian atas
karena akan mempengaruhi laju pembagian beban yang menjadi tidak
rata. Kekurangan lainnya berhubungan dengan material yang
umumnya dipakai, yaitu beton. Beton bertulang yang dipakai membuat
ruangan di bawahnya panas. Jika cangkang tidak dirawat dengan baik,
akan ada kemungkinan retak rambut yang mengakibatkan bocor,
terlebih lagi melihat kondisi iklim di Indonesia.
Contoh bangunan yang menggunakan struktur Shell

Center of New Industries and Technologies yang lebih dikenal sebagai CNIT ini
terletak di Puteaux , Perancis , merupakan salah satu bangunan pertama yang
dibangun di La Défense di Paris , Perancis. Memiliki bentuk seperti cangkang
keong, bangunan ini memiliki bentang dan luasan yang lebar didalamnya

Identitas Bangunan Center Of New Industries And Technologies

Lokasi : La Défense di Paris , Puteaux Perancis

Tahun pembuatan : 1956-1958

Jenis bangunan : Exhibition Center

Jenis konstruksi : Concrete Shell

Arsitek : Robert Edouard Camelot, Jean de Mailly, Bernard ZehrfussJean,


Prouvé

Kontraktor : Nicolas Esquillan

Tinggi langit-langit : +46 m (151′) diatas permukaan laut

Panjang bangunan : 218 m (715 kaki)

2.2.5 Sistem Struktur Pneumatik

Sistem struktur pneumatik adalah salah satu sistem


struktur yang termasuk dalam kelompok soft shell, dimana sistem
struktur ini memiliki ciri khas semua gaya yang terjadi pada
membrannya berupa gaya tarik. Pada pneumatik, gaya tarik terjadi
karena adanya perbedaan tekanan udara di dalam struktur
pneumatic dengan tekanan udara di luar struktur ini.

Kelompok Sistem Struktur Pneumatik

 Struktur yang ditumpu udara (air supported structure).

 Struktur yang digembungkang udara (air inflated structure)


Stabilitas Bentuk Konstruksi Sistem Struktur Pneumatik

Tidak hanya beban internal yang berpengaruh dalam sistem


struktur pneumatik. Ada juga beban eksternal yang dapat
menyebabkan deformasi, yaitu angin dan salju. Ketika sistem
mengalami beban terpusat yang besar, itu akan menyebabkan
tegangan local yang sangat besar sehingga harus diantisipasi
dengan baik, contohnya yaitu ketika ada seseorang yang berjalan
di atas atap untuk memperbaiki bagian yang bocor. Salah satu
cara untuk mengatasi beban angin yang dapat menyebabkan
deformasi adalah dengan membuat bangunan pneumatik
tidak terlalu tinggi

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Pneumatik

Sistem struktur ini memiliki berbagai kelebihan, antara lain adalah


struktur ini dapat digunakan dengan berbagai macam bentukan-bentukan
seiring dengan berjalannya waktu karena sistem struktur ini banyak
mengalami perkembangan desain, mulai dari desain yang sederhana sampai
desain yang lebih kompleks. Keuntungan yang lain adalah sistem struktur ini
memiliki karakter cepat dalam sistem pembangunannya, serta ringan karena
material utamanya adalah lembaran kain dengan tebal tidak lebih dari 0,5
mm sehingga sistem struktur ini tidak memberatkan bangunan. Bangunan
yang dibuat dengan sistem ini bisa menjadi temporary space yang praktis
karena mudah di bongkar pasang dan disimpan kembali, dengan bentang
yang lebar karena memiliki daya tahan yang besar terhadap gaya tarik
sehingga merupakan elemen konstruksi yang paling ekonomis untuk
menutup permukaan yang luas.

Selain kelebihan di atas, sistem struktur pneumatik tentunya


memilki beberapa kekurangan. Karena material yang digunakan sangat tipis,
pneumatik dapat mengalami kebocoran atau sobek. Sistem ini juga
peka terhadap efek aerodinamika sehingga mudah mengalami getaran,
serta tidak dapat menahan beban vertikal. Untuk membuat bukaan
menggunakan sistem struktur ini juga perlu sistem khusus lainnya karena
bukaan dapat menyebabkan ketidakstabilannya tekanan udara sehingga
bangunan bisa kempes.

