Anda di halaman 1dari 5

TUGAS STRUKTUR BAJA

Nama: Faskal Gemilang


Nim: 20062017

Dosen Pengampu:
Prima Zola, S.T., M.T

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL DAN BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
MACAM-MACAM BEBAN PADA STRUKTUR DAN
KOMBINASI PEMBEBANAN

A.Jenis-Jenis Beban
1. Beban Mati (Dead Load)
Beban mati, juga dikenal sebagai muatan permanen atau statis,
adalah beban yang dominan terkait dengan berat struktur itu sendiri, yang
tetap diam dan relatif konstan dari waktu ke waktu. Beban mati dapat
mencakup berat elemen struktural, partisi non-struktural yang permanen,
perlengkapan tak bergerak seperti eternit, lemari built-in, dan sebagainya.
Beban mati yang diakibatkan oleh berat konstmksi permanen,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan
layan tetap.
Beban mati dapat dihitung dengan menilai berat bahan yang
ditentukan dan volumenya seperti yang terhitung dalam rancangan. Secara
teori, sangat mungkin untuk menghitung beban mati dengan tingkat akurasi
yang baik. Meskipun demikian banyak praktisi yang menggunakan hitungan
estimasi untuk mempermudah perhitungan beban.

2. Beban Hidup (Live Load)


Beban hidup, juga dikenal sebagai muatan yang diaplikasikan,
biasanya bersifat sementara, dapat berubah, dan dinamis. Beban ini seperti
lalu lintas kendaraan, penghuni, furnitur dan peralatan lainnya. Intensitas
muatan ini dapat bervariasi tergantung pada waktu penggunan.
Misalnya gedung kantor mungkin mengalami peningkatan beban
hidup selama jam kerja di siang hari tetapi beban jauh lebih kecil pada
malam hari atau pada akhir pekan. Beban hidup dapat dikonsentrasikan
atau didistribusikan dan mungkin melibatkan benturan, getaran atau
percepatan.

3. Beban Lingkungan (Environmental Load)


Beban lingkungan dapat bekerja pada struktur akibat kondisi
topografi dan cuaca sekitar yang berpengaruh langsung pada bangunan.
Beban lingkungan lebih sulit dihitung secara akurat karena harus melalui
riset yang panjang, tidak seperti beban mati dan beban hidup yang bisa
diukur dengan lebih mudah.

4. Beban Angin (Wind Load)


Beban angin dapat terjadi oleh pergerakan udara yang berpengaruh
terhadap suatu struktur, dan analisis mengacu pada pemahaman tentang
meteorologi dan aerodinamika pada struktur. Beban angin mungkin bukan
masalah besar bagi bangunan kecil, tetapi tetap penting untuk diperhatikan
karena penggunaan bahan yang lebih ringan berpengaruh pada
kerentanannya diterbangkan oleh angin
Penggunaan bentuk yang mempengaruhi aliran udara, biasanya pada
bentuk atap. Jika berat mati suatu struktur tidak mencukupi untuk
menahan beban angin, struktur dan kaitan tambahan mungkin diperlukan.
Penggunaan bangunan dengan struktur atap tenda, kanopi atau atap seng
yang ringan sangat rentan terbang saat angin kencang.
Kecepatan angin desain bangunan biasanya ditentukan dari catatan
riset menggunakan teori nilai ekstrim untuk memprediksi kecepatan angin
tidak biasa yang mungkin terjadi di masa depan. Analisis juga dimungkinkan
dengan menggunakan perangkat lunak dinamika fluida komputer.

5. Beban Gempa (Earthquake Load)


Beban horisontal yang signifikan dapat terjadi pada struktur selama
gempa bumi. Bangunan di area aktivitas seismik perlu dianalisis tambahan
dan dirancang dengan hati-hati untuk memastikan struktur tidak roboh jika
terjadi gempa bumi.

6. Beban Termal (Thermal Load)


Semua bahan akan mengembang atau berkontraksi dengan
perubahan suhu dan ini dapat mengerahkan beban yang signifikan pada
suatu struktur. Ini biasanya terjadi pada struktur atap baja di siang hari
yang panas. Struktur akan memuai menjadi lebih panjang sehingga terlihat
melengkung. Jangan sampai pemuaian ini membuat struktur rusak.

7. Beban Hujan (Rain Load)


Daerah tropis sering terkena hujan sehingga membuat bangunan
diguyur air. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap struktur khususnya
atap apakah mampu menahan guyuran hujan dan mengalirkan air dengan
jumlah tertentu saat hujan. Talang air yang terlalu kecil dapat
menyebabkan masalah kebocoran saat hujan. Perlu juga diperhatikan
bahwa guyuran hujan dapat membusukan kolom kayu dan rangka atap
kayu.
Demikianlah jenis beban pada struktur bangunan, semoga dapat
bermanfaat dan membuka wawasan tentang struktur bangunan.

B. Kombinasi Pembebanan Struktur


Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk rumah dan gedung
1983, ada dua kombinasi pembebanan yang perlu ditinjau pada struktur yaitu:
Kombinasi pembebanan tetap dan kombinasi pembebanan sementara.
Kombinasi pembebanan tetap dianggap beban bekerja secara terus-
menerus pada struktur selama umur rencana. Kombinasi pembebanan tetap
disebabkan oleh bekerjanya beban mati dan beban hidup.
Kombinasi pembebanan sementara tidak bekerja secara terus-menerus
pada stuktur, tetapi pengaruhnya tetap diperhitungkan dalam analisa struktur.
Kombinasi pembebanan ini disebabkan oleh bekerjanya beban 47 mati, beban
hidup, dan beban gempa. Nilai-nilai tersebut dikalikan dengan suatu faktor
magnifikasi yang disebut faktor beban, tujuannya agar struktur dan
komponennya memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai terhadap berbagai
kombinasi beban

Anda mungkin juga menyukai