BANGUNAN INDUSTRI
DESAIN GORDING DAN RANGKA BATANG BAJA
Materi Pokok: Bangunan Industri-Desain Gording dan Rangka Batang Baja
Waktu Tatap Muka: 5 x (modul 2, 3, 4, 5)
Kompetensi Dasar:
1) Mampu memilih bentuk rangka kuda-kuda
2) Mampu mendimensi gording
3) Mampu menghitung gaya-gaya batang dan menentukan ukuran profil rangka batang
4) Mampu memeriksa berat kuda-kuda
5) Mampu memeriksa ada tidaknya lendutan
6) Mampu merencanakan titik buhul dan menggambar rangka kuda-kuda
LANGKAH LANGKAH PERENCANAAN
RANGKA ATAP BANGUNAN INDUSTRI
Dalam perencanaan rangka atap suatu bangunan harus mempertimbangkan beberapa aspek
seperti: bentang yang diperlukan, bahan atap yang digunakan, fungsi bangunan, dan lain
sebagainya. Hal ini sangat diperlukan agar dapat memperhitungkan semua beban-beban yang
mungkin ada pada suatu rangka atap.
Bebanbeban yang dimaksudkan antara lain: berat sendiri atap, gording, rangka atap, dan
ikatan angin. Di samping itu masih ada beban yang lain seperti angin, air hujan, dan beban
hidup yang harus diperhitungkan.
Langkah-langkah perencanaan rangka atap untuk bangunan industri tidak jauh berbeda dari
perencanaan rangka atap bangunan gedung pada umumnya. Yang membedakan perencanaan
rangka atap untuk bangunan industri dengan rangka atap untuk bangunan yang lain, antara
lain: bentuk rangka atap, lebar rangka atap, dan pada bangunan industri biasanya terdapat
balok keran (crane girder).
Langkah-langkah perencanaan rangka atap untuk bangunan industri sebagai berikut:
1) Merencanakan Bentuk Rangka Atap
Untuk bangunan industri biasanya digunakan bentuk rangka atap yang sesuai dengan lebar
bangunan. Pada umumnya, bangunan industri memiliki bentang lebih besar bila dibandingkan
dari lebar bangunan tempat tinggal, biasanya digunakan bentuk rangka atap sebagai berikut:
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
a3
a2
a1
d1
v1
b1
v3
d2
v2
b2
b3
,
,
,
,
,
,
dengan demikian, anda akan lebih cepat menghitung panjang masing-masing batang.
3) Mendimensi Gording
y
x
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Untuk gording biasanya digunakan profil kanal. Jarak gording dipengaruhi oleh jenis penutup
atap yang akan digunakan pada bangunan itu. Untuk atap seng, asbes gelombang, dan
aluminium, jarak gordingnya harus diperhatikan supaya penutup atap dapat memikul beban
tertentu ditengah bentang. Untuk mendimensi gording harus diperhitungkan beban-beban
berikut:
a) Berat sendiri gording, biasanya ditaksir sekitar 10 20 kg/m
b) Muatan atap, tergantung dari penutup atap
c) Tekanan angin, tergantung dari kemiringan atap
d) Muatan hidup, biasanya 100 kg di tengah bentang
Catatan: Kalau atapnya dari genteng, maka masukkan berat usuk/reng ke perhitungan,
demikian juga halnya kalau pakai plafond. Tetapi yang Anda bahas ini adalah bangunan
industri, menurut Anda cocok pakai plafond?.
Selanjutnya, hitunglah gaya ekstrim kombinasi pembebanan akibat berat sendiri dan beban tak
terduga, dan kombinasi pembebanan akibat berat sendiri dan angin. Selanjutnya Anda dapat
menentukan dimensi gording dari Tabel Profil dan memeriksa dimensi gording tersebut
terhadap berat sendiri dan terhadap pelendutan.
4) Menghitung Beban-beban
Beban-beban yang diperhitungkan adalah:
(a) Bebanbeban mati, yang terdiri dari:
Berat sendiri rangka atap, gording, penutup atap, ikatan angin dan lintasan keran
(b) Beban angin
Dalam perhitungan, beban angin selalu tegak lurus terhadap bidang atap dan diperhitungkan
sebagai beban terpusat ke rangka atap yang bekerja di titik-titik buhul batang tepi atas.
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
W
1
W
1
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Kemudian lakukan pemeriksaan terhadap batang yang sudah Anda pilih, apakah aman atau
tidak.
7) Memeriksa Berat Sendiri Rangka Atap
Berat sendiri rangka atap terdiri dari:
(a) Berat total profil-profil batang
(b) Berat ikatanikatan, seperti pelat buhul, pelat koppel sekitar 20%
8) Memeriksa Lendutan/Penurunan
Secara umum, untuk rangka batang ditetapkan besar penurunan maksimum
(Silakan Anda lihat PPBBI 1983, halaman 155).
