1. Apa yang menjadi perbedaan dan persamaan mendasar sistem konstruksi
balok pracetak (prefabrication concrete) dibanding cast in situ concrete beam (balok beton cor setempat) 2. Faktor keuntungan dan kerugian apa yang dipertimbangkan untuk memilih kedua teknologi konstruksi tersebut. 3. Tulislah SOP untuk pelaksanaan balok prefabrikasi 4. Pengujian apasaja yang harus dilakukan pada pelaksanaan balok beton pracetak dan cast in situ concrete (CIC) 5. Tindakan apa yang harus dilakukan pelaksana konstruksi agar kualitas pelaksanaan konstruksi balok prefabrikasi maupun balok CIC mencapai mutu yang direncanakan
JAWABAN
1. Perbedaan beton pracetak dan cast in situ
A. Beton Pracetak 1) Definisi Menurut Precact Concrete Institute, beton pracetak dikirim dalam bentuk tertentu di lokasi selain dari lokasi bangunan seperti pabrik. 2) Teknik cetak (casting) a. Elemen beton diproduksi dalam lingkungan pengecoran yang terkontrol dan karenanya lebih mudah untuk mengontrol campuran, penempatan, dan pengawetan b. Elemen dapat disimpan terlebih dahulu dan ditahan sampai dibutuhkan c. Kondisi cuaca tidak berpengaruh pada pekerjaan casting 3) Biaya dan harga beton a. Bentuk teknik konstruksi yang lebih murah jika proyek adalah bangunan dan memiliki banyak bentuk elemen yang seragam b. Biaya perawatan struktur beton lebih tinggi 4) Kebutuhan tenaga dan peralatan a. Lebih sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan b. Tenaga kerja ahli dan terampil diperlukan di lokasi konstruksi c. Kontraktor yang terampil dan teknis diperlukan untuk konstruksi struktur beton pracetak d. Membutuhkan mesin dn derek berat untuk menangani pengangkatan dan pemasangan elemen berat 5) Waktu dan kekuatan a. Waktu pemasangan lebih cepat b. Uji kekuatan di lokasi tidak diperlukan 6) Sistem struktur dan arsitektur a. Banyak sambungan sistem struktural b. Kurang tahan terkadap gempa c. Tidak menawarkan karakter arsitektur monolitik 7) Finishing Menurut Buletin American Concrete Institute (1993), beton pracetak memberikan finishing yang halus sehingga tidak perlu persiapan khusus sebelum pengecatan. B. Beton Cast in Situ 1) Definisi Menutut Edward Allen dan Joseph Iano, beton cor in situ dibuat dalam bekisting ddi lokasi bangunan 2) Teknik cetak (casting) a. Elemen beton dibuat di lokasi dengan lingkungan terbuka dan karenanya sulit mengontrol campuran, penempatan, dan pengeringan b. Elemen tidak dapat dicasting terlebih dahulu c. Kondisi cuaca dapat menunda pekerjaan casting beton 3) Biaya dan harga beton a. Beton in situ adalah bentuk konstruksi yang lebih murah untuk struktur bangunan yang memiliki bentuk tidak standar b. Biaya perawatan lebih sedikit dibandingkan beton pracetak 4) Kebutuhan tenaga dan peralatan a. Tenaga kerja lebih banyak untuk pengecoran b. Tidak membutuhkan peralatan berat 5) Waktu dan kekuatan a. Lebih memakan waktu b. Diperlukan uji kekuatan di lokasi 6) Sistem struktur dan arsitektur a. Sambungan dalam sistem struktural lebih sedikit b. Lebih tahan terhadap gempa dan angin c. Ada batasan panjang dan bentuk elemen d. Menawarkan karakter arsitektur monolik 7) Finishing Dalam konstruksi beton cor in situ,harus dilakukan plester aci untuk hasil akhir yang halus dan untuk persiapan awal pengecatan 2. Keuntungan dan kerugian A. Balok Pracetak 1) keuntungan a. Kualitas lebih konsisten karena diproduksi dipabrik dengan standar pengendalian mutu b. Ekonomis karena lebih murah dibandingkan material lainnya c. Tahan lama dan tidak memerlukan perawatan khusus d. Hemat waktu, biaya dan efisien e. Mudah dan cepat f. Proses produksi dapat dilakukan secara paralel dengan kegiatan konstruksi di lapangan dan tidak tergantung pada kondisi proyek g. Lebih ramah lingkungan karena tempat pembuatannya terpisah h. Pemasangannya tidak terpengaruh cuaca 2) Kerugian a. Mebutuhkan biaya transportasi dan pemasangan b. Membutuhkan tempat pembuatan dan perawatan c. Perlu alat berat untuk pengangkatan d. Diperlukan alat penyambung komponen struktur B. Balok Cast in Situ 1) Kelebihan a. Lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan b. Tidak memerlukan tempat yang luas c. Pengawasan lebih mmudah dan terkontrol 2) Kekurangan a. Waktu pengerjaan lebih lama b. Membutuhkan banyak tenaga kerja c. Kualitas dan mutu sulit terukur 3. SOP pelaksanaan balok prefebrikasi
A. TAHAP PEMBUATAN BALOK PRECAST
