DOSEN:
IR. SENTJIAKI P, MT
KELOMPOK:
1. DIANE EKA S ( 1441401995)
2. QONITAH PUSPITA H ( 1441502132 )
3. LUTHFIA ADIANA ( 1441502151 )
BEBAN-BEBAN PADA
STRUKTUR BANGUNAN
BERTINGKAT
Beban-beban pada struktur bangunan bertingkat, menurut
arah bekerjanya dapat dibagi menjadi dua, yaitu : (PBI, 1983)
Kuda Kuda
Tangga
Lift
4. BebanKhusus(particularlyload):
Akibatselisihsuhu,pengangkatandanpemasangan(mis.padastrukturbetonpracetak),perbedaanpenurunanfon
dasi,gaya rem, gaya dinamik dari mesin2 etc.)
GAYA STRUKTURAL PADA
BANGUNAN
Sistem Gaya Gravitasi (Vertical
Force)
Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari struktur beban mati &
beban hidup (beban hidup sesuai fungsi bangunan). Beban tersebut
sementaraditampungolehplatlantai diteruskan pada balok menuju
kolom penyangga, ditambah beban balok dan kolom untuk di distribusikan
ke pondasi.
(Sumber : http://www.academia.edu/15999776/Beban_and_Gaya_Pada_Bangunan)
Sistem Gaya Lateral (Horizontal
Force)
Elemen pada bangunan yang dapat menahan gaya lateral / gaya horizontal yang
berasal dari beban angin maupun beban gempa tersebut diantaranya adalah elemen-
elemen utama struktur yang berupa pengaku gaya lateral seperti portal penahan
momen, dinding geser atau juga rangka pengaku (bracing).
Tetapi untuk pencapaian stabilitas serta daktilitas yang optimum dapat digunakan cara
penggabungan antara portal penahan momen dengan dinding geser.
Yang paling penting pada struktur bangunan tinggi adalah stabilitas serta kemampuan
untuk menahan gaya lateral. Gaya lateral (gaya horizontal) ini bisa disebabkan angin
yang terkait pada ketinggian bangunan juga beban gempa yang terkait pada massa
bangunan.
Sistem Gaya Tekan
Gaya tekan (compression force) adalah gaya yang menekan elemen dan cenderung akan menyebabkan kehancuran
atau tekuk pada elemen. Elemen yang pendek cenderung hancur, dan mempunyai kekuatan relatif setara dengan
kekuatan elemen tersebut apabila mengalami tarik. Sebaliknya, kapasitas pikul beban elemen tekan semakin kecil
untuk elemen yang semakin panjang. Material yang paling baik menahan gaya tekan adalah beton.
Gaya tekuk adalah gaya yang terjadi karena elemen tekan panjang tidak stabil, dan dapat secara tiba-tiba
menekuk pada taraf beban kritis. Ketidakstabilan tiba-tiba yang menyebabkan elemen tidak dapat memikul beban
tambahan sedikitpun, bisa terjadi tanpa terjadi kelebihan tegangan pada material. Fenomena ini disebut tekuk
(buckling). Karena adanya fenomena tekuk ini, maka elemen tekan yang panjang tidak dapat memikul beban yang
sangat besar. Material yang paling baik menahan gaya tekuk adalah baja dan tulangan baja didalam beton.
Sistem Gaya Normal
Gaya normal adalahgaya yang bekerja sejajar dengan sumbu memanjang balok atau batang . gaya ini dapat
mengakibatkan balok tertekan atau tertarik tergantung pada arah gaya. Apabila suatu balok tidak mampu
menahan gaya normal yang bekerjamaka suatu balok akan menalami perubahan dimensi dan dapat
menyebabkanpecah .
Sistem Gaya Lentur
Gaya lentur adalahgaya lentur yang bekerja pada suatu balok atau batang. Besarnya gaya lentur padasuatutitik
sama dengangaya di kali jarak terhadap titik tersebut . gaya ini dapat mengakibatkan perubahan bentuk
penampang . apabila suatu balok tidak mampu menahan gaya geser yang bekerja maka balok tersebut akan
melengkung dan akan patah atauhancur.
NAMA OBJEK: HARRIS HOTEL
SKYLINE TOWER
ALAMAT: JL MAYJEND SUNGKONO NO. 173, SURABAYA
Gaya normal adalahgaya yang bekerja sejajar dengan sumbu memanjang balok atau batang . gaya ini dapat
mengakibatkan balok tertekan atau tertarik tergantung pada arah gaya. Apabila suatu balok tidak mampu
menahan gaya normal yang bekerjamaka suatu balok akan menalami perubahan dimensi dan dapat
menyebabkanpecah .
GAYA GEMPA
VERTIKAL
BANGUNAN YANG RUSAK
Menara miring Pisa (dalam Bahasa Italia: Torre pendente di Pisa) atau yang biasa disebut The Tower
of Pisa (La Torre di Pisa) adalah sebuah menara lonceng dari sebuah katedral di kota Pisa, Italia. Menara
ini terletak di belakang katedral dan merupakan struktur ketiga di Campo dei Miracoli (keajaiban) Pisa.
Walaupun rencana semula dibangun secara vertikal, menara itu mulai miring ke arah tenggara segera
setelah dilakukan konstruksi di tahun 1173, dikarenakan pondasi yang tak sempurna.
Menara itu pertama kali miring setelah lantai ketiga dibangun di tahun 1178, dikarenakan amblasnya
pondasi sedalam tiga meter, akibat pergerakan tanah. Ini berarti bahwa desain dari menara tersebut telah
cacat sejak pada awalnya.
Untuk mengimbangi kemiringan dibuat bangunannya lebih tinggi pada satu sisi, ini membuat menara ini
miring kearah lain. Dengan demikian bangunan ini sendiri menjadi melengkung.
Kemiringannya tercatat sampai 5.5 derajat atau 3.9 meter dari seharusnya jika tegak lurus.
Tahun 1964 pemerintah meminta bantuan agar bangunan tidak rubuh tetapi tetap mempertahankkan
kemiringanya untuk menarik minat wisatawan.
Spesifikasi