Anda di halaman 1dari 26

TUGAS BESAR

REKAYASA KONSTRUKSI BAJA II

OLEH :

NAMA : MOZES WEO JUNIOR


NIM : 1923715883

DIPLOMA III TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2021

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Informasi Umum
Konstruksi suatu bangunan suatu kesatuan dan rangkaian dari beberapa elemen yang
direncanakan agar mampu menerima beban dari luar maupun berat sendiri tanpa
mengalami perubahan bentuk yang melampaui batas perencanaan.
Pada perencanaan suatu konstruksi banguna Gedung diperlukan beberapa landasan
teori berupa Analisa struktur, ilmu tentang kekuatan bahan serta hal lain yang
berpedoman pada peraturan – peraturan yang berlaku di Indonesia.
Perencanaan merupakan bagian terpenting dari pembangunan suatu gedung atau
bangunan lainnya. Perencanaan suatu konstruksiharus memenuhi semua syarat
konstruksi yang telah di tentukan yaitu kuat, kaku, dan dapat dilaksanakan dengan biaya
yang ekonomis tapi tidak mengurangi mutu bangunan tersebut, sehingga dapat
digunakan sesuai dengan fungsi utama yang diinginkan oleh perencana.
1.2 Tujuan Dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
a) Untuk memperoleh dimensi plat komposit yang digunakan .
b) Memperoleh dimensi profil kolom baja yang mampu menahan beban aksial,
beban kombinasi, dan lentur yang bekerja.
c) Memperoleh dimensi profil balok baja yang bekerja secara efektif
d) Memperoleh dimensi pondasi dan jenis pondasi dan jenis pondasinya.
1.2.2 Sasaran
a) Mahasiswa menerapkan ilmu perencanaa struktur Gedung yang diperoleh di
dalam proses perkuliahan.
b) Diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi secara lebih detile
dalam tata cara perencanaan struktur baja.
1.3 Pedoman Dan Peraturan
Untuk erencanaan dan peraturan kombinasi pembebanan dipakai SNI 1726 ;
2019
Untuk beban Hidup dipakai PPURG 1987 yaitu sebesar P=100Kg
Untuk beban Angin dipakai PPURG 1987 yaitu tekanan tiup harus diambil 25
kg/m²
BAB 2
PEMBEBANAN

2.1 Beban mati atau dead load (qD)

Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan gedung yang bersifat tetap,

termasuk peralatan tetap yang tidak terpisahkan dari gedung. Beban mati untuk gedung

diatur dalam SNI 03-1727-1989-F

Tabel 2.1 Besar Beban Mati Untuk Material Bangunan


Material Specific Gravity (Kg/m3)
Beton tanpa tulangan 2200
Beton bertulang 2400
Baja 7850
Kayu 1000
Pasir 1600
Sumber : Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989)

Tabel 2.2 Besar Beban Mati Untuk Komponen Bangunan

Komponen Berat Satuan (Kg/m2)


Mortar (per 1 cm) 21
Batu bata 250
Langit-langit (tidak termasuk
11
penggantung)
Struktur penggantung langit-langit 7
Tegel semen 10
Keramik (tidak termasuk mortar) 24
Struktur atap baja 10 + 0,8 L

Sumber : Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989)

2.2 Beban hidup atau life load (qL)

Berat semua beban yang terjadi akibat penggunaan dari gedung tersebut, termasuk

peralatan yang sering berpindah posisi sehingga mengakibatkan perubahan pada

pembebanan yang ada.

Tabel 2.3 Beban Hidup Untuk Struktur Bangunan


Komponen Beban (Kg/m2)
Beban hidup pada atap 100
Lantai rumah tinggal 200
Lantai sekolah, perkantoran, hotel, asrama,
200
pasar, dan rumah sakit
Panggung penonton 500
Lantai ruang olahraga, pabrik, bengkel,
gudang, tempat orang berkumpul,
400
perpustakaan, toko buku, masjid, gereja,
bioskop, dan ruang mesin atau alat
Balkon atau tangga 300
Lantai gedung parkir :
- Lantai bawah 800
- Lantai atas 400
Sumber : Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989)

