PEKERJAAN BETON
ZAINUDDIN
JAKARTA 17 OKTOBER 2017
15-Oct-17 ZAIN 1
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM:
SETELAH MENGIKUTI DIKLAT PESERTA
DIHARAPKAN MAMPU MEMAHAMI PRINSIP
PENGAWASAN PEKERJAAN BETON
KONVENSIONAL PADA PELAKSANAAN
KONSTRUKSI BENDUNGAN
15-Oct-17 ZAIN 2
Indonesia belum memiliki SNI beton bendungan
15-Oct-17 ZAIN 3
ISI MODUL
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KERANGKA UMUM KENDALI MUTU :àPemeriks: material, konstr, bangunan
yg tlh dikonstruksi, mutu final (dimensi, finishing, fungsi), percobaan operasi.
BAB III : RENCANA PELAKS KENDALI MUTU: Organisasi pengawas, susunan staf,
kewajiban Tim (tim lab, tim pengawas, tim survai)
BAB IV: DASAR TEKNOLOGI BETON
4.1Umum: sifat beton, beton bertulang, unsur2 dlm adukan beton.
4.2Bahan beton: semen, agregat, air, bhn pembantu.
4.3Beton muda
Sifat penting: Workability, kekedapan air, perubahan volume,
kekuatan, elastisitas, panas, berat.
Desain campuran: kekuatan yg dibutuhkan
Beton keras: kekuatan
Pengadukan dan pengangkuatan: penyesuaian campuran dilapgn,
pengangkutan, pengecoran dan perawatan,
Selimut beton, cetakan dan finishing.
Kendali mutu beton secara umum: slump, kuat tekan, panas btn
massa, benda uji setiap 3-5m3
Beton khusus
BAB V : Kendali mutu beton
15-Oct-17 ZAIN 4
BAB V : Kendali mutu Beton
5.2 Material Beton
5.2.1 Persyaratan minimum: air, agregat.
5.2.2 Agregat yang disarankan: granit, andesit,
batu pasir keras,
5.2.3 Uji agregat: Agrgt hls: berat jenis, gradasi,
soundness 10%. Agrgt kasar idem soundness 12%.
5.2.4 Gudang material
5.3 Pek Campuran, pengadukan, pengecoran
5.3.1 Desain campuran
5.3.2 Pemeriksaan sebelum pengecoran
BAB VI: Beton Khusus: jenis semen, beton RCC, precast,
pratekan, beton massa.
15-Oct-17 ZAIN 5
BAB I. PENDAHULUAN
• Konstruksi beton banyak digunakan pada
bangunan-bangunan sumber daya air seperX:
bendung, bendungan beton, bangunan pelimpah,
bangunan intake, terowong/konduit pengelak,
saluran irigasi, gorong-gorong, jembatan, dan
lain-lain.
• Agar kwlaitas dan fungsi bangunan tercapai
sebagaimana yang direncanakan, selama
pelaksanaan konstruksi perlu diterapkan System
Kehandalan/Jaminan Mutu (Quality Assurance)
dan kendali mutu (Quality Control).
15-Oct-17 ZAIN 6
• System jaminan mutu mengharuskan agar
seXap langkah pelaksanaan pekerjaan selalu
mamatuhi prosedur dan standard yang telah
ditetapkan. Apabila standar dan prosedur
dipatuhi, diyakini hasil akhir pekerjaan akan
mencapai mutu sebagaimana yang direncanakan.
• System kendali mutu, memiliki sasaran agar hasil
pekerjaan memenuhi spesifikasi teknis yang
tertuang dalam kontrak kerja, untuk itu perlu
dilakukan serangkaian uji mutu untuk
memasXkan hasil pekerjaan telah memenuhi
spesifikasi teknis dan dapat berfungsi seperX
yang direncanakan.
15-Oct-17 ZAIN 7
CONTOH PEMANFAATAN BETON PADA BANGUNAN SDA
15-Oct-17 ZAIN 8
15-Oct-17 ZAIN 9
15-Oct-17 ZAIN 10
15-Oct-17 ZAIN 11
15-Oct-17 ZAIN 12
15-Oct-17 ZAIN 13
15-Oct-17 ZAIN 14
15-Oct-17 ZAIN 15
15-Oct-17 ZAIN 16
15-Oct-17 ZAIN 17
DIVERSION PLUGGING
15-Oct-17 ZAIN 18
BAB II: KERANGKA UMUM KENDALI MUTU
15-Oct-17 ZAIN 21
BAB IV
DASAR TEKNOLOGI BETON
• 4.1 Umum
• Agar pengawas dapat menjalankan tugas pengawasan dengan baik
khususnya dalam pengawasan pekerjaan beton, pengawas harus
memahamai dasar-dasar teknologi beton.
• Pada uraian dibawah akan dibahas secara garis besar dasar-dasar
teknologi beton yang sangat diperlukan sebagai bekal bag para
pengawas lapangan.
• Cakupan bahasan akan melipuX: bahan beton, sifat penXng beton,
desain campuran beton, pengenadlian mutu beton secara umum,
pengadukan dan pengangkutan, pengecoran dan perawatan,
bekesXng dan finishing serta pengenalan beberapa beton khusus.
• Beton dan baja memegang peranan penXng sebagai bahan
bangunan modern. beton digunakan pada hampir semua jenis
konstruksi mulai dari jalan raya, jembatan, bendungan dan gedung.
15-Oct-17 ZAIN 22
• Beton dapat dianggap sebagai semacam batu buatan,
dibuat dengan mencampur: semen portland, agregat
halus, agregat kasar, air dengan atau tanpa bahan
tambahan (admixture), dengan perbandingan
campuran tertentu, sehingga membentuk masa padat.
15-Oct-17 ZAIN 23
• BETON : CAMPURAN SEMEN/OPC, AGREGAT HALUS, AGREKAT
KASAR DAN AIR, DENGAN ATAU TANPA BHN TAMBAHAN,
MENJADI MASA PADAT à SEMACAM BATU BUATAN
ZAIN 24 15-Oct-17
4.1 Umum
4.1.1. Sifat umum beton
Kelebihan dan kekurangan beton ditinjau dari penggunaan
dan tujuan konstruksi pada umumnya adalah sebagai
berikut :
• Kelebihan :
• (1). Mempunyai daya tahan tinggi
• (2). Mempunyai kekuatan tekan tinggi
• (3). Melindungi tulangan baja dari karat
• (4). Mudah dibentuk
• (5). Relatif murah dibandingkan dengan bahan
bangunan yang lain
•
• Kekurangan :
• (1). Kekuatan tarik rendah
• (2). Mempunyai kemungkinan terjadi retak
• (3). Bobotnya besar.
15-Oct-17 ZAIN 25
4.1.2. Beton bertulang
• Beton yang mengandung tulangan dengan luas
dan jumlah tulangan yang Xdak kurang dari
persyaratan nilai minimum dinamakan beton
bertulang, beton dan tulangan bekerja sama-
sama menahan gaya yang bekerja.
• Beton tanpa tulangan disebut beton polos (plain
concrete). Bagi beton yang hanya dilengkapi
dengan beberapa tulangan untuk mencegah
retak akibat penyusutan, dianggap sebagai beton
tanpa tulangan atau beton polos.
• Tulangan baja di dalam beton disiapkan terutama
untuk menahan tarikan, sedangkan fungsi utama
beton adalah menahan tekanan.
15-Oct-17 ZAIN 26
4.1.3. Unsur-unsur di dalam adukan beton :
Beton dapat dianggap sebagai gumpalan dari butiran
agregat yang sepenuhnya diselimuti dengan pasta
semen. Karena itu pasta semen harus cukup memadai
untuk dapat mengisi semua ruang di antara butiran
agregat.
• Sifat pengaliran (flow ability) dari adukan beton dipengaruhi
oleh:
- keenceran dari pasta semen,
- kadar udara,
- bentuk butiran & gradasi agregat dan lain-lain.
• Proporsi campuran adukan beton
biasanya ditentukan oleh banyaknya:
- semen,
- agregat halus dan kasar,
- air dan
- kandungan udara
15-Oct-17 ZAIN 27
Banyaknya air, semen dan udara untuk
berbagi ukuran agrerat.
Untuk per m3 adukan beton dengan
agregrat yang lebih kasar akan
membutuhkan lebih sedikit air dan
semen (Concrete Manual USBR).
15-Oct-17 ZAIN 28
4.2 BAHAN BETON
4.2.1. SEMEN
• Semen merupakan bagian terpenXng beton, karena
semen yang dicairkan berfungsi sebagai bahan
pengikat yang pemersatukan agregat menjadi beton.
Bahan pengikat yang oleh masyarakat umum lazim
disebut “semen” sebetulnya adalah Portland cement
yang dalam ilmu bahan termasuk dalam kelompok
pengikat hidrolis yang dapat mengeras bila diberi air.
• Semen dan air bersama mengadakan proses kimia.
Pasir dan kerikil sebetulnya hanya sebagai “bahan
pengisi” yang Xdak bekerja akXf dalam proses
menjadi batu.
15-Oct-17 ZAIN 29
• Macam-macam Wpe semen portland.
Standar U.S.A Standar U.K. Keterangan
Tipe I Ordinary Portland (OPC) Untuk konstruksi umum, khususnya beton precast
yang tidak bersinggungan dengan tanah dan air
Tipe III Rapid Hardening Untuk beton yang cepat mengeras (rapid
portland strenght) seperti untuk konstruksi darurat,
pekerjaan perbaikan, dll
Tipe IV Low Heat Portland Untuk beton dengan volume sangat besar seperti
bendungan. Pengerasan lambat (slow strenght
development) dan mahal
15-Oct-17 ZAIN 30
SEMEN INDONESIA
SNI atau standar tentang semen portland dan semen campuran, sebagai acuan
pengecekan jenis dan Xpe semen yang digunakan :
• SNI 15-2049-2004 (Semen Portland)
• SNI 15-0302-2004 (Semen Portland Pozolan) àPPC (Portland Cement Pozzolan)
• SNI 15-7064-2004 (Semen Portland Komposit)àPCC (Portland Composite Cement)
• SNI 15-3500-2004 (Semen Portland Campur)
15-Oct-17 ZAIN 31
15-Oct-17 ZAIN 32
Semen Portland Pozolan
(PPC = Portland Pozzolan Cement)
SNI 15-0302-2004
• Semen Portland Pozolan didefinisikan sebagai suatu semen
hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara
semen portland dan pozolan halus, yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk
semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan
6% sampai dengan 40% massa semen portland.
• Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI
15-0302-2004 dikelompokkan sebagai berikut :
Jadi semen PPC mengandung 2 unsur utama :
- semen portland (OPC)
- pozolan (mis. fly ash)
15-Oct-17 ZAIN 33
15-Oct-17 ZAIN 34
Semen Portland Komposit
(PCC = Portland Composite Cement)
SNI 15-7064-2004
• Semen Portland Komposit didefinisikan
sebagai bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama-sama terak semen
portland dan gips dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran
antara bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain.
• Bahan anorganik tersebut antara lain terak
tanur Wnggi (blast furnace slag), pozolan,
senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar
total bahan anorganik 6% - 35 % dari massa
semen portland komposit
• Jadi semen PCC mengandung 3 unsur utama :
semen portland (OPC), gips dan bahan
anorganik (bisa lebih dari 1 macam bahan
anorganik : terak tanur Xnggi (blast furnace
slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur)
15-Oct-17 ZAIN 35
15-Oct-17 ZAIN 36
4.2. 2. AGREGAT
• Agregat adalah material granular, seperX pasir kerikil, batu
pecah dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama-sama
dengan media pengikat semen untuk membentuk beton.
• Agregat dibedakan menjadi:
- agregat halus berupa pasir dan
- agregat kasar berupa kerikil.
• Pasir dan kerikil alami lazim digunakan sebagai agregat.
Digunakan bila:
- kualitasnya memenuhi syarat,
- dapat diperoleh dalam jumlah yang mencukupi serta
- layak secara ekonomi.
• SeperX yang telah dijelaskan didepan, agregat hanyalah
sebagai bahan pengisi, tetapi kwalitas agregat akan
mempengaruhi kwalitas beton.
15-Oct-17 ZAIN 37
15-Oct-17 ZAIN 40
5). Susunan buWran agregat
• Susunan atau gradasi buXran agregat campuran beton,
untuk mutu beton K125 atau mutu lebih Xnggi harus
diperiksa dengan melakukan analisis ayakan.
• Susunan buXran yang digunakan dapat dilihat pada grafik
yang diambil dari Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971 NI-2, seperX disajikan dibawah. Angka-angka yang
berada dalam kurung seperX (1), (2), (3), (4), (5)
mempunyai arX sbb:
(1) = daerah Xdak baik, perlu banyak semen dan air
(2) = daerah baik, tapi perlu lebih banyak semen dan air
dibanding daerah (3)
(3) = daerah baik sekali
(4) = daerah baik untuk susunan buXr diskonXnu
(5) = daerah Xdak baik, teralalu sulit dikerjakan
15-Oct-17 ZAIN 41
Gradasi agregat campuran
(pasr kerikil) dg diameter
maks 31,5mm (PBI 1971)
(1)=Xdak baik, perlu banyak
semen dan air
(2)=baik, tapi perlu lebih
banyak semen dan air di
banding (3).
(3)=baik sekali
(4)=baik, untuk susunan
buXran diskonXnyu
(5)=Xdak baik, terlalu sulit
dikerjakan
15-Oct-17 ZAIN 42
Ukuran maks buXran 8 mm Ukuran maks buXran 16 mm
15-Oct-17 ZAIN 43
4.2.3. Air Pengaduk :
• Air yang digunakan adalah air bersih (air layak diminum).
• Air tidak boleh mengandung kotoran berupa lempung,
bahan organik, garam dan asam. Air laut tidak boleh
digunakan untuk beton bertulang.
4.2.4. Bahan pembantu (admixture)
• Bahan pembantu atau bahan tambahan adalah suatu
bahan berupa bubukan atau cairan yang dibubuhkan
kedalam campuran beton selama pengadukan dalam
jumlah tertentu.
• Manfaat bahan pembantu adalah untuk memperbaiki:
- mutu beton,
- sifat kemudahan pengerjaan,
- waktu pengikatan dan pengerasan, atau
- untuk maksud lain.
• Manfaat bahan pembantu harus dibuktikan dengan uji atau
percobaan.
• Selama bahan-bahan pembantu dipakai, harus dilakukan
pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya.
15-Oct-17 ZAIN 44
• (a). Accelerators
Dipakai untuk meningkatkan kekuatan awal beton. Peningkatan
kekuatan awal berguna untuk melindungi beton dari kerusakan
akibat pembekuan di daerah iklim dingan. Peningkatan kekuatan
awal juga diperlukan bila konstruksi harus segera memikul
beban kerja seperti pada angker.
• (b). Air entraining agent (AEA)
• Dipakai untuk meningkatkan workability adukan beton. Karena
penggunaan bahan ini dapat mengurangi kekuatan beton,
perencana harus menetapkan besarnya pengurangan kekuatan.
• (c). Water reducing, set control admixture (WRA)
• Dipakai terutama untuk mengurangi kebutuhan air. Sesuai
dengan fungsinya bahan ini dibagi atas :
• (1). Water reducing
• (2). Water reducing and set retarding
• (3). Water reducing and set accelerating admixture
• Bahan tamabahan tipe retarder digunakan untuk memperlambat
pengerasan (waktu ikat awal dan akhir), biasanya karena
kondisi pengecoran yang sulit. Perencana perlu memeriksa
setting time-nya dan membandingkan kebutuhan waktu untuk
pelaksanaan pengecoran.
Skip 149 bab 2 beton massa
15-Oct-17 ZAIN 45
4.3. BETON MUDA/BETON SEGAR
4.3.1 SIFAT-SIFAT PENTING BETON
• Sifat-sifat penting beton yang harus diperhatikan agar beton
memenuhi persyaratan kwalitas sesuai tujuan konstruksi, a.l.:
- workability: terkait kekentalanàslump ( workablty sngt rendah sl<2,5 cm; rendah sl=2,5-5;
medium =5-10, tinggi sl=10-18cm
- durability/keawetan : terkait kandungan udara, yg baik 2 – 6%
- watertightness/kekedapan air : terkait w/c semakiin rendah semakin kedap
- perubahan volume : terkait panas, kembang susut, retak
- strenght/kekuatan : terkait kualitas bahan, w/c, pengadukan, pengcoran dan perawatan
- elastisitas
- thermal : terkait kandungan semen, kembang susut, retak
- berat : terkait Gs, agrget kasar ukuran besar, gradasi baik.
Untuk bangunan SDA, kedap air dan berat merupakan sifat yang
sangat penting;
Untuk gedung sifat yg sangat penting: kekuatan dan kekakuan
15-Oct-17 ZAIN 46
4.3.1.1 Kemudahan pengerjaan/workability
• Kemudahan pengerjaan didefinisikan sbg kemudahan
dlm penanganan campuran beton yang mencakup
kemudahan dlm: pengadukan, pengangkutan,
pengecoran (dg sedikit kehilangan homogenitas) dan
finishing.
• Workability yg baik sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil pengecoran yang baik dan
konsolidasi beton yang memadai.
• Sifat workability beton tergantung pada proporsi
campuran material yang masing-masing material
memiliki sifat tersendiri.
• Komponen penting workability: adalah konsistensi atau
kekentalan beton.
•
15-Oct-17 ZAIN 47
• Konsistensi adukan beton harus disesuaikan dengan cara
pengangkutan, pemadatan, jenis konstruksi dan kerapatan
tulangan. Konsistensi adukan beton dapat diperiksa
dengan pengujian slump.
• Tujuan pengontrolan slump adalah untuk mengontrol
secara langsung Xngkat konsistensi dan workability guna
memperoleh hasil pengecoran yang baik yang secara Xdak
langsung juga mengontrol nilai faktor air semen (WCR).
• Tingkat workability dibagi menjadi menjadi empat yaitu:
sangat rendah, rendah, medium dan Xnggi,
dengan besar slump masing-masing :
0 – 2,5 cm; 2,5 – 5,0 cm; 5,0 – 10,0 cm; 10,0 -18,0 cm.
• Beton dengan slump yang Xnggi memiliki workability yang
Xnggi pula, namun beton relaXf cair (WCR Xnggi), yang
berarX kekuatannya relaXf rendah. Oleh karena itu perlu
ada keseimbangan antara besar slump dan perbandingan
air semen yang digunakan agar diperoleh beton yang baik.
15-Oct-17 ZAIN 48
Tabel 3 : Nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton (PBI 1971)
Slump (cm)
15-Oct-17 ZAIN 49
• Uji slump dilakukan terhadap beton di tempat pengadukan dan
terhadap beton ditempat pengecoran. Bila jarak tempat pengadukan
dan pengecoran cukup jauh, uji ditempat pengadukan dan ditempat
pengecoran harus dilakukan terhadap angkatan adukan beton yang
sama (same batch) untuk megetahui kehilangan slump selama
pengangkutan.
15-Oct-17 ZAIN 50
15-Oct-17 ZAIN 51
• 8 Kendali mutu beton secara umum:
• 4.8.1 Umum :
• Keseragaman produksi beton, sangat tergantung pada pengendalian mutu
ditempat pencampuran dan pengadukan beton (batching and mixing
plants).
• Berat atau volume dan urutan pemasukan seXap bahan kedalam mixer
dan waktu pengadukan juga perlu diperiksa secara teratur untuk
memasXkan diperoleh campuran beton yang seragam.
15-Oct-17 ZAIN 52
Tabel 4: Kisaran kuat tekan dan perbandingan air semen.
0.40 401
0.45 344
0.50 295
0.55 253
0.60 218
0.65 183
0.70 153
15-Oct-17 ZAIN 53
• 4.3.1.2. Daya Tahan (Durability)
• Yang dimaksudkan durability adalah ketahanan beton
terhadap kondisi sekitarnya, seperX perubahan cuaca,
rekasi kimia dan kondisi pemakaian.
• Ketahanan terhadap cuaca: cuaca panas dingin serta
kering dan basah dapat mengakibatkan disintegrasi pada
beton karena terjadinya pembekuan dan
pengembangan, ekspansi dan kontraksi. Ketahan beton
terhadap pengaruh cuaca dapat dilakukan dengan
pemilihan material dan proses pengerjaan beton yang
baik.
• Ketahanan terhadap kemerosotan mutu kimiawi:
Kemerosotan mutu karena reaksi kimia, biasanya terjadi
karena adanya rekasi antara kandungan alkali didalam
semen dengan kandungan mineral utama agregat beton.
15-Oct-17 ZAIN 54
• Ketahanan terhadap erosi: penyebab erosi pada
permukaan beton adalah: kavitasi, terbawanya
material abrasif oleh aliran air serta abrasi dan dampak
lalulintas. Ketahanan terhadap erosi dapat
diXngkatkan dengan penggunaan beton berkekuatan
Xnggi,
• Berdasarkan hasil peneliXan di laboratorium dan
pengalaman lapangan, menunjukkan bahwa ketahanan
beton dan sifat beton yang lain dapat diXngkatkan
dengan penggunaan kandungan udara sebesar 2
sampai 6 % seperX disajikan pada grafik dibawah.
15-Oct-17 ZAIN 55
15-Oct-17 ZAIN 56
4.3.1.3. Kekedapan air (watertighness)
• Secara teori, kedap air dapat dicapai pada beton yang betul-
betul pejal tanpa void, tapi hal ini tidak mungkin (dan sangat
mahal) karena campuran beton perlu air untuk hidrasi semen.
Segera setelah pengecoran agregat besar akan menstabilkan
dirinya turun (settle) bergerak kebawah yang kemudian diikuti
agregat halus dan mortar yang akan mendorong air keatas
muncul dipermukaan. Bergeraknya air keatas akan
meninggalkan celah atau alur-alur.
• Penggunaan water cement ratio yang rendah dapat
mengurangi proses settlement, setelah terjadi hidrasi semen
akan terbentuk gel yang akan mengisi celah-celah yang
ditinggalkan air. Untuk itu perawatan (curing) beton selama
proses pengerasan, sangat diperlukan agar beton menjadi
kedap air.
• Disamping itu penggunaan bahan tambahan air-entrained yang
tepat, juga akan dapat mengurangi pengendapan (bleeding)
dan alur-laur yang terjadi.
15-Oct-17 ZAIN 57
4.3.1.4. Perubahan Volume
• Perubahan volume yang besar dapat merusak beton, berupa retak-
retak.
• Retak-retak dapat terjadi karena:
- kontraksi akibat perubahan suhu,
- perbedaan suhu antara bagian luar dan dalam beton,
- penyusutan akibat keringnya beton disaat kekuatan beton
belum berkembang, dan
- terjadinya reaksi alkali.
• Pada saat beton dalam proses hidrasi, suhu beton akan meningkat;
peningkatan suhu yang terlalu Xnggi dapat menimbulkan retak-
retak pada beton karena adanya perbedaan panas dibagian dalam
dan luar yg berakibat Xmbulnya tegangan dan regangan.
15-Oct-17 ZAIN 58
4.3.1.5. Kekuatan (strength)
• Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kualitas
bahan, perbandingan air semen, pelaksanaan pengadukan,
pengcoran dan perawatan beton.
• Tekanan hancur pasir kerikil tidak boleh lebih kecil dari tekanan
hancur semen yang telah mengeras.
• Dari pengalaman menunjukkan bahwa dengan perbandingan air
semen yang memenuhi kebutuhan durabiltas dan dengan cara
pengecoran yang baik serta perawatan (Curing) yang memadai akan
diperoleh beton yang memiliki kuat tekan yang memadai pula.
Perawatan berupa penjagaan kelembapan beton pada tahap awal
pengerasan mempunyai peran yang besar dalam pengembangan
kekuatan beton.
• Dari penilitian laborat menunjukkan bahwa beton yang tidak dirawat,
pengembangan kekuatan akan berhenti saat beton masih muda
sementara beton yang dirawat dengan baik kekuatannya akan terus
berkembang meningkat sampai umur 180 hari lebih. Lihat tabel
• Kuat tekan, kuat tarik, dan kuat geser beton, semuanya saling
berhubungan. Tinggi atau rendahnya salah satu kekuatan juga akan
menggambarkan tingi rendahnya kekuatan yang lain walaupun tidak
dalam tingkat yang sama.
15-Oct-17 ZAIN 59
Grafik perkembangan kuat tekan beton dengan bermacam-macam waktu perawatan
kelembapan (Concrete manual USBR)
15-Oct-17 ZAIN 60
4.3.1.6. ElasWsitas
• Beton Xdak betul-betul merupakan bahan elasXs dan
grafik hubungan antara tegangan dan regangan (stress
– strain) akan berbentuk kurva. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan tegangan dan regangan Xdak linier.
• Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan
anggapan linier) disebut “modulus elasWsitas”.
• Umumnya beton dengan kekuatan tekan yang Xnggi
juga memiliki modulus elasXsitas yang Xnggi pula,
walaupun hubungannya Xdak proporsional/linier.
• Dibawah disajikan grafik pada kondisi beton mendapat
beban tetap dan kondisi setelah beban dihilangkan.
15-Oct-17 ZAIN 61
, Gambar 2.8 ElasXsitas dan deformasi massa beton pada kondisi beban
15-Oct-17 tetap yang diikuX dengan kondisi tanpa beban /beban dihilangkan (Concrete
ZAIN 62
manual USBR)
4.3.1.7. Panas (thermal )
• Sifat panas beton sangat berpengaruh pada perubahan
volume beton massa.
• Panas pada beton terjadi pada saat proses pengerasan
beton, yang dipengaruhi oleh faktor yang dapat
dikendalikan dan yang Xdak seperX kandungan mineral
agregat yang Xdak pernah dicantumkan dalam
spesifikasi teknis.
• Semen, pozzolan, porsi pasir, dan kandungan air
merupakan faktor yang dapat dikendalikan dengan
dimodifikasi sehingga panas yang terjadi dapat
dikendalikan pula.
• Disamping itu kandungan udara yang bersifat insulator
juga berpengaruh pada sifat panas beton.
15-Oct-17 ZAIN 63
4.3.1.8. Berat
• Berat beton sangat penXng bagi bangunan yang
stabilitasnya mengandalkan pada berat seperX
bendungan beton grafitasi, bang pelimpah,
pluging trowong/konduit pengelak, bendung, dll.
• Berat satuan beton akan meningkat dengan
penggunaan agregat yang specific gravity-nya
Xnggi dan dengan penggunaan sebanyak
mungkin agregat kasar bergradasi baik dengan
ukuran besar dalam batas yang masih
memungkinkan untuk pelaksanaan.
Skip 148 Bab 2
15-Oct-17 ZAIN 64
4.3.1.9 Desain campuran beton ( mix design)
(1). Umum :
• Proporsi bahan yang digunakan dalam adukan beton,
harus dipilih yang paling ekonomis dengan bahan yang
tersedia, sehingga dapat diproduksi beton dengan
workability, daya tahan dan kekuatan yang
memenuhi. Syarat sifat bahan dan test laboratorium
akan memberikan kombinasi opXum.
(2). Kekuatan beton yang dibutuhkan (required strenght)
• Kriteria ditetapkan oleh USBR yaitu : 80% jumlah beton
yang dites kekuatannya harus berada diatas kekuatan
beton rencana. Tabel 5. memperlihatkan kekuatan
beton, kalau proyek harus menjaga kebutuhan 75, 80
dan 85% dari hasil test kuat tekan beton lebih besar
dari kekuatan beton rencana (untuk kekuatan rencana
antara 140 – 420 kg/cm2)
15-Oct-17
ZAIN 65
Rumus untuk mendapatkan kuat tekan yang dibutuhkan :
fcr = fc / (1-tv)
15-Oct-17 ZAIN 66
Tabel 6 : Kekuatan beton yang dibutuhkan untuk memenuhi kekuatan rencana
(design strength)
15-Oct-17 ZAIN 67
4.4. BETON KERAS
15-Oct-17 ZAIN 68
15-Oct-17 ZAIN 69
4.4.2 Kekuatan lainnya
(1). Kuat tarik :
• kekuatan tarik beton biasanya diambil kira – kira 1/10
– 1/13 kali kekuatan tekan, atau dari pengujian dengan
metode ujiXng yang ditentukan dalam ASTM.
(2). Kuat lentur (bending strength) :
• Kekuatan lentur, kira-kira 1/5 –1/7 kali kuat tekan.
Kuat lentur diperlukan untuk beton perkerasan (jalan).
Ukuran uji sample 15 cm x 53 cm
(3). Kuat geser :
• Kuat geser beton, biasanya diambil kira – kira 2.5 – 3.5
kali kuat tarik.
15-Oct-17 ZAIN 70
4.5. Pengadukan dan pengangkutan :
• Bahan beton diukur sesuai dengan proporsinya berdasarkan
ukuran berat dengan alat penakar (batcher equipment), sesuai
dengan kapasitas mesin pengaduk, kemudian diaduk sampai
merata, setelah itu sesegera mungkin diangkut ke lapangan
untuk mencegah terjadinya segregasi.
b. Pengangkutan :
• Pengangkutan beton dilaksanakan berbagai cara, antara lain
agitator truck, bucket, belt conveyor, concrete pump, talang
dan lain – lain. System transportasi yang paling baik adalah
dengan bucket dan untuk konstruksi tertentu (daerah sempit)
penggunaan concrete pump sangat tepat.
15-Oct-17 ZAIN 71
Bagian bagian batching plant antara lain :
1. Cement silo, untuk menyimpan semen
2. Belt conveyor, untuk menarik material
agregat kasar dan halus ke atas dari bin ke
storage
3. Bin, tempat pengumpulan material dari
base camp memakai wheel loader untuk
ditarik ke atas
4. Storage bin, pemisah agregar menjadi
butir kasar (split), butir menengah
(screening), butir halus (pasir), dan fly
ash
4. Timbangan, ada 3 yaitu untuk agregat,
semen dan air
5. Dosage pump, untuk penambahan bahan
admixture seperti retarder
6. Tempat penampungan air
15-Oct-17 ZAIN 72
15-Oct-17 ZAIN 73
15-Oct-17 ZAIN 74
15-Oct-17 ZAIN 75
15-Oct-17 ZAIN 76
15-Oct-17 ZAIN 77
15-Oct-17 ZAIN 78
15-Oct-17 ZAIN 79
15-Oct-17 ZAIN 80
15-Oct-17 ZAIN 81
15-Oct-17 ZAIN 82
15-Oct-17 ZAIN 83
15-Oct-17 ZAIN 84
15-Oct-17 ZAIN 85
15-Oct-17 ZAIN 86
15-Oct-17 ZAIN 87
15-Oct-17 ZAIN 88
15-Oct-17 ZAIN 89
15-Oct-17 ZAIN 90
4.6. Pengecoran dan Perawatan
a. Pengecoran
• Adukan beton umumnya harus sudah dicor dalam waktu 1 jam.
Jangka waktu dapat diperpanjang sampai 2 jam bila dilakukan
pengadukan terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan
waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan
penghambat waktu pengikatan.
• Beton harus dituang sedekat mungkin kebagian konstruksi yang
dicor, agar Xdak terjadi segregasi (pemisahan bahan) akibat
pemindahan adukan didalam cetakan. Pengecoran harus
dilaksanakan tanpa henX sampai mencapai siar-siar pelaksanaan /
concrete joint yang direncanakan. Tinggi pengecoran Xdak boleh
lebih dari 1,5 m dan tebal hamparan pengecoran maksimum 30
sampai 50 cm.
• Untuk mencegah Xmbulnya rongga kosong dan sarang tawon,
adukan beton harus dipadatkan. Pemadatan dapat dilakukan
dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan memukul-mukul
cetakan, tapi sebaiknya menggunakan alat penggetar. Untuk beton
Kelas III (mutu > K225), pemadatan harus menggunakan alat
penggetar.
15-Oct-17 ZAIN 91
b. Pemadatan
• Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara verXkal,
kecuali pada keadaan khusus dapat dimiringkan sampai 450. Selama
penggetaran, jarum Xdak boleh digerakkan dalam arah horisontal
karena akan mengakibatkan pemisahan bahan. Harus dijaga jarum
Xdak boleh mengenai: cetakan atau bagian yang telah mengeras dan
mengenai tulangan karena akan mengakibatkan tulangan lepas dari
beton dan juga getaran akan merambat kebagian beton yang telah
mengeras.
c. Siar pelaksanaan
• Siar pelaksanaan atau sambungan konstruksi (construcAon Joint )
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga Xdak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi. Balok dan pelat Xdak boleh dicor
sebelum beton kolom cukup mengeras.
• Sebelum pengecoran beton baru, bagian permukaan beton lama harus
dibersihkan dari material lepas, disemprot air, kemudian dilapisi
dengan acian semen kental.
15-Oct-17 ZAIN 92
d. Pemadatan
• Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara
vertikal, kecuali pada keadaan khusus dapat dimiringkan sampai
45 derajat.
• Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan dalam arah
horisontal karena akan mengakibatkan pemisahan bahan.
• Harus dijaga jarum tidak boleh mengenai: cetakan atau bagian
yang telah mengeras dan mengenai tulangan karena akan
mengakibatkan tulangan lepas dari beton dan juga getaran akan
merambat kebagian beton yang telah mengeras.
• Jarum ditarik setelah permukaan beton terlihat mengkilat, yang
umumnya tercapai setelah 30 detik. Penarikan tidak boleh terlalu
cepat agar rongga bekas jarum terisi penuh oleh adukan.
e. Siar pelaksanaan:
• Siar pelaksanaan atau sambungan konstruksi (construction Joint )
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan konstruksi.
• Balok dan pelat tidak boleh dicor sebelum beton kolom cukup
mengeras.
• Sebelum pengecoran beton baru, bagian permukaan beton lama
harus dibersihkan dari material lepas, disemprot air, kemudian
dilapisi dengan acian semen kental.
15-Oct-17 ZAIN 93
15-Oct-17 ZAIN 94
15-Oct-17 ZAIN 95
g. Perawatan :
• Kandungan air dalam beton sebetulnya cukup untuk proses hidrasi,
tetapi beton akan kehilangan kandungan air karena evaporasi dan
sebab yang lain yang akan berakibat melambatnya waktu pengikatan
(pengerasan) dan menjadikan proses hidrasi Xdak sempurna/komplit
sehingga kekuaatn juga Xdak berkembang dengan sempurna pula. Pada
gambar grafik dibawah diperlihatkan pengaruh perawatan terhadap
berkembangnya kekuatan beton.
• Perawatan dengan penjagaan kelembapan bertujuan untuk mencegah
atau mengisi kembali atas kehilangan kelembapan pada awal waktu
pengikatan yang merupakan tahap penXng dimana proses hidrasi
berjalan cepat.
• Perawatan umumnya dilakukan paling sedikit 2 minggu dengan
menjaga permukaan beton agar tetap lembab dengan penyemprotan
air terus menerus, penggenangan air atau penutupan permukaan
dengan karung basah.
• Perawatan juga dapat dilakukan dengan uap bertekanan
tinggi, uap bertekanan udara luar, proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan. Perawatan dengan cara
ini harus ditangani oleh ahli yang berpengalaman.
15-Oct-17 ZAIN 96
Contoh grafik perkembangan kuat tekan beton dengan
bermacam-macam waktu perawatan kelembapan
(Concrete manual USBR)
15-Oct-17 ZAIN 97
15-Oct-17 ZAIN 98
15-Oct-17 ZAIN 99
• Pada struktur masif (beton massa), panas yang ditimbulkan
oleh proses hidrasi semen, pada bagian dalam beton tidak
akan segera menghilang sementara pada bagian luar panas
sudah menurun.
• Perbedaan panas bagian dalam dan luar beton dapat
menimbulkan tegangan dan regangan yang berakibat
timbulnya retak-retak pada permukaan beton. Pada kondisi
demikian perawatan seperti diatas`tetap diperlukan,
sementara untuk mengurangi timbulnya panas yang tinggi
dibagian dalam saat hidrasi dapat dilakukan upaya-upaya (pre
colling dan post colling) seperti:
- mengurangi pemakaian semen,
- memakai semen yang bersifat low heat,
- mendingainkan bahan atau mencampur air adukan dengan
balok-balok es,
- pendinginan dengan mengalirkan air kedalam pipa-pipa yang
ditanam dalam beton dan lain sebagainya.
- melaksanakan pengecoran saat suhu udara rendah/malam hari
• Berat atau volume dan urutan pemasukan seXap bahan kedalam mixer
dan waktu pengadukan juga perlu diperiksa secara teratur untuk
memasXkan diperoleh campuran beton yang seragam.
3). Pengadukan
• Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan tangan dan dengan mesin pengaduk (mixer). Untuk
semua klas mutu beton, pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk, kecualai beton mutu B0 (pasal 6.2 PBI 1971
• Beton plasWs
Adalah beton yang memiliki sifat plasXs yang terbuat dari campuran:
semen, slari bentonite dan agregat. Slari bentonite biasanya terbuat dari
bentonite dan air dengan porsi bentonite sebesar 2 ~ 12%. Untuk 1 m3
beton plasXs biasanya diperlukan slari bentonite 400~500 liter; semen
100~200 kg; agregat ukuran <30 cm. bergradasi baik sebesar 1300~1500
kg.
Beton plasXs, biasanya digunakan untuk dinding penahan rembesan
(cutoff wall) pada pondasi bendungan. à file cutoff Keuliling
• Beton berat
adalah beton yang mengandung agregat berat alami seperX bijih logam (limonite,
magneXte), barite atau bikinan pabrik seperX hasil peleburan logam besi. Beton
berat biasanya digunakan untuk perlindungan terhadap radiasi nuklir.
• Beton vakum
• Beton vakum dibuat dengan mem-vakum permukaan beton segera
setelah pengecoran saat beton masih plasXs sehingga kandungan air dan
gelembung uadara didekat permukaan tersedot keluar dengan
meninggalkan lobang-lobang pada permukaan beton. Dengan
berkurangnya kandungan air, kekuatan dan ketahanan beton akan
meningkat.
Tutup Beton
2) Agregat kasar
• - tes berat jenis (rentang spesifik antara 2.55-2.65, material yang
mempunyai berat jenis rendah, Xdak sesuai untuk beton)
• - analisa gradasi (modulus kehalusan antara : 6 ~ 8)
• - sifat kekerasan agregat (kehilangan berat maximum karena tes
sifat baik dengan menggunakan natrium sulfat, kurang dari 12%)
bentuk beton
a. PERSIAPAN
SEBELUM DILAKUKAN PENGADUKAN, LEBIH DULU PERBANDINGAN
CAMPURAN BETON HARUS DISESUAIKAN DENGAN KANDUNGAN AIR
PERMUKAAN / KELEMBAPAN AGREGAT
*SEBELUM PENGECORAN:
- cek bahan/material
- cek penempatan tulangan
- cek dimensi dan elevasi, terutama elev pek cetakan
- cek dengan perbandingan material-material beton
selama pekerjaan; berat / volume;
- cek besar slump beton ;
- cek persiapan pengecoran, (minimum 2 set vibrator)
- Cek, pembasahan cetakan dan/atau penyediaan
lembaran utk pembahasan beton
*SETELAH PENGECORAN:
- cek pembasahan selama waktu pengerasan (curing
period)
- cek pembongkaran (waktu, cara)
Siar pelaksanaan:
• Siar pelaksanaan atau sambungan konstruksi (construction Joint )
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan konstruksi.
• Balok dan pelat tidak boleh dicor sebelum beton kolom cukup
mengeras.
• Sebelum pengecoran beton baru, bagian permukaan beton lama
harus dibersihkan dari material lepas, disemprot air, kemudian
dilapisi dengan acian semen kental.
Kekuatan beton
Type Bangunan (kg/cm2)
Pengadukan
• Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan tangan dan dengan mesin pengaduk (mixer). Untuk
semua klas mutu beton, pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk, kecualai beton mutu B0 (pasal 6.2 PBI 1971
• Beton plasWs
Adalah beton yang memiliki sifat plasXs yang terbuat dari campuran:
semen, slari bentonite dan agregat. Slari bentonite biasanya terbuat dari
bentonite dan air dengan porsi bentonite sebesar 2 ~ 12%. Untuk 1 m3
beton plasXs biasanya diperlukan slari bentonite 400~500 liter; semen
100~200 kg; agregat ukuran <30 cm. bergradasi baik sebesar 1300~1500
kg.
Beton plasXs, biasanya digunakan untuk dinding penahan rembesan
(cutoff wall) pada pondasi bendungan.
• Beton berat
adalah beton yang mengandung agregat berat alami seperX bijih logam (limonite,
magneXte), barite atau bikinan pabrik seperX hasil peleburan logam besi. Beton
berat biasanya digunakan untuk perlindungan terhadap radiasi nuklir.
• Beton vakum
• Beton vakum dibuat dengan mem-vakum permukaan beton segera
setelah pengecoran saat beton masih plasXs sehingga kandungan air dan
gelembung uadara didekat permukaan tersedot keluar dengan
meninggalkan lobang-lobang pada permukaan beton. Dengan
berkurangnya kandungan air, kekuatan dan ketahanan beton akan
meningkat.
• Berat atau volume dan urutan pemasukan seXap bahan kedalam mixer
dan waktu pengadukan juga perlu diperiksa secara teratur untuk
memasXkan diperoleh campuran beton yang seragam.
• Pengadukan
• Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan tangan dan dengan mesin pengaduk (mixer). Untuk
semua klas mutu beton, pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk, kecualai beton mutu B0 (pasal 6.2 PBI 1971
• Beton plasWs
Adalah beton yang memiliki sifat plasXs yang terbuat dari campuran:
semen, slari bentonite dan agregat. Slari bentonite biasanya terbuat dari
bentonite dan air dengan porsi bentonite sebesar 2 ~ 12%. Untuk 1 m3
beton plasXs biasanya diperlukan slari bentonite 400~500 liter; semen
100~200 kg; agregat ukuran <30 cm. bergradasi baik sebesar 1300~1500
kg.
Beton plasXs, biasanya digunakan untuk dinding penahan rembesan
(cutoff wall) pada pondasi bendungan.
Catatan:
• IP =portland pozzolan,
• IS =portland slag;
• GU = general use,
• LH = low heat of hydration.
• MH = moderate heat of hydration.
• HE = high early strength.
• MS = moderate sulfate resistance.
• HS = high sulfate resistance.
• SCMs= supplementary cemenAAous materials (either "P" for pozzolan or "S"
for slag cement)
15-Oct-17 ZAIN 205
Bila semen portland dicampur dengan pusolan atau
jenis semen lain, masing-masing material tersebut
harus ditakar (batch) tersendiri di dalam alat
pencampur (mixing plant).
• Jenis BPG:
- Lean mix RCC
- High Paste RCC
- RCD.