Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL ANALISA STRUKTUR

PT POLYFIN CANGGIH
BANDUNG – JAWA BARAT
PLANT 1

NOVEMBER
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Keterangan Umum Gedung


Bangunan yang dianalisi memiliki kriteria sebagai berikut :
a) Nama Bangunan : PT POLYFIN CANGGIH
b) Lokasi Bangunan : Bandung – Jawa Barat
c) Fungsi Bangunan : Bangunan Industri
d) Struktur Bangunan : Beton Bertulang Struktur Baja

1.2 Standar Perhitungan Struktur


a) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung SNI-1727 2013
b) Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI-1729-2015
c) Persyaratan Beton Struktur Untuk Bangunan Gedung, SNI 2847-2013
d) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIG/1983)
1.3 Spesifikasi Material
Material yang digunakan dalam perencanaan ditetapkan sebagai berikut :
a) Baja Profil dan Plat BJ-37, Fy = 240 Mpa Fu = 370 Mpa
b) Baja Tulangan Polos D16 Polos Fy = 240 Mpa
1.4 Dimensi Yang Digunakan
Struktur Baja
a) Ravter = IWF (350 X 175 X 7 X 11) mm
b) Gording = CNP (200 X 75 X 20 X 2.3) mm
c) Ikatan Angin = Ø16
1.5 Sistem Struktur
a) Struktur Atas
Struktur Bangunan PT Polyfin Canggih merupakan system rangka portal atau open
frame yang teridri dari kolom beton dan baja, untuk rangka atap menggunakan
design rangka batang atau truss menggunakan struktur baja
b) Struktur Bawah (Pondasi)
Struktur Pondasi yang digunakan adalah Struktur pondasi dalam minimal 10 m

1.6 Kombinasi Beban


Kombinasi dan factor beban yang digunakan dalam elevasi ini mengacu pada standar
yang berlaku diatas yaitu :
Kuat perlu (U) untuk menahan beban yang bekerja :
Comb 1 = 1.4 D
Comb 2 = 1.2 D + 1.6 L + 0.5 Lr
Comb 3 = 1.2 D + 1.0 L + 1.6 Lr
Comb 4 = 1.2 D + 1.0 L + 1.6 Lr
Comb 5 = 1.2 D + 1.0 L + 0.5 Lr + 1 W
Comb 6 = 0.9 D + 1.0 W

1.7 Faktor Reduksi Kekuatan (Ø)


Pada perencanaan beton bertulang sperti pile dan sloof maka factor dari material
ditentukan sebagai factor kuat lebih struktur dimana nilai dari sifat struktur direduksi hal
– hal yang diinginkan tidak terjadi dimana Faktor reduksi kekuatan yang merupakan
suatu bilangan bersifat mereduksi kekuatan bahan dan pada perencanaan gempa dengan
kombinasi ultimate pada Tabel 2.3 dalam SNI 03-2847-2019, menetapkan berbagai nilai
Ø untuk berbagai jenis besaran gaya yang didapat dan perhitungan struktur.
BAB II
ANALISA

2.1 Beban Mati


Beban atap pada gording
Beban Atap = 5 kg/m²
DL = 5 kg/m²
Jarak Gording = 1.25 meter
Q = 5 x 1.25
= 7.5 kg/m
Beban mati solar panel = 30 kg / (2279 x 1134) mm
= 11.608 kg/m²
= 11.608 kg/m² x 1.5 m (jarak antar Gording)
= 17.42 kg/m

2.2 Beban Hidup


Beban Hidup Pekerja = 100 kg/m²
2.3 Beban Angin Atap
Sudur Atap (α) = 12˚
Jarak anatar Rafter = 5.8 m
Jarak Anatar Gording = 1.5 m
Beban Angin = 25 kg/m²
Tekanan Angin Tekan = (0.02α- 0.4) x 25 x 1.5
= (0.02 12- 0.4) x 25 x 1.5
= -0.16 X 25 x 1.5
= -6 kg/m²
Tekanan Angin Hisap =-0.4 x 25 x 1.5
= -15 kg/m²
Karena angina semuanya bernilai negative atau hisap maka digunakan nilai terbesar = -
15 kg/m²
2.4 Pemodelan

Gambar Pemodelan
Gambar Beban Angin

Gambar Beban Hidup


Gambar Beban mati Atap dan solar Panel
BAB III
EVALUASI KINERJA STRUKTUR

3.1 Gaya Dalam Struktur

Gambar Diagram Gaya Aksial

Gambar Diagram Gaya Geser


Gambar Diagram Momen

3.2 Rasio Tegangan Struktur Baja

Gambar Rasio Tegangan Baja

Dari Hasil Analisa Struktur Rangka Atap Bangunan Dapat menahan Beban Tambahan Yang di
Berikan Karena Rasio Tegangan < 1 (tertinggi 0.499)

Anda mungkin juga menyukai