Anda di halaman 1dari 139

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

& PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL


BINA KONSTRUKSI BALAI JASA KONSTRUKSI WILAYAH VI MAKASSAR

PEMBEKALAN KOMPETENSI TAMBAHAN SDM VOKASIONAL


PENGANTAR
1. “Beton Pracetak” sebagai materi
kompetensi tambahan Sarjana Teknik Sipil

PENGENALAN BETON PRACETAK


(PEMBUATAN DAN PENGAWASAN
KONSTRUKSI PRACETAK)
Konvensional dan Pracetak

Pembuatan beton
konvensional yang dilakukan
langsung pada lokasi konstruksi
membuat pengawasannya lebih
mudah dilakukan. ... Sedangkan
pembuatan beton
pracetak dilakukan di pabrik yang
terpisah, sehingga tidak dapat
diawasi secara langsung
bagaimana proses pembuatannya
Konvensional dan Pracetak

 Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan


beton saat umur beton belum mencapai 24 jam. Apakah
dengan kondisi beton yang sangat muda saat diangkat akan
terjadi retak (crack) atau tidak. Di sini dibutuhkan analisa
desain tersendiri, dan tentunya tidak pernah diperhitungkan
kalo kita menganalisa beton secara konvensional.
 Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan,
penyimpanan beton pracetak di stock yard, pengiriman beton
pracetak, dan pemasangan beton pracetak di proyek.
Kebanyakan beton pracetak dibuat di pabrik.
 Pada desain pracetak menambahkan desain sambungan.
Desain sambungan di sini, didesain lebih kuat dari yang
disambung.
Apa itu BETON
PRACETAK ?
Beton pracetak adalah bentuk beton
yang disiapkan dan selesai di pabrik
atau di studio workshop atau di
lokasi dan dipasang di luar lokasi.
Secara umum, beton pracetak
disiapkan dalam lingkungan pabrik
yang terkontrol menggunakan
cetakan presisi yang dapat digunakan
kembali
BETON PRACETAK
Hal hal Dasar Beton Pracetak

1.Komponen struktur beton pracetak dibuat secara fabrikasi, diangkut ke lokasi konstruksi,
diangkat dan dirakit di tempat. Struktur beton pracetak banyak digunakan di sejumlah negara
dengan intensitas kegempaan tinggi. Pengenalan sistem join menawarkan struktur beton
pracetak yang berkinerja lebih baik (Kurama dkk., 2018).

2. Keuntungan utama beton pracetak (Park, 2003):


a. peningkatan kecepatan konstruksi,
b. kualitas yang tinggi dari komponen,
c. peningkatan durabilitas,
d. pengurangan jumlah pekerja di lokasi,
e. pengurangan bekisting.