1) Persiapan cetakan/bekisting Syarat dari cetakan elemen beton pracetak adalah : a. Volume dari cetakan stabil untuk percetakan berulang b. Mudah ditangani dan tidak bocor c. Mudah untuk dipindahkan, khusus untuk pelaksanaan 2) Pengecoran di lapangan/proyek. 3) Pembuatan tulangan Memotong berbagai bentuk dan ukuran tulangan sesuai dengan gambar/soft drawing yang telah direncanakan. 4) Pemasangan tulangan dalam cetakan/bekisting Melakukan perakitan/pemasangan tulangan yang telah dipotong ke dalam cetakan/bekisting. 5) Membuat campuran beton Membuat campuran beton sesuai dengan mutu yang telah direncanakan 6) Pengecoran beton pada cetakan elemen Setelah campuran beton selesai dibuat, dilakukan pengecoran beton pada cetakan/bekisting 7) Sampling 8) Curing dan Quality Control Setelah pelaksanaan pengecoran, pada beton pra cetak dilakukan curing untuk menghindari penguapan air semen secara drastic sehingga mutu beton yang direncanakan terpenuhi. 9) Pembongkaran cetakan/bekisting Pembukaan bekisting dilakukan setelah kekuatan beton antara 20%– 60% dari kekuatan akhir yang dapat tercapai, kurang lebih umur 3–7 hari pada suhu kamar. 10) Finishing Setelah pembongkaran bekisting, dilakukan finishing elemen beton pracetak. 11) Penyimpanan dan pengangkatan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkatan elemen pra cetak antara lain: d. Kemampuan maksimum crane yang digunakan e. Metode pengangkatan f. Letak titik-titik angkat pada elemen pracetak
B. TAHAP PEMASANGAN BETON PRACETAK DI LAPANGAN
Pelaksanaan konstruksi (site construction) merupakan proses pemasangan beton pracetak pada struktur dan pemasangan joint/sambungan. Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast antara lain: 1. Perakitan per elemen 2. Lift-slab system yaitu pengikatan elemen lantai ke kolom 3. Slip-form system yaitu beton diituangkan diatas cetakan baja yang dapat bergerak memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan 4. Push – Up / Jack – Block System yaitu lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian diangkat ke atas dengan hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung vertical 5. Box System yaitu konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus beton. Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain site plan, peralatan, siklus pemasangan, dan tenaga kerja. Pemasangan beton pracetak di lapangan dapat menggunakan ikatan antar komponen antara lain sambungan, ikatan, dan simpul. Sambungan Sambungan dapat dikelompokkan menjadi: a. Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban (biasanya beban vertical) akibat beban sendiri dari komponen b. Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban- beban yang selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu c. Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara d. Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata- mata menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan Ikatan Prinsip pengikatan komponen: a. Ikatan Cor (In Situ Concrete Joint) : penyaluran gaya dilakukan lewat beton yang dicorkan b. Ikatan Terapan yaitu pengikatan komponen satu dengan yang lain secara lego (permainan balok susun anak) c. Ikatan Baja yaitu pengikatan dengan cara di las atau dengan cara di baut/mur/ulir. d. Ikatan Tegangan merupakan perkembangan dari ikatan baja dengan mamasukkan unsure post tensioning dalam sistem sambungan Simpul Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra – cetak dan merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur yang dapat dikelompokkan menjadi simpul primer, simpul pertemuan kolom, simpul penyalur sekunder-primer (pelat balok), simpul pendukung sesame plat/ dengan balok dan kolom, dan simpul yang mampu menahan momen
4. Pengujian yang dilakukan
a. Tes uji kuat Tekan Bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran) b. Metode Hammer Test Dapat digunakan untuk memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur dan mendapat perkiraan kuat tekan beton c. Slump Test Digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau tidak) dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workabitily nya. d. Tes Uji Core Drill 5. Tindakan apa yang harus dilakukan agar mencapai mutu yang direncanakan Menurut Rory Burke, Sistem manajemen mutu terdiri atas empat tingkatan yaitu: a. Inspeksi (Inspection), adalah mengkaji karekteristik proyek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standart yang ditentukan. Inspeksi akan menentukan baik atau tidaknya proyek berdasarkan mutunya. b. Pengendalian Kualitas (Quality Control –QC), terdiri dari kegiatan pemeriksaan pekerjaan, bersama-sama dengan manajemen dan pendokumentasian bahwa pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan persyaratan kontrak dan peraturan-peraturan yang berlaku. QC merupakan suatu unsur atau bagian dari QA. c. Jaminan Kualitas (Quality Assurance –QA)adalah semua perencanaan, metoda dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa semua perencanaan, perancangan dan pelaksanaan yang dilakukan sudah sesuai dengan standar-standaryang berlaku, serta syarat-syarat yang dispesifikasikan dalam kontrak. d. Total Quality Management (TQM) adalah gabungan dari semua bentuk manajemen kualitas yang tujuan utamanya adalah memenuhi kepuasan pelanggan dengan menitik beratkan pada peningkatan berkelanjutan.