struktur baja cukup lama digunakan, namun beberapa tahun terakhir metode desain dalam struktur baja mulai beralih ke metode yang lebih rasional, yakni metode LRFD (Load Resistance and Factor Design). Metode ini didasarkan pada ilmu probabilitas, sehingga dapat mengantisipasi segala ketidakpastian dari material maupun beban. • Dalam perencanaan struktur baja metode LRFD, berpedoman pada SNI 03-1729-2002. Perencanaan Struktur Perencanaan struktur dapat didefinisikan sebagai campuran ilmu pengetahuan yang dikombinasikan dengan intuisi seorang ahli struktur mengenai perilaku struktur dengan dasar-dasar pengetahuan dalam statika, dinamika, mekanika bahan dan Analisa struktur, untuk menghasilkan suatu struktur yang ekonomis dan aman. • Hingga tahun 1850 perencanaan struktur merupakan suatu seni yang berdasarkan pada intuisi untuk menentukan ukuran dan susunan elemen struktur. Dengan berkembangnya pengetahuan mengenai perilaku struktur dan material, maka perencanaan struktur menjadi lebih ilmiah. Dari pengalaman intuisi seorang ahli struktur digabungkan dengan hasil-hasil perhitungan ilmiah akan menjadi suatu dasar proses pengambilan keputusan dalam struktur. Tujuan dari perencanaan struktur menurut tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan Gedung adalah menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet dan memenuhi tujuan lainnya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil jika tidak mudah terguling, miring, tergeser selama umur rencana bangunan. Perencanaan adalah sebuah proses untuk mendapatkan hasil yang optimum. Suatu struktur dikatakan optimum dengan kriteria biaya minimum, berat minimum, waktu konstruksi minimum, tenaga kerja minimum, biaya manufaktur minimum, manfaat maksimum pada saat masa layan. Kerangka perencanaan struktur adalah pemilihan susunan dan ukuran dari elemen struktur sehingga beban yang bekerja dapat dipikul secara aman, dan perpindahan yang terjadi masih dalam batas yang disyaratkan. Prosedur perencanaan struktur secara iterasi dapat dilakukan sebagai berikut: a. Perancangan. Penetapan fugsi dari struktur.
b. Penetapan konfigurasi struktur awal.
• c. Penetapan beban kerja stuktur • d. Pemilihan awal bentuk dan ukuran elemen struktur e. Analisa struktur, untuk memperoleh gaya-gaya dalam dan perpindahan elemen • f. Evaluasi, apakah perencanaan sdh optimum sesuai yang • diharapkan • g. Perencanaan ulang Langkah 1 hingga 6 • h. Perencanaan akhir, apakah Langkah 1 hingga 7 sudah • memberikan hasil optimum
• Salah satu tahapan penting dalam perencanaan suatu struktur
bangunan adalah pemilihan jenis material yang akan digunakan. Material baja sebagai bahan konstruksi telah digunakan sejak lama mengingat beberapa keunggulannya dibandingkan material lain. • Keunggulan Baja sebagai material konstruksi adalah: 1. Mempunyai kekuatan yang tinggi, sehingga dapat mengurangi ukuran struktur serta mengurangi berat sendiri dari struktur. 2. Keseragaman dan keawetan yang tinggi 3. Sifat elastis, baja mempunyai perilaku yang cukup dekat dengan asumsi-asumsi yang digunakan untuk melakukan Analisa. 4. Daktilitas baja cukup tinggi, karena suatu batang baja yang menerima tegangan tarik yang tinggi akan mengalami regangan Tarik yang cukup besar sebelum terjadi keruntuhan. 5. Beberapa keuntungan pemakaian baja sebagai material kontruksi adalah kemudahan penyambungan antar elemen yang satu dengan yang lain. • Selain keuntungan-keuntungan yang disebutkan tersebut, material baja memiliki kekurangan, terutama dari sisi pemeliharaan. • Konstruksi baja yang berhubungan langsung dengan udara atau air, secara periodic harus dicat. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran harus menjadi perhatian serius, sebab material baja akan mengalami penurunan kekuatan secara drastic akibat kenaikan temperature yang cukup tinggi disamping baja juga merupakan konduktor panas yang baik, sehingga nyala api dalam suatu bangunan dapat menyebar dengan lebih cepat. • Kelemahan lain dari struktur baja adalah masalah tekuk yang merupakan fungsi dari kelangsingan suatu penampang BEBAN Beban adalah gaya luar yang bekerja pada suatu struktur. Penentuan secara pasti besarnya beban yang bekerja pada suatu struktur selama umur layannya merupakan salah satu pekerjaan yang cukup sulit. Besar beban yang bekerja pada suatu struktur diatur oleh peraturan pembebanan yang berlaku,sedangkan masalah kombinasi dari beban yag bekerja telah diatur dalam SNI 03- 1729-2002. Jenis Beban antara lain: a. Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu Gedung/bangunan yang bersifat tetap selama masa layan struktur, termasuk unsur- unsur tambahan, finishing, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung/bangunan tersebut. Termasuk dalam beban ini adalah berat struktur, pipa, saluran listrik, AC,Lampu-lampu Berat Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung Bahan Bangunan Berat Bahan Bangunan Berat Baja 7850 kg/m3 Beton 2200 kg/m3 Beton bertulang 2400 kg/m3 Kayu (kelas I) 1000 kg/m3 Pasir (kering udara) 1600 kg/m3 Komponen Gedung Spesi dari semen, per cm tebal 21 kg/m2 Dinding bata merah ½ baru 250 kg/m2 Penutup atap genting 50 kg/m2 Penutup lantai ubin semen per cm tebal 24 kg/m2 Jenis Beban antara lain: b. Beban hidup adalah beban gravitasi yang bekerja pada struktur dalam masa layannya, dan timbul akibat penggunaan suatu Gedung. Contohnya berat manusia, perabotan yang dapat dipindah-pindah. Karena besar dan lokasi beban yang senantiasa berubah-ubah maka penentuan beban hidup secara pasti adalah merupakan suatu hal yang cukup sulit. Beban Hidup pada lantai gedung
Kegunaan Bangunan Berat
Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana 125 kg/m2 Lantai sekola, ruang kuliah, kantor took, restoran , 250 kg/m2 hotel, asrama dan rumah sakit Lantai ruang olahraga 400 kg/m2 Lantai pabrik, bengkel, Gedung, perpustakaan, ruang 400 kg/m2 arsip, ruang mesin Lantai Gedung parkir bertingkat, lantai bawah 800 kg/m2
(sumber: peraturan pembeban Indonesia untuk Gedung ,1983)
c. Beban Angin adalah beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan-tekanan dari Gerakan angin.
Beban angin sangat tergantung dari lokasi dan
ketinggian struktur. Besarnta tekanan tiup harus diambil minimum sebesar 25 kg/m2, kecuali untuk bangunan berikut: 1. Tekanan tiup ditepi laut hingga 5 km dari pantai harus diambil minimum 40 kg//m2) 2. Untuk bangunan di daerah lain yang kemungkinan tekanan tiupnya lebih dari 40 kg/m2, harus diambil sebesar p = V2/16 (kg/m2) dengan V adalah kecepatan angin dalam m/s 3. Untuk cerobong, tekanan tiup dalam kg/m2 harus ditentukan dengan rumus (42,5 + 0,6 h) dengan h adalah tinggi cerobong seluruhnya dalam meter) d. Beban gempa adalah semua beban static ekivalen yang bekerja pada struktur akibat adanya pergerakan tanah oleh gempa bumi, baik pergerakan arah vertical maupun horizontal. Namun, pada umumnya percepatan tanah arah horizontal lebih besar dari pada arah vertikalnya,sehingga pengaruh gempa horizontal