Anda di halaman 1dari 17

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

DINAS FASILITAS PANGKALAN


______________________________

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN
PERBAIKAN SEDANG GEDUNG MAKO PUSPOMAL

A. URAIAN PENDAHULUAN.
1. Latar Belakang.
a. Setiap bangunan sarana dan prasarana di lingkungan TNI AL harus diwujudkan
sebaik-baiknya, dengan berasaskan hemat, tidak mewah, efisien, dan sesuai dengan
kebutuhan teknis yang disyaratkan, terarah dan terkendali sesuai rencana,
program/kegiatan, serta fungsinya, serta semaksimal mungkin menggunakan hasil
produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan/potensi nasional. Untuk
mewujudkannya diperlukan perencanaan (planning) dan perancangan (design) yang
matang, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu,
biaya, dan kriteria administrasi yang berlaku.
b. Bangunan yang memiliki umur bangunan selama 50 (lima puluh) tahun
menjadikan setiap bangunan yang sudah memiliki waktu tertentu harus
melaksanakan perawatan ataupun renovasi bangunan untuk menghindari
permasalahan struktur berupa kerusakan kolom, balok ataupun lainnya,oleh karena
itu diperlukan adanya peremajaan bangunan maupun instalasi bangunan yang
berada tersebut.
c. Menyikapi hal tersebut, pada TA 2023 akan dilaksanakan renovasi berupa
perkuatan Struktur Gedung Mako Puspomal untuk menunjang kegiatan perkantoran,
serta fasilitas pendukung untuk meningkatkan kinerja prajurit.
d. Penyedia jasa konsultansi perencanaan konstruksi untuk bangunan sarana dan
prasarana di lingkungan TNI AL perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga
mampu menghasilkan karya perencanaan teknis konstruksi yang memadai dan layak
diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
e. Kerangka acuan kerja (KAK) untuk pekerjaan perencana perlu disiapkan
secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang
sesuai dengan kepentingan proyek.
2. Maksud dan Tujuan.
a. Maksud. KAK ini dibuat dengan maksud agar dapat dijadikan petunjuk bagi
konsultan perencana yang memuat masukan, keluaran dan proses yang harus
dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas
perencanaan.
b. Tujuan. KAK ini dibuat dengan tujuan agar konsultan perencana dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai.
3. Sasaran. Tercapainya perencanaan teknis konstruksi (detail engineering design)
Perencanaan perkuatan Struktur Gedung Mako Puspomal sesuai kriteria yang ditetapkan.
4. Lokasi Kegiatan. Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan diKelapa Gading,
Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta
2

Gambar 1. Foto Gedung Mako Puspomal.

5. Sumber Pendanaan. Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN


TA 2023.
6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). PPK adalah pejabat
yang diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai
pemilik pekerjaan, yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pengadaan jasa. Sebagai PPK
pada kegiatan ini adalah:
a. Nama : Laksamana Pertama TNI A. M. Liston Sirait, S.H., M.H., M.Tr.
Opsla., CHRMP.
b. Jabatan : Wadan Puspomal
c. Alamat : Jl. Boulevard Raya No 9 Kelapa Gading Barat Jakarta Utara

B. DATA PENUNJANG.

7. Data Dasar.
a. Lingkup perencanaan perkuatan Struktur Gedung Mako Puspomal meliputi:
1) Pekerjaan Persiapan;
2) Pekerjaan Perkuatan Struktur;
3) Pekerjaan Arsitektur;
4) Pekerjaan MEP;dan
5) Pekerjaan Sanitari.
b. Pengguna jasa menyediakan data maupun fasilitas penunjang kepada
Penyedia Jasa (Konsultan Perencana) untuk kegiatan ini. Kebutuhan akan data dan
fasilitas untuk pelaksanaan kegiatan disiapkan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan
kebutuhan.
3