2.3 Beban angin atau wind load (qW)

Beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan dari gerakan angin. Besarnya

tekanan diambil minimum 25 kg/m² dan ditepi laut hingga 5 km dari pantai harus diambil

minimum 40 kg/m². Jika ada kemungkinan tekanan lebih besar dari 40 kg/m² maka

harus diambil sebesar P = V²/16

2.4 Kombinasi Pembebanan


 U = 1,4D
 U = 1,2D + 1,6L+ 0,8(A atau R)
 U = 1,2D + 1,0L ± 1,6W +0,5(A atau R)
 U = 0,9D ± 1,3W
 U = 1,2D + 1,0L ± 1,0E
 U = 0,9D ± 1,0E
 U = 1,4(D + F)
 U = 1,2(D + T) + 1,6L + 0,5(A atau R)
dimana :
D = beban mati
L = beban hidup
A = beban atap
R = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa
T = beban kombinasi suhu, rangkak, susut dan perbedaan penuruna
BAB 3
DATA PERENCANAAN STRUKTUR

3.1 Denah Bangunan

Gambar 3.1 Tampak depan Bangunan

Gambar 3.2 Denah Bangunan


3.2 Data Teknis
Fungsi Bangunan : Bangunan Gudang
Jenis konstruksi :- Baja (Gording, Balok, Kolom)
- Beton Bertulang ( Kolom pedestal, Sloof, Pondasi
telapak )
Kondisi Tanah Dasar : Tanah Keras
Luas Bangunan : 270 m²
Elevasi Bangunan : Panjang : 22.5 m
Lebar : 15 m
Tinggi :6m
Jarak antar kuda – kuda : 4.5 m
Kemiringan Atap : 20.5º
Mutu Bahan : Balok : IWF 350.250.8.12
: Fy = 210 MPa
: Fu = 340 Mpa
Kolom : IWF
Gording : C 150.65.20.3.2
Berat Jenis Bahan :
Beban angin : 50 Kg/m²
Alat Sambung : Baut dan Las
Baja profil : BJ-37
Modulus elastisitas baja : 2,1 x 10⁵ MPa = 2,1 x 10⁶ kg/m²
Tegangan ijin baja : 1600 kg/cm²
Berat penutup atap : 10 kg/m²
Berat crane : 25000 kg
BAB 4
ANALISA STRUKTUR

4.1 PERENCANAAN GORDING DAN TRACKSTANG / SAGROD


A. Perencanaan Gording

Gambar 1.1 Menghitung panjang balok sisi miring


1. Menghitung Panjang Balok
L = 16 m
Jarak Gording
x 8m
Cos 21º = →r =
r cos 21˚
8m
=
0.934
= 8.57 m
Tinggi Kuda – Kuda
y
Tan 21º = → x = tan 21º x 8 m
x
= 3.07 m
Jarak gording yang direncanakan = 2 m
Banyak Gording yang Dibutuhkan
r 8.57 m
+1 = + 1
2m 2m
= 5.29 m → 6 buah
Jarak Gording yang Sebenarnya
r 8.57 m
=
6 buah 6 buah
= 1.43 m/buah

2. Perhitungan Dimensi Gording


Untuk dimensi Gording dicoba denganmenggunakan profil baja light Lip Channel
150. 65.20.3,2
Dengan data – data sebagai berikut :
 A = 9.567 cm²
 Ly = 332 cm⁴
 Ly = 53.8 cm⁴
 q = 7.51 kg/m
 Wx = 44.3 cm³
 Wy = 12.2 cm²
a) Beban Mati
 Berat Gording = 7.51 kg/m
 Berat penutup atap = 1.43 m x (10 kg/m²) = 14.3 kg/m
 Berat sambungan = 10% x Berat gording = 0.751 kg/m +
⅀q = 22.561 kg/m
Px1 = q x sin α
= 22.561 kg/m x sin 21°
= 8.09 kg/m
Py1 = q x cos α
= 22.561 kg/m x cos 21°
= 21.06 kg/m
 Momen maksimum akibat beban beban mati :
1
Mx1 = · Px1 · (I)²
8
1
= · (8.09 kg/m) · (5m)²
8
= 25,28 kg.m
()
2
1 l
My1 = · Py1 . ·
8 3
1 5m
= · (21.06 kg/m) · ( )²
8 3
= 7.31 kg.m
b) Beban Hidup / Live Load
Besarnya beban hidup diambil dari PPURG 1987, P = 100 kg
Px2 = P · sin α
= 100 kg · sin 21°
= 35.84 kg
Py2 = P · cos α
= 100 kg · cos 21°
= 93.36 kg
 Momen maksimum akibat beban hidup :
1
Mx2 = · Px2 · l
4
1
= · 35.84 kg · 5m
4
= 44.8 kg.m
1 l
My2 = · Py2 ·
4 3
1 5m
= · 93.36 kg ·
4 3
= 38,9 kg.m

