Pembuatan beton
konvensional yang dilakukan
langsung pada lokasi konstruksi
membuat pengawasannya lebih
mudah dilakukan. ... Sedangkan
pembuatan beton
pracetak dilakukan di pabrik yang
terpisah, sehingga tidak dapat
diawasi secara langsung
bagaimana proses pembuatannya
Konvensional dan Pracetak
1.Komponen struktur beton pracetak dibuat secara fabrikasi, diangkut ke lokasi konstruksi,
diangkat dan dirakit di tempat. Struktur beton pracetak banyak digunakan di sejumlah negara
dengan intensitas kegempaan tinggi. Pengenalan sistem join menawarkan struktur beton
pracetak yang berkinerja lebih baik (Kurama dkk., 2018).
S I STEM
01 P E R E N C A N A A N
Pemilihan Sistem Struktur Yang Digunakan
Direncanakan Komponen
pracetak yang akan digunakan :
- Dibuat sendiri
- Dipesan dari produsen pracetak lainnya
Plat Lantai, Jika dipesan dari produsen lainnya,
sistem yang ditawarkan ?
- sistem Two Way Slab
Persiapan awal
2
02. PERENCANAAN AWAL
JENIS DAN JUMLAH, dan Volume
KOMPONEN
REPETISI JUMLAH KOMPONEN
SISTEM STRUKTUR : PSA SYSTEM
Prototype T.36-3LT
LANTAI LANTAI
P L T LANTAI 2 LANTAI 3 LT. TANKI
NO. TYPE DASAR DAK JUMLAH
Total 904.0
2. PERENCANAAN AWAL
LAMANYA WAKTU PRODUKSI DAN
PEMASANGAN
3-4
minggu
03 Persiapan lapangan
PERSIAPAN DI LAPANGAN
LAHAN
PRODUKSI Tian g Listrik
KOLO BALOK PELAT
M 6 x 12 6 x 20m2 LANTAI
WORKSHOP M2 6 x 25 m2
BESI 15 X 18
M2
PELAT LANTAI
6 x 25 m2
GUDAN
G
DIREKSI
KEET Tiang Listrik
KOLAM
E D
PAGAR KERJA PT.ISTAKA
C
B
Turap
4
4. P R O D U K S I
BEKISTING / MOULD YANG PRAKTIS
BALOK / KOLOM
BALOK
+
KONSO
L
PRODUKSI
BEKISTING / MOULD YANG PRAKTIS
P E LAT LAN TA I
Half Slab
PE LAT LAN T A I
Full Slab
PRODUKSI
ALAT BANTU
BERSIHK SETTIN
AN G
PELUMAS
AN
PEMADAT BETON :
- TIDAK MENGENAI
TULANGAN
- TEGAK LURUS
BIDANG COR
- TIDAK LEBIH 5
DETIK/TITIK
K3
-
SEPATU
KERJA
-HELM
PERSIAPAN
PELINDUNG HUJAN
PRODUKSI
PENGECOR
HAS I L PR O D U K SI
PLAT LANTAI
HAS I LPR O D U
K
SI
KOLOM / BALOK
HAS I L PROD
UKSI
PLAT TANGGA
PENGAMATAN :
- DIMENSI
- KERETAKAN
- KEROPOS
KODE PRODUKSI
PERAWATAN
BETON
JADI
5 Pengecekan Hasil
Produksi
5
KOLOM 1
4
2
3
Item pengecekan :
1. Permukaan
komponen
2. Sudut-sudut
komponen
3. Panjang
komponen
4. Lebar komponen
5. Tinggi komponen
6. Kelengkungan
1
Item Pengecekan : 4
1. Kondisi tulangan 2
2. Jumlah tulangan
3. Panjang
tulangan
4. Kelurusan
tulangan
1
Item
Pengecekan :
1. Posisi
tulangan
2. Posisi
lubang
BALOK 3
1
Item pengecekan : 5
1. Permukaan 2
komponen 4
2. Sudut-sudut
komponen
3. Panjang
komponen
4. Lebar komponen
5. Tinggi komponen
6. Kelengkungan
7. Block out
4
1
Item pengecekan :
2 1. Posisi tulangan 3
Joint
2. Panjang tul. joint
3. Jarak tul.
sengkang
4. Panjang
sengkang
PELAT 3
4 1
5
2 7
Item pengecekan :
1. Permukaan
komponen
2. Sudut-sudut
komponen
3. Panjang
komponen
4. Lebar komponen
2
2
Item pengecekan :
1. Posisi tulangan
Joint
2. Panjang tul. joint
Kondisi hasil jadi Beton yang tidak memenuhi
standart
Pemasangan Tulangan yang tidak memenuhi
standart
Retak memanjang
membelah pelat
sepanjang lebar pelat.