c. Perencanaan Perbaikan Sedang Gedung Mako Puspomal didesain sedemikian


rupa sehingga menjadi bangunan yang efisien di lahan yang ada.
d. Desain Perbaikan Sedang Gedung Mako Puspomal diutamakan mencirikan
bangunan dengan karakter kokoh, meminimalkan profil, kemudahan dalam perawatan
dan memperhatikan kearifan lokal.
e. Desain Perbaikan Sedang Gedung Mako Puspomal dan Sarpras harus
memperhatikan bahwa bangunan tersebut berdiri di atas tanah timbunan dengan
berbagai variasi kedalaman sehingga kestabilan tanah perlu diperhitungkan dengan
teliti dan cermat.
f. Desain Perbaikan Sedang Gedung Mako Puspomal harus memperhatikan bahwa
wilayah tersebut termasuk daerah rawan gempa berdasarkan Peta Sumber dan
Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017.
g. Pengecekan beton struktur dilakukan sejumlah 13 titik.
h. Perencanaan Perbaikan Sedang Gedung Mako Puspomal sesuai ketentuan
pedoman persyaratan teknis bangunan gedung Negara yang mengacu Perpres No 73
tahun 2011, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 29/PRT/M/2006 tanggal 1
Desember 2006, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 22/PRT/M/2018 tanggal
14 September 2018 dan peraturan lainnya antara lain Surat Keputusan Menteri
Pertahanan dan Keamanan nomor SKEP/339/III/1992 tanggal 17 Maret 1992 tentang
standarisasi ruang kantor pejabat Dephankam dan surat Menteri PANRB Nomor
B/313/M.SM.02.03/2019 tanggal 7 Oktober 2019.
8. Standar Teknis.
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14
September 2018 tentang pembangunan bangunan gedung Negara.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971). Direktorat Penyelidikan Masalah
Bangunan DPUTL, Bandung, April 1979.
c. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, 16 Desember 2002.
a. SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk struktur
Bangunan Gedung dan non gedung.
b. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017.
c. SNI 1738-2011 tentang Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan.
d. SNI 1744-2012 tentang Cara uji CBR (California Bearing Ratio) laboratorium
e. ACI 318M-08 Building Code Requirements for Structural Concrete and
Commentary. American Concrete Institute, Farmington Hills, MI, USA, Juni 2008.
f. Persyaratan Umum.
1) Umur rencana (design life) 50 tahun.
2) Massa jenis beton 2400 kg/m3.
3) Modulus elastisitas beton Ec = 4700
√fc’ MPa.
4) Modulus elastisitas baja tulangan Es
= 200.000 MPa.
5) Angka Poisson beton () = 0,2.
4

6) Koefisien muai beton 10 x 10-6 per °C.


7) Koefisien muai baja tulangan 12 x 10-
6 per °C.

g. Persyaratan pembebanan (load requirements).


1) Beban hidup vertikal (vertical live
loads).
a) Beban Lantai : 250 kg/m2
b) Beban Tangga : 300 kg/m2
c) Beban atap : 100 kg/m2
d) Beban air hujan : 20 kg/m2.
2) Gaya horizontal (horizontal loads).
a) Gaya akibat angin (wind loads).
b) Gaya gempa (earthquake loads).
c) Tekanan tanah dan air pada struktur penahan (retaining).
d) Penyusutan (shrinkage).
e) Rangkak pada beton (creep).
3) Beban sendiri (dead loads). Beban
sendiri terdiri atas berat dari keseluruhan
struktur termasuk berat bahan dan bagian
gedung non struktural yang dianggap tetap
seperti Tangki air, jalur pemipaan dll.
a) Berat isi untuk beban mati (kN/m3) (RSNI T-02-2005 Tabel 3 hal 11):

b) Bangunan gedung harus direncanakan untuk bisa memikul beban


tambahan yang berupa:
(1) Beton bertulang : 2.500 kg/m3
(2) Dinding Bata + Plesteran : 125 kg/m2
(3) Penutup Plat Lantai : 60 Kg/m2
(4) Plafon dan penggantung : 20 kg/m2.
(5) Partisi : 50 kg/m2
(6) Hand Rail : 12 kg/m2.
5

4) Kombinasi pembebanan (load


combinations).
Ui = fD (D) + fL (Lc+I or Lu) + fC (C) + fE (E) + fEq (Eq) + fW (W)
Ui = kombinasi beban ultimit (ultimate load combination).
fx = Load factor
D = Dead load
Lu = Live load (uniform)
Lc = Live load (concentrated)
C = Current load on structure
E = Earth pressure load
Eq = Earthquake load
W = Wind load on structure
h. Persyaratan Beton Bertulang.
1) Tebal selimut beton (concrete cover)
minimum yang harus disediakan untuk
tulangan harus memenuhi ketentuan
berikut (SNI 03-2847-2002 subpasal 9.7
hal 41; ACI 318M-2008 subpasal 7.7.1 hal
91):
a) Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu berhubungan
dengan tanah…………………………… 75 mm.
b) Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca:
(1) Batang D-19 hingga D-56……… 50 mm.
(2) Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau kawat ulir D16 dan
yang lebih kecil………………………… 40 mm.
c) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan cuaca atau beton
tidak langsung berhubungan dengan tanah:
(1) Pelat, dinding, pelat berusuk:
(a) Batang D-44 dan D-56……………… 40 mm.
(b) Batang D-36 dan yang lebih kecil…. 20 mm.
(2) Balok, kolom:
(a) Tulangan utama, pengikat, sengkang, lilitan
spiral………………………………………… 40 mm.
d) Untuk perlindungan terhadap lingkungan yang korosif tebal selimut
beton minimum yang harus disediakan untuk tulangan harus memenuhi
ketentuan berikut (ACI 318M-2008 subpasal R7.7.6 hal 94):
(1) Pelat dan dinding………………………….. 50 mm.
(2) Komponen struktur lainnya………….….. 65 mm.
2) Tebal minimum pelat lantai ≥ 200 mm
dan ≥ (100 + 40 ℓ ) mm, di mana ℓ =
bentang pelat diukur pusat ke pusat
6

tumpuan (dalam meter) (RSNI T-12-2004


subpasal 5.5.2 hal 38):
a) Bentang 0 – 2,5 m tebal pelat 20 cm.
b) Bentang 3 m tebal pelat 22 cm.
c) Bentang 3,5 m tebal pelat 24 cm.
d) Bentang 4 m tebal pelat 26 cm.
e) Bentang 4,5 m tebal pelat 28 cm.
f) Bentang 5 m tebal pelat 30 cm.
3) Mutu baja tulangan Ø ≥ 12 mm
menggunakan baja tulangan deform/ulir
(BJTD) fy = 390 MPa.
4) Mutu baja tulangan Ø < 12 mm
menggunakan baja tulangan polos (BJTP)
fy = 240 MPa.
5) Diameter tulangan minimum sesuai
ketentuan berikut (AS 4997-2005 Tabel 6.2
hal 34):
a) Pelat………………………………….………….. 13 mm.
b) Sengkang……………………………………….. 10 mm.
i. Persyaratan Lain.
1) Jarak bangunan harus
memperhatikan garis sempadan jalan.
2) Pekerjaan lantai dasar menggunakan
lantai beton tebal 10 cm dengan tulangan wiremesh M 8 (sesuai perhitungan
struktur) dan dibawahnya dihampar pasir urug tebal minimal 5 cm.
3) Peil lantai bangunan ± 60 cm dari
halaman atau ± 90 cm dari jalan lingkungan.

9. Studi-Studi Terdahulu.

a. Literatur dan buku-buku peraturan terbaru.


b. Dokumen teknis Puspomal.

10. Referensi Hukum.

a. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah beserta perubahannya.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tanggal
1 Desember 2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14
September 2018 tentang pembangunan bangunan gedung Negara.
d. Surat Keputusan Kasal Nomor Skep/1771/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013
tentang Buku Petunjuk Administrasi Standardisasi Pangkalan TNI Angkatan Laut
(PUM-7.03).
e. Surat Edaran Kadisfaslanal Nomor SE/3/IV/2011 tanggal 4 April 2011 tentang
7

Standar Format Produk Konsultan Perencanaan di Lingkungan Disfaslanal.


f. Inkindo nomor 22/SK.DPN/X/2020 tanggal 14 Oktober 2020 tentangpedoman
standar minimal remunerasi/biaya personil (Billing Rate) dan biaya langsung (Direct
Cost) untuk badan usaha jasa Konsultansi tahun 2021.
g. Kepmen PUPR No. 524 Tahun 2022 Besaran Remunerasi Minimal Tenaga
Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi.

