Anda di halaman 1dari 8

Nama : Wan Dinanti Sendang Swari

NIM : 170521616054
Teknologi Konstruksi Bangunan

SOAL

1. Apa yang menjadi perbedaan dan persamaan mendasar sistem konstruksi


balok pracetak (prefabrication concrete) dibanding cast in situ concrete
beam (balok beton cor setempat)
2. Faktor keuntungan dan kerugian apa yang dipertimbangkan untuk memilih
kedua teknologi konstruksi tersebut.
3. Tulislah SOP untuk pelaksanaan balok prefabrikasi
4. Pengujian apasaja yang harus dilakukan pada pelaksanaan balok beton
pracetak dan cast in situ concrete (CIC)
5. Tindakan apa yang harus dilakukan pelaksana konstruksi agar kualitas
pelaksanaan konstruksi balok prefabrikasi maupun balok CIC mencapai
mutu yang direncanakan

JAWABAN

1. Perbedaan beton pracetak dan cast in situ


A. Beton Pracetak
1) Definisi
Menurut Precact Concrete Institute, beton pracetak dikirim dalam
bentuk tertentu di lokasi selain dari lokasi bangunan seperti pabrik.
2) Teknik cetak (casting)
a. Elemen beton diproduksi dalam lingkungan pengecoran yang
terkontrol dan karenanya lebih mudah untuk mengontrol
campuran, penempatan, dan pengawetan
b. Elemen dapat disimpan terlebih dahulu dan ditahan sampai
dibutuhkan
c. Kondisi cuaca tidak berpengaruh pada pekerjaan casting
3) Biaya dan harga beton
a. Bentuk teknik konstruksi yang lebih murah jika proyek adalah
bangunan dan memiliki banyak bentuk elemen yang seragam
b. Biaya perawatan struktur beton lebih tinggi
4) Kebutuhan tenaga dan peralatan
a. Lebih sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan
b. Tenaga kerja ahli dan terampil diperlukan di lokasi konstruksi
c. Kontraktor yang terampil dan teknis diperlukan untuk
konstruksi struktur beton pracetak
d. Membutuhkan mesin dn derek berat untuk menangani
pengangkatan dan pemasangan elemen berat
5) Waktu dan kekuatan
a. Waktu pemasangan lebih cepat
b. Uji kekuatan di lokasi tidak diperlukan
6) Sistem struktur dan arsitektur
a. Banyak sambungan sistem struktural
b. Kurang tahan terkadap gempa
c. Tidak menawarkan karakter arsitektur monolitik
7) Finishing
Menurut Buletin American Concrete Institute (1993), beton
pracetak memberikan finishing yang halus sehingga tidak perlu
persiapan khusus sebelum pengecatan.
B. Beton Cast in Situ
1) Definisi
Menutut Edward Allen dan Joseph Iano, beton cor in situ dibuat
dalam bekisting ddi lokasi bangunan
2) Teknik cetak (casting)
a. Elemen beton dibuat di lokasi dengan lingkungan terbuka dan
karenanya sulit mengontrol campuran, penempatan, dan
pengeringan
b. Elemen tidak dapat dicasting terlebih dahulu
c. Kondisi cuaca dapat menunda pekerjaan casting beton
3) Biaya dan harga beton
a. Beton in situ adalah bentuk konstruksi yang lebih murah untuk
struktur bangunan yang memiliki bentuk tidak standar
b. Biaya perawatan lebih sedikit dibandingkan beton pracetak
4) Kebutuhan tenaga dan peralatan
a. Tenaga kerja lebih banyak untuk pengecoran
b. Tidak membutuhkan peralatan berat
5) Waktu dan kekuatan
a. Lebih memakan waktu
b. Diperlukan uji kekuatan di lokasi
6) Sistem struktur dan arsitektur
a. Sambungan dalam sistem struktural lebih sedikit
b. Lebih tahan terhadap gempa dan angin
c. Ada batasan panjang dan bentuk elemen
d. Menawarkan karakter arsitektur monolik
7) Finishing
Dalam konstruksi beton cor in situ,harus dilakukan plester aci
untuk hasil akhir yang halus dan untuk persiapan awal pengecatan
2. Keuntungan dan kerugian
A. Balok Pracetak
1) keuntungan
a. Kualitas lebih konsisten karena diproduksi dipabrik dengan
standar pengendalian mutu
b. Ekonomis karena lebih murah dibandingkan material lainnya
c. Tahan lama dan tidak memerlukan perawatan khusus
d. Hemat waktu, biaya dan efisien
e. Mudah dan cepat
f. Proses produksi dapat dilakukan secara paralel dengan kegiatan
konstruksi di lapangan dan tidak tergantung pada kondisi proyek
g. Lebih ramah lingkungan karena tempat pembuatannya terpisah
h. Pemasangannya tidak terpengaruh cuaca
2) Kerugian
a. Mebutuhkan biaya transportasi dan pemasangan
b. Membutuhkan tempat pembuatan dan perawatan
c. Perlu alat berat untuk pengangkatan
d. Diperlukan alat penyambung komponen struktur
B. Balok Cast in Situ
1) Kelebihan
a. Lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan
b. Tidak memerlukan tempat yang luas
c. Pengawasan lebih mmudah dan terkontrol
2) Kekurangan
a. Waktu pengerjaan lebih lama
b. Membutuhkan banyak tenaga kerja
c. Kualitas dan mutu sulit terukur
3. SOP pelaksanaan balok prefebrikasi