c) Beban Angin / Wind Load


Beban anggin di perhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif ( tiup)
dan tekanan negative ( hisap ) yang bekerja tegak lurus pada bidang atap .
Menurut PPURG 1987 tekana tiup harus diambil 25 kg/m² . dalam perencanaan ini
beban angin (w) = 50 kg/ m²
Ketentuan :
 Koefisien angin tekan (c) = (0.02 x α – 4)
 Koefisien angin hisap (cˈ) = - 0.4
 Koefisien angin kiri (W1) = 50 kg/m²
 Koefisien angin kanan (W2) = 50 kg/m²
 Kemiringan atap = 21˚
 Jarak gording =1.43 m
Koefisien Angin
- Angin tekan ( c ) = (0.02 x α – 0.4)
= (0.02 x 21 °– 0.4)
= 0.02
- Angin Hisap (cˈ) =-4
- Angin tekan (wt) = c x wt . ( jarak gording )
= 0.02 x 50 kg/m² · (1.43 m )
= 1.43 kg/m
- Angin Hisap ( wh ) = cˈ x w1 . ( jarak gording)
= - 0.4 x 50 kg/m² · (1.43 m)
= - 28.6 kg/m
Wmax = 1.43 kg/m
Wx = 0 , karena arah angin tegak lurus sumbu batang balok .
Jadi, momen akibat beban angin adalah :
 Angin Tekan
Akibat Wx = 0 kg/m
1
Mx3 = · Wx · (l)²
8
1
= · 0 kg/m · (5 m)²
8
= 0 kg.m
Akibat Wmax = 1.43 kg/m
1
My3 = · Wmax · (I)²
8
1
= · 1.43 kg/m · (5 m)²
8
= 3.58 kg.m
 Angi Hisap
Akibat Wx = 0 kg/m
1
Mx3 = · Wx · (5 m)²
8
1
= · 0 kg/m · (5 m)²
8
= 0 kg.m
Akibat Wy = - 28.6 kg/m
1
My3 = · Wy · (I)²
8
1
= · -28.6 kg/m · (5 m)²
8
= - 89.38 kg.m

d) Kombinasi Pembebanan
 1.4D
Mux = 1.4 (25,28 kg.m)
= 35,39 kg.m → 3539 kg.cm
Muy = 1.4 (7,31 kg.m)
= 10,23 kg.m → 1023 kg.cm
 1.2D + 1.6L
Mux = 1.2 (25,28 kg.m) + 1.6 (44,8 kg.m)
= 102,02 kg.m → 10202 kg.cm
Muy = 1.2 (7,31 kg.m) + 1.6 (38,9 kg.m)
= 71,01 kg.m → 7101 kg.cm
 1.2D + 1.6L + 0.8W
Mux = 1.2 (25,28 kg.m) + 1.6 (44,8 kg.m) + 0.8 (3.58 kg.m)
= 104,88 kg.m → 10488 kg.cm
Muy = 1.2 (7,31 kg.m) + 1.6 (38,9 kg.m) + 0.8 (0)
= 71,01 kg.m → 7101 kg.cm
 0.9D ± 1.3w
Mux = 0.9 (25,28 kg.m) + 1.3 (0 kg.m)
= 22,75 kg.m → 2275 kg.cm
= 0.9 (25,28 kg.m) – 1.3 (0 kg.m)
= 22,75 kg.m → 2275 kg.cm
Muy = 0.9 (7,31 kg.m) + 1.3 (3.58 kg.m)
= 11,23 kg.m → 1123 kg.cm
= 0.9 (7,31 kg.m) - 1.3 (3.58 kg.m)
= 1,93 kg.m → 193 kg.cm

e) Kontrol Tegangan
Dari tabel baja didapat nilai :
Zx = 44.43 cm3 = 44.43 (103) mm
Zy = 12.2 cm3 = 12.2 (103) mm
Momen maksimal yang didapat dari kombinasi pembebanan adalah
MUx = 104.88 kg.m = 104.88 (104) N.mm
MUy = 71.01 kg.m = 71.01 (104) N.mm
Faktor reduksi 0,90 menurut SNI.
 Kontrol Momen Terhadap Batas Tekuk Lokal
𝑀𝑈𝑥 < 𝑀𝑛𝑥 = 𝑀𝑈𝑥 < 𝑍𝑥 . 𝑓𝑦
102.02 (104) < 0,9 (44.43 . (103))(240)
102.02 (104) < 959.69 (104)
𝑀𝑈𝑦 < 𝑀𝑛𝑦 = 𝑀𝑈𝑦 < 𝑍𝑦 . 𝑓𝑦
71.01 (104) < 0,9 (12.2 . 103)(240)
71.01 (104) < 263.52 (104)
Mux Muy
+ <1
ϕMnx ϕMny
102.02 ( 10 ) 71.01 ( 10 )
4 4
+ <1
959.69 ( 10 ) 263.52 ( 10 )
4 4

0.375<1

f) Kontrol Lendutan
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terjadi 2 wilayah yang ditahan
oleh trackstang).
Diketahui :
 E = 2 x 10⁶ kg/cm²
 I = 5 m = 500 cm
 Ix = 332 cm4
 Iy = 53.8 cm4
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terdiri dari 2 wilayah yang
ditahan oleh trekstang)
1 500 cm
Fx ijin = · =0.694 cm
360 2
1
Fy ijin = · 500 cm=1.389 cm
360
qx = 8.09 kg/m = 0.0809 kg/cm
qy = 21.06 kg/m = 0.2106 kg/cm
Px = 35,84 kg/m = 0.3584 kg/cm
Py = 93.36 kg/m = 0.9336 kg/cm

Fx = 2
I
+
()
⁴ 1 . Px .( l )³ 5 . ( 0.0809 ) .
5 . ( qx ) .
2 =
500
2
+
( )
⁴ 1 . 0.3584 .( 500 ) ³
2
6
384 . ( 2 . 10 ) .53.8 48 . 2. 10 . 53.8
6
384 . E . Ly 48 . E . Ly
= 0.039 cm < 0.694 cm

( 2I ) ⁴ + 1 . Py .( 2l ) ³ = 5 .( 0.2106 ) .( 2 ) ⁴ + 1 . 0.9336 .( 5002 )³


500
5 . ( qy ) .
Fy =
6
384 . ( 2. 10 ) . 332 48 . 2 .10 . 332
6
384 . E . Lx 48 . E . Lx
= 0.016 cm < 1.389 cm
Jadi gording Light Lip Channel 150.65.20.3,2 aman untuk digunakan !

B. Perhitungan Batang Tarik (TRACKSTANG)


Trackstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada gording arah x
dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah sumbu x batang
trackstang dipasang 2 buah .
qx = 8.09 kg/m
Px = 35.84 kg
Pts = qx . Jarak antar portal + Px
= 8.09 kg/m · 5 m + 35.84 kg
= 76.29 kg
Karena batang Tarik di pasang 2 buah maka per batang Tarik :
Ptotal
P =
3
76.29 kg
= = 25.43 kg
3
p P
σ = ≤ σ = 1600 kg/cm² → Fn =
Fn σ
25.43 kg
=
1600 kg/cm ²
= 0.0159 cm²
1
Fbr = . π .d² Dimana :
4

d =
√ 4. Fbr
π
=
√ 4 .(1.25 . 0.0159)
3.14

=
√ 4 .(0.019875)
3.14
= 0.159 cm → 1.59 mm
Maka tulangan batang Tarik yang digunakan d = 8 mm → ∅ 8 mm
4.2 PERENCANAAN BALOK KUDA – KUDA
4.2.1 Perhitungan Pembebanan pada Balok kuda – kuda (Gable)
 Penutup atap seng gelombang = 10 kg/m²
 Bentang portal (L) = 16 m
 Jarak Gording (A) = 1.43 m
 Berat sendiri Gording = 7.51 kg/m
 Berat sambungan gording = 0.751 kg/m
 Jarak antar portal =6m
Profil baja yang digunakan yaitu IWF350x250x8x12
H = 350 mm Wx = 1100 cm3
B = 250 mm Wy = 248 cm3
ts = 12 mm Ix = 18500 cm4
tb = 8mm Iy = 3090 cm4
q = 69.2 kg/m ix = 14,5 cm
A = 88.15 cm2 iy = 5,92 cm
r = 20 mm
Sebelum mendimensi portal Gable, hal terpenting yang pertama adalah
mengidantifikasi beban yang bekerja pada konstruksi , beban tersebut nantinya akan
menentukan ekonomisnya atau tidaknya suatu dimensi portal dimensi pembebanan pada
bagunan Gedung adalah sebagai berikut :
Pembebanan pada balok Gable akibat beban – beban yang dipikul oleh satu gording
dengan jarak antar portal adalah 5 m :
1. Beban mati
a. Pada P1 dan P13
 Berat sendiri penutup atap = ( 10 kg/m² x 0.715 m x 5 m)
= 35.75 kg
 Berat sendiri Gording = ( 7.51 kg/m x 5 m )
= 37.55 kg
 Berat sendiri balok = 0.715 m x 69.2 kg/m
= 49.478 kg
 Berat alat penyambung = 10% x 49.478 kg
= 4.9478 kg
Total beban mati pada P1 dan P13 = 127.73 kg
b. Pada P2-P12
 Berat sendiri penutup atap = ( 10 kg/m² x 1.43 m x 5 m)
= 71.5 kg
 Berat sendiri Gording = ( 7.51 kg/m x 5 m )
= 37.55 kg
 Berat sendiri balok = 1.43 m x 69.2 kg/m
= 98.956 kg
 Berat alat penyambung = 10% x 98.956 kg
= 9.8956 kg
Total beban mati pada P2-P12 = 217.9 kg

2. Beban hidup
a. Pada P1 dan P13
 Beban hidup = 0.5 x 100 kg
= 50 kg
b. Pada P2-P12
 Beban hidup = 100 kg

3. Beban angin
Ketentuan :
 Koef. Angin tekan ( c ) = (0.02 . α) - 04
= (0.02 . 21) - 04
= 0.02
 Koef. Angin hisap (cˈ) = - 0.4
 Beban angin = 50 kg / m²
 Angin tekan = Wt
 Angin hisap = Wh
 Jarak antar portal =5m
 Jarak gording (A) = 1.43 m
a. Pada P1-P6
Angin tekan (Wt) :
Wt = 0.02 . 50 kg / m² . 1,43m . 5m

= 7.15 kg
 Angin tekan arah horizontal
Wt = 7.15 kg . cos 21
= 6.68 kg
 Angin tekan arah vertikal
Wt = 7.15 . sin 21
= 2.56 kg
b. Pada P7-P1
Angin hisap (Wh) :
Wh = -0.4 . 50 kg / m² . 1,43m . 5m
= 143 kg
 Angin hisap arah horizontal
Wh = 143 . cos 21
= 133.5 kg
 Angin tekan arah vertikal
Wh = 143 . sin 21
= 51.25 kg
Angin Pada dinding
 Koefisien angin tekan Ctk = 0.9 maka :
Wt = 0.9 . 50 kg / m² . 5 m
= 225 kg/m
 Koefisien angin hisap Chs = -0.4 maka:
Wh = -0.4 . 50 kg / m² . 5 m
= -100 kg/m

Kombinasi pembebanan :
Berdasarkan beban – beban diatas maka struktur baja harus mmpu memikul
semua kombinasi pembebanan di bawah ini :
Kombinasi 1
1.4 DL
Kombinasi 2
1.2D + 1.6L
Kombinasi 3
1.2D + 1.6L + 0.8W
Keterangan :
D = Beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
L = Beban hidup yang ditimbukan oleh penggunaan Gedung, termasuk kejut.
Tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti hujan, angin, dll.
La =Beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak.
W =Beban angina

4.2.2 Perhitungan gaya – gaya dalam


 Aksial Maksimum Balok = 225.64 kg
 Gaya Geser Maksimum Balok = 5720.1 kgm
 Momen Maksimum Balok = 7725.66 kgm
Mmaks = 5720.1 kgm = 572010 kgcm (output SAP-M3)
Mmaks 572010 kgcm
W perlu = = =397.23 cm ³
∅σ 0.9 x 1600 kg/cm ²
 Kontrol Terhadap Momen Tahanan
Profil baja IWF 350.250.8.12 :
Wx = 1100 cm³
Profil baja IWF 350.250.8.12 dengan Wperlu = 397.23 cm³ < Wx = 1100 cm³, maka
profil baja dapat digunakan ................. (OK)
 Terhadap Balok yang Dibebani Lentur (KIP)
Cek profil berubah bentuk atau tidak :
h
 ≤ 75
ts
25cm/1.2 cm ≤ 75
23.8 ≤ 75 (OK)
panjang gording 1.25 x b
 ≥
b tb
143cm/25 cm ≥ 1.25 (25cm/0.8cm)
5.72 ≥ 39.09 (Tidak OK)
Jadi, pada penampang terjadi perubahan bentuk (PPBBI 1984 Pasal 5.1 (1))
Cek Terhadap bahaya lipatan KIP
Hb/6 = (250mm-12mm-12mm)/6 = 226mm

Iy bidang yang diarsir = ( 121 ∙ ts∙ ( b) )+( 1∙12∙hb6 ∙(tb)³)


3

= ( ∙(1.2 cm) ∙ ( 25 cm ) )+(


1 3 22.6 cm
∙(0.8 cm) ³)
12 12
= 1563.46 cm4
hb
Luas yang diarsir = ( ts ∙b )+( ∙ tb )
6
= ( 1.2 cm∙ 25 cm )+(2.26 cm ∙0.8 cm)
= 31.81 cm²

√ √
4
0.5∙ Iy 0.5∙ 1563.46 c m
iy = =¿ ¿ =¿ ¿ 4.96 cm
A 31.81cm ²
iy < iy ijin = 5.92 cm (OK)

Lk
λ=
iy
dengan L panjang batang (panjang balok atau panjang sisi miring) = 8.57 m = 857 cm
dimana Lk jarak antara titik-titik sokong lateral = 143 cm
143 cm
λ= =28.8 maka ω=1.059
4.96 cm
Tabel yang digunakan untuk tabel ‘PPBBI’ hal 12 “Faktor Tekuk untuk baja Fe 360
 Syarat berubah bentuk
𝜔 ·σkip ≤ σ
π ²∙ E
π ²∙ E =¿ 3.14²∙ 2000000 kg /cm ²
σkip = =¿ l =210.36 kg/cm ²
λ ( )² (857 cm/4.96 cm) ²
iy
𝜔 ·σkip ≤ σ → 1.059 x 210.36 kg/cm² = 222.77 kg/cm² < σ = 1600 kg/cm²
Jadi, balok IWF 350.250..8.12 aman dan tidak mengalami tegangan KIP.
 Cek Tegangan Syarat
Θ ambil = 1 (PPBBI)
N nx Mx
1) ω max ∙ +0.85 ∙ θ ∙ ∙ ≤σ
A nx−1 Wx
N Mx
2) +θ ∙ ≤σ
A Wx
Dimana 𝞴x = Lx/ix di mana Lkx = 8.57 m (di mana Lkx sebagai sendi-sendi Lkx=L)
𝞴x = 857cm/14.5cm = 59
Lihat pada PPBBI hal 12 dengan faktor tekuk baja Fe 360, sehingga didapat
𝜔x = 1.328
𝞴y = Lky/iy
𝞴y = 143cm/4.96cm = 28.83 maka 𝜔y = 1.059
Karena 𝞴x ˃ 𝞴y, maka menekuk terhadap sumbu x dan karena sumbu tekuk = sumbu
lentur maka perlu faktor amplikasi ny (PPBBI hal 37)
σ Ex ∙ A
nx= .
N
Dimana 𝞴x = 59 maka σ Ex =5954kg/ cm²
5954 x 88.15
nx= =1550.69
1.5 x 225.64
Syarat PPBBI
N nx Mx 225.64 1550.69 772555
1) ω max ∙ +0.85 ∙ θ ∙ ∙ ≤ σ = 1.328 + 0.85. 1. .
A nx−1 Wx 88.15 1550.69−1 1100
¿ 600.7 kg /cm ² <σ =1600 kg/cm ² OK
N Mx 225.64 772555
2) +θ ∙ ≤σ = + 1.
A Wx 88.15 1100
= 704.88 kg/cm² < σ = 1600 kg/cm² OK
Jadi, Balok IWF 350.250.8.12 aman digunakan
 Kontrol Terhadap Tegangan Lentur yang Terjadi
Mmax
σ= ≤ σ =1600 kg /cm ²
Wx
772555
σ= =702.2kg /cm ²
1100
σ =702.2 kg/ (cm 2) ≤ σ=1600 kg / cm² OK
Jadi, balok aman terhadap tegangan lentur
 Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi
D . Sx
τ= dengan D = 5720.1 kg
tb . Ix
D = tegangan geser maksimum pada balok
Tegangan geser yang diijinkan : τ = 0.6 x 1600 kg/cm² = 960 kg/cm²
Sx = 680.98cm³
5720.1 x 680.98 kg
Maka : τ = =263.19 ≤ 1600 kg /cm² OK
0.8 x 18500 c m2
 Kontrol Terhadap Lendutan
q = 69.2 kg/m = 0.692 kg/cm
5. q . l 4
fx=
384. E . Ix
fx=5. 0.692 .¿ ¿
fmaks = L/250 = 857cm/250 = 3.428 cm
fx = 0.131 cm ≤ fmakx = 3.428 cm OK
(Balok aman terhadap lendutan)

4.3 PERHITUNGAN STRUKTUR KOLOM


Perhitungan momen dihitung menggunakan SAP 2000. Dari hasil analisa SAP
didapatkan nilai Pu adalah 436.87 kg. Dicoba menggunakan profil baja yaitu:
Profil baja yang digunakan yaitu IWF450x200x9x14
H = 450 mm Wx = 1490 cm3
B = 200 mm Wy = 187 cm3
ts = 14 mm Ix = 33500 cm4
tb = 9 mm Iy = 1870 cm4
q = 76 kg/m ix = 18.6 cm
A = 96.76 cm2 iy = 4.4 cm
r = 18 mm
 Aksial Maksimum Balok = 8436.87 kg
 Gaya Geser Maksimum Balok = 1503.92 kgm
 Momen Maksimum Balok = 28327.23 kgm
Nilai k pada kolom dengan asumsi ujung sendi jept = 0.5
Tinggi kolom = 6.5 m = 650 cm
Lk = 0.5 x 650 cm = 325 cm
r min ≥ L/250 = 325/250 = 1.3
 Mencari luas bruto minimum
Pu . ω
Min Ag = ; dimana ϕ = 0.85
ϕ . fy
Fy = 2400 kg/cm²
Nilai 𝜔 berdasarkan nilai 𝞴 :

𝞴c =
1 Lk
x
π rmin
x

fy 1 325
= x
E π 1.3
x
2400
2000000 √
= 2. 758

Karena 𝞴c ≥1.2 maka nilai 𝜔 = 1.25 𝞴c² = 1.25 (2.758)² = 9.51


8436.87 x 9.51
Maka nilai Ag = = 39.33cm²
0,85 x 2400
 Kontrol penampang :
1. Cek kelangsingan sayap
a) Pelat sayap
𝞴 < 𝞴p
𝞴 = b/ts = 200/14 = 14.286
1680 1680
𝞴p = = = 108.44
√ fy √240
Pelat sayap kompak
𝞴 = 14.286 < 𝞴p = 108.44 OK
b) Pelat badan
𝞴 < 𝞴p
𝞴 = h/tb = 450/9 = 50
1680 1680
𝞴p = = = 108.44
√ fy √240
𝞴 = 50 < 𝞴p = 108.44 OK
Pelat badab kompak
2. Kuat tekan rencana kolom, ΦPn
ΦPn = 0.85 . Ag . Fy = 0.85 x 39.33 x 2400 = 80233.2 kg
Pu/ΦPn ≤ 0.2
8436.87/80233.2 = 0.11 ≤ 0.2 : maka digunakan persamaan :
Pu Mux
+ ≤1.0
2ΦPn ΦbMnx
3. Kuat lentur rencana kolom, ϕMnx
Mnx = fy . Wx = 2400 x 1490 = 3576000 kgcm = 35760 kgm
Mmaks = 28327.23 kgm (output SAP)
Rasio tegangan total
Pu Mux
+ ≤1.0
2ΦPn ΦbMnx
8436.87 28327.23
+ ≤ 1.0
2. x 80233.2 0.9 x 35760
¿ 933 ≤ 1.0 OK
Jadi, kolom IWF 450.200.9.14 kuat menerima beban dan memenuhi syarat

Anda mungkin juga menyukai