C. RUANG LINGKUP.

11. Lingkup Kegiatan. Lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan meliputi:

a. Persiapan atau penyusunan konsep perencanaan, seperti mengumpulkan data


dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat
interpretasi secara garis besar terhadap Kerangka Acuan Kerja, program kerja
perencanaan, konsep perencanaan, sketsa gagasan, dan konsultasi dengan
pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/perizinan bangunan.
b. Penyusunan pra-rencana, seperti membuat rencana tapak, pra-rencana
bangunan, perkiraan biaya, laporan perencanaan, dan mengurus perizinan sampai
mendapatkan keterangan rencana kota/kabupaten, keterangan persyaratan
bangunan dan lingkungan, dan penyiapan kelengkapan permohonan IMB sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
c. Penyusunan pengembangan rencana, seperti membuat:
1) Rencana struktur, beserta uraian
konsep dan perhitungannya.
2) Rencana arsitektur, beserta uraian
konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila
diperlukan.
3) Rencana mekanikal-elektrikal
termasuk IT, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
4) Garis besar spesifikasi teknis (Outline
Specifications).
5) Perkiraan biaya.
d. Penyusunan rencana detail berupa uraian lebih terinci seperti: membuat
gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat (spesifikasi teknis), rincian
volume pelaksanaan pekerjaan (daftar kuantitas/bill of quantity – BQ), rencana
anggaran biaya pekerjaan konstruksi (engineer’s estimate/EE), dan menyusun
laporan perencanaan.
e. Pembuatan dokumen perencanaan teknis berupa: rencana teknis arsitektur,
struktur, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang dalam bentuk gambar
rencana, gambar detail pelaksanaan dan perhitungannya, rencana kerja dan syarat-
syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis, rencana anggaran biaya
pembangunan dan laporan perencanaan.
f. Membantu Kepala Satuan Kerja/PPK di dalam menyusun dokumen
pengadaan, dan membantu panitia pengadaan dalam menyusun program dan
pelaksanaan pengadaan.
g. Membantu panitia pengadaan pada waktu pemberian penjelasan pekerjaan,
8

termasuk menyusun Berita Acara Pemberian Penjelasan, membantu panitia


pengadaan dalam melaksanakan evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen
pengadaan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
h. Melakukan pengawasan berkala, seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan
pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan
spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan
terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan
rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan
berkala.
i. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
j. Bersama penyedia jasa pengawasan konstruksi mendampingi staf PPK pada
saat pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan (Wasrik) oleh auditor internal
maupun eksternal (Itjenal, Itjen TNI, Itjen Dephan, BPK).

12. Keluaran. Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan in i adalah:

a. Tahap Konsep Rancangan (Schematic Design) (10%).

1) Konsep penyiapan rencana teknis,


termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, program kerja
perencanaan, metode pelaksanaan dan
tanggung jawab waktu perencanaan.
2) Konsep skematik rencana teknis,
sketsa gagasan, dan lain-lain.
3) Laporan data dan informasi lapangan,
termasuk penyelidikan tanah sederhana,
konsultasi dengan pemerintah daerah
setempat mengenai peraturan
daerah/perizinan bangunan dan
keterangan rencana kota, dan lain-lain.

b. Tahap Pra-rancangan (Preliminary Design) (20%).

1) Gambar-gambar rencana tapak (site


plan).
2) Gambar-gambar pra-rencana
(preliminary design).
3) Perkiraan biaya pembangunan.
4) Garis besar spesifikasi teknis (outline
specifications).
5) Hasil konsultasi rencana dengan
pemerintah daerah setempat (perizinan
sampai mendapatkan advis planning,
keterangan persyaratan bangunan dan
lingkungan).
9

c. Tahap Pengembangan (Design Development) (25%).