3. Perlu diperhatikan dalam pemanfaat beton pracetak


- Metode yang efisien dan efektif untuk menyambung komponen beton pracetak
dalam menahan beban gempa dan memastikan integritas struktur.
- Kontrol kualitas yang baik pada teknik konstruksi yang digunakan dalam
penyambungan komponen.
- Dipastikan kemampuan alat angkat/derek dalam erection/instal komponen beton
pracetak yang berat.
- Perlu ketelitian dengan menerapkan toleransi yang relatif kecil dalam proses
perencanaan, fabrikasi, perakitan dan erection.
Beton Pracetak
 Beton Pracetak dibentuk
di bawah kondisi yang
dikendalikan secara baik
di pabrik.
 Setelah elemen beton
terbentuk, tidak akan
didirikan di lokasi sampai
beton sepenuhnya
mengeras.
 Beton pracetak bisa
berupa beton polos,
diperkuat atau bisa juga
beton prategang.
Komponen dalam Sistem Beton Pracetak Untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Konstruksi lainnya yang umumnya digunakan
 Tiang pancang
 Sheet pile dan dinding diaphragma.
 Half solid slab (precast plank), hollow core slab,
single-T, double-T, triple-T, channel slabs dan
lain-lain.
 Balok beton pracetak dan balok beton pratekan
pracetak (PC I Girder)
 Kolom beton pracetak satu lantai atau multi
lantai
 Panel-panel dinding
 Jenis komponen pracetak lainnya, seperti :
tangga, balok parapet, panel panel penutup dan
unit-unit beton pracetak lainnya sesuai
keinginan atau imajinasi dari insinyur sipil dan
arsitek.
Kenapa
Menggunakan
BETON PRACETAK?
1) Kualitas
2) Estetika
3) Daya Tahan
4) Keamanan
5) Keberlanjutan
6) Beton Pracetak Cepat
7) Beton Pracetak Lebih Terjangkau
8) Beton Pracetak Cepat
01 Kualitas
 Komponen Beton Pracetak diproduksi di
bawah pabrik atau mesin.
 Pabrik yang terorganisir dan bersertifikasi
tersebut menghasilkan beton pracetak
berdasarkan aturan dan peraturan ketat
dengan kondisi yang sepenuhnya dikontrol
pabrik untuk memastikan kualitas dan
kekuatan tertinggi beton termasuk dalam
bentuk, warna, dan tekstur yang diinginkan.
 Pengawasan yang fokus pada proses pada
produksi unit dan operasi umum.
 Sertifikasi menjadi garansi untuk pemilik dan
arsitek sehingga lebih sedikit kekhawatiran
tentang kerusakan tidak dapat ditoleransi.
 Singkatnya itu mengatasi semua kekurangan
beton cor di lokasi.
02. Estetika
 Beton pracetak memberikan
alternatif tanpa batas kepada
desain seperti yang dilakukan di
pabrik. Ini akan sangat responsif
terhadap kebutuhan perancang,
karena dapat dibentuk dengan
cara yang hemat biaya.
 Dalam beton precast, fleksibilitas
desain beton dapat dibuat baik
dalam warna maupun tekstur.
Dapat bervariasi dalam jenis
agregat, ukuran agregat, warna
matriks, kedalaman paparan dan
proses finishing.
03. Daya Tahan
 Beton pracetak adalah beton yang sangat tahan
lama. Karena diproduksi dengan rasio air /
semen yang rendah dikombinasikan dengan
pemadatan yang baik dan pengawetan dalam
lingkungan pabrik yang terkontrol.
 Hal itu memastikan beton yang padat dan
sangat tahan lama. Beton pracetak dapat
menahan beban impak, korosi, pelapukan, abrasi,
dan kerusakan lainnya. Ini mengurangi biaya
perawatan dan pengoperasian..
04. Keamanan
 Beton pracetak memiliki
kemampuan tahan api. Beton
pracetak juga melindungi
peralatan dan bangunan itu
sendiri. Mungkin juga bermanfaat
dalam mengurangi premi asuransi
properti.
 Beton pracetak cukup kuat untuk
menahan dampak, ledakan dan
bahaya alam seperti gempa bumi,
tornado, dan banjir karena telah
didesain khusus dengan kontrol
yang ketat di pabrik
05. Keberlanjutan “suistinable”
 menyimpan energi dan kekuatan
meskipun ada perubahan suhu pada
sistem pemanas dan pendingin. Beton
Pracetak menghemat banyak energi
dalam jangka panjang dan dapat
menghasilkan penghematan biaya yang
signifikan.
 Berkelanjutan berarti situasi menang
untuk tiga Pilar masyarakat yaitu :
Manusia sebagai pengguna, Biaya dan
Keuntungan, dan Lingkungan. Jika ada
satu dari elemen-elemen ini berdampak
positif sehingga sustainable atau
berkelanjutan
6. Beton Pracetak Cepat
 Beton pracetak sangat cepat dan mudah
dipasang. Konstruksi beton pracetak akan
menghemat waktu dan membantu
mengurangi risiko keterlambatan proyek dan
kemungkinan kerugian moneter. Desain
pracetak dan produksi komponen dapat
dimulai saat situs konstruksi sedang dalam
survei atau pekerjaan tanah.

 Produksi beton juga tidak terpengaruh oleh


kondisi cuaca karena lingkungan yang
terisolasi dari area casting. Selain itu,
penggunaan panel pracetak struktural akan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan struktural. Oleh
karena itu, pekerjaan lain seperti finishing
dan kabel listrik dapat mulai lebih cepat
7. Lebih Terjangkau
 Beton Pracetak menggabungkan
kualitas produksi pabrik yang sangat
baik dengan bahan yang relatif murah.
 Biaya untuk memperbaiki dan
memelihara struktur beton juga bisa
ditekan.
 untuk mengurangi biaya, cukup pilih
cara terbaik untuk menggunakan
sumber daya yang tersedia secara
lokal.
 Bekisting dapat digunakan berulang
kali dalam kondisi terkontrol lebih
banyak, ini juga menghemat biaya
bekisting.
8. Beton Pracetak Cepat
 Beton pracetak sangat cepat dan mudah
dipasang. Konstruksi beton pracetak akan
menghemat waktu dan membantu
mengurangi risiko keterlambatan proyek dan
kemungkinan kerugian moneter. Desain
pracetak dan produksi komponen dapat
dimulai saat situs konstruksi sedang dalam
survei atau pekerjaan tanah.