Tidak hanya proteksi kepada kebocoran yang dapat menyebabkan


tekanan udara berkurang dan struktur tidak dapat bekerja dengan
semestinya, sistem struktur ini juga harus dilakukan proteksi terhadap
kebakaran. Bahan dari membran terbuat dari bahan sintetik, thermoplastic
alami dan memiliki titik lebur yang rendah sehingga menjadi mudah
terbakar ketika dipapar sinar matahari atau terkena api. Kestabilan
struktur pneumatik dipengaruhi oleh membran-nya yang harus selalu
dalam keadaan kedap udara, terkontrol, dan mendapat cukup tekanan udara
sesuai kebutuhan sehingga jalan masuk dan keluar untuk pemakai
bangunan harus selalu dalam kondisi terkontrol dan terawat karena jalan ini
merupakan jalan terpenting untuk mengevaluasi para pemakai bangunan
dan jika tidak dipikirkan dengan baik, tekanan udara dapat berkurang saat
jalan masuk dibuka.

2.2.6 Sistem Struktur Membran

Sistem struktur membran adalah sistem struktur yang


menggunakan material membran. Sistem struktur ini memikul
beban dengan mengalami tegangan tarik. Membran yang
digunakan dalam sistem struktur ini sangatlah tipis sehingga sistem
struktur ini tidak dapat menerima gaya tekan dan geser.

Struktur membran sangat peka terhadap efek aerodinamika dari


angin. Efek angin menyebabkan terjadinya fluttering (getaran). Dengan
demikian, membran yang digunakan pada gedung harus distabilkan
dengan cara tertentu, hingga bentuknya dapat tetap dipertahankan pada
saat memikul berbagai kondisi pembebanan (Schodek,1980).
Ada beberapa cara dasar untuk menstabilkan membran. Rangka
penumpu dalam kaku misalnya dapat digunakan. Penstabilan dapat
dilakukan dengan menggunakan prategang pada permukaan membran. Hal
tersebut dapat dilakukan baik dengan memberikan gaya eksternal
yang menarik membran maupun dengan menggunakan tekanan internal
apabila membrannya berbentuk volume tertutup (pneumatic).

Contoh pemberian prategang yang menggunakan gaya eksternal


adalah struktur tenda. Akan tetapi ada pula tenda yang tidak mempunyai
permukaan yang benar-benar ditarik oleh kabel sehingga dapat bergerak
apabila dibebani. Sekalipun dapat memikul beban angin normal, misalnya
banyak permukaaan tenda yang dapat bergetar sebagai akibat dari efek
aerodinamika dari angin kencang.

Karena itulah tenda lebih banyak digunakan sebagai struktur sementara,


bukan sebagai struktur permanen.

Menstabilkan membran dengan menggunakan tekanan internal


dapat dilakukan apabila membran mempunyai volume tertutup.
Kelompok membran demikian biasa disebut strutur pneumatis, sebutan
yang sesuai dengan cara struktur mendapat kestabilan.

Tipe Kelengkungan Permukaan Struktur Membran

Berdasarkan bentuk kelengkungannya, struktur membran dibagi


menjadi 2 jenis, yaitu bentuk anticlastic dan synclastic.

a. Anticlastic / negative surface curvature. Bentuk ini memiliki


kelengkungan 2 arah yang berlawanan, sehingga bentuk tenda yang
dihasilkan menjadi cekung. Bentuk yang umum digunakan adalah bentuk
hyperbolic paraboloid, kerucut, dan bentuk lengkung.
Gambar 1: Bentuk membran anticlastic, hyperbolic paraboloid dan kerucut.

b. Synclastic / positive surface curvature. Bentuk yang memiliki 2 arah


kelengkungan yang searah, sehingga bentuk yang dihasilkan menjadi
cembung.

Gambar 2: Bentuk membran synclastic

Tipe Sistem Pengaku Struktur Membran

Berdasarkan sistem pengakunya, struktur membran terbagi menjadi 2,


mechanically prestressed dan pneumatically prestressed.

a. Mechanically prestressed. Dalam tipe ini terdapat tiga konsep


bentuk dasar dari struktur membran, yaitu: Saddle Shapes, Ridge
- Valley Shapes dan Point-supported Shapes.

Saddle Shapes. Saddle Shapes terbentuk ketika tepian membran


terhubung ke poin pendukung yang tinggi dan rendah secara
bergantian. Pada bentuk ini tepian membran berupa kabel (cable
edges). Saddle shapes juga dapat terbentuk ketika salah satu tepian
membran didukung oleh elemen melengkung yang kaku

Gambar 3: Bentuk dasar saddle shapes


Ridge and Valley Shapes. Bentuk ini didukung oleh kabel yang disusun
secara pararel atau radial pada puncak dan lembahnya. Kabel puncak ditarik ke
bawah oleh membran. Kabel pada lembah berfungsi sebagai penahan gaya angin.
Kabel ini juga dapat diganti dengan elemen kaku tanpa merubah bentuk geometri
dari membran.

