SPESIFIKASI TEKNIS
Gedung dan Lingkungan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatan, baik hunian, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial budaya,
bahwa setiap bangunan gedung memiliki fungsi yang berbeda-beda. Hal ini dirumuskan
dalam Bab III Pasal 5 yang mengidentifikasi fungsi bangunan gedung, yaitu sebagai
berikut:
Suatu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi atau kombinasi fungsi
dalam bangunan gedung, misalnya kombinasi fungsi hunian dan fungsi usaha. Untuk
kombinasi fungsi hunian dan usaha seperti: Bangunan gedung rumah-toko (ruko),
penilaian mata kuliah Perencanaan Struktur Gedung (PSG). Adapun ketentuan umum
c. SNI 1727:2020
d. SNI 03-1726-2019
e. FEMA 451-2006
f. PPURG 1987
f. Ketinggian lantai 2 – 12 =4 m
03-1726-2019 dengan analisis struktur akibat beban gempa dengan metode response
spectrum.
= Ø ˃ 12 = 300 MPa
= Arthur
Bangunan pada perencanaan struktur gedung ini berfungsi sebagai gedung pendidikan
yang diberi nama SMA Struktur. Bangunan ini mempunyai 12 lantai. Yang terdiri dari
lantai 1 pada bangunan ini mempunyai tinggi 4,5 m dan latai 2 – 12 pada bangunan ini
mempunyai tinggi 4 m. Pada lantai dasar terdapat ruang kepala sekolah, ruang tata
1.5.1 Beban-Beban
Lantai 1-11 (R. Pendidikan) = 250 kg/m2 (PPURG 1987 hal. 12)
Berat sendiri komponen struktur (DL) sudah dihitung secara otomatis oleh ETABS
Waterproofing =5 kg/m2
a. Lantai 1-11
Keramik = 24 kg/m2
b. Lantai 12 (Atap)
Waterproofing =5 kg/m2
1. Dimensi Balok
a) Balok Induk
a. Melintang
L 600
hmin = = = 37,5 (SNI 2847-2019 tabel 9.3.1.1 hal. 180)
16 16
b = 1/2 h = (1/2)(37,5) = 20 cm
b = 1/2 h = (1/2)(31,25) = 20 cm
b) Balok Anak
c. Melintang
L 600
hmin = = = 28,57 (SNI 2847-2019 tabel 9.3.1.1 hal. 180)
21 21
b = 2/3 h = (2/3)(28,57) = 19 cm = 20 cm
d. Memanjang
L 500
hmin = = = 23,81 (SNI 2847-2019 tabel 9.3.1.1 hal. 180)
21 21
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG | BAB 1 7
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :
dimana:
Ib : Momen inersia penampang bruto balok terhadap pusat mm4
Is : Momen inersia penampang bruto pelat terhadap sumbu pusat yang
ditentukan dengan menghitung α f dan β t
Ln = Ly – ( bw2 1 − bw2 2 )
= 300 – ( − )
20 20
Ln
2 2
Ln1 = 280 cm
Ln = Ly – ( bw2 3 − bw2 4 )
= 250 – ( − )
20 20
Ln
2 2
Ln2 = 230 cm
Tebal pelat (t) = 120 cm
ln 1 280
β = = = 1,22 < 2 (two way slab)
ln 2 230
b× h 3 200× 4003
Ib = = = 1,07 ×109
12 12
3 3
Ln2 × t 2300 ×120
Is = = = 3,31 ×108
12 12
E . Ib 1,07 x 109
αfs = = = 3,221 mm
E . Is 3,31 x 10
8
9
E . Ib 1,07 x 10
αfl = = = 2,646 mm
E . Il 4,03 x 10
8
fy 300
l n (0.8 +
) 280 (0,8 + )
h =h = 1400 = 1400 = 60,48 mm
36 + 9β 36 + 9(1,22)
h = 61 mm < 90 mm
P
σ=
A
P = total beban
Fc’ = 30 Mpa
Jumlah lantai = 12
Luas lantai = 30 m2
P
σ=
A
4236472.8
A= = 353039 m2
12