 Produksi beton juga tidak terpengaruh oleh


kondisi cuaca karena lingkungan yang
terisolasi dari area casting. Selain itu,
penggunaan panel pracetak struktural akan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan struktural. Oleh
karena itu, pekerjaan lain seperti finishing
dan kabel listrik dapat mulai lebih cepat
Kekurangan Penggunan Beton
Pracetak
1. Beton Sangat Berat: perlu biaya pengangkutan &
penanganan lebih
2. Kesalahan tidak bisa Ditoleransi: Elemen beton pracetak
membutuhkan koneksi sempurna antara dua elemen atau
bagian-bagiannya. Perilaku koneksi menentukan kinerja
struktur beton pracetak sebagai suatu rakitan. Ketika merakit,
koneksi antara komponen pracetak harus diawasi dan
dilakukan dengan benar
2. Koneksi panel mungkin Sulit: Elemen atau panel beton
pracetak sulit untuk terhubung satu sama lain karena bobot
yang berat dan ukuran panel beton yang besar.
3. Transportasi, Kesulitan Penanganan dan Batasan
Modifikasi: Sulit untuk Mengangkut Komponen Pracetak.
Pekerja harus berhati-hati saat memegang komponen beton
pracetak untuk menghindari kerusakan,.
Kekurangan Penggunan Beton
Pracetak
5. Kebutuhan Desain untuk Konstruksi dan Penanganan
Melalui konstruksi pracetak seperti balok, dinding dan kolom dll,
dirancang sebagai bagian dari bangunan di mana mereka akan
dikenakan beban tertentu.
Pengangkatan balok panjang dari satu-satunya titik di tengah, kedua
bagian akan menjadi balok penopang dan mereka dapat retak
selama konstruksi jika baja tersebut untuk aksi penopang tidak
disediakan. Demikian pula, jika dikaitkan di dua atau tiga tempat,
maka itu harus dirancang sesuai. Dengan demikian, konstruksi akan
memerlukan beberapa tambahan baja, sehingga semakin mahal.
6. Pengerjaan Terampil Diperlukan dalam Konstruksi di Lokasi
Konstruksi beton pracetak, dibutuhkan sejumlah insinyur dan pekerja
terampil yang sangat baik di lokasi proyek, ini juga akan menambah
biaya konstruksi.
1.
Perencanaan  Pelajari disain awal :
struktur,
Ta h a p a n y a n g arsitektur dan MEP
harus diperhatikan  Sistem yang akan
dalam digunakan
Mengoptimalisasi  Diskusi antar pihak
pembanguna 2. Persiapan Jenis dan Jumlah Komponen
Ge d u n g d e n g a n Awal  Volume Material yang
menggunakan digunakan
 Lamanya waktu produksi dan
p r a c e ta k :
pemasangan
3. Persiapan Lapangan
Jalur keluar masuk
material
Lahan produksi
Lahan penyimpanan
Jalur kerja alat angka
4. Produksi
 Cetakan yang praktis
 Alat bantu
Ta h a p a n y a n g  Jadwal kerja
harus diperhatikan 5. Penyimpanan
dalam  Luas area
Mengoptimalisasi  Cara penyimpanan komponen
pembangunan  Sistem keluar masuk
Ge d u n g d e n g a n komponen
menggunakan 6. Pemasangan
p r a c e ta k :  Alat angkat
 Urutan pemasangan
 Alat bantu
 Penyatuan komponen
01. P E R E N C A N A A N
Fungsi Bangunan
 Hunian, Perkantoran, Mall.
 Rumah Sakit, Laboratorium.
 Rumah Ibadah
Jumlah Lapis dan Ketinggian
 1 lapis, 2 lapis,…..
 100 m2, 1000 m2, 10.000 m2,
…..
 Ketinggian 4 m, 50 m, 150 m,
…….
Lokasi
 Kota besar, kota kecil, ……
 Pulau, kepulauan, …….
 Lahan Basah, kering, ……
01. P E R E N C A N A A N

Mutu Material & harga


Contoh:
Beton, Besi
Harga beton = Rp. 1.000.000,- / m3
Harga besi = Rp. 10.000,- / kg

Mutu Material & harga


Pemilihan Sistem Struktur Yang Digunakan
01 P E R E N C A N A A N
 Pemilihan Sistem Struktur Yang Digunakan

S I STEM
01 P E R E N C A N A A N
 Pemilihan Sistem Struktur Yang Digunakan

Untuk pembangunan dengan kondisi :


- Respon spektra gempa di lokasi ?
- Jumlah lapis ?