Gambar 4: Macam-macam bentuk ridge and valley shapes

Point supported shapes. Bentuk ini adalah bentuk tenda pada umumnya,
memiliki 1 titik puncak, atau dapat juga berbentuk tenda terbalik (memiliki 1
titik rendah). Strategi untuk mendukung titik puncak dan rendah bervariasi.
Titik rendah dapat dihubungkan langsung ke pondasi. Titik puncak dapat
digantung dari tiang-tiang penyangga yang ditempatkan di tengah, melalui
cincin yang ditarik sehingga akan lebih mengakukan membrane

Gambar 5: Struktur membran berbentuk kerucut, tergolong dalam jenis point supported shapes
yang memiliki 1 titik puncak

b. Pneumatically prestressed. Pada jenis struktur pnemumatik, membran


memperoleh tegangan permukaan melalui tekanan udara, sehingga
dapat termasuk ke dalam struktur membran yang dapat berdiri
sendiri. Tetapi pada jenis struktur ini, memungkinkan diberi
penguatan dengan penulangan. Pada Pneumatic, gaya tarik terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatic dengan
tekanan udara diluar struktur. Pneumatic Structure dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu Air Supported Structure dan Air-Inflated
Structure.

Struktur yang ditumpu udara (AirSupported Structure) terdiri atas


satu membran (menutup ruang yang berguna secara fungsional) yang
ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil. Dengan demikian, volume
internal udara dalam gedung ini mempunyai tekanan lebih besar dari pada
tekanan udara biasa.

Gambar 6: Air Supported Structure. (Schodek: 1980).

Struktur yang digelembungkan udara (Air-Inflated Structure) ditumpu oleh


kandungan udara bertekanan yang menggelembungkan elemen- elemen gedung.
Volume internal udara gedung tetap sebesar tekanan udara

Gambar 7: Air-Inflated Structure. (Schodek: 1980).

Namun secara praktik di lapangan, struktur membran dengan


pendekatan pneumatik jarang digunakan karena mudah terjadi kebocoran. Ketika
terjadi kebocoran membran, maka tekanan udara akan menurun, yang
menyebabkan struktur atap tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Kelemahan lain yakni rentannya struktur terhadap terjadinya kebakaran. Bahan


pelapis yang dipakai merupakan bahan yang memiliki titik lebur rendah sehingga
mudah terbakar.
Material

Ada beberpa faktor yang harus diperhitungkan dalam memilih


material struktur membran yang akan digunakan, faktor tersebut antara lain:
anggaran, jangka waktu, fungsi bangunan, faktor kebakaran, persyaratan
pencahayaan dan estetika.

Terdapat 4 jenis material yang sering digunakan dalam penerapan struktur


membran pada bangunan bentang lebar modern, yaitu:

 PVC Coated Polyester. Material ini mudah ditangani dan dilas dengan
menggunakan las frekuensi tinggi. Para insinyur proyek biasanya
menentukan jenis membran setelah melakukan analisis bentuk. Ada
beberapa jenis PVC diklasifikasikan menurut lapisan permukaan, yaitu:

Acrylic - Biasanya digunakan jika kain yang diinginkan berwarna.


Jenis kain ini tidak memiliki kemampuan untuk membersihkan diri
dan usia pemakaian yang lebih pendek dibandingkan dengan PVDF atau
PTFE. Akrilik yang dilapis dapat dilas secara konvensional tanpa
perawatan permukaan

PVDF (Polyvinyl DeneFlouride) - Lapisan ini memiliki sifat yang sangat


baik dan memiliki kemampuan untuk pemakaian jangka panjang.
Bahan ini juga memiliki kemampuan untuk membersihkan diri dan
melindungi PVC dan poliester. Tipe kain ini memiliki kemampuan
antiwick. Wicking adalah masalah internal di mana air mengalir
sepanjang garis benang kain menyebabkan perubahan warna dari kain
dan memungkinkan terjadinya delaminasi.

Gambar 8: Membran tipe PVC


 PTFE Coated Fiberglass. PTFE (Polytetrafluoroethylene)
menawarkan sifat membersihkan diri yang tinggi, ketahanan api dan
masa pemakaian melebihi dua puluh lima tahun.

