Anda di halaman 1dari 371

DIKLAT

PENGAWASAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN


TINGKAT DASAR

PEKERJAAN BETON

ZAINUDDIN
JAKARTA 17 OKTOBER 2017

15-Oct-17 ZAIN 1
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM:
SETELAH MENGIKUTI DIKLAT PESERTA
DIHARAPKAN MAMPU MEMAHAMI PRINSIP
PENGAWASAN PEKERJAAN BETON
KONVENSIONAL PADA PELAKSANAAN
KONSTRUKSI BENDUNGAN

15-Oct-17 ZAIN 2
Indonesia belum memiliki SNI beton bendungan

15-Oct-17 ZAIN 3
ISI MODUL
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KERANGKA UMUM KENDALI MUTU :àPemeriks: material, konstr, bangunan
yg tlh dikonstruksi, mutu final (dimensi, finishing, fungsi), percobaan operasi.
BAB III : RENCANA PELAKS KENDALI MUTU: Organisasi pengawas, susunan staf,
kewajiban Tim (tim lab, tim pengawas, tim survai)
BAB IV: DASAR TEKNOLOGI BETON
4.1Umum: sifat beton, beton bertulang, unsur2 dlm adukan beton.
4.2Bahan beton: semen, agregat, air, bhn pembantu.
4.3Beton muda
Sifat penting: Workability, kekedapan air, perubahan volume,
kekuatan, elastisitas, panas, berat.
Desain campuran: kekuatan yg dibutuhkan
Beton keras: kekuatan
Pengadukan dan pengangkuatan: penyesuaian campuran dilapgn,
pengangkutan, pengecoran dan perawatan,
Selimut beton, cetakan dan finishing.
Kendali mutu beton secara umum: slump, kuat tekan, panas btn
massa, benda uji setiap 3-5m3
Beton khusus
BAB V : Kendali mutu beton
15-Oct-17 ZAIN 4
BAB V : Kendali mutu Beton
5.2 Material Beton
5.2.1 Persyaratan minimum: air, agregat.
5.2.2 Agregat yang disarankan: granit, andesit,
batu pasir keras,
5.2.3 Uji agregat: Agrgt hls: berat jenis, gradasi,
soundness 10%. Agrgt kasar idem soundness 12%.
5.2.4 Gudang material
5.3 Pek Campuran, pengadukan, pengecoran
5.3.1 Desain campuran
5.3.2 Pemeriksaan sebelum pengecoran
BAB VI: Beton Khusus: jenis semen, beton RCC, precast,
pratekan, beton massa.

15-Oct-17 ZAIN 5
BAB I. PENDAHULUAN
•  Konstruksi beton banyak digunakan pada
bangunan-bangunan sumber daya air seperX:
bendung, bendungan beton, bangunan pelimpah,
bangunan intake, terowong/konduit pengelak,
saluran irigasi, gorong-gorong, jembatan, dan
lain-lain.
•  Agar kwlaitas dan fungsi bangunan tercapai
sebagaimana yang direncanakan, selama
pelaksanaan konstruksi perlu diterapkan System
Kehandalan/Jaminan Mutu (Quality Assurance)
dan kendali mutu (Quality Control).

15-Oct-17 ZAIN 6
•  System jaminan mutu mengharuskan agar
seXap langkah pelaksanaan pekerjaan selalu
mamatuhi prosedur dan standard yang telah
ditetapkan. Apabila standar dan prosedur
dipatuhi, diyakini hasil akhir pekerjaan akan
mencapai mutu sebagaimana yang direncanakan.
•  System kendali mutu, memiliki sasaran agar hasil
pekerjaan memenuhi spesifikasi teknis yang
tertuang dalam kontrak kerja, untuk itu perlu
dilakukan serangkaian uji mutu untuk
memasXkan hasil pekerjaan telah memenuhi
spesifikasi teknis dan dapat berfungsi seperX
yang direncanakan.

15-Oct-17 ZAIN 7
CONTOH PEMANFAATAN BETON PADA BANGUNAN SDA
15-Oct-17 ZAIN 8
15-Oct-17 ZAIN 9
15-Oct-17 ZAIN 10
15-Oct-17 ZAIN 11
15-Oct-17 ZAIN 12
15-Oct-17 ZAIN 13
15-Oct-17 ZAIN 14
15-Oct-17 ZAIN 15
15-Oct-17 ZAIN 16
15-Oct-17 ZAIN 17
DIVERSION PLUGGING

15-Oct-17 ZAIN 18
BAB II: KERANGKA UMUM KENDALI MUTU

•  Kegiatan utama pengawasan mutu pekerjaan


beton adalah mengendalikan mutu pekerjaan
yang secara umum memiliki dua sasaran utama,
yaitu agar hasil pekerjaan:
•  sesuai spesifikasi
•  berfungsi sesuai rencana.

•  Untuk lebih memahami konsep kendali mutu


pekerjaan, dibawah disajikan bagan kerangka
umum pekerjaan kendali mutu pekerjaan
konstruksi sumber daya air yang dapat diajadikan
acuan dalam kendali mutu pekerjaan beton.
15-Oct-17 ZAIN 19
15-Oct-17 ZAIN 20
BAB III RENCANA PELAKS
KENDALI MUTU
•  Organisasi pengawas,
•  susunan staf,
•  kewajiban Tim/organisasi Pengawas: tim
lab, tim pengawas lapangan, tim survai

15-Oct-17 ZAIN 21
BAB IV
DASAR TEKNOLOGI BETON

•  4.1 Umum
•  Agar pengawas dapat menjalankan tugas pengawasan dengan baik
khususnya dalam pengawasan pekerjaan beton, pengawas harus
memahamai dasar-dasar teknologi beton.
•  Pada uraian dibawah akan dibahas secara garis besar dasar-dasar
teknologi beton yang sangat diperlukan sebagai bekal bag para
pengawas lapangan.
•  Cakupan bahasan akan melipuX: bahan beton, sifat penXng beton,
desain campuran beton, pengenadlian mutu beton secara umum,
pengadukan dan pengangkutan, pengecoran dan perawatan,
bekesXng dan finishing serta pengenalan beberapa beton khusus.
•  Beton dan baja memegang peranan penXng sebagai bahan
bangunan modern. beton digunakan pada hampir semua jenis
konstruksi mulai dari jalan raya, jembatan, bendungan dan gedung.

15-Oct-17 ZAIN 22
•  Beton dapat dianggap sebagai semacam batu buatan,
dibuat dengan mencampur: semen portland, agregat
halus, agregat kasar, air dengan atau tanpa bahan
tambahan (admixture), dengan perbandingan
campuran tertentu, sehingga membentuk masa padat.

•  Kualitas beton sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor


seperX:
- kualitas bahan yang digunakan,
-  perbandingan campuran,
-  cara pengadukan,
-  cara pengangkutan dan cara pengecoran,
-  kualitas bekisXng,
-  cara perawatan dan lain-lain.

15-Oct-17 ZAIN 23
•  BETON : CAMPURAN SEMEN/OPC, AGREGAT HALUS, AGREKAT
KASAR DAN AIR, DENGAN ATAU TANPA BHN TAMBAHAN,
MENJADI MASA PADAT à SEMACAM BATU BUATAN

CONTOH: 1L AIR +1 LPC + 4L PS + 6 L KR à 8 L BETON

•  BETON NORMAL: BETON DG BERAT ISI 2200~2500 KG/M3


MENGGUNAKAN AGREGAT ALAM TANPA BAHAN TAMBAHAN.
à LAZIM DISEBUT BETON KONVENSIONAL

•  JENIS-JENIS BETON LAIN:


BETON RINGAN (<1900 kg/m3), BERAT, PRATEGANG, PLASTIS,
beton MASSA, RCC, SHOTCRETE, DLL





ZAIN 24 15-Oct-17
4.1 Umum
4.1.1. Sifat umum beton
Kelebihan dan kekurangan beton ditinjau dari penggunaan
dan tujuan konstruksi pada umumnya adalah sebagai
berikut :
•  Kelebihan :
•  (1). Mempunyai daya tahan tinggi
•  (2). Mempunyai kekuatan tekan tinggi
•  (3). Melindungi tulangan baja dari karat
•  (4). Mudah dibentuk
•  (5). Relatif murah dibandingkan dengan bahan
bangunan yang lain
• 
•  Kekurangan :
•  (1). Kekuatan tarik rendah
•  (2). Mempunyai kemungkinan terjadi retak
•  (3). Bobotnya besar.
15-Oct-17 ZAIN 25
4.1.2. Beton bertulang
•  Beton yang mengandung tulangan dengan luas
dan jumlah tulangan yang Xdak kurang dari
persyaratan nilai minimum dinamakan beton
bertulang, beton dan tulangan bekerja sama-
sama menahan gaya yang bekerja.
•  Beton tanpa tulangan disebut beton polos (plain
concrete). Bagi beton yang hanya dilengkapi
dengan beberapa tulangan untuk mencegah
retak akibat penyusutan, dianggap sebagai beton
tanpa tulangan atau beton polos.
•  Tulangan baja di dalam beton disiapkan terutama
untuk menahan tarikan, sedangkan fungsi utama
beton adalah menahan tekanan.
15-Oct-17 ZAIN 26
4.1.3. Unsur-unsur di dalam adukan beton :
Beton dapat dianggap sebagai gumpalan dari butiran
agregat yang sepenuhnya diselimuti dengan pasta
semen. Karena itu pasta semen harus cukup memadai
untuk dapat mengisi semua ruang di antara butiran
agregat.
•  Sifat pengaliran (flow ability) dari adukan beton dipengaruhi
oleh:
-  keenceran dari pasta semen,
-  kadar udara,
-  bentuk butiran & gradasi agregat dan lain-lain.
•  Proporsi campuran adukan beton
biasanya ditentukan oleh banyaknya:
- semen,
- agregat halus dan kasar,
- air dan
- kandungan udara

15-Oct-17 ZAIN 27
Banyaknya air, semen dan udara untuk
berbagi ukuran agrerat.

Untuk per m3 adukan beton dengan
agregrat yang lebih kasar akan
membutuhkan lebih sedikit air dan
semen (Concrete Manual USBR).

15-Oct-17 ZAIN 28
4.2 BAHAN BETON

4.2.1. SEMEN
•  Semen merupakan bagian terpenXng beton, karena
semen yang dicairkan berfungsi sebagai bahan
pengikat yang pemersatukan agregat menjadi beton.
Bahan pengikat yang oleh masyarakat umum lazim
disebut “semen” sebetulnya adalah Portland cement
yang dalam ilmu bahan termasuk dalam kelompok
pengikat hidrolis yang dapat mengeras bila diberi air.
•  Semen dan air bersama mengadakan proses kimia.
Pasir dan kerikil sebetulnya hanya sebagai “bahan
pengisi” yang Xdak bekerja akXf dalam proses
menjadi batu.

15-Oct-17 ZAIN 29
•  Macam-macam Wpe semen portland.
Standar U.S.A Standar U.K. Keterangan

Tipe I Ordinary Portland (OPC) Untuk konstruksi umum, khususnya beton precast
yang tidak bersinggungan dengan tanah dan air

Tipe II - Untuk konstruksi umum, dan beton dengan


volume yang besar (mass conrete) dan panas
hidrasinya dibatasi untuk mengurangi retak-retak

Tipe III Rapid Hardening Untuk beton yang cepat mengeras (rapid
portland strenght) seperti untuk konstruksi darurat,
pekerjaan perbaikan, dll

Tipe IV Low Heat Portland Untuk beton dengan volume sangat besar seperti
bendungan. Pengerasan lambat (slow strenght
development) dan mahal

Tipe V Sulphate Resisting Untuk konstruksi lining saluran, siphon, gorong-


Portland gorong yang bersinggungan dengan tanah atau air
tanah yang mengandung sulfat, yang bila
menggunakan semen tipe lain akan mempercepat
proses kemerosotan mutu

15-Oct-17 ZAIN 30
SEMEN INDONESIA
SNI atau standar tentang semen portland dan semen campuran, sebagai acuan
pengecekan jenis dan Xpe semen yang digunakan :
•  SNI 15-2049-2004 (Semen Portland)
•  SNI 15-0302-2004 (Semen Portland Pozolan) àPPC (Portland Cement Pozzolan)
•  SNI 15-7064-2004 (Semen Portland Komposit)àPCC (Portland Composite Cement)
•  SNI 15-3500-2004 (Semen Portland Campur)

15-Oct-17 ZAIN 31
15-Oct-17 ZAIN 32
Semen Portland Pozolan
(PPC = Portland Pozzolan Cement)
SNI 15-0302-2004
•  Semen Portland Pozolan didefinisikan sebagai suatu semen
hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara
semen portland dan pozolan halus, yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk
semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan
6% sampai dengan 40% massa semen portland.
•  Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI
15-0302-2004 dikelompokkan sebagai berikut :
Jadi semen PPC mengandung 2 unsur utama :
- semen portland (OPC)
- pozolan (mis. fly ash)

15-Oct-17 ZAIN 33
15-Oct-17 ZAIN 34
Semen Portland Komposit
(PCC = Portland Composite Cement)
SNI 15-7064-2004
•  Semen Portland Komposit didefinisikan
sebagai bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama-sama terak semen
portland dan gips dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran
antara bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain.
•  Bahan anorganik tersebut antara lain terak
tanur Wnggi (blast furnace slag), pozolan,
senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar
total bahan anorganik 6% - 35 % dari massa
semen portland komposit
•  Jadi semen PCC mengandung 3 unsur utama :
semen portland (OPC), gips dan bahan
anorganik (bisa lebih dari 1 macam bahan
anorganik : terak tanur Xnggi (blast furnace
slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur)

15-Oct-17 ZAIN 35
15-Oct-17 ZAIN 36
4.2. 2. AGREGAT
•  Agregat adalah material granular, seperX pasir kerikil, batu
pecah dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama-sama
dengan media pengikat semen untuk membentuk beton.
•  Agregat dibedakan menjadi:
- agregat halus berupa pasir dan

- agregat kasar berupa kerikil.
•  Pasir dan kerikil alami lazim digunakan sebagai agregat.
Digunakan bila:
- kualitasnya memenuhi syarat,
- dapat diperoleh dalam jumlah yang mencukupi serta
- layak secara ekonomi.
•  SeperX yang telah dijelaskan didepan, agregat hanyalah
sebagai bahan pengisi, tetapi kwalitas agregat akan
mempengaruhi kwalitas beton.

15-Oct-17 ZAIN 37

1). Sifat – Sifat agregrat


(1). Berat jenis buWran (Specific Gravity)
•  Umumnya specific gravity untuk agregrat halus berkisar antara 2.50-2.60 dan
agregrat kasar berkisar antara 2.55-2.70.
(2). Air permukaan dan penyerapan
•  Agregrat yang baik mempunyai nilai penyerapan air yang kecil, untuk agregrat halus
sekitar 1-5% dan agregrat kasar berkisar sekitar 0.5 – 3.5%.
•  Saat membuat desain campuran (design mix), diasumsi agregrat mempunyai kondisi
kering dengan lembab dipermukaan(saturated, surface dry condiXon/SSD). Bila
dilapangan agregrat yang digunakan basah, jumlah air yang ada di permukaan harus
dihitung dan adukan harus disesuaikan.
(3). Berat per unit volume
•  Berat agregrat per 1 m3 dalam kondisi kering udara disebut berat per unit volume
(volume unit wight).
•  Standard untuk pengukuran volume unit weight ini biasanya untuk agregrat halus
1450 – 1700 Kg/m3 . untuk agregrat kasar 1550 – 2850 Kg/m3 .
(4). Gradasi
•  Campuran semen , pasir dan kerikil harus bergradasi baik (well graded). Untuk
mengetahui kondisi ini, dapat dilakukan analisis saringan
(5). BuWran
•  Bentuk buXran agregrat sebaiknya Xdak pipih atau memanjang,tetapi mendekaX
bentuk bulat serta agregrat Xdak diperbolehkan mengandung kotoran bahan organik
atau lumpur dan lain-lain.
•  Kuat tekan hrs > dari semen yang mengeras
15-Oct-17 ZAIN 38

2). Pasir. (Agregat Halus/AH)
•  Pasir dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu dan mempunyai
ukuran buXr terbesar 5,0 mm;
•  Menurut ukuran buXrannya pasir dibedakan menjadi pasir halus
dengan diameter kurang dari 1 mm dan pasir kasar dengan diameter 1
sampai 5 mm.
•  Tekanan hancur pasir Xdak boleh lebih kecil dari tekanan hancur semen
yang telah mengeras.
•  Sebelum digunakan, pasir perlu diperiksa :
- kandungan kotoran bahan organik dan lumpur, Xdak boleh lebih
dari 5%
- kekerasannya
- kandungan airnya
- distribusi buXrannya, harus teridiri dari buXr-buXr dengan beraneka
ragam ukuran (analisis saringan ).

PASIR LAUT TIDAK BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI AGREGAT UNTUK SEMUA
MUTU BETON KECUALI DENGAN PETUNJUK-PETUNJUK DARI
LEMBAGA PEMERIKSA BAHAN YANG DIAKUI.

15-Oct-17 ZAIN 39
3). Kerikil / batu pecah (Agregat kasar/AK)
•  Kerikil dapat dapat berupa kerikil alami sebagai hasil
disintegrasi alami batuan atau batu pecah yang dihasilkan
oleh mesin pemecah batu atau yang dipecah-pecah dengan
tenaga manusia, dengan diameter 5 sampai 40 mm. Batu
pecah memiliki sisi-sisi yang tajam yang dapat
menghasilkan beton yang lebih baik. Bahan batu harus
keras, lebih keras dari semen yang telah mengeras.

4). Agregar ringan
•  Agregat ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering
dan gembur mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.
Agregat ringan dapat berupa bahan alam atau bahan
buatan seperX batu apung, abu terbang (fly ash) dan lain
sebagainya.
•  Gradasi: sebaiknya well graded. Skip 35.

15-Oct-17 ZAIN 40

5). Susunan buWran agregat
•  Susunan atau gradasi buXran agregat campuran beton,
untuk mutu beton K125 atau mutu lebih Xnggi harus
diperiksa dengan melakukan analisis ayakan.
•  Susunan buXran yang digunakan dapat dilihat pada grafik
yang diambil dari Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971 NI-2, seperX disajikan dibawah. Angka-angka yang
berada dalam kurung seperX (1), (2), (3), (4), (5)
mempunyai arX sbb:
(1) = daerah Xdak baik, perlu banyak semen dan air
(2) = daerah baik, tapi perlu lebih banyak semen dan air
dibanding daerah (3)
(3) = daerah baik sekali
(4) = daerah baik untuk susunan buXr diskonXnu
(5) = daerah Xdak baik, teralalu sulit dikerjakan

15-Oct-17 ZAIN 41

Gradasi agregat campuran
(pasr kerikil) dg diameter
maks 31,5mm (PBI 1971)

(1)=Xdak baik, perlu banyak
semen dan air
(2)=baik, tapi perlu lebih
banyak semen dan air di
banding (3).
(3)=baik sekali
(4)=baik, untuk susunan
buXran diskonXnyu
(5)=Xdak baik, terlalu sulit
dikerjakan

15-Oct-17 ZAIN 42
Ukuran maks buXran 8 mm Ukuran maks buXran 16 mm

15-Oct-17 ZAIN 43
4.2.3. Air Pengaduk :
•  Air yang digunakan adalah air bersih (air layak diminum).
•  Air tidak boleh mengandung kotoran berupa lempung,
bahan organik, garam dan asam. Air laut tidak boleh
digunakan untuk beton bertulang.
4.2.4. Bahan pembantu (admixture)
•  Bahan pembantu atau bahan tambahan adalah suatu
bahan berupa bubukan atau cairan yang dibubuhkan
kedalam campuran beton selama pengadukan dalam
jumlah tertentu.
•  Manfaat bahan pembantu adalah untuk memperbaiki:
- mutu beton,
- sifat kemudahan pengerjaan,
- waktu pengikatan dan pengerasan, atau
- untuk maksud lain.
•  Manfaat bahan pembantu harus dibuktikan dengan uji atau
percobaan.
•  Selama bahan-bahan pembantu dipakai, harus dilakukan
pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya.
15-Oct-17 ZAIN 44
•  (a). Accelerators
Dipakai untuk meningkatkan kekuatan awal beton. Peningkatan
kekuatan awal berguna untuk melindungi beton dari kerusakan
akibat pembekuan di daerah iklim dingan. Peningkatan kekuatan
awal juga diperlukan bila konstruksi harus segera memikul
beban kerja seperti pada angker.
•  (b). Air entraining agent (AEA)
•  Dipakai untuk meningkatkan workability adukan beton. Karena
penggunaan bahan ini dapat mengurangi kekuatan beton,
perencana harus menetapkan besarnya pengurangan kekuatan.
•  (c). Water reducing, set control admixture (WRA)
•  Dipakai terutama untuk mengurangi kebutuhan air. Sesuai
dengan fungsinya bahan ini dibagi atas :
•  (1). Water reducing
•  (2). Water reducing and set retarding
•  (3). Water reducing and set accelerating admixture
•  Bahan tamabahan tipe retarder digunakan untuk memperlambat
pengerasan (waktu ikat awal dan akhir), biasanya karena
kondisi pengecoran yang sulit. Perencana perlu memeriksa
setting time-nya dan membandingkan kebutuhan waktu untuk
pelaksanaan pengecoran.
Skip 149 bab 2 beton massa
15-Oct-17 ZAIN 45

4.3. BETON MUDA/BETON SEGAR
4.3.1 SIFAT-SIFAT PENTING BETON
•  Sifat-sifat penting beton yang harus diperhatikan agar beton
memenuhi persyaratan kwalitas sesuai tujuan konstruksi, a.l.:
- workability: terkait kekentalanàslump ( workablty sngt rendah sl<2,5 cm; rendah sl=2,5-5;
medium =5-10, tinggi sl=10-18cm
- durability/keawetan : terkait kandungan udara, yg baik 2 – 6%
- watertightness/kekedapan air : terkait w/c semakiin rendah semakin kedap
- perubahan volume : terkait panas, kembang susut, retak
- strenght/kekuatan : terkait kualitas bahan, w/c, pengadukan, pengcoran dan perawatan
- elastisitas
- thermal : terkait kandungan semen, kembang susut, retak
- berat : terkait Gs, agrget kasar ukuran besar, gradasi baik.

Untuk bangunan SDA, kedap air dan berat merupakan sifat yang
sangat penting;
Untuk gedung sifat yg sangat penting: kekuatan dan kekakuan

15-Oct-17 ZAIN 46
4.3.1.1 Kemudahan pengerjaan/workability
•  Kemudahan pengerjaan didefinisikan sbg kemudahan
dlm penanganan campuran beton yang mencakup
kemudahan dlm: pengadukan, pengangkutan,
pengecoran (dg sedikit kehilangan homogenitas) dan
finishing.
•  Workability yg baik sangat diperlukan untuk
mendapatkan hasil pengecoran yang baik dan
konsolidasi beton yang memadai.
•  Sifat workability beton tergantung pada proporsi
campuran material yang masing-masing material
memiliki sifat tersendiri.
•  Komponen penting workability: adalah konsistensi atau
kekentalan beton.
• 

15-Oct-17 ZAIN 47
•  Konsistensi adukan beton harus disesuaikan dengan cara
pengangkutan, pemadatan, jenis konstruksi dan kerapatan
tulangan. Konsistensi adukan beton dapat diperiksa
dengan pengujian slump.
•  Tujuan pengontrolan slump adalah untuk mengontrol
secara langsung Xngkat konsistensi dan workability guna
memperoleh hasil pengecoran yang baik yang secara Xdak
langsung juga mengontrol nilai faktor air semen (WCR).
•  Tingkat workability dibagi menjadi menjadi empat yaitu:
sangat rendah, rendah, medium dan Xnggi,
dengan besar slump masing-masing :
0 – 2,5 cm; 2,5 – 5,0 cm; 5,0 – 10,0 cm; 10,0 -18,0 cm.
•  Beton dengan slump yang Xnggi memiliki workability yang
Xnggi pula, namun beton relaXf cair (WCR Xnggi), yang
berarX kekuatannya relaXf rendah. Oleh karena itu perlu
ada keseimbangan antara besar slump dan perbandingan
air semen yang digunakan agar diperoleh beton yang baik.
15-Oct-17 ZAIN 48
Tabel 3 : Nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton (PBI 1971)

Slump (cm)

Uraian Maksimum Minimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi 12,5 5,0


telapak
Fondasi telapak tidak bertulang, 9,0 2,5
kaison dan konstruksi dibawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5
Perkerasan jalan 7,5 5,0
Pembetonan massal 7,5 2,5

15-Oct-17 ZAIN 49
•  Uji slump dilakukan terhadap beton di tempat pengadukan dan
terhadap beton ditempat pengecoran. Bila jarak tempat pengadukan
dan pengecoran cukup jauh, uji ditempat pengadukan dan ditempat
pengecoran harus dilakukan terhadap angkatan adukan beton yang
sama (same batch) untuk megetahui kehilangan slump selama
pengangkutan.

•  Konsistensi dari beton diperlihatkan oleh nilai slump. Untuk


workability sampai saat ini belum ada suatu cara untuk
memeriksanya, hanya ditentukan oleh pengalaman melihat
segregasi beton yang terjadi pada saat slump test.

15-Oct-17 ZAIN 50
15-Oct-17 ZAIN 51
•  8 Kendali mutu beton secara umum:
•  4.8.1 Umum :
•  Keseragaman produksi beton, sangat tergantung pada pengendalian mutu
ditempat pencampuran dan pengadukan beton (batching and mixing
plants).

•  Selama pelaksanaan campuran beton perlu disesuaikan (adjustment)


berdasarkan hasil uji gradasi dan kelembapan agregat, karena umumnya
gradasi dan kelembapan agregat dilapangan Xdak sama dengan asumsi
desain campuran.

•  Berat atau volume dan urutan pemasukan seXap bahan kedalam mixer
dan waktu pengadukan juga perlu diperiksa secara teratur untuk
memasXkan diperoleh campuran beton yang seragam.

•  Pengujian terhadap campuran beton paling Xdak harus dilakukan


terhadap:
- konsistensi (dengan uji slump),
- kuat tekan (uji terhadap slider beton) ,
- suhu dan kadar udara

15-Oct-17 ZAIN 52
Tabel 4: Kisaran kuat tekan dan perbandingan air semen.

Perbandingan air - Kuat tekan 28 hari


semen (W / C )
beton Polos

0.40 401
0.45 344
0.50 295
0.55 253
0.60 218
0.65 183
0.70 153

15-Oct-17 ZAIN 53
•  4.3.1.2. Daya Tahan (Durability)
•  Yang dimaksudkan durability adalah ketahanan beton
terhadap kondisi sekitarnya, seperX perubahan cuaca,
rekasi kimia dan kondisi pemakaian.
•  Ketahanan terhadap cuaca: cuaca panas dingin serta
kering dan basah dapat mengakibatkan disintegrasi pada
beton karena terjadinya pembekuan dan
pengembangan, ekspansi dan kontraksi. Ketahan beton
terhadap pengaruh cuaca dapat dilakukan dengan
pemilihan material dan proses pengerjaan beton yang
baik.
•  Ketahanan terhadap kemerosotan mutu kimiawi:
Kemerosotan mutu karena reaksi kimia, biasanya terjadi
karena adanya rekasi antara kandungan alkali didalam
semen dengan kandungan mineral utama agregat beton.
15-Oct-17 ZAIN 54
•  Ketahanan terhadap erosi: penyebab erosi pada
permukaan beton adalah: kavitasi, terbawanya
material abrasif oleh aliran air serta abrasi dan dampak
lalulintas. Ketahanan terhadap erosi dapat
diXngkatkan dengan penggunaan beton berkekuatan
Xnggi,
•  Berdasarkan hasil peneliXan di laboratorium dan
pengalaman lapangan, menunjukkan bahwa ketahanan
beton dan sifat beton yang lain dapat diXngkatkan
dengan penggunaan kandungan udara sebesar 2
sampai 6 % seperX disajikan pada grafik dibawah.

15-Oct-17 ZAIN 55
15-Oct-17 ZAIN 56
4.3.1.3. Kekedapan air (watertighness)

•  Secara teori, kedap air dapat dicapai pada beton yang betul-
betul pejal tanpa void, tapi hal ini tidak mungkin (dan sangat
mahal) karena campuran beton perlu air untuk hidrasi semen.
Segera setelah pengecoran agregat besar akan menstabilkan
dirinya turun (settle) bergerak kebawah yang kemudian diikuti
agregat halus dan mortar yang akan mendorong air keatas
muncul dipermukaan. Bergeraknya air keatas akan
meninggalkan celah atau alur-alur.
•  Penggunaan water cement ratio yang rendah dapat
mengurangi proses settlement, setelah terjadi hidrasi semen
akan terbentuk gel yang akan mengisi celah-celah yang
ditinggalkan air. Untuk itu perawatan (curing) beton selama
proses pengerasan, sangat diperlukan agar beton menjadi
kedap air.
•  Disamping itu penggunaan bahan tambahan air-entrained yang
tepat, juga akan dapat mengurangi pengendapan (bleeding)
dan alur-laur yang terjadi.

15-Oct-17 ZAIN 57
4.3.1.4. Perubahan Volume

•  Perubahan volume yang besar dapat merusak beton, berupa retak-
retak.
•  Retak-retak dapat terjadi karena:
-  kontraksi akibat perubahan suhu,
-  perbedaan suhu antara bagian luar dan dalam beton,
-  penyusutan akibat keringnya beton disaat kekuatan beton
belum berkembang, dan
-  terjadinya reaksi alkali.

•  Pada saat beton dalam proses hidrasi, suhu beton akan meningkat;
peningkatan suhu yang terlalu Xnggi dapat menimbulkan retak-
retak pada beton karena adanya perbedaan panas dibagian dalam
dan luar yg berakibat Xmbulnya tegangan dan regangan.

•  Penyusutan akibat beton mengering, dipengaruhi banyak faktor


diantaranya pengaruh dari banyaknya kandungan air, komposisi
agregat, kurang baik dan lamanya perawatan beton pada tahap
awal.

15-Oct-17 ZAIN 58
4.3.1.5. Kekuatan (strength)


•  Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kualitas
bahan, perbandingan air semen, pelaksanaan pengadukan,
pengcoran dan perawatan beton.
•  Tekanan hancur pasir kerikil tidak boleh lebih kecil dari tekanan
hancur semen yang telah mengeras.
•  Dari pengalaman menunjukkan bahwa dengan perbandingan air
semen yang memenuhi kebutuhan durabiltas dan dengan cara
pengecoran yang baik serta perawatan (Curing) yang memadai akan
diperoleh beton yang memiliki kuat tekan yang memadai pula.
Perawatan berupa penjagaan kelembapan beton pada tahap awal
pengerasan mempunyai peran yang besar dalam pengembangan
kekuatan beton.
•  Dari penilitian laborat menunjukkan bahwa beton yang tidak dirawat,
pengembangan kekuatan akan berhenti saat beton masih muda
sementara beton yang dirawat dengan baik kekuatannya akan terus
berkembang meningkat sampai umur 180 hari lebih. Lihat tabel
•  Kuat tekan, kuat tarik, dan kuat geser beton, semuanya saling
berhubungan. Tinggi atau rendahnya salah satu kekuatan juga akan
menggambarkan tingi rendahnya kekuatan yang lain walaupun tidak
dalam tingkat yang sama.

15-Oct-17 ZAIN 59
Grafik perkembangan kuat tekan beton dengan bermacam-macam waktu perawatan
kelembapan (Concrete manual USBR)

15-Oct-17 ZAIN 60
4.3.1.6. ElasWsitas

•  Beton Xdak betul-betul merupakan bahan elasXs dan
grafik hubungan antara tegangan dan regangan (stress
– strain) akan berbentuk kurva. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan tegangan dan regangan Xdak linier.
•  Perbandingan antara tegangan dan regangan (dengan
anggapan linier) disebut “modulus elasWsitas”.
•  Umumnya beton dengan kekuatan tekan yang Xnggi
juga memiliki modulus elasXsitas yang Xnggi pula,
walaupun hubungannya Xdak proporsional/linier.
•  Dibawah disajikan grafik pada kondisi beton mendapat
beban tetap dan kondisi setelah beban dihilangkan.

15-Oct-17 ZAIN 61
, Gambar 2.8 ElasXsitas dan deformasi massa beton pada kondisi beban
15-Oct-17 tetap yang diikuX dengan kondisi tanpa beban /beban dihilangkan (Concrete
ZAIN 62
manual USBR)
4.3.1.7. Panas (thermal )
•  Sifat panas beton sangat berpengaruh pada perubahan
volume beton massa.
•  Panas pada beton terjadi pada saat proses pengerasan
beton, yang dipengaruhi oleh faktor yang dapat
dikendalikan dan yang Xdak seperX kandungan mineral
agregat yang Xdak pernah dicantumkan dalam
spesifikasi teknis.
•  Semen, pozzolan, porsi pasir, dan kandungan air
merupakan faktor yang dapat dikendalikan dengan
dimodifikasi sehingga panas yang terjadi dapat
dikendalikan pula.
•  Disamping itu kandungan udara yang bersifat insulator
juga berpengaruh pada sifat panas beton.

15-Oct-17 ZAIN 63
4.3.1.8. Berat
•  Berat beton sangat penXng bagi bangunan yang
stabilitasnya mengandalkan pada berat seperX
bendungan beton grafitasi, bang pelimpah,
pluging trowong/konduit pengelak, bendung, dll.
•  Berat satuan beton akan meningkat dengan
penggunaan agregat yang specific gravity-nya
Xnggi dan dengan penggunaan sebanyak
mungkin agregat kasar bergradasi baik dengan
ukuran besar dalam batas yang masih
memungkinkan untuk pelaksanaan.


Skip 148 Bab 2
15-Oct-17 ZAIN 64
4.3.1.9 Desain campuran beton ( mix design)

(1). Umum :
•  Proporsi bahan yang digunakan dalam adukan beton,
harus dipilih yang paling ekonomis dengan bahan yang
tersedia, sehingga dapat diproduksi beton dengan
workability, daya tahan dan kekuatan yang
memenuhi. Syarat sifat bahan dan test laboratorium
akan memberikan kombinasi opXum.
(2). Kekuatan beton yang dibutuhkan (required strenght)
•  Kriteria ditetapkan oleh USBR yaitu : 80% jumlah beton
yang dites kekuatannya harus berada diatas kekuatan
beton rencana. Tabel 5. memperlihatkan kekuatan
beton, kalau proyek harus menjaga kebutuhan 75, 80
dan 85% dari hasil test kuat tekan beton lebih besar
dari kekuatan beton rencana (untuk kekuatan rencana
antara 140 – 420 kg/cm2)
15-Oct-17
ZAIN 65
Rumus untuk mendapatkan kuat tekan yang dibutuhkan :

fcr = fc / (1-tv)

Dimana : f cr = kuat tekan beton yang dibutuhkan


f c = kuat tekan rencana (design strengh)
t = 0.703 untuk kemungkinan 75% di atas design strength
0.883 untuk kemungkinan 80% di atas design strength
1,10 untuk kemungkinan 85% diatas design
strength
v = koefisien dari variasi efektifitas alat pengaduk

•  Sebagai contoh, apabila beton untuk suatu proyek tertentu


mempunyai koefisien variasi 15% kekuatan rencana 210 kg/cm2 maka
dari tabel bisa dibaca kekuatan yang dibutuhkan (target strength)
adalah 242 kg/cm2 yang akan menjaga 80% dari test berada diatas
210 kg/cm2.

15-Oct-17 ZAIN 66
Tabel 6 : Kekuatan beton yang dibutuhkan untuk memenuhi kekuatan rencana
(design strength)

Design t(%) Koefisien fariasi


strength
kg/cm2 5 10 15 20 25

140 75 145 151 157 167 170


80 146 153 161 170 180
85 248 156 168 179 193

175 75 181 188 195 204 212


80 183 192 202 213 225
85 185 197 210 224 241

210 75 218 226 235 244 255


80 220 230 242 255 269
85 223 236 451 269 290

245 75 254 263 274 2/85 297


80 256 269 284 297 314
85 259 275 293 314 338

280 75 291 301 313 326 340


80 294 307 323 340 360
85 297 314 335 359 387

315 75 327 330 383 383


80 330 346 405 405
85 334 354 435

385 75 363 377 408 425


80 367 384 425 450
85 371 394 449 483

75 399 415 430 448 467


80 402 444 468 495
85 405 461 494 537

420 75 435 461 484 489 510


80 440 472 511 539
85 445 539 580

15-Oct-17 ZAIN 67
4.4. BETON KERAS

4.4.1. Kuat tekan


•  Yang dimaksud dengan kekuatan beton biasanya
adalah kuat tekan beton, karena secara umum beton
didesain untuk menahan tekan, sehingga uji yang
sering dilakukan adalah uji untuk mengetahui kuat
tekan .
•  Sedangkan kekuatan lainnya, nilainya biasanya akan
diambil dari persentase nilai kuat tekan.
•  Pengujian kuat tekan dibuat dengan sample silinder
dengan Xnggi 30 cm dan diameter 15cm. Pengujian
dilaksanakan berdasarkan SNI yang terkait atau ASTM
(metode pembutan sample juga harus mengikuX
ASTM), kuat tekan standard adalah kuat tekan beton
minimum pada umur 28 hari

15-Oct-17 ZAIN 68
15-Oct-17 ZAIN 69
4.4.2 Kekuatan lainnya
(1). Kuat tarik :
•  kekuatan tarik beton biasanya diambil kira – kira 1/10
– 1/13 kali kekuatan tekan, atau dari pengujian dengan
metode ujiXng yang ditentukan dalam ASTM.

(2). Kuat lentur (bending strength) :
•  Kekuatan lentur, kira-kira 1/5 –1/7 kali kuat tekan.
Kuat lentur diperlukan untuk beton perkerasan (jalan).
Ukuran uji sample 15 cm x 53 cm

(3). Kuat geser :
•  Kuat geser beton, biasanya diambil kira – kira 2.5 – 3.5
kali kuat tarik.

15-Oct-17 ZAIN 70
4.5. Pengadukan dan pengangkutan :
•  Bahan beton diukur sesuai dengan proporsinya berdasarkan
ukuran berat dengan alat penakar (batcher equipment), sesuai
dengan kapasitas mesin pengaduk, kemudian diaduk sampai
merata, setelah itu sesegera mungkin diangkut ke lapangan
untuk mencegah terjadinya segregasi.

a. Penyesuaian rencana campuran:


•  Proposi design mix harus dirubah menjadi job site mix sesuai
dengan kondisi bahan dilapangan(kelembapan dan ukuran
agregat) dan mesin pengaduk yang digunakan. Untuk
konstruksi yang besar, lebih dulu perlu dilakukan uji campuran
beton (concrete mix test) untuk mengetahui proporsi bahan,
nilai faktor air semen, kuat tekan dan slump yang paling tepat.

b. Pengangkutan :
•  Pengangkutan beton dilaksanakan berbagai cara, antara lain
agitator truck, bucket, belt conveyor, concrete pump, talang
dan lain – lain. System transportasi yang paling baik adalah
dengan bucket dan untuk konstruksi tertentu (daerah sempit)
penggunaan concrete pump sangat tepat.

15-Oct-17 ZAIN 71
Bagian bagian batching plant antara lain :
1. Cement silo, untuk menyimpan semen
2. Belt conveyor, untuk menarik material
agregat kasar dan halus ke atas dari bin ke
storage
3. Bin, tempat pengumpulan material dari
base camp memakai wheel loader untuk
ditarik ke atas
4. Storage bin, pemisah agregar menjadi
butir kasar (split), butir menengah
(screening), butir halus (pasir), dan fly
ash
4. Timbangan, ada 3 yaitu untuk agregat,
semen dan air
5. Dosage pump, untuk penambahan bahan
admixture seperti retarder
6. Tempat penampungan air

15-Oct-17 ZAIN 72
15-Oct-17 ZAIN 73
15-Oct-17 ZAIN 74
15-Oct-17 ZAIN 75
15-Oct-17 ZAIN 76
15-Oct-17 ZAIN 77
15-Oct-17 ZAIN 78
15-Oct-17 ZAIN 79
15-Oct-17 ZAIN 80
15-Oct-17 ZAIN 81
15-Oct-17 ZAIN 82
15-Oct-17 ZAIN 83
15-Oct-17 ZAIN 84
15-Oct-17 ZAIN 85
15-Oct-17 ZAIN 86
15-Oct-17 ZAIN 87
15-Oct-17 ZAIN 88
15-Oct-17 ZAIN 89
15-Oct-17 ZAIN 90
4.6. Pengecoran dan Perawatan
a. Pengecoran
•  Adukan beton umumnya harus sudah dicor dalam waktu 1 jam.
Jangka waktu dapat diperpanjang sampai 2 jam bila dilakukan
pengadukan terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan
waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai bahan
penghambat waktu pengikatan.
•  Beton harus dituang sedekat mungkin kebagian konstruksi yang
dicor, agar Xdak terjadi segregasi (pemisahan bahan) akibat
pemindahan adukan didalam cetakan. Pengecoran harus
dilaksanakan tanpa henX sampai mencapai siar-siar pelaksanaan /
concrete joint yang direncanakan. Tinggi pengecoran Xdak boleh
lebih dari 1,5 m dan tebal hamparan pengecoran maksimum 30
sampai 50 cm.
•  Untuk mencegah Xmbulnya rongga kosong dan sarang tawon,
adukan beton harus dipadatkan. Pemadatan dapat dilakukan
dengan menumbuk-numbuk adukan atau dengan memukul-mukul
cetakan, tapi sebaiknya menggunakan alat penggetar. Untuk beton
Kelas III (mutu > K225), pemadatan harus menggunakan alat
penggetar.

15-Oct-17 ZAIN 91
b. Pemadatan
•  Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara verXkal,
kecuali pada keadaan khusus dapat dimiringkan sampai 450. Selama
penggetaran, jarum Xdak boleh digerakkan dalam arah horisontal
karena akan mengakibatkan pemisahan bahan. Harus dijaga jarum
Xdak boleh mengenai: cetakan atau bagian yang telah mengeras dan
mengenai tulangan karena akan mengakibatkan tulangan lepas dari
beton dan juga getaran akan merambat kebagian beton yang telah
mengeras.
c. Siar pelaksanaan
•  Siar pelaksanaan atau sambungan konstruksi (construcAon Joint )
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga Xdak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi. Balok dan pelat Xdak boleh dicor
sebelum beton kolom cukup mengeras.
•  Sebelum pengecoran beton baru, bagian permukaan beton lama harus
dibersihkan dari material lepas, disemprot air, kemudian dilapisi
dengan acian semen kental.

15-Oct-17 ZAIN 92
d. Pemadatan
•  Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara
vertikal, kecuali pada keadaan khusus dapat dimiringkan sampai
45 derajat.
•  Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan dalam arah
horisontal karena akan mengakibatkan pemisahan bahan.
•  Harus dijaga jarum tidak boleh mengenai: cetakan atau bagian
yang telah mengeras dan mengenai tulangan karena akan
mengakibatkan tulangan lepas dari beton dan juga getaran akan
merambat kebagian beton yang telah mengeras.
•  Jarum ditarik setelah permukaan beton terlihat mengkilat, yang
umumnya tercapai setelah 30 detik. Penarikan tidak boleh terlalu
cepat agar rongga bekas jarum terisi penuh oleh adukan.

e. Siar pelaksanaan:
•  Siar pelaksanaan atau sambungan konstruksi (construction Joint )
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan konstruksi.
•  Balok dan pelat tidak boleh dicor sebelum beton kolom cukup
mengeras.
•  Sebelum pengecoran beton baru, bagian permukaan beton lama
harus dibersihkan dari material lepas, disemprot air, kemudian
dilapisi dengan acian semen kental.

15-Oct-17 ZAIN 93
15-Oct-17 ZAIN 94
15-Oct-17 ZAIN 95
g. Perawatan :
•  Kandungan air dalam beton sebetulnya cukup untuk proses hidrasi,
tetapi beton akan kehilangan kandungan air karena evaporasi dan
sebab yang lain yang akan berakibat melambatnya waktu pengikatan
(pengerasan) dan menjadikan proses hidrasi Xdak sempurna/komplit
sehingga kekuaatn juga Xdak berkembang dengan sempurna pula. Pada
gambar grafik dibawah diperlihatkan pengaruh perawatan terhadap
berkembangnya kekuatan beton.
•  Perawatan dengan penjagaan kelembapan bertujuan untuk mencegah
atau mengisi kembali atas kehilangan kelembapan pada awal waktu
pengikatan yang merupakan tahap penXng dimana proses hidrasi
berjalan cepat.
•  Perawatan umumnya dilakukan paling sedikit 2 minggu dengan
menjaga permukaan beton agar tetap lembab dengan penyemprotan
air terus menerus, penggenangan air atau penutupan permukaan
dengan karung basah.
•  Perawatan juga dapat dilakukan dengan uap bertekanan
tinggi, uap bertekanan udara luar, proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan. Perawatan dengan cara
ini harus ditangani oleh ahli yang berpengalaman.

15-Oct-17 ZAIN 96
Contoh grafik perkembangan kuat tekan beton dengan
bermacam-macam waktu perawatan kelembapan
(Concrete manual USBR)

15-Oct-17 ZAIN 97
15-Oct-17 ZAIN 98
15-Oct-17 ZAIN 99
•  Pada struktur masif (beton massa), panas yang ditimbulkan
oleh proses hidrasi semen, pada bagian dalam beton tidak
akan segera menghilang sementara pada bagian luar panas
sudah menurun.
•  Perbedaan panas bagian dalam dan luar beton dapat
menimbulkan tegangan dan regangan yang berakibat
timbulnya retak-retak pada permukaan beton. Pada kondisi
demikian perawatan seperti diatas`tetap diperlukan,
sementara untuk mengurangi timbulnya panas yang tinggi
dibagian dalam saat hidrasi dapat dilakukan upaya-upaya (pre
colling dan post colling) seperti:
- mengurangi pemakaian semen,
- memakai semen yang bersifat low heat,
- mendingainkan bahan atau mencampur air adukan dengan
balok-balok es,
- pendinginan dengan mengalirkan air kedalam pipa-pipa yang
ditanam dalam beton dan lain sebagainya.
- melaksanakan pengecoran saat suhu udara rendah/malam hari

15-Oct-17 ZAIN 100


15-Oct-17 ZAIN 101
•  Selain itu, pada hari pertama setelah
pengecoran proses pengerasan sama sekali
tidak boleh diganggu (oleh beban atau
goncangan), dan sangat dilarang
menggunakan lantai beton yang belum
mengeras untuk menimbun bahan atau
sebagai jalan pengangkutan bahan-bahan
yang berat.
•  Perawatan juga harus dilakukan, untuk
melindungi beton dari terpaan air hujan,
angin, cahaya matahari langsung dan salju
bagi daerah beriklim dingin.

15-Oct-17 ZAIN 102


15-Oct-17 ZAIN 103
4.7. Penutup/selimut beton, Cetakan dan Finishing :
a. Penutup beton
•  SeXap batang tulangan, berkas tulangan dan pipa yang tertanam didalam
beton harus mempunyai penutup beton. Tebal minimum penutup beton
disajikan pada tabel dibawah.
•  Agar diperoleh tebal penutup beton sesuai rencana, sebelum pengecoran
antara tulangan dan bekisXng perlu diberi ganjal balok-balok beton kecil
(sering disebut beton tahu) dengan tebal sesuai kebutuhan penutup beton
yang dipersyaratkan dan mutu sama dengan mutu betonnya.
•  Untuk kondisi tertentu bila ada syarat-syarat yang terkait dengan
ketahanan mengharuskan penutup beton dipertebal (seperX ketahanan
terhadap kebakaran, dan lain-lain), maka persyaratan tersebut yang harus
diambil.

•  Penutup beton harus dipertebal minimum 1 cm bila, apabila dalam
finishing atau pengerjaan permukaan nanX, penutup beton akan
diperXpis, misal permukaan akan dipoles, disemprot pasir (sand blasAng),
diampelas, dicuci dengan HCL encer.

15-Oct-17 ZAIN 104


Tabel 15 : Tebal penutup beton minimum (PBI 1971)

Untuk beton yang bersinggungan dengan tanah atau air perlu


dipertebal, apalagi kalau tanh dan air tsb reakXf

15-Oct-17 ZAIN 105


15-Oct-17 ZAIN 106
b. Cetakan dan perancah :
•  Cetakan atau bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang
mempunyai bentuk, ukuran dan batas-bats susai dengan gambar
rencana dan uraian kerja.
•  Cetakan harus kokoh dan cukup rapat hingga tidak terjadi kebocoran
adukan.
•  Apabila acuan harus memikul beban berat, atau bentangnya besar
atau memerlukan bentuk khusus, maka harus dibuat perhitungan
kekkuatannya dan gambar kerja khusus.

Melepaskan cetakan dan perancah :
•  Cetakan dan perancah tidak boleh dilepas sampai konstruksi dapat
menahan beratnya sendiri dan beban-beban lain selama pelaksaan
konstruksi. Kekuatan tersebut harus ditunjukkan dengan hasil
pemeriksaan benda uji. Pengawas memberikan persetujuan
pembukaan setelah memeriksa hasil pemeriksaan benda uji dan
membandingkan dengan perhitungan desain.



15-Oct-17 ZAIN 107

•  Apabila untuk menentukan pembukaan tidak tersedia benda uji, bila
tidak ditentukan lain pembongkaran baru dapat dilakukan setelah beton
berumur 3 minggu.
•  Apabila ada jaminan bahwa setelah cetakan dan perancah dibuka,
beban yang bekerja pada konstruksi tidak melampaui 50% dari beban
rencana total, maka pembongkaran cetakan dan perancah dapat
dilakukan setelah beton berumur 2 minggu.
• 
•  Jika tidak ditentukan lain, cetakan samping balok, kolom dan dinding
boleh dibongkar setelah 3 hari.
•  Apabila selama pelaksanaan konstruksi akan menerima beban
melampaui beban rencana, maka cetakan dan perancah tidak boleh
dibongkar selama beban tersebut masih bekerja.
•  Setelah cetakn dan perancah dibuka, sarang-sarang kerikil segera
diperbaiki.
•  Bila tidak ditentukan lain, untuk pembukaan cetakan dan perancah
berbagai jenis bangunan dapat mengacu pada persyaratan kekuatan
beton yang disajikan pada tabel 16 dibawah.

15-Oct-17 ZAIN 108


Tabel 16: Syarat pembukaan cetakan dan perancah.

Kekuatan beton (kg/cm2)


Type Bangunan

- Bangunan dinding vertikal 35 kg/cm2


atau agak miring yang tebal
- Bangunan lengkung yang
kecil (out side)
- Tunnel lining bagian
samping

Beban mati - Bangunan dengan dinding 50 kg/cm2


( berat sendiri) beton vertikal yang tipis dan diding
tipis dengan kemiringan
dengan horizontal > 45o

Beban mati ( b.s - Kolam 100


beton) + beban hidup - Tunnel (pada lokasi ada
tekanan tanah

- Plat dan balok jembatan / 140


gedung (dimana ada tekuk)

15-Oct-17 ZAIN 109


c. Finishing

•  Finishing Xdak hanya untuk merapihkan


penampilan permukaan beton saja, tetapi juga
untuk mencegah retakan dan penyusutan,
peningkatan daya tahan terhadap suhu dan
pengaruh erosi.
•  Permukaan beton harus rata, Xdak boleh ada
perbedaaan akibat Xdak ratanya bekisXng.
•  Bagian yang Xdak rata akibat renggangnya
bekisXng, harus dibuang kemudian difinishing
dengan beton atau mortar.

15-Oct-17 ZAIN 110


4.8. Kendali mutu beton secara umum:
1). Umum :
•  Keseragaman produksi beton, sangat tergantung pada pengendalian mutu
ditempat pencampuran dan pengadukan beton (batching and mixing
plants).

•  Selama pelaksanaan campuran beton perlu disesuaikan (adjustment)


berdasarkan hasil uji gradasi dan kelembapan agregat, karena umumnya
gradasi dan kelembapan agregat dilapangan Xdak sama dengan asumsi
desain campuran.

•  Berat atau volume dan urutan pemasukan seXap bahan kedalam mixer
dan waktu pengadukan juga perlu diperiksa secara teratur untuk
memasXkan diperoleh campuran beton yang seragam.

•  Pengujian terhadap campuran beton paling Xdak harus dilakukan


terhadap:
- konsistensi (dengan uji slump),
- kuat tekan (uji terhadap slider beton) ,
- suhu dan kadar udara

15-Oct-17 ZAIN 111


•  Uji slump dilakukan terhadap beton di tempat pengadukan dan terhadap
beton ditempat pengecoran.
•  Bila jarak tempat pengadukan dan pengecoran cukup jauh, uji ditempat
pengadukan dan ditempat pengecoran harus dilakukan terhadap angkatan
adukan beton yang sama (same batch) untuk megetahui kehilangan slump
selama pengangkutan. Besar slump yang dipersyaratkan telah disajikan pada
tebal 3 di depan, pada pembahasan workability

•  Mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa secara konXnyu dari
benda pemeriksaan benda uji (sample).
•  Dari masing-masing mutu beton (misal K225, K275, K300) paling Xdak harus
dibuat 1 benda uji untuk seXap 3 m3 sampai 5 m3 (3 m3 pada awal
konstruksi agar segera terkumpul 20 benda uji).
•  Segera setelah terkumpul 20 benda uji pada umur 28 hari, hendaknya
dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan atau uji kuat tekan.
•  Hasil uji harus memenuhi persyaratan yang berlaku pada pasal 4.5. PBI 1971,
sebagai patokan lihat tabel 5, bila Xdak pengecoran harus dihenXkan dan
lakukan Xndakan seperX pasal 4.8. PBI 1971.

15-Oct-17 ZAIN 112


2). Faktor lainnya :
•  Faktor lain yang perlu diawasi adalah:
- berat isi yang sangat diperlukan untuk stabilitas bendungan
beton gaya berat (gravity dam),
- kadar udara khususnya dalam penggunaan bahan tambahannya,
dan
- suhu yang sangat berpengaruh terhadap Xmbulnya thermal
crack khususnya pada beton massal .

3). Pengadukan
•  Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan tangan dan dengan mesin pengaduk (mixer). Untuk
semua klas mutu beton, pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk, kecualai beton mutu B0 (pasal 6.2 PBI 1971

15-Oct-17 ZAIN 113


Jenis-jenis beton khusus
•  Beton pracetak:
Adalah komponen beton tanpa atau denga tulangan yang dicetak lebih
dulu sebelum dirakit menjadi bangunan.

•  Beton pratekan
Adalah beton bertulang yang telah diberi tegangan dalam, untuk
mengurangi untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton
akibat beban kerja. à setelah beberapa tahun tendon “rest”

•  Beton plasWs
Adalah beton yang memiliki sifat plasXs yang terbuat dari campuran:
semen, slari bentonite dan agregat. Slari bentonite biasanya terbuat dari
bentonite dan air dengan porsi bentonite sebesar 2 ~ 12%. Untuk 1 m3
beton plasXs biasanya diperlukan slari bentonite 400~500 liter; semen
100~200 kg; agregat ukuran <30 cm. bergradasi baik sebesar 1300~1500
kg.
Beton plasXs, biasanya digunakan untuk dinding penahan rembesan
(cutoff wall) pada pondasi bendungan. à file cutoff Keuliling

15-Oct-17 ZAIN 114


15-Oct-17 ZAIN 115
15-Oct-17 ZAIN 116
15-Oct-17 ZAIN 117
•  Beton ringan
Adalah beton adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai berat
isi Xdak lebih dari 1900 kg/m3.

•  Beton berat
adalah beton yang mengandung agregat berat alami seperX bijih logam (limonite,
magneXte), barite atau bikinan pabrik seperX hasil peleburan logam besi. Beton
berat biasanya digunakan untuk perlindungan terhadap radiasi nuklir.

•  Beton berpori (porous)


•  Beton yang dibuat untuk keperluan drainase atau untuk kebutuhan beton ringan
tanpa penggunan agregat ringan. Biasanya dibuat dengan gap grading atau satu
ukuran agregat, N0.4 sampai 3/8 inch atau 3/8 sampai ½ inch.
•  Shotcrete
•  Shotcrete adalah mortar atau beton yang disemprotkan pada suatu permukaan
dengan tekanan kompresor udara. Ada dua cara untuk memproduksi shotcrete,
yaitu cara proses campuran kering dan proses campuran basah.
•  Proses campuran kering, dilakukan dengan mencampur material kering dengan
kondisi kelembapan yang cukup untuk mencegah Xmbulnya debu. Kemudian
material kering didorong oleh kompressor lewat selang menuju nosel, disini material
ditambah air. Proses campuran dilakukan dengan mencampur semua material
dengan air sehingga terbentuk mortar atau beton, yang kemudian ditekan menuju
nosel dan kemudian ditambah udara untuk meningkatkan kecepatan.

15-Oct-17 ZAIN 118


15-Oct-17 ZAIN 119
•  Beton prepak (prepacked concrete , preplaced aggregate concrete):
•  Dibuat dengan cara penyunXkan bahan grout pada agregat kasar dan
bersih yang telah ditempatkan serta dipadatkan lebih dulu. Biasanya
dilaksanakan pada tempat-tempat dimana pengecoran dengan cara
konvensional Xdak memungkinkan.

•  Beton vakum
•  Beton vakum dibuat dengan mem-vakum permukaan beton segera
setelah pengecoran saat beton masih plasXs sehingga kandungan air dan
gelembung uadara didekat permukaan tersedot keluar dengan
meninggalkan lobang-lobang pada permukaan beton. Dengan
berkurangnya kandungan air, kekuatan dan ketahanan beton akan
meningkat.

15-Oct-17 ZAIN 120


Pipa Ventilasi

Pasir dan Gravel


Co
ncr
ete
Pipa Grouting cap

Tutup Beton

15-Oct-17 ZAIN 121


•  Beton Padat Gilas (Rooler Compacted Concrete = RCC)
Adalah beton dengan porsi semen dan air relaXf sedikit,
slump = 0 (seperX campuran bataco), yang pemadatannya
menggunakan mesin gilas atau roller. Pengurangan porsi
semen sering dibarengi dengan pencampuran pozzolan atau
abu terbang yang bertujuan untuk mengurangi panas yang
Xmbul saat hidrasi yang dapat menimbulkan thermal creck.
•  Ada Xga jenis beton padat gilas yaitu: Lean mix RCC (LM RCC),
High paste RCC (HP RCC) dan Roller Compacted Dam (RCD)
•  Contoh penggunaan beton padat gilas di Indonesia: pada
Bendungan Balambano dan Bendungan Karebbe (2006
sedang tahap pelaksanaan) Kabupaten Luwu Utara – Sulawesi
Selatan.

15-Oct-17 ZAIN 122


•  Beton Padat Gilas /Padat Giling (Rooler Compacted Concrete
= RCC)
Adalah beton dengan porsi semen dan air relaXf sedikit,
slump = 0 (seperX campuran bataco), yang pemadatannya
menggunakan mesin gilas atau roller. Pengurangan porsi
semen sering dibarengi dengan pencampuran pozzolan atau
abu terbang yang bertujuan untuk mengurangi panas yang
Xmbul saat hidrasi yang dapat menimbulkan thermal creck.
•  Ada Xga jenis beton padat gilas yaitu: Lean mix RCC (LM RCC),
High paste RCC (HP RCC) dan Roller Compacted Dam (RCD)
•  Contoh penggunaan beton padat gilas di Indonesia: pada
Bendungan Balambano Kabupaten Luwu Utara – Sulawesi
Selatan. à file Balambano

15-Oct-17 ZAIN 123


15-Oct-17 ZAIN 124
15-Oct-17 ZAIN 125
BAB V
KENDALI MUTU BETON
5.1 Umum
Bab ini menjelaskan XXk-XXk kunci (key point) praktek pelaksanaan
kendali mutu pekerjaan beton dengan contoh kasus bangunan
beton pada pekerjaan jaringan irigasi, yang mencakup : material
beton, pekerjaan sebelum pengadukan, pengecoran, pekerjaan
setelah pengecoran.

5.2 Material Beton
•  Ada 5 macam material penyusun beton yaitu: semen, agregat
kasar, agregat halus.air dan kadang-kadang campuran tambahan
•  Mutu beton, dipengaruhi oleh: karakterisXk dan mutu dari material
penyusun beton, utk memasXkan material tsb memenuhi syarat
perlu dilakukan tes-tes laboratorium terhadap material tersebut.
•  Pengawas harus melakukan pemeriksaan terhadap pemenuhan
persyaratan minimum untuk material-material seperX tersebut
dibawah ini:

15-Oct-17 ZAIN 126


•  Persyaratan Material
1) Air
•  - bersih dari kotoran-kotoran seperX minyak, garam-garam
bahan-bahan organik, dll. à layak minum

2) Agregat halus dan kasar


•  - bergradasi baik (well graded);
•  - bebas dari kotoran-kotoran seperX tanah liat, lanau
(silt),bahan-bahan organik, sampah, dan sebagainya.;
•  - mempunyai berat jenis yang cukup, dan mempunyai sifat
awet (durability) yang cukup.

15-Oct-17 ZAIN 127


5.2.3 Uji Agregat :
1) Agregat halus
•  - Uji berat jenis (rentang spesifik antara 2.50~2.65, material yang
mempunyai berat jenis rendah, Xdak sesuai untuk beton)
•  - Analisa gradasi (modul kehalusan antara 2.3~3.1)
•  - Sifat kekerasan agregat (soundness of aggregate), kehilangan
berat maximum karena tes soundness dengan menggunakan
natrium sulfat, kurang dari 10%).

2) Agregat kasar
•  - tes berat jenis (rentang spesifik antara 2.55-2.65, material yang
mempunyai berat jenis rendah, Xdak sesuai untuk beton)
•  - analisa gradasi (modulus kehalusan antara : 6 ~ 8)
•  - sifat kekerasan agregat (kehilangan berat maximum karena tes
sifat baik dengan menggunakan natrium sulfat, kurang dari 12%)

15-Oct-17 ZAIN 128


5.2.4 Gudang Material
1) Semen
•  - semen yang disimpan lebih dari 3 bulan Xdak
boleh digunakan;
•  - semen harus disimpan didalam gudang
bervenXlasi baik, dengan keXnggian lantai lebih
dari 30 cm diatas tanah;
•  - semen harus disimpan Xdak bersinggungan
dengan dinding-dinding;
•  - semen harus Xdak diXmbun lebih dari 1.5 m
atau 13 kantong dan semen harus diatur dengan
baik, sehingga mudah diketahui tanggal
pembeliannya.

15-Oct-17 ZAIN 129


Gudang material semen

15-Oct-17 ZAIN 130


15-Oct-17 ZAIN 131
15-Oct-17 ZAIN 132
Bila agregat kotor

15-Oct-17 ZAIN 133


PEKERJAAN PENGADUKAN DAN PENGECORAN BETON

Pekerjaan pengadukan dan pengecoran, terdiri dari empat komponen


pekerjaan besar sbb:

1. Pekerjaan sebelum pengecoran

2. Pekerjaan pengadukan beton

3. Pekerjaan pengecoran beton

4. Pekerjaan sesudah pengecoran

3/28/2016 ZAIN 134


1. PEKERJAAN SEBELUM PENGECORAN
a. PEKERJAAN CETAKAN

3/28/2016 ZAIN 135


LANJUTAN PEKERJAAN CETAKAN

3/28/2016 ZAIN 136


b. PENEMPATAN TULANGAN

3/28/2016 ZAIN 137


3/28/2016 ZAIN 138
Menjamin tebal
selimut bton
Pemisah adukan

bentuk beton

3/28/2016 ZAIN 139


2. PEKERJAAN PENGADUKAN BETON

a. PERSIAPAN
SEBELUM DILAKUKAN PENGADUKAN, LEBIH DULU PERBANDINGAN
CAMPURAN BETON HARUS DISESUAIKAN DENGAN KANDUNGAN AIR
PERMUKAAN / KELEMBAPAN AGREGAT

PERBANDINGAN CAMPURAN DIUKUR DALAM SATUAN BERAT.


APABILA TDK TERSEDIA TIMBANGAN, MATERIAL DIUKUR BERDASAR
VOLUME.

BERIKUT DISAJIKAN CONTOH PERBANDINGAN CAMPURAN


MATERIAL BETON UNTUK BERBAGAI MUTU BETON. UNTUK
PEMAKAIAN DILAPANGAN HARUS DISESUAIKAN DENGAN HASIL
PERCOBAAN ADUKAN.

3/28/2016 ZAIN 140


PERKIRAAN PROPORSI CAMPURAN

3/28/2016 ZAIN 141


3/28/2016 ZAIN 142
b. PEKERJAAN ADUKAN

3/28/2016 ZAIN 143


c. TES BETON

3/28/2016 ZAIN 144


3/28/2016 ZAIN 145
3/28/2016 ZAIN 146
à MODULUS KEHALUSAN

3/28/2016 ZAIN 147


ZAIN 148 3/28/2016
3. PEKERJAAN PENGECORAN BETON

3/28/2016 ZAIN 149


3/28/2016 ZAIN 150
3/28/2016 ZAIN 151
4. PEKERJAAN SESUDAH PENGECORAN

3/28/2016 ZAIN 152


Rangkuman : Syarat Minimum Kendali Mutu Beton

Agar mutu beton tercapai sesuai rencana, pengawas harus
memperhatikan dengan saksama "checking points" sbb:

*SEBELUM PENGECORAN:
- cek bahan/material
- cek penempatan tulangan
- cek dimensi dan elevasi, terutama elev pek cetakan
- cek dengan perbandingan material-material beton
selama pekerjaan; berat / volume;
- cek besar slump beton ;
- cek persiapan pengecoran, (minimum 2 set vibrator)
- Cek, pembasahan cetakan dan/atau penyediaan
lembaran utk pembahasan beton

*SETELAH PENGECORAN:
- cek pembasahan selama waktu pengerasan (curing
period)
- cek pembongkaran (waktu, cara)

3/28/2016 ZAIN 153


15-Oct-17 ZAIN 154
PENGADUKAN DAN PENGANGKUTAN:
1).Umum :
•  Bahan beton diukur sesuai dengan proporsinya berdasarkan
ukuran berat dengan alat penakar (batcher equipment), sesuai
dengan kapasitas mesin pengaduk, kemudian diaduk sampai
merata, setelah itu sesegera mungkin diangkut ke lapangan
untuk mencegah terjadinya segregasi.
2).Penyesuaian rencana campuran:
•  Proposi design mix harus dirubah menjadi job site mix sesuai
dengan kondisi bahan (kelembapan dan ukuran agregat) dan
mesin pengaduk yang digunakan. Untuk konstruksi yang
besar, lebih dulu perlu dilakukan uji campuran beton (concrete
mix test) untuk mengetahui proporsi bahan, nilai faktor air
semen, kuat tekan dan slump yang paling tepat.
3).Pengakutan :
•  Pengangkutan beton dilaksanakan dengan berbagai cara,
antara lain: agitator truck, bucket, belt conveyer, concrete
pump, talang dan lain – laian.
•  System transportasi yang paling baik adalah dengan bucket
dan untuk konstruksi tertentu (daerah sempit) penggunaan
concrete pump sangat tepat.
15-Oct-17 ZAIN 155
Pengecoran
•  Adukan beton umumnya harus sudah dicor dalam waktu 1 jam. Jangka
waktu dapat diperpanjang sampai 2 jam bila dilakukan pengadukan
terus menerus secara mekanis. Apabila diperlukan waktu yang lebih
panjang lagi, maka harus dipakai bahan penghambat waktu pengikatan.

•  Beton harus dituang sedekat mungkin kebagian konstruksi yang dicor,


agar Xdak terjadi segregasi (pemisahan bahan) akibat pemindahan
adukan didalam cetakan. Pengecoran harus dilaksanakan tanpa henX
sampai mencapai siar-siar pelaksanaan /concrete joint yang
direncanakan. Tinggi pengecoran Xdak boleh lebih dari 1,5 m dan tebal
pengecoran maksimum 30 sampai 50 cm.
•  Untuk mencegah Xmbulnya rongga kosong dan sarang tawon, adukan
beton harus dipadatkan.

15-Oct-17 ZAIN 156


Pemadatan
•  Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan secara
vertikal, kecuali pada keadaan khusus dapat dimiringkan sampai
45°.
•  Selama penggetaran, jarum tidak boleh dugerakkan dalam arah
horisontal karena akan mengakibatkan pemisahan bahan.
•  Harus dijaga jarum tidak boleh mengenai: cetakan atau bagian
yang telah mengeras dan mengenai tulangan karena akan
mengakibatkan tulangan lepas dari beton dan juga getaran akan
merambat kebagian beton yang telah mengeras.
•  Jarum ditarik setelah permukaan beton terlihat mengkilat, yang
umumnya tercapai setelah 30 detik. Penarikan tidak boleh terlalu
cepat agar rongga bekas jarum terisi penuh oleh adukan.

Siar pelaksanaan:
•  Siar pelaksanaan atau sambungan konstruksi (construction Joint )
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak
banyak mengurangi kekuatan konstruksi.
•  Balok dan pelat tidak boleh dicor sebelum beton kolom cukup
mengeras.
•  Sebelum pengecoran beton baru, bagian permukaan beton lama
harus dibersihkan dari material lepas, disemprot air, kemudian
dilapisi dengan acian semen kental.

15-Oct-17 ZAIN 157


Perawatan :
•  Kandungan air dalam beton sebetulnya cukup untuk proses hidrasi,
tetapi beton akan kehilangan kandungan air karena evaporasi dan
sebab yang lain yang akan berakibat melambatnya waktu pengikatan
(pengerasan) dan menjadikan proses hidrasi Xdak sempurna/komplit
sehingga kekuaatn juga Xdak berkembang dengan sempurna pula. Pada
gambar grafik dibawah diperlihatkan pengaruh perawatan terhadap
berkembangnya kekuatan beton.
•  Perawatan dengan penjagaan kelembapan bertujuan untuk mencegah
atau mengisi kembali atas kehilangan kelembapan pada awal waktu
pengikatan yang merupakan tahap penXng dimana proses hidrasi
berjalan cepat.
•  Perawatan umumnya dilakukan paling sedikit 2 minggu dengan
menjaga permukaan beton agar tetap lembab dengan penyemprotan
air terus menerus, penggenangan air atau penutupan permukaan
dengan karung basah.
•  Perawatan juga dapat dilakukan dengan uap bertekanan
tinggi, uap bertekanan udara luar, proses-proses lain untuk
mempersingkat waktu pengerasan. Perawatan dengan cara
ini harus ditangani oleh ahli yang berpengalaman.

15-Oct-17 ZAIN 158


Contoh grafik perkembangan kuat tekan beton dengan
bermacam-macam waktu perawatan kelembapan
(Concrete manual USBR)

15-Oct-17 ZAIN 159


•  Pada struktur masif, panas yang ditimbulkan oleh proses
hidrasi semen, pada bagian dalam beton tidak akan segera
menghilang sementara pada bagian luar panas sudah
menurun.
•  Perbedaan panas bagian dalam dan luar beton dapat
menimbulkan tegangan dan regangan yang berakibat
timbulnya retak-retak pada permukaan beton. Pada kondisi
demikian perawatan seperti diatas`tetap diperlukan,
sementara untuk mengurangi timbulnya panas yang tinggi
dibagian dalam saat hidrasi dapat dilakukan upaya-upaya
(ppre colling dan post colling) seperti:
- mengurangi pemakaian semen,
- memakai semen yang bersifat low heat,
- mendingainkan bahan atau mencampur air adukan dengan
balok-balok es,
- pendinginan dengan mengalirkan air kedalam pipa-pipa yang
ditanam dalam beton dan lain sebagainya.
- melaksanakan pengecoran saat suhu udara rendah/malam hari

15-Oct-17 ZAIN 160


•  Selain itu, pada hari pertama setelah
pengecoran proses pengerasan sama sekali
tidak boleh diganggu (oleh beban atau
goncangan), dan sangat dilarang
menggunakan lantai beton yang belum
mengeras untuk menimbun bahan atau
sebagai jalan pengangkutan bahan-bahan
yang berat.
•  Perawatan juga harus dilakukan, untuk
melindungi beton dari terpaan air hujan,
angin, cahaya matahari langsung dan salju
bagi daerah beriklim dingin.

15-Oct-17 ZAIN 161


•  Penutup beton, Cetakan dan Finishing :
•  Penutup beton
•  SeXap batang tulangan, berkas tulangan dan pipa yang tertanam didalam
beton harus mempunyai penutup beton. Tebal minimum penutup beton
disajikan pada tabel dibawah.
•  Agar diperoleh tebal penutup beton sesuai rencana, sebelum pengecoran
antara tulangan dan bekisXng perlu diberi ganjal balok-balok beton kecil
(sering disebut beton tahu) dengan tebal sesuai kebutuhan penutup beton
yang dipersyaratkan dan mutu sama dengan mutu betonnya.
•  Untuk kondisi tertentu bila ada syarat-syarat yang terkait dengan
ketahanan mengharuskan penutup beton dipertebal (seperX ketahanan
terhadap kebakaran, dan lain-lain), maka persyaratan tersebut yang harus
diambil.
• 
•  Penutup beton harus dipertebal minimum 1 cm bila, apabila dalam
finishing atau pengerjaan permukaan nanX, penutup beton akan
diperXpis, misal permukaan akan dipoles, disemprot pasir (sand blasAng),
diampelas, dicuci dengan HCL encer.

15-Oct-17 ZAIN 162


Tabel 15 : Tebal penutup beton minimum (PBI 1971)

Untuk beton yang bersinggungan dengan tanah atau air perlu


dipertebal, apalagi kalau tanh dan air tsb reakXf

15-Oct-17 ZAIN 163


Cetakan dan perancah :
•  Cetakan atau bekisWng harus menghasilkan
konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-bats susai dengan gambar rencana dan
uraian kerja. Cetakan harus kokoh dan cukup
rapat hingga Wdak terjadi kebocoran adukan.
Apabila acuan harus memikul beban berat, atau
bentangnya besar atau memerlukan bentuk
khusus, maka harus dibuat perhitungan
kekkuatannya dan gambar kerja khusus

15-Oct-17 ZAIN 164


Melepaskan cetakan dan perancah :
•  Cetakan dan perancah Wdak boleh dilepas sampai konstruksi dapat menahan
beratnya sendiri dan beban-beban lain selama pelaksaan konstruksi. Kekuatan
tersebut harus ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji. Pengawas
memberikan persetujuan pembukaan setelah memeriksa hasil pemeriksaan
benda uji dan membandingkan dengan perhitungan desain.
•  Apabila untuk menentukan pembukaan Wdak tersedia benda uji, bila Wdak
ditentukan lain pembongkaran baru dapat dilakukan setelah beton berumur 3
minggu.
•  Apabila ada jaminan bahwa setelah cetakan dan perancah dibuka, beban yang
bekerja pada konstruksi Wdak melampaui 50% dari beban rencana total, maka
pembongkaran cetakan dan perancah dapat dilakukan setelah beton berumur 2
minggu. Jika Wdak ditentukan lain, cetakan samping balok, kolom dan dinding
boleh dibongkar setelah 3 hari.
•  Apabila selama pelaksanaan konstruksi akan menerima beban melampaui
beban rencana, maka cetakan dan perancah Wdak boleh dibongkar selama
bebantersebut masih bekerja.
•  Setelah cetakn dan perancah dibuka, sarang-sarang kerikil segera diperbaiki.
•  Bila Wdak ditentukan lain, untuk pembukaan cetakan dan perancah berbagai
jenis bangunan dapat mengacu pada persyaratan kekuatan beton yang
disajikan pada tabel 16 dibawah.

15-Oct-17 ZAIN 165


Tabel 16: Syarat pembukaan cetakan dan perancah.

Kekuatan beton
Type Bangunan (kg/cm2)

- Bangunan dinding 35 kg/cm2


vertikal atau agak
miring yang tebal
- Bangunan lengkung
yang kecil (out side)
- Tunnel lining bagian
samping

Beban mati - Bangunan dengan 50 kg/cm2


( berat sendiri) dinding vertikal yang
beton tipis dan diding tipis
dengan kemiringan
dengan horizontal >
45o

Beban mati ( b.s - Kolam 100


beton) + beban - Tunnel (pada lokasi
hidup ada tekanan tanah

- Plat dan balok 140


jembatan / gedung
(dimana ada tekuk)
15-Oct-17 ZAIN 166

Finishing
•  Finishing Xdak hanya untuk merapihkan
penampilan permukaan beton saja, tetapi juga
untuk mencegah retakan dan penyusutan,
peningkatan daya tahan terhadap suhu dan
pengaruh erosi. Permukaan beton harus rata, Xdak
boleh ada perbedaaan akibat Xdak ratanya
bekisXng. Bagian yang Xdak rata akibat
renggangnya bekisXng, harus dibuang kemudian
difinishing dengan beton atau mortar.

15-Oct-17 ZAIN 167


•  Uji slump dilakukan terhadap beton di tempat pengadukan dan terhadap
beton ditempat pengecoran. Bila jarak tempat pengadukan dan pengecoran
cukup jauh, uji ditempat pengadukan dan ditempat pengecoran harus
dilakukan terhadap angkatan adukan beton yang sama (same batch) untuk
megetahui kehilangan slump selama pengangkutan. Besar slump yang
dipersyaratkan telah disajikan pada tebal 3 di depan, pada pembahasan
workability
•  .
•  Mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa secara konXnyu dari
benda pemeriksaan benda uji (sample). Dari masing-masing mutu beton
(misal K225, K275, K300) paling Xdak harus dibuat 1 benda uji untuk seXap 3
m3 sampai 5 m3 (3 m3 pada awal konstruksi agar segera terkumpul 20
benda uji). Segera setelah terkumpul 20 benda uji pada umur 28 hari,
hendaknya dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan atau uji kuat
tekan. Hasil uji harus memenuhi persyaratan yang berlaku pada pasal 4.5.
PBI 1971, sebagai patokan lihat tabel 5, bila Xdak pengecoran harus
dihenXkan dan lakukan Xndakan seperX pasal 4.8. PBI 1971.

15-Oct-17 ZAIN 168


Faktor lainnya :
•  Faktor lain yang perlu diawasi adalah:
- berat isi yang sangat diperlukan untuk stabilitas bendungan
beton gaya berat (gravity dam),
- kadar udara khususnya dalam penggunaan bahan tambahannya,
dan
- suhu yang sangat berpengaruh terhadap Xmbulnya thermal
crack khususnya pada beton massal .

Pengadukan
•  Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan tangan dan dengan mesin pengaduk (mixer). Untuk
semua klas mutu beton, pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk, kecualai beton mutu B0 (pasal 6.2 PBI 1971

15-Oct-17 ZAIN 169


Jenis-jenis beton khusus
•  Beton pracetak:
Adalah komponen beton tanpa atau denga tulangan yang dicetak lebih
dulu sebelum dirakit menjadi bangunan.

•  Beton pratekan
Adalah beton bertulang yang telah diberi tegangan dalam, untuk
mengurangi untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton
akibat beban kerja. à setelah beberapa tahun tendon “rest”

•  Beton plasWs
Adalah beton yang memiliki sifat plasXs yang terbuat dari campuran:
semen, slari bentonite dan agregat. Slari bentonite biasanya terbuat dari
bentonite dan air dengan porsi bentonite sebesar 2 ~ 12%. Untuk 1 m3
beton plasXs biasanya diperlukan slari bentonite 400~500 liter; semen
100~200 kg; agregat ukuran <30 cm. bergradasi baik sebesar 1300~1500
kg.
Beton plasXs, biasanya digunakan untuk dinding penahan rembesan
(cutoff wall) pada pondasi bendungan.

15-Oct-17 ZAIN 170


•  Beton ringan
Adalah beton adalah beton yang mengandung agregat ringan yang mempunyai berat
isi Xdak lebih dari 1900 kg/m3.

•  Beton berat
adalah beton yang mengandung agregat berat alami seperX bijih logam (limonite,
magneXte), barite atau bikinan pabrik seperX hasil peleburan logam besi. Beton
berat biasanya digunakan untuk perlindungan terhadap radiasi nuklir.

•  Beton berpori (porous)


•  Beton yang dibuat untuk keperluan drainase atau untuk kebutuhan beton ringan
tanpa penggunan agregat ringan. Biasanya dibuat dengan gap grading atau satu
ukuran agregat, N0.4 sampai 3/8 inch atau 3/8 sampai ½ inch.
•  Shotcrete
•  Shotcrete adalah mortar atau beton yang disemprotkan pada suatu permukaan
dengan tekanan kompresor udara. Ada dua cara untuk memproduksi shotcrete,
yaitu cara proses campuran kering dan proses campuran basah.
•  Proses campuran kering, dilakukan dengan mencampur material kering dengan
kondisi kelembapan yang cukup untuk mencegah Xmbulnya debu. Kemudian
material kering didorong oleh kompressor lewat selang menuju nosel, disini material
ditambah air. Proses campuran dilakukan dengan mencampur semua material
dengan air sehingga terbentuk mortar atau beton, yang kemudian ditekan menuju
nosel dan kemudian ditambah udara untuk meningkatkan kecepatan.

15-Oct-17 ZAIN 171


•  Beton prepak (prepacked concrete , preplaced aggregate concrete):
•  Dibuat dengan cara penyunXkan bahan grout pada agregat kasar dan
bersih yang telah ditempatkan serta dipadatkan lebih dulu. Biasanya
dilaksanakan pada tempat-tempat dimana pengecoran dengan cara
konvensional Xdak memungkinkan.

•  Beton vakum
•  Beton vakum dibuat dengan mem-vakum permukaan beton segera
setelah pengecoran saat beton masih plasXs sehingga kandungan air dan
gelembung uadara didekat permukaan tersedot keluar dengan
meninggalkan lobang-lobang pada permukaan beton. Dengan
berkurangnya kandungan air, kekuatan dan ketahanan beton akan
meningkat.

15-Oct-17 ZAIN 172


Terimaksih

15-Oct-17 ZAIN 173


•  Penutup beton, Cetakan dan Finishing :
•  Penutup beton
•  SeXap batang tulangan, berkas tulangan dan pipa yang tertanam didalam
beton harus mempunyai penutup beton. Tebal minimum penutup beton
disajikan pada tabel dibawah.
•  Agar diperoleh tebal penutup beton sesuai rencana, sebelum pengecoran
antara tulangan dan bekisXng perlu diberi ganjal balok-balok beton kecil
(sering disebut beton tahu) dengan tebal sesuai kebutuhan penutup beton
yang dipersyaratkan dan mutu sama dengan mutu betonnya.
•  Untuk kondisi tertentu bila ada syarat-syarat yang terkait dengan
ketahanan mengharuskan penutup beton dipertebal (seperX ketahanan
terhadap kebakaran, dan lain-lain), maka persyaratan tersebut yang harus
diambil.
• 
•  Penutup beton harus dipertebal minimum 1 cm bila, apabila dalam
finishing atau pengerjaan permukaan nanX, penutup beton akan
diperXpis, misal permukaan akan dipoles, disemprot pasir (sand blasAng),
diampelas, dicuci dengan HCL encer.

15-Oct-17 ZAIN 174


Tabel 15 : Tebal penutup beton minimum (PBI 1971)

15-Oct-17 ZAIN 175


•  Cetakan dan perancah :
•  Cetakan atau bekisWng harus menghasilkan
konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran
dan batas-bats susai dengan gambar rencana dan
uraian kerja. Cetakan harus kokoh dan cukup
rapat hingga Wdak terjadi kebocoran adukan.
Apabila acuan harus memikul beban berat, atau
bentangnya besar atau memerlukan bentuk
khusus, maka harus dibuat perhitungan
kekkuatannya dan gambar kerja khusus

15-Oct-17 ZAIN 176


Melepaskan cetakan dan perancah :
•  Cetakan dan perancah Wdak boleh dilepas sampai konstruksi dapat menahan
beratnya sendiri dan beban-beban lain selama pelaksaan konstruksi. Kekuatan
tersebut harus ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan benda uji. Pengawas
memberikan persetujuan pembukaan setelah memeriksa hasil pemeriksaan
benda uji dan membandingkan dengan perhitungan desain.
•  Apabila untuk menentukan pembukaan Wdak tersedia benda uji, bila Wdak
ditentukan lain pembongkaran baru dapat dilakukan setelah beton berumur 3
minggu.
•  Apabila ada jaminan bahwa setelah cetakan dan perancah dibuka, beban yang
bekerja pada konstruksi Wdak melampaui 50% dari beban rencana total, maka
pembongkaran cetakan dan perancah dapat dilakukan setelah beton berumur 2
minggu. Jika Wdak ditentukan lain, cetakan samping balok, kolom dan dinding
boleh dibongkar setelah 3 hari.
•  Apabila selama pelaksanaan konstruksi akan menerima beban melampaui
beban rencana, maka cetakan dan perancah Wdak boleh dibongkar selama
bebantersebut masih bekerja.
•  Setelah cetakn dan perancah dibuka, sarang-sarang kerikil segera diperbaiki.
•  Bila Wdak ditentukan lain, untuk pembukaan cetakan dan perancah berbagai
jenis bangunan dapat mengacu pada persyaratan kekuatan beton yang
disajikan pada tabel 16 dibawah.

15-Oct-17 ZAIN 177


Tabel 16: Syarat pembukaan cetakan dan perancah.

Kekuatan beton (kg/cm2)


Type Bangunan

- Bangunan dinding vertikal 35 kg/cm2


atau agak miring yang tebal
- Bangunan lengkung yang
kecil (out side)
- Tunnel lining bagian
samping

Beban mati - Bangunan dengan dinding 50 kg/cm2


( berat sendiri) beton vertikal yang tipis dan diding
tipis dengan kemiringan
dengan horizontal > 45o

Beban mati ( b.s - Kolam 100


beton) + beban hidup - Tunnel (pada lokasi ada
tekanan tanah

- Plat dan balok jembatan / 140


gedung (dimana ada tekuk)

15-Oct-17 ZAIN 178


•  Finishing

•  Finishing Xdak hanya untuk merapihkan


penampilan permukaan beton saja, tetapi juga
untuk mencegah retakan dan penyusutan,
peningkatan daya tahan terhadap suhu dan
pengaruh erosi. Permukaan beton harus rata, Xdak
boleh ada perbedaaan akibat Xdak ratanya
bekisXng. Bagian yang Xdak rata akibat
renggangnya bekisXng, harus dibuang kemudian
difinishing dengan beton atau mortar.

15-Oct-17 ZAIN 179


•  8 Kendali mutu beton secara umum:
•  4.8.1 Umum :
•  Keseragaman produksi beton, sangat tergantung pada pengendalian mutu
ditempat pencampuran dan pengadukan beton (batching and mixing
plants).

•  Selama pelaksanaan campuran beton perlu disesuaikan (adjustment)


berdasarkan hasil uji gradasi dan kelembapan agregat, karena umumnya
gradasi dan kelembapan agregat dilapangan Xdak sama dengan asumsi
desain campuran.

•  Berat atau volume dan urutan pemasukan seXap bahan kedalam mixer
dan waktu pengadukan juga perlu diperiksa secara teratur untuk
memasXkan diperoleh campuran beton yang seragam.

•  Pengujian terhadap campuran beton paling Xdak harus dilakukan


terhadap:
- konsistensi (dengan uji slump),
- kuat tekan (uji terhadap slider beton) ,
- suhu dan kadar udara

15-Oct-17 ZAIN 180


•  Uji slump dilakukan terhadap beton di tempat pengadukan dan terhadap
beton ditempat pengecoran. Bila jarak tempat pengadukan dan pengecoran
cukup jauh, uji ditempat pengadukan dan ditempat pengecoran harus
dilakukan terhadap angkatan adukan beton yang sama (same batch) untuk
megetahui kehilangan slump selama pengangkutan. Besar slump yang
dipersyaratkan telah disajikan pada tebal 3 di depan, pada pembahasan
workability
•  .
•  Mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa secara konXnyu dari
benda pemeriksaan benda uji (sample). Dari masing-masing mutu beton
(misal K225, K275, K300) paling Xdak harus dibuat 1 benda uji untuk seXap 3
m3 sampai 5 m3 (3 m3 pada awal konstruksi agar segera terkumpul 20
benda uji). Segera setelah terkumpul 20 benda uji pada umur 28 hari,
hendaknya dilakukan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan atau uji kuat
tekan. Hasil uji harus memenuhi persyaratan yang berlaku pada pasal 4.5.
PBI 1971, sebagai patokan lihat tabel 5, bila Xdak pengecoran harus
dihenXkan dan lakukan Xndakan seperX pasal 4.8. PBI 1971.

15-Oct-17 ZAIN 181


•  Faktor lainnya :
•  Faktor lain yang perlu diawasi adalah:
- berat isi yang sangat diperlukan untuk stabilitas bendungan
beton gaya berat (gravity dam),
- kadar udara khususnya dalam penggunaan bahan tambahannya,
dan
- suhu yang sangat berpengaruh terhadap Xmbulnya thermal
crack khususnya pada beton massal .

•  Pengadukan
•  Pengadukan beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
dengan tangan dan dengan mesin pengaduk (mixer). Untuk
semua klas mutu beton, pengadukan harus dilakukan dengan
mesin pengaduk, kecualai beton mutu B0 (pasal 6.2 PBI 1971

15-Oct-17 ZAIN 182


Jenis-jenis beton khusus
•  Beton pracetak:
Adalah komponen beton tanpa atau denga tulangan yang dicetak lebih
dulu sebelum dirakit menjadi bangunan.

•  Beton pratekan
Adalah beton bertulang yang telah diberi tegangan dalam, untuk
mengurangi untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton
akibat beban kerja. à setelah beberapa tahun tendon “rest”

•  Beton plasWs
Adalah beton yang memiliki sifat plasXs yang terbuat dari campuran:
semen, slari bentonite dan agregat. Slari bentonite biasanya terbuat dari
bentonite dan air dengan porsi bentonite sebesar 2 ~ 12%. Untuk 1 m3
beton plasXs biasanya diperlukan slari bentonite 400~500 liter; semen
100~200 kg; agregat ukuran <30 cm. bergradasi baik sebesar 1300~1500
kg.
Beton plasXs, biasanya digunakan untuk dinding penahan rembesan
(cutoff wall) pada pondasi bendungan.

15-Oct-17 ZAIN 183


BAB III
BETON MASSA
3.1. Gambaran Umum
•  Beton massa adalah setiap volume beton dengan
dimensi yang cukup besar yang memerlukan tindakan
untuk mengatasi timbulnya panas akibat hidrasi
semen dan mengatasi terjadinya perubahan volume
guna meminimalkan terjadinya retakan (ACI 116R).
•  Desain bangunan yang menggunakan beton massa
umumnya didasarkan pada pertimbangan:
- daya tahan/durabilitas,
- ekonomi, dan
- aktifitas panas hidrasi (thermal action);
kekuatan beton merupakan pertimbangan
sekunder bukan primer.

15-Oct-17 ZAIN 184


•  Salah satu karakterisXk yang membedakan beton
massa dengan beton lainnya adalah perilaku
panasnya.
•  Panas di dalam beton Xmbul akibat reaksi semen
dengan air (hidrasi semen).
•  Reaksi semen dengan air merupakan reaksi eksoterm
(reaksi yang disertai perpindahan kalor dari system ke
lingkungan) alami, kenaikan suhu di dalam beton
massa cukup Xnggi karena panas di dalam beton Xdak
dapat terdesipasi dengan cepat. Dibagian permukaan
beton, panas lebih cepat terdesipasi sehinggi suhu
permukaan beton cenderung lebih dingin. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya tegangan dan regangan di
dalam beton.
15-Oct-17 ZAIN 185
•  Tegangan dan regangan tarik yang signifikan terjadi karena
perubahan volume beton yang tertahan/terkekang saat
panas hidrasi terdisipasi, yang kemudian memicu
Xmbulnya retakan-retakan (thermal creck) pada beton.
•  Banyak prinsip-prinsip pada beton massa yang juga dapat
diterapkan untuk pekerjaan beton pada umumnya.
•  Praktek beton massa diperoleh dari pengalaman konstruksi
bendungan beton, dimana hubungan antara suhu – retakan
pertama kali diidenXfikasi.
•  Hal yang sama juga dialami pada struktur beton yang tebal,
seperX: fondasi Xkar (mat foundaAon), pile caps, pilar
jembatan, dinding/tembok tebal, tubuh pelimpah, beton
plugging, dll.

15-Oct-17 ZAIN 186


15-Oct-17 ZAIN 187
15-Oct-17 ZAIN 188
15-Oct-17 ZAIN 189
15-Oct-17 ZAIN 190
15-Oct-17 ZAIN 191
15-Oct-17 ZAIN 192
15-Oct-17 ZAIN 193
15-Oct-17 ZAIN 194
15-Oct-17 ZAIN 195
15-Oct-17 ZAIN 196
DIVERSION PLUGGING

15-Oct-17 ZAIN 197


•  Biasanya, struktur beton massa Xdak memerlukan kuat
tekan yang Xnggi, kecuali pada bendungan pelengkung
yang Xpis.
•  Struktur yang masif, seperX bendungan gravitasi,
menahan beban dengan mengandalkan bentuk dan
berat/massa-nya serta sebagian kecil kekuatannya.
•  Hal yang penWng bagi beton massa adalah
ketahanan /durabilitas-nya yang dipengaruhi oleh
properWesnya yang berkaitan dengan perilaku panas
dan tendensi terjadinya retakan.
•  Bagi peserta diklat yang ingin memperdalam pengetahuannya
mengenai beton massa, dapat mempelajari referensi sebagai
berikut:
-  pengaruh Xmbulnya panas, kondisi terkekang (restraint) dan
perubahan volume serta perilaku struktur beton massif dapat
dipelajari pada ACI 207.2R,
-  system pendinginan beton massa pada ACI 207.4R dan
-  proporsi campuran beton massa pada ACI 211.1.
15-Oct-17 ZAIN 198
15-Oct-17 ZAIN 199
15-Oct-17 ZAIN 200
15-Oct-17 ZAIN 201
General Overview
•  Cement HydraXon is a very exothermic process, leading to
a rise in temperature at the core of very large pours. (Kelly)
(reaksi eksotermik: reaksi yang diikuX pelepasan kalori ke
lingkungan; pour=penuangan, pengecoran)

•  If the surface temperature is allowed to deviate greatly


from that of the core, thermal cracking will develop.
•  Most codes require a temperature differenXal of less than
36F (2.22° C) from the surface to the core of the secXon.
(Gajda1)
•  When dimensions are > 1m or 3t, temperature rise should
be considered. (Panarese)
•  Common thought is mass concrete principles only apply to
large dams. But they apply to any large pour: Massive
foundaXons, bridge piers, thick slabs, nuclear plants,
structural columns, etc…
3.2. Sejarah
15-Oct-17 ZAIN 202
3.3. Desain Kekuatan Jangka Panjang

•  Sebuah perkembangan yang sangat signifikan pada tahun


1950-an adalah diXnggalkannya kekuatan beton umur 28-
hari dalam persyaratan desain bendungan. Beban
maksimum pada bendungan, biasanya belum akan bekerja
sampai bendungan berumur minimal 1 tahun.
•  Pada beton yang menggunakan semen dan pusolan, dan
betonnya dirawat (curing) dengan baik, perbedaan
kekuatan beton pada umur 28 hari dengan beton umur 1
tahun cukup besar. Didalam ACI 232.2R dilaporkan bahwa
kenaikan kekuatan dapat berkisar dari 30 sampai lebih dari
100%, tergantung pada jumlah dan proporsi dari bahan
semen (cemenAAes: biasanya semen dan pusolan) dan sifat
agregat.
•  Didalam praktek, banyak desainer bendungan yang
merencanakan bendungan berdasar kekuatan beton umur
1 sampai 2 tahun.
15-Oct-17 ZAIN 203
3.4. Material dan Perbandingan Campuran
3.4.1. Umum
•  SeperX halnya beton lainnya, beton massa dibuat dari
campuran: semen, agregat dan air serta kadang-kadang
ditambah pusolan dan material tambahan (admixture)
lainnya.
•  Proporsi campuran beton massa ditetapkan dengan studi
proporsi yang didukung dengan uji coba dengan tujuan
untuk memilih kombinasi material yang memenuhi
persyaratan struktur diXnjau dari aspek:
-  ekonomi,
-  kemudahan pengerjaan (workability),
-  dimensi yang stabil dan bebas dari keretakan,
-  pertumbuhan panas/suhu yang rendah,
-  kekuatan yang memadai,
-  durabilitas/keawetan, serta
-  permeabilitas yang rendah

15-Oct-17 ZAIN 204
3.4.2. Semen
Jenis semen hidraulik yang dapat digunakan untuk konstruksi beton
massa menurut ACI 207.2R dan 207.4R adalah :
•  Semen portland, tipe I, II, IV dan V, sesuai dengan ASTM C 150
•  Semen campur (blended cement), tipe P, IP, S, IS, I (PM) dan I (SM),
sesuai dengan ASTM C 595
•  Semen hidraulik, tipe GU, MS, HS, MH, dan LH sesuai dengan ASTM C
1157.

Catatan:
•  IP =portland pozzolan,
•  IS =portland slag;
•  GU = general use,
•  LH = low heat of hydration.
•  MH = moderate heat of hydration.
•  HE = high early strength.
•  MS = moderate sulfate resistance.
•  HS = high sulfate resistance.
•  SCMs= supplementary cemenAAous materials (either "P" for pozzolan or "S"
for slag cement)
15-Oct-17 ZAIN 205
Bila semen portland dicampur dengan pusolan atau
jenis semen lain, masing-masing material tersebut
harus ditakar (batch) tersendiri di dalam alat
pencampur (mixing plant).

Dengan membatasi kandungan bahan semen


sesedikit mungkin, dapat diperoleh keuntungan
ekonomi dan pertumbuhan panas yang rendah saat
hidrasi beton.

Semen Xpe I dan GU cocok digunakan untuk


konstruksi beton umum, tetapi Wdak
direkomendasikan untuk digunakan tersendiri
dalam beton massa tanpa upaya pengendalian
masalah panas, karena jenis semen ini mempunyai
sifat hidrasi panas yang lebih Xnggi.

15-Oct-17 ZAIN 206
•  Semen tipe II (panas sedang) dan semen MH
cocok digunakan untuk konstruksi beton massa,
karena mempunyai sifat panas hidrasi sedang
yang sangat penting untuk mengendalikan timbulnya
retakan.
•  Bila menggunakan semen tipe II, harus dinyatakan
properties panasnya karena kebanyakan semen tipe II
dan semen tipe MS didesain untuk ketahanan
terhadap sulfat tingkat sedang dan tidak mempunyai
properties panas.
•  Semen tipe I dan GU cocok digunakan untuk
konstruksi beton umum, tetapi tidak
direkomendasikan untuk digunakan tersendiri
dalam beton massa tanpa upaya pengendalian
masalah panas, karena jenis semen ini mempunyai
sifat hidrasi panas yang lebih tinggi.

15-Oct-17 ZAIN 207


Grafik perbandingan kenaikan suhu antara beton yang menggunakan
semen tipe I dan semen tipe II

15-Oct-17 ZAIN 208


•  Semen panas-rendah Xpe IV dan LH,
digunakan apabila diinginkan produksi panas
yang rendah pada struktur yang masif.
•  Akhir-akhir ini jenis semen tersebut jarang
digunakan lagi karena sulit untuk
memperolehnya di pasar dan dari pengalaman
menunjukkan bahwa perkembangan panas
dapat dikendalikan secara baik dengan
menggunakan semen jenis lain (misal Xpe II).

15-Oct-17 ZAIN 209


•  Semen tahan sulfat tipe V dan HS cocok digunakan pada
tanah yang mengandung sulfat tinggi, dan mempunyai
karakteristik panas yang moderat. Harga semen jenis V
biasanya lebih tinggi dari semen tipe I. Semen tipe V tersebut
mengandung alkali rendah (kurang dari 0,6 ekuivalen alkali)
dan panas yang rendah (kurang dari 70 kalori/gam pada 7
hari).
•  Semen portland pusolan/pozzolan adalah semen hidrolis yang
terdiri dari campuran homogen antara semen portland atau
semen slag dan pusolan halus, yang diproduksi dengan
menggiling klinker semen Portland dan Pozzolan bersama-
sama atau mencampur secara rata bubuk semen Portland dan
Pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur,
dimana kadar pozzolan 15 s.d 40% berat semen Portland
pusolan. Semen tipe I (PM) portland modifikasi pusolan yang
mengandung kurang dari 15% pusolan propertiesnya mirip
dengan semen tipe I

15-Oct-17 ZAIN 210


3.4.3 Pusolan dan Slag
•  Pusolan atau pozzolan adalah bahan yang mengandung
senyawa silica dan alumina. Bahan pozzolan sendiri hanya
tidak mempunyai sifat seperti semen, akan tetapi dengan
bentuknya yang halus dan dengan adanya air/kelembapan,
maka senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi secara
kimiawi dengan kalsium hidroksida (senyawa hasil reaksi
antara semen dan air) pada suhu kamar membentuk senyawa
kalsium aluminat hidrat yang mempunyai sifat seperti semen.

•  Bahan Pusolan terbagi 2 yaitu :


-  pertama pusolan alam, yang termasuk jenis ini antara lain
tufa dan abu vulkanis; di Indonesia pusolan alam dikenal
dengan nama trass.
-  kedua pusolan buatan, yang termasuk dalam jenis ini
adalah hasil pembakaran tanah liat dan abu terbang (fly
ash) hasil pembakaran batu bara.

15-Oct-17 ZAIN 211


•  Menurut ASTM C 618, pusolan dikelompokkan
sebagai material alamiah (kelas N) dan abu
terbang (fly ash) kelas F atau C. Ada beberapa
pusolan, seperX abu terbang kelas C yang juga
memiliki sifat seperX semen yang mempunyai
kontribusi cukup siknifikan terhadap kekuatan
beton.
•  Pusolan bereaksi secara kimiawi dengan
kalsium hidroksida atau kapur hidrasi selama
proses hidrasi semen portland membentuk
suatu senyawa semen yang kekuatannya
stabil.
15-Oct-17 ZAIN 212
•  Menurut ASTM C 618, pusolan dikelompokkan sebagai
material alamiah (kelas N) dan abu terbang (fly ash)
kelas F atau C. Ada beberapa pusolan, seperX abu
terbang kelas C yang mengandung sejumlah besar
senyawa seperX pada semen pusolan. Abu terbang
kelas C juga memiliki sifat semen yang mempunyai
kontribusi cukup siknifikan terhadap kekuatan beton.
•  Pusolan bereaksi secara kimiawi dengan kalsium
hidroksida atau kapur hidrasi selama proses hidrasi
semen portland untuk membentuk suatu kompon
semen yang kekuatannya stabil.
•  Agar diperoleh akXvitas yang terbaik, unsur silikat dari
pusolan harus berada dalam kondisi alihan (amorphous
state), seperX kaca (glass) atau opal. Material kristal
silika, seperX kuarsa, Xdak dapat dicampur dengan
kapur pada temperatur normal, sebelum diubah
menjadi bubuk yang sangat halus.
15-Oct-17 ZAIN 213
Pusolan di dalam beton massa digunakan untuk:
-  mengurangi faktor semen portland,
-  memperoleh beton yang lebih murah,
-  menurunkan pertumbuhan panas hidrasi,
-  menambah kemudahan pengerjaan (workability), dan
-  mengurangi potensi kerusakan akibat reaksi agregat-alkali
dan serangan sulfat.

Harus disadari, bahwa properXes dari beberapa pusolan


bervariasi cukup besar. Sebelum pusolan digunakan lebih dulu
harus dilakukan pengujian dengan membuat kombinasi
campuran pusolan dengan semen dan agregat yang kan
digunakan untuk menentukan pusolan yang memberikan
kontribusi yang menguntungkan terhadap kualitas dan
ekonomi campuran beton.

Dibandingkan dengan semen portland, kekuatan yang terjadi


dari reaksi pusolanik adalah rendah pada umur awal, tetapi
akan terus meningkat untuk waktu yang lebih lama.
15-Oct-17 ZAIN 214
•  Pusolan alami cukup efekXf untuk mengurangi
ekspansi beton yang mengandung agregat yang reakXf.
•  Jumlah pengurangan ini bervariasi tergantung pada
susunan kimia, kehalusan pusolan dan jumlah yang
digunakan. Untuk beberapa pusolan, pengurangan
terhadap ekspansi/pengembangan bisa lebih dari 90%.
•  Pusolan dapat mengurangi ekspansi beton dengan cara
mengkonsumsi alkali dari semen sebelum terjadi reaksi
yang merugikan antara alkali dengan agregat.
•  Apabila agregat yang akan digunakan bersifat alkali,
upaya yang perlu dilakukan adalah dengan kedua
upaya berikut yaitu dengan menggunakan semen
rendah alkali dan menggunakan campuran pusolan.

15-Oct-17 ZAIN 215


•  Slag atau kerak besi berasal dari hasil residu
pemurnian besi yang dikenal sebagai slag cement, Slag
dapat digunakan bersama dengan semen portland
sebagai material cemenXXes (material sementasi)
dalam beton massa.
•  Persyaratan untuk slag menngacu pada ASTM C.989 -
99, “Standard spesificaAon for ground granulated
Blast-Furnace Slag for use in concrete and mortars”.
•  Bila digunakan dengan semen Portland Xpe I,
diperlukan proporsi minimal 70% slag halus dari total
material sementasi dengan slag akXf untuk
menghasilkan kombinasi slag-semen yang akan
mempunyai hidrasi panas kurang dari 60 kal/gram
pada 7 hari.

15-Oct-17 ZAIN 216


•  Penambahan slag akan mengurangi laju panas akibat
melambatnya laju hidrasi. Slag halus juga
menghasilkan banyak properXes yang menguntungkan
dalam beton massa dengan pemakaian pusolan yang
memadai, antara lain:
-mengurangi permeabilitas,
-  mengendalikan sifat ekspansif agregat yang reakXf,
-  ketahanan terhadap sulfat, dan
-  memperbaiki kemudahan pengerjaan (workability).
Meskipun demikian.
Slag halus biasanya digunakan dalam persentase yang
lebih Xnggi dibandingkan pusolan untuk mencapai
properXes yang sama.
Skip 188

15-Oct-17 ZAIN 217


SNI atau standar tentang semen portland dan semen campuran, sebagai acuan
pengecekan jenis dan Xpe semen yang digunakan :
•  SNI 15-2049-2004 (Semen Portland)
•  SNI 15-0302-2004 (Semen Portland Pozolan)
•  SNI 15-7064-2004 (Semen Portland Komposit),
•  SNI 15-3500-2004 (Semen Portland Campur)

15-Oct-17 ZAIN 218


15-Oct-17 ZAIN 219
Semen Portland Pozolan
(PPC = Portland Pozzolan Cement)
SNI 15-0302-2004
•  Semen Portland Pozolan didefinisikan sebagai suatu semen
hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara
semen portland dan pozolan halus, yang diproduksi
dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan
bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk
semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan
antara menggiling dan mencampur, di mana kadar pozolan
6% sampai dengan 40% massa semen portland.
•  Jenis-jenis semen portland pozolan (PPC) pada SNI
15-0302-2004 dikelompokkan sebagai berikut :
Jadi semen PPC mengandung 2 unsur utama :
- semen portland (OPC)
- pozolan (mis. fly ash)

15-Oct-17 ZAIN 220


15-Oct-17 ZAIN 221
Semen Portland Komposit
(PCC = Portland Composite Cement)
SNI 15-7064-2004
•  Semen Portland Komposit didefinisikan
sebagai bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama-sama terak semen
portland dan gips dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran
antara bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain.
•  Bahan anorganik tersebut antara lain terak
tanur Wnggi (blast furnace slag), pozolan,
senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar
total bahan anorganik 6% - 35 % dari massa
semen portland komposit
•  Jadi semen PCC mengandung 3 unsur utama :
semen portland (OPC), gips dan bahan
anorganik (bisa lebih dari 1 macam bahan
anorganik : terak tanur Xnggi (blast furnace
slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur)

15-Oct-17 ZAIN 222


15-Oct-17 ZAIN 223
3.4.4. Bahan Tambahan Kimia
•  Bahan tambahan (admixtures) kimia memiliki manfaat yang
penting bagi beton massa segar, yaitu:
-  untuk meningkatkan workability,
-  mengurangi kandungan air atau kedu-dua-nya.
-  memperlambat setting awal (retarding),
-  modifikasi laju atau kapasitas “bleeding”,
-  mengurangi segregasi dan
-  laju slump.
•  Admixtures kimia juga memiliki manfaat yang penting bagi
beton massa yang telah memasuki tahap pengerasan, yaitu:
-  dapat menurunkan pertumbuhan panas saat pengerasan,
-  meningkatkan kekuatan,
-  menurunkan kandungan semen,
-  meningkatkan ketahanan (durability),
-  mengurangi permeabilitas, dan
-  memperbaiki sifat tahan abrasi dan erosi.

15-Oct-17 ZAIN 224


Jenis admixtures kimia yang biasa digunakan pada beton
massa dikelompokkan menjadi:
•  Zat kimia pembuat gelembung udara (air entraining
admixtures/AEA) ,
•  Zat kimia pengurang porsi air adukan pada campuran beton
(water reducing admixtures/WRA),
•  Zat kimia untuk mengatur waktu pengikatan dan
pengerasan beton/ set-controlling admixtures (SCA).
Pengikatan adalah perubahan bentuk dari cair ke padat
tetapi masih belum mempunyai kekuatan. Pengikatan ini
terjadi akibat reaksi hidrasi yang terjadi pada permukaan
buXr semen.
Pengerasan adalah pertumbuhan kekuatan beton setelah
bentuknya menjadi padat.
Pada umumnya waktu pengikatan awal minimum adalah 45
menit, sedangkan waktu pengikatan akhir adalah 6-10 jam.
Proses berlanjut hingga beton mempunyai kekuatan. SCA
dapat berupa bahan tambahan untuk mempercepat
(accelerators) atau memperlambat (retarding).
15-Oct-17 ZAIN 225
•  AEA (Air entraining admixtures) adalah material yang
menghasilkan gelembung gelembung udara dalam beton
(seperti deterjen) selama pencampuran dengan tujuan untuk:
- memperbaiki kemudahan pengerjaan (workability),
- mengurangi segregasi,
- mengurangi bleeding,
- mengurangi permeabilitas, dan
- meningkatkan ketahanan terhadap siklus beku cair.
Setiap 1% AEA akan dapat mengurangi air pencapur dari 2
hingga 4%, dengan beberapa perbaikan workability tanpa
merubah slump.
Biasanya penggunaan AEA akan mengurangi kekuatan beton.
•  WRA (Water-reducing admixtures) digunakan untuk:
- mengurangi air adukan guna meningkatkan kekuatan dan
- mengurangi susutan beton,
- meningkatkan workability beton atau menghasilkan kekuatan
yang sama dengan semen yang sedikit.

15-Oct-17 ZAIN 226


•  SCA (set-control admixtures) adalah bahan tambahan
yang dapat digunakan untuk menjaga agar beton bersifat
plastis lebih lama di dalam blok-blok yang masif, sehingga
lapisan-lapisan berikutnya dapat dicor dan digetarkan
sebelum lapisan di bawahnya mengeras
SCA dapat berupa:
-  Bahan tambahan pemercepat (Accelerating admixtures ),
tetapi tidak digunakan dalam beton massa, karena
kekuatan awal tidak diperlukan padapekerjaan beton
massa dan juga karena bahan tambahan pemercepat
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan panas yang
tidak diinginkan di dalam beton massa.
-  Bahan tambahan pemerlambat (retarder admixtures). Bila
digunakan retarder, kekuatan beton setelah umur 12 jam
umumnya sebanding dengan beton tanpa admixtures.

•  Bahan tambahan untuk mengurangi porsi air adukan dan


untuk mengatur waktu pengikatan dan pengerasan beton
(water reducing and set-controlling admixtures ) berfungsi
untuk pengurangan air pengaduk dan mengatur waktu ikat
dan pengerasan.
15-Oct-17 ZAIN 227
3.4.5. Agregat
•  Agregat halus (AH) adalah fraksi yang sebagian besar lolos saringan no
4 (4,75 mm), tersusun dari butiran-butiran alami, atau buatan hasil mesin
pemecah batu atau campuraan dari keduanya. AH terdiri dari partikel-
partikel lepas, keras, padat dan tahan lama (durable). AH tidak boleh
mengandung sejumlah lempung, lanau, debu, mika, organik atau
pengotor lainnya, baik terpisah maupun tidak. Kandungan unsur yang
merugikan dibatasi seperti pada table 3.1.

Untuk beton yang


terekspose pada
zona fluktuasi muka
air seperX: pilar jem-
batan, bendungan,
persentase maks
harus lebih rendah
50% dari yang
diizinkan table 3.1.

15-Oct-17 ZAIN 228


•  Gradasi AH sangat mempengaruhi workability beton. Gradasi pasir yang
baik untuk beton massa dibatasi seperX pada table 3,2.

15-Oct-17 ZAIN 229


•  Agregat Kasar (AK) didefinisikan sebagai kerakal (gravel) alami, gravel
yang diperoleh dari mesin pemecah batu atau campuran dari keduanya,
mempunyai butiran lebih besar dari 4,75 mm (saringan no 4) dan lebih
kecil dari 150 mm untuk bangunan besar.
•  Ukuran maksimum AK idak boleh melebihi ¼ dimiensi terkecil sruktur
atau 2/3 jarak bersih terkecil diantara besi tulangan arah horizontal .
•  Penggunaan agregat berukuran kecil akan membutuhkan kandungan
semen yang semakin tinggi yang akan memberikan pengaruh
merugikan akibat terjadinya panas internal dan potensi keretakan.
•  AK harus terdiri dari partikel yang keras, padat, partikel lepas dan tahan
lama. Batu yang cenderung rekah, mengalami degradasi selama
pemrosesan, transportasi, atau penyimpanan harus dihindari.
•  Absorpsi < 3% , spesific gravity > 2,5; bentuk tidak pipih (lebar/tebal
<3)
•  Sulfat dan Sulfida (S03) < 0,5% berat AK.
•  Persentase unsur halus lainnya, seperti lempung, lanau, dan abu halus
di dalam AK tidak boleh melebihi nilai yang telah ditetapkan, seperti
tabel 3.3. di bawah.
15-Oct-17 ZAIN 230
•  Tabel 3.3 Persentase maksimum yang diizinkan dari unsur yang
merugikan untuk AK

•  Secara teoritis, semakin besar ukuran AK akan semakin berkurang


porsi semen yang dibutuhkan.
•  Ukuran maksimum AK ditentukan oleh kekuatan desain dan masalah
terkait proses: transportasi, pengecoran dan konsolidasi
(penggetaran) beton.
•  AK yang berukuran besar dan bentuknya tidak teratur cenderung
mengalami keretakan disekitar agregat tersebut, karena perbedaan
perubahan volume (antara batu dan beton) dan juga menyebabkan
terbentuknya rongga-rongga di bagian bawah batu akibat pengaliran
air dan akumulasi udara selama pengecoran beton. Oleh karena itu
ukuran maksimum AK yang sering digunakan dibatasi 150 mm.
15-Oct-17 ZAIN 231
•  Tabel 3.4 Persyaratan gradasi AK untuk beton massa

15-Oct-17 ZAIN 232


Effect of
aggregate size and
cement content on
compressive
strength at 1 year
(adapted from
Higginson
et al. [1963]).

15-Oct-17 ZAIN 233


Air pengaduk:
•  Harus bebas dari material yang dapat mempengaruhi reaksi
hidrasi semen portland (Steinour, 1960).
•  Pada umumnya, air yang dapat diminum dapat digunakan
sebagai air pengaduk, namun lebih dulu air perlu diuji dilab
untuk mengetahui kwalitasnya terutama kandungan klorid-
nya.
•  Bila air mengandung unsur kimia yang mempengaruhi
kekuatan semen, harus dilakukan uji kuat tekan terhadap
mortar semen dengan menggunakan air tsb dan
menggunakan air suling (distilled water). Bila hasil uji rata-rata
terhadap benda uji yang menggunakan air tsb < 90% dr yg
menggunakan air suling, air tsb tidak boleh digunakan.
•  Bila air mengandung kotoran > 5.000 ppm, sebaiknya
dilakukan uji kekuatan dan perubahan volume/panjang untuk
mengetahui durabilitas beton.
•  Air yang mengandung beberapa ppm mineral aksid aksid
(acid) seperti hydrochloric acid atau sulfuric acid dapat
ditolerir selama kekuatannya memenuhi.
•  Air yang mengandung gula dan turunannya meskipun sangat
kecil tidak boleh digunakan, karena setting time-nya sulit
diprediksi.
15-Oct-17 ZAIN 234
3.4.7. Proporsi Campuran
•  Tujuan utamanya studi proporsi campuran beton massa
adalah untuk memperoleh pilihan campuran yang:
- ekonomis dengan kekuatan yang memadai,
- durabilitas dan permeabilitas sesuai rencana dengan
kombinasi campuran terbaik dari material-material yang
tersedia, dan
- dengan workability yang baik, serta
- pertumbuhan panas yang kecil setelah pengecoran.
•  Studi dilakukan dengan trial mixture methods yang
prosedurnya mengacu pada ACI 211.1.
•  Pemilihan ratio air semen (w/c) dilakukan untuk memperoleh
ratio air semen yang menghasilkan beton dengan:
- kekuatan,
- durabilitas dan
- permeabilitas,
sesuai yang direncanakan.

15-Oct-17 ZAIN 235


3.4.7. Proporsi Campuran
•  Tujuan utama studi proporsi campuran beton massa adalah
untuk memperoleh pilihan campuran yang:
- ekonomis dengan kekuatan yang memadai,
-  durabilitas dan permeabilitas sesuai rencana dengan kombinasi
campuran terbaik dari material-material yang tersedia dan
- dengan workability yang baik, serta
- pertumbuhan panas yang kecil setelah pengecoran.
•  Studi dilakukan dengan trial mixture methods yang prosedurnya
mengacu pada ACI 211.1.
•  Pemilihan ratio air semen (w/c) dilakukan untuk memperoleh
ratio air semen yang menghasilkan beton dengan:
- kekuatan,
- durabilitas dan
- permeabilitas,
sesuai yang direncanakan.

15-Oct-17 ZAIN 236


Langkah-langkah penentuan prporsi/takaran bobot sebenarnya
campuran beton massa:
•  Langkah pertama: memilih ukuran maksimum agregat untuk seXap
bagian pekerjaan (missal bagian pelimpah atau tubuh bendungan),
kriteria pemilihan telah dibahas pada sub bab 3.4.5.
•  Langkah kedua: menentukan kandungan air total yang diperlukan
untuk memenuhi syarat slump-nya yang sekitar 38 mm sampai 50
mm. Untuk uji slump agregat > 38 mm harus dibuang. Untuk agregat
berukuran maksimum 150 mm, adukan beton dengan tambahan air-
entrainment (AEA), slump beton diambil nilai minimum kebutuhan
kandungan air yang akan bervariasi dari 71 hingga 89 kg/m3 untuk
agregat alami, dan 83 hingga 113 kg/m3 untuk batu pecah.
Kebutuhan air untuk agregat berukuran maksimum 76 mm sekitar
20% lebih Xnggi. Untuk beton umur 1 thun dengan kekuatan > 28
MPa, ukuran maksimum agregat 76 mm ini mungkin lebih efisien
(lihat gambar 3.2) .
•  Langkah ke Wga: menetukan takaran berat semen dengan membagi
berat total air pengaduk dengan w/c, atau bila ditentukan berdasar
persyaratan workability, takaran semen adalah merupakan berat
minimum semen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pengecoran beton yang baik.
15-Oct-17 ZAIN 237
•  Langkah ke empat: menentukan proporsi AH dan AK, setelah
takaran berat semen dan air ditentukan, dan kandungan udara
diasumsikan sebesar 3 – 5%, material yang tersisa adalah
agegat, sehingga langkah selanjutnya tinggal menentukan
proporsi AH (agregat halus) dan AK (agregat kasar).

Proporsi optimum tergantung dari gradasi agregat dan bentuk


butiran agregat yang akhirnya akan ditentukan sesuai dengan
agregat yang ada di lapangan.

Untuk agergat berukuran 150 mm yang mengandung kerikil dan


pasir alami, persentase AH terhadap agregat total ditentukan
oleh volume absolut yang cukup rendah sekitar 21%. Bila
menggunakan agregat hasil penggilingan batu, persentasi AH
sekitar 25 – 27%.
15-Oct-17 ZAIN 238
•  Bila campuran beton menggunakan pusolan yang merupakan bagian
dari material sementasi (cementities), prosedur penentuan proporsi
campuran tidak mengalami perubahan, namun perlu diperhatikan hal-
hal sebegai berikut.
- Kebutuhan air mungkin berubah
- Kekuatan awal mungkin menjadi kritis
-  Agar lebih ekonomis, kekuatan desain beton ditentukan pada umur
yang lebih lama (misal 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun).
Beton yang menggunakan banyak pusolan akan mencapai kekuatan
yang lebih lambat dibandingkan dengan beton yang menggunakan
semen portland saja, namun beban yang akan bekerja pada beton
massa umumnya belum bekerja sampai beton berumur beberapa bulan/
tahun. Oleh karena itu, beton massa yang mengandung pusolan
biasanya di desain berdasarkan kekuatan 90 hari sampai 1 tahun (tapi
harus cukup kuat menahan angkur cetakan/bekesting)

15-Oct-17 ZAIN 239


15-Oct-17 ZAIN 240
15-Oct-17 ZAIN 241
15-Oct-17 ZAIN 242
3.4.8. Pengendalian suhu
Upaya pengendalian suhu saat hidrasi beton massa dapat
dilakukan dengan empat metode yang efektif, sebagai berikut:
a).Pengendalian kandungan material sementasi (cementities);
pemilihan tipe dan jumlah material sementasi yang tepat
dapat memperkecil potensi pertumbuhan panas dalam beton.
b)  Pra pendinginan (precooling); pra pendinginan dilakukan
terhadap material campuran beton (agregat atau air)
sehingga suhu beton saat pengecoran menjadi lebih
rendah.
c). Pendinginan pasca konstruksi (postcooling); pengurangan
panas dari beton dilakukan melalui jaringan pipa (coils)
pendingin yang ditanam di dalam beton untuk membatasi
pertumbuhan panas di dalam struktur.
d. Manajemen konstruksi, dimana upaya untuk melindungi
struktur dari perbedaan panas yang berlebihan berdasar ilmu
pengetahuan mengenai penanganan beton, penjadwalan
konstruksi dan prosedur konstruksi.

15-Oct-17 ZAIN 243


•  Pengendalian suhu untuk bangunan kecil,
mungkin cukup dengan menggunakan satu
Xndakan, misal dengan cara melakukan
pengecoran beton pada saat suhu udara
dingin atau pada malam hari.
•  Proyek dengan volume pengecoran beton
yang besar, kadang memerlukan
pengendalian suhu dengan beberapa metode
secara bersamaan yang saling melengkapi
termasuk penggunaan semen jenis panas
rendah dan juga termasuk upaya sebagai
berikut:
15-Oct-17 ZAIN 244
1).Penggunaan pusolan;
2).Pengendaliansecara hati-hati terhadap gradasi produksi agregat,
dan penggunaan agregat ukuran besar untuk memperoleh campuran
yang efisien dengan kandungan semen rendah;
4).Pra pendinginan (precooling) terhadap agregat dan air pengaduk
(atau dengan mencampur es pada air pengaduk) untuk membuat
suhu beton menjadi rendah saat pengecoran;
5).Penggunaan AEA dan campuran kimia lainnya untuk memperbaiki
sifat beton pada kondisi segar dan kondisi mengeras;
6).Penggunaan dimensi blok yang memadai untuk pengecoran;
7).Pengkoodinasian jadwal konstruksi dengan perubahan musim untuk
menentukan tebal lapisan pengecoran dan frekuensi pengecoran;
8).Penggunaan peralatan pencampur dan pengecoran khusus untuk
pengecoran beton yang didinginkan secara cepat dengan
penyerapan panas dari lingkungan yang minimum;
9)Pendingan karena penguapan air pada permukaan beton melalui
perawatan dengan air;
10).Disipasi panas dari beton yang mengeras oleh sirkulasi air dingin
melalui sistim pipa yang ditanam;
11).Insulasi permukaan beton untuk meminimalkan perbedaan panas
antara bagian dalam dan luar beton.

15-Oct-17 ZAIN 245


•  Pendingin AK lebih mudah dilakukan dibanding
pendinginan AH yang relaXve sulit pendinginannya.
•  Dalam praktek pendinginan sering dilakukan dengan
menambahkan balok-balok es pada air pengaduk. Sehingga
suhu beton saat pengecoran berkisar 10°C atau kurang.
Penurunan suhu dapat dicapai sampai dibawah 100 , tetapi
dengan upaya yang lebih sulit.
•  Injeksi cairan nitrogen ke dalam air pengaduk juga efekXf
untuk menurunkan suhu beton massa. Pada umumnya,
suhu pengecoran dapat diturunkan sampai sekitar 18°C
dengan injeksi nitrogen cair.
•  Beton yang didinginkan mempunyai keuntungan dalam
proporsi campuran, karena kebutuhan air pengaduk
menjadi berkurang saat suhu turun.
•  Suhu pengecoran beton harus ditetapkan berdasar studi
untuk menentukan apa yang diperlukan untuk memenuhi
desain.

15-Oct-17 ZAIN 246


•  Cara utama untuk membatasi kenaikan suhu adalah
dengan mengendalikan jenis dan jumlah bahan semen.
•  Tujuan dari studi proporsi beton adalah untuk
menentukan porsi material sementasi yang diperlukan
untuk mencapai kekuatan desain dan workability yang
baik.
•  Faktor yang membatasi kandungan minimum material
sementasi didalam beton massa adalah kebutuhan
volume semen untuk memperoleh workability beton
yang baik.
•  Tanpa menggunakan bahan tambahan, seperX:
pusolan, AEA (air-entraining admixture), atau
campuran kimia lainnya, beton massa akan mengalami
kesulitan untuk mempertahankan workability-nya,
sementara menjaga kandungan material sementasi
yang rendah adalah merupakan cara terbaik untuk
mencegah terjadinya retakan.
15-Oct-17 ZAIN 247
•  Menurut spesifikasi ASTM, semen Xpe II
memungkinkan pengguna untuk memilih opsi
batas panas hidrasi umur beton 7 hari sebesar 70
kalori/gram. Penggunaan pusolan sebagai bagian
dari kandungan material sementasi di dalam
beton akan menurunkan pertumbuhan panas
hidrasi. Apabila campuran beton proporsional,
sehingga kandungan material sementasi terbatas
Xdak lebih dari 139 kg/m3, pada umumnya
kenaikan suhu beton Xdak akan melebihi 19 °C.
•  Pembahasan yang lebih rinci mengenai panas
hidrasi beton massa dan upaya pengendaliannya
disajikan pada sub bab 3.7.

15-Oct-17 ZAIN 248


3.5. ProperWes
3.5.1. Umum
ProperXes/Sifat spesifik beton yang harus diketahui
adalah:
•  kuat tekan,
•  kuat tarik,
•  elasXsitas, angka Poisson, kapasitas regangan tarik,
•  rayapan (creep),
•  perubahan volume selama pengeringan,
•  kenaikan suhu adiabaXc, koefisien termal
pengembangan, panas spesifik, kondukXvitas panas
dan difusivitas,
•  permeabilitas, dan
•  ketahanan (durabilAty).

15-Oct-17 ZAIN 249


15-Oct-17 ZAIN 250
15-Oct-17 ZAIN 251
15-Oct-17 ZAIN 252
15-Oct-17 ZAIN 253
15-Oct-17 ZAIN 254
15-Oct-17 ZAIN 255
3.6. Pelaksanaan Konstruksi
3.6.1. Penakaran (Batching)
•  Untuk memperoleh beton masssa yang berkwalitas baik
seperX yang direncanakan diperlukan penakaran material
beton yang akurat, konsisten serta peralatan penakar dan
pengaduk yang handal. Pembatasan pertumbuhan suhu
pada beton massa dengan membatasi kandungan semen
pada campuran beton akan menimbulkan masalah dalam
mempertahankan mempertahankan workability beton
yang plasXs.
•  Campuran beton massa yang efisien biasanya dibuat dari
material sementasi, pasir dan air yang semuanya dalam
porsi yang lebih rendah dari campuran beton normal. Oleh
karenanya workability campuran beton ini untuk
pengecoran yang dilakukan secara konvensional lebih
sensiXf terhadap variasi/perubahan dalam batching.
Masalah ini dapat dikurangi dengan menggunakan metoda
konstruksi yang efisien dan peralatan yang modern.

15-Oct-17 ZAIN 256


Bagian bagian batching plant antara lain :
1. Cement silo, untuk menyimpan semen
2. Belt conveyor, untuk menarik material
agregat kasar dan halus ke atas dari bin ke
storage
3. Bin, tempat pengumpulan material dari
base camp memakai wheel loader untuk
ditarik ke atas
4. Storage bin, pemisah agregar menjadi
butir kasar (split), butir menengah
(screening), butir halus (pasir), dan fly
ash
4. Timbangan, ada 3 yaitu untuk agregat,
semen dan air
5. Dosage pump, untuk penambahan bahan
admixture seperti retarder
6. Tempat penampungan air

15-Oct-17 ZAIN 257


15-Oct-17 ZAIN 258
Pencampuran
•  Alat pencampur (mixer) harus mampu menghasilkan beton
slump rendah dengan cepat dan dapat mendistribusikannya
dengan konsisten. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
membuat pabrik stasionary yang terpusat dilengkapi dengan
mixer jungkit.
•  Kapasitas mixer yang umum adalah 3 m3, tetapi hasil yang
baik dapat juga dicapai dengan menggunakan mixer yang
lebih kecil berkapasitas 1,5 m3, namun ada juga mixer yang
yang berkapasitas 9 m3.
•  Pencampuran beton di dalam truk pencampur tidak cocok
untuk beton yang memiliki slump rendah dan agregat
berukuran besar.
•  Spesifikasi untuk waktu pencampuran:
Menurut ACI 304R; ASTM C 94 : berkisar dari minimum 80
detik untuk m3 pertama ditambah 20 detik untuk setiap
penambahan m3,
USBR 1981: 1,5 menit untuk 1,5 m3 ditambah 40 detik untuk
setiap penambahan m3 (USBR 1981).

15-Oct-17 ZAIN 259


Pengecoran
•  Kegiatan pengecoran melipuX: pekerjaan persiapan sambungan konstruksi
horisontal, transportasi, handling, pengecoran dan pemadatan.
•  Persiapan permukaan sambungan horizontal dimulai dengan
pembersihan permukaan. Permukaan harus bebas dari tonojolan-tonjolan
batu dan bentuk keXdak-teraturan lainnya. Pada umumnya,
permukaannya harus relaXf rata dan mempunyai kemiringan air untuk
drainasi.
•  Sebelum melakukan pengecoran berikutnya, permukaan yang
terkontaminasi atau kotor, harus dibersihkan terlebih dahulu. Kekuatan
antara lapisan diperoleh dari buXran semen, bukan oleh AK yang
menonjol. Kuat geser sambungan ditentukan oleh bonding dan friksi
interface.
•  Pembuatan kasar permukaan biasanya cukup dilakukan sedalam
beberapa mm saja. Metoda terbaik untuk membersihkan permukaan
tersebut adalah dengan menggunakan sand-blasAng atau menggunakan
alat semprot air bertekanan Xnggi 41,4 MPa; keuntungan dari sand-
blasAng adalah mampu membersihkan beton lama atau beton baru.
•  Metoda penyemprotan air masih meninggalkan sedikit kotoran yang harus
dibersihkan, namun alat tersebut kurang efisien untuk beton berumur
lebih dari satu minggu

15-Oct-17 ZAIN 260


•  Pemilihan peralatan trnasportasi dan
pengecoran beton massa dipengaruhi oleh
ukuran maksimum AK. Pengecoran beton massa,
khusus di bendungan, sering mengandung
kerakal (cobbles) berukuran > 75 mm dan < 300
mm. Hal tersebut berpotensi terhadap terjadinya
segregasi saat diaduk, untuk itu bucket yang
digunakan harus berukuran cukup besar antara
1,5 – 9 m3.
•  Kereta rel, truk, cableways, crane atau
kombinasinya dapat digunakan untuk
mengangkut bucket ke tempat pengecoran.
Untuk beton yang mengandung AK berukuran 75
mm atau lebih besar, dapat menggunakan bucket
berukuran 3 – 6 m3.

15-Oct-17 ZAIN 261


15-Oct-17 ZAIN 262
15-Oct-17 ZAIN 263
15-Oct-17 ZAIN 264
15-Oct-17 ZAIN 265
15-Oct-17 ZAIN 266
15-Oct-17 ZAIN 267
15-Oct-17 ZAIN 268
15-Oct-17 ZAIN 269
15-Oct-17 ZAIN 270
15-Oct-17 ZAIN 271
15-Oct-17 ZAIN 272
15-Oct-17 ZAIN 273
BENDUNGAN PLTA TIPE BETON GAYA BERAT
SIPANSIHAPORAS SUMATRA UTARA

15-Oct-17 ZAIN 274


15-Oct-17 ZAIN 275
15-Oct-17 ZAIN 276
15-Oct-17 ZAIN 277
15-Oct-17 ZAIN 278
15-Oct-17 ZAIN 279
15-Oct-17 ZAIN 280
15-Oct-17 ZAIN 281
Photograph 12 : InstallaXon of Metering Pipes & Cooling Water Pipe Unit #1,
Andritz Contractor

15-Oct-17 ZAIN 282


15-Oct-17 ZAIN 283
15-Oct-17 ZAIN 284
15-Oct-17 ZAIN 285
15-Oct-17 ZAIN 286
15-Oct-17 ZAIN 287
15-Oct-17 ZAIN 288
15-Oct-17 ZAIN 289
15-Oct-17 ZAIN 290
15-Oct-17 ZAIN 291
•  Sebaliknya, ukuran bucket yang terlalu besar (9 m3)
akan membuat suatu tumpukan besar beton massa
pada satu tempat yang membutuhkan waktu lama
untuk menyebarkan dan memadatkan dengan
penggetar. Beton massa dengan proporsi campuran
yang tepat Xdak akan mengalami pemisahan oleh
penurunan selama transportasi, namun perlu kehaX-
haXan untuk mencegah terjadinya segregasi.
•  Beton massa juga dapat diangkut menggunakan:
kereta rel curah, truk curah atau ban-berjalan (belt
conveyor). Crane yang dilengkapi dengan telescoping
conveyor juga sering digunakan untuk pengecoran
beton massa yang modern. Pengecoran beton massa
dengan ban-berjalan juga akan lebih ekonomis apabila
AK yang digunakan berukuran Xdak lebih dari 100 mm.
•  TiXk pengecoran harus diatur sedemikian rupa,
sehingga adukan beton dituang di atas beton segar dan
harus digetarkan dengan segera.
15-Oct-17 ZAIN 292
•  Beton pada struktur tertentu mungkin dicor dengan menggunakan
peralatan konvensional, seperti bucket crane, pompa beton atau
conveyor yang lebih kecil.
•  Pemilihan peralatan pengecoran harus dilakukan berdasarkan
pertimbangan kemampuan alat untuk melakukan pengecoran yang
disesuaikan dengan proporsi campuran dalam rangka untuk
mengurangi terjadinya panas yang berlebihan.
•  Kapasitas pengecoran harus cukup besar untuk mencegah
sambungan dingin dan paparan yang tidak diinginkan dari panas dan
dingin pada permukaan lapisan.
•  Beton massa dicor dalam beberapa lapisan. Ketebalan maksimum dari
lapisan tergantung dari kemampuan penggetar untuk melakukan
konsolidasi terhadap beton. Alat penggetar berdiameter 150 mm dapat
memberikan hasil yang cukup memuaskan terhadap campuran beton
dengan agregat berukuran maksimum 100 – 150 mm, slump 40 mm
atau kurang dengan tebal lapisan 460 – 510 mm yang dituang
menggunakan bucket berkapasitas 3 – 6 m3.
•  Diameter penggetar yang lebih kecil akan menghasilkan hasil yang
memuaskan dengan menggunakan agregat berukuran maksimum 75
– 100 mm dan slump < 50 mm dicor pada lapisan setebal 300 – 380
mm menggunakan bucket yang lebih kecil. Lapisan yang lebih
dangkal, dibandingkan lapisan yang lebih dalam, akan memberikan
jaminan konsolidasi yang memuaskan dan bebas dari kantong-
kantong batu pada sambungan dan di pojok-pojok.
15-Oct-17 ZAIN 293
•  Untuk menjamin konsolidasi yang baik, alat penggetar
harus menembus lapisan yang lebih dibawahnya sedalam
50 – 100 mm dan penggetar hrus dijaga dalam posisi
verXkal selama penggetaran.
•  Untuk mencegah keXdak-sempurnaan di sepanjang garis
perlapisan pada bidang acuan, bagian ini harus digetarkan
secara sisXmaXs pada awal bagian acuan, di sepanjang sisi
dan bagian akhir acuan.
•  Bila terjadi kluster-kluster AK, material AK yang mengalami
pemisahan tersebut harus disebar pada lapisan beton lama
sebelum tertutup oleh campuran beton yang baru.
•  Selama penggetaran, alat penggetar harus tetap pada XXk
penetrasi sampai gelembung-gelembung air keluar
semuanya.
•  Agregat ukuran besar harus tertanam seluruhnya dan
permukaan beton ditutup dengan papan kayu untuk
mencegah terpijaknya permukaan yang baru dicor.

15-Oct-17 ZAIN 294


15-Oct-17 ZAIN 295
15-Oct-17 ZAIN 296
•  Waktu minimum yang berlangsung di antara operasi
pengecoran antar lapisan (li^) yang berurutan dalam seXap
blok biasanya ditetapkan selama 72 jam.
•  Beton massa untuk pengecoran bawah air dilakukan tanpa
penggetaran. Pada umumnya, campuran beton
menggunakan kandungan material sementasi Xnggi dan
ukuran agregat yang lebih kecil digunakan untuk menahan
aliran lateral campuran setelah dilakukan pengecoran
menggunakan tremie atau pompa beton. Penambahan
unsur anAwashout dan pengurang-air ke dalam campuran
dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran campuran,
mengurangi disasosiasi pasta dan meningkatkan
konsolidasi campuran. Aplikasi campuran ini dilakukan,
misalnya pada perbaikan kolam olak.

15-Oct-17 ZAIN 297


CURING
Mass concrete is best cured with water, which
provides
addiXonal cooling benefit in warm weather.

In cold weather, lixle curing is needed beyond the
moisture provided to prevent the concrete from
drying during its iniXal protecXon from freezing;
however, the concrete should not be saturated
when it is exposed to freezing

15-Oct-17 ZAIN 298


15-Oct-17 ZAIN 299
15-Oct-17 ZAIN 300
15-Oct-17 ZAIN 301
Instrumentasi
•  Untuk memperoleh konfirmasi terhadap semua data
penXng, perlu dipasang sejumlah instrumen. Untuk
memfasiltasi eveluasi/analisis, sebaiknya memasang lebih
dari satu jenis instrumen.
•  Instrumentasi juga diperlukan untuk malakukan konfirmasi
terhadap parameter-parameter desain .
•  Instrumentasi harus merupakan bagian dari desain dan
konstruksi struktur beton massa yang nanXnya diharapkan
akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin Xmbul sehubungan dengan keamanan struktur.
•  Parameter-parameter yang perlu dipantau pada
bendungan beton, antara lain adalah: pergeseran
(displacement), deformasi, penurunan, rembesan, level
pisometrik fondasi dan tekanan angkat (upli^) di dalam
struktur, rembesan, suhu.

15-Oct-17 ZAIN 302


15-Oct-17 ZAIN 303
15-Oct-17 ZAIN 304
15-Oct-17 ZAIN 305
15-Oct-17 ZAIN 306
15-Oct-17 ZAIN 307
15-Oct-17 ZAIN 308
15-Oct-17 ZAIN 309
15-Oct-17 ZAIN 310
15-Oct-17 ZAIN 311
15-Oct-17 ZAIN 312
15-Oct-17 ZAIN 313
15-Oct-17 ZAIN 314
15-Oct-17 ZAIN 315
15-Oct-17 ZAIN 316
15-Oct-17 ZAIN 317
15-Oct-17 ZAIN 318
BAB IV
BETON PADAT GILAS
•  Beton padat gilas (BPG)/Roller Compacted Concrete (RCC) adalah:

beton yang dipadatkan dengan mesin gilas (roller compaction).
Adukan beton yang belum mengeras mampu menahan mesin gilas
yang memadatkannya.
•  Latar belakang penemuan BPG.
Pada awalnya Beton Padat Gilas (BPG) dikembangkan untuk
memperoleh material yang memiliki sifat struktur beton namun
dengan sifat konstruksi material urugan.
Hasilnya pengembangan diperoleh BPG yang lebih ekonomis
dibandingkan urugan tanah, batu atau struktur beton konvensional,
apabila didesain dan dikonstruksi sebagai struktur graviti.

•  Jenis BPG:
- Lean mix RCC
- High Paste RCC
- RCD.

15-Oct-17 ZAIN 319


15-Oct-17 ZAIN 320
15-Oct-17 ZAIN 321
15-Oct-17 ZAIN 322
15-Oct-17 ZAIN 323
15-Oct-17 ZAIN 324
15-Oct-17 ZAIN 325
15-Oct-17 ZAIN 326
15-Oct-17 ZAIN 327
15-Oct-17 ZAIN 328
15-Oct-17 ZAIN 329
15-Oct-17 ZAIN 330
15-Oct-17 ZAIN 331
15-Oct-17 ZAIN 332
15-Oct-17 ZAIN 333
15-Oct-17 ZAIN 334
15-Oct-17 ZAIN 335
15-Oct-17 ZAIN 336
15-Oct-17 ZAIN 337
15-Oct-17 ZAIN 338
15-Oct-17 ZAIN 339
15-Oct-17 ZAIN 340
15-Oct-17 ZAIN 341
15-Oct-17 ZAIN 342
15-Oct-17 ZAIN 343
15-Oct-17 ZAIN 344
15-Oct-17 ZAIN 345
15-Oct-17 ZAIN 346
15-Oct-17 ZAIN 347
Typical work layout for RCC
placement
15-Oct-17 ZAIN 348
BENDUNGAN RCC
BALAMBANO

15-Oct-17 ZAIN 349


15-Oct-17 ZAIN 350
BALAMBANO DAM DESIGN

1.  Facing mix


(convenXonal concrete)
applied to all exterior
surfaces for strength
and uniformity
2.  Specified to be placed
against all formed
surfaces (including
galleries)
15-Oct-17 ZAIN 352
15-Oct-17 ZAIN 353
15-Oct-17 ZAIN 354
15-Oct-17 ZAIN 355
15-Oct-17 ZAIN 356
15-Oct-17 ZAIN 357
15-Oct-17 ZAIN 358
15-Oct-17 ZAIN 359
15-Oct-17 ZAIN 360
15-Oct-17 ZAIN 361
15-Oct-17 ZAIN 362
15-Oct-17 ZAIN 363
15-Oct-17 ZAIN 364
15-Oct-17 ZAIN 365
15-Oct-17 ZAIN 366
15-Oct-17 ZAIN 367
15-Oct-17 ZAIN 368
TERIMAKSIH ATAS PERHATIANNYA

MOHON MAAF BILA ADA


KEKURANGAN DAN KESALAHAN

15-Oct-17 ZAIN 369


•  SOAL PEKERJAAN BETON
1. Kualitas mutu beton, dipengaruhi oleh
beberapa factor. Jelaskan factor apa saja.
2. Jelaskan syarat bahan agregat pasir dan kerikil
yang baik untuk membuat beton.
3. Jelaskan kapan cetakan dan perancah
penegecoran beton dapat dibongkar.
4. Jelaskan apa manfaat perawatan (curing)
setelah beton dicor
15-Oct-17 ZAIN 370
•  pengerWan reaksi eksoterm adalah reaksi
yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan

15-Oct-17 ZAIN 371

Anda mungkin juga menyukai