Dapat digunakan dengan :


- Sistem Rangka Pemikul Momen
Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen
Khusus
- Sistem Ganda
Dinding Geser Beton Bertulang Khusus

Dikaji mana yang :


- secara biaya lebih murah
- secara pelaksanaan lebih mudah
01 P E R E N C A N A A N

Pemilihan Sistem Struktur Yang Digunakan

Penggunaan sistem pracetak, sistem apa yang akan


digunakan :
- Bearing Wall
- Beam column System
- Prestressed system

Direncanakan Komponen
pracetak yang akan digunakan :
- Dibuat sendiri
- Dipesan dari produsen pracetak lainnya
Plat Lantai, Jika dipesan dari produsen lainnya,
sistem yang ditawarkan ?
- sistem Two Way Slab
Persiapan awal

2
02. PERENCANAAN AWAL
 JENIS DAN JUMLAH, dan Volume
KOMPONEN
REPETISI JUMLAH KOMPONEN
SISTEM STRUKTUR : PSA SYSTEM

Prototype T.36-3LT

LANTAI LANTAI
P L T LANTAI 2 LANTAI 3 LT. TANKI
NO. TYPE DASAR DAK JUMLAH

(m) (m) (m) JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH


KOLOM
LT.DSR LT.2 LT.3 LT. DAK LT. TANKI
1 K1.1 0.40 0.30 3.73 52.0 52.0
2 K2.1 0.40 0.30 3.73 4.0 4.0
3 K3.1 0.40 0.30 3.73 4.0 4.0
4 K4.1 0.40 0.30 3.73 4.0 4.0
5 K5.1 0.30 0.30 3.73 2.0 2.0
6 K1.2 0.40 0.30 2.75 52.0 52.0
7 K2.2 0.40 0.30 2.75 4.0 4.0
8 K3.2 0.40 0.30 2.75 4.0 4.0
9 K4.2 0.40 0.30 2.75 4.0 4.0
10 K1.3 0.40 0.30 2.75 52.0 52.0
11 K2.3 0.40 0.30 2.75 4.0 4.0
12 K3.3 0.40 0.30 2.75 4.0 4.0
13 K4.3 0.40 0.30 2.75 4.0 4.0
14 K6.4 0.40 0.30 1.17 4.0 4.0
15 K7.4 0.30 0.30 0.67 48.0 48.0
16 K8.4 0.30 0.30 1.17 12.0 12.0
17 K9.4 0.25 0.25 1.17 2.0 2.0
18 K9.5 0.25 0.25 3.87 2.0 2.0
19 K10.5 0.30 0.30 3.87 2.0 2.0
Jumlah 66.0 64.0 64.0 66.0 4.0 264.0
BALOK
LT.1 LT.2 LT.3 LT. DAK LT. TANKI
1 G1A.2 G1A.3 4.03 0.25 0.33 26.0 26.0 52.0
2 G1A'.2 G1A'.3 2.78 0.25 0.33 4.0 4.0 8.0
3 G1C.2 G1C.3 4.03 0.25 0.33 26.0 26.0 52.0
4 G1C'.2 G1C'.3 3.78 0.25 0.33 16.0 16.0 32.0
5 G1C".2 G1C".3 3.78 0.25 0.33 26.0 28.0 54.0
6 G1Cy.2+pelat 6.23 0.25 0.33 2.0 - 2.0

7 G1Cz.2+pelat 4.03 0.25 0.33 1.0 - 1.0


8 G1A.4 4.03 0.25 0.33 26.0 26.0
9 G1A'.4 2.78 0.25 0.33 4.0 4.0
10 G1C.4+pelat 4.03 0.25 0.33 26.0 26.0
11 G1C'.4 3.78 0.25 0.33 16.0 16.0
12 G1C".4 3.78 0.25 0.33 26.0 26.0
13 G1D.4 3.78 0.20 0.33 2.0 2.0
14 RB1 (Elev. +10.750) 4.03 0.20 0.33 38.0 38.0