PTFE yang dilapisi fiberglass sangat mahal tetapi kompetitif


dengan kaca. Masalah utama dengan PTFE adalah bahwa ia memerlukan
penanganan yang sangat hati-hati selama fase konstruksi

Instalasi PTFE yang dilapisi fiberglass membutuhkan perawatan lebih


banyak dan detail yang lebih kompleks daripada PVC dilapisi kain
poliester. Kain ini tidak dapat dilas dengan peralatan frekuensi tinggi
konvensional tetapi menggunakan besi khusus. Sifat khusus dari PTFE
memungkinkan untuk dilas dan unwelded menggunakan mesin yang sama.
Hal ini memungkinkan panel yang rusak untuk diperbaiki di tempat.

Gambar 9: Membran Tipe PTFE.

 ETFE (ethylene-tetra-fluoro-ethylene). ETFE membran jenis terdiri dari


lapisan tipis etilena-tetra-fluoro-ethylena. Karena kehalusan nya,
membran ETFE jauh lebih transparan (tranparancy tingkat ≈ 90%)
dibandingkan dengan jenis membran lainnya sehingga dalam batas
tertentu dapat menggantikan kaca sebagai bahan atap transparan.
Tipe membran ini biasanya tidak digunakan untuk struktur
membran pratarik tetapi lebih digunakan sebagai penutup atap (non-
struktural) atau struktur pneumatic.
 ePTFE. ePTFE merupakan pengembangan material membran PTFE.
ePTFE ini lebih fleksibel dan memiliki perilaku yang lebih baik dari
bahan membran lainnya dan lebih transparan daripada membran PTFE
biasa (tingkat tranparancy ≈
40%). Selain itu, material ini mungkin untuk didaur ulang sehingga
dapat dilirik sebagai bahan dengan tingkat keberlanjutan yang tinggi

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Membran

Sistem struktur membrane memiliki beberapa kelebihan, yaitu


bahannya yang ringan, dapat dibentuk berbagai macam bentuk,
apalagi dengan adanya bantuan digital modeling, memiliki bentuk
estetika tersendiri, dan dapat memiliki efek transparan atau
translucent.

Namun sistem struktur ini juga memiliki kekurangan,

yaitu sangat tidak peka terhadap efek aerodinamika sehingga


mudah mengalami getaran. Selain itu, sistem struktur membrane
juga tidak dapat menahan beban vertikal, memerlukan detail joint
yang cukup rumit untuk menyatukan material membrane dengan struktur
penyokongnya, serta membutuhkan perawatan yang konstan
untuk mempertahankan ketegangannya karena bila ketegangannya
berkurang, itu akan membahayakan keseluruhan konstruksi bangunan

Penerapan Pada Bangunan Laboratories For M&G Ricerche, Venafro,


Italia
Gambar 10 & 11: Tampilan eksterior M&G Ricerche

Lokasi : Venafro, Italia. Tahun : 1992

Arsitek : Samyn et Associes.

Fasilitas riset kimia untuk M&G Ricerche, yang dirancang oleh arsitek
Belgia, Philippe Samyn selesai dibangun di Venafro, Italia pada tahun
1992. Bangunan ini menggunakan selubung membran satu lapis untuk
menggabungkan program kantor, laboratorium, dan ruang penelitian,
dimana riset untuk grup Sinco berlangsung

2.2.7 Sistem Struktur Spaceframe

Sistem struktur spaceframe adalah sistem struktur yang dirakit


dari elemen-elemen linear yang disusun sedemikian rupa agar gaya
dapat ditransfer secara tiga dimensi ke tanah. Dalam beberapa kasus,
sistem struktur space frame dapat juga berupa dua dimensi.

Jenis dan Material Sistem Struktur Space Frame

Tipe-tipe Sistem Struktur Space Frame

 Double Layer Grids, atau frame permukaan ruang datar, terdiri dari dua
jaringan planar anggota membentuk bagian atas dan bawah-lapisan sejajar
satu sama lain dan saling oleh anggota web vertikal dan miring.
Double-layer grid ditandai dengan sendi berengsel tanpa momen atau
menahan beban torsi; Oleh karena itu, semua anggota hanya dapat
menahan ketegangan atau kompresi. Bahkan dalam kasus koneksi dengan
sendi relatif kaku, pengaruh lentur atau momen puntir tidak signifikan.

