Anda di halaman 1dari 10

Tugas Besar Struktur Beton II

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Filisofi Perancangan


Filosofi perancangan bangunan sipil pada umumnya adalah dapat menyalurkan
beban struktur ke pondasi dengan baik. Mekanisme penyaluran beban tadi dapat langsung
berupa gaya aksial maupun tidak langsung yang berupa momen, torsi, dan geser. Semua
mekanisme tadi menyalurkan semua gaya ke pondasi dan pondasi harus mampu
memikulnya.
Falsafah perencanaan bangunan tahan gempa :
1. Bangunan dapat menahan gempa bumi kecil atau ringan tanpa mengalami kerusakan
dan dapat mempertahankan setiap layanan vital dari fungsi gedung
2. Bangunan dapat menahan gempa bumi sedang tanpa kerusakan yang berarti pada
struktur utama, walaupun ada kerusakan pada struktur sekunder
3. Bangunan dapat menahan gempa bumi kuat tanpa mengalami keruntuhan total
bangunan, walaupun bagian struktur utama sudah mengalami kerusakan atau mencapai
pelelehan
4. Menghindari adanya korban jiwa karena runtuhnya gedung akibat gempa

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 1
Tugas Besar Struktur Beton II

1.2 Konsep Perancangan Struktur


Pada dasarnya suatu struktur atau elemen struktur harus dirancang agar memenuhi
beberapa kriteria, yaitu :
1. Kuat
2. Aman
3. Ekonomis

Kuat mempunyai arti bahwa kemampuan layan suatu struktur atau elemen struktur
harus lebih besar daripada beban yang bekerja pada struktur maupun elemen struktur
tersebut, hal ini sesuai dengan yang diamanatkan pada pasal 11.1.1 SNI 03-2847-2002
yang dapat diartikan bahwa kuat rencana harus lebih besar atau sama dengan kuat perlu
(∅R≥U) . Dimana ∅ (Reduction Faktor) mempertimbangkan hal-hal berikut :

1. Kemungkinan terjadinya penurunan kekuatan dari member (komponen struktur)


yang telah direncanakan
Penurunan kekuatan disebabkan :
• Variasi material beton
• Perbedaan beton di lokasi pengecoran dan beton benda uji
• Pengaruh susut, tegangan sisa dan kelangsingan kolom
2. Ketelitian dalam mendesain dimensi member
Disebabkan oleh :
➢ Kesalahan ukuran dimensi geometri dan penempatan tulangan
3. Tingkat duktilitas dan kestabilan dari member yang dibebani
4. Pentingnya member dalam suatu struktur bangunan

Faktor reduksi sebagai faktor keamanan untuk mengantisipasi penyimpangan-


penyimpangan yang sangat mungkin terjadi dalam pelaksanaan di lapangan.

➢ U (kuat perlu) = load factor x service load (beban layan)


Load factor (faktor pembebanan) diperlukan sebab :
1. Terjadinya perbedaan beban dari anggapan beban mati bervariasi sebab :

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 2
Tugas Besar Struktur Beton II

- Perbedaan ukuran
- Perbedaan berat jenis beban
- Perubahan dari struktural dan non struktural
2. Perbedaan beban hidup setiap saat dan setiap gedung

➢ R (kuat nominal) → kekuatan komponen struktur atau penampang yang dihitung


berdasarkan ketentuan atau asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan faktor
reduksi kekuatan yang sesuai.
ФPn  Pu
ФMn  Mu x
ФVn  Vu
ФVn  Vu

Aman berarti suatu struktur atau elemen struktur harus memiliki lendutan atau
simpangan yang masih dalam batas toleransi sehingga penghuni struktur tersebut
tidak merasa terancam bahaya. Oleh karena itu perlu dilakukan kontrol servicebility
untuk kenyamanan yaitu kontrol lendutan dan kontrol retak.

Ekonomis berarti suatu struktur atau elemen struktur tersebut harus dirancang sesuai
dengan proporsinya, tidak terlalu banyak memerlukan biaya.

Selain harus memenuhi kriteria diatas suatu struktur atau elemen struktur yang
dirancang untuk tahan terhadap gempa dan berada pada wilayah gempa 5,6 sangat
cocok menggunakan desain struktur jenis open frame atau Sistem Rangka Pemikul
Momen dengan metode in-elastis (struktur didesain dapat mengalami kondisi plastis
sampai akhirnya rusak/runtuh, tidak didesain untuk dapat menahan beban gempa
tanpa mengalami kerusakan (elastis), karena hal itu akan membutuhkan kolom yang
sangat besar dan biaya yang sangat mahal, tetapi daerah-daerah yang mengalami
keruntuhan/kerusakan dibatasi agar dapat meminimalisir adanya korban jiwa).

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 3
Tugas Besar Struktur Beton II

1.3 Open Frame


Sistem ini memikul beban lateral dan beban gravitasi yang langsung dipikul
semua oleh rangka, pada sistem ini semua elemen struktur dirancang dengan
menggunakan metode in-elastis dimana dimungkinkan terjadinya sendi-sendi plastis
yang hanya boleh terjadi pada balok dan pada kolom yang paling bawah, konsep ini
lebih terkenal dengan sebutan “Strong Column Weak Beam” → kolom harus jauh
lebih kuat daripada balok, sehingga pada waktu terjadi gempa, balok terlebih dahulu
melendut/rusak (memungkinkan manusia untuk lari menyelamatkan diri).
Persyaratan “Strong Column Weak Beam” :

 Me  (6/5)  Mg

Menurut Tabel 3 SNI-1726 tercantum 3 jenis SRPM yaitu SRPMB


(B=Biasa); SRPMM (M=Menengah) ; SRPMK (K=Khusus). Wilayah gempa 5 dan 6
dinamakan SRPMK dan harus memenuhi persyaratan desain pada Pasal 23.2 sampai
dengan 23.7 disamping pasal-pasal sebelumnya yang masih berlaku.

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 4
Tugas Besar Struktur Beton II

BAB 2
PREELIMINARY
DESIGN

2.1 Data Perencanaan


Bahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang dengan data-data
sebagai berikut :
Tipe bangunan : Apartemen ( 3 lantai )
Letak bangunan : Jauh dari pantai
Zone gempa : Zone 5
Lebar bangunan : 20 m
Panjang bangunan : 20 m
Tinggi bangunan : 13 m
Mutu beton (fc’) : 30 MPa
Mutu baja (fy) : 300 MPa

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 5
Tugas Besar Struktur Beton II

2.2 Peraturan
Adapun peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan gedung ini adalah :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
( PPIUG 1983 )
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 2002
( TCPSBUBG 2002 / SNI – 03 – 2847 – 2002 )
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung 2002
( TCPKGUBG 2002 / SNI 03 – 1726 – 2002 )
4. Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa oleh Prof. Ir. Rachmat Purwono,
M. Sc, ITSPRESS 2005

2.3 Metode yang Digunakan


Metode perhitungan beton yang digunakan adalah metode kapasitas (kekuatan batas),
dengan tingkat daktilitas penuh.

2.4 Pembebanan
Bangunan gedung diperhitungkan untuk memikul beban-beban sebagai berikut :
o Beban Mati :
- Berat sendiri beton bertulang = 2400 kg/m3
- Adukan finishing lantai/1 cm = 21 kg/m2
- Tegel = 24 kg/m2
- Tembok setengah bata = 250 kg/m2
- Plafond = 11 kg/m2
- Penggantung = 7 kg/m2
- Plumbing = 10 kg/m2
- Sanitasi = 20 kg/m2
o Beban Hidup :
- Lantai atap = 100 kg/m2
- Lantai Perkantoran = 250 kg/m2
- Pelat Tangga = 300 kg/m2

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 6
Tugas Besar Struktur Beton II

o Beban Angin
- Jauh dari pantai = 25 kg/m2
o Beban Gempa
Perencanaan dan perhitungan struktur terhadap gempa dilakukan berdasarkan
TCPKBUBG 2002 untuk zone gempa 5.

2.5 Perencanaan Dimensi Balok dan Kolom


Dengan mutu baja (fy) = 300 MPa dan mutu beton (f’c) = 30 MPa direncanakan
dimensi balok, kolom dan pelat sebagai berikut :
Balok
Penentuan tinggi balok minimum (hmin) dihitung berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal
11.5.2.3.b dimana bila persyaratan ini telah dipenuhi maka tidak perlu dilakukan
kontrol terhadap lendutan.

hmin = …. fy selain 400 MPa

hmin = …. fy = 400 Mpa

▪ Balok Induk Arah Memanjang


L = 666,66 cm
666,66 300
ℎ𝑚𝑖𝑛 = (0,4 + ) = 34,52 ≈ 50 𝑐𝑚
16 700
2
𝑏= × 50 = 33,33 ≈ 40 𝑐𝑚
3
Direncanakan dimensi balok induk memanjang adalah 40/50.

▪ Balok Induk Melintang


L = 800 cm
ℎmin= 800 (0,4+300)=41,428 ≈60 𝑐𝑚
16 700

2 2
𝑏= ℎ = × 60 = 40 ≈ 50 𝑐𝑚
3 3
Direncanakan dimensi balok induk melintang adalah 50/60

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 7
Tugas Besar Struktur Beton II

▪ Balok Anak ( L = 666,66 cm )


Dimensi balok anak diambil kurang lebih 2/3 dari dimensi balok induk dengan
bentang yang sama. Dimana untuk bentang 666,66 cm, dimensi balok induk yang
bersangkutan adalah 40/50. Jadi untuk dimensi balok anak direncanakan 30/40.

• Balok Luivel ( L = 150 cm )


Penentuan tinggi balok minimum (hmin) luivel dihitung berdasarkan SNI 0.3-2847-
2002 Pasal 11.5.2.2 Tabel 8 dimana bila persyaratan ini telah dipenuhi maka tidak
perlu dilakukan control lendutan.
𝐿
hmin = 8 …. fy = 400 MPa

ℎmin= 𝐿 = 150
= 18,75 ≈ 25 𝑐𝑚
8 8

2 2
b = 3 ℎ𝑚𝑖𝑛 = 3 × 45 = 16,67 cm = 20 cm

ukuran balok luivel direncanakan 20/25

Kolom
Pada perencanaan, kolom yang mengalami pembebanan paling besar adalah kolom yang
memikul bentang 666,66 cm x 800 cm.
Tebal pelat rencana : untuk lantai = 12 cm = 120 mm
untuk atap = 12 cm = 120 mm
Tinggi tiap tingkat : untuk lantai 1 = 500 cm
: untuk lantai 2 = 400 cm
: untuk lantai 3 = 400 cm

Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1

Beban mati :
Pelat untuk atap = 6,66 x 8 x 0,12 x 2400 kg/m3 x 1 tingkat = 15344,64 kg
Pelat lantai 1 & 2 = 6,66 x 8 x 0,12 x 2400 kg/m3 x 2 tingkat = 30690 kg
Penggantung = 6,66 x 8 x 7 kg/m2 x 3 tingkat = 1119 kg
Plafon = 6,66 x 8 x 11 kg/m2 x 3 tingkat = 1758,24 kg
Balok induk melintang = 8 x 0,48 x 0,5 x 2400 kg/m3 x 3 tingkat = 13824 kg

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 8
Tugas Besar Struktur Beton II

Balok induk memanjang = 6,66 x 0,38 x 0,4 x 2400 kg/m3 x 3 tingkat = 7289 kg
Balok anak = 6,66 x 0,28 x 0,3 x 2400 kg/m3 x 3 tingkat = 4028 kg
Dinding = (6,66+8) x 13 x 250 kg/m2 = 47645 kg
Spesi ( 2 cm) = 6,66 x 8 x 0,02 x 21 kg/m2 x 3 tingkat = 67,13 kg
Aspal = 6,66 x 8 x 0,01 x 14 kg/m2 x 1 tingkat = 7,46 kg
Plumbing = 6,66 x 8 x 10 kg/m2 x 3 tingkat = 1598,4 kg
Sanitasi = 6,66 x 8 x 20 kg/m2 x 3 tingkat = 3196,8 kg
Berat total = 126567,67kg

Beban Hidup
Atap = 6,66 x 8 x 100 kg/m2 x 1 tingkat = 5328 kg
Lantai = 6,66 x 8 x 250 kg/m2 x 2 tingkat = 26640 kg
Berat total = 31968 kg

Koefisien reduksi untuk beban hidup ( PPIUG Tabel 3.3 ) = 0,75


Total beban hidup → LL = 0,75 x 31968 = 23976 kg
Jadi berat total → W = 1,2 DL + 1,6 LL
W = 1,2 x 126567,67 + 1,6 x 23976
= 190242,81 kg

Menurut SNI 03-2847-2002 Ps 11.3.2(b) aksial tekan dan lentur untuk komponen
struktur dengan tulangan sengkang biasa, maka factor reduksi 0,65.

Mutu beton = 30 MPa = 30 x 10 = 300 kg/cm2


3𝑊 3 × 190242,81
Rencana awal → 𝐴 = = = 2926,8 𝑐𝑚2
∅ 𝑓′ 𝑐 0,65 𝑥 300

Dimensi awal → b2 = 2926,8 cm2


b = 54,1 cm ≈ 65 cm
Jadi dimensi kolom digunakan 65/65

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 9
Tugas Besar Struktur Beton II

➢ Tabel Ukuran Dimensi Balok dan Kolom


Balok anak untuk atap dan lantai 30/40 cm
Balok induk melintang untuk atap dan lantai 50/60 cm
Balok induk memanjang untuk atap dan lantai 40/50 cm
Kolom 65/65 cm

Fakhrul ( 3106 100 053 )


Haryadi ( 3106 100 074 ) 10

Anda mungkin juga menyukai