jauh lebih menentukan daripada gempa vertical. Konsep Dasar LRFD Dua filosofi yang digunakan dalam perencanaan Struktur Baja adalah 1. Perencanaan berdasarkan tegangan kerja (Allowable Stress Design) 2. Perencanaan kondisi batas (Load and Resistance Factor Design/LRFD) Dalam metode LRFD tidak diperlukan Analisa probabilitas secara penuh, terkecuali untuk situasi yang tidak umum yang tidak teratur dalam peraturan. Ada beberapa tingkatan dalam Desain probabilitas. Metode probabilitas penuh merupakan tingkat III, dan merupakan cara anlisa yang paling kompleks. Metode probabilitas penuh memerlukan data-data tentang distribusi probabilitas dari tiap variable acak serta korelasi antar variable tersebut. Istilah dalam ilmu statistic diantaranya: 1. Nilai rerata Nilai rerata dari sekumpulan data, dengan x adalah nilai rerata, xi adalah data ke-I dan N adalah jumlah data 2. Standar deviasi Variasi data terhadap nilai rerata ditentukan dengan penjumlahan kuadrat selisih antara masing-masing data dengan nilai rerata dan membagi dengan jumlah data minus satu 3. Fungsi kerapatan Probabilitas Fungsi kerapatan probabilitas merupakan fungsi yang terdefinisi pada suatu selang interval kontinu, sehingga luas daerah bawah kurva dan diatas sumbu x adalah sama dengan satu. Jika distribusi data tidak simetri, maka kurva fungsi kerapatan probabilitas logaritmik normal sering digunakan. 4. Koefisien variasi 1. Koefisien variasi , gambaran terhadap penyebaran data, biasanya digunakan koefisien variasi, yang diperoleh dari pembagian antara standar deviasi dengan nilai rerata. 5. Faktor Bias, rasio antara nilai rerata dengan nilai nominal Desain LRFD Struktur Baja Menurut peraturan baja Indonesia, SNI 03-1729- 2002 mengenai kombinasi pembebanan, dinyatakan dalam perencanaan suatu struktur baja yaituL a. 1,4D b. 1,2D + 1,6L + 0,5 (La atau H) c. 1,2D +1,6 (La atau H) + (𝛾LL atau 0,8 W) d. 1,2D + 1,3W +𝛾LL + 0,5(La atau H) e. 1,2D ±1,0E + 𝛾LL f. 0,9D ±(1,3W + 1,0E) Dengan: ❖D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai atap, plafon , partisi tetap, tangga ❖L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan Gedung, termasuk kejut tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan dll ❖La adalah beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak. Dengan: ❖H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air ❖W adalah beban angin
❖E adalah beban gempa yang ditentukan dari
peraturan gempa 𝛾L= 0,5 bila L < 5 kPa, dan 𝛾L= 1 bila L⩾ 5kPa Hubungan Kombinasi Beban dengan Indeks Keandalan Kombinasi Beban Indeks Keandalan 𝛽 D&L 3,0 untuk komponen struktur 4,5 untuk sambungan D, L dan W 2,5 untuk komponen struktur D,L dan E 1,75 untuk komponen struktur Faktor Tahanan Faktor tahanan dalam perencanaan struktur berdasarkan metode LRFD, ditentukan dalam tabel 6.4-2 SNI 03-1729-2002, sebagai berikut: a. Komponen struktur yang memikul lentur Ø =0,90 b. Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial Ø =0,85 c. Komponen struktur yang memikul gaya Tarik 1) terhadap kuat Tarik leleh Ø =0,90 2) terhadap kuat Tarik fraktur Ø =0,75 d. Komponen struktur yang memikul gaya aksial dan lentur Ø =0,90 e. Komponen struktur komponen 1) kuat tekan Ø =0,85 2) kuat tumpu beton Ø =0,60 3)kuat lentur dengan distribusi tegangan plastis Ø =0,85 4) kuat lentur dengan distribusi tegangan elastisØ =0,90 f. Sambungan baut Ø =0,90 g. Sambungan Las 1. Las tumpul penetrasi penuh Ø =0,90 2. Las sudut, las tumpul penetrasi Sebagian, las pengisi Ø =0,90