15 RB1A (Elev. +10.750) 4.00 0.20 0.33 8.0 8.0

16 RB1B (Elev. +10.750) 3.80 0.20 0.33 12.0 12.0

17 RB1x (Elev. +10.750) 2.78 0.20 0.33 8.0 8.0

18 RB1C (Elev. +11.250) 4.08 0.20 0.33 1.0 1.0

19 RB1D (Elev. +11.250) 2.60 0.20 0.33 2.0 2.0

20 G1A.5 (Elev. +11.250) 4.03 0.25 0.33 2.0 2.0

21 G1C'.5 (Elev. +11.250) 3.78 0.25 0.33 2.0 2.0

22 RB1E (Elev. +12.450) 3.95 0.20 0.33 1.0 1.0

23 RB1F (Elev. +12.450) 4.00 0.20 0.33 1.0 1.0

24 RB1G (Elev. +12.450) 2.57 0.20 0.33 2.0 2.0

25 RB1H (Elev. +15.250) 4.08 0.20 0.33 2.0 2.0

26 RB1J (Elev. +15.250) 2.60 0.20 0.33 2.0 2.0

Jumlah - 101.0 100.0 100.0 81.0 382.0


PELAT

LT.1 LT.2 LT.3 LT. DAK LT. TANKI

1 S1.2 S1.3 4.16 1.36 0.12 76.0 76.0 152.0

2 S1'.2 S1'.3 4.16 1.32 0.12 26.0 26.0 52.0

3 S1".2 S1".3 4.10 1.36 0.12 12.0 12.0 24.0

4 S2.2 S2.3 2.85 1.36 0.12 6.0 6.0 12.0

5 S3A.2 S3A.3 2.91 1.36 0.12 2.0 2.0 4.0

6 S3B.2 S3B.3 2.91 1.32 0.12 4.0 4.0 8.0

7 S4.2 4.16 2.26 0.12 1.0 1.0

8 S5.4 4.16 1.36 0.12 1.0 1.0

9 S5'.4 4.16 1.32 0.12 2.0 2.0

10 S6.4 4.16 1.39 0.12 2.0 2.0

Jumlah - 127.0 126.0 - 5.0 258.0

Total 904.0
2. PERENCANAAN AWAL
 LAMANYA WAKTU PRODUKSI DAN
PEMASANGAN

3-4
minggu
03 Persiapan lapangan
PERSIAPAN DI LAPANGAN
 LAHAN
PRODUKSI Tian g Listrik
KOLO BALOK PELAT
M 6 x 12 6 x 20m2 LANTAI
WORKSHOP M2 6 x 25 m2
BESI 15 X 18
M2

PELAT LANTAI
6 x 25 m2

  

GUDAN
G

DIREKSI
KEET Tiang Listrik
KOLAM

Tiang Listrik Tiang Listrik


JalanPenduduk

E D
PAGAR KERJA PT.ISTAKA

C
B

PAGAR KERJA PT.ISTAKA

Turap
4
4. P R O D U K S I
 BEKISTING / MOULD YANG PRAKTIS
BALOK / KOLOM

BALOK
+
KONSO
L
PRODUKSI
 BEKISTING / MOULD YANG PRAKTIS

P E LAT LAN TA I
Half Slab
PE LAT LAN T A I
Full Slab
PRODUKSI
 ALAT BANTU
BERSIHK SETTIN
AN G

PELUMAS
AN
PEMADAT BETON :
- TIDAK MENGENAI
TULANGAN
- TEGAK LURUS
BIDANG COR
- TIDAK LEBIH 5
DETIK/TITIK

K3
-
SEPATU
KERJA
-HELM

PERSIAPAN
PELINDUNG HUJAN

PRODUKSI
 PENGECOR
HAS I L PR O D U K SI
 PLAT LANTAI
HAS I LPR O D U
K
SI
 KOLOM / BALOK
HAS I L PROD
UKSI
 PLAT TANGGA
PENGAMATAN :
- DIMENSI
- KERETAKAN
- KEROPOS
KODE PRODUKSI

PERAWATAN
BETON

JADI
5 Pengecekan Hasil
Produksi
5

KOLOM 1
4
2
3

Item pengecekan :
1. Permukaan
komponen
2. Sudut-sudut
komponen
3. Panjang
komponen
4. Lebar komponen
5. Tinggi komponen
6. Kelengkungan
1

Item Pengecekan : 4

1. Kondisi tulangan 2
2. Jumlah tulangan
3. Panjang
tulangan
4. Kelurusan
tulangan
1

Item
Pengecekan :
1. Posisi
tulangan
2. Posisi
lubang
BALOK 3

1
Item pengecekan : 5
1. Permukaan 2
komponen 4
2. Sudut-sudut
komponen
3. Panjang
komponen
4. Lebar komponen
5. Tinggi komponen
6. Kelengkungan
7. Block out
4
1
Item pengecekan :
2 1. Posisi tulangan 3
Joint
2. Panjang tul. joint
3. Jarak tul.
sengkang
4. Panjang
sengkang
PELAT 3
4 1
5

2 7

Item pengecekan :
1. Permukaan
komponen
2. Sudut-sudut
komponen
3. Panjang
komponen
4. Lebar komponen
2
2

Item pengecekan :
1. Posisi tulangan
Joint
2. Panjang tul. joint
Kondisi hasil jadi Beton yang tidak memenuhi
standart
Pemasangan Tulangan yang tidak memenuhi
standart
Retak memanjang
membelah pelat
sepanjang lebar pelat.