Beberapa jenis double-layer grid dapat dibentuk oleh unsur-


unsur dasar. Mereka dikembangkan dengan memvariasikan arah atas dan
bawah-lapisan dengan menghormati satu sama lain dan juga dengan posisi
atas-lapisan poin nodal sehubungan dengan bottom-lapisan poin nodal.
Variasi tambahan dapat diperkenalkan dengan mengubah ukuran top-layer
grid sehubungan dengan dasar-layer grid. Dengan demikian, bukaan internal
dapat dibentuk dengan menghilangkan setiap elemen kedua dalam
konfigurasi normal. Menurut bentuk elemen dasar, double-layer grid dapat
dibagi dalam dua kelompok, grid berkisi-kisi dan grid ruang

 Design Parameters. Ada banyak faktor yang mempengaruhi parameter ini,


seperti jenis double-layer grid, rentang antara mendukung, cladding
atap, dan system proprietary yang digunakan. Bahkan, kedalaman dan
ukuran modul yang saling tergantung, yang terkait dengan sudut yang
diijinkan antara garis tengah anggota web dan bidang anggota chord atas
dan bawah

 Cambering and Slope.Cambering biasanya dilakukan dalam


bentuk silinder, punggungan, atau bentuk bulat. Kadang-kadang cambering
disarankan untuk memastikan bahwa air hujan mengalir dari atap cepat
untuk menghindari genangan. Ini tampaknya tidak efektif terutama ketika
cambering terbatas. Untuk mengatasi masalah air run-off di lokasi tersebut
dengan huja lebat, yang terbaik adalah untuk membentuk kemiringan
atap.
 Braced Barrel Vaults, yang terdiri dari elemen yang diatur pada
permukaan silinder. Kurva dasar memiliki bentuk melingkar; kadang-
kadang, parabola, elips atau garis digerakkan juga dapat digunakan.

 Braced Domes.

 Hyperbolic Paraboloid Shells

 Intersection and Combination.


Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Space Frame

Sistem struktur space frame memiliki berbagai keuntungan. Salah


satu keuntungan yang paling penting adalah ringan. Hal ini terutama
disebabkan oleh fakta bahwa materi didistribusikan spasial sedemikian
rupa. Akibatnya, semua materi di setiap elemen di manfaatkan
secara maksimal. Elemen pembentuk space frame juga biasanya
diproduksi massal di pabrik sehingga mereka dapat mengambil
keuntungan penuh dari sistem industri konstruksi. Frame ruang dapat
di bangun dari unit prefabrikasi yang sederhana, dengan ukuran dan
bentuk standar. Unit tersebut dapat dengan mudah di angkut dan cepat di
rakit di lapangan sehingga menghemat waktu pembangunan, serta mudah
dirangkai. Sistem struktur space frame juga memiliki kelebihan rigid,
kaku, kuat, efisien, serta dapat dirangkai menjadi bentuk apa saja yang
diinginkan.

Sistem ini juga memiliki kekurangan, sama halnya dengan sistem


struktur lainnya. Kekurangan dari sistem struktur space frame adalah
sistem struktur ini biasanya menggunakan material baja yang tidak tahan
api, serta memerlukan tingkat presisi tinggi karena biasanya struktur ini akan
di-expose

Penerapan Pada Bangunan Heydar Aliyev Center


General information

Status Complete

Location Baku, Azerbaijan

Construction started 2007

Completed 10 May 2012

Cost $250 million USD (estimated)[1]

Height

Roof 74 m (243 ft)

Design and construction

Architect Zaha Hadid Architects

Main contractor DIA Holding

2.2.8 Sistem Struktur Folded Plate

Sistem struktur folded plate adalah rakitan pelat datar kaku


yang terhubung sepanjang tepi hingga membentuk sedemikian rupa
sehingga membuat sistem struktur yang mampu membawa beban
tanpa perlu balok pendukung tambahan di sepanjang tepi.

Jenis dan Material Sistem Struktur Bidang Lipat

Sistem struktur ini adalah sistem struktur planar kaku yang


memiliki khas terbuat dari material monolith yang tingginya tipis
dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban yang terjadi
pada pelat mempunyai sifat arah yang banyak. Struktur ini dibuat
dengan bentukan lipatan-lipatan kaku pada suatu sistem struktur
yang bekerja secara efisien untuk menyalurkan beban. Sistem
struktur ini efisien karena dapat bekerja sekaligus sebagai pelat datar
(slab), balok (beam), dan rangka kaku (truss). Momen energi yang
terjadi pada sistem struktur bidang lipat jauh lebih besar daripada
momen energi yang didapat dari bidang datar

Jenis-jenis Sistem Struktur Bidang Lipat

 Folded plate 2 segmen.