1) Gambar pengembangan rencana


(design development) struktur, beserta
uraian konsep dan perhitungannya.
2) Gambar pengembangan rencana
utilitas, beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
3) Draft rencana anggaran biaya (daftar
kuantitas dan harga).
4) Draft spesifikasi teknis.
d. Tahap Rancangan Detail (Detail Engineering Design) (25%).
1) Gambar rencana teknis lengkap
(gambar-gambar detail).
2) Spesifikasi teknis.
3) Rencana kegiatan dan volume
pekerjaan (bill of quantity - BQ).
4) Rencana anggaran biaya – RAB
(daftar kuantitas dan harga - DKH).
5) Laporan perencanaan struktur,
utilitas, lengkap dengan perhitungan yang diperlukan.
e. Tahap Pelelangan (5%).
1) Dokumen tambahan hasil penjelasan
pekerjaan.
2) Laporan bantuan teknis dan
administrasi pada waktu pelelangan.
f. Tahap Pengawasan Berkala (15%).
1) Laporan pengawasan berkala.
2) Dokumen petunjuk penggunaan,
pemeliharaan, dan perawatan peralatan
dan perlengkapan mekanikal elektrikal
bangunan prasarana (bila ada).

13. Peralatan, Material, Personel dan Fasilitas dari PPK.

a. Peralatan yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh penyedia jasa:
Nihil.
b. Material yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh penyedia jasa.
1) Laporan dan Data. Kumpulan
laporan dan data sebagai hasil studi
terdahulu serta fotografi (bila ada).
2) Laporan perencanaan akhir beserta
semua produk perencanaan teknis (detail
engineering design) pembangunan tahap
sebelumnya – jika bertahap penyelidikan
tanah; laporan perencanaan struktur;
10

laporan perencanaan utilitas; spesifikasi


teknis; gambar rencana; dan laporan/data
lain).
3) Laporan kemajuan pekerjaan
pengawasan sampai dengan pekerjaan
terakhir (jika bertahap).
4) Hasil dokumentasi pengawasan
sampai dengan pekerjaan terakhir (jika
bertahap).
5) Laporan Draft Final.
c. Personel yang disediakan oleh PPK. Apabila diperlukan PPK akan mengangkat
petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping
(counterpart) atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
d. Fasilitas yang disediakan oleh PPK yang dapat digunakan oleh penyedia jasa.
1) Ruang rapat Disfaslanal dapat
digunakan untuk rapat pembahasan
mengenai kemajuan proyek baik secara
administrasi maupun teknis.
2) Ruang rapat satker setempat dapat
digunakan untuk rapat pembahasan
dengan staf lapangan yang terkait.

14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi. Penyedia jasa harus
menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan di antaranya:

a. Peralatan survei dan alat ukur.


b. Peralatan untuk desain dan gambar.
c. Peralatan untuk dokumentasi dan presentasi.
d. Peralatan lain sesuai kebutuhan.
15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa. Penyedia jasa konsultansi diberikan
kewenangan terbatas sesuai lingkup kegiatan sebagaimana dimaksud Pasal 11 KAK
dengan berpedoman pada:
a. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan beserta semua
lampirannya (KAK, SSUK, SSKK, dan lainnya).
b. Laporan dan data yang disediakan PPK (bila ada).
16. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan.
a. Penyedia jasa konsultansi bertugas sejak penandatanganan kontrak, dengan
tanggal dimulainya pekerjaan sesuai SPMK, sampai dengan penyerahan pertama
(PHO) pekerjaan konstruksi.
b. Jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan setiap tahap secara rinci sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18.
c. Jadwal waktu penyelesaian setiap laporan dan produk sebagaimana dimaksud
dalam huruf D.
11

17. Personel.

a. Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:


1) Ketua Tim (Team Leader).
2) Tenaga Ahli:
a) Ahli Teknik Sipil-Bangunan Gedung;
b) Ahli Teknik Mekanikal/Elektrikal;
c) Asisten Ahli Teknik Elektrikal; dan
d) Asisten Ahli Teknik Sipil-Bangunan Gedung.
b. Tenaga pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:
1) Juru Ukur/Surveyor

c. Persyaratan tenaga ahli.