Retak
Komponen
Pelat Lantai
6

handling
:
3. ALAT ANGKAT.
- KAPASITAS ALAT KAPASITAS ANGKAT
- POSISI
4.ALAT TRANSPORT.
- UKURAN DAN
KAPASITAS ALAT
ANGKUT
- PERATURAN JALAN
RAYA
5. STABILITAS DAN STRESS PADA KOMPONEN
PRACETAK SELAMA
PROSES PENGANGKATAN

0,3
L
L
2
Mmax = 0,013
2
Mmax = 0,045 wL
wLw = at sendiri + 25% beban
ber ejut

k
DEFLE
KSI

BAGIAN YG 0,4 0,1


LEMAH 4 6
BAGIAN YG L> L L
KAKU 15
KEMUNGKINAN
RETAK PADA
m
BAGIAN INI
2 2
Mx = 1/8 wba - Mx = + Mx = 0,0107
2 wba
- My = + My = 0,0107 2
wab - My = + My = 0,0107
wab

2
2 - Mx = + Mx = 0,0054
Mx = 1/8 wba wba
2
- My = + My = 0,0027 2
wab - My = + My = 0,0107
wab
7 Penyimpanan
RIGID PAVEMENTPRACETAK

Classif cation: #WB_CONFIDENTIAL#


JENIS PERKERASAN

ROAD
PAVEMENT

FLEXIBLE RIGID
PAVEMENT PAVEMENT

COR
PRACETAK
SETEMPAT

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
STRUKTUR PERKERASAN

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
PERBANDINGAN PERKERASAN
Pendistribusian beban kendaraan

Beban roda
didistribusikan
sebagai beban titik

Beban roda
didistribusikan sebagai
beban merata
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
PERBANDINGAN DESIGN
Uraian Flexible pavement Rigid pavement Rigid pavement
cor setempat pracetak
Umur rencana 20 th 40 th 40 th
Jumlah ESAL < 85 juta > 300 juta > 300 juta
Kenyamanan Tanpa sambungan Sambungan @5m Sambungan
@8m
(tipe
memanjang)
CBR > 35% > 10% >10%
Lapis pondasi Agregat A LC tebal 15 cm LC tebal 10 cm
Referensi :
- 02/M/BM/2013, Manual Desain Perkerasan Jalan
- AASHTO 1993
- 15/SE/M/2015, Pedoman Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen
Pracetak
Prategang
- Pd T-14-2003, Perencanaan perkerasan jalan beton semen
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
RIGID PAVEMENT COR SETEMPAT VS PRACETAK

Uraian Cor setempat Pracetak


Kendali mutu Sulit Mudah
Waktu pelaksanaan Lama Cepat
- Curing time 14 hari (min) - Pengecoran perkeras-
- Pengecoran perkerasan an di pabrik dilakukan
menunggu lapis pondasi paralel dengan
siap pekerjaan badan jalan

Ketebalan Tebal Tipis


perkerasan
Alinemen Mudah menyesuaikan Butuh keahlian khusus
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
TIPE RIGID PAVEMENT PRACETAK

Tipe Memanjang

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
TIPE RIGID PAVEMENT PRACETAK

Tipe Melintang

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
TIPE RIGID PAVEMENT PRACETAK
Tipe Melintang

Central
stressing
panel

Base
panel

Base panel

Joint
panel

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
KRITERIA DESAIN
RIGID PAVEMENT PRACETAK

ITEM : KRITERIA DESAIN :


Pemilihan tipe Rigid  Tipe Memanjang
Pavement Pracetak • Kontur jalan rata
• Tidak ada detour
 Tipe Melintang
• Kontur jalan berbukit / alinemen vertikal
• Diperlukan ada detour

Lapis Pondasi CBR gabungan (tanah dasar dan lapis pondasi) = 75%
 CBR tanah dasar < 10%  tebal lantai kerja 15 cm
 CBR tanah dasar > 10%  tebal lantai kerja 10 cm
Tebal Rigid Pavement  Jumlah ESAL (Equivalent standard axle load)
 Drainase jalan
 Tipe bahu jalan
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
CONTOH SPESIFIKASI RIGID PAVEMENT
PRACETAK Nama proyek : Proyek Peningkatan Jalan …………

Panjang jalan : 50 m
Lebar jalan : 2x9m
Tipe rigid pracetak : Tipe melintang
Dimensi panel : 9 x 2,5 x 0,22 m
Jumlah panel : 20 panel / satu arah
Mutu beton
- Lean concrete : f’c 25 MPa
- Rigid pavement : f’c 40 MPa
Prestressing steel
- Arah melintang : 4 strand ø 12,7 mm /panel
- Arah memanjang : 1 strand ø 12,7 mm @ 60 cm

Cl
Berat /panel : 12,4 ton
Tebal sub base (LC)
assif ication: #W B_CO NF D ENTI AL#
: 100 mm
PROSES PRODUKSI

Setting tulangan Pengadukan beton

Pengangkutan Penumpukan Demoulding


Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
REKAYASA LALU LINTAS

Persyaratan :
- Trial manajemen lalu lintas
- Alat pengaman lalu lintas
- Lebar & Kualitas detour pada jam sibuk
- Panjang dan waktu antrean kendaraan

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
DOKUMENTASI PELAKSANAAN

Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
APLIKASI RIGID
PAVEMENT
PRACETAK
Jalan lingkungan pabrik
Pasuruan

Jalan Haji
MenaTegineneng Jalan Haji
- Lampung MenaTegineneng
- Lampung
Classification: #WB_CONFIDENTIAL#
2. “Bangunan Gedung“ produk Pracetak

Produk Industri Beton Pracetak dan Prategang 2016


No Jenis Kapasitas (Ton)
1. Tiang Pancang 8.835.656
2. Turap 5.417.345 MRT Jakarta

3. Jembatan 5.157.227
4. Cable Protection 2.534.400
5. Konstruksi Lepas Pantai 1.174.082

6. Komponen Bangunan Gedung 1.124.147

7. Saluran 1.013.940
Sumber: AP3I 2016 (diolah) Sumber Gambar: IAPPI LRT Jakarta

Wisma Atlet Jakarta Tiang pancang besar, Jakarta Giant Sea Wall
A. Sistem sambungan

Struktur bangunan beton pracetak terdiri


dari beberapa type dasar sistem struktur.
Sistem tersebut dapat dikombinasikan
pada type yang berbeda untuk
mendapatkan konsep struktur yang sesuai
dan efektif yang memenuhi kebutuhan
dari gedung secara khusus. Sistem yang
paling umum adalah (FIB 34, 2008) :
- Sistem balok dan kolom (elemen balok,
elemen kolom, sambungan)
- Sistem lantai dan atap (elemen lantai,
elemen atap, sambungan)
- Sistem dinding geser ( elemen dinding,
sambungan)
- Sistem fasade (elemen dinding fasade ,
sambungan)

Sistem balok dan kolom terdiri dari balok dan kolom dalam portal rangka dengan
sambungan : balok ke kolom, balok ke balok, kolom ke kolom dan kolom ke
fondasi.
B. Pengertian „Joint & Connection‟ (FIB, 2004)

Join adalah pertemuan permukaan antara dua atau lebih elemen struktur,
dimana aksi dari gaya (seperti: tarik, geser, tekan) dan atau momen mungkin
terjadi.
Sambungan adalah sebuah rangkaian, memadukan satu atau lebih pertemuan
permukaan atau bagian dari komponen join, di desain untuk menahan aksi dari
gaya atau momen. Oleh karena itu desain sambungan adalah sebuah fungsi dari
kedua komponen struktur dan join di antara keduanya,
C. Tipe Sambungan Komponen Pracetak
Sambungan pada elemen pracetak dapat direncanakan dalam dua katagori
(SNI
7833, 2012) yaitu:
🠶 Sambungan kuat (strong connection), bila leleh lentur
direncanakan terjadi diluar sambungan.

Sambungan daktail
(ductile connection),
bila leleh lentur
diharapkan terjadi
ACI 318019 pada daerah
sambungan.
Berbagai Model Sambungan

Society for Studies on the use of


Precast Concrete, Netherlands
(STUPRE), mempublikasikan
berbagai detail sambungan
komponen struktur beton pracetak
yang terangkum dalam Structural
Design Manual “Precast Concrete
Connection Detail” (Stupre, 1978).

Sambungan kolom dengan


kolom

Sambungan
balok dengan
balok
Sambungan balok-
kolom
Tiga sistem utama yang digunakan
secara luas pada penyambungan
konstruksi beton bertulang pracetak
penahan momen di New Zealand.
(Restrepo, dkk., 1995)

Detail Konstruksi Sistem


2
Konstruksi rangka penahan momen yang menggabungkan komponen beton pracetak
terbagi dalam dua kategori besar (Park, 2003), yaitu sistem monolitik ekuivalen (equivalent
monolithic systems) dan sistem join (jointed systems).

1. Sistem monolitik ekuivalen


a. Sambungan kuat dengan daktilitas terbatas
Dirancang cukup kuat agar sambungan tetap berada pada kisaran elastis saat bangunan
memberikan daktilitas yang dibutuhkan oleh gempa, sehingga leleh terjadi di tempat lain dalam
struktur. Digunakan sambungan lewatan dengan pengecoran beton di tempat, atau dengan
sambungan sleeves, atau dengan pengelasan, atau sambungan mekanis.
b. Sambungan daktail
Sambungan daktail pada sistem setara monolit dirancang pada batang tulangan longitudinal
atau tendon pra-tegang yang terikat (bonded) di dalam daerah sambungan yang diharapkan
dapat memasuki daerah pasca elastis dalam gempa bumi yang besar.

2. Sistem join
a. Sambungan daktilitas terbatas
Biasanya sambungan kering (dry connections) yang terbentuk dengan mengelas atau
membaut tulangan atau pelat atau penyisipan baja, dan grouting.
b. Sambungan daktail
Umumnya merupakan sambungan kering dengan tendon prategang tidak terlekat
(unbonded) yang digunakan untuk menghubungkan komponen beton pracetak.
D. Standar Desain

1. Tahun 1980-an para pakar Selandia baru mulai mengembangkan sistem pracetak tahan
gempa
2. Tahun 1992 konsep sistem pracetak tahan gempa masuk dalam New Zealand Standard
(NZS).
2. Tahun 1992 -2002 Amerika dan Jepang mulai melakukan penelitian mengenai sistem
pracetak tahan gempa melalui program PRESSS (Precast Seismic Structural System).
3. Program PRESSS, NEHRP (National Earthquake Hazards Reduction Program) dan PCI
(Precast/Prestressed Concrete Institut) terus membahas rumusan sistem pracetak tahan
gempa, yang secara resmi masuk pertama kali pada ACI 318-2002.
4. Pada peraturan perencanaan struktur beton SNI 03-2847-2002, sistem pracetak yang cara
penyambungannya tidak mengikuti “cara konvensional”, diatur Pasal 23.3.2.1(5), namun
cara pengujian dan analisis untuk dapat membuktikan kekuatan dan ketegaran suatu
usulan sistem sambungan pracetak belum ditetapkan secara jelas.
5. Tahun 2004 PCI memasukkan sistem pracetak tahan gempa pada „PCI Design Handbook‟
edisi
6. Pada ASCE 7-05, sistem pracetak masuk list dalam tabel yang memuat parameter
perencanaan struktur tahan gempa.
7. Pada ACI 318-08 yang akan menjadi referensi SNI perencanaan struktur beton terbaru,
secara jelas telah dicantumkan mengenai struktur rangka pemikul momen khusus untuk
sistem pracetak pada Pasal 21.8. Cara pengujian dan analisis untuk membuktikan
kekuatan dan ketegaran suatu usulan sistem sambungan pracetak, yaitu ACI 374.1.
8. Tahun 2012, dikeluarkan SNI 7833 tentang Tata Cara Perancangan Beton Pracetak dan
Prategang untuk Bangunan Gedung yang mengacu pada ACI 318-08.
Yang, 2016
Beam to
Beam Ersoy, 1993
H. Berbagai Penelitian C onnection

Korkmaz, 2005
Yang, 2010
Khoo, 2006
Detail
Sambungan

Khoo dkk, 2006

Korkmaz &
Tankut , 2005

Ersoy & Tankut,


1993
Sambungan Balok
Beton Pracetak &
Balok baja IWF

Yang dkk, 2016

Yang dkk, 2010


APLIKASI BETON PRACETAK PADA
II BANGUNAN GEDUNG
SPIRCON
1.Gedung KMTS UGM (3 lantai)

WIKA BETON
2. Kavling 2 Project (11 lantai)
3. Building Precast RS ST C oralus
(3 lantai basement & 8 lantai atas)
4. Rehab Gedung Dinas Pendidikan
1. Gedung KMTS UGM 3 lantai

Pekerjaan Fabrikasi
pondasi komponen
Pemasangan kolom
Pemasangan
balok
Pemasangan pelat
lantai

Komponen struktur Finishing


g
2. C avling 2 Project (WIKA Beton)

Pemasangan kolom

Komponen
struktur
Pemasangan
balok

Pemasangan hollow core slab


3. RS ST C oralus, Jakarta (WIKA Beton)
Komponen
struktur

Sambungan balok-
kolom
4. Gedung Dinas Pendidikan DKI Jakarta

Sambungan balok-kolom

Hollow core slab


Pekerjaan
Stressing
Kesimpulan
 Beton pracetak merupakan beton siap pakai yang
sangat cocok digunakan dalam konstruksi besar
atau skala banyak yang membutuhkan bentuk
beton yang sama dengan jumlah banyak, namun
kurang cocok digunakan untuk proyek kecil yang
lokasinya sulit.
 Konstruksi beton pracetak sangat baik diterapkan
pada bangunan besar seperti jembatan, jalan tol,
bangunan highrise, hotel atau perumahan dengan

jumlah banyak namun dengan bentuk yang


seragam
TERIMA KASIH
ATAS KERJA SAMANYA

Hormat Saya:
Dr. Ir. Ayuddin, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng., ACPE.
Mobile Phone: 0811401747

Anda mungkin juga menyukai