A. TAHAP PEMBUATAN BALOK PRECAST


1) Persiapan cetakan/bekisting
Syarat dari cetakan elemen beton pracetak adalah :
a. Volume dari cetakan stabil untuk percetakan berulang
b. Mudah ditangani dan tidak bocor
c. Mudah untuk dipindahkan, khusus untuk pelaksanaan
2) Pengecoran di lapangan/proyek.
3) Pembuatan tulangan
Memotong berbagai bentuk dan ukuran tulangan sesuai dengan
gambar/soft drawing yang telah direncanakan.
4) Pemasangan tulangan dalam cetakan/bekisting
Melakukan perakitan/pemasangan tulangan yang telah dipotong ke
dalam cetakan/bekisting.
5) Membuat campuran beton
Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang telah
direncanakan
6) Pengecoran beton pada cetakan elemen
Setelah campuran beton selesai dibuat, dilakukan pengecoran beton
pada cetakan/bekisting
7) Sampling
8) Curing dan Quality Control
Setelah pelaksanaan pengecoran, pada beton pra cetak dilakukan
curing untuk menghindari penguapan air semen secara drastic
sehingga mutu beton yang direncanakan terpenuhi.
9) Pembongkaran cetakan/bekisting
Pembukaan bekisting dilakukan setelah kekuatan beton antara 20%–
60% dari kekuatan akhir yang dapat tercapai, kurang lebih umur 3–7
hari pada suhu kamar.
10) Finishing
Setelah pembongkaran bekisting, dilakukan finishing elemen beton
pracetak.
11) Penyimpanan dan pengangkatan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkatan elemen pra
cetak antara lain:
d. Kemampuan maksimum crane yang digunakan
e. Metode pengangkatan
f. Letak titik-titik angkat pada elemen pracetak

B. TAHAP PEMASANGAN BETON PRACETAK DI LAPANGAN


Pelaksanaan konstruksi (site construction) merupakan proses
pemasangan beton pracetak pada struktur dan
pemasangan joint/sambungan. Metode dan jenis pelaksanaan
konstruksi precast antara lain:
1. Perakitan per elemen
2. Lift-slab system yaitu pengikatan elemen lantai ke kolom
3. Slip-form system yaitu beton diituangkan diatas cetakan baja yang
dapat bergerak memanjat ke atas mengikuti penambahan
ketinggian dinding yang bersangkutan
4. Push – Up / Jack – Block System yaitu lantai teratas atap di cor
terlebih dalu kemudian diangkat ke atas dengan hidranlic – jack
yang dipasang di bawah elemen pendukung vertical
5. Box System yaitu  konstruksi menggunakan dimensional berupa
modul-modul kubus beton.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain site plan,
peralatan, siklus pemasangan, dan tenaga kerja.
Pemasangan beton pracetak di lapangan dapat menggunakan ikatan
antar komponen antara lain sambungan, ikatan, dan simpul.
Sambungan
Sambungan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima
beban (biasanya beban vertical) akibat beban sendiri dari
komponen
b. Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-
beban yang selama pemasangan diterima oleh pendukung
pembantu
c. Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus
memenuhi persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan
suara
d. Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-
mata menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan
Ikatan
Prinsip pengikatan komponen:
a. Ikatan Cor (In Situ Concrete Joint) : penyaluran gaya dilakukan
lewat beton yang dicorkan
b. Ikatan Terapan yaitu pengikatan komponen satu dengan yang lain
secara lego (permainan balok susun anak)
c. Ikatan Baja yaitu pengikatan dengan cara di las atau dengan cara di
baut/mur/ulir.
d. Ikatan Tegangan merupakan perkembangan dari ikatan baja dengan
mamasukkan unsure post tensioning dalam sistem sambungan
Simpul
Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra –
cetak dan merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen
struktur yang dapat dikelompokkan menjadi simpul primer, simpul
pertemuan kolom, simpul penyalur sekunder-primer (pelat balok),
simpul pendukung sesame plat/ dengan balok dan kolom, dan simpul
yang mampu menahan momen

4. Pengujian yang dilakukan


a. Tes uji kuat Tekan
Bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan
maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami
kehancuran)
b. Metode Hammer Test
Dapat digunakan untuk memeriksa keseragaman kualitas beton pada
struktur dan mendapat perkiraan kuat tekan beton
c. Slump Test
Digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan
atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk
menentukan tingkat workabitily nya.
d. Tes Uji Core Drill
5. Tindakan apa yang harus dilakukan agar mencapai mutu yang
direncanakan
Menurut Rory Burke, Sistem manajemen mutu terdiri atas empat tingkatan
yaitu:
a. Inspeksi (Inspection), adalah mengkaji karekteristik proyek dalam
aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standart yang
ditentukan. Inspeksi akan menentukan baik atau tidaknya proyek
berdasarkan mutunya.
b. Pengendalian Kualitas (Quality Control –QC), terdiri dari kegiatan
pemeriksaan pekerjaan, bersama-sama dengan manajemen dan
pendokumentasian bahwa pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan
persyaratan kontrak dan peraturan-peraturan yang berlaku. QC
merupakan suatu unsur atau bagian dari QA.
c. Jaminan Kualitas (Quality Assurance –QA)adalah semua perencanaan,
metoda dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberi
keyakinan bahwa semua perencanaan, perancangan dan pelaksanaan
yang dilakukan sudah sesuai dengan standar-standaryang berlaku, serta
syarat-syarat yang dispesifikasikan dalam kontrak.
d. Total Quality Management (TQM) adalah gabungan dari semua bentuk
manajemen kualitas yang tujuan utamanya adalah memenuhi kepuasan
pelanggan dengan menitik beratkan pada peningkatan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai