Anda di halaman 1dari 47

Prestressed Concrete

Prestressed Losses

Pengertian Kehilangan Prategang


Kehilangan Prategang P = Pi-Pe atau dinyatakan sebagai tegangan fpT = fPi-fPe Penyebab Kehilangan Prategang Kehilangan Seketika Perpendekan elastik beton (fpEs)
Pengangkuran (fpA) Friksi (fpF) Kehilangan Seiring Waktu Rangkak/creep beton (fpCR) Susut/shrinkage beton (fpSH)

Efek thermal/temperature (fpT)


Relaksasi baja (fpR)

Perpendekan Elastik Beton


Sifat Elastik Beton
Tegangan max Batas elastik runtuh

L0

Lp

Regangan fpj

fpj

fpi

Pengangkuran

fpj

penarikan

fpi

pengangkuran

Terjadi selip Tegangan kabel berkurang akibat selip saat pengangkuran

Friksi
Ilustrasi
fpj
penarikan

? ?

fpj

penarikan

fpj
penarikan

Shrinkage
sh
L0 L1

L2

t0 Time t0 t1 t2

t1

t2 Length L0 L1 L2 L =L0-Lt 0 L0-L1 L0-L2

t0 sh = L/L0 0 (L0-L1)/L0 (L0-L2)/L0

Shrinkage = deformation independent of load


fpi t0

fpe

Creep
L L0 cr sh

L1 t0
L =L0-Lt

L2

=/E

t0

t1
=/E

t2
cr+sh = L/L0 0

t0 cr= L/L0- sh

Time t0 t0 t1 t2

Length L L0 L1 L2

0 L0-L1 L0-L2

(L-L0)/L
-

0 (L0-L1)/L0- sh (L0-L2)/L0- sh

(L0-L1)/L0 (L0-L2)/L0

Creep = deformation due to sustained load fpi fpe

t0 t

Thermal Effect
Beton akan memanjang atau menyusut karena efek dari temperatur
T0
T

Perubahan panjang ini akan mengakibatkan perubahan besarnya tegangan prategang

Relaksasi Baja
t0
fpj

Kabel prategang seiring dengan waktu akan mengendor, sehingga tengangannya berkurang

Total Kehilangan Prategang


Pretensioned Member fpT = fpEs + fpR + fpCR + fpSH

Kehilangan prategang karena relaksasi baja terdiri dari 2 tahap:


fpR = fpR (t0,ttr) + fpR (ttr,ts) dimana t0 = saat jacking ttr = saat transfer ts = saat kehilangan mulai stabil sehingga untuk menghitung initial prestressing, fPi, perlu diperhitungkan relaksasi antara saat jacking & saat transfer fPi = fPj - fpR (t0,ttr)- fpEs , dimana fPj =jacking stress

Post-tensioned Member
fpT = fpA + fpF + fpEs + fpR + fpCR + fpSH

Note: fpEs hanya berlaku pada penarikan beruntun

Perhitungan Kehilangan Prategang

Berapakah besarnya total kehilangan prategang? Bagaimana menghitungnya? Bagaimana menghitung kehilangan prategang yang disebabkan oleh masing-masing sumber kehilangan prategang?

Prestressed Loss due to elastic shortening


Kasus Pretensioned
Sesaat setelah beton menerima gaya prategang Pi, beton memendek sebesar L Perpendekan regangan dapat ditulis: Pe Es= L/L Es= fc/Ec =Pi/(Ac Ec) L L

Pi

Pi

Pe

Saat beton memendek, baja prategang ikut memendek sebesar Es, sehingga fPEs = Es.Es = Es.Pi/(Ac Ec) = n Pi/Ac = n fcs

Prestressed Loss due to elastic shortening


Es = modulus elastisitas baja
Ec = modulus elastisitas beton Ac = luas tampang beton Pi = gaya prategang saat transfer

n = Es/Ec
fcs = tegangan beton pada serat dimana tendon berada Untuk kasus tendon bekerja tepat di pusat berat beton, maka: fcs = -Pi/Ac Bila tendon bekerja eksentris, maka: fcs = -Pi/Ac (1+e2/r2) + (MD. e)/I Pi bisa diambil = Pj atau bisa juga dianggap 90% Pj

Prestressed Loss due to elastic shortening


Contoh soal1

Balok pretensioned mempunyai bentang 15 m spt terlihat pada gambar berikut:


760mm

100
380 mm

Data-data beton & baja prategang sbb: fc = 40 MPa, fpu =1862 MPa, fci = 30 MPa, Aps = 10 diameter 12.7 mm, Eps =186200 MPa, Eci = 30.000 MPa

a. Hitung tegangan beton saat transfer tepat di pusat berat tendon ditengah bentang bila jacking force =75% fpu.
b. Hitung kehilangan prategang akibat perpendekan elastic beton

Prestressed Loss due to elastic shortening


Kasus Post-tensioned Untuk post-tensioned element, kehilangan prategang akibat perpendekan elastik beton diperhitungkan bila cara penarikan tendon tidak bersamaan tetapi berurutan. Tendon yang ditarik pertama kali akan mengalami kehilangan prategang terbesar, sedangkan untuk tendon yang terakhir tidak terjadi kehilangan prategang. Bila n adalah total jumlah penarikan, maka:

f PES

1 n ( f PES ) j n j 1

j = penarikan tendon ke..

Prestressed Loss due to elastic shortening


Contoh Soal2 Sama dengan contoh sebelumnya, tetapi untuk kasus posttensioned dan cara penarikan sbb: a. Dua tendon ditarik tiap2 tahap b. Satu tendon ditarik tiap-tiap tahap

c. Seluruh tendon ditarik bersamaan.

Prestressed Loss due to steel relaxation


Bila fPR adalah tegangan prategang yang tersisa setelah relaksasi, maka rumus berikut mendefinisikan fPR untuk tendon jenis stress relived steel:

f PR log t2 log t1 f pi 1 ( )( 0.55) f pi 10 f py

Dalam rumus tersebut, waktu t dinyatakan dalam jam. Bila tendon yang dipakai low-relaxation steel, denominator 10 diganti menjadi 45. (logt2-logt1) pada rumus diatas dapat disederhanakan menjadi logt dimana t=t2-t1 tanpa mengurangi keakuratan secara signifikan dan perhitungan kehilangan prategang akibat relaksasi menjadi:

f PR

fpi menyatakan initial stress pada baja prategang saat kehilangan akibat relaksasi mulai diperhitungkan.

log t f ' pi f ' pi ( )( 0.55) 10 f py

Kenapa fpi berubah menjadi fpi?

Prestressed Loss due to steel relaxation


Bila kehilangan prategang akibat relaksasi diperhitungkan melalui prosedur step by step untuk tiap interval waktu, maka rumus berikut dapat digunakan:

f PR f ' pi (

log t2 log t1 f ' pi )( 0.55) 10 f py

Dimana t1 menyatakan waktu saat awal interval dan t2 waktu saat akhir interval.

Mengapa prosedur step by step diperlukan?

Prestressed Loss due to steel relaxation


Contoh Soal3: Hitung kehilangan prategang setelah 5 tahun akibat relaksasi baja pada soal1 dengan mengasumsikan kehilangan prategang dari saat jacking ke transfer, kehilangan akibat perpendekan elastik beton, dan kehilangan akibat creep dan shrinkage selama kurun waktu lima tahun ini sebesar 20%. Asumsikan pula bahwa fpy=1.571 MPa.

Contoh Soal 4:
Hitung kembali contoh soal 1 bila kehilangan prategang akibat relaksasi baja dari saat jacking ke transfer diperhitungkan. Diketahui waktu saat jacking ke transfer = 5 hari.

Pengertian Shrinkage
L0 L1 L2 Shrinkage

t0

t1

t2

Waktu

Waktu t0 t1 t2

Panjang L0 L1 L2

Perub Pjg dr t0 0 L0-L1 L0-L2

Shrinkage 0 (L0-L1)/ L0 (L0-L1)/ L0

Shrinkage
Faktor-faktor yang mempengaruhi shrinkage:
1. Faktor lingkungan: kelembaban udara dan suhu 2. Faktor campuran (w/c, A/c , cement type & content, dll) Penentuan besarnya shrinkage: 1. Pengukuran langsung pada sampel beton 2. Prediksi shrinkage jangka panjang dengan data shrinkage jangka pendek 3. Prediksi shrinkage jangka panjang berdasarkan nilai2 campuran, kondisi lingkungan, dll.

Prediksi Shrinkage
sh ( t )
t sh ( u ) 35 t
t = Umur pengujian

sh ( t ) = Shrinkage umur t (selama pengujian)

sh (u ) = Ultimate shrinkage
Nilai ultimate shrinkage dapat dicari dengan extrapolasi shrinkage jangka pendek atau diprediksi berdasarkan faktor campuran dan kondisi lingkungan

Ultimate Shrinkage
Cara mendapatkan ultimate shrinkage dari data shrinkage jangka pendek: 1. Plot data nilai shrinkage jangka pendek ( sh ( t ) )terhadap t/(35+t)
2. Buat regresi linear yang memotong titik (0,0) 3. Gradient garis tersebut menyatakan nilai ultimate shrinkage

sh ( t )

t/(35+t)

Ultimate Shrinkage
Cara mendapatkan ultimate shrinkage dari faktor campuran dan lingkungan:
1. sh(u ) 780x106 k1k2k3k4k5k6k7 2. k1 s/d k7 secara berturutan adalah koefisien umur, kelembaban, perbandingan volume dan luas permukaan, komposisi beton, perbandingan aggregate halus dengan total aggregat, kandungan semen, kandungan udara 3. Nilai-nilai koefisien tersebut dapat dilihat pada ACI 209R-82

Alternatif Prediksi Shrinkage


V sh(t ) 8,2 x10 KSH (1 0,06 )(100 RH ) S
KSH =1,0 untuk pratarik, sedangkan untuk sistem pasca tarik, nilai KSH dapat dilihat pada Tabel dibawah

V/S = perbandingan volume dengan luas permukaan


RH = kelembaban udara
t dari saat moist curing KSH

10

20

30

60

0,92

0,85

0,80

0,77

0,73

0,64

0,58

0,45

Besar Kehilangan Prategang Akibat Shrinkage


f pSH sh ( t ) xE ps
Soal
e=300mm 300mm 800mm

Eps= 200.000 MPa

30 m

Hitunglah kehilangan prategang akibat shrinkage setelah beton berumur 28 hari dan andaikan transfer prategang terjadi pada umur 7 hari. Sedangkan hasil pengukuran shrinkage sebagai berikut:
Data Shrinkage hingga umur 29 hari Umur Shrinkage (10-6) 1 0 3 77 5 158 7 254 10 390 14 459 17 547 21 619 24 709 28 801 29 886

Soal yang sama, tapi diminta menghitung kehilangan prategang pada saat umur beton 100 hari dan besar kehilangan prategang ultimate.
Soal yang sama, tapi gunakan metode KSH bila diketahui dan RH = 70%

Definition
cr L sh L0 L1 L2 t0 cr+sh = L/L0 0 (L0-L1)/L0 (L0-L2)/L0 cr= L/L0- sh =/E

t0 Time t0 t0 t1 t2 Length L L0 L1 L2

t0 L =L0-Lt

t1 =/E

t2

0 L0-L1 L0-L2

(L-L0)/L
-

0 (L0-L1)/L0- sh (L0-L2)/L0- sh

Creep = deformation due to sustained load

Creep
Faktor-faktor yang mempengaruhi creep:
1. Faktor lingkungan: kelembaban udara dan suhu 2. Faktor campuran (w/c, A/c , cement type & content, dll)

3. Faktor pembebanan: besar tegangan yang dibebankan dan umur pembebanan


Penentuan besarnya creep: 1. Pengukuran langsung pada sampel beton 2. Prediksi creep jangka panjang dengan data creep jangka pendek 3. Prediksi creep jangka panjang berdasarkan nilai2 campuran, kondisi lingkungan, pembebanan, dll.

Prediksi Creep
( t )
t 0.6 0.6 (10 t )
t = lama pembebanan (hari)

(t ) = creep pada saat t

= Ultimate creep

Nilai ultimate creep dapat dicari dengan extrapolasi creep jangka pendek atau diprediksi berdasarkan faktor campuran, kondisi lingkungan dan pembebanan

Ultimate Creep
Cara mendapatkan ultimate creep dari data creep jangka pendek: t 0.6 1. Plot data nilai shrinkage jangka pendek ( (t ) )terhadap
2. Buat regresi linear yang memotong titik (0,0)
(10 t ) 0.6

3. Gradient garis tersebut menyatakan nilai ultimate creep


(t )

t 0.6 (10 t ) 0.6

Ultimate Creep
Cara mendapatkan ultimate creep dari faktor campuran, lingkungan dan pembebanan:
1. 2,35k1k2k3k4k5k6 2. k1 s/d k7 secara berturutan adalah koefisien umur saat pembebanan, kelembaban, perbandingan volume dan luas permukaan, slump, perbandingan aggregate halus dengan total aggregat, kandungan udara 3. Nilai-nilai koefisien tersebut dapat dilihat pada ACI 209R-82

Pengaruh Creep Pada Prategang


Memendeknya beton akibat creep menyebabkan baja prategang ikut memendek sehingga terjadi pengurangan/kehilangan besarnya gaya prategang. Besar kecilnya kehilangan prategang akibat creep tergangtung dari gaya prategang mula-mula. Semakin tinggi gaya prategang mula-mula yang dikerjakan pada beton, maka semakin besar pula terjadinya creep sehingga kehilangan prategang juga akan semakin besar. E ps f PCR ( t ) f cs Ec
f PCR = kehilangan prategang akibat creep

( t ) = besar creep saat t


E ps = modulus elastisitas baja prategang

E c = modulus elastisitas beton f cs = tegangan beton pada serat dimana prategang berada

Pengaruh Creep Pada Prategang


Untuk sistim pasca tarik dengan tendon tidak terekat, fcs diganti dengan nilai rata-rata tegangan beton pada serat dimana prategang berada di sepanjang penampang. Pendekatan lain yang digunakan untuk memperkirakan besarnya kehilangan prategang adalah dengan menggunakan rumus ACIASCE sbb: E ps f PCR KCR ( f cs f csd ) Ec

KCR = 2 untuk pratarik


f cs = tegangan beton pada serat dimana prategang f csd = tegangan beton pada serat dimana prategang

1.6 untuk pasca tarik

berada segera setelah transfer

berada segera setelah beban mati bekerja

Contoh Soal
e=300mm 300mm 800mm

30 m

Berat jenis beton = 2,4 t/m3 Eps= 200.000 MPa, Ec = 35.000 MPa, Pi = 500 t

Hitunglah kehilangan prategang akibat creep setelah beton berumur 28 hari dan andaikan transfer prategang terjadi pada umur 7 hari. Sedangkan hasil pengukuran creep sebagai berikut:
Data Creep hingga umur 29 hari Umur Creep (10-6) 1 0 3 77 5 158 7 254 10 390 14 459 17 547 21 619 24 709 28 801 29 886

Soal yang sama, tapi diminta menghitung kehilangan prategang pada saat umur beton 100 hari dan besar kehilangan prategang ultimate.
Soal yang sama, tapi gunakan metode KCR

Friction
Tendon Stress
Before anchorage

Jacking end
L

After anchorage

L Frictional force stress distribution in tendon

Friction
Friksi yang terjadi antara tendon dan beton (sistim pasca tarik) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: curvature effect dan wobble effect.

Curvature effect merupakan fungsi bentuk atau alignment/lintasan tendon. Sedangkan wobble effect adalah merupakan deviasi lokal
yang dapat diakibatkan oleh kesalahan pemasangan, dll.

Curvature effect
F1 d L

Radians

R F1 dF1

F2=F1-dF1

F1

Pf=F1d d F1

Friction
dF1 = - F1 d dF1/F1 = - d Integrasikan menjadi: logeF1 = - Bila = L/R, maka: F2 = F1e = F1e (L/R) adalah koefisien friksi akibat

curvature effect

Wobble effect
Bila K adalah koefisien friksi akibat wobble effect, maka dengan prinsip yang sama akan diperoleh: logeF1 = - KL F2 = F1e KL

Friction
Bila curvature and wobble effect diperhitungkan sekaligus, maka diperoleh: F2 = F1e -KL Bila dinyatakan sebagai tegangan: f2 = f1e -KL Kehilangan prategang berarti: fPF = f1-f2 = f1(1-e -KL) Bila nilai tegangan saat awal curvature dengan ujungnya kecil (<15%), maka rumus kehilangan prategang dapt disederhanakan: fPF = -f1(+KL)

Friction
/ 2
y m

x/2

Karena ratio tinggi dengan panjang balok nilainya kecil, maka dapat dihitung sbb: tan /2 = m/(x/2) = 2m/x Bila diasumsikan y ~ .m dan /2 = 4y/x, maka: = 8y/x radian.

Friction
Nilai dan K dapat diperoleh dari Tabel berikut (ACI 318)

Friction
Contoh soal1

Balok post-tensioned mempunyai bentang 15 m spt terlihat pada gambar berikut:


760mm

100
380 mm

Data-data beton & baja prategang sbb: fc = 40 MPa, fpu =1862 MPa, Aps = 10 diameter 12.7 mm, Eps =186200 MPa, tipe tendon: seven-wire uncoated in flexible metal sheating.

Hitung besarnya kehilangan prategang akibat friksi bila jacking force =75% fpu. (asumsikan besarnya gaya prategang awal sama dengan jacking force)

Anchorage-seating Loss
Kehilangan prategang pada sistim pasca tarik akibat pengangkuran dapat dihitung dengan rumus berikut:

f PA

A E ps L

fPA = kehilangan prategang karena pengangkuran A = besarnya slip saat pengangkuran L = panjang tendon Eps = modulus elastisitas tendon

Anchorage-seating Loss
Contoh soal2

Balok post-tensioned mempunyai bentang 15 m spt terlihat pada gambar berikut:


760mm

100
380 mm

Data-data beton & baja prategang sbb: fc = 40 MPa, fpu =1862 MPa, Aps = 10 diameter 12.7 mm, Eps =186200 MPa, tipe tendon: seven-wire uncoated in flexible metal sheating, jacking force =75% fpu

Hitung besarnya kehilangan prategang bila slip yang terjadi


selama pengangkuran diperkirakan sebesar 6.25 mm

Change of prestressed due to bending of a member


Akibat prategang ataupun beban, balok akan melengkung ke atas atau bawah spt pada gbr. Bila perubahan regangan tekan pada beton di level tendon akibat momen sebesar c, maka perubahan tegangan pada tendon sama dengan: fpB = c, Eps Jika tegangan pada tendon diukur setelah balok sudah melengkung, maka perubahan tegangan pada tendon akibat melengkungnya balok tidak perlu diperhitungkan

AASHTO

Lump Sum Losses


Total Loss fc = 27.6 MPa fc= 34.5 MPa 310 MPa 221 MPa 152 MPa Post-tensioning tendon material Stress-relieved 270 K strand and 240 K wire Bar Low relaxation 270K strand 228 MPa 159 MPa Prestressed Loss slabs 207 MPa 138 MPa 103 MPa Beam and joist 241 MPa 172 MPa 138 MPa

Type of prestressing steel Pretensioned strand Post-tensioning wire or strand Bars

PTI

Anda mungkin juga menyukai