Terdiri dari plat miring, plat tepi yang digunakan untuk


menguatkan plat yang lebar, untuk membawa beban ke penyangga
dan menyatukan plat, serta kolom untuk menyangga struktur.

 Folded plate 3 segmen.

Penampang terakhirnya berupa rangka yang lebih kaku daripada


balok penopang bagian dalam. Kekuatan dari reaksi plat di atas rangka
kaku tersebut akan cukup besar dan di kolom luar tidak akan
diseimbangkan oleh daya tolak dari plat yang berdekatan. Ukuran
rangka dapat dikurangi dengan menggunakan tali baja antara ujung
kolom.

 Bentuk Z.

Masing-masing plat di atas mempunyai satu plat miring yang lebar dan
dua plat tepi yang diatur dengan jarak antara unit untuk jendela. Bentuk
ini disebut Z shell dan sama dengan louver. Bentuk Z ini adalah
bentuk struktur yang kurang efisien karena tidak menerus dan
kedalaman efektifnya lebih kecil daripada kedalaman.

 Dinding yang menerus dengan plat.


Pada struktur ini, dinding didesain menerus dengan plat atap. Kolom tidak
dibutuhkan di pertemuan tiap-tiap panel dinding karena dinding ditahan di
ujung atas

 Kanopi.
Struktur ini mempunyai empat segmen. Penopang struktur disembunyikan
di permukaan atas sehingga tidak terlihat dan plat (shell) akan muncul
untuk menutup dari kolom vertical

 Folded Plate
yang meruncing ke ujung (Tapered Folded Plate). Struktur ini
dibentuk oleh elemen-elemen runcing. Berat plat di tengah bentang
merupakan dimensi kritis untuk kekuatan tekukan. Struktur ini tidak efisien
dan tidak cocok untuk bentang lebar karena bebannya yang terlalu berat.
 Folded Plate

penyangga tepi (Edge Supported Folded Plate). Pada struktur ini, plat
tepi dapat dikurangi dan struktur atap dapat dibuat terlihat sangat tipis
jika plat tepi ditopang oleh rangkaian kolom. Struktur ini cocok
digunakan untuk bangunan dengan estetika tinggi dengan desain
atap yang tipis

 Rangka kaku Folded Plate.

Sebuah lengkung dengan segmen lurus biasanya disebut rangka kaku.


Struktur ini tidak efisien untuk bentuk kurva lengkung karena momen
tekuk lebih besar
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Struktur Bidang Lipat

Kelebihan sistem struktur bidang lipat diantaranya ketika dilihat dalam


segi struktur, sebagai bidang vertikal, struktur ini dapat menggantikan
kolom-kolom dan sekaligus menjadi bearing wall, sedangkan sebagai
bidang horizontal, struktur folded plate dapat menggantikan balok-balok,
sehingga batangan dapat lebih besar. Struktur folded plate sangat sesuai
untuk bentuk-bentuk atap di daerah-daerah yang banyak turun hujan.
Bentuk ini baik pula untuk digunakan mengatur akustik dan cahaya.
Struktur lipat pada bangunan bentang panjang sangat mempengaruhi
beban yang diterima oleh atap bangunan, sehingga tumpuan beban
yang diterima merata.

Kekurangannya, proses distribusi air hujan akan sedikit lebih sulit karena
bila salah perancangan, kemungkinan akan terjadi talang kantong.
Penggunaan material juga banyak dan jika bentang terlalu besar, makan akan
melendut

Penerapan Pada Bangunan

United States Air Force Academy Cadet Chapel

General information

Type Chapel
Architectural style Mid-century modern

U.S. Air Force Academy,


Location
near Colorado Springs, CO

Construction
1959
started

Completed 1962

Height 150 feet (46 m)

Technical details

Floor count 2 floors

Design and construction

Walter Netsch, Jr.,


Architect
Skidmore, Owings and Merrill

Main contractor Robert E. McKee, Inc.