1) Ketua Tim (Team Leader).

a) Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik Sipil/Arsitektur lulusan


universitas/perguruan tinggi negeri atau universitas/perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
universitas/perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.
b) Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) bagi tenaga ahli yang
dibutuhkan sebagai tenaga ahli teknik sesuai UU Jasa Konstruksi.
c) Berpengalaman dalam pelaksanaaan pekerjaan teknik arsitektural
/sipil, lebih diutamakan/disukai lima belas tahun.
d) Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
pekerjaan dinyatakan selesai.
2) Ahli Teknik Sipil- Bangunan
Gedung. Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik Sipil/Struktur lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau universitas/perguruan tinggi swasta
yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
universitas/perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, mempunyai
sertifikat keahlian (SKA) bagi tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai tenaga ahli
teknik sesuai UU Jasa Konstruksi, berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan teknik sipil/struktur/bangunan gedung, lebih diutamakan/disukai
sepuluh tahun.
3) Ahli Teknik Elektrikal. Sarjana
Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik elektrikal lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau universitas/perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau universitas/perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) bagi tenaga ahli
yang dibutuhkan sebagai tenaga ahli teknik sesuai UU Jasa Konstruksi,
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan teknik elektrikal, lebih
diutamakan/disukai sepuluh tahun.
4) Asisten Ahli Teknik Elektrikal.
Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik elektrikal lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau universitas/perguruan tinggi swasta
12

yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau
universitas/perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, mempunyai
sertifikat keahlian (SKA) bagi tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai tenaga ahli
teknik sesuai UU Jasa Konstruksi, berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan teknik elektrikal, lebih diutamakan/disukai lima tahun.
5) Asisten Ahli Teknik Sipil-
Bangunan Gedung. Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Jurusan Teknik
Sipil/Struktur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
universitas/perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah
lulus ujian negara atau universitas/perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, mempunyai sertifikat keahlian (SKA) bagi tenaga ahli yang
dibutuhkan sebagai tenaga ahli teknik sesuai UU Jasa Konstruksi,
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan teknik sipil/struktur/bangunan
gedung, lebih diutamakan/disukai lima tahun.

6) Juru Ukur/Surveyor. Pendidikan minimal Diploma III (D-III Ahli Madya)


Teknik Sipil/Arsitektur atau SMU/SMK Bangunan yang mempunyai keahlian
gambar teknik dengan program Auto CAD/Archi CAD/Sketch up, dan bertugas
penuh di kantor pusat dalam membantu output produk perencanaan.

d. Komposisi dan keahlian tenaga ahli tersebut dapat dikembangkan dengan


tetap mempertahankan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan penawaran teknis
yang diajukan penyedia jasa.

18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan.

a. Penyusunan Laporan Pendahuluan.


b. Mobilisasi personel dan peralatan ke lokasi kegiatan.
c. Survei pengukuran, survei penyelidikan tanah dan survey perencanaan lainnya
(sesuai kebutuhan).
d. Penyusunan laporan pengukuran.
e. Penyusunan laporan penyelidikan tanah.
f. Preview I: Paparan hasil survei dan perencanaan layout bangunan.
g. Revisi perencanaan layout bangunan (basic design) (jika ada).
h. Penyusunan laporan perencanaan struktur.
i. Penyusunan laporan perencanaan utilitas.
j. Preview II : Paparan hasil revisi perencanaan layout bangunan (jika ada),
perencanaan struktur perencanaan utilitas dan gambaran umum spesifikasi teknis
serta biaya konstruksi.
k. Revisi perencanaan struktur dan utilitas (jika ada).
l. Penyusunan gambar rencana teknis.
m. Penyusunan spesifikasi teknis.
n. Penyusunan analisa biaya konstruksi (analisa kuantitas, analisa harga satuan
pekerjaan dan engineer’s estimate serta DKH kosongan)
o. Preview III : Paparan hasil revisi perencanaan struktur dan utilitas (jika ada),
gambar rencana teknis, spesifikasi teknis, analisa biaya konstruksi dan rencana
pelelangan konstruksi fisik.
p. Revisi gambar rencana teknis, spesifikasi teknis dan analisa biaya konstruksi.
q. Penyusunan laporan perencanaan akhir.
13

r. Membantu Panitia Pokja dalam pelaksanaan pelelangan konstruksi fisik.


s. Pengawasan berkala.
t. Penyusunan laporan pengawasan berkala.

D. LAPORAN.

19. Laporan Pendahuluan.

a. Laporan memuat:
1) Rencana kerja penyedia jasa secara
menyeluruh.
2) Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga
pendukung lainnya.
3) Jadwal kegiatan penyedia jasa.
b. Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
c. Laporan harus diserahkan paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal dimulainya
pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak dua rangkap buku laporan.

20. Laporan Antara.

a. Laporan Survei Pengujian dan pengecekan Struktur Beton (sesuai


kebutuhan).
1) Laporan memuat:
a) Data hasil survei dan analisisnya.
b) Metode survei dan metode analisisnya.
c) Tabel data, grafik, dan gambar hasil survei dan/atau laboratorium.
d) Dokumentasi foto kegiatan survei.
2) Bentuk dan format laporan sesuai
contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
3) Laporan harus diserahkan paling
lama 12 (dua belas) hari sejak tanggal
dimulainya pekerjaan yang tercantum
dalam SPMK sebanyak dua rangkap buku
laporan.
b. Laporan Perencanaan Struktur (sesuai kebutuhan).
1) Laporan memuat:
a) Kriteria Perencanaan dan Persyaratan Struktur.
b) Perhitungan Struktur bangunan.
c) Laporan ini dibuat untuk kegiatan konsultansi perencanaan sesuai
kebutuhan.
2) Bentuk dan format laporan sesuai
contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
14

3) Laporan harus diserahkan paling


lama 20 (dua pulu ) hari sejak tanggal
dimulainya pekerjaan yang tercantum
dalam SPMK sebanyak dua rangkap buku
laporan.
c. Laporan Perencanaan Utilitas (sesuai kebutuhan).
1) Laporan memuat:
a) Kriteria Perencanaan dan Persyaratan Utilitas.
b) Perencanaan Instalasi Air Bersih.
c) Perencanaan Instalasi Listrik.
d) Laporan ini dibuat untuk kegiatan konsultansi perencanaan sesuai
kebutuhan.
2) Bentuk dan format laporan sesuai
contoh, sampul depan dengan bahan soft cover/plastik mika berwarna biru
muda.
3) Laporan harus diserahkan paling
lama 25 (dua puluh lima) hari sejak tanggal dimulainya pekerjaan yang
tercantum dalam SPMK sebanyak dua rangkap buku laporan.
d. Analisis Biaya Konstruksi.
1) Laporan memuat:
a) Analisis Volume/Kuantitas Pekerjaan.
b) Analisis Harga Satuan Pekerjaan (HSP).
c) Daftar Kuantitas dan Harga (DKH).
2) Laporan ini dibuat untuk kegiatan
konsultansi perencanaan sesuai
kebutuhan.
3) Bentuk dan format laporan sesuai
contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
4) Laporan harus diserahkan paling
lama 25 (dua puluh lima) hari sejak
tanggal dimulainya pekerjaan yang
tercantum dalam SPMK sebanyak satu
rangkap buku laporan.
e. Laporan Khusus (bila diperlukan), berisi:
1) Kronologis kejadian yang menonjol di
lapangan.
2) Hasil rapat dengan staf PPK.
3) Solusi penyelesaian masalah.

21. Dokumen Perencanaan Teknis.

a. Gambar Rencana Teknis.


1) Gambar memuat:
15

a) Gambar layout kawasan.


b) Gambar site plan.
c) Gambar arsitektur (denah, tampak, potongan, detail prinsip).
d) Gambar struktur (pondasi, pembalokan, pelat lantai, konstruksi atap,
dan lain-lain sesuai kebutuhan).
e) Gambar utilitas (plumbing, drainase, jalan akses, dan lain-lain sesuai
kebutuhan).
f) Gambar mekanikal elektrikal (instalasi air, listrik, fire alarm, fire
hydrant, telepon, instalasi petir, dan lain-lain sesuai kebutuhan).
2) Bentuk dan format gambar minimal
berukuran A3 (420 x 297) mm sesuai
contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
3) Gambar harus diserahkan paling lama
25 (dua puluh lima) hari sejak tanggal
dimulainya pekerjaan yang tercantum
dalam SPMK sebanyak empat rangkap
gambar.
b. Spesifikasi Teknis.
1) Isi:
a) Ketentuan umum.
b) Pekerjaan persiapan.
c) Pekerjaan arsitektur gedung.
d) Pekerjaan struktur gedung
e) Pekerjaan mekanikal elektrikal.
f) Pekerjaan sarana dan prasarana lingkungan.
2) Laporan ini dibuat untuk kegiatan
konsultansi perencanaan sesuai
kebutuhan.
3) Bentuk dan format laporan sesuai
contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
4) Laporan harus diserahkan paling
lama 25 (dua puluh lima) hari sejak
tanggal dimulainya pekerjaan yang
tercantum dalam SPMK sebanyak empat
rangkap buku laporan.
22. Laporan Perencanaan Akhir.
a. Laporan memuat:
1) Abstrak.
2) Kata pengantar.
3) Daftar isi.
4) Daftar tabel.
16

5) Daftar gambar.
6) Pendahuluan (Umum, Maksud dan
Tujuan, Metode dan Pendekatan, Ruang
Lingkup dan Tata Urut, Dasar).
7) Landasan Teori.
8) Pengumpulan dan Analisis Data.
9) Perencanaan Layout (dan evaluasi
struktur existing (jika ada)).
10) Perencanaan Struktur (Umum, kriteria
perencanaan dan persyaratan struktur,
perencanaan struktur, sesuai kebutuhan).
11) Perencanaan Utilitas (Umum, kriteria
perencanaan dan persyaratan utilitas,
perencanaan instalasi air bersih,
perencanaan instalasi listrik, sesuai
kebutuhan).
12) Metode Pelaksanaan (termasuk
Jadwal Pelaksanaan Konstruksi/ Time
Schedule).
13) Analisis Biaya Konstruksi (Umum,
Analisis Volume/Kuantitas Satuan
Pekerjaan, Analisis Harga Satuan
Pekerjaan/HSP, Daftar Kuantitas dan
Harga (DKH/RAB)).
14) Penutup.
b. Laporan ini harus dibuat untuk semua jenis kegiatan konsultansi perencanaan.
c. Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
d. Laporan harus diserahkan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal
dimulainya pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak dua rangkap buku
laporan.
e. Bersama laporan ini juga diserahkan softcopy seluruh laporan dalam bentuk
CD.
23. Laporan Akhir Pengawasan Berkala.
a. Laporan memuat:
1) Pendahuluan (Umum, Maksud dan
Tujuan, Ruang Lingkup dan Tata Urut,
Peraturan, Standar dan Referensi).
2) Resume Evaluasi.
3) Penutup.
b. Laporan ini dibuat untuk kegiatan konsultansi perencanaan sesuai kebutuhan
(untuk perencanaan masterplan tidak dibutuhkan).
c. Bentuk dan format laporan sesuai contoh, sampul depan dengan bahan soft
cover/plastik mika berwarna biru muda.
17

d. Laporan harus diserahkan paling lama 7 (tujuh) hari setelah penyerahan


pertama (PHO) pekerjaan konstruksi sebanyak dua rangkap buku laporan.

E. HAL-HAL LAIN.
24. Produksi dalam Negeri. Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini
harus dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain
dalam Pasal 4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
25. Persyaratan Kerjasama. Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi:
a. Tidak diperbolehkan melimpahkan kegiatan perencanaan secara keseluruhan
kepada pihak lain.
b. Diijinkan untuk menggunakan secara paruh waktu tenaga ahli dari pihak lain
yang sebelumnya diberitahukan terlebih dahulu kepada PPK dalam hal ini
Kasubdisfaskon.
26. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan. Pengumpulan data lapangan harus
memenuhi persyaratan berikut:
a. Perencanaan dilaksanakan berlandaskan pendekatan dan metodologi sesuai
kaidah teknis profesional.
b. Mencantumkan data lokasi, waktu, dan dokumentasi lainnya yang dibutuhkan.
c. Penggunaan alat ukur yang sudah terkalibrasi oleh instansi berwenang.

27. Alih Pengetahuan. Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban


untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personel proyek/satuan kerja PPK.

Jakarta, Februari 2023

Wadan Puspomal
Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen,

Ttd.

A.M. Liston Sirait, S.H., M,Tr.Opsla CHRMP.


Laksamana Pertama TNI

Anda mungkin juga menyukai