Retak
Komponen
Pelat Lantai
6
handling
:
3. ALAT ANGKAT.
- KAPASITAS ALAT KAPASITAS ANGKAT
- POSISI
4.ALAT TRANSPORT.
- UKURAN DAN
KAPASITAS ALAT
ANGKUT
- PERATURAN JALAN
RAYA
5. STABILITAS DAN STRESS PADA KOMPONEN
PRACETAK SELAMA
PROSES PENGANGKATAN
0,3
L
L
2
Mmax = 0,013
2
Mmax = 0,045 wL
wLw = at sendiri + 25% beban
ber ejut
k
DEFLE
KSI
2
2 - Mx = + Mx = 0,0054
Mx = 1/8 wba wba
2
- My = + My = 0,0027 2
wab - My = + My = 0,0107
wab
7 Penyimpanan
RIGID PAVEMENTPRACETAK
ROAD
PAVEMENT
FLEXIBLE RIGID
PAVEMENT PAVEMENT
COR
PRACETAK
SETEMPAT
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
STRUKTUR PERKERASAN
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
PERBANDINGAN PERKERASAN
Pendistribusian beban kendaraan
Beban roda
didistribusikan
sebagai beban titik
Beban roda
didistribusikan sebagai
beban merata
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
PERBANDINGAN DESIGN
Uraian Flexible pavement Rigid pavement Rigid pavement
cor setempat pracetak
Umur rencana 20 th 40 th 40 th
Jumlah ESAL < 85 juta > 300 juta > 300 juta
Kenyamanan Tanpa sambungan Sambungan @5m Sambungan
@8m
(tipe
memanjang)
CBR > 35% > 10% >10%
Lapis pondasi Agregat A LC tebal 15 cm LC tebal 10 cm
Referensi :
- 02/M/BM/2013, Manual Desain Perkerasan Jalan
- AASHTO 1993
- 15/SE/M/2015, Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen
Pracetak
Prategang
- Pd T-14-2003, Perencanaan perkerasan jalan beton semen
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
RIGID PAVEMENT COR SETEMPAT VS PRACETAK
Tipe Memanjang
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
TIPE RIGID PAVEMENT PRACETAK
Tipe Melintang
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
TIPE RIGID PAVEMENT PRACETAK
Tipe Melintang
Central
stressing
panel
Base
panel
Base panel
Joint
panel
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
KRITERIA DESAIN
RIGID PAVEMENT PRACETAK
Lapis Pondasi CBR gabungan (tanah dasar dan lapis pondasi) = 75%
CBR tanah dasar < 10% tebal lantai kerja 15 cm
CBR tanah dasar > 10% tebal lantai kerja 10 cm
Tebal Rigid Pavement Jumlah ESAL (Equivalent standard axle load)
Drainase jalan
Tipe bahu jalan
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
CONTOH SPESIFIKASI RIGID PAVEMENT
PRACETAK Nama proyek : Proyek Peningkatan Jalan …………
Panjang jalan : 50 m
Lebar jalan : 2x9m
Tipe rigid pracetak : Tipe melintang
Dimensi panel : 9 x 2,5 x 0,22 m
Jumlah panel : 20 panel / satu arah
Mutu beton
- Lean concrete : f’c 25 MPa
- Rigid pavement : f’c 40 MPa
Prestressing steel
- Arah melintang : 4 strand ø 12,7 mm /panel
- Arah memanjang : 1 strand ø 12,7 mm @ 60 cm
Cl
Berat /panel : 12,4 ton
Tebal sub base (LC)
assif ication: #W B_CO NF D ENTI AL#
: 100 mm
PROSES PRODUKSI
Persyaratan :
- Trial manajemen lalu lintas
- Alat pengaman lalu lintas
- Lebar & Kualitas detour pada jam sibuk
- Panjang dan waktu antrean kendaraan
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
APLIKASI RIGID
PAVEMENT
PRACETAK
Jalan lingkungan pabrik
Pasuruan
Jalan Haji
MenaTegineneng Jalan Haji
- Lampung MenaTegineneng
- Lampung
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
2. “Bangunan Gedung“ produk Pracetak
3. Jembatan 5.157.227
4. Cable Protection 2.534.400
5. Konstruksi Lepas Pantai 1.174.082
7. Saluran 1.013.940
Sumber: AP3I 2016 (diolah) Sumber Gambar: IAPPI LRT Jakarta
Wisma Atlet Jakarta Tiang pancang besar, Jakarta Giant Sea Wall
A. Sistem sambungan
Sistem balok dan kolom terdiri dari balok dan kolom dalam portal rangka dengan
sambungan : balok ke kolom, balok ke balok, kolom ke kolom dan kolom ke
fondasi.