9) Perhitungan Sambungan Titik Buhul
Perhitungan titik buhul yang dimaksudkan adalah: apakah sambungan dengan menggunakan
baut atau las.
10) Membuat Gambar Kerja Dan Detail
Buatlah gambar kerja dengan selengkap mungkin, yang disertai dengan gambar detail.
CONTOH 1. MERENCANAKAN GORDING
Data Perencanaan:
a1
a2
v1
b1
150
a3
d
d1 v2 2
b2
v3
b3
150 150
150
150
150
150
150
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
150
150
150 150
=1,50 meter
=1,73 meter
a1 = a2 = a3 = a4 = a5 = a6 =
v2 =
v3 =
v4 =
v5 =
v6 =
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
= 10,60 kg/m
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
dan
Dari hasil perhitungan di atas, bahwa yang menentukan untuk dimensi gording: Wx > 30,67 cm3
Pilihlah profil [ dari tabel profil baja didapat profil [ NP 100.50.6 diperoleh data tabel:
Wx = 41,20 cm3 : Wy = 8,49 cm3 dan berat profil q = 10,6 kg/m
Ix = 206 cm4 : Iy = 29,3 cm4
11
10
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
= 29,41 kg/m +
--------------------------Q = 40,54 kg/m diuraikan menjadi Qx dan Qy
dan
dan
Berdasarkan kombinasi berat sendiri dan beban tak terduga adalah sebagai berikut:
=2080
ok!
b) Pemeriksaan lendutan
* Syarat batas lendutan:
dan
Maka: Qx = 20,27 kg/m = 0,202 kg/cm dan Qy= 35,10 kg/m = 0,351 kg/cm
11
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Pelendutan maksimum adalah kombinasi berat sendiri dan beban tak terduga:
11
12
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
q = 18,8 kg/m
Ix = 925 cm4
Iy = 85,3 cm4
2) Pemeriksaan Dimensi Gording
a) Pemeriksaan terhadap Berat Sendiri
Berat Sendiri Gording (ditambah 5%) = 19,74 kg/m
Muatan atap
dan
ok!
11
13
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
dan
Berdasarkan 3 tinjauan yang dilakukan diatas, maka jelas terlihat bahwa lendutan maksimum
adalah kombinasi berat sendiri dan beban tak terduga, yaitu:
11
14
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Perhatikan kembali Gambar dan data perencanaan yang ada pada contoh 1 di atas.
Anda harus mengetahui dulu bahwa:
Taksiran berat sendiri rangka atap (g) yaitu: g = (L 2) s/d (L + 5) dikalikan dengan (L x b)
dimana: L = Bentang Kuda-kuda dan b = Jarak antara Kapspan
Maka: g = 16 s/d 23 dikalikan (18x4)
G = 1152 kg/m2 s/d 1656 kg/m2 Taksiran ini merupakan berat rangka atap keseluruhan.
Didalam soal ini, kita cukup menghitung dari gording ke gording yang lainnya.
Perhatikan arsiran yang lebih kecil: 4 x 1,73 m.
Maka gaya akibat berat sendiri (P1) adalah:
Untuk P1:
Berat sendiri gording: (13 gording x 4 m x 18,8 kg/m) : 6 = 162,93 kg
Berat sendiri kuda-kuda: 4 x 1,73 x (L+5)
= 159,16 kg
= 117,64 kg
dimana:
C = koefisien kemiringan atap (lihat PMI 1970)
q = desakan angin = 80 kg/m2
A = luas atap yang menerima beban
11
15
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
= 30
- Dinding terbuka berarti tanpa dinding karena itu Anda lihat halaman 21 PMI 1970, pasal 4.3
(3) yaitu: Untuk
Dengan demikian, untuk menghitung gaya batang akibat angin, Anda harus dua kali
menghitungnya dengan Cremona, yaitu angin kiri dan angin kanan.
Kalau tumpuan merupakan sendi-sendi dan batang tarik tidak ada, maka Cremona akibat angin
cukup dihitung satu kali. Tetapi kalau tumpuan sendi-rol, maka Cremona akibat angin kiri tidak
sama dengan Cremona akibat angin kanan.
CONTOH 4
MENDIMENSI BATANG RANGKA KUDA-KUDA
Bila diasumsikan untuk batang bawah, telah diperoleh hasil perhitungan dari cara Cremona,
sebagai berikut:
Smax = 3200 kg (gaya tarik, beban tetap)
Smax = 5800 kg (gaya tarik, beban sementara)
cm2
Dipakai profil siku rangkap, maka untuk satu profil, Aperlu = 2,78 / 2 = 1,39 cm2
Anetto = Abruto, karena sambungan profil dengan pelat buhul menggunakan sambungan las, bukan
baut.
Coba profil 2 20.20.4 Dari tabel di peroleh A = 1,45 cm2
11
16
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
11
17
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.