Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PERENCANAAN BANGUNAN PERKULIAHAN 4

(Empat) LANTAI MATA KULIAH STRUKTUR BETON 1


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1

Di susun oleh :
Andi Febriansyah 1830111024
Siti Sarah Hakim NP 1830111050

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup
kuat, mampu menahan beban, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti ekonomi dan
kemudahan pelaksanaan.
Dalam perencenaan sebuah gedung bertingkat, khususnya gedung kampus bertingkat,
harus memperhitungkan beberapa kriteria yang matang dari unsur kekuatan, kenyamanan.
Kenyamanan yang diinginkan membutuhkan tingkat ketelitian dan keamanan yang tinggi
dalam perhitungan konstruksinya. Faktor yang seringkali mempengaruhi kekuatan
konstruksi adlah beban hidup, beban mati, beban gempa.
Pada perencanaan ini ditentukan gedung 4 lantai dengan kondisi tanah sedang di wilayah
Jakarta. Sedangkan untuk perhitungan menggunakan analisis pembebanan software SAP
2000.
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat merencankan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai
bangunan bertingkat.
2. Agar mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
merencanakan struktur gedung.
3. Agar mahasiswa dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanan suatu
struktur bangunan.

1.3 Kriterian Perencanaan

1. Spesifikasi Bangunan
a. Fungsi bangunan : Gedung Perkuliahan
b. Luas bangunan : m2
c. Jumlah lantai : 4 lantai
d. Tinggi antar lantai : h Lt.dasar = 4,50 m dan h Tipikal = 3,50 m
e. Penutup atap : Rangka kuda-kuda baja

2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu baja profil :
b. Mutu beton (f’c) :
c. Mutu baja tulangan (fy) :

1.4 Peraturan – peraturan yang berlaku

1.5 Rencana Desain


Bangunan perkuliahan merupakan salah satu factor paling penting yang
keberadaannya sangat berpengaruh atas terlaksananya kegiatan perkuliahan yang nyaman
dan lancer. Dan terkadang menjadi penentu bagi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Ditinjau dari kondisi tersebut sudah seharusnya bangunan perkuliahan memiliki
standar kelayakan yang mumpuni.
Melihat dari hal-hal tersebut penyusun akan merancangkan Gedung Perkuliahan
yang berlokasi di Jakarta, dimana strukturnya di desain dengan menggunakan system
konstruksi beton bertulang. Struktur yang direncanakan terdiri dari 4 lantai dengan tinggi
lantai dasar 4,5 meter dan tinggi Tipikal 3,5 meter. struktur tersbut memiliki total Panjang
meter dan Lebar total 19,5 meter.
BAB 2 DESAIN STRUKTUR ATAP
2.2 Kriteria Desain Struktur Atap
Untuk melakukan pendesainan dan analisis struktur tertunya perlu ditetepkan kriteria
yang akan digunakan untuk menentukan vahwa struktur yang kita rencanakan merupakan
perencanaan yang tepat dan efisien. Beberpa kriteria antara lain.
a. Kemampuan layan/mampu (service-ability)
Struktur harus mampu memikul bebabn rancangan secara aman tanpa kelebihan
tegangan pada material dan mempunyai batas deformasi dalam batas yang diizinkan.
Umumnya kemampuan layan meliputi kriteria kekuatan variasi kekakuan struktur dan
gerakan pada struktur yang juga berkaitan dengan deformasi kecepatan dan percepatan
actual struktur.

b. Efisiensi
Kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktut yang relative lebih
ekonomis. Indikator yang sering digunakan pada kriteria ini adalah jumlah material yang
diperlukan untuk memikul beban. Penggunaan volume yang digunakan sebagai kriteria
merupakan konsep yang penting bagi arsitek mampu perencana struktur.
c. Ekonomi
Harga merupkan factor yang menentukan pemilihan struktur. Konsep harga berkaitan
dengan efisiensi bahan dan kemudahan pelaksanaannya. Harga total suatu struktur sangat
bergantung pada banyak dan harga material yang digunakan, serta biaya tenaga kerja
pelaksana konstruksi serta biaya peralatan yang diperlukan selama pelaksanaan.
d. Konstruksi
Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan structural. Konstruksi merupakan
kegiatan perakitan elemen-elemen atau material struktur. Konstruksi akan efisien apabila
materialnya mudah dibuat dan dirakit. Kriteria konstruksi sangan luas mencakup tinjauan
tentang cara atau metode untuk melaksanakan struktur bangunan, serta jenis dan alat yang
diperlukan dan waktu penyelesaian.

2.3 Kriteria Pembebanan


Adapun setelah melakukan pemodelan struktur, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan Assign pembebanan sebelum dilakukan analisis struktur secara menyeluruh.
Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan
kemampuan layan batas harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh dari aksi sebagai akibat
dari beban-beban berikut ini.
2.3.1 Beban Mati
Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk
segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Dalam hal ini beban mati yang dimaksud
antara lain berat penutup atap, berat gording, beban plafond, dan berat pemangku serta
bracing (10%).
2.3.2 Beban Hidup
Beban hidup pada struktur rangka atap ini diasumsikan sebagai beban yang besarnya
diambil dari yang paling menentukan beban terputusat dari seorang pekerja harus yang
diambil sebesar minimum 100kgkg/m2 bidang datar.
2.3.3 Beban Angin
Beban angin pada struktur bangunan grdung yang terjadi pada bagian atap berdasar
peraturan yang ada dimana lokasi struktur di Jakarta Selatan itu itu jauh dari letak pantai
maka beban yang terjadi adalah q = 25 kg/m2, dengan ketentuan koefisien :
a. Dipihak angin (tekan) untuk α < 65°, dikalikan koefisien (0,02α – 0,4)
b. Dibelakang angin untuk semua α, dikalikan loefisien -0,4.
2.3.4 Beban Hujan
Berdasarkan pedoman perencanaan pembebanan untuk untuk Rumah dan Gedung tahun
1987, menjelaskan bahwa beban hujan yang terjadi pada atap dapat dihitung dengan rumus q
= (40-0,8α) kg/m2, dimana α adalah sudut kemiringan atap dalam derajat dengan ketentuan
bahwa beban tersebut tidak perlu diambil lebih besar dari 20 kg/m2 dan tidak perlu ditinjau
bila kemiringan atapnya lebih besar dari 50°

2.4 Pembebanan Atap


2.4.1 Data Rencana Atap

Gambar 2.1 Denah Rangka Kuda-kuda


Gambar 2.2 Denah Rencana Atap
Keterangan :
Gording : Garis putus-putus
Jarak antar Kuda-kuda : Garis Merah Tipis
Tipe Kuda-kuda : Pelana
Penutup Atap : Genteng
Luas Bangunan (40 x 19,5) : 720 m²

Data Konstruksi Atap ;


- Bentang kuda-kuda : 19,5 Meter
- Jarak antar kuda-kuda : 4,65 Meter
- Jarak antar gording : 1,87 Meter
- Sudut kemiringan atap : 30°
- Beban atap : 50 Kg (genteng, reng, usuk)
- Beban angin : 25 Kg/m²
- Beban hidup pekerja : 100 Kg
- Beban plafon & penggantung : 18 Kg
- Modulus elastisitas : 2,1 . 10⁶ Kg/mm²
- Tegangan ijin baja (Bj 37)
fu : 370
fy : 240
- Sambungan : Baut & Dynabolt
2.4.2 Perencanaan Gording
a. Analisa Beban
 Beban mati (titik)

Berat gording :
Berat penutup atap : jarak antar gording dikali beban atap
= 1,87 x 50 = 90 Kg
Q = 16 + 90 = 106 Kg/m
Berat pemangku x bracing (10%) = 106 x 10% = 10,6
Total (qD) = 106 + 10,6 = 116,6 Kg/m
qx = q . cos 30° = 100,97 Kg/m
qy = q . sin 30° = 58,3 Kg/m
mx = 1/8 qx (jarak kuda-kuda)² = 272,9 Kg/m
my = 1/8 qx (jarak gording)² = 50,96 Kg/m
 Beban hidup (L)
P diambil sebesar 100 Kg
Px = p sin 30° = 100 . 0,5 = 50 Kg
Py = p cos 30° = 100 . 0,87 = 86,60 Kg
Mx2 = ¼ . Py . L = 100,6725 Kgm
My2 = ¼ . Px . L = 58,125 Kgm
 Beban air hujan (wah)
Wah perlu = 12 Kg/m²
Beban air hujan : (40 – 0,8 α) Kg/m² = 12 Kg/m²
Beban air hujan arah x : 12 . cos 30° = 10,39 Kg/m
Beban air hujan arah y : 12 . sin 30° = 6 Kg/m
Mx 3 : 1/8 . 10,39 . (4,65)² = 28,1 Kgm
My3 : 1/8 . 6 . (4,65)² = 16,25 Kgm
 Beban angin (w)
Beban angin : 25 Kg/m²
Koef angin tekan : 0,02 . 30 . -0,4 = 0,2
Koef angin hisap : -0,4
Angin tekan : 0,2 . 25 . ½ . (1,876 + 1,876) = 9,38 Kg/m
Angin hisap : -0,4 . 25 . ½ .(1,876 + 1,876) = -18,76 Kg/m
Mx4 : 1/8 . 9,38 . 4,65 = 5,45 Kgm
My4 : 1/8 . (-18,76) . 4,65 = - 10,91 Kgm
b. Kombinasi Beban
 Momen Arah X (MuX)
1) 1, 4D
2) 1,2D + 1,6L + 0,5 (Hujan)
3) 1,2D + 1W + L + 0,5 (Hujan)
4) 1,2D + 1W + L + 0,5 (Hujan)
5) 0,9D + 1W
6) 0,9D + 1W
2.4.3 Pembebanan Kud-kuda
2.4.4 Pembebanan Lainya
2.5 Analisa Struktur Atap
BAB 3 PERENCANAAN ATAP

Anda mungkin juga menyukai