Anda di halaman 1dari 279

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BENDUNGAN URUGAN
JAKARTA 18 FEBRUARI 2015

18 February 2015 ZAINUDDIN


ZAIN 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
UMUM

SETELAH MENGIKUTI DIKLAT,


DIHARAPKAN PESERTA
MAMPU MEMAHAMI DASAR-
DASAR PELAKSANAAN
KONSTRUKSI BENDUNGAN

18 February 2015 ZAIN 2


PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN URUGAN

I. PENDAHULUAN
II. PEKERJAAN PERSIAPAN
III. PENGELAKAN SUNGAI
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI
V. SUMBER GALIAN TANAH DAN BATUAN
VI. TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN
VII. SISTEM INSTRUMENTASI
VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP
IX. PEKERJAAN HIDROMEKANIKAL DAN LISTRIK
X. PENGISIAN PERTAMA WADUK
XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
XII. PEMANTAUAN PERILAKU BENDUNGAN

18 February 2015 ZAIN 3


I. PENDAHULUAN
AGAR DPT MELAKSANKAN TUGASNYA DG BAIK,
PENGAWAS DAN PELAKSANA PEKERJ PEMB
BENDUNGAN PERLU MEMAHAMI:
• KONTRAK KERJA TERMASUK, GAMBAR DESAIN,
SPESIFIKASI TEKNIK, METODE KONSTRUKSI, DLL .
• KONSEPSI DAN KAIDAH-KAIDAH KEAMANAN
BENDUNGAN YANG TERTUANG DALAM
BERBAGAI NSPM
• PRINSIP/FOLOSOFI DESAIN BENDUNGAN
• KEJADIAN KEGAGALAN-KEGAGALAN BENDUNGAN
LAIN, UNTUK MEMAHAMI BERBAGAI KELAMAHAN-
KELEMAHAN KONSTRUKSI BENDUNGAN, DLL.
18 February 2015 ZAIN 4
PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN:
- HARUS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN DESAIN
YANG TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN MENTERI PU.
- BERDASARKAN NSPM, DENGAN MEMANFAATKAN
TEKNOLOGI DAN SUMBER DAYA LOKAL, SERTA
MENGUTAMAKAN KESELAMATAN, KEAMANAN
KERJA DAN KEBERKELANJUTAN FUNGSI
EKOLOGIS SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN (PS 63 UU 7/2004 SDA).

AGAR KWALITAS PEKERJAAN KONSTRUKSI TERCAPAI


SESUAI SPESIFIKASI YANG DITETAPKAN DALAM
DESAIN,
SELAMA PELAKSANAAN PERLU DITERAPKAN SYTEM
MANAJEMEN MUTU SESUAI KEPMEN PU 04/PRT/M/2009
YANG DIDUKUNG DENGAN BERBAGAI UJI MUTU YANG
SECARA GARIS BESAR DISAJIKAN PADA BAGAN BAB II.
18 February 2015 ZAIN 5
II. PEKERJAAN PERSIAPAN
1). Penyusunan organisasi pelaksanaan
2). Kaji ulang dan penyesuaian desain thd kondisi lapng
3). Pengurusan perizinan
4). Penyiapan progrm pelaks: persiap, penglk, plph, fds, tbh bdgn, instr, dll.
5). Penyiapan Rencana Mutu Kontrak rinci
6). Penyiapan gambar kerja;
7). Pengukuran: pemasangan BM, CP, MC0, profil, dll.
8). Persiapan dalam aspek K3 dan lingkungan:kesl, keseht kerja
9). Penyiapan prasarana dan sarana penunjang pelaks
konstruksi, a.l: jalan masuk, jln hantar, kantor,
gudang,laborat lapangan, mess, dll.
10). Investigasi tambahan
11). Penyelenggaraan PKM
12). Mobilisasi,
13). Dll.
18 February 2015 ZAIN 6
Kaji ulang desain
• Periksa: data & asumsi desain, kondisi
lapangan bandingkan dengan kondisi
yang ada
• Adakah: perbedaan,kendala, dll.
• Bila ada, mungkin diperlukan: perubahan
metode kerja, modifikasi desain, revisi
desain, investigasi tambahan.
SKIP 9

18 February 2015 ZAIN 7


2.4 Program Pelaksanaan
Pengawasan/monitoring jadwal pelaksanaan, harus
dilakukan dengan ketat, karena masing-masing bagian
pekerjaan saling berhubungan satu sama lain.
Keterlambatan pada satau bagian akan berpengaruh pada
bagian yang lain.
Program pelaks dibuat dg urutan dari: Persiapan, Pek
Pengelak, Pelimpah, Fondasi, Tubuh bendungan, dst .
Pekerjaan pembangunan bendungan besar,
pelaksanaannya sering dibagi dalam beberapa
kontrak/Lot, yang perlu manajemen konstruksi yang
handal. Bila masing-masing kontrak tadi pelaksanaannya
tidak sinkron akan menimbulkan masalah dalam
pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya menghambat
kelancaran pekerjaan
18 February 2015 ZAIN 8
II. PEKERJAAN PERSIAPAN

Rencana Pelaksanaan Konstruksi


• Kajian atas desain, kondisi dan tempat pelaksanaan konstruksi bendungan
• Rencana pengadaan dan pemakaian material, tenaga dan peralatan
termasuk fasilitas batching plant dan crushing plant.
• Metode pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan
• Rencana pemakaian nilai dan standar parameter untuk uji kualitas dan
pengawasan

Pengukuran, Pemetaan dan Pemasangan BM


• Rencana pelaksanaan konstruksi bendungan urugan, meliputi :
Pekerjaan pengukuran, pemetaan dan pembuatan benchmark/BM dipersiapkan
terlebih dahulu, agar apa yang dilakukan pelaksana tidak menyimpang.

18 February 2015 ZAIN 9


2.5 Sistem Jaminan Mutu (QA) dan Kendali Mutu (QC)

QA Pekerjaan akan bermutu baik bila dilaksanakan sesuai


Prosudur yg ditetapkan
QC Agar hasil pekerjaan memenuhi spektek, perlu uji mutu.
Salah satu tujuan pokok pengawasan pekerjaan konstruksi adalah
untuk menghidarkan terjadinya kegagalan konstruksi dan
kegagalan bangunan (PP 29 th 2000).
Agar hasil pekerjaan memenuhi spesifikasi/mutu yang diinginkan,
Konsultan dan Kontraktor perlu menjabarkan kembali Rencana
Mutu Kontrak (RMK) yang disusun saat penawaran dan men-
sinkronkan satu dg yang lain.
Secara berkala perlu dilakukan audit mutu untuk memastikan
sistem mutu telah berjalan dengan baik.
Sistem jaminan mutu perlu didukung dengan Quality
Control/Kendali Mutu yang terencana dengan baik.

18 February 2015 ZAIN 10


RENCANA MUTU PROYEK (RMP)
RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)
RMP, minimal mencakup: RMK, minimal mencakup:
• Kebijakan Proyek • Informasi pengguna &
• Informasi Proyek penyedia jasa
• Struktur Organisasi Proyek • Bagan organisasi
• Lingkup Kegiatan proyek • Uraian tugas & tanggung
• Jadwal Pelaks Kegiatan jawab
• Daftar Peralatan Kerja • Prosedur Pelaks Pekerj
• Bagan Alir Pelaksanaan • Prosedur Instruksi Kerja
kegiatan • Bagan alir kegiatan pokok
• Sistem Managemen Mutu • Gambar kerja (untk proy fisik)
Proyek • Daftar bahan
• Daftar simak • Daftar peralatan
• Jadwal: kegiatan, inspeksi,
mobilisasi
• Lembar kerja
• Daftar simak
18 February 2015 ZAIN 11
KERANGKA UMUM KEGIATAN KENDALI MUTU
PELAKS KONSTR SDA : produk > spektek
Bagan Kerangka umum pekerjaan kendali mutu pekerjaan SDA
pada umumnya (khususnya irigasi)

1. Cek bahan 2a. Cek laboratorium


2ca. Cek dengan
pengukuran
2. Cek Palaks 2b. Cek lapangan langsung
Pekerjaan
Konstruksi
2c. Cek dimensi
Kendali
2cb. Cek dengan foto
Mutu

3. Cek Mutu Bangun- 3a. Cek dimensi


an/sal yang telah
dilaksanakan
3b. Cek Mutu Final

4. Cek uji coba


operasi
18 February 2015 ZAIN 12
Aspek geoteknik dlm Desain dan Konstr Bendungan Urugan
Tahapan pembangunan
bendungan urugan
Konstruksi bendungan
Untuk menjamin agar bendungan dapat berfungsi
Survai dan Investigasi
dengan baik dan mempunyai keamanan yang cukup,
1. Penetapan lokasi bendungan
maka perlu dilakukan pengawasan yang ketat dan
2. Penyelidikan geoteknik as bendungan
kontinu agar semua spesifikasi yang dipersyaratkan
3. Penyelidikan geoteknik lokasi
dalam desain memenuhi uji mutu :
borrowarea
1. Uji mutu bahan: di borrow area, kuari
2. Uji mutu pek: perbaikan fondasi dan ebatmen
Uji mutu pek pemadatan urugan tanah, filter, batu,,dll.
Desain bendungan tipe urugan 3. Cek & Evals KB stlh bendungan terbangun
1. Desain fondasi (kedalaman fondasi) 4. Uji operasi : pengisian awal waduk & Evals KB
2. Lokasi pengambilan bahan
(borrow area dan quarry)
3. Desain tubuh bendungan
4. Desain sistem instrumentasi Organisasi Proyek
1. Pemimpin Proyek
2. Staf akhli geoteknikdan geologi dan struktur
Spesifikasi Teknik
bendungan
1. Persyaratan galian fondasi, jenis
3. Inspektor dan pengawas lapangan
batuan
4. Laboratorium uji mutu bahan (tanah dan beton)
2. Persyaratan bahan urugan dan
tubuh bendungan
3. Alat pemadatan dan jumlah lintasan
2
18 February 2015 ZAIN 13
Desain Dan Konstruksi Bendungan Urugan
2

Uji mutu perbaikan fondasi dan Uji mutu konstruksi bendungan


Uji mutu daerah urugan tanah/batu
ebatman borrowarea dan kuari 1. Urugan kedap air dan semi kedap
1. Mengontrol rembesan lewat fondasi a) Spesifikasi menentukan jenis alat,
bendungan 1. Urugan tanah di borrow jumlah lintasan, tebal lapis ,
2. Mempersiapkan bidang kontak yang area batasan kadar air dan kepadatan
baik dengan lapisan urugan yang akan a) Penentuan peralatan; kering ;
dipadatkan. b) uji mutu kadar air agar b) Uji mutu secara sederhana.
3. Memperkecil penurunan diferensial mendekati kadar air Pengawas harus memahami secara
yang akan terjadi untuk mencegah pemadatan, gradasi dan visual apakah material terlalu
retakan dalam urugan. plastisitas berada dalam kering atau basah;
4. Pengawas pekerjaan harus memastikan batasan ditentukan c) Uji mutu kepadatan di lapangan
bahwa: dalam spesifikasi. dan pengambilan contoh uji harus
a) fondasi dan ebatmen telah dikupas dilakukan secara kontinu selama
sampai kedalaman yang cukup untuk 2. Urugan batu di kuari konstruksi kadar air dan kepadatan;
memindahkan tanah lunak, organik, a) Penentuan peralatan; harus masuk dalam batasan spesifikasi
rekahan, pelapukan atau bahan lain b) Gradasi harus sesuai bila tidak harus tambah lintasannya.
yang tidak diinginkan; spesifikasi, bila tidak 2. Urugan lulus air ( material kurang dari
b) lekukan/cekungan (depresi) dan sesar harus di proses 5% butiran lolos no 200
batuan telah bersih dan terisi dengan c) Kuat tekan dan a) Penentuan alat pemadat
beton dental; absorbsi harus sesuai b) Uji mutu tebal hamparan ,kadar air
c) bidang batuan yang terbentuk relatif batasan dalam tidak dibutuhkan, gradasi kepadatan
halus dan merata karena pembentukan spesifikasi relatif dalam batasan spesifikasi;.
/resahping dan pengisian; hindari batu yang 3. Urugan batu
d) rekah-rekah batuan telah diisi dan lapuk dan mudah a) Penentuan alat pemadat
diinjeksi (digrout); dan dindinghalang slaky b) Uji mutu tebal hamparan ,kadar air
telah mencapai lapisan kedap air. tidak dibutuhkan, gradasi kepadatan
relatif dalam batasan spesifikasi;.
18 February 2015 ZAIN 14
Inspeksi keamanan bendungan
CONTOH BATU ANDESIT YANG
BERSIFAT MUDAH LAPUK / slaky

CONTOH BATU
18 February 2015 BASALT YANG ZAIN 15
BERSIFAT MUDAH LAPUK / slacky
PONRE-PONRE

18 February 2015 ZAIN 16


18 February 2015 BENEL ZAIN 17
JATIBARANG

18 February 2015 ZAIN 18


18 February 2015 ZAIN 19
18 February 2015 ZAIN 20
Penyiapan laboratorium lapangan
Uji material fondasi dan material urugan tanah di lab lapangan
dilakukan untuk:
- Kendali mutu mengetahui kesesuaian kondisi lapangan dengan
parameter desain atau spesifikasi teknik
- Mendapatkan data propertis material yang akan digunakan.

Jenis uji yang sering dilakukan di lab lapangan:


- Gradasi
- Kadar air
- Kepadatan lapangan
- Pemadatan
- Kepadatan relatif
- Batas-batas Atterberg

Ukuran laboratorium:
Tergantung pada besar dan luas daerah kerja proyek. Pekerjaan
bendungan urugan dengan sumber galian yang jauh tempatnya,
memerlukan laboratorium pusat dan unit lab mobile.

18 February 2015 ZAIN 21


II. PEKERJAAN PERSIAPAN

Keselamatan Kerja
Pelaksanaan konstruksi bendungan urugan, harus
dilengkapi dengan prosedur keselamatan kerja, yang
mencakup semua aspek pelaksanaan, yang dapat
menyebabkan kecelakaan atau jatuh korban

INVESTIGASI TAMBAHAN
Pada tahap konstruksi, sering masih diperlukan adanya survai /
investigasi tambahan untuk mempertajam asumsi-asumsi pada tahap
desain, baik investigasi geoteknik untuk fondasi maupun
bahan/material

18 February 2015 ZAIN 22


II. PEKERJAAN PERSIAPAN

Penyiapan Prasarana dan Fasilitas Penunjang


Konstruksi
Penyiapan sarana dan prasarana, antara lain :
• Jalan hantar, jalan kerja, sistem air bersih, drainasi, jaringan
telekomunikasi, jaringan listrik, pemecah batu, pengaduk beton
laboratorium lapangan dan gudang penyimpanan bahan peledak
• Penyiapan kantor lapangan, direksi keet, base camp, mushola,
klinik P3K, motor pool, bengkel dll.

Penyiapan Gambar Kerja


Dari hasil survai pengukuran dapat dikembangkan untuk menyiapkan gambar
kerja, meliputi penampang memanjang dan melintang pekerjaan galian pondasi,
timbunan bendungan urugan dan bangunan pelengkap, kemudian dibuat Mutual
Check 0% yang merupakan kesesuaian desain dengan kondisi lapangan &
rencana pelaksanaan.

18 February 2015 ZAIN 23


II. PEKERJAAN PERSIAPAN

LAYOUT BANGUNAN, FASILITAS DAN BATAS


KEBUTUHAN LAHAN BDGN BT TEGI

Rumah
Rumah Jaga
Jaga
Stock Pile, Rumah Gudang
Aggregate Jaga Peledak
dan Filter

N
GA
Genset

UN
Stasiun Rumah

ND
BBM Jaga

BE
Bengkel &
Genset Gudang
Motor erja
QUARRY nK
Pool Jala Rumah Way S Batching Plant
Jaga eka mpung
Rumah Laboratorium
Jaga
Jalan Kerja
ar
ant

Rumah
nH

Jaga
Jala

Base
Camp
Perkantoran
BORROW AREA
Rumah Generator
Rumah
Jaga Rumah
Jaga

18 February 2015 ZAIN Batas Kebutuhan Lahan Proyek 24


Jaringan Listrik Jaringan (Project Boundary)
Telekomunikasi
18 February 2015 ZAIN 25
18 February 2015 ZAIN 26
PENYIAPAN JALAN KERJA

18 February 2015 ZAIN 27


Bdgn Bt Tegi

18 February 2015 ZAIN 28


Skip:25: BAB III

18 February 2015 ZAIN 29


BAB III.
PENGELAKAN SUNGAI

18 February 2015 ZAIN 30


III. PENGELAKAN SUNGAI

Tipe Pengelak Sungai


• Terowong Pengelak/Diversion Tunnel
• Saluran Pengelak/Diversion Channel saluran terbuka, saluran
tertutup/ konduit
• Mengalirkan air pada sebagian lebar sungai

Prosedur Pengelakan Sungai

1. Bangun saluran pengelak (kadang diperlukan coffer dam


sementara 1)
2. Pertama dilakukan pembuatan temporary cofferdam
3. Kemudian aliran sungai dialihkan ke saluran pengelak
4. Pembuatan bendungan pengelak/cofferdam

18 February 2015 ZAIN 31


PENGELAKAN DENGAN DENGAN
TEROWONG ATAU KONDUIT.
KONDUIT HARUS DILETAKKAN
DIATAS BATUAN KERAS
PENGELAKAN DENGAN
DENGAN MEMANFAATKAN
SEBAGIAN LEBAR SUNGAI

18 February 2015 ZAIN 32


PENGELAKAN DENGAN DENGAN
TEROWONG ATAU KONDUIT.
KONDUIT HARUS DILETAKKAN
DIATAS BATUAN KERAS
PENGELAKAN DENGAN
DENGAN MEMANFAATKAN
SEBAGIAN LEBAR SUNGAI

18 February 2015 ZAIN 33


18 February 2015 ZAIN 34
18 February 2015 ZAIN 35
18 February 2015 ZAIN 36
18 February 2015 ZAIN 37
18 February 2015 ZAIN 38
18 February 2015 ZAIN 39
18 February 2015 ZAIN 40
18 February 2015 ZAIN 41
18 February 2015 ZAIN 42
18 February 2015 ZAIN 43
18 February 2015 ZAIN 44
18 February 2015 ZAIN 45
18 February 2015 ZAIN 46
18 February 2015 ZAIN 47
18 February 2015 ZAIN 48
9-Feb-015 ZAIN 49
9-Feb-015 ZAIN 50
9-Feb-015 ZAIN 51
9-Feb-015 ZAIN 52
9-Feb-015 ZAIN 53
9-Feb-015 ZAIN 54
9-Feb-015 ZAIN 55
18 February 2015 ZAIN 56
18 February 2015 ZAIN 57
18 February 2015 ZAIN 58
-GORONG-GORONG HARUS DILETAKKAN PADA FONDASI BATUAN YANG
KOKOH UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PENURUNAN.
- HINDARI BOCORAN, WATER STOP PD JOINT KONSTRKS HARUS
TERSAMBUNG DG BAIK, BETON HARUS RAPAT AIR.
-TERCIPTA HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA DINDING LUAR GORONG-
GORONG DENGAN BATUAN BACKFILL/CONTACT GROUTING
-PLUGGING (UTAMA) DILETAKKAN PADA PERPANJANGAN GROUTING
TIRAI FONDASI TUBUH BENDUNGAN
- DESAIN: PD BAGIAN YG MENDAPAT TEKANAN DENGAN HEAD YANG
TINGGI LINDUNGI DG STEEL LINER
18 February 2015 ZAIN Skip: 37 59
Saluran tertutup harus diletakkan
didalam fondasi yang kuat, tidak
boleh mengganggu pemadatan
18 February 2015 ZAIN 60
18 February 2015 ZAIN 61
Skip 38 : Bab IV
III. PENGELAKAN SUNGAI

Pelaksanaan Saluran Pengelak


• Pekerjaan Penggalian Terbuka (Open Excavation)
Kontrol survai harus terus-menerus dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan
dari batas galian sesuai gambar desain.

• Pekerjaan Penggalian Terowong


a) Persiapan alat-alat bor
b) Pengeboran
c) Pengisian lubang-lubang dengan bahan peledak.
d) Peledakan
e) Ventilasi untuk mengeluarkan debu.
f) Pengangkatan hasil peledakan
g) Pengeluaran air tanah
h) Pemasangan konstruksi pendukung

• Pembetonan (Lining Concrete)


a) Pembetonan pada lantai kerja.
b) Pengukuran kembali penampang galian
c) Pemasangan pembesian
d) Pemasangan form
e) Pengecoran/Pembetonan dilaksanakan blok-perblok.
18 February 2015 ZAIN 62
III. PENGELAKAN SUNGAI

Pelaksanaan Cofferdam

Sebelum membuat cofferdam, lebih dulu dibuat cofferdam sementara


(primary cofferdam) baik di hulu maupun di hilir.

Setelah primary cofferdam selesai, segera dimulai penggalian pondasi


cofferdam. Cofferdam harus mampu menahan banjir kala ulang
tertentu sesuai desain, misal kala ulang 50 tahun / Q50.

Syarat pelaksanaan pondasi dan timbunan cofferdam, sama dengan


bendungan utama, karena biasanya cofferdam menjadi bagian dari
bendungan utama.

18 February 2015 ZAIN 63


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN
PERBAIAKN PONDASI
Jenis-jenis Pondasi Bendungan Urugan
a. Pondasi Batuan
(Rock Foundation)
Merupakan pondasi dengan daya
dukung yang baik, walaupun kadang-
kadang terdapat pelapukan-pelapukan
pada lapisan atasnya

Kelebihan :

• Daya dukung umumnya baik


• Kekedapan umumya baik
Contoh Pondasi Batuan Bendungan Wadas
• Material galian dapat dipakai Lintang
sebagai bahan urugan

18 February 2015 ZAIN 64


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pondasi Batuan
(Rock Foundation)
Kekurangan :
. Biasanya harus digali dengan cara peledakan (blasting).
• Kadang dijumpai adanya cacat batuan bawaan berupa kekar (joints) retakan
(cracks) dan rekahan (fissures) dan gua (cavitie).
• Adanya bidang-bidang diskontinuitas seperti lipatan (fold), patahan/sesar
(fault) dan ketidak selarasan (unconformity).

Perbaikan :
Teliti secar rinci permukaan galian untuk menginventarisasi cacat batuan.
•Perbaikan permukaan pondasi: dental concrete, penutupan retak permukaan
dengan slush grouting, reshaping sesuai kebutuhan
•Perbaikan pondasi bawah permukaan: dengan curtain groutin,
blanket grouting, consolidation grouting sesuai kebutuhan, lihat penjelasan
perbaikan pondasi permukaan dan bawah permukaan

18 February 2015 ZAIN 65


18 February 2015 ZAIN 66
18 February 2015 ZAIN 67
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

b. Pondasi Pasir Kerikil


(Sand & Gravel Foundation)
Mempunyai kekuatan geser yang lebih
besar daripada kekuatan geser tubuh
bendungan, tetapi mempunyai
permeabilitas yang besar

Kelebihan :

• Daya dukung cukup baik


• Kuat geser baik
Pondasi Sirtu
• Galian pondasi berupa sirtu
dapat diseleksi sebagai bahan
urugan dan beton.

18 February 2015 ZAIN 68


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pondasi Pasir Kerikil

Kekurangan :

• Permeabilitas besar, sehingga perlu kontrol rembesan yang proporsional dengan


tinggi rencana bendungan.
• Rembesan yang tidak terkontrol dengan baik menyebabkan kebocoran, erosi buluh
dan sembulan pasir.
• Di daerah rawan gempa sering terjadi likuifaksi (liquefaction).
• Pd penggalian pondasi perlu dewatering yg perlu direncanakan secara matang
termasuk biaya pemompaannya karena dapat meyebabkan gagal laksana.

Perbaikan :
• Perbaikan pondasi terhadap permeabilitas tergantung pd perlapisan dan ketebalan
lapisan pasir atau kerikil terhadap lapisan kedap di bawahnya, dpt dilakukan dengan
cutoff wall (diaphragma wall) atau chemical grouting ( mahal dan kadang bhn
kimianya tdk ramah lingkungan)

18 February 2015 ZAIN 69


18 February 2015 ZAIN 70
c. PONDASI TANAH
Berdasarkan umur geologis dan kuat dukungnya dapat dikelompokkan
menjadi:
• Tanah tua (paleo soil), berumur Tersier ke bawah, memiliki:
kepadatan, kekedapan dan kuat geser cukup tinggi.
• Tanah muda (young soil = aluvial), berumur Kwarter, belum
terkonsolidasi sempurna, daya dukung rendah. Di beberapa lokasi
memiliki kandungan mineral lempung dengan sifat mengembang
(swelling) dan sifat burai (slaking) tinggi, baik oleh udara (air
slaking) maupun oleh air (water slaking).
• Tanah lunak (soft soil), berumur Kwarter, tidak terkonsolidasi baik,
kuat geser rendah dan sifat kompresibilitas tinggi; dapat berupa :
lempung, lanau atau pasir halus yang selalu terendam air
Kuat geser tanah lunak
untuk tanah lempung lunak: 12,5~25 kN/m2, N-SPT 3~5;
untuk tanah lempung sangat lunak: <12,5 kN/m2 N-SPT <3;
Untuk tanah pasiran/lanauan: perlawanan konus sondir qc<10
kN/m2 .

18 February 2015 ZAIN 71


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Kelebihan pondasi tanah:


• Umunya kedap air karena terdiri dari komponen lanau (silt) dan
lempung (clay)
• Penggalian lebih mudah karena tidak perlu peledakan.

Kekurangan :
- Kuat geser tergolong lemah
- Hanya cocok untuk bendungan rendah
- Rawan terhadap amblesan (settlement), sembulan (upheaving),
pergerakan plastis horisontal (squeezing) khususnya bagi
pondasi tanah lunak (N-SPT<5). Pekerjaan penimbunan perlu
waktu lama menunggu proses konsolidasi

18 February 2015 ZAIN 72


PEKERJAAN GALIAN PONDASI
4.1 Contoh: Pekerjaan galian Pondasi Bendungan Batutegi

Pekerjaan galian tanah pondasi


bendungan dengan alat
excavator (back hoe)

Pekerjaan galian tanah


pondasi bendungan secara
bertahap dari atas ke
bawah
18 February 2015 ZAIN 73
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pekerjaan Penggalian Pondasi Pada Bendungan Batutegi

Galian cut off trench untuk


pondasi zona inti tanah dan
filter, dan galian inspection
gallery di sepanjang poros
bendungan

Pekerjaan galian tanah


pondasi bendungan telah
mencapai permukaan batu

18 February 2015 ZAIN 74


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pekerjaan Penggalian Pondasi Pada Bendungan Batutegi

Pekerjaan perapihan
penggalian batu untuk
inspection gallery dengan alat
hydraulic giant breaker

Proteksi permukaan galian


dengan shotcrete di areal
pondasi inti tanah
18 February 2015 ZAIN 75
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pengeringan Sumber Air


pada Permukaan Pondasi
Pemompaan air tanah dan hujan
di sekitar timbunan dengan
fasilitas bus beton 80 cm

Bus beton 80 cm untuk


tempat pemompaan air
tanah dan hujan di sekitar
timbunan
18 February 2015 ZAIN 76
4.4 Pengeringan Sumber Air pd Permukaan Pondasi
Pondasi zona inti:
• sumber airnya kecil : kurung mata air dg
buis beton Ø20¬50cm. Sedot dg pompa kecil. Stlh
timbunan >50cm, sedot sampai kering, cabut
silinder. Isi lobang dengan lempung lapis demi lapis
dipadatkan.
• sumber airnya besar: prosudur idem
diatas, stlh timbunan >50cm, dlm slinder letakkan
pipa Ø2-3cm, isi silinder dg kerikil setebal 40cm,
letakkan pipa ke2, isi kerikil setebal 10 cm. Sedot
habis air dlam silinder, cabut silinder. Lanjutkan
timbunan diatas kerikil s/d 5 m, injeksi grouting
lewat pipa 1.

18 February 2015 ZAIN 77


• sumber airnya pada zona lain (spt
random):
Dilakukan dengan mengalirkan keluar dari
daerah permukaan fondasi melalui sistem
drainasi yg terbuat dari kerikil atau pipa
perforated yang kuat dan tahan lama dan
dibungkus dengan filter.

Bdg Bttegi: Bus beton 80 cm


sebagai sarana penampung sumber
air. Bus beton ini akan ditutup
dengan gravel dan beton di atasnya
manakala permukaan air di dalamnya
sudah berada di bawah permukaan
timbunan minimal 2 m.

18 February 2015 ZAIN 78


4.3 – 4.4 PERBAIKAN PONDASI
PERBAIKAN FONDASI DAN TUMPUAN
MERUPAKAN TAHAP YANG SANGAT PENTING DALAM
PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN.
BAIK BURUKNYA PELAKS PERBAIAKAN AKAN TEREFLEKSIKAN
PADA PERFORMANCE BENDUNGAN.
SANGAT SULIT / HAMPIR TIDAK MUNGKIN MEMPERBAIKI
FONDASI YANG CACAT, YANG DIKETAHUI SETELAH
BENDUNGAN SELESAI DIBANGUN, OLEH KARENANYA
PERBAIKAN FONDASI HARUS DILAKSANAKAN SECARA CERMAT
TUJUAN UTAMA PERBAIKAN FONDASI ADALAH, UNTUK:
• MENGENDALIKAN REMBESAN PADA FONDASI
• MEMPERSIAPKAN BIDANG KONTAK YANG BAIK DENGAN
TIMBUNAN
• MEMPERKECIL PERBEDAAN PENURUNAN SHG DAPAT DICEGAH
TERJADINYA RETAKAN DALAM TIMBUNAN
• KADANG-KADANG JUGA UTK MENINGKATKAN KONSOLIDASI.
JENIS PERBAIKAN: PERMUKAAN DAN BAWAH PERMUKAAN

18 February 2015 ZAIN 79


CONTOH BERBAGAI PERFORMANCE
BENDUNGAN YANG TIDAK BAIK YANG
DIANTARANYA DISEBABKAN PELAKS
PERBAIKAN FONDASI YANG KURANG BAIK
18 February 2015 ZAIN 80
18 February 2015 ZAIN 81
CONTOH BERBAGAI BENTUK DIFFERENTIAL SETTLEMENT

18 February 2015 ZAIN 82


CONTOH BERBAGAI BENTUK DIFFERENTIAL SETTLEMENT

18 February 2015 ZAIN 83


4.3.2 Perbaikan Permukaan Pondasi batuan
Kondisi yang tidak diinginkan:
• Batuan lapuk
• Retakan, pelipatan, sesar, patahan
• Pelarutan dan Rongga
• Tonjolan dan cekungan
• Sumber mata air

Langkah perbaikan:
• Pengupasan dan gali : tanah, batuan lapuk
• Pembentukan permukaan dan lereng hingga rata (smooth) dan bersih:
- Hilangkan tonjolan, bagian yang menggantung .
- Tutup cekungan, rekahan, retakan dengan
beton/mortar/acian, selumnya bersihkan dulu.
- Bentuk : kemiringan lereng, perubahan kemiringan
• Pencucian dengan air permukaan fondasi (bagi batuan keras) atau
peniupan dengan udara bertekanan bagi batuan yang dapat
rusak/melunak karena pencucian
• Sebelum mulai penimbunan, air sisa pencucuian yang menggenang harus
dibuang.

18 February 2015 ZAIN 84


PENIUPAN PERMUKAAN FONDASI DENGAN UDARA BERTEKANAN
18 February 2015 ZAIN 85
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

4.3 PERBAIKAN PERMUKAAN PONDASI


4.2.1 Pondasi batuan :

• Metode galian dengan menggunakan peledakan sejauh mungkin dihindari


Karena akan berakibat retak-retak pada batuan pondasi, dan bisa berakibat bocor.
Bila digunakan peledakan maka harus dilaksanakan dengan peledakan kecil.

• Permukaan galian pondasi yang berjuntai atau permukaan yang bertangga dan
menukik
Permukaan batuan dirapikan dengan pemotongan/penggalian dan mengisinya
kembali dengan mortar concrete

t
t

ki
ki

Bu
Bu

ng
ng

re
re

Le
Le
Tonjola
Perbaikan denganTonjolan n Leren
L g
Perbaikan
Batas Penggaliandengan
Pengisian adukan beton
eren g
Batas Penggalian Pengisian adukan beton
ai
ng
ai

Batas Penggalian
Su
ng

Batas Penggalian
ng
Su

bi
ng

Te
bi
Te

18 February 2015 ZAIN 86


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

• Permukaan pondasi yang bergelombang


Dipotong sampai merata dan kemudian baru ditimbun. Pada bidang
kontak dengan inti ditimbun secara khusus dengan “contact clay”
lapis demi lapis (@ 10 cm, minimal 3 lapis) untuk menjadikan
hubungan antara material timbunan dan tanah pondasi lekat

18 February 2015 ZAIN 87


- Potongan memanjang galian pondasi pada kedua ujung
tumpuan tidak boleh terlalu terjal
- Pada prinsipnya, tonjolan harus dibuang namun bila tidak
memungkinkan, dilakukan dengan pembetonan

18 February 2015 ZAIN 88


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pipa Ventilasi

Pasir dan Gravel


Co
ncr
ete
Pipa Grouting cap
• Pada tebing rekahan yang terbuka
diisi dengan pasir dan kerikil
kemudian dipasang pipa grouting dan
Tutup Beton
pipa ventilasi, kemudian digrouting.

Galian Kebatuan Keras

Sloope maksimal 2:1 70o


Maks. kemiringan galian :
Maks. Perubahan sudut /
cembung :
20o
18 February 2015 ZAIN 89
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

• Pekerjaan akhir, pada permukaan galian pondasi :

- Kotoran dari pecahan batu dan debu dibuang


- Bila permukaan pondasi kering, dan timbul retak-retak kecil
pada permukaannya, ditutup dengan slush grouting
- Kontak dasar pondasi dengan inti bendungan (impervious zone),
ditimbun dengan material contact clay

18 February 2015 ZAIN 90


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Perbaikan Permukaan Pondasi


• Bila distribusi ukuran butiran dasar pondasi dan bahan timbunan sangat
berbeda
Membuang sebagian dari pondasi atau menyiapkan zona dengan material yang memenuhi
syarat dengan membandingkannya secara ekonomis maupun keamanan
• Bila permukaan galian mudah lapuk bila tersingkap
Permukaan lapisan dikupas pada saat akan ditimbun, dengan ketebalan yang sudah
diperhitungkan pada saat desain
• Bila batuan dasar pondasi retak terbuka
Mengisinya dengan mortar agar butiran-butiran tanah tidak lolos/tercuci oleh aliran rembesan
melalui retakan batuan tersebut.

18 February 2015 ZAIN 91


18 February 2015 ZAIN 92
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Galian Pada Spillway

• Bila material galian spillway dapat digunakan sebagai material


timbunan bendungan, maka hasil galian disimpan di stock pile. Jika
tidak maka harus dibuang di spoil bank
• Bila bangunan spillway tidak dapat berdiri pada batuan yang keras,
maka lokasinya harus ditinjau kembali.
• Bila batas galian spillway berdekatan dengan bangunan lain misalnya
terowong, maka jaraknya > 5 kali diameter terowong

18 February 2015 ZAIN 93


18 February 2015 ZAIN 94
18 February 2015 ZAIN 95
18 February 2015 ZAIN 96
18 February 2015 ZAIN 97
18 February 2015 ZAIN 98
Pekerjaan Penggalian Pondasi pada Bendungan Batutegi

Perbaikan pondasi bendungan


dengan beton pada daerah
sesar/fault

Pekerjaan perbaikan
pondasi dengan beton dan
persiapan pengecoran
struktur inspection gallery
18 February 2015 ZAIN 99
18 February 2015 ZAIN 100
4.4.1 Perbaikan Pondasi Batuan Bawah
Permukaan
GROUTING PONDASI: prinsipnya dilakukan untuk mengisi rekah-rekah
batuan fondasi dengan bubur perekat, shg batuan menjadi masif
• Tujuan: Mengurangi debit rembesan dan tekanan angkat,
meningkatkan kuat dukung.
• Material Grouting: tergantung jenis batuan dan karakteristik rekahan,
dapat berupa: adukan semen, semen campur pasir halus, bubur tanah
liat, campuran bentonite, cairan aspal, bahan kimiawi, dll.
• Material yang lazim digunakan: bubur semen (OPC) dengan
perbandingan semen air mulai 1:10 sampai 1:1 . Material lain yang
dapat digunakan: lempung, bentonite sbagai bahan campuran
• Grouting pada pondasi pasir kerikil atau tanah
Grouting pada pondasi ini jarang dilakukan. Agar penetrasinya grouting
efektif, diperlukan semen halus dan campuran bahan kimia (grouting
kimia). Harus digunakan bahan kimia yang ramah lingkungan. Grouting
dengan cara ini biayanya mahal.

18 February 2015 ZAIN 101


Perbaikan Pondasi Bawah Permukaan
Langkah Grouting:
pemboran – pencucian lobang bor -
water test- injeksi – uji hasil grouting.
Pemboran : biasanya dilakukan dengan
mesin bor putar EX Ø1,5”; kadang-
kadang Ø 2~3”
Pencucian dengan sirkulasi air: perlu
dilakukan untuk mengangkat sisa
pengeboran, dan agar retakan-retakan
(cracks) atau pori tidak tertutup
(clogging).
Water test : untuk mengetahui perlu
tidaknya grouting
Pelaksanaan Injeksi: lihat penjelasan
lembar selanjutnya
Uji setelah grouting: Cek hole,
pengamatan sampel, uji Lugion untuk
mengetahui tingkat keberhasilan
grouting, sudahkah memenuhi spektek
18 February 2015 ZAIN 102
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Perbaikan Pondasi Bawah Permukaan


• Water test /Pengujian Air
Setelah pengeboran selesai, perlu dilakukan pengujian air
(water test) untuk mengetahui perlu tidaknya grouting.

Manometer Manometer
Max- 225 kg/cm

Flow meter ( Pengukur Debit )

Penyekat (packer) untuk menbatasi kolom

Apabila diterapkan tekanan 10 kg/cm2 selama 15 menit, debit air injeksi


kurang dari 1 lt/menit/m (K < 10-5 cm/sec atau 1 Lugeon), grouting tidak
diperlukan pada kedalaman tersebut.
18 February 2015 ZAIN 103
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Perbaikan Pondasi Bawah Permukaan

Pelaksanaan Grouting
Injection hose Mixer ( pencampur )
Manometer
• Campuran berdasarkan perbandingan Return hose
Hopper ( corong )
berat Portland Cement terhadap air
berkisar 1 : 10 hingga 1 : 1
Return coke Mesin Gruot
- 1 : 10 hingga 1 : 8 untuk rekahan sangat Injection pipe
tipis
- 1 : 5 hingga 1 : 2 untuk rekahan Packer

berukuran menengah
- 1 : 1 hingga 1 : 0,5 untuk rekahan besar. Bagan Pelaksanaan Grouting

Faktor tekanan grouting sangat menentukan kapan grouting


dinyatakanselesai & peralatan campuran diatur sesuai injection rate.
Salah satu rumus sederhana (rule of thumb), untuk batuan keras
tekanan per-meter panjang kedalaman = 0,25 kg/cm2.
18 February 2015 ZAIN 104
Jenis Grouting/sementasi
1).Grouting Tirai (Curtain Grouting)
Tirai kedap air yang berfungsi menahan rembesan dan memperpanjang filtrasi
sehingga berfungsi pula mengurangi uplift dan kemungkinan piping.
Kedalaman (d), utk batuan banyak rekahan d = s.d ½ h; utk banyak rekah +
proses degradsi dan pelapukan d = bisa sampai stinggi air waduk.
Perkiraan praktis d=1/3h+c c=8~20 tergantung kondisi lapangan.
Jumlah baris sebaiknya minimal 2, jarak baris 87~260 cm, jarak lubang 1~3 m
2).Grouting Konsolidasi (Consolidation Grouting)
Merekondisi struktur batuan pondasi yang mengalami kerusakan (waktu
digali). Meningkatkan kekuatan mekanika batuan. Kedalaman bervariasi dari
5m hingga 10 m dan spasi dari 5 m hingga 2,5 m dalam sistem grid.

3).Grouting selimut (Blanket Grouting)


Berfungsi menahan rembesan air pada lapisan permukaan pondasi yang
mengalami retakan-retakan, kedalaman umumnya 5 m dan jarak 2,5 m ~ 5 m.
4).Grouting Pengisian (Filling / backfill Grouting)
Berfungsi mengisi rongga antara lining beton dan batuan pada
terowong yang dikenal sebagai backfill grouting.
5). Grouting Sambungan (Contact Grouting, Joint Grouting)
Berfungsi mengisi sambungan antara beton lama dan baru, mengisi celah
18 Februaryantara
(susutan) 2015 ZAIN
beton dan steel liner. 105
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Macam Metode Pelaksanaan Grouting

• Single Stage Grouting 1 2 3 4


Dipakai untuk grouting dangkal (< 10 m)
dan berbatuan baik.
Pelaksanaan dilakukan satu kali grouting
setelah pemboran dari kedalaman
rencana selesai.

• Upstage Grouting
(Ascending Grouting, Packer Grouting)
Lubang grouting dibor langsung sampai
kedalaman rencana, kemudian dipasang
single packer dari bawah ke atas.
Diterapkan terutama pada batuan kompak
dan tidak runtuh, pelaksanaan lebih cepat
namun boros material grouting.

18 February 2015 ZAIN 106


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Macam Pelaksanaan Grouting

• Down Stage Grouting (Step grouting,


descending grouting) 1 2 3 4
Pengeboran dilakukan secara bertahap (step
by step) dengan interval 3 m ~ 5 m diterapkan
bagi pondasi batuan yg banyak retakan.
Tahapan pelaksanaan : Bor – cuci – test air –
grout step I – bor ulang – bor step II – cuci –
test – grout step III, dan seterusnya.

• Multiple Grouting
Pelaksanaan multiple grouting diterapkan
untuk kondisi banyak rekahan dan kekar
serta leakage berlebihan.
Grouting dibuat dengan pengeboran diameter
besar ( 66 ~ 76 mm) kemudian digrout
dengan campuran yang kental (1 : 1 ~ 1 : 0,5)
untuk menutup rekahan. Selanjutnya dibor
lagi dengan diameter lebih kecil ( 46 ~ 56
mm) kemudian digrout dengan campuran
encer atau berbahan dasar kimia.
18 February 2015 ZAIN 107
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pengujian Hasil Grouting

• Membuat check hole pada titik yang dipilih dan biasanya dibor miring
agar mewakili zona grouting

• Pengambilan contoh inti bor (core sampling) untuk melihat secara


visual

• Pengujian permeabilitas setelah grouting (permeability after) dengan


water pressure test atau Lugeon test. Tekanan diatur seperti
permeability test, yaitu bervariasi 1-3-5-7-10-7-5-3-1 kg/cm2, tergantung
kondisi batuan.

• Setelah selesai pengujian, check hole diisi dengan campuran grouting


yang kental 1:1 atau 1:0.5 hingga jenuh.

18 February 2015 ZAIN 108


Contoh Grouting Bendungan Ponre-ponre

18 February 2015 ZAIN 109


18 February 2015 ZAIN 110
18 February 2015 ZAIN 111
18 February 2015 ZAIN 112
4.3.3 – 4.4.2 Perbaikan pondasi pasir kerikil
• Pondasi pasir bergradasi seragam dengan
kepadatan relatif < 70% bila digoncang gempa
mudah likuifaksi, perlu diperbaiki (misal dengan
“deep mixing”).
• Tahapan paling kritis adalah pengendalian
rembesan, perlu sistem dewatering yang handal.
• Bidang kontak antara zona inti dg permukaan
pondasi, biasanya perlu dipasang pelat beton
selebar zona inti (biasanya tebal pelat 40~100
cm, tulangan rangkap Ø 19 cm jarak 30 cm)

18 February 2015 ZAIN 113


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Perbaikan Pondasi dengan Dinding Diafragma


(Diaphragm wall / cut-off wall)

• Untuk pondasi pasir dan kerikil dapat dipakai dinding diafragma sebagai alternatif
perbaikan apabila metode grouting tidak dapat diterapkan.

Berdasarkan bahan isiannya (filling material), dinding diagfragma atau cut-off wall
dapat diklasifikasi ke dalam :

•Diafragma beton bertulang (reinforced concrete diaphragm wall)


•Diafragma tanah dan semen (soil and cement diaphragm wall)
•Diafragma tanah dan bentonit (S-B slurry diaphragm wall )
•Diafragma semen dan bentonit (C-B slurry diaphragm wall)

Pelaksanaan dinding diafragma diawali penggalian paritan dengan alat excavator


khusus atau mesin bor khusus. Tebal dinding umumnya 60 cm - 80 cm.
Lihat foto pelaksanaan cutoff wall.
18 February 2015 ZAIN 114
18 February 2015 ZAIN 115
18 February 2015 ZAIN 116
4.3.4 – 4.4.3 PERBAIKAN FONDASI TANAH
• Pembersihan (clearing & grubbing) semua rintangan diatas`tanah
dasar, spt: tanaman, semak, pohon, akar, bekas bangunan, dll.
• Pengupasan (stripping) lapisan humus, boulder, material organik
dan material lain yang tidak diinginkan.
• Lubang bekas grubbing dan stripping, pinggirnya perlu dilandaikan
kemudian diisi dengan material tanah yang sama dg tanah fondasi
dan dipadatkan dengan baik.
• Persiapan akhir sblm timbunan pertama, penyesuaian kadar air
tanah fondasi mendekati OMC, pemadatan, kemudian pengkasaran
permukaan agar tercipta kontak yang baik dengan timbunan
diatasnya.
• Penyiapan permukaan fondasi bagian tumpuan, sama dengan
langkah penyiapan fondasi diatas. Hal lain yang perlu diperhatikan
lereng agar dibuat selandai mungkin dalam batas ekonomi msh
layak. Cekungan-cekungan diisi dengan beton atau tanah baik yang
dipadatkan pada kandungan air optimum

18 February 2015 ZAIN


Skip: 89 117
Kondisi Tanah yang tak diinginkan
(unfavorable soil condition)
• Tanah kompressibilats tinggi dan kuat geser rendah: Dapat berupa
tanah organik dengan ciri warna gelap bau menyengat; atau lempung
inorganik dengan kadar air tinggi. Tanah organik harus dibuang
diganti tanah bagus. Untuk lempung inorganik tsb, bila mungkin
dibuang, bila penyebarannya luas mungkin perlu modifikasi desain
(ditangani sebagaimana penanganan fondasi tanah lunak, dijelaskan
dilembar selanjutnya).

• Lempung serpih: bersifat tak terduga, cenderung cepat hancur, slaky


menjadi lempung lunak jika mengalami siklus basah kering. Bagian
yang terbuka perlu segera dilindungi sebelum dilakukan penimbunan
tubuh bendungan.
• Beberapa jenis lempung serpih juga berpotensi mengembang, bila
beban lapisan tanah diatasnya hilang krn digali. Karenanya stlh batas
galian mencapai tanah yang segar segera lakukan penimbunan. Utk
memperkecil gangguan, sebaiknya pada tahap galian akhir dan awal
pemadatan digunakan peralatan yg menggunkan ban karet, utk
pembersihan gunakan udara bertekanan.

18 February 2015 ZAIN 118


Kondisi Tanah yang tak diinginkan

• Untuk melindungi permukaan lempung serpih yang terbuka, dpt


digunakan beton semprot (gunite), aspal semprot, material
bitumen lain, emulsi resin.
Gunite, sebaiknya diberi tulangan dan diangker utk menghindari
penggelembungan.
Lapisan bitumen dan resin, kadang tdk mampu memberi
lindungan dengan baik.
Lapisan tipis emulsi aspal, pada galian yang sangat tegak sering
terkelupas.
Plat beton, khusus digunakan sebagai pelindung dibagian bawah
bangunan.
• Tanah runtuh/kolapsibel (collapsible soil):
Umumnya berupa tanah dengan kepadatan dan plastisitas
rendah, rentan mengalami penurunan berat isi jika terendam air,
biasanya berupa lanau sampai pasir halus bercampur lempung.
Keruntuhan terjadi karena pelunakan lempung yg berfungsi
sebagai perekat atau lepasnya sementasi diantara butiran
karena pembasahan. Fondasi jenis tanah ini akan mengalami
penurunan yang besar saat pembasahan yg berakibat retakan
pada timbunan diatasnya. Oleh karenanya harus dibuang diganti
dengan tanah yg baik. Pembuangan dilakukan dengan
penyemprotan
18 February 2015 air sehingga terbawa
ZAIN aliran air. 119
Kondisi Tanah yang tak diinginkan

• Tanah berbutir lepas (pasir, lanau):


Pasir lepas jenuh air dan lanau plastisitas rendah, kekuatan
gesernya akan hilang saat menerima beban dinamik (gempa,
peledakan, getaran mesin) /likufaksi. Perbaikan dilakukan
dengan pemadatan, dg cara penggetaran dan pemukulan tiang
pancang, tapi efektifitasnya tdk dpt ditentukan dan hanya dpt
dilakukan pada daerah terbatas dan sangat mahal.
• Lereng yang terlalu curam.:
Lereng yang terlalu curam dapat memicu timbulnya retakan
melintang dalam timbunan tubuh bendungan, dan selama
pelaksanaan rawan terjadinya longsoran karena pengaruh
rembesan.
• Saluran sungai lama:
Saluran sungai lama yang terisi dengan endapan material
kedap/lulus air sering dijumpai saat pelaks konstruksi. Luas
endapan sulit ditentukan perlu penyelidikan tambahan. Bila
endapan dibiarkan dibawah bendungan, akan menjadi saluran
rembesan yang berbhaya, atau bila diurug dengan tanah halus,
dpt terjadi perbedaan penurunan yang besar.
18 February 2015 ZAIN 120
18 February 2015 ZAIN 121
18 February 2015 ZAIN 122
IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Perbaikan pondasi tanah lunak:


1. Pendesakan atau pembuangan tanah lunak, dilakukan bila lapisan
pondasi tanah lunaknya dangkal atau volumenya sedikit
2. Percepatan konsolidasi, untuk lapisan tanah yang dalam, dpt dilakukan
dengan pemasangan vertical drain, berupa sand drain atau artificial vertical
drain dan atau dikombinasikan dengan preloading yang dilakukan dengan
penimbunan bertahap
3. Pemasangan berm pemberat (counter weight) di kaki bendungan untuk menhan
terjadinya upheaving

Selama pelaks penimbunan, perlu dilakukan pemantauan thd tekanan


pori, dan deformasi (vertikadan horisontal). Embankment rate
dikendalikan berdasar hasil pemantauan tersebut diatas untuk
menghindari terjadinya pengangkatan tanah dihilir (upheaving) dan
pergerakan plastis horisontal (squeezing) yang dapat berakibat pada
keruntuhan bendungan.

18 February 2015 ZAIN 123


18 February 2015 ZAIN 124
PERBAIKAN PONDASI TANAH LUNAK DG CARA
PENDESAKAN

.
Pasir

Timbunan yang dibuang

Timbunan yg ditambahkan

Gambut Lunak 40”

Lempung teguh

Pasir padat
Lempung kaku

CONTOH PERBAIKAN PONDASI SALURAN KIEL


18 February 2015 ZAIN 125
PERBAIKAN PONDASI TANAH LUNAK DG VERTICAL
DRAIN UTK MEMPERCEPAT PROSES KONSOLIDASI

18 February 2015 ZAIN 126


PERBAIKAN PONDASI DENGAN BEREM
PEMBERAT (COUNTER WEIGHT)
18 February 2015 ZAIN 127
18 February 2015 ZAIN 128
18 February 2015 ZAIN 129
Timbunan baru, lempung lanauan, plastisitas PP = Pneumatic Piezometer
Sedang – tinggi coklat kemerahan (CH – MH)
SP = Stand Pipe Piezometer

PS = Settlement Plate
Filter drain
TS = Toe Stakes
Tanah fondasi N < 10, lempung campur organik
Plastisitas tinggi, abu-abu (OH)

Tanah fondasi N > 10, pasir halus lanauan,


abu-abu muda (SP)

Contoh pemasangan drainasi vertikal dan instrumentasi di Bendungan Manggar.


Pelaksanaan timbunanan dilaksankan secara bertahap dengan jeda waktu utk
konsolidasi. Laju timbunan ditetapkan berdasar hasil pemantauan dan evaluasi
data instrumentasi.
Perhatiankan : dalam perhitungan volume timbunan
18 February 2015 ZAIN 130
18 February 2015 ZAIN 131
18 February 2015 ZAIN 132
18 February 2015 ZAIN Skip:109 133
BAB V. BORROW AREA & QUARRY
Eksploitasi Borrow Area Skip 110

• Rencana Pelaksanaan
Metode pelaksanaan, rencana produksi material dan operasi peralatan harus
disiapkan oleh Pelaksana dan disetujui oleh Direksi.
Rencana pelaksanaan dapat dikaji ulang dan di sesuaikan dg kondisi lapangan,
dengan persetujuan direksi.

• Alat Berat Penggali dan Pengangkut


Jenis peralatan penggali yg dipakai pada borrow area kering antara lain : Loader,
back hoe, power shovel, drag lines, scrapers, wheel excavator atau side delivery
loaders.

• Pengawasan
Pengawasan borrow area dilakukan oleh Pengawas (inspector), kemudian
dilaporkan pada Tenaga Ahli (Engineer). Pengawas melakukan pengawasan
pengujian material urugan sebelum diangkut dari borrow area ke lokasi urugan
bendungan.
Harus diperhatikan kedalaman galian dan tersedianya peralatan untuk melaksanakan
uji di borrow pit, yang disiapkan oleh kontraktor.

18 February 2015 ZAIN 134


V. BORROW AREA & QUARRY

Eksploitasi Borrow Area


• Pengendalian Kadar Air
(a) Tanah Kering
Di daerah kering, rata-rata kadar air di borrow area secara alami 10 -15 % di bawah
persyaratan untuk dipadatkan. Dalam keadaan demikian, borrow area harus dibasahi
dengan menambah air.
(b) Tanah basah
Tahapan pertama untuk mengeringkan atau menjaga kadar air pada borrow area adalah
dengan membuat drainase permukaan pada borrow area tersebut.

• Pencampuran Material
Pencampuran dua atau lebih jenis tanah mungkin diperlukan, karena terdapat
perbedaan jenis tanah disuatu lapisan borrow area. Pencampuran dilakukan untuk
mendapatkan material borrow area yang memenuhi syarat sebagai bahan
timbunan.
Pencampuran dpt dilakukan dg membuat susunan material berlapis-lapis,kemudian diambil
dengan shovel dengan cara memotong secara vertikal dari bawah keatas. Akan lebih baik kalau
bucket shovel dilengkapi dengan bilah-bilah pencampur .

18 February 2015 ZAIN 135


V. BORROW AREA & QUARRY

Eksploitasi Borrow Area

• Pemilihan material timbunan untuk masing-masing zone


Pengawas di daerah borrow area atau Pengawas di daerah timbunan harus yakin, bahwa
material yang diperuntukan timbunan untuk zone tertentu sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan.

• Stock Piling
Bila kemajuan/progres pekerjaan galian di borrow pit berjalan jauh lebih cepat bila
dibandingkan dengan pemadatan di daerah bendungan, atau lokasi borrow area jauh dari
bendungan maka dianjurkan untuk membuat stock pile dekat dengan daerah timbunan.

18 February 2015 ZAIN 136


V. BORROW AREA & QUARRY
Eksploitasi Quarry dan Penggaliannya
• Rencana Pelaksanaan
Rencana Pelaksanaan pengeboran dan peledakan harus mendapat persetujuan Direksi. Uji
galian mungkin diperlukan untuk mengetahui apakah produksi batu sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan

• Peralatan di Quarry
a. Alat Muat; Front End Loader
b. Alat Pengangkut
- The Side Dump type
- The Bottom type
- The End Dump Type
c. Peralatan Produksi Batu
- Saringan dari batang baja/Grizzly
- Alat pemisah/Trommel
- Saringan yang bergetar / Vibrating Screen
- Pemecah batu/Rock Crusher Plants
- Pencuci batu
• Uji Quarry
• Pengeboran dan Peledakan
• Rehabilitasi Lahan Bekas Quarry
18 February 2015 ZAIN 137
18 February 2015 ZAIN 138
18 February 2015 ZAIN 139
18 February 2015 ZAIN 140
BAB VII. TIMBUNAN BENDUNGAN
Tipe Bendungan Urugan
Zone Kedap Zone Inti Kedap Air
Air Zone Lolos Air
Tipe Homogen Zone Lulus Air Tipe Zonal Inti Zone Lolos Air
Vertikal
Drainase Zone Transisi
Zone Lolos Air
Zone Tipe Urugan Batu Zone Lolos Air
Tipe Zonal Tirai Kedap Air
Dengan
Membran
Zone Transisi Membran

Zone Kedap Air


Zone Lolos Air
Tipe Zonal Inti Zone Lolos Air
Miring
Zone Transisi

18 February 2015 ZAIN 141


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

Contoh General Plan Bendungan Urugan

18 February 2015 ZAIN 142


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

PROFIL & POTONGAN TIPIKAL BENDUNGAN URUGAN

18 February 2015 ZAIN 143


MATERIAL TIMBUNAN:
SECARA GRS BESAR TERDIRI 2 MACAM :
- Material yg fungsi utamanya mendukung
stabilitas bendungan: pasir, kerikil, batu
semi kedap samapi lolos air
sifat tekniknya dipengaruhi: ukuran,
bentuk dan gradasi
- Material penghalang rembesan/water
barier atau material kedap air, biasanya
berupa tanah lempung/lempungan
sensitif thd perubahan kadar air, sifat
tekniknya dipengaruhi oleh plastisitasnya
(LL, PI,
18 February 2015
SL) ZAIN 144
18 February 2015 ZAIN 145
PERALATAN PEKERJAAN TIMBUNAN & PEMADATAN
• ALAT PEMADAT BERAT:
- Mesin pemadat semi-kinetis: pemadatannya dihasilkan dari tekanan-
tekanan roda-roda penggilas, diantaranya adalah mesin gilas roda
besi (steel wheel roller), mesin gilas ban karet, dan mesin gilas
kaki domba (sheeps foot roller).
- Mesin pemadat kinetis : pemadatannya dihasilkan oleh kekuatan
getar pada roda-roda penggilas. Diantara tipe ini yang banyak
digunakan adalah mesin gilas roda besi getar (steel wheel vibrating
roller),

• ALAT PEMADAT MANUAL:


- Tampers /stampers, digunakan untuk ruangan terbatas

• ALAT PENGHAMPAR DAN PEMPROSES.


- Traktor, buldozer, motor grader, roda pencacah/disk (untuk
mengkasarkan permukaan timbunan yang halus)
• .

18 February 2015 ZAIN 146


Tamping roller dan vibrating
roller

18 February 2015 ZAIN 147


Alat Pemadatan Lapangan
• Pneumatic rubber tired roller

Smooth-wheel roller

Vibratory roller

Sheepsfoot roller

18 February 2015 ZAIN 148


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN INTI BENDUNGAN


Peralatan untuk Pemadatan

Alat pemadat Sheep Foot Roller

Sheep foot roller adalah alat pemadat, paling cocok


untuk tanah plastis dan kohesif.

Smooth Steel Roller

Smooth steel roller adalah jenis penggilas dengan


permukaan roda yang terbuat dari baja rata
umumnya digerakkan dengan power unit yang
bersatu (self propelled)

18 February 2015 ZAIN 149


Pemadatan Lapngan
Sheepsfoot Roller

Memberi efek meramas (kneading action)


Efektif untuk tanah lempung
18 February 2015 ZAIN 150
Pemadatan Lapangan
Smooth Wheeled Roller

Hanya efektif untuk tebal lapisan 200-300 mm; oelh


karena itu batasi pemadatan untuk lapisan yang tipis.
18 February 2015 ZAIN 151
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

Peralatan Untuk Pemadatan

Vibratory Steel Wheel Roller


Efek yang diakibatkan vibrator roller adalah gaya
dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah
cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang
terdapat diantara butir-butirannya. Sehingga akibat
getaran ini, tanah menjadi padat dengan susunan
yang lebih kompak.

Disk/Cakram, ditarik dengan roda karet atau


crawler tractor
Bila menggunakan pemadat dengan permukaan
halus, setelah pemadatan permukaannya
dikasarkan terlebih dahulu dengan Disk/Cakram,
sebelum dilakukan penimbunan lapisan berikutnya
untuk menjamin hubungan yang baik antar lapisan.

18 February 2015 ZAIN 152


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
Peralatan Untuk Pemadatan

Crawler dan Tire Tractor Dozer


Digunakan sebagai penarik dan alat pemadat,
dan jika dilengkapi dengan dozer blades,
untuk mendorong dan menghampar material,
dan untuk membuang butiran material
timbunan yang lebih besar dari yang
disyaratkan

18 February 2015 ZAIN 153


PERCOBAAN TIMBUNAN

a. PERCOBAAN TIMBUNAN TANAH:

DILAKUKAN UNTUK MENENTUKAN:


• Tipe alat pemadat yang paling efektif
• Ketebalan lapisan penghamparan
• Jumlah lintasan atau frekwensi pemadatan.
• Besar penurunan lapisan penghamparan sebelum dan
sesudah dipadatkan
• Jumlah air pembasahan yang diperlukan untuk
mendapatkan kadar air secara merata, pada lapisan
tersebut mendekati kadar air optimum
• Konfirmasi parameter desain dengan sifat-sifat fisik
pada saat pemadatan

18 February 2015 ZAIN 154


b. Percobaan timbunan batu

Percobaan timbunan batu dilakukan untuk


menentukan
• Jenis peralatan pemadat yang paling efektif,
• Tebal lapisan pemadatan dan jumlah lintasan
• Ukuran maksimum material batu
• Tingkat degradasi atau segregasi yang terjadi
selama penggilasan
• Frekwensi getaran alat pemadat.
• Sifat fisik hasil pemadatan seperti kepadatan
(density) dan gradasi butiran

18 February 2015 ZAIN 155


PERCOBAAN PEMADATAN TANAH

18 February 2015 ZAIN 156


PERCOBAAN PEMADATAN RCC

18 February 2015 ZAIN 157


Hubungan antara angka 2,0
JIS
Kadar Air dengan
berbagai Karakteristik

kering (t/m3)
Bahan Tanah 1,9

Berat isi
(Bendungan Tipe Urugan,
Ir. Suyono Sosrodarsono)
1,8
Kadar Air
Optimum
1,7
2,0

Pengujian Kompresi
(kg/cm3)
Kohesi
1,0 tri-sumbu dalam kondisi
tidak jenuh

9
40

35
Sudut Geser
dalam (Ø)

30 Pengujian Kompresi
tri-sumbu dalam kondisi
jenuh yang tertutup
25
6 8 10 12 14 16
Angka Kadar Air (%)

18 February 2015 ZAIN 158


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

1.7
Material Campuran (Limestone & Loam)
1.6
7:8
1.5 6:4
5:5 Contoh percobaan
Dry Density ( t'/m )

1.4
4:6 timbunan material inti
3:7 bendungan
1.3
2:8
1.2 Hubungan antara Kadar Air dan
Loam Kepadatan Material Inti
1.1 Bendungan pada Bendungan
Lahor, Jawa Timur
1.0

0.9

0.8
0 10 20 30 40 50 60 70
Water Content ( % )
18 February 2015 ZAIN 159
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

Contoh percobaan timbunan inti bendungan


Hubungan antara Jumlah Lintasan Pemadatan, Kepadatan dan Permeabilitas

Hubungan antara jumlah lintasan Hubungan antara jumlah lintasan


pemadatan, kepadatan kering dan pemadatan, kepadatan kering dan
permeabilitas pada material lempung permeabilitas pada material random
(kandungan air optimum) (kandungan air optimum)

Ketebalan Ketebalan
1.3 a = 25 cm a = 25 cm
b = 35 cm 1.6
b b = 35 cm
1.2 1.5

1.5 b 1.4 a
d a
1.1 1.3

1.0 1.2
d
0.0 1.1
a
10-2 b 10-3 b
10-4 10-4 a

10-6 10-5
10-7 10-6
4 6 8 10 12 4 6 8 10 12
Jumlah Lintasan Jumlah Lintasan

18 February 2015 ZAIN 160


PEKERJAAN TIMBUNAN &
PEMADATAN
PLACING SPREADING COMPACTING TESTING
• SERING TDK SEMUA MATERIAL DI BORROW AREA DAN QAURY
MEMENUHI SYARAT UTK TIMBUNAN ATAU HANYA COCOK UTK
TIMBUNAN ZONA TERTENTU, UNTUK ITU PERLU ADA AHLI
GEOTEK YG MEMILAH DAN MEMILIH MATERIAL DI SUMBER
GALIAN MATERIAL DAN PERLU PERHATIAN PENGAWAS.

• STRIPPING DI BORROW AREA SEBAIKNYA DILAKSANKAN


SECARA BERTAHAP SESUAI KEBUTUHAN GALIAN, KHUSUSNYA
DIMUSIM HUJAN UTK MENJAGA KADAR AIR TANAH

• PD KONDISI TERTENTU KADANG2 DIPERLUKAN PENCAMPURAN


MATERIAL. UTK ITU DIPERLUKAN LAHAN PENCAMPURAN YG
CUKUP LUAS. PENCAMPURAN DILAKUKAN DENGAN
PENGHAMPARAN TANAH SECARA BER-LAPIS2 ( sandwich method)
KEMUDIAN DIAMBIL DG SHOVEL DG MEMOTONG SEVARA
VERTIKAL. BILA BELUM CUKUP HOMOGEEN, SHOVEL DPT
DILENGKAPI DG BUCKET MIXING. ATAU MIXING DILAKUKAN
LANGASUNG
18 February 2015 PAD HAMPARAN YG
ZAINBER-LAPIS2. 161
• PD TANAH ALAMI YG BER-LAPIS2 YG TD TERLALU TEBAL,
SERING CUKUP DGN CARA GALI POTONG SECARA VERTIKAL
• SAMBIL DILAKUKAN PENEBARAN, BUANG KOTORAN, AKAR,
BATU BESAR YG TERANGKUT. PECAHKAN BONGKAH-
BONGKAH TANAH AGAR DIPEROLEH KEPADATAN YG
SERAGAM
• UTK BENDUNGAN, PRISIPNYA ADA 2 JENIS MATERIAL:
MATERIAL PENYANGGA TUBUH BENDUNGAN YG UMUMNYA
LOLOS AIR DAN MATERIAL PENCEGAH REMBESAN YG
BERLEBIHAN YG DISEBUT INTI KEDAP AIR
• MATERIAL LOLOS AIR TIDAK TERLALU SENSITIF THD KADAR
AIR, TETAPI MATERIAL KEDAP AIR SANGAT SENSITIF
TERHADAP KADAR AIR SHG SELAMA PELAKSANAAN, KADAR
AIR HARUS SELALU DIJAGA. UMUMNYA PADA KONDISI OMC
• PENIMBUNAN TANAH INTI PADA BIDANG KONTAK DG
PONDASI BATUAN ATAU PASANGAN, PERLU MENDAPAT
PERHATIAN. HRS DILAKUKAN DENGAN SELECTED CLAY YG
PLASTIS, PEMADATAN KHUSUS YAITU DG STAMPER DG
TEBAL LAPIS PEMADATAN 10 CM MINIMAL DALAM 3 LAPIS

18 February 2015 ZAIN 162


TIMBUNAN INTI BENDUNGAN
• PEMADATAN TANAH ADALAH: SUATU PROSES PENGELUARAN
UDARA DARI PORI-PORI TANAH DENGAN CARA MEKANIS
• TUJUAN PEMADATAN TANAH: AGAR TANAH MENCAPAI TINGKAT
KEPADATAN SPT YG DIRENCANAKAN, MISAL BENDUNGAN
RENDAH: 90%~95%; TINGGI 95%~98% STD PROCTOR).
• MANFAAT PEMADATAN TANAH:
- MENAIKKAN KEKUATAN
- MEMPERKECIL COMPRESSIBILITAS
- MENAIKAN TINGKAT KEDAP AIR
- MEMPERKECIL PENGARUH AIR THD TANAH.

• SEBELUM PEMADATAN LEBIH DULU PERLU DILAKUKAN


PERCOBAAN PEMADATAN UNTUK MEMILIH, JENIS ALAT, BERAT
ALAT, TEBAL LAPISAN DAN BANYAK LINTASAN
PEMADATAN. BASIL PERCOBAAN KEMUDIAN DIBUAT GRAFIK
• .

18 February 2015 ZAIN 163


Apa yang disebut dengan
Kompaksi ?
Teknik perbaikan tanah sederhana, dimana
tanah dimampatkan melalui enersi
pemadatan (beban dinamik).

Enersi
pemadatan

+ air =

18 February 2015 ZAIN 164


Kurva Kompaksi
Apa yang terjadi terhadap besaran relatif dari tiga
susunan tanah yaitu butiran, air dan udara dengan
penambahan air ? udara
air
Brt Vol. Kering (γd)

butiran

Sulit mengeluarkan udara


secara keseluruhan

Void rasio terendah dan


berat vol. kering tertinggi
pada kadar air optimum

18 February 2015 ZAIN 165


Kadar Air (%)
Kepadatan kering maksimum = 1.348 t/m3
Kadar air optimum = 28.20 %

Kepadatan kering max

Kadar air (%)

18 February 2015 ZAIN 166


Zero Air Void Curve
Brt Vol. Kering (γd)

- Berhubungan dengan derajat kejenuhan


100% saturation
Kurva Zero air void (S=100%)
Gs w
Eq : d
1 wG s
S<100%
S>100% (tidak mungkin)

Semua titik pemadatan harus


terletak disebelah kiri kurva
ZAV.

18 February 2015 ZAIN Kadar air (%) 167


Pengaruh Enersi Pemadatan
Brt Vol. Kering (γd)

Peningkatan enersi
pemadatan menghasilkan :

• Kadar air optimum yang


E2 (>E1) lebih rendah
• Berat Volume Kering Lebih
Tinggi.

E1

18 February 2015 ZAINKadar air (%) 168


2,0
JIS
Hubungan antara angka
Kadar Air dengan

kering (t/m3)
berbagai Karakteristik 1,9

Berat isi
Bahan Tanah
(Bendungan Tipe Urugan,
Ir. Suyono Sosrodarsono) 1,8
Kadar Air
Optimum
1,7
2,0

Pengujian Kompresi
(kg/cm3)
Kohesi
1,0 tri-sumbu dalam kondisi
tidak jenuh

9
40

35
Sudut Geser
dalam (Ø)

30 Pengujian Kompresi
tri-sumbu dalam kondisi
jenuh yang tertutup
25
6 8 10 12 14 16
Angka Kadar Air (%)

18 February 2015 ZAIN 169


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN INTI BENDUNGAN
Pemadatan dengan peralatan

Pekerjaan Penimbunan special clay core Penempatan Material Filter Halus dengan
dengan alat pemadat Tamping Rammer Alat Dump Truck
18 February 2015 ZAIN 170
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN INTI BENDUNGAN
Hubungan antara PI (%) & LL (%) pada Timbunan Inti Bendungan

PI=PL-LL
Idelanya nilai PI berkisar
antara 18%-35%, yang
berarti karena sifat
materialnya, tidak akan
terjadi retakan pada inti dan
memudahkan pelaksanaan

Hubungan antara PI & LL selama Pelaksanaan Timbunan Inti

18 February 2015 ZAIN 171


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN INTI BENDUNGAN

Hubungan antara Kadar Air & Kepadatan Material di lapangan dengan


Kadar Air Optimum & Kepadatan Maksimum

• Bila kadar air di luar angka yang disyaratkan, meskipun


persyaratan kepadatan terpenuhi, tanah harus ditimbun ulang
dan dipadatkan kembali.
• Bila minimum kepadatan tidak bisa dicapai, meskipun kadar
air memenuhi persyaratan, dan sejumlah lintasan pemadatan
telah dilaksanakan, maka dilaksanakan cek ulang terhadap
borrow area.
• Bila timbunan tidak memenuhi persyaratan mengenai
kepadatan maupun kadar airnya, maka material timbunan
tersebut harus dibongkar dan diganti.

18 February 2015 ZAIN 172


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN INTI BENDUNGAN


Peralatan untuk Pemadatan

Vibrator Plate Compactor


Pada tempat yang terbatas dan sempit untuk dipadatkan, seperti halnya yang
berdekatan dengan dinding beton, sekitar conduit dan tebing tumpuan/abutment,
digunakan hand operation tamper atau vibrator plate compactors.

18 February 2015 ZAIN 173


18 February 2015 ZAIN 174
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN INTI BENDUNGAN
Pemadatan dengan peralatan

Penempatan Material Tanah dari Borrow Area Penghamparan Timbunan Tanah dengan
dengan Dump Truck untuk Timbunan Inti Bulldozer, Ketebalan Lapisan 30 cm

18 February 2015 ZAIN 175


18 February 2015 ZAIN 176
18 February 2015 ZAIN 177
18 February 2015 ZAIN 178
18 February 2015 ZAIN 179
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN BATU
Gambar Pelaksanaan

Pekerjaan Timbunan Batu, Inti Tanah dan Filter yang seimbang


18 February 2015 ZAIN 180
18 February 2015 ZAIN 181
18 February 2015 ZAIN 182
18 February 2015 ZAIN 183
18 February 2015 ZAIN 184
18 February 2015 ZAIN 185
18 February 2015 ZAIN 186
18 February 2015 ZAIN 187
CONTOH PEKERJAAN YANG
TIDAK BENAR
(CONTOH LAIN LIHAT FILE
KERUNTUHAN BENDUNGAN)

18 February 2015 ZAIN 188


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN ZONA LOLOS AIR
• Definisi: Material lolos air (pervious) pasir dan atau kerikil yang tidak kohesif,
kandungan butiran halus (lolos saringan No. 200) kurang dari 5%

Peralatan Pemadat
• Vibratory Steel Wheel Rollers, berat 5 ~ 10 ton, dan untuk daerah sempit
menggunakan pelat pemadat kecil/Vibratory Plate Compactor

Gradasi
• Untuk material filter dan transisi, gradasi material garus memenuhi kritreria
gradasi desain filter (filter horizontal, filter miring atau lapisan drainasi).
• Untuk material timbunan yang tidak berfungsi sebagai filtrer, hanya disyaratkan
pembatasan maksimum diameter dan atau prosentase berat partikel lolos
saringan No. 200. Material yang bergradasi baik (well graded) cenderung memiliki
void yang lebih kecil dan lebih stabil dengan angka penurunan yang lebih kecil,
cocok untuk timbunan shoulder hilir, sedang yang tidak bergradasi baik cenderung
memiliki void yang lebih besar, lebih cocok dipasang pada shoulder hulu krn
memiliki fungsi drain yang lebih besar saat surut cepat.

18 February 2015 ZAIN 189
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN BATU
Gambar Pelaksanaan

Pekerjaan Timbunan Batu, Inti Tanah dan Filter yang seimbang


18 February 2015 ZAIN 190
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN LOLOS AIR
Penentuan Gradasi Filter Bendungan Harus Mengacu pada RSNI-4 Tentang Tata Cara Penentuan Gradasi
Bahan Filter Pelindung Pada Bendungan Tipe Urugan
Gradasi Material Timbunan
No. 200 (0,74) No. 40 (0,42) No. 10 (2,0)

Daerah 0,075 0,11 0,25 0,40 0,85 2,0 4,8 Pengayakan Standard
100
Untuk zone Lulus air
90
Prosentase butiran yang lewat ( % )

80
Daerah semi Lulus air

70
Daerah kedap air
60

50

40

30

20

10

0
0.003 0.005 0.01 0.10 0.20 0.50 2.00 5.00 10.0 20.0 50.0 100 150
Ukuran Butiran (mm)
Pasir Kerikil

Lempung, lanau Pasir Pasir Pasir Kerikil Kerikil


halus sedang kasar halus kasar

18 February 2015 ZAIN 191


Kisaran (Range) Material untuk Tubuh Bendungan berdasarkan U.S.B.R
9-Feb-015 ZAIN 192
• Lift Thickness:
• Maximum loose lift thickness is governed by
maximum rock size and type of compaction
equipment. Optimum rockfill loose lift thicknesses
are generally about 0.5 to 0.8 m with maximum
rock sizes limited to two thirds of the lift thickness.
• Roller Type:
• Experience indicates the most efficient rockfill
compactors are vibratory steel drum rollers with
vibrations in the range of 1,200 to 1,500 vpm,
roller speed of about 3.2 km/h, a minimum static
drum weight of 8 tons on level ground, and a
minimum operating dynamic force of 15 tons

18 February 2015 ZAIN 193


• Roller Passes:
• Optimum roller passes are determined from surveyed settlement versus roller pass curves
developed in large-scale test fills. The general limit is between 4 to 6 passes. More than 6 passes
tends to crush and pulverize (hancur) the rockfill surface without adding significant compaction to
the lower part of the lift.
• Each roller pass should overlap the edge of preceding passes for 100 percent roller pass
coverage on the surface. As a general "rule of thumb", the acceptable number of roller passes
should be set at 80 percent of the total surveyed settlement in eight passes on a test section,
according to Corps of Engineers test procedures.
• Gradation:
• Well-graded rockfills with small voids tend to increase the in-place density and provide a stable
mass for minimizing post-construction settlement.
• Poorly graded rock with large voids is sometimes desirable on the upstream shell of a water
storage reservoir for drainage during reservoir rapid drawdown conditions and in spillway areas
for erosion protection and energy dissipation.
• Oversized rocks are generally placed on the downstream or exterior rockfill slopes and in
downstream outlet/spillway plunge pools for erosion and energy dissipation purposes. Occasional
extremely large oversized rock can be incorporated into rockfills provided no overhangs occur
and the surrounding rockfill is compacted against the large rock pieces similar to compaction
techniques against the rock abutments. Phased downstream raises to existing rockfill dams can
incorporate the new rockfill into the oversized rock on the downstream slope of an existing dam
provided the large rocks are not clustered.
• Overbuild/timbunan ekstra:
• Modern day compacted rockfills that are relatively well graded show minimal post-construction
settlements of the order of 0.2 m per 100 m height. For compacted large earth-rockfill dam
structures with a relatively thin central core or upstream earthfill core/impervious liner facing,
about 0.5 feet (0.15 m) crest overbuild per 100 feet (30 m) of dam height appears conservative.
• For large compacted earth-rockfill dams with relatively thick central earthfill cores, about 1 feet
(0.3 m) minimum crest overbuild per 100 feet (30 m) of dam height is reasonable to counteract
the long-term consolidation of core materials (post-construction dissipation of excess pore water
pressures
18 Februaryin2015
fine-grained core materials). ZAIN 194
18 February 2015 ZAIN 195
18 February 2015 ZAIN 196
18 February 2015 ZAIN 197
18 February 2015 ZAIN 198
18 February 2015 ZAIN 199
18 February 2015 ZAIN 200
18 February 2015 ZAIN 201
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN ZONA LOLOS AIR


Kadar Air
• Material kerikil, tidak perlu kontrol kadar air sewaktu dipadatkan, namun
perlu dibasahi sewaktu pemadatan
• Kandungan butiran halus (lolos saringan No.200) tidak boleh lebih dari 5% --
-- perlu di kontrol pada waktu pemadatan

Ketebalan Lapisan dan Banyaknya Lintasan Pemadatan


• Lapisan tebal 15-38 cm, pemadatan sekitar 3-4 lintasan dengan Vibrator
Steel Wheel Roller .
• Pada daerah sempit, menggunakan alat pemadat Hand Operated Vibrator
Compactor, dengan ketebalan lapisan 7.5 -10 cm, sampai mencapai
kepadatan yang dikehendaki.
• Persyaratan, kepadatan relatif atas rerata dari zona urugan pervious,
minimal 75% ~ 85%.

18 February 2015 ZAIN 202


18 February 2015 ZAIN 203
VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

TIMBUNAN LOLOS AIR


Pelaksanaan Timbunan
• Peletakan material filter atau material drainase sebaiknya selalu dijaga lebih tinggi
dibandingkan dengan urugan tanah di sekitarnya, untuk mencegah limpahan tanah
berbutir halus ke dalam material pervious.
• Pelaksanaan pengangkutan, peletakan, dan penebaran, harus diamati, khususnya
kalau urugan pervious material bergradasi baik, untuk memastikan bahwa segregasi
tidak terjadi akibat pelaksanaan tersebut.
• Harus dicermati filter horizontal, miring, dan lapisan drainase terhadap fungsi dari
bendungan, karena ketebalannya sangat terbatas, gradasi dan kepadatan material
harus sesuai spesifikasi.
• Uji gradasi harus dilakukan khususnya bila material urugan mengalami penurunan
kualitas oleh hancurnya partikel selama pemadatan.
• Uji kepadatan ( utk permulaan peletakan sekitar 1uji / 750 m3 urugan, dan 1 uji untuk
setiap 2000 ~ 2500 m3 berikutnya, Kepadatan relatif ≥ 80%.

18 February 2015 ZAIN 204


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN BATU
Banyak dipilih karena :
• Kondisi batuan pondasi tidak cocok untuk bendungan beton
• Tersedianya peralatan konstruksi modern untuk menangani batuan
• Bertambahnya harapan membangun sejumlah bendungan untuk lebih tinggi, pada
masa depan.
• Manfaat ekonomis yang diperoleh, dengan memaksimumkan penggunaan batuan
dari hasil galian.

Spesifikasi
• Penimbunan dan penghamparan harus terhindar dari segregasi
• Tipe penggilas, ketebalan lapisan, dan jumlah lintasan dispesifikasikan
berdasarkan pada hasil uji timbunan

18 February 2015 ZAIN 205


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN
TIMBUNAN BATU
Pelaksanaan Timbunan

• Sebelum dipadatkan, batuan dengan ukuran lebih besar harus dipindahkan


dengan Bulldozer/Rakerdozer, didorong ke dalam zona lainnya pada lereng
luar dan digunakan sebagai urugan rip-rap.
• Pemadatan menggunakan vibratory roller dengan berat 5, 10, 15 ton; lapis
per lapis dan sedikit air.
• Ketebalan lapisan tidak akan lebih dari 65 cm, kecuali jika hasil uji
penimbunan memungkinkan.
• Ukuran maksimum batuan tidak melebihi 90% tebal lapisan.
• Batuan tidak keras dapat dipergunakan pada zona random dan semi lolos air.

18 February 2015 ZAIN 206


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

PERLINDUNGAN LERENG HULU


• Perlindungan lereng hulu: diperlukan untuk melindungi thd erosi
gelombang, pelapukan, debris yg hanyut, dan erosi permukaan.
• Perlindungan lereng hulu bendungan tanah, dpt dibuat dari batu rip-rap.
apabila rip-rap tidak ekonomis dpt digunakan soil semen, lapisan beton, lapisan
aspal, digunakan.
• Prosedur terbaik yang disyaratkan pada pelaksanaan pelindung lereng,
adalah tidak boleh terlambat di belakang penimbunan urugan bagian zona
lebih dalam lebih dari 3 m.
• Penimbunan harus dilakukan pada baris horizontal dan maju ke arah atas
lereng.
• Kalau diameter rip-rap sangat besar (1,2 – 1,5 m) dipergunakan crane atau
back hoe untuk peletakan rip-rap.
• Untuk bendungan tanah di bawah rip-rap harus dilengkapi dg filter.

18 February 2015 ZAIN 207


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

PERLINDUNGAN LERENG HILIR

• Perlindungan lereng hilir, untuk melindungi dari erosi permukaan.


• Perlindungan lereng hilir, dpt terdiri dari batu atau kerikil untuk iklim kering
dan rumput untuk iklim basah.
• Gebalan rumput, dibuat dengan ukuran 30 cm2, dipasang pada lereng
bendungan sedalam 10 cm, kemudian dilakukan pemupukan, penyiraman
dan pemeliharaan yang teratur.
• Kerikil, kerakal dan remukan batu, kadang-kadang dipakai untuk
perlindungan lereng hilir. Peletakan lereng hilir setebal 1,5 – 3 m di
belakang peletakan timbunan.

18 February 2015 ZAIN 208


VI. TIMBUNAN BENDUNGAN

PERLINDUNGAN LERENG

Pekerjaan pemasangan batu rip-rap Pekerjaan pemasangan batu pengunci pada


dengan alat Excavator Back Hoe rip-rap secara manual
18 February 2015 ZAIN 209
18 February 2015 ZAIN 210
18 February 2015 ZAIN 211
18 February 2015 ZAIN 212
18 February 2015 ZAIN 213
BAB VII. SISTIM
INSTRUMENTASI

18 February 2015 ZAIN 214


BAB VIII SISTIM INSTRUMENTASI

Umum

• Macam Instrumen
Instrumentasi dibutuhkan untuk pemantauan:
saat konstruksi
tahap operasi
untuk penelitian
.

Macam instrumen pada bendungan urugan


yang harus ada:
- Instrumen pengukur tekanan pori
- Instrumen pengukur rembesan
- Instrumen pengukur defomasi

18 February 2015 ZAIN 215


18 February 2015 ZAIN 216
BAB VIII SISTIM INSTRUMENTASI

Macam Instrumen
Instrumen Pemantauan Untuk Bendungan Urugan

Alat Ukur Tekanan Alat Ukur Rembesan Alat Ukur Deformasi Alat Ukur Seismik

Tekanan Air Tekanan Debit Bocoran Temperatur & Internal External Akselerograf
Tanah Kualitas Air

Sel Tekanan -Ambang -Ekstensometer


Sistem Sistem
Tanah -Parshal F -Plat penurunan
Terbuka Tertutup
-Inklinometer

Piezometer Piezometer -Hidrolik


-Pipa Tegak -Hidrolik -Pneumatik
-Sumur -Pneumatik -Elektrik Patok Geser
-Observasi -Elektrik

18 February 2015 ZAIN 217


BAB VIII SISTIM INSTRUMENTASI

Kalibrasi dan Perawatan Instrumen

• Kalibrasi Instrumen
Secara umum kalibrasi instrumen dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

1. Kalibrasi pabrik yang dilakukan sebelum pengiriman instrumen


kepada pengguna. Kalibrasi ini sering tidak diberikan oleh pabrik
secara langsung, maka harus diminta/disebutkan di dalam
dokumen pengadaan, termasuk jaminan mutu dan pelayanan purna
jualnya.
2. Kalibrasi lapangan yang dilaksanakan pada saat instrumen
diserahkan kepada pengguna. Bila tidak dapat dilakukan secara
komprehensif, kalibrasi ini bisa berupa uji pembacaan/pengukuran
segera setelah instrumen dipasang.
3. Kalibrasi pengguna yang dilakukan dalam rangka pengujian fungsi
dan ketepatan pembacaan instrumen selama masa penggunaannya
dan bisa dilakukan secara insitu atau dibawa ke laboratorium
dengan jadual yang teratur.

18 February 2015 ZAIN 218


VIII. SISTIM INSTRUMENTASI

Kalibrasi Dan Perawatan Instrumen

• Perawatan Instrumen
Biasanya telah diuraikan secara rinci di dalam buku manual
instrumen, diantaranya sebagai berikut :

1. Instrumen harus selalu tetap bersih dan kering agar dapat


berfungsi lama dan dapat diandalkan.
2. Bagian tertentu yang bergerak/berputar harus dibersihkan dan
diminyaki secara teratur dan berkala.
3. Pita ukur harus dicuci setelah digunakan agar terhindar dari
bahan-bahan pengikis dan/atau bahan-bahan kimia yang dapat
menyebabkan karat.
4. Baterai/aki yang digunakan untuk peralatan baca harus tetap
hidup dengan cara memeriksa/mengisi air aki secara teratur. Hal
ini untuk mencegah pengaruhnya terhadap memori pembacaan.

18 February 2015 ZAIN 219


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP
Macam-macam Bangunan Pelengkap
• Bangunan Pelimpah
Bangunan pelimpah terdiri dari bagian inlet, bagian saluran pengarah, dan
bagian peredam energi, dengan bermacam tipe sebagai berikut :

Bagian Inlet Bagian Pengarah Bagian Peredam Energi


Tipe Overflow: Tipe Saluran Pengarah Tipe Hidraulic Jump :
•Ambang Lurus •Saluran Peluncur •Apron horisontal
•Ambang Lengkung •Terowong •Apron miring
•Side Spillway •Overflow •Bucket
•Morning Glory Tipe Sky Jump
Tipe Ambang Bebas

• Bangunan Pengambilan :
• Bangunan Pengambilan sandar miring (inclined)
• Menara Pengambilan (intake tower)
• Saluran Pengambilan
18 February 2015 ZAIN 220
18 February 2015 ZAIN 221
18 February 2015 ZAIN 222
18 February 2015 ZAIN 223
18 February 2015 ZAIN 224
terimaksaih

18 February 2015 ZAIN 225


IX. PEKERJAAN HIDROMEKANIKAL DAN LISTRIK

• LINGKUP PEKERJAAN HME


- Mendesain (desain kalkulasi, shop drawings, prosedur-2 pabrikasi, inspeksi & test di
pabrik & di lapangan, prosedur pemasangan & test, O & M Manual)
- Pabrikasi
- Mensuplai
- Testing di Pabrik/Bengkel
- Pengecatan
- Instalasi/pemasangan
- Testing di lapangan

• Dokumen yang harus diserahkan :


- Detail desain/Kalkulasi
- Shop drawings,
- List material (dari shop drawings)
- Prosedur tes material,
- Prosedur pengelasan,
- Prosedur pengecatan,
- Pekerjaan pabrikasi/perakitan dan tes di bengkel
- Prosedur pemasangan & tes di lapangan dan
- Prosedur/petunjuk operasi dan pemeliharaan peralatan).
- Pekerjaan pemasangan dan tes di lapangan (Site Test)
18 February 2015 ZAIN 226
IX. PEKERJAAN HIDROMEKANIKAL DAN LISTRIK

• PEKERJAAN ELEKTRIKAL UNTUK PERALATAN


HIDROMEKANIKAL
• Pada awal pekerjaan ialah pemasangan arde pada peralatan yang
menggunakan peralatan listrik/motor listrik
• Penyambungan instalasi listrik untuk mensuplai tenaga listrik dari panel
pembagi utama (Main Distribution Panel) ke masing-masing panel kontrol
lokal alat angkat
• Pemasangan jaringan untuk penerangan jalan dan gedung kontrol
• Sistim operasi jarak jauh (bila ada)
• Panel kontrol lokal
• Pada umumnya bila sudah ada suplai sumber daya tenaga listrik utama
diambilkan dari jaringan listrik PLN
• Untuk kondisi darurat disediakan genset cadangan

18 February 2015 ZAIN 227


X.PENGISIAN PERTAMA
WADUK (RESERVOIR INITIAL
IMPOUNDING)

18 February 2015 ZAIN 228


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK (RESERVOIR INITIAL IMPOUNDING)

Persiapan Fisik Konstruksi Bendungan dan Bangunan Pelengkapnya

• Tubuh Bendungan
• Bangunan Pengambilan (Intake) dan Saluran Air (waterway)
• Bangunan Pelimpah (spillway)
• Pintu Terowongan Pengelak
• Fasilitas & Sarana Jalan

18 February 2015 ZAIN 229


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK (RESERVOIR INITIAL IMPOUNDING)

Persiapan Fisik Bukan Konstruksi

• Pembebasan tanah dan pemindahan penduduk


• Pemotongan pepohonan di daerah genangan waduk
• Kajian terhadap adanya longsoran di daerah waduk
• Evakuasi satwa liar
• Pengukuran cross section dasar waduk dan patok batas

18 February 2015 ZAIN 230


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK (RESERVOIR INITIAL IMPOUNDING)

Persiapan Non Fisik dan Administrasi

• Sosialisasi penggenangan waduk terhadap penduduk di sekitar


waduk
• Pedoman Operasi & Pemeliharaan
• Organisasi Operasi dan Pemeliharan Bendungan
• Analisa Keruntuhan Bendungan (Dam Break Analyses)
• Panduan Rencana Tindak Darurat (Emergency Action Plan)
• Manual Pengisian Awal Waduk
• Persetujuan Pengisian Awal Waduk

18 February 2015 ZAIN 231


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK (RESERVOIR INITIAL IMPOUNDING)
Permen PU No. 72/PRT/1997 Tentang Keamanan Bendungan (Ps 13
Pelaksanaan Konstruksi dan Rencana Pengisian Waduk)
1. Pemilik Bendungan harus melaksanakan konstruksi sesuai dengan persyaratan teknis dan
ketentuan pelaksanaan konstruksi yang ditentukan oleh Menteri.
2. Dalam pelaksanaan konstruksi Pemilik Bendungan wajib melakukan supervisi dengan
mempekerjakan tenaga ahli perekayasaan bendungan.
3. Unit Keamanan Bendungan mengadakan pemantauan berkala guna melakukan pengkajian atas
pelaksanaan konstruksi.
4. Setiap perubahan desain yang akan menghasilkan modifikasi struktur, harus dikonsultasikan kepada
Unit Keamanan Bendungan sebelum dilaksanakan.
5. Pemilik Bendungan dapat melakukan pengisian waduk apabila bendungan sudah memenuhi syarat
untuk pengisian dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Menteri.
6. Unit Keamanan Bendungan harus melakukan kajian atas dokumen pelaksanaan konstruksi, rencana
pengisian waduk dan rencana awal petunjuk Operasi dan Pemeliharaan dan Rencana Tindak Darurat
sebagai bahan evaluasi Komisi Keamanan Bendungan dalam merumuskan rekomendasi kepada
Menteri.
7. Persetujuan Pengisian Waduk akan dikeluarkan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permohonan dari Pemilik Bendungan.
8. Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan Persetujuan Pengisian Waduk belum diberikan maka Pemilik
Bendungan dianggap telah memperoleh persetujuan, kecuali bila waduk belum dapat dinyatakan
layak untuk diisi.
9. Biaya yang ditimbulkan oleh kegiatan pengkajian pelaksanaan konstruksi dan rencana pengisian
waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dibebankan kepada Pemilik Bendungan.
18 February 2015 ZAIN 232
XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Dampak Lingkungan Pada Pelaksanaan Konstruksi Bendungan
• Tergenangnya lahan pertanian, perkampungan penduduk dan terkadang ada
hutan industri maupun hutan lindung serta adanya infrastruktur antara lain
bangunan fasilitas umum serta jalan & jembatan.
• Dampak posistif yang timbul antara lain:
• Adanya lapangan kerja bagi penduduk di sekitar proyek.
• Naiknya air tanah di sekitar waduk.
• Tanaman & tumbuh-tumbuhan di sekitar waduk yang sebelumnya selalu
mengalami kekeringan pada musim kemarau menjadi tidak terlalu
mengalami kekeringan karena adanya rembesan air kapiler dari waduk.
• Para petani yang sebelumnya kesulitan mengangkut hasil bumi menjadi
lebih mudah mengangkut hasil pertaniannya dengan perahu.
• Populasi ikan sungai yang sebelumya sangat kecil menjadi mendadak
sangat pesat dengan genangan air waduk
• Daerah wisata & olah raga air maupun perikanan, maksimum 1 % luas muka
air waduk pada elevasi operasi terendah yang diijinkan untuk perikanan
(keramba).
18 February 2015 ZAIN 233
XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Dampak Lingkungan Pada Pelaksanaan Konstruksi Bendungan


• Dampak negatif yang timbul antara lain:
• Hilangnya tanah/lahan pertanian menimbulkan berkurangnya atau
hilangnya hasil pertanian karena lahan pertanian yang tergenang air waduk.
• Hilangnya bangunan fasilitas umum, jalan & jembatan serta bangunan
infrastruktur lainnya.
• Permasalahan sosial ekonomi yaitu perkampungan penduduk yang harus
dipindahkan, yang mana masalah ini merupakan masalah kunci dan sangat
menentukan keberhasilan pembangunam proyek bendungan disamping
masalah teknis.
• Dengan membusuknya pepohonan di dalam waduk, air menjadi berubah
kualitasnya, sehingga menimbulkan pengaruh di hilir terutama jika banyak
masyarakat yang memanfaatkan air sungai baik untuk mandi cuci dan
sebagainya.
• Apabila di daerah genangan berupa hutan lindung yang dihuni satwa liar
misalnya; gajah, harimau, kijang dan sebagainya maka akibat genangan
waduk satwa tersebut kehilangan habitatnya, sehingga proyek harus
berusaha menghalaunya keluar areal waduk sebelum penggenangan
18 February 2015
dimulai ZAIN 234
XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Memperhatikan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 72/PRT/1997


tentang Keamanan Bendungan (Bab V Pengelolaan)
(1) Pemilik Bendungan harus melakukan pengelolaan bendungan sesuai dengan petunjuk
operasi dan pemeliharaan yang telah ditentukan dan telah mendapatkan persetujuan
pengoperasian dari Menteri
(2) Pemilik Bendungan wajib :
• Mengumpulkan serta mengarsipkan data dan dokumen bendungan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
• Mengadakan, memasang, dan memelihara instrumen yang berkaitan dengan keamanan
bendungan;
• Mencatat dan mengevaluasi secara berkala data yang berkaitan dengan keamanan
bendungan sebagaimana ditentukan oleh Tenaga Ahli Perekayasaan Bendungan atau
jangka waktu yang ditetapkan dalam laporan inspeksi, selanjutnya melaporkan kepada
Unit Keamanan Bendungan;
• Mengatur agar setiap bendungan selalu berada di dalam pemantauan satuan yang
bertugas melakukan pemantauan perilaku bendungan;
• Melaksanakan pemeriksaan berkala biasa dan pemeriksaan luar biasa dilakukan oleh
satuan yang tersebut di atas sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun dan
Pemilik Bendungan wajib melaporkan hasil pemeriksaan kepada Unit Keamanan
Bendungan.
(3) Biaya yang ditimbulkan untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi dibebankan kepada
Pemilik Bendungan.
18 February 2015 ZAIN 235
XII. PEMANTAUAN PERILAKU BENDUNGAN
Pemantauan dan Penilaian Data Instrumen
• Pengamatan Tekanan Air Tanah
Tekanan air tanah di pondasi bendungan diamati dengan piezometer,
dapat digunakan untuk mengecek efektifitas grouting tirai
• Pengamatan Pergerakan
Penurunan puncak bendungan yang berlebihan dapat menyebabkan
kehilangan tinggi jagaan atau menyebabkan retakan di zona inti
bendungan. Pengembangan retak arah transversal yang disebabkan oleh
perbedaan penurunan di inti bendungan dapat diindikasikan sebagai
salah satu penyebab utama dalam terjadinya bocoran pada tubuh
bendungan.
• Pengamatan Tekanan Air Pori
Tekanan air pori di inti bendungan dapat bertambah karena
bertambahnya rembesan atau tegangan geser. Penambahan tekanan air
pori secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan
bahan dan oleh sebab itu penambahan tekanan air pori yang berlebihan
menandakan adanya kerusakan bendungan.
18 February 2015 ZAIN 236
18 February 2015 ZAIN 237
18 February 2015 ZAIN 238
n

SEKIAN
u
t
u
p

18 February 2015 ZAIN 239


V. BORROW AREA & QUARRY

Perhitungan alokasi material yang diperlukan dari


Quarry dan Borrow Area
Tabel Alokasi Material Untuk Konstruksi Bendungan Urugan

S / F : Swell factor (termasuk kehilangan selama pengangkutan)

18 February 2015 ZAIN 240


V. BORROW AREA & QUARRY
Perhitungan Alokasi Material Yang Diperlukan Dari
Quarry dan Borrow Area

Diagram Alokasi Material

18 February 2015 ZAIN 241


IV. PEKERJAAN GALIAN DAN PERBAIKAN PONDASI

Pengeringan Sumber Air pada Permukaan Pondasi


• Apabila sumber airnya kecil sekali
Apabila sumbernya kecil-kecil (< 50 cm2) ditanggulangi dengan cara langsung ditimbun dengan material
yang baik.
Apabila titik-titik sumber banyak (lebih besar 50 cm2) maka, sumber-sumber tersebut dikumpulkan dan
dipusatkan ke satu tempat dengan membuat sumuran pipa beton 20 cm, kemudian timbunan
dilaksanakan di sekeliling pipa tersebut.
• Apabila sumber airnya agak besar
Titik-titik sumber air banyak dan agak besar, maka titik-titik sumber dialirkan ke satu tempat yang telah
disiapkan dengan sumuran yang berpipa beton 40 cm, pipa-pipa sumuran tersebut dapat disambung
ke atas sampai mencapai tinggi muka air sumber sudah konstan (tidak naik lagi).
Setelah tinggi air konstan (tidak naik lagi) air dalam sumuran di pompa keluar di ganti dengan kerikil
dan bagian atasnya ditutup dengan beton dan akhirnya di grouting.
• Apabila sumber besar sekali
Seperti pada penjelasan point diatas, tetapi pipa beton diganti dengan drum, sebab :
• Drum mudah disambung keatas dengan las (welding) sehingga tidak akan bocor baik
selama menimbun maupun selama grouting, sehingga timbunan sekitar drum dalam kondisi
kering.
• Cara perbaikan lebih mudah dan ringan apabila rusak karena gangguan alat-alat besar
(buldoser/ truk) dari pada pipa beton.

18 February 2015 ZAIN 242


Piezometer Pipa Tegak

18 February 2015 ZAIN 243


Piezometer Hidrolik

18 February 2015 ZAIN 244


Piezometer Pneumatik

18 February 2015 ZAIN 245


Sel Tekanan Tanah Pneumatik/Hydraulic

18 February 2015 ZAIN 246


Ekstensometer

18 February 2015 ZAIN 247


Inklinometer

18 February 2015 ZAIN 248


VII. SISTIM INSTRUMENTASI

Persiapan Pengadaan Instrumen


• Tanggung Jawab Pengadaan
Yang terbaik adalah pengadaan instrumen oleh Kontraktor pelaksana dengan
penunjukan sub-kontraktor spesialis instrumen, karena tanggung jawab Kontraktor
sudah jelas tersebut di dalam kontrak.
• Spesifikasi Umum
Spesifikasi umum harus mencantumkan semua keterangan yang jelas mengenai
instrumen yang dimaksud untuk menghindari kekeliruan pengadaan instrumen.
Spesifikasi umum yang mencantumkan nama merek/ brand name dan nomor seri
model akan lebih mengacu kepada instrumen yang dimaksud dan menghindari
kekeliruan atau penggantian instrumen yang dimaksud dalam pengadaan.

• Penetapan Harga Kontrak


Penetapan harga instrumen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pelelangan dengan penetapan
harga terendah dan dengan negosiasi harga.
Yang terbaik adalah penetapan harga instrumen oleh Kontraktor/sub kontraktor dengan negosiasi
harga yang diawasi oleh Direksi dan Konsultan supervisi.
Direksi dan Konsultan dapat mengawasi langsung mengenai kualitas dan harga instrumen.

18 February 2015 ZAIN 249


VII. SISTIM INSTRUMENTASI

Persiapan Pengadaan Instrumen

• Spesifikasi Teknik
Spesifikasi teknik berisi tentang keterangan kebutuhan instrumen,
detail instrumen, tanggung jawab pengadaan, kalibrasi dipabrik
dan dilapangan, dokumen dan manual yang harus diserahkan,
kondisi lapangan (suhu udara, hujan, aliran air, berdebu, lumpur,
timbunan batu atau tanah, suply tenaga listrik, jalan hantar),
kebutuhan material, peralatan, sparepart, checklist rencana mutu,
jadwal dan masa tenggang waktu pengiriman, penyerahan contoh
dan cara pembayaran.

18 February 2015 ZAIN 250


VII. SISTIM INSTRUMENTASI

Prosedur Pemasangan Instrumen

• Lokasi Pemasangan Instrumen


Lokasi penempatan pemasangan instrumen telah tertera di gambar desain,
namun pada pelaksanaan pemasangan lokasi tersebut dapat diubah sesuai
kondisi lapangan saat konstruksi, dengan persetujuan Direksi.
Lokasi pemasangan instrumen dipilih dimana pembacaan/pengambilan data
dapat dilakukan dengan mudah

18 February 2015 ZAIN 251


VII. SISTIM INSTRUMENTASI

Prosedur Pemasangan Instrumen

• Pemasangan Instrumen
Pemasangan instrumen menurut lokasi dijelaskan sebagai berikut :
a. Pemasangan Pada Lokasi Permukaan Tanah
b. Pemasangan Pada Lubang Bor
(1) Penyesuaian Pada bagian Komponen Instrumen
(2) Kebutuhan Lubang Bor
(3) Metode Pelaksanaan Pengeboran
c. Pemasangan Pada Urugan
d. Pemasangan Pada Galian di bawah Permukaan Tanah

18 February 2015 ZAIN 252


VII. SISTIM INSTRUMENTASI

Pembacaan Instrumen

• Pembacaan Awal Instrumen


Pembacaan awal dilakukan dalam 4 tahap, yaitu :

1. Pembacaan pertama yang merupakan bagian dari uji penyerahan,


minimal 2 kali pembacaan.
2. Pembacaan harian yang dilakukan setiap hari hingga menunjukkan
pembacaan yang stabil.
3. Pembacaan formal, yaitu pembacaan resmi setelah stabilitas pertama
tercapai.
4. Pemantapan atau stabilisasi, yaitu beberapa hari setelah pembacaan
formal sampai pembacaan menunjukkan kecenderungan yang benar-
benar stabil

18 February 2015 ZAIN 253


VII. SISTIM INSTRUMENTASI
Contoh Prosedur Pembacaan/Pengamatan Instrumen
• Pisometer :
a). Hubungkan vibrating wire pisometer (VWP) pada VWP indikator dengan
mengikatkan penjepit di jumper leading dengan warna yang sama
b). Pilih range 1,4 – 3,5 kHz dengan menekan tombol
c). Baca frekuensi dan temperatur untuk memonitor pisometer dengan tombol data
d). Catat hasil pembacaan frekuensi (Hz) dan temperatur (oC) tuliskan ke blangko
data.
Masing-masing data dari kalibrasi juga diisi ke blangko data.
e). Proses data

Tekanan air didapat dari rumus :


Po = AL2 + BL + C
Pt = 0,7043 K (T - RTD)
P = Po – Pt
dimana :
Po : tekanan yang dihitung (mH2O)
L : pembacaan frekuensi (Hz)
A,B,C: faktor manual yang disebutkan pada lembar kalibrasi untuk masing2 alat
Pt : koreksi tekanan akibat suhu (mH2O)
K : koefisien suhu dari lembar kalibrasi (Psi/oC)
T : pembacaan suhu (oC)
RTD : kalibrasi suhu dari lembar kalibrasi (oC)
P : tekanan yang telah dikoreksi (mH2O).

18 February 2015 ZAIN 254


VII. SISTIM INSTRUMENTASI

Pembacaan Rutin Instrumen

Pembacaan rutin instrumen dilaksanakan dengan frekuensi


sesuai dengan kebutuhan dan atau kondisi bendungan.
Sedangkan metoda pembacaannya bisa dilakukan secara
manual sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dan atau
dengan menggunakan sistim penginderaan jarak jauh atau
sistim telemetri.

18 February 2015 ZAIN 255


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Persiapan
• Pengukuran, Pemetaan dan Patok BM (Benchmark)
• Pemasangan Patok & Bowplank

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah


• Jenis bangunan pelimpah
• Pekerjaan Galian :
Galian terbuka, galian tertutup
• Pekerjaan Perbaikan Pondasi :
Permukaan, Dental Concrete, Bawah pemukaan, consolidation grouting,
• Pekerjaan Drainasi Pondasi :
Pemasangan pipa drainase

18 February 2015 ZAIN 256


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah

• Penyiapan Material
Sarana yang diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan pembetonan adalah sebagai
berikut :
1. Pengadaan material, transportasi, dan penyimpanan material : peralatan
dan fasilitas untuk penyediaan material disesuaikan dengan jadwal
pelaksanaan, volume pekerjaan dan efisiensi peralatan.
2. Sarana penyediaan material agregat beton dan semen disiapkan dengan
seksama yang terdiri dari pemecah batu/crushing plant, penyaring
agregat/sieving plant, pencuci agregat/washer plant, pengadaan material
pasir/sand mill & grading plant, tempat penyimpanan agregat dan
penyimpanan semen.
3. Sarana pencampuran dan produksi beton disiapkan dengan seksama
yang terdiri dari pencampuran beton/batching plant, alat transportasi
dengan truck mixer, jalan kerja, pompa beton.

18 February 2015 ZAIN 257


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah

• Pekerjaan Pembetonan
Pekerjaan pembetonan harus dilaksanakan dengan metode pelaksanaan
yang baik agar dapat dihasilkan beton berkualitas dan dimensi bangunan
sesuai rencana
• Pelaksanaan lantai kerja
• Pelaksanaan pembetonan lapis horisontal
• Pelaksanaan sambungan horisontal
• Perawatan beton

18 February 2015 ZAIN 258


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP
Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah
• Pekerjaan Pembetonan
Pengawasan di tempat pencampuran beton (batching pant) :
1. Pemeriksaan setiap campuran beton (mix proportion) sudah sesuai dengan kelas beton
(K225, K175 dll) dan uji campuran beton yang sudah disetujui serta material semen, pasir,
kerikil, aditif dan air sudah diuji dan disetuji oleh Direksi
2. Pemeriksaan kondisi skala timbangan material semen, agregat, air dan aditif serta kalibrasi apakah
masih memenuhi sarat
3. Pencatatan waktu pencampuran , volume betan dan kondisi cuaca
4. Kondisi agitator truk, kecepatan putaran, tangki air penuh
5. Pengawas batching plant harus selalu berkomunikasi dengan pengawas pengecoran beton untuk
memastikan kondisi slump, suhu, berat campuran beton dan pengambilan benda uji kubus atau
silinder. Selang waktu pengiriman harus disesuaikan dengan kondisi pengecoran agar tidak terjadi
waktu tunggu yang lama atau kedatangan agitator truk terlalu cepat.
6. Pembuatan laporan harian yang mencakup :
a. Produksi batching plant dan material beton yang terbuang /tidak terpakai
b. Jumlah semen, agregat, air dan aditif yang dipakai setiap campuran
c. Volume setiap pencampuran beton dalam m3.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pencampuran
e. Nomor Agitator truk yang mengangkut campuran beton
f. Jarak angkut dan waktu yang diperlukan

18 February 2015 ZAIN 259


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP
Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah
• Pekerjaan Pembetonan
Pengