KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan.Laporan ini disusun
berdasarkan hasil praktikum selama melakuan praktik kerja bengkel beton.
Terwujudnya laporan ini juga berkat adanya bantuan dari Bapak/Ibu dosen yang
telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk kami mulai dari tahap persiapan
praktikum sampai penyusunan laporan ini selesai. Selain itu, terima kasih kepada teman-
teman yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, maka dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan laporan ini agar lebih baik lagi kedepannya.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama
pada jurusan Teknik Sipil.
BAB I
PENDAHULUAN
Pekerjaan beton merupakan yang paling penting dalam konstruksi beton adalah campuran
dari agregat kasar, agregat halus, semen dan air juga bahan penambah bila diperlukan. Bahan-
bahan tersebut dicampur hingga homogen dengan perbandingan tertentu.
Beton yang telah mengeras mempunyai sifat mampu menahan gaya tekan sampai batas
tertentu namun tidak mampu menahan gaya tarik. Oleh sebab itu, untuk mengatasi sifat beton
ini maka dipasang tulangan pada beton sehingga beton mampu menahan gaya tarik juga,
maka disebut beton bertulang.
Dalam melakukan praktikum ini, harus mengikuti prosedur kerja yang baik dan teratur,
serta mengikuti gambar kerja agar hasil pekerjaan maksimal.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dasar teori dan pengaplikasian dilapangan yang meliputi penulangan dan
pengecoran
2. Perencanaa dan perhitungan analisa prakter kerja
3. Efesien waktu, kebutuhan bahan dan peralatan
Pelaksanaan praktek kerja beton dibagi menjadi 2 yaitu pembuatan tulangan dan pengecoran.
Meliputi :
BAB II
DASAR TEORI
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang ada saat ini yang banyak dipakai di
Indonesia dalam bangunan fisik karena sifatnya unik maka diperlukan pengetahuan yang
luas antara lain mengenai sifat-sifat fisik bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara
mengevaluasinya, dan variasi bahan tambahan nya.
Dalam bidang Teknik sipil, beton adalah campuran dari agregat kasar (batu pecah) dan
agregat halus (pasir) dengan semen sebagai bahan pencampur serta dengan tambahan
bahan admixture bila diperlukan.
Beton untuk konstruksi beton bertulang (struktural) dibagi berdasarkan mutunya seperti
dibawah ini
F’c
Jenis
(Mpa Uraian
beton
)
Umumnya digunakan untuk beton
Mutu 36 -
prategang seperti tiang pancang,
Tinggi 65
gelagar.
Umumnya seperti digunakan untuk
beton bertulang seperti pelat, gelagar,
Mutu 20 ≤
diafragma kerb beton pracetak,
sedang 35
gorong-gorong, bangunan bawah
jembatan.
Umumnya digunakan untuk struktur
15 ≤ beton tanpa tulangan seperti bahan
20 slof, trotoar, pasangan batu kosong
Mutu
yang diisi adukan pasangan batu
rendah
10 ≤ Digunakan sebagai lantai kerja
15 penimbunan kembali dengan beton.
Nilai f’c (Mpa) menyatakan kekuatan tekan minimum pada betony aitu umur 20 hari.
Dengan menggunakan benda uji silinder beton dengan dimensi diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Sekarang ini benda uji silinder lebih banyak digunakan dengan nilai kuat tekan minimum f’c
merujuk pada SNI 03-2047-2002. Baja atau biasa yang disebut besi beton dalam penggunaannya
dilapangan dibagi atas :
1. Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka dibawahnya
harus dibawah lantai kerja yang rata. Jika tidak ditentukan maka tebal lantai kerja
minimal harus diambil 5 cm dengan campuran minimal semen, pasir, batu pecah
dengan perbandingan 1 PC : 3 Pasir : 5 Batu Pecah.
2. Apabila konstruksi beton bertulang berhubungan dengan cetakan, maka tebal penutup
beton (selimut beton) minimal yang lazim disebut deching dari selimut yang
disyaratkan untuk tulangan tidak boleh tulangan berikut ini :
dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan tolerasn sebesar ±50 mm dan ±25
mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
tolerasi sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12
mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari Sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ±6 mm.
e. Pengikat Tulangan
Beberapa bentuk dan cara pengikatan anyaman baja beton antara lain :
b) Lingkar dan silang, sama dengan A, tetapi untuk diameter yang lebih
besar.
c) Sadel / pelana digunakan untuk menghubungkan Sengkang-sengkang
dengan tulangan sudut pada balok atau kolom.
d) Lingkar dan sadel. Sama dengan, tetapi untuk diameter tulangan yang
lebih besar
e) Silang ganda untuk ikatan extra kuat.
f. Pemasangan Tulangan
Cara pelaksanaan pemasangan tulangan agar diperhatikan hal-hal seperti dibawah
ini :
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit gilingan baja, karet lepas,
serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat baja dengan beton.
Tebalnya selimut beton dan penempatan / elevasi tulangannya. Oleh karena
itu tulangan harus dipasang dengan ganjal tulangan / beton dekking, kaki
ayam atau spacer.
Tulangan rangkap dan tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah
oleh batang penunjang (biasa disebut kaki ayam) atau ditunjang langsung
pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.
Pada saat pemasangan tulangan, harus dengan kawat baja dengan diameter 0,9
mm.
Jarak bersih antara tulangan harus lebih besar dari 4/3 kali dari ukuran agregat
kasar dan dalam segala hal.
Jarak max antara batang-batang tulangan poros ke proso (PKP) ditetapkan
sebagai berikut :
o Pada pelat lantai, pada bagian max jarak PKP antara tulangan tidak
boleh lebih dari 20 cm atau 2 x tebal pelat.
1. Alat
Tabel 1.1 Alat
No. Nama Alat Manfaat / kegunaan
1. Mesin Pemotong Tulangan Pemotong tulangan digunakan untuk
memotong besi tulangan sesuai dengan
ukuran yang direncanakan.
11. Mesin Pembengkok Tulangan Mesin pembengkok tulangan adalah alat yang
digerakkan dengan tenaga listrik untuk
membengkokkan baja tulangan, yang
digunakan untuk membengkokkan seluruh
tulangan utama.
12. Stand Pembengkok Tulangan Alat ini berfungsi sebagai alat bantu dalam
proses membuat tulangan geser (Sengkang)
2. Bahan
Tabel 1.2. Bahan
No. Nama Bahan Manfaat / kegunaan
1. Pasir Pasir / Agregat halus adalah salah satu bahan
pencampuran beton
Rompi Kerja
Untuk memudahkan terlihat pada malam
1. hari karena memiliki warna yang terang.
Baju Bengkel
Melindungi badan dari suhu panas
percikan api, sengatan listrik dan lain
2.
sebagainya.
Helm Safety
Melindungi kepala dari benturan dari
3. benda tajam ataupun benda berat yang
dapat melukai kepala.
Sepatu Safety
Melindungi kaki dari benda tajam dan
4. melindungi diri agar tidak mudah
tergelincir atau terpeleset.
Sarung Tangan
Masker
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang terpenting dalam pekerjaan
2. Dengan mengikuti petunjuk dari instruktur dan memahami gambar kerja pada setiap
praktek kita dapat mengetahui dan mengerjakan tiap-tiap job dengan tektik yang baik dan
benar
3. Harus mengetahui cara-cara pengecoran dengan benar dan baik
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Permenakertrans No.PER-01/MEN/1980 tentang keselamatan dan Kesehatan kerja konstruksi
bangunan
https://www.academia.edu/35453643/Laporan_Praktek_Perancah_dan_Bagesting
https://www.academia.edu/21702154/Kerja_Acuan_dan_Perancah_I_Politeknik_Negeri_Kupan
g?auto=download
https://www.academia.edu/36767979/KONSTRUKSI_ACUAN_PERANCAH