B. Pengertian „Joint & Connection‟ (FIB, 2004)
Join adalah pertemuan permukaan antara dua atau lebih elemen struktur,
dimana aksi dari gaya (seperti: tarik, geser, tekan) dan atau momen mungkin
terjadi.
Sambungan adalah sebuah rangkaian, memadukan satu atau lebih pertemuan
permukaan atau bagian dari komponen join, di desain untuk menahan aksi dari
gaya atau momen. Oleh karena itu desain sambungan adalah sebuah fungsi dari
kedua komponen struktur dan join di antara keduanya,
C. Tipe Sambungan Komponen Pracetak
Sambungan pada elemen pracetak dapat direncanakan dalam dua katagori
(SNI
7833, 2012) yaitu:
🠶 Sambungan kuat (strong connection), bila leleh lentur
direncanakan terjadi diluar sambungan.
Sambungan daktail
(ductile connection),
bila leleh lentur
diharapkan terjadi
ACI 318019 pada daerah
sambungan.
Berbagai Model Sambungan
Sambungan
balok dengan
balok
Sambungan balok-
kolom
Tiga sistem utama yang digunakan
secara luas pada penyambungan
konstruksi beton bertulang pracetak
penahan momen di New Zealand.
(Restrepo, dkk., 1995)
2. Sistem join
a. Sambungan daktilitas terbatas
Biasanya sambungan kering (dry connections) yang terbentuk dengan mengelas atau
membaut tulangan atau pelat atau penyisipan baja, dan grouting.
b. Sambungan daktail
Umumnya merupakan sambungan kering dengan tendon prategang tidak terlekat
(unbonded) yang digunakan untuk menghubungkan komponen beton pracetak.
D. Standar Desain
1. Tahun 1980-an para pakar Selandia baru mulai mengembangkan sistem pracetak tahan
gempa
2. Tahun 1992 konsep sistem pracetak tahan gempa masuk dalam New Zealand Standard
(NZS).
2. Tahun 1992 -2002 Amerika dan Jepang mulai melakukan penelitian mengenai sistem
pracetak tahan gempa melalui program PRESSS (Precast Seismic Structural System).
3. Program PRESSS, NEHRP (National Earthquake Hazards Reduction Program) dan PCI
(Precast/Prestressed Concrete Institut) terus membahas rumusan sistem pracetak tahan
gempa, yang secara resmi masuk pertama kali pada ACI 318-2002.
4. Pada peraturan perencanaan struktur beton SNI 03-2847-2002, sistem pracetak yang cara
penyambungannya tidak mengikuti “cara konvensional”, diatur Pasal 23.3.2.1(5), namun
cara pengujian dan analisis untuk dapat membuktikan kekuatan dan ketegaran suatu
usulan sistem sambungan pracetak belum ditetapkan secara jelas.
5. Tahun 2004 PCI memasukkan sistem pracetak tahan gempa pada „PCI Design Handbook‟
edisi
6. Pada ASCE 7-05, sistem pracetak masuk list dalam tabel yang memuat parameter
perencanaan struktur tahan gempa.
7. Pada ACI 318-08 yang akan menjadi referensi SNI perencanaan struktur beton terbaru,
secara jelas telah dicantumkan mengenai struktur rangka pemikul momen khusus untuk
sistem pracetak pada Pasal 21.8. Cara pengujian dan analisis untuk membuktikan
kekuatan dan ketegaran suatu usulan sistem sambungan pracetak, yaitu ACI 374.1.
8. Tahun 2012, dikeluarkan SNI 7833 tentang Tata Cara Perancangan Beton Pracetak dan
Prategang untuk Bangunan Gedung yang mengacu pada ACI 318-08.
Yang, 2016
Beam to
Beam Ersoy, 1993
H. Berbagai Penelitian C onnection
Korkmaz, 2005
Yang, 2010
Khoo, 2006
Detail
Sambungan
Korkmaz &
Tankut , 2005
WIKA BETON
2. Kavling 2 Project (11 lantai)
3. Building Precast RS ST C oralus
(3 lantai basement & 8 lantai atas)
4. Rehab Gedung Dinas Pendidikan
1. Gedung KMTS UGM 3 lantai
Pekerjaan Fabrikasi
pondasi komponen
Pemasangan kolom
Pemasangan
balok
Pemasangan pelat
lantai
Pemasangan kolom
Komponen
struktur
Pemasangan
balok
Sambungan balok-
kolom
4. Gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta
Sambungan balok-kolom
Hormat Saya:
Dr. Ir. Ayuddin, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng., ACPE.
Mobile Phone: 0811401747