AIA National Twenty-five Year


Awards and prizes Award
U.S. National Historic Landmark,
2004
BAB III

STUDI KASUS STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR

Gambar 3.1 stadion Nasional Beijing

Nama : Stadion Nasional

Lokasi : Area Olimpiade Hijau, Beijing, China

Mulai pembangunan : 24 Desember 2003

Pembukaan : 28 Juni 2008

Permukaan : Rumput

Biaya konstruksi : US$ 423 juta (dalam dolar tahun 2011)

Arsitek : Herzog & de Meuron,ArupSport China Architectural

Design & Research Group,Ai Weiwei (Konsultan artistik)

Teknisi struktural : Arup

Kapasitas : 80.000,91.000 (termasuk 11.000 bangku sementara - Olympic


2008)

Tipe bangunan : Stadion olahraga olimpiade umum

Sistem konstruksi : Rangka baja dan struktur selaput

Konteks : Urban

Gaya : Modern ekspresionis

Julukan : “The Bird’s Nest – Sarang Burung”


Gambar 3.2 Transformasi Bentuk

Berupaya untuk merancang stadion yang “berpori” sekaligus menjadi


“sebuah bangunan kolektif, wadah publik”, tim arsitek Swiss Herzog & de
Meuron mempelajari keramik Cina yang membawa tim pada “skema sarang”.
Stadion dengan 91.000 kursi dirancang untuk memasukkan unsur-unsur seni dan
budaya Cina dimana bentuk lingkaran pada stadion tersebut mewakili langit.
Dengan penjelasan bahwa bagi Cina, sebuah sarang burung, bagaimanapun,
sering mewakili peluncuran phoenix, yang membawa pembebasan.

Desain/Rancangan dan Struktur Konstruksi Stadion Nasional Beijing

Stadion memiliki volume kasar sebesar 3 juta m3 dengan luas lahan

kasar sebesar 2,8 juta m2 dan dianggap menjadi ruang tertutup terbesar di dunia.
Juga merupakan struktur baja terbesar dunia dengan penggunaan 26 km baja
terbuka. Jumlah material baja untuk bahan rangka Elemen struktural “Sarang
Burung” ini mendukung satu sama lain, yang berkumpul dalam formasi seperti
‘grid’/jaringan dalam jumlah yang banyak menyerupai sebuah sarang.
Gambar 3.3 Struktur Baja

Struktur utama Stadion Nasional adalah sebuah struktur baja besar


berbentuk pelana eliptik dengan berat 42.000 ton. Stadion ini membentang
sepanjang 333 m dari utara ke selatan dan 294 m dari timur ke barat, dengan
ketinggian 69,2 m yang permukaan terluarnya condong 13° dari garis vertikal.
Rancangan stadion termasuk 11.000 kursi yang dapat dibongkar. Tempat
duduk terjauh berjarak 140 m dari tengah lapangan.

Gambar 3.4 tiang-tiang penopang

Stadion Nasional Beijing, selain dirancang dengan sebanyak mungkin


fleksibilitas untuk kemungkinan penggunaan di masa mendatang, tetapi juga
memastikan kenyamanan tempat duduk dan pandangan optimal bagi semua
pendukung sehingga kumpulan dari baja penopang telah dirancang untuk
mendukung atap yang membayangi tempat duduk. Perhatian terpusat juga
diberikan untuk merancang stadion dengan cara-cara dimana dapat menahan
gempa bumi tanpa banyak kerusakan sebagaimana diketahui stadion terletak pada
salah satu zona dengan kegiatan seismik paling banyak di dunia.
Rangka stadion yang membentuk jaring difungsikan juga sebagai tangga
yang menghubungkan tempat berjalan-jalan yang mengelilingi tribun selingkaran penuh.
Terdapat pula Lobi yang berfungsi sebagai tempat terbuka yang luas dan lapang agar stan
makanan-minuman dan barang dagangan dapat diakses dengan mudah. Terdapat pula
tempat berdagang luas –digunakan bercampur yang dibangun di bawah stadion berupa
toko-toko, restoran, bioskop, klub kesehatan, dan parkir.

Stadion terdiri dari dua struktur bebas, berdiri 50 kaki (15 m) terpisah:
mangkuk tempat duduk beton merah dan kerangka baja teluar di sekelilingnya.
Pekerjaan beton dari tribun utama diselesaikan dahulu, baru kemudian kerangka baja
dilas bersama. 110.000 ton baja buatan Cina digunakan, yang dapat menahan gempa
bumi.
Untuk sisa dari desain struktural, rencana arsitek menyerukan balok baja
raksasa yang akan memutar dan berbalik selebar 300m stadion. Pola dibutuhkan
untuk terlihat acak untuk menciptakan ilusi Sarang Burung. Tetapi pada saat
yang sama, balok harus saling mendukung dan membawa beban berat dengan
aman sehingga pemandangan artistik ini bisa berdiri dengan sendirinya. Ruang
dalam struktur sarang diisi dengan bantalan plastik gembung, sesuai yang
diperlukan, untuk menyediakan perlindungan melawan cuaca buruk.

Atap stadion berukuran 330m x 220m memiliki berat sebesar 45.000 ton.
Bagian atap dilapisi dengan panel-panel ethyl tetrofluoroethylene (ETFE) pada
permukaan atas dan selaput akustik pada permukaan bawah yang berfungsi
memantulkan dan menahan suara untuk mempertahankan suasana di dalam

stadion. Panel ETFE disediakan sebanyak 40.000 m2 oleh perusahaan Covertex,


Jerman, dengan kelebihan, yaitu kuat menahan rentang suhu yang berbeda
dan berdaya tahan tinggi terhadap korosi/karat.
Tubuh utama stadion tersusun dari 24 kolom penopang yang
mengelilingi tribun berbentuk mangkuk. Tidak seperti struktur beton lainnya di
mana kerangka berada di dalam, di stadion ini kerangka didesain untuk berada di
luar struktur beton bertulang. Memiliki tiga set balok dimana set pertama adalah
rangka luar yang dipasang pada tribun. Set kedua balok mengisi ruang antara
sebelumnya. Mereka menghubungkan semua balok dan menahan mereka
bersamaan untuk membentuk sebuah struktur jalinan. Set ketiga balok
mendukung tangga dan menyediakan rangka untuk penutup lapisan atap. Tujuan
utamanya untuk mengisi semua celah yang ditinggalkan oleh sistem kedua.

Termasuk dalam salah satu bangunan yang menerapkan gaya Arsitektur


Hijau. Kelebihan bangunan dalam gaya Arsitektur Hijau, yaitu sistem pengumpulan
air hujan, atap tembus cahaya untuk pencahayaan alami, dan sistem penghawaan
alami.

Analisa Gaya
Gaya yang bekerja pada Stadion Nasional Beijing hanya berupa gaya tarik -
tekan karena menggunakan sistem struktur rangka baja meruang – struktur yang
terbentuk dari batang-batang baja, hampir sama dengan struktur portal; namun, pada

struktur ini batang-batang baja yang terbentuk membentuk suatu ruang tiga
dimensi dan dihubungkan menggunakan sistem ‘joint’.

Hal ini dikarenakan komponen dalam simpul dan bentangan secara


detail tidak mengalami momen saat dilihat secara tiga dimensi karena telah
merupakan satu kesatuan. Gaya tekan – tarik bekerja pada tiap bentangan baja
yang digunakan.

Pada permukaan atap stadion, semakin ke pinggir, gaya yang paling


berpengaruh adalah gaya tarik (‒). Untuk dinding stadion, gaya yang juga
paling berpengaruh adalah gaya tarik (‒). Sedangkan gaya tekan (+) bekerja
pada permukaan atap stadion dimana terletak pada daerah ring pengikat atap.
Dalam hal ini, ring pengikat pada atap tidak lagi diasumsikan sebagai ring

kunci karena setelah dilihat secara keseluruhan, gaya tekan – tarik


ternyata bekerja pada seluruh bangunan.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan


penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin.
Bangunan bentang lebar secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar
sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa
konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan
berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar
yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan
penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

a. Struktur kabel
b. Struktur Busur (Arch)
c. Struktur kubah (dome)
d. Struktur cangkang (shell)
e. Struktur pneumatic
f. Struktur membrane
g. Struktur spaceframe
h. Struktur folded plate
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.scribd.com/doc/144541979/Bentang-Lebar-Stadion-Utama-Riau

 https://www.slideshare.net/rerianita/struktur-bangunan-bentang-lebar-membran

 https://adampriyadi.wordpress.com/2013/05/24/arsitektur-bentang-lebar/

 https://www.slideshare.net/barleyprima/teknik-bangunan-bentang-lebar

 https://www.academia.edu/9713943/Studio_Perancangan_Arsitektur_IV

 www.greatbuildings.com/buildings/Beijing_National_Stadium.html

 http://sipilworld.blogspot.com/2013/04/pengertian-struktur-kabel.html

 https://id.scribd.com/doc/102546311/STRUKTUR-MEMBRAN

Anda mungkin juga menyukai