Anda di halaman 1dari 32

ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.

MANDAILING NATAL-SUMUT

ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN

KAB. MANDAILING NATAL-SUMUT

A. MODEL STRUKTUR

Analisis struktur bangunan Gedung Pasar Baru Penyabungan ini dilakukan dengan
berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai kombinasi pembebanan yang meliputi
beban mati dan beban hidup dengan pemodelan struktur 3-D (space frame). Pemodelan
struktur dilakukan dengan Program ETABS V17.0.1 (Extended Three Dimensial Analysis of
Building System) seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Model Struktur Gedung Pasar Baru (Bagian 2)

| Halaman 1
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

B. PERATURAN DAN STANDAR

1. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2019)

2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 1726-2019)

3. Peraturan Beban Minimum untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain
(SNI -1727-2020).

4. Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung ( SNI 1729-2020)

5. SNI Baja tulangan Beton (SNI 2052-2017)

6. Persyaratan Perencanaan Geoteknik (SNI 9640-2017)

C. BAHAN STRUKTUR

1. Beton

Beton Bertulang mempunyai berat jenis sebesar 2400 kg/m3, dengan berikut tabel mutu
beton (f’c) berdasar pada kekuatan tekan umur beton 28 hari.

Elemen Struktur Mutu Beton

Pile Cap K-300 / f’c = 24,9 Mpa

Sloof, Balok dan Pelat K-300 / f’c = 24,9 Mpa

Kolom K-300 / f’c = 24,9 Mpa

Tangga K-300 / f’c = 24,9 Mpa

| Halaman 2
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

2. Tulangan

Mutu Tulangan sesuai SNI-2052-2017 yang digunakan sebagai berikut :

Elemen Mutu Tegangan Leleh

Tulangan Ulir (D) BJTS 420 (Deformed) fy = 420 Mpa

Tulangan Polos (Ø) BJTP 280 (Undeformed) Fy = 280 Mpa

D. DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

1. Data Balok dan Kolom

Dimensi balok yang diinput dalam ETABS ada beberapa macam yaitu :

Data Balok :

1. Balok 40 cm x 60 cm (B1)
2. Balok 25 cm x 40 cm (B2)
3. Balok 25 cm x 50 cm (B3)
4. Sloof 30 cm x 45 cm (S1)
5. Sloof 25 cm x 45 cm (S2)

Data Kolom :

1. Kolom 60 cm x 60 cm (K1)
2. Kolom 30 cm x 60 cm (K3)

| Halaman 3
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Gambar 2. Pemodelan Balok dan Kolom di ETABS

| Halaman 4
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

2. Data Pelat Lantai dan Atap

Untuk pelat lantai dengan tebal 120 mm dan atap dak dengan tebal 100 mm.

Gambar 3. Pemodelan Pelat di ETABS

| Halaman 5
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

E. JENIS BEBAN

1. Beban Mati (Dead Load)

Beban mati tambahan (Dead Load) yang bukan merupakan elemen struktur seperti finishing
lantai, dinding, partisi, dll. Dihitung berdasarkan berat satuan (specific gravity) menurut Tata
Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung sebagai berikut :

No. Konstruksi Berat Satuan


1 Beton bertulang 24.00 kN/m³
2 Beton 22.00 kN/m³
3 Dinding pasangan ½ bata 2.50 kN/m²
4 Curtain wall kaca + rangka 0.60 kN/m²
5 Cladding metal sheet + rangka 0.20 kN/m²
6 Pasangan batu kali 22.00 kN/m³
7 Finishing lantai (tegel) 22.00 kN/m³
8 Marmer, granit per cm tebal 0.24 kN/m²
9 Langit-langit + penggantung 0.20 kN/m²
10 Mortar 22.00 kN/m³
11 Tanah, pasir 17.00 kN/m³
12 Air 10 kN/m³
13 Kayu 9.00 kN/m³
14 Baja 78.50 kN/m³
15 Aspal 14.00 kN/m³
16 Instalasi plumbing (ME) 0.25 kN/m²

Berat sendiri plat lantai dihitung otomatis dalam program ETABS karena merupakan elemen
struktur. Sehingga yang diinput adalah beban mati tambahan sebagai berikut :

a. Beban mati pada balok


- Beban dinding pasangan bata ½ batu = 250 kg/m2
Sehingga beban mati merata tiap 1m’ dinding yaitu
- tinggi dinding lantai =4 mtr * 250 kg/m2 = 1000 kg/m’

c. Beban Tangki Air pada Lantai Atap =3T

| Halaman 6
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

2. Beban Hidup (Live Load)

Beban hidup (Live Load) yang bekerja pada lantai bangunan tergantung dari fungsi ruang
yang digunakan. Besarnya beban hidup lantai bangunan menurut Tata Cara Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-2019), adalah sebagai berikut :

No. Lantai Bangunan Beban Hidup Satuan


1 Ruang kantor 2.40 kN/m²
2 Hall, coridor, balcony 4.79 kN/m²
3 Toko Eceran 4.79 kN/m²
4 Toko Grosir 6.00 kN/m²
4 Tangga dan bordes 4.79 kN/m²
5 Atap bangunan 0.96 kN/m²
6. Parkir paling bawah 11.97 kN/m²
7. Parkir di atasnya 1.92 kN/m²
8. Ramp Parkir 1.92 kN/m²

Beban hidup pada lantai diinput ke ETABS sebagai shell/area load (uniform) yang
didistribusikan secara otomatis ke balok lantai sebagai frame/line load.

3.Beban Gempa (Earthquake)


Dalam perencanaan suatu struktur bangunan (gedung, jembatan, dermaga, dan
sebagainya) beban gempa merupakan salah satu parameter beban yang paling menentukan.
Secara nyata hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerusakan dan kegagalan bangunan yang
disebabkan bencana gempa bumi. Banyaknya korban yang berjatuhan juga ikut mendorong
para ahli untuk lebih memperhatikan efek gempa dalam perencanaan.

Untuk merencanakan bangunan tahan gempa yang baik beberapa institusi telah
membuat pedoman dalam merencanakan beban gempa. Di Indonesia, pedoman yang wajib
digunakan saat ini untuk perencanaan beban gempa adalah SNI 03-1726-2019 yang
merupakan pengganti dari SNI 03-1726-2012. SNI ini mengacu pada code ASCE 7-16,
FEMA P750/2009, dan IBC . Oleh karena itu wajar jika ditemukan banyak kesamaan isi SNI
ini dengan ketiga code di atas.

| Halaman 7
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

4.Beban Angin berdasarkan SNI 03-1727-2013

Beban Angin yang digunakan dalam desain Sistem penahan Beban Angin Utama
(SPBAU) harus didesain dengan beban angin desain minimum untuk bangunan gedung
tertutup atau tertutup sebagian tidak boleh kecil dari 16 lb/ft2 (0.77 kN/m2) dikalikan dengan
luas dinding bangunan gedung dan 8 lb/ft2 (0.38 kN/m2) dikalikan dengan luas atap
bangunan gedung yang terproyeksi pada bidang vertikal tegak lurus terhadap angin yang
diasumsikan.

Persyaratan umum penggunaan menentukan parameter dasar untuk penentuan beban


angin yaitu :

a. Kecepatan angin dasar


Kecepatan angin dasar (V), yang digunakan dalam menentukan beban angin desain di
bangunan gedung dan struktur lain harus ditentukan dari instansi yang berwenang,
sesuai dengan kategori risiko bangunan gedung dan struktur.
b. Faktor arah angin
Pengaruh angin dalam menentukan beban angin harus didasarkan pada analisis untuk
kecepatan angin.

| Halaman 8
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

c. Eksposur
Untuk setiap arah angin yang diperhitungkan, eksposur lawan angin didasarkan pada
kekasaran permukaan tanah yang ditentukan dari topografi alam, vegetasi, dan
fasilitas dibangun.
d. Faktor Topografi
Efek peningkatan kecepatan angin harus dimasukkan dalam perhitungan beban angin
desain. Jika kondisi situs dan lokasi gedung dan struktur bangunan lain tidak
memenuhi semua kondisi yang disyaratkan kama, Kzt = 1,0.
e. Efek Tiupan angin
Factor efek tiupan angin (G), untuk suatu bangunan gedung dan struktur lain yang
kaku boleh diambil sebesar 0,85.
f. Koefisien Tekanan Internal
Nilai koefisien tekanan internal ditentukan berdasarkan pada klasifikasi ketertutupan
gedung.

g. Beban Angin

| Halaman 9
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

F. METODE ANALISIS STRUKTUR TERHADAP GEMPA SNI 03-1726-2019


A. Metode Gaya Lateral Ekivalen
1. Menetapkan kategori risiko bangunan

Kategori risiko bangunan berkaitan dengan tingkat risiko yang diperbolehkan pada
bangunan yang direncanakan sesuai peruntukannya. Penentuannya dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini :

2. Menentukan faktor keutamaan gempa, Ie


Nilai Ie didapat berdasarkan kategori risiko bangunan seperti pada Tabel dibawah ini:

| Halaman 10
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

3.Menentukan parameter percepatan gempa terpetakan

Parameter percepatan gempa yang digunakan adalah percepatan batuan dasar pada
perioda pendek (Ss) pada 0.2 detik dan percepatan batuan dasar pada perioda 1
detik (S1) dengan probabilitas terlampaui 2% dalam 50 tahun (gempa 2500 tahun).
Penggunaan percepatan 0.2 detik dan 1 detik dikarenakan pada interval 0,2 detik sampai
1 detik mengandung energi gempa terbesar. Nilai kedua parameter ini didapat dari
Gambar 5 dan Gambar 6 di bawah ini :

Gambar 5.Peta Untuk Ss (SNI Gambar 15)

Gambar 6.Peta Untuk S1 (SNI Gambar 16)

| Halaman 11
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Catatan :
Selain dengan peta gempa di atas, penentuan parameter percepatan gempa dapat dilakukan
melalui program Desain Spektra Indonesia di situs :
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2019

| Halaman 12
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

| Halaman 13
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Gambar 7. Respon Spektrum Desain

| Halaman 14
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Dengan diperoleh Spektral Percepatan (g) untuk Tanah Sedang (warna kuning) maka bisa kita input
nilai T dengan SA ke dalam ETABS. Sehingga diperoleh Spectrum Response Design sebagai berikut :

Gambar 8. Respon Spektrum Function Definition ETABS

| Halaman 15
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

G. KOMBINASI PEMBEBANAN

Semua komponen struktur dirancang memiliki kekuatan minimal sebesar kekuatan yang dihitung
berdasarkan kombinasi beban sesuai dengan SNI 03-1727-2019 sebagai berikut :

Keterangan :

- D = beban mati (Dead load) -𝐸ℎ = Pengaruh Beban Gempa Horizontal

- L = beban hidup (Live load) -𝐸𝑣 = Pengaruh Beban Gempa Vertikal

- EQx = beban Gempa arah X -RSx = spectrum response arah X

- EQy = beban Gempa arah Y - RSy = spectrum response arah Y

- ρ = Faktor redundansi (dipakai ρ = 1,3)

- SDS = Parameter percepatan spektrum respons desain pada periode pendek

| Halaman 16
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Dengan pengaruh Gempa, E sesuai SNI 1726-2019 ditentukan oleh Persamaan :

1). Untuk penggunaan dalam kombinasi 3 s.d 10 atau 19 s.d 26, E harus ditentukan sesuai persamaan :

E = 𝐸ℎ + 𝐸𝑣

2). Untuk penggunaan dalam kombinasi 11 s.d 18 atau 27 s.d 34, E harus ditentukan sesuai persamaan :

E = 𝐸ℎ - 𝐸𝑣

G.1. Pengaruh beban seismik horizontal

Pengaruh beban seismik horizontal, 𝐸ℎ harus sesuai dengan persamaan pada SNI 1726-2019 Pasal 7.4.2.1
yaitu :

𝐸ℎ = ρ𝑄𝐸

Keterangan :

𝑄𝐸 = pengaruh gaya seismic horizontal dari V atau Fp.

ρ = Faktor redundansi (sesuai pasal 7.3.4)

G.2. Pengaruh beban seismic vertikal

Pengaruh beban seismik vertikal, 𝐸𝑣 harus sesuai dengan persamaan pada SNI 1726-2019 Pasal 7.4.2.1
yaitu :

𝐸𝑣 = 0,2𝑆𝐷𝑆 D

Keterangan :

𝑆𝐷𝑆 = Parameter percepatan respons spectral desain pada periode pendek

D = Pengaruh Beban mati

| Halaman 17
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

H. ANALISIS
1. Parameter Perencanaan Konstruksi Beton
Sebelum dilakukan analisis struktur, perlu dilakukan penyesuaian parameter
perencanaan konstruksi beton menurut code saat ini. Peraturan yang digunakan adalah
SNI 03-2847-2019 yang mengadopsi ACI 318-14. Perbedaan yang harus di sesuaikan
adalah faktor reduksi untuk SNI Beton Indonesia. Perbedaan faktor reduksi tersebut
karna masih lemahnya tingkat pengawasan kerja dan mutu untuk proyek konstruksi di
Indonesia.

- Reduksi lentur (bending-Tension) = 0,90


- Reduksi geser (shear) = 0,75

Gambar 9 . Design concrete frame ETABS

| Halaman 18
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

2.Efektivitas Penampang

Pada Struktur beton pengaruh keretakan beton harus diperhitungkan terhadap kekakuannya. Maka, momen
inersia penampang unsur struktur dapat ditentukan sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan
persentase efektifitas penampang berdasarkan SNI Beton 2847-2019 pasal 6.6.3.1.1 sebagai berikut ini :

 Balok = 0,35 Ig
 Kolom = 0,70 Ig
 Pelat Datar = 0,25 Ig

Nilai persentase efektifitas penampang tersebut diinput ke ETABS.

| Halaman 19
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

I .HASIL ANALISIS
1.Perencanaan Balok (Concrete frame design ETABS)
Berikut ini adalah hasil desain tulangan longitudinal maupun tulangan geser diperoleh
data dari concrete frame desain ETABS, diambil contoh perhitungan desain balok B1
ukuran 400 x 600 mm , dan untuk perhitungan desain balok lainnya kami tabelkan.

1. Daerah Tumpuan
Dari ETABS diperoleh data luas tulangan untuk elemen tersebut :

a) Tulangan Longitudinal

-Tulangan Perlu bagian atas A=1676 mm2, Digunakan besi D16,A =200,96 mm2,
Maka jumlah besi n = 1676 mm2/200,96 mm2 = 9 D16.

-Tulangan Perlu bagian bawah A=818 mm2,Digunakan besi D16,A=200,96 mm2


Maka jumlah besi n = 818 mm2 /200,96 mm2 = 5 D16.

b). Tulangan Geser

- Av/s Perlu = 1,010 mm2/mm,

Digunakan tulangan D10 mm, maka luas sengkang =2*0.25*3,14* (10^2) =157 mm2

Jarak sengkang yang diperlukan = 157/1,010 => dipakai jarak 100 mm.

| Halaman 20
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

2.Perencanaan Kolom

Berikut ini adalah hasil desain tulangan longitudinal maupun tulangan geser pada kolom
diperoleh data dari concrete frame design ETABS, diambil contoh perhitungan desain kolom
K1 dengan dimensi 600 x 600 mm sebagai berikut :

a).Tulangan Longitudinal

-Tulangan Perlu A = 5971 mm2, digunakan besi D22, A =380,132 mm2,

Maka jumlah besi n = 5971 mm2/380,132mm2 => Pakai 16 D22.

b). Tulangan Geser

- Av/s Perlu = 1,185 mm2/mm,

Digunakan tulangan D10mm, maka luas sengkang=2*0.25*3.14*(10^2)=157 mm2

Jarak sengkang yang diperlukan = 157/1,185 => dipakai jarak 100 mm.

| Halaman 21
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

1).Berikut ini Hasil Pembesian Tulangan Balok dan Kolom Gedung Kios (Grid A-H):

Tabel . Summary Pembesian Struktur Balok (B)

Tulangan Longitudinal Tulangan Geser


Struktur Tumpuan Lapangan
Tumpuan Lapangan
Atas Bawah Atas Bawah
Balok B1
9D16 5D16 5D16 9D16 D10-100 Ø10-150
uk.40x60cm
Balok B2
4D16 3D16 3D16 4D16 D10-100 D10-150
uk.25x40cm
Balok B3
4D16 3D16 3D16 4D16 D10-100 D10-150
uk.25x50cm
Sloof S1
8D16 4D16 4D16 8D16 D10-100 D10-150
uk. 30x45cm
Sloof S2 uk.
3D16 3D16 3D16 3D16 D10-150 D10-150
25x45cm

-Desain Tulangan Pinggang

Desain Balok yang relative tinggi (lebih dari 400 mm) membuat resiko retak pada bagian
badan semakin besar. Maka harus diberi tulangan pinggang dengan jarak antar tulangan
maksimal d/6 atau 300mm. untuk Balok diatas ini gunakan tulangan pinggang 1 buah pada
masing-masing sisi.

Tabel . Summary Pembesian Struktur Kolom (K)

Tulangan Tulangan Geser


Struktur
Longitudinal Tumpuan Lapangan
Kolom K1
16D22 D10-100 D10-150
uk.60x60cm
Kolom K3
14D16 D10-100 D10-150
uk.30x60cm

| Halaman 22
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

3.Perencanaan Pelat

Berikut ini adalah perhitungan penulangan pelat lantai sebagai berikut :

| Halaman 23
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Diperoleh Penulangan Pelat sesuai tabel berikut :

Tulangan
Pelat
Tumpuan Lapangan

Lx D10 - 200 D10 - 200


Lantai
Ly D10 - 200 D10 - 200

| Halaman 24
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

4.Perencanaan Kuda-Kuda Baja

Adapun Kriteria Bahan yang digunakan terlampir di bawah ini :

a. Bahan dan Spesifikasi

Dalam perencanaan struktur baja dipakai spesifikasi sebagai berikut :

Bahan dan Spesifikasi

Kuat tarik baja (Steel tensile strength) Fy = 240 Mpa

Kuat putus baja (Steel ultimite strength) Fy = 370 Mpa

Modulus elastis baja (Steel elastic modulus) E = 200000 Mpa

Angka poison (Poison ratio) V = 0,25

Modulus geser (Shear modulus) G = 80 Mpa

b. Baut dan Angkur (Bolt and Anchor)

Sambungan struktur menggunakan baut dan angkur mutu ASTM A-325 dengan
fy = 585 Mpa dan Fu = 825 Mpa.

c. Sambungan Las (Weld)

Untuk beberapa sambungan ada yang menggunakan las mutu E-70xxx dengan
Fyw = 483 Mpa.

| Halaman 25
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Selanjutnya dilakukan Pemodelan Struktur dengan program ETABS terlihat pada gambar di
bawah ini :

Gambar 10. Pemodelan dan Pembebanan Kuda-Kuda dengan WF 200.100.5,5.8

| Halaman 26
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Dilakukan Hasil Analisis dengan ETABS didapat bahwa struktur atas mampu menahan
Beban yang ada, baik beban hidup, mati, gempa maupun angin. Setelah dilakukan check
stability diperoleh seperti gambar dibawah ini :

Gambar 11. Stress Ratio of Frame

Nilai Stress Ratio of frame < 1 maka frame tersebut “Aman” terhadap beban yang bekerja.

Dari Hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa Struktur Kuda-Kuda Bangunan ini dalam
Kategori “Aman” Terhadap Beban-beban yang Bekerja meliputi Beban Mati (Dead Load),
Beban Hidup (Live Load), Beban Angin (Wind Load), dan Beban Gempa (Earthquake Load).

| Halaman 27
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

5.Perencanaan Pondasi

Berdasarkan perhitungan Output analisa struktur dengan metode ETABS dengan


mengambil Axial Load yaitu = 184,621 Ton (posisi di Grid K-2). Dan dari hasil Soil
Investigation BH-01 yang diberikan diperoleh tanah keras pada kedalaman 4 meter dengan
Borepile diameter 60 cm dengan daya dukung tanah 33,60 Ton. Maka diperoleh jumlah tiang
pancang yaitu 184,6217 T / 85,93 T sebanyak 6 buah borepile diameter 60 cm.

Gambar 12. Hasil analisis besarnya Reaksi perletakan dan gaya dalam

6. Kinerja Struktur Gedung

 Kinerja Batas Ultimited

Penentuan simpangan antar tingkat desain (∆) harus dihitung sebagai perbedaan
simpangan pada pusat massa di atas dan di bawah tingkat yang di tinjau. Apabila pusat massa
tidak segaris dalam arah vertikal, diizinkan untuk menghitung simpangan di dasar tingkat
berdasarkan proyeksi vertikal dari pusat massa tingkat di atasnya. Simpangan antar tingkat
desain (∆) dihitung sebagai selisih terbesar dari defleksi titik-titik di atas dan di bawah tingkat
yang ditinjau. Defleksi pusat massa pada tingkat x (ẟx)(mm) harus ditentukan berdasarkan
persamaan berikut ini :

| Halaman 28
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Gambar 13. Penentuan Simpangan Antar Lantai (sumber: SNI 1726:2012)

| Halaman 29
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

Gambar 14. Output analisis besarnya story drifts lantai akibat beban gempa statik arah X dan Y

Dari data di atas dilakukan perhitungan Kontrol story drifts sebagai berikut :

Lantai Tinggi Story Drift ijin (∆a) X-Dir Perpindahan Cd Ie Story Drift Syarat ∆ ≤ ∆a
(mm) (mm) (mm) (mm) (∆)

Atap 15000 80 16,405 1,209 5,5 1 6,65 Oke


4 12000 80 15,196 3,939 5,5 1 21,67 Oke
3 8000 80 11,257 6,096 5,5 1 33,53 Oke
2 4000 80 5,161 5,161 5,5 1 28,41 Oke

Lantai Tinggi Story Drift ijin (∆a) Y-Dir Perpindahan Cd Ie Story Drift Syarat ∆ ≤ ∆a
(mm) (mm) (mm) (mm) (∆)

Atap 15000 80 14,958 0,7 5,5 1 3,85 Oke


4 12000 80 14,258 3,814 5,5 1 20,98 Oke
3 8000 80 10,444 5,874 5,5 1 32,31 Oke
2 4000 80 4,57 4,57 5,5 1 25,14 Oke

Berdasarkan tabel di atas story drift hasil hitungan masih di bawah story drift ijin sehingga
struktur portal masih aman terhadap simpangan antar lantai.

| Halaman 30
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

J.KESIMPULAN

a. Dalam perencanaan dan perhitungan struktur tahan gempa sesuai dengan peraturan
perencanaan struktur tahan gempa SNI 03-1726-2019, seluruh elemen pada gedung dapat
dibentuk menjadi suatu kesatuan sistem struktur. Pelat Lantai berfungsi untuk menahan beban
gravitasi dan menyalurkan ke balok, sementara kolom berfungsi untuk menahan beban lateral
seperti gempa.

b. Dalam perencanaan struktur gedung pasar Baru-Penyabungan ini khususnya Gedung


bertingkat, terdapat beberapa hal yang harus dikontrol untuk mendapatkan hasil analisis yang
akurat, antara lain pembatasan waktu getar fundamental struktur, control partisipasi massa
dan control nilai akhir respons spectrum.

c. Sangat penting untuk memperhitungkan pengaruh gempa pada suatu perencanaan


bangunan gedung dan mengaplikasikan pada daerah yang rawan gempa dengan code atau
peraturan Gempa sesuai Lokasi Bangunan tersebut.

d. Sesuai Hasil Analisa desain bangunan ini terhadap beban gempa sesuai SNI-1726-2019
diperoleh bahwa kinerja struktur Aman terhadap simpangan antar lantai nya.

e. Untuk pondasi menggunakan diameter 60 cm dengan kedalaman 4 meter.

| Halaman 31
ANALISA STRUKTUR GEDUNG PASAR BARU PENYABUNGAN Kab.MANDAILING NATAL-SUMUT

DAFTAR REFERENSI

- Badan Standardisasi Nasional 2020, Beban Desain Minimum dan Kriteria terkait untuk Bangunan
Gedung dan Struktur Lain , SNI 03-1727-2020. Jakarta: BSN.

- Badan Standardisasi Nasional 2019, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726-2019. Bandung: BSN.

- Badan Standardisasi Nasional 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 03-1726-2012. Bandung: BSN.

- Badan Standardisasi Nasional 2019, Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain, SNI 03-1727-2013. Bandung: BSN.

- Badan Standardisasi Nasional 2013, Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain, SNI 03-1727-2013. Bandung: BSN.

- Chu-Kia Wang, and Charles G. Salmon 1994. Desain Beton Bertulang. Edisi Keempat. Jakarta
Erlangga.

- Computer and Structures, Inc. (2001) “ETABS Manual : Integreted Building Design Software”,
California, Bekerley.

- Kiyosi Muto 1993. Analisis Perencanaan Gedung Tahan Gempa, Erlangga, Jakarta.

| Halaman 32

Anda mungkin juga menyukai