BAB II
LANDASAN TEORI
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah,
atau agregat-agregat lain dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
dari semen dan air membentuk suatu massa irip batuan. Terkadang, satu atau lebih
yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai
berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul
gaya-gaya. Beton bertulang terbuat dari gabungan antara beton dan tulangan baja.
Oleh karena itu, beton bertulang memiliki sifat yang sama seperti bahan-bahan
penyusunnya yaitu sangat kuat terhadap beban tekan dan beban tarik.
Sifat utama dari beton, yaitu sangat kuat terhadap beban tekan, tetapi juga
bersifat getas/mudah patah atau rusak terhadap beban Tarik. Dalam perhitungan
struktur, kuat tarik beton ini biasanya diabaikan. Sedangkan sifat utama besi
Dari sifat utama tersebut, maka jika kedua bahan (beton dan besi tulangan)
yang disebut beton bertulang. Beton bertulang ini mempunyai sifat sesuai dengan
sifat bahan penyusunnya, yaitu sangat kuat terhadap beban tarik maupun beban
tekan. Beban tarik pada beton bertulang ditahan oleh tulangan, sedangkan beban
e. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau
pasangan batu.
baik.
g. Menyerap/Mengistolir suara.
bahaya korosi maka di sebelah tulangan luar harus diberi selimut beton. Untuk
beton bertulang, tebal selimut beton minimum yang harus disediakan untuk
- Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau ulir D16 dan
tanah :
Balok, kolom :
- Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau ulir D16 dan
beban normal, geser, dan torsi harus diambil sebagai hasil kali kuat nominal yang
dihitung dengan suatu faktor reduksi kekuatan . Sesuai dengan SNI 2847:2013
pasal 9.3.2.
sebagai berikut:
(SNI 1727:2013).
1.3.53.1987)
mempu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus
yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Adapun pembeban yang dihitung
Beban mati ialah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu.
3
Material Gedung Berat (kg/m )
Baja 7850
Beton 2200
diayak) 1650
lembab ) 1700
- Dari semen 21
cm tebal 14
Berlubang :
Tanpa Lubang :
dari :
m2 bidang atap
bidang atap
gordeng
Beban hidup ialah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung itu,
Khusus pada atap ke dalam beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari
air hujan, baik akibat genangan maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik)
butiran air.
Koridor :
sama seperti
pelayanan
hunian kecuali
disebutkan lain
60 (2,87)de
Helipad tidak boleh e,f,g
direduksi
Rumah sakit :
Perpustakaan :
Pabrik :
Gedung perkantoran :
Lembaga hukum :
Tempat rekreasi :
Rumah tinggal :
Atap :
Sama seperti
Atap yang digunakan untuk tujuan lain
hunian dilayani
Sekolah :
Toko
Sumber: Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain
SNI-1727-2013
Struktur yang ada pada lintasan angin akan menyebabkan angin berbelok
atau dapat berhenti. Sebagai akibatnya, energi kinetik angin akan berubah bentuk
menjadi energi potensial yang berupa tekanan atau isapan pada struktur. Besar
tekanan atau isapan yang diakibatkan oleh angin pada suatu titik bergantung pada
kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang ditinjau pada struktur, perilaku
Salah satu faktor yang mempengaruhi besar gaya yang ada pada saat
udara bergerak disekitar benda adalah kecepatan angin. Kecepatan angin rencana
sekitar 60 mph (96 km/jam) sampai sekitar 100 mph (161 km/jam) dan didaerah
pantai sekitar 120 mph (193 km/jam). Kecepatan rencana biasanya didasarkan atas
periode 50 tahun. Karena kecepatan angin akan semakin tinggi dengan ketinggian
di atas tanah, maka tinggi kecepatan rencana juga demikian. Selain itu perlu juga
yang lebih rumit juga memasukkan embusan yang merupakan fungsi dari ukuran
dan tinggi struktur, kekasaran permukaan, dan benda-benda lain disekitar struktur.
Peraturan bangunan lokal harus diperhatikan untuk menentukan beban angin atau
kecepatan rencana.
- tekanann tiup di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai harus
mengakibatkan tekanan tiup yang lebih besar, tekanan tiup angin (p)
v2
p (kg / m 2 )
16 …………………………………………..........(2.3.1)
a. Dinding vertikal
Gempa bumi adalah fenomena getaran yang dikaitkan dengan kejutan pada
kerak bumi. Beban kejut ini dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi salah satu
permukaan kerak bumi. Lokasi gesekan ini terjadi disebut fault zones. Kejutan
Pada saat bangunan bergetar, timbul gaya-gaya pada struktur bangunan karena
gerakan. Gaya yang timbul ini disebut inersia. Besar gaya-gaya tersebut
bergantung pada banyak faktor. Massa bangunan merupakan faktor yang paling
utama karena gaya tersebut melibatkan inersia. Faktor lain adalah bagaimana
adanya mekanisme redaman pada bangunan, dan tentu saja perilaku dan besar
getaran itu sendiri. Yang terakhir ini sulit ditentukan secara tepat karena sifatnya
Massa dan kekakuan struktur, juga periode alami getaran yag berkaitan
terhadap gerakan dan besar serta perilaku gaya-gaya yang timbul sebagai akibat
terlibat dapat ditinjau terlebih dahulu bagaimana suatu struktur kaku memberikan
akan memiliki grafik spektrum respons masing-masing, tidak hanya terbatas pada
6 Wilayah Gempa seperti sebelumnya. Dibawah ini adalah peta zona gempa di
sama, namun zonasi gempanya sudah lebih detail (halus) dibandingkan peraturan
seperti sebelumnya.
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Terkait dengan kategori risiko adalah factor keutamaan gempa. Faktor ini
Kategori Faktor
Jenis Pemanfaatan Risiko Keutamaan
Gempa
Gedung dan Non Gedung yang memiliki risiko
rendah terhadap Jiwa manusia pada saat terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan I 1,00
perikanan
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang
termasuk kategori risiko I, III, IV, termasuk, tapi
tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
II 1,00
- Gedung perkantoran
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mall
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan Non Gedung yang memiliki risiko
tinggi terhadap Jiwa manusia pada saat terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
beberapa kelas situs. Klasifikasi kelas situs dilakukan berdasarkan pada hasil
dari respon spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah
bila S1 ≤ 0,04 g dan S s ≤ 0,15 g, maka struktur bangunan dimasukan kategori kelas
seismik A.
terpetakan untuk perioda 1,0 detik (S1) didapatkan dari SNI-1726-2012 pada Pasal
14 atau bisa didapatkan dari hasil tabel grafik spectrum respons gempa untuk Kota
Keterangan:
Ta = Ct .H x …………….……………………..…………..…….... (2.3.11)
Keterangan:
x
Table 2.8 Koefisien Situs , Ct dan
………….……………………..…………..…………….. (2.3.12)
( )
Keterangan:
pendek
melebihi:
( ) ………….………………….…………..…….... (2.3.13)
( )
Geser dasar seismik (V), dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan
V = Cs . W………….……………………..…………..……….... (2.3.15)
Dimana:
a. Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T 0 dan lebih kecil dari
Sds.
b. Untuk periode lebih besar dari Ts, spektrum respons percepatan desain
………….……………………..…………..………...... (2.3.16)
( )………….………..………..……….... (2.3.17)
………….……………………..…………….…..... (2.3.18)
………….……………………..…………..…...…….... (2.3.19)
Keterangan:
5. Beban Konstruksi
Unsur struktur umumnya dirancang untuk beban mati dan beban hidup,
akan tetapi unsur tersebut dapat dibebani oleh beban yang jauh lebih besar dari
beban rencana ketika bangunan didirikan. Beban ini dinamakan beban konstruksi
harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh
1. Kuat Perlu
Kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama
dengan
Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan juga
beban atap A atau beban hujan R, paling tidak harus sama dengan
yaitu:
hidup L yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling
berbahaya, dan
diambil sebagai:
gedung.
untuk metoda ultimit dan kombinasi beban untuk metode tegangan ijin pada SNI-
COMB 1 1,4D
COMB 1 8 D
COMB 2 9 D+L
Keterangan :
R : Beban Hujan
Proses disain elemen struktur dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
desain. Tipe struktur dipilih dari berbagai alternatif yang memungkinkan. Tata
letak struktur, geometri atau bentuk bangunan, jarak antar kolom, tinggi lantai dan
material bangunan ditetapkan secara baik dalam tahap ini. (2) Desain terinci,
Struktur harus mampu memikul beban rancang secara aman tanpa kelebihan
tegangan pada material dan mempunyai deformasi yang masih dalam daerah yang
di izinkan. Kemampuan suatu struktur untuk memikul beban tanpa ada kelebihan
struktur. Dengan memilih ukuran serta bentuk elemen dan bahan yang digunakan,
taraf tegangan pada strukrur dapat ditentukan pada taraf yang dipandang masih
dapat diterima secara aman, dan sedemikian hingga kelebihan tegangan pada
melakukan analisis maupun desain elemen struktur perlu ditetapkan kriteria yang
tersebut dapat diterima untuk penggunaan yang diinginkan atau untuk maksud
menyatu menjadi satu kesatuan struktur bangunan Gedung yang utuh. Pada
Pelat beton bertulang adalah struktur tipis yang dibuat dari beton
bertulang dengan bidang yang arahnya horizontal, beban yang bekerja tegak lurus
pada bidang struktur tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil
bertulang ini sangat kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan
gedung, pelat ini berfungsi sebagai diafragma / unsur pengaku horizontal yang
dibedakan menjadi :
Pelat satu arah adalah pelat dengan tulangan pokok satu arah yang akan
dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berjumpa momen
Dalam SNI 2847:2013 pasal 9.5 Bila lendutan harus dihitung, maka
lendutan yang terjadi seketika sesuadah bekerjanya beban harus dihitung dengan
Table 2.11 Tebal minimum balok nonprategang atau pelat satu arah bila lendutan
tidak dihitung
Tebal minimum, h
Tertumpu Satu ujung Kedua ujung Kantilever
sederhana menerus menerus
Komponen
Komponen struktur tidak menumpu atau tidak dihubungkan
struktur
dengan partisi atau konstruksi lainnya yang mungkin rusak
oleh lendutan yang besar
Pelat masif
l/20 l/24 l/28 l/10
satu-arah
Balok atau
pelat rusuk l/16 2/18,5 l/21 l/8
satu-arah
CATATAN :
dengan beton normal dan tulangan tulangan Mutu 420 MPa. Untuk kondisi lain,
(a) Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis (equilibrium density), Wc,
di antara 1440 sampai 1840 kg/m3, nilai tadi harus dikalikan dengan
(b) Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
Ketentuan Pasal 13 SNI 2847:2013 berlaku untuk Pelat dua arah dengan
tulangan pokok dua arah yang akan dijumpai jika pelat beton menahan beban
bagian slab pada setiap sisi balok yang membentang dengan jarak yang sama
dengan proyeksi balok di atas atau di bawah slab tersebut, yang mana yang lebih
besar, tetapi tidak lebih besar dari empat kali tebal slab.
Luas tulangan slab dalam masing-masing arah untuk sistem slab dua arah
harus ditentukan dari momen-momen pada penampang kritis, tetapi tidak boleh
Pelat lantai yang dirancang adalah pelat lantai dua arah yang didukung
dari grafik dan hitungan beton bertulang berdasarkan SNI – 2847 – 2013.
Syarat tebal pelat minimum menurut SNI – 2847 – 2013 adalah sebagai
berikut :
1. Untuk m< 0,2 ketebalan pelat minimum adalah sebagai berikut ini:
1. Untuk 0,2 < m< 2,0 ketebalan pelat minimum harus memenuhi
fy
n 0,8
1400
h= …………………………………….. (2.4.1)
36 5. . m 0,2
fy
n 0,8
1400
h= ………………………………………… (2.4.2)
36 9.
dengan:
dengan lebar yang dibatasi secara lateral oleh garis sumbu tengah
dari panel-panel yang bersebelahan (bila ada) pada tiap sisi balok.
panel.
dua arah, diukur dari muka ke muka tumpuan pada pelat tanpa
balok dan muka ke muka balok atau tumpuan lain pada kasus
lainnya.
4. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio
Ecb .lb
5. …………………………………………………. (2.4.3)
Ecp .l p
dengan:
qD = beban mati
qL = beban hidup
Untuk menentukan tinggi efektif pelat ditinjau dari dua arah yaitu :
D. Mencari Momen
Mencari momen yang bekerja pada arah x dan y, dengan menggunakan tabel
Gambar 2.5 Momen didalam pelat yang menumpu pada keempat tepinya
akibat beban terbagi rata
Sumber Ali Asroni (2010:267)
Mn Mu
k= = ……………………………………….…. (2.4.7)
b .d 2
.b.d 2
= Faktor reduksi
(Kmaks). Nilai Kmaks bergantung mutu beton (f’c) serta mutu baja tulangan (fy).
F. Penulangan Pelat
Dipilih luas tulangan pokok dengan memilih nilai yang besar berikut :
1, 4
Jika f ' c 31,36MPa , maka As ,u .b.d ………………….…. (2.4.10)
fy
f 'c
Jika f ' c 31,36MPa , maka As ,u .b.d …………..….…. (2.4.11)
4 fy
1
. .D 2 .b
s 4 , s ≤ 450 mm………………..………………….…. (2.4.12)
As ,u
s ≤ 2.h……………………………………………………………. (2.4.13)
1
. .D 2 .b
s 4 …………………………...………………………. (2.4.19)
As ,u
Pengecekan Tulangan :
1
. .D 2 .s
As ,tul 4 mm²…………………………...…………...…. (2.4.21)
s
Keterangan:
As,tul
= Luas tulangan pakai (mm2)
2.4.2 Balok
1. Penampang balanced. Tulangan tarik mulai leleh tepat pada saat beton
mencapai regangan batasnya dan akan hancur karena tekan. Pada awal
fy
regangan lelehnya, yaitu y .
Ec
leleh pada tulangan baja. Tulangan baja ini terus bertambah panjang
demikian dapat terjadi apabila tulangan tarik yang dipakai pada balok
2013.
bertulangan sebelah atau balok dengan tulangan saja. Untuk keperluan hitungan
balok persegi panjang dengan tulangan tunggal, berikut ini dilukiskan bentuk
penampang balok yang dilengkapi dengan distribusi regangan dan tegangan beton
a = β1.c............................................................................. (2.4.27)
c : jarak antara garis netral dan tepi serat beton tekan, mm.
ds : jarak antara titik berat tulangan tarik dan tepi serat beton tarik,
mm.
f’c : tegangan tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari, MPa.
fs s .E s ……………………………..……………........... (2.4.28)
tetapi β1 = 0,65
(c d s ' )
s ' . cu ………………........………..…….. (2.4.29)
c
fy fy
y
E s 200000 …………………….....……..…..……. (2.4.30)
Jika balok menahan momen lentur cukup besar, maka pada serat-serat
balok bagian atas akan mengalami tegangan tekan dan pada serat-serat balok
bagian bawah mengalami tegangan tarik. Untuk serat-serat balok bagian atas yang
mengalami tegangan tekan, tegangan ini akan ditahan oleh beton, sedangkan
untuk serat-serat balok yang mengalami tegangan tarik akan ditahan oleh baja
tulangan, kerena kuat tarik beton diabaikan.( Pasal 10.2.6. SNI 2847 -2013 ).
menahan beban tekan, maka dimanfaatkan kuat tekan beton jangan sampai
melebihi batas runtuh pada regangan tekan beton maksimal ( cu ' ) = 0,003.
Sedangkan untuk baja tulangan tarik yang tertanam di dalam beton, dapat
perkalian antara luas baja tulangan dan tegangan lelehnya, yaitu sebagai
berikut :
Ts As . fy ………………………………....…...………………… (2.4.32)
Karena balok dalam keadaan seimbang, maka gaya tekan beton akan
sama dengan gaya tarik baja tulangan, diperoleh luas tulangan balok (A s)
sebagai berikut :
1
Atul . .D 2 …………………………………………………....(2.4.34)
4
As ,u
n …………………………………………………………(2.4.35)
As.tul
As=ntulxatul……………………..…………………….……..……. (2.4.36)
a a
M n C c . d atau M n Ts . d …………......…...….. (2.4.37)
2 2
berikut :
Mn Mu
K 2 atau
K ………………....…..……………… (2.4.38)
b.d .b.d 2
Tinggi blok tegangan tegangan beton tekanan persegi ekivalen pada kuat
Untuk regangan tekan beton c ' dibatasi sampai batas retak cu ' sebesar
0,003 .Nilai regangan c ' ( bukan cu ' ) ini dapat ditentukan berdasarkan
a
c ' . y …………………..…………………...……….. (2.4.40)
1 .d a
berikut :
berikut :
As . fy
a ………....…………………....…………………... (2.4.41)
0,85. f ' c.b
Mr < Mu (Aman)…………………………………………………(2.4.43)
Jenis keruntuhan yang dapat terjadi pada balok lentur bergantung pada sifat
hancur sebelum baja tulangan leleh. Hal ini berarti regangan tekan
beton sudah melampaui regangan batas 0,003 tetapi regangan tarik baja
tulangan belum mencapai leleh atau c ' = cu ' tetapi s < y seperti pada
over – reinforced.
Karena beton memiliki sifat yang kuat menahan beban tekan tetapi
getas, maka keruntuhan beton seperti ini disebut keruntuhan tekan atau
keruntuhan getas, pada saat beton mulai hancur baja tulangannya masih
kuat ( belum leleh ), sehingga lendutan pada balok relative tetap ( tidak
bertambah ). Tetapi, jika di atas balok ditambah beban besar, maka baja
diperbolehkan.
hancur dan baja tulangan leleh terjadi bersamaan. Hal ini berarti
tarik baja tulangan mencapai leleh pada saat yang sama, atau c ' = cu '
dan s = y terjadi pada waktu yang sama, seperti pada Gambar 2.7. (c).
Karena beton dan baja tulangan mengalami kerusakan pada saat yang
pembulatan – pembulatan.
sudah leleh sebelum beton hancur. Hal ini berarti regangan tarik baja
tulangan sudah mencapai titik leleh tetapi regangan tekan beton belum
mencapai regangan batas 0,003 atau s = y tetapi c ' < cu ' , seperti
Karena kerusakan terjadi pada baja tulangan yang menahan beban tarik
lebih dulu dan baja tulangan bersifat liat, maka keruntuhan beton
failure). Pada balok yang mengalami keruntuhan liat, pada saat baja
dapat terjadi lendutan pada balok. Jika diatas balok ditambah lagi beban
yang besar, maka lendutan balok semakin besar dan akhirnya dapat
dan diperbolehkan.
Agar tulangan yang digunakan tidak terlalu sedikit atau rasio tulangan
ρ tidak terlalu kecil, diberikan syarat berikut ( Pasal 10.5 SNI 2847 –
2013 ) :
As
As harus ≥ As min atau ρ ≥ ρmin dengan .…….…. (2.4.44)
(b.d )
dengan :
f 'c
As ,min .b.d atau
4. fy
1,4
As ,min .b.d ( dipilih yang besar )……….…………... (2.4.45)
fy
f 'c 1,4
min atau min
4. fy fy
As
As harus ≤ As min atau ρ ≤ ρmin dengan
(b.d )
Pada tinjauan ini dilukiskan bentuk penampang balok dan diagram distribusi
fy fy
c ' = cu ' =0,003 dan , s = y atau s
E s 200000
600 .d
cb ………………………………………………..... (2.4.48)
600 fy
600 .1 .d
ab …………………………………….…………… (2.4.49)
600 fy
min maks
382,5.1 . fc '
m aks 0,75. b
600 fy . fy …………………………….. (2.4.52)
1,4
min …………………………...……….……………… (2.4.53)
fy
f 'c
min ………………………………………….……… (2.4.54)
4. fy
As
……………………………………………...………… (2.4.55)
b.d
Yang dimaksud dengan balok beton bertulangan rangkap ialah balok beton
yang diberi tulangan pada penampang beton daerah tarik dan daerah tekan.
Dengan dipasang tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok akan lebih
bertulangan rangkap :
Gambar 2.10 Distribusi Regangan dan Tegangan pada Balok Tulangan Rangkap
a = β1.c…………………………………..………………. (2.4.57)
c : jarak antara garis netral dan tepi serat beton tekan, mm.
ds : jarak anatara titik berat tulangan tarik dan tepi serat beton tarik,
mm.
ds’ : jarak anatara titik berat tulangan tekan dan tepi serat beton tekan,
mm.
f’c : tegangan tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari, MPa.
fs s .E s …………………………………………………. (2.4.58)
Untuk f’c > 28 Mpa, maka β1 = 0,85 0,05.( f ' c 28) ……..……... (2.4.60)
7
(c .d s ' )
s ' . cu …………………………………………............ (2.4.63)
c
fy fy
y ……………………………………………........... (2.4.64)
E s 200000
a 1 .d s '
fs ' .600 …………………………………….…..………….. (2.4.65)
a
As As '. fy
a ………………………..………………………….. (2.4.66)
0,85. f ' c.b
a
M nc C c . d , dengan Cc 0,85. f ' c.a.b ……...…………......…. (2.4.68)
2
a
M ns C s . d , dengan Cs As ' f s ' ……….....……………….. (2.4.69)
2
dengan :
Mnc = momen nominal yang dihasilkan oleh gaya tekan beton, kNm.
Mns = momen nominal yang dihasilkan oleh gaya tekan tulangan, kNm.
tulangan tarik maupun tekan dapat dipasang lebih dari 1 baris, seperti pada
Gambar berikut :
0,003.d d 600 .d d
c ................................................... (2.4.71)
fy 600 fy
0,003
200000
600 .1 .d d
a maks,leleh .................................................................... (2.4.72)
600 fy
Untuk tulangan tarik yang tidak lebih dari 2 baris, praktis diambil :
dd = d ………………….…………………….......………………. (2.4.73)
b. Untuk batas tulangan tekan leleh, dengan rumus – rumus yang digunakan
0,003 .d d 600 .d d
c ……………………...………… (2.4.74)
fy 600 fy
0,003
200000
600.1 .d d
a min,leleh …………………………......……………… (2.4.75)
600 fy
Untuk tulangan tarik yang tidak lebih dari 2 baris, praktis diambil :
c. Manfaat nilai amaks leleh dan amin leleh pada hitungan beton bertulang
Nilai amaks leleh dan amin leleh ini berguna untuk mengetahui kondisi
tulangan tarik dan tulangan tekan pada suatu penampang balok beton,
apakah semua tulangan tarik dan semua tulangan tekan sudah leleh atau
belum.
Untuk amaks :
1) Jika niali a ≤ amaks leleh , berarti semua tulangan tarik sudah leleh.
2) Jika niali a > amaks leleh , berarti tulangan tarik pada baris paling dalam
Untuk amin :
1) Jika niali a ≥ amin leleh , berarti semua tulangan tekan sudah leleh.
2) Jika niali a < amin leleh , berarti tulangan tekan pada baris paling dalam
belum leleh, sehingga nilai tegangan tekan tulangan masih lebih kecil
a
p 2 q p …………….......……………………………... (2.4.77)
dengan :
600. As ' As . fy
p
1,7. f ' c.b …………………………..………………. (2.4.78)
tekannya, maka desain terhadap geser merupakan hal yang sangat penting dalam
struktur beton.
Perilaku balok beton bertulang pada keadaan runtuh karena geser sangat
berbeda dengan keruntuhan karena lentur. Balok tersebut langsung hancur tanpa
adanya peringatan terlebih dahulu, juga retak diagonalnya jauh lebih lebar
cukup kuat untuk memikul beban geser luar rencana tanpa mencapai kapasitas
gesernya.
Jika ada sebuah balok yang ditumpu secara sederhana ( yaitu dengan
tumpuan sendi pada ujung yang satu dan tumpuan rol pada ujung lainnya ),
kemudian di atas balok diberi beban cukup berat, balok tersebut dapat terjadi 2
jenis retakan, yaitu retak yang arahnya vertikal dan retak yang arahnya miring.
lentur, sehingga biasanya terjadi pada daerah lapangan balok, karena pada daerah
ini timbul momen lentur paling besar. Retak miring terjadi akibat kegagalan balok
dalam menahan beban geser, sehingga biasanya terjadi pada daerah ujung ( dekat
tumpuan ) balok, karena pada daerah ini timbul gaya geser / gaya lintang paling
besar.
a. Gaya geser ke atas pada permukaan bidang kiri dan gaya geser ke kiri pada
kiri-atas.
c. Kedua resultant yang terjadi dari item 1 dan item 2 tersebut sama
d. Jika elemen balok tidak mampu menahan gaya tarik dari kedua resultant
R, maka elemen beton akan retak dengan arah miring, membentuk sudut
α =45°.
lentur
geser / begel balok yang tercantum dalam pasal - pasal SNI 2847 – 2013, yaitu
sebagai berikut :
1) Pasal 11.1.1 SNI 2847 – 2013, gaya geser rencana, gaya geser nominal,
Vn Vc Vs ………………..…………….....……………………. (2.4.81)
dengan :
2) Pasal 11.1.3.1 SNI 2847 – 2013, nilai Vu boleh diambil pada jarak d
x
Vud Vut .(Vu Vut ) ……………………..…….....………….. (2.4.82)
y
Gambar 2.14 Lokasi penampang kritis untuk geser pada komponen struktur
Gambar 2.15 Kondisi tumpuan tipikal untuk menentukan lokasi gaya geser
terfaktor Vu
3) Pasal 11.2.1 SNI 2847 – 2013, gaya geser yang ditahan oleh beton (Vc)
1
Vc . f ' c .b.d ……………………………………..…………. (2.4.83)
6
4) Pasal 11.4.7.1 SNI 2847 – 2013, gaya geser yang ditahan oleh begel (Vs )
Vu .Vc
Vs ………………………………...……………….. (2.4.84)
Vs harus 2
. f ' c .b.d ………………….……………………….. (2.4.85)
3
6) SNI 2847 – 2013, luas tulangan geser per meter panjang balok yang
berikut :
a. Pasal 11.4.7.2
Vs .S
Av ,u ………………………………………...…………. (2.4.86)
fy.d
b. Pasal 11.4.6.3
b.S
Av ,u ..................................................……...................... (2.4.87)
3. fy
c. Pasal 11.4.6.3
1
n. . .dp 2 .S
a. s 4 ……………………………………………… (2.4.89)
Av ,u
d
s dan s 600 mm ……………………….……………… (2.4.90)
2
d
s dan s 300 mm ………………………………………. (2.4.91)
4
dengan :
Torsi atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu
Menurut pasal 13.6.1 SNI 2847 – 2013, Pengaruh puntir dapat diabaikan
. f ' c Acp
2
Kecukupan Penampang:
a. Penampang solid
2
Vc
2
Vu Tu.Ph
2
0, 66 f ' c ……….……. (2.4.93)
b.d 1, 7 Aoh b.d
b. Penampang berongga
Vu Tu.Ph Vc
2
0, 66 f ' c …………………. (2.4.94)
b.d 1, 7 Aoh b.d
Dengan:
Ph 2( xo yo ) ………………………………………….……. (2.4.99)
Avt Tn
……………………………………….…. (2.4.100)
s 2 Ao. fys.cot
Tn Tu / ……………………………………………………. (2.4.101)
Tn
Avt .S ……………………………………….. (2.4.102)
2 Ao. fys.cot
Avs n.1/ 4 d 2 .S s …………………………..……………. (2.4.103)
Keterangan:
75 f ' c .b.S
Avt Avs , ……………..……………….…. (2.4.104)
1200. fy
b.S
Avt Avs …………………………………….……. (2.4.105)
3. fy
s
n.1/ 4 d .S ………………………………..…………. (2.4.106)
2
Avs Avt
Ph
s ………………………………………………… ….. (2.4.107)
8
Tulangan Memanjang:
Avt fyt
At .cot …………… ……………………. (2.4.108)
2
.Ph.
s fy
Keterangan:
2.4.3 Kolom
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dari dimensi lateral terkecil. Sebagai bagian dari suatu
struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh
Banyaknya penulangan dalam hal balok telah dikontrol agar balok dapat
berperilaku daktail. Dalam hal kolom, beban aksial biasanya dominan sehingga
Apabila beban pada kolom bertambah, maka retak akan banyak terjadi di
seluruh tinggi kolom pada lokasi-lokasi tulangan sengkang. Dalam keadaan batas
keruntuhan (limit state of failure), selimut beton diluar sengkang (pada kolom
bersengkang) atau diluar spiral (pada kolom berspiral) akan lepas sehingga
maka terjadi keruntuhan dan tekuk lokal (local buckling) tulangan memanjang
pada panjang tak tertumpu sengkang atau spiral. Dapat dikatakan bahwa dalam
keadaan batas keruntuhan, selimut beton lepas dahulu sebelum lekatan baja-beton
hilang.
berikut :
Tidak ada gelincir antara beton dengan tulangan baja (ini berarti
mengelilinginya).
1. Jenis Kolom
Bentuk kolom biasanya lingkaran atau segi-n atau dapat pula persegi.
Kolom harus dirancang untuk menahan gaya aksial dari beban terfaktor
pada semua lantai atau atap dan momen maksimum dari beban terfaktor pada satu
bentang lantai atau atap bersebelahan yang ditinjau. Kondisi pembebanan yang
memberikan rasio momen maksimum terhadap beban aksial harus juga ditinjau.
asumsi dasar.
dengan 0,003.
Pasal 10.2.4 SNI 2847-2013: Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih
regangan baja. Untuk regangan yang nilainya lebih besar dari regangan
leleh yang berhubungan dengan fy, tegangan tulangan harus diambil sama
dengan fy.
dibatasi oleh tepi penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan
sumbu netral sejarak a = β1c dari serat dengan regangan tekan maksimum.
mencapai sekitar 0,003, beton mencapai kekuatan maksimum f’c. Secara teoritis,
beban maksimum yang dapat dipikul oleh kolom adalah beban yang menyebabkan
terjadinya tegangan f’c pada beton. Penambahan beban lebih lanjut bisa saja
terjadi apabila strain hardening pada baja terjadi disekitar regangan 0,003
diperoleh dengan menambahkan kontribusi beton, yaitu (Ag – Ast) 0,85 f’c dan
kontribusi baja, Astfy. Ag adalah luas bruto total penampang beton, dan Ast adalah
luas total tulangan baja = As + A’s. Yang digunakan dalam perhitungan di sini
adalah 0,85 f’c, bukan f’c. Hal ini disebabkan oleh kekuatan maksimum yang
dapat dipertahankan pada struktur actual mendekati harga 0,85 f’c. Dengan
sebagai :
(dan gaya-gaya).
dalam analisis dan desain, perlu adanya reduksi beban aksial sebesar 20% untuk
faktor-faktor ini, kapasitas beban aksial nominal pada kolom tidak boleh diambil
Pn maks 0,8 0,85 f 'c Ag Ast Ast . f y .................................... (2.4.111)
Pn maks 0,85 0,85 f ' c Ag Ast Ast . f y .............................. (2.4.112)
4. Kelangsingan Kolom
klu
≤22 ………………………............... (2.4.114)
r
( ) ………………………........... (2.4.115)
( )
………………………............... (2.4.116)
r= √
……………………….............. (2.4.117)
Dengan:
M1 dan M2 = momen yang kecil dan yang besar pada ujung kolom,
KNm.
Eksentrisitas:
Mu ..……………………………………………........……. (2.4.118)
e
Pu
Pn Cc Cs Ts ………………………………….........………… (2.4.119)
h = tinggi balok
Mu = Momen berfaktor
penampang kolom dapat dibagi menjadi dua kondisi awal keruntuhan, yaitu:
Apabila Pn adalah beban aksial dan Pnb adalah beban aksial pada
600
cb = d ………………………………….. (2.4.122)
600 fy
600
ab = 1 .Cb 1 .d ……………….…..… (2.4.123)
600 fy
h a h h
M nb Pnb .eb 0,85 f 'c b.ab . b A' s . f ' s d ' As . f y d
2 2 2 2
……….....…….………………………………………….... (2.4.125)
f 's
Dimana = 0,003 Es Cb d ' f y ...……………................. (2.4.126)
Cb
A' s As
Apabila tulangan tekan diasumsikan telah leleh, dan , maka:
h a h h
M n Pn .e 0,85 f 'c b.a A' s . f y d ' As . f y d
2 2 2 2
atau
h a h
M n Pn .e 0,85 f 'c b.a As . f y d ........……….. (2.4.128)
2 2 2
As
Jika '
bd
h h 2 As f y d d '
2
fy
Dan jika m , maka :
0,85 f 'c
h 2e h 2e 2 d'
Pn 0,85 f 'c bd 2m 1 ....…... (2.4.130)
2d 2d d
eksentrisitas e gaya normal harus lebih kecil dari pada eksentrisitas balanced eb,
dan tegangan padatulangan tariknya lebih kecil dari pada tegangan leleh, yaitu
fs f y .
maksimum Mpr dari komponen struktur tersebut yang terkait dengan rentang
dengan:
H = tinggi kolom
Momen-momen ujung Mpr untuk kolom tidak perlu lebih besar daripada
momen yang dihasilkan oleh Mpr untuk balok yang merangka pada hubungan
berikut ini:
Nu f 'c
Vc 1 . .b .d
14. A 6 w ............................................... (2.4.133)
g
Kontrol jarak bersih antara tulangan agar tidak terjadi segresi pada saat
pengecoran:
21.3.5.6 mensyaratkan untuk tetap meninjau Vc selama gaya tekan aksial termasuk
akibat pengaruh gempa melebihi Ag.f’c/10. Dalam hal ini sangat jarang gaya aksial
kolom kurang dari Ag.f’c/10. Sehingga Vc pada daerah sendi plastis bisa tetap
diabaikan (Vc = 0), hal ini karena meskipun peningkatan gaya aksial
bawah yang berfungsi untuk meneruskan gaya dari segala arah bangunan di
bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban-beban berguna, dan gaya-gaya
1. Jenis Fondasi
lapisan tanah keras yang letaknya dekat dengan permukaan tanah. Seperti
Fondasi dalam (Deep footing) adalah fondasi yang berada pada lapisan
tanah keras yang letaknya jauh dengan permukaan tanah. Seperti fondasi
Dalam pemilihan jenis fondasi yang didasarkan pada daya dukung tanah,
Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
Bila tanah keras terletak pada kedalaman hingga 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis fondasi yang biasanya dipakai adalah
fondasi tiang minipile dan fondasi sumuran atau fondasi bored pile.
Bila tanah keras terletak pada kedalaman hingga 20 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis fondasi yang biasanya dipakai adalah
dan pasal 15 SNI 2847 – 2013. Perencanaan fondasi harus mencakup segala aspek
penentuan dimensi telapak fondasi, tebal fondasi dan jumlah/jarak tulangan yang
kriteria berikut :
Dimensi dan kedalaman fondasi sangat tergantung dari daya dukung tanah
tersebut. Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah tersebut untuk memikul
ketahanan tanah dalam menerima beban adalah karena kuat geser (shear strength).
Mohr-Coulomb :
T = C + tg Ø………….………….……………….……… (2.5.1)
Dengan :
C : Kohesi
: Tegangan normal
(2.5.2=)
Dengan :
q : Df.
Df : Kedalam tanah
NO. TYPE Sc S
1
Maka, = . ultimit ………….…………...………….……… (2.5.3)
n
Dengan :
Pu ,k M u,x M u, y
+ q ≤ t ……....…….……………… (2.5.4)
B.L 1 .L.B 2 1 .B.L2
6 6
q = h f . c ht . t ……………………………...…...…..………. (2.5.5)
dengan :
kN/m2
y, kNm
1
Wy B.L2 ……………………………………….……......… (2.5.6)
16
1
Wx L.B 2 …………….………………….…….…….....…. (2.5.7)
16
Pu M u,x M u, y
max q ≤ ………….………..….. (2.5.8)
B.L 1 .L.B 2 1 .B.L2
6 6
Pu M u,x M u, y
min q ≤ ………….…….……... (2.5.9)
B.L 1 .L.B 2 1 .B.L2
6 6
a
Vu a.B. max …………………………...…...………. (2.5.10)
2
Dihitung gaya geser yang dapat ditahan oleh beton (V c), (Pasal
11.2.1.1)
f 'c
Vc .B.d ……………………………......….…….…..… (2.5.12)
6
Kuat geser 2 arah ( geser pons ) dikontrol dengan cara sebagai berikut :
min
Vu B.L b d
. h d . max …….….….…..….. (2.5.14)
2
2 f ' c .bo .d
Vc 1 . ………………………..……....…… (2.5.15)
c 6
.d f ' c .bo .d
………….…………….…………
Vc 2 s .
bo 12
(2.5.16)
1
Vc . f ' c .bo .d ……………………………...……...……… (2.5.17)
3
Dengan :
c : Rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek pada kolom, daerah
2.b d h d , dalam mm
(2.5.18)
jadi selalu berhubungan dengan tanah. Menurut pasal 7.7.1 SNI 2847 –
minimal 75 mm.
Pada fondasi telapak bujur sangkar, cukup dihitung tulangan satu arah
saja, dan untuk arah lainnya dibuat sama dengan arah pertama.
berikut :
Mu
K …………………………………….…....……...(2.5.21)
.b.d 2
2.K
a 1 1 .d ….………….......………....….....…. (2.5.23)
0,85 . f ' c
1,4.b.d
Jika f ' c 31,36MPa maka As ,u …....….....….…... (2.5.24)
fy
( Pasal 10.5.1)
f ' c .b.d
Jika f ' c 31,36MPa maka As ,u …….....…..… (2.5.25)
4. fy
( Pasal 12.5.1)
1
. .D 2 .S
s 4 dengan S = 1000 mm …...….……….….… (2.5.26)
As ,u
f) Digunakan tulangan Dx – s,
1
. .D 2 .S
Luasnya As 4 ……..……………………….….. (2.5.28)
s
1
Mu . max .x 2 ………………………………....………… (2.5.29)
2
2.B. As ,u
1) Dihitung : As , pusat ……………….….……….. (2.5.30)
LB
1
. .D 2 .S
s 4 dengan S = 1000 mm…….…………….. (2.5.31)
As , pusat
3) Digunakan tulangan Dx - s
1
. .D 2 .S
Luasnya As 4 ……………….……………… (2.5.33)
s
1
. .D 2 .S
s' 4 dengan S = 1000 mm……….………….. (2.5.35)
As , pusat
Digunakan tulangan Dx – s’
1
. .D 2 .S
Luasnya As 4 ………………………….…… (2.5.36)
s'
Pu Pu
Dengan :
Program SAP 2000 v.14.2.2 adalah salah satu program analisa struktur
mengikuti kemajuan perangkat keras. Keunggulan SAP 2000 v.14.2.2 antara lain
ditunjukan dengan adanya fasilitas Auto Select Section untuk material profil beton
maupun profil baja. sehingga pengguna tidak perlu menentukan profil untuk
masing – masing elemen, tetapi cukup memberikan data profil secukupnya dan
program akan memilih sendiri profil yang sesuai dengan beban rencana.
Secara garis besar, perancangan model struktur baik truss maupun frame
1. Samakan Satuan
6. Definisikan Beban
7. Aplikasikan Beban
9. Run Analisis
Salah satu kelebihan program ini adalah kita tidak hanya berhenti pada
analisa struktur untuk mengetahui gaya dalam yang timbul) saja, tapi juga bisa
lentur dan geser untuk balok, dengan terlebih dahulu melakukan konversi reduksi