OLEH :
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Informasi Umum
Konstruksi suatu bangunan suatu kesatuan dan rangkaian dari beberapa elemen yang
direncanakan agar mampu menerima beban dari luar maupun berat sendiri tanpa
mengalami perubahan bentuk yang melampaui batas perencanaan.
Pada perencanaan suatu konstruksi banguna Gedung diperlukan beberapa landasan
teori berupa Analisa struktur, ilmu tentang kekuatan bahan serta hal lain yang
berpedoman pada peraturan – peraturan yang berlaku di Indonesia.
Perencanaan merupakan bagian terpenting dari pembangunan suatu gedung atau
bangunan lainnya. Perencanaan suatu konstruksiharus memenuhi semua syarat
konstruksi yang telah di tentukan yaitu kuat, kaku, dan dapat dilaksanakan dengan biaya
yang ekonomis tapi tidak mengurangi mutu bangunan tersebut, sehingga dapat
digunakan sesuai dengan fungsi utama yang diinginkan oleh perencana.
1.2 Tujuan Dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
a) Untuk memperoleh dimensi plat komposit yang digunakan .
b) Memperoleh dimensi profil kolom baja yang mampu menahan beban aksial,
beban kombinasi, dan lentur yang bekerja.
c) Memperoleh dimensi profil balok baja yang bekerja secara efektif
d) Memperoleh dimensi pondasi dan jenis pondasi dan jenis pondasinya.
1.2.2 Sasaran
a) Mahasiswa menerapkan ilmu perencanaa struktur Gedung yang diperoleh di
dalam proses perkuliahan.
b) Diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi secara lebih detile
dalam tata cara perencanaan struktur baja.
1.3 Pedoman Dan Peraturan
Untuk erencanaan dan peraturan kombinasi pembebanan dipakai SNI 1726 ;
2019
Untuk beban Hidup dipakai PPURG 1987 yaitu sebesar P=100Kg
Untuk beban Angin dipakai PPURG 1987 yaitu tekanan tiup harus diambil 25
kg/m²
BAB 2
PEMBEBANAN
Beban mati adalah berat dari semua bagian bangunan gedung yang bersifat tetap,
termasuk peralatan tetap yang tidak terpisahkan dari gedung. Beban mati untuk gedung
Berat semua beban yang terjadi akibat penggunaan dari gedung tersebut, termasuk
Beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan dari gerakan angin. Besarnya
tekanan diambil minimum 25 kg/m² dan ditepi laut hingga 5 km dari pantai harus diambil
minimum 40 kg/m². Jika ada kemungkinan tekanan lebih besar dari 40 kg/m² maka
d) Kombinasi Pembebanan
1.4D
Mux = 1.4 (25,28 kg.m)
= 35,39 kg.m → 3539 kg.cm
Muy = 1.4 (7,31 kg.m)
= 10,23 kg.m → 1023 kg.cm
1.2D + 1.6L
Mux = 1.2 (25,28 kg.m) + 1.6 (44,8 kg.m)
= 102,02 kg.m → 10202 kg.cm
Muy = 1.2 (7,31 kg.m) + 1.6 (38,9 kg.m)
= 71,01 kg.m → 7101 kg.cm
1.2D + 1.6L + 0.8W
Mux = 1.2 (25,28 kg.m) + 1.6 (44,8 kg.m) + 0.8 (3.58 kg.m)
= 104,88 kg.m → 10488 kg.cm
Muy = 1.2 (7,31 kg.m) + 1.6 (38,9 kg.m) + 0.8 (0)
= 71,01 kg.m → 7101 kg.cm
0.9D ± 1.3w
Mux = 0.9 (25,28 kg.m) + 1.3 (0 kg.m)
= 22,75 kg.m → 2275 kg.cm
= 0.9 (25,28 kg.m) – 1.3 (0 kg.m)
= 22,75 kg.m → 2275 kg.cm
Muy = 0.9 (7,31 kg.m) + 1.3 (3.58 kg.m)
= 11,23 kg.m → 1123 kg.cm
= 0.9 (7,31 kg.m) - 1.3 (3.58 kg.m)
= 1,93 kg.m → 193 kg.cm
e) Kontrol Tegangan
Dari tabel baja didapat nilai :
Zx = 44.43 cm3 = 44.43 (103) mm
Zy = 12.2 cm3 = 12.2 (103) mm
Momen maksimal yang didapat dari kombinasi pembebanan adalah
MUx = 104.88 kg.m = 104.88 (104) N.mm
MUy = 71.01 kg.m = 71.01 (104) N.mm
Faktor reduksi 0,90 menurut SNI.
Kontrol Momen Terhadap Batas Tekuk Lokal
𝑀𝑈𝑥 < 𝑀𝑛𝑥 = 𝑀𝑈𝑥 < 𝑍𝑥 . 𝑓𝑦
102.02 (104) < 0,9 (44.43 . (103))(240)
102.02 (104) < 959.69 (104)
𝑀𝑈𝑦 < 𝑀𝑛𝑦 = 𝑀𝑈𝑦 < 𝑍𝑦 . 𝑓𝑦
71.01 (104) < 0,9 (12.2 . 103)(240)
71.01 (104) < 263.52 (104)
Mux Muy
+ <1
ϕMnx ϕMny
102.02 ( 10 ) 71.01 ( 10 )
4 4
+ <1
959.69 ( 10 ) 263.52 ( 10 )
4 4
0.375<1
f) Kontrol Lendutan
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terjadi 2 wilayah yang ditahan
oleh trackstang).
Diketahui :
E = 2 x 10⁶ kg/cm²
I = 5 m = 500 cm
Ix = 332 cm4
Iy = 53.8 cm4
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terdiri dari 2 wilayah yang
ditahan oleh trekstang)
1 500 cm
Fx ijin = · =0.694 cm
360 2
1
Fy ijin = · 500 cm=1.389 cm
360
qx = 8.09 kg/m = 0.0809 kg/cm
qy = 21.06 kg/m = 0.2106 kg/cm
Px = 35,84 kg/m = 0.3584 kg/cm
Py = 93.36 kg/m = 0.9336 kg/cm
Fx = 2
I
+
()
⁴ 1 . Px .( l )³ 5 . ( 0.0809 ) .
5 . ( qx ) .
2 =
500
2
+
( )
⁴ 1 . 0.3584 .( 500 ) ³
2
6
384 . ( 2 . 10 ) .53.8 48 . 2. 10 . 53.8
6
384 . E . Ly 48 . E . Ly
= 0.039 cm < 0.694 cm
d =
√ 4. Fbr
π
=
√ 4 .(1.25 . 0.0159)
3.14
=
√ 4 .(0.019875)
3.14
= 0.159 cm → 1.59 mm
Maka tulangan batang Tarik yang digunakan d = 8 mm → ∅ 8 mm
4.2 PERENCANAAN BALOK KUDA – KUDA
4.2.1 Perhitungan Pembebanan pada Balok kuda – kuda (Gable)
Penutup atap seng gelombang = 10 kg/m²
Bentang portal (L) = 16 m
Jarak Gording (A) = 1.43 m
Berat sendiri Gording = 7.51 kg/m
Berat sambungan gording = 0.751 kg/m
Jarak antar portal =6m
Profil baja yang digunakan yaitu IWF350x250x8x12
H = 350 mm Wx = 1100 cm3
B = 250 mm Wy = 248 cm3
ts = 12 mm Ix = 18500 cm4
tb = 8mm Iy = 3090 cm4
q = 69.2 kg/m ix = 14,5 cm
A = 88.15 cm2 iy = 5,92 cm
r = 20 mm
Sebelum mendimensi portal Gable, hal terpenting yang pertama adalah
mengidantifikasi beban yang bekerja pada konstruksi , beban tersebut nantinya akan
menentukan ekonomisnya atau tidaknya suatu dimensi portal dimensi pembebanan pada
bagunan Gedung adalah sebagai berikut :
Pembebanan pada balok Gable akibat beban – beban yang dipikul oleh satu gording
dengan jarak antar portal adalah 5 m :
1. Beban mati
a. Pada P1 dan P13
Berat sendiri penutup atap = ( 10 kg/m² x 0.715 m x 5 m)
= 35.75 kg
Berat sendiri Gording = ( 7.51 kg/m x 5 m )
= 37.55 kg
Berat sendiri balok = 0.715 m x 69.2 kg/m
= 49.478 kg
Berat alat penyambung = 10% x 49.478 kg
= 4.9478 kg
Total beban mati pada P1 dan P13 = 127.73 kg
b. Pada P2-P12
Berat sendiri penutup atap = ( 10 kg/m² x 1.43 m x 5 m)
= 71.5 kg
Berat sendiri Gording = ( 7.51 kg/m x 5 m )
= 37.55 kg
Berat sendiri balok = 1.43 m x 69.2 kg/m
= 98.956 kg
Berat alat penyambung = 10% x 98.956 kg
= 9.8956 kg
Total beban mati pada P2-P12 = 217.9 kg
2. Beban hidup
a. Pada P1 dan P13
Beban hidup = 0.5 x 100 kg
= 50 kg
b. Pada P2-P12
Beban hidup = 100 kg
3. Beban angin
Ketentuan :
Koef. Angin tekan ( c ) = (0.02 . α) - 04
= (0.02 . 21) - 04
= 0.02
Koef. Angin hisap (cˈ) = - 0.4
Beban angin = 50 kg / m²
Angin tekan = Wt
Angin hisap = Wh
Jarak antar portal =5m
Jarak gording (A) = 1.43 m
a. Pada P1-P6
Angin tekan (Wt) :
Wt = 0.02 . 50 kg / m² . 1,43m . 5m
= 7.15 kg
Angin tekan arah horizontal
Wt = 7.15 kg . cos 21
= 6.68 kg
Angin tekan arah vertikal
Wt = 7.15 . sin 21
= 2.56 kg
b. Pada P7-P1
Angin hisap (Wh) :
Wh = -0.4 . 50 kg / m² . 1,43m . 5m
= 143 kg
Angin hisap arah horizontal
Wh = 143 . cos 21
= 133.5 kg
Angin tekan arah vertikal
Wh = 143 . sin 21
= 51.25 kg
Angin Pada dinding
Koefisien angin tekan Ctk = 0.9 maka :
Wt = 0.9 . 50 kg / m² . 5 m
= 225 kg/m
Koefisien angin hisap Chs = -0.4 maka:
Wh = -0.4 . 50 kg / m² . 5 m
= -100 kg/m
Kombinasi pembebanan :
Berdasarkan beban – beban diatas maka struktur baja harus mmpu memikul
semua kombinasi pembebanan di bawah ini :
Kombinasi 1
1.4 DL
Kombinasi 2
1.2D + 1.6L
Kombinasi 3
1.2D + 1.6L + 0.8W
Keterangan :
D = Beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
L = Beban hidup yang ditimbukan oleh penggunaan Gedung, termasuk kejut.
Tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti hujan, angin, dll.
La =Beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak.
W =Beban angina
√ √
4
0.5∙ Iy 0.5∙ 1563.46 c m
iy = =¿ ¿ =¿ ¿ 4.96 cm
A 31.81cm ²
iy < iy ijin = 5.92 cm (OK)
Lk
λ=
iy
dengan L panjang batang (panjang balok atau panjang sisi miring) = 8.57 m = 857 cm
dimana Lk jarak antara titik-titik sokong lateral = 143 cm
143 cm
λ= =28.8 maka ω=1.059
4.96 cm
Tabel yang digunakan untuk tabel ‘PPBBI’ hal 12 “Faktor Tekuk untuk baja Fe 360
Syarat berubah bentuk
𝜔 ·σkip ≤ σ
π ²∙ E
π ²∙ E =¿ 3.14²∙ 2000000 kg /cm ²
σkip = =¿ l =210.36 kg/cm ²
λ ( )² (857 cm/4.96 cm) ²
iy
𝜔 ·σkip ≤ σ → 1.059 x 210.36 kg/cm² = 222.77 kg/cm² < σ = 1600 kg/cm²
Jadi, balok IWF 350.250..8.12 aman dan tidak mengalami tegangan KIP.
Cek Tegangan Syarat
Θ ambil = 1 (PPBBI)
N nx Mx
1) ω max ∙ +0.85 ∙ θ ∙ ∙ ≤σ
A nx−1 Wx
N Mx
2) +θ ∙ ≤σ
A Wx
Dimana 𝞴x = Lx/ix di mana Lkx = 8.57 m (di mana Lkx sebagai sendi-sendi Lkx=L)
𝞴x = 857cm/14.5cm = 59
Lihat pada PPBBI hal 12 dengan faktor tekuk baja Fe 360, sehingga didapat
𝜔x = 1.328
𝞴y = Lky/iy
𝞴y = 143cm/4.96cm = 28.83 maka 𝜔y = 1.059
Karena 𝞴x ˃ 𝞴y, maka menekuk terhadap sumbu x dan karena sumbu tekuk = sumbu
lentur maka perlu faktor amplikasi ny (PPBBI hal 37)
σ Ex ∙ A
nx= .
N
Dimana 𝞴x = 59 maka σ Ex =5954kg/ cm²
5954 x 88.15
nx= =1550.69
1.5 x 225.64
Syarat PPBBI
N nx Mx 225.64 1550.69 772555
1) ω max ∙ +0.85 ∙ θ ∙ ∙ ≤ σ = 1.328 + 0.85. 1. .
A nx−1 Wx 88.15 1550.69−1 1100
¿ 600.7 kg /cm ² <σ =1600 kg/cm ² OK
N Mx 225.64 772555
2) +θ ∙ ≤σ = + 1.
A Wx 88.15 1100
= 704.88 kg/cm² < σ = 1600 kg/cm² OK
Jadi, Balok IWF 350.250.8.12 aman digunakan
Kontrol Terhadap Tegangan Lentur yang Terjadi
Mmax
σ= ≤ σ =1600 kg /cm ²
Wx
772555
σ= =702.2kg /cm ²
1100
σ =702.2 kg/ (cm 2) ≤ σ=1600 kg / cm² OK
Jadi, balok aman terhadap tegangan lentur
Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi
D . Sx
τ= dengan D = 5720.1 kg
tb . Ix
D = tegangan geser maksimum pada balok
Tegangan geser yang diijinkan : τ = 0.6 x 1600 kg/cm² = 960 kg/cm²
Sx = 680.98cm³
5720.1 x 680.98 kg
Maka : τ = =263.19 ≤ 1600 kg /cm² OK
0.8 x 18500 c m2
Kontrol Terhadap Lendutan
q = 69.2 kg/m = 0.692 kg/cm
5. q . l 4
fx=
384. E . Ix
fx=5. 0.692 .¿ ¿
fmaks = L/250 = 857cm/250 = 3.428 cm
fx = 0.131 cm ≤ fmakx = 3.428 cm OK
(Balok aman terhadap lendutan)
𝞴c =
1 Lk
x
π rmin
x
√
fy 1 325
= x
E π 1.3
x
2400
2000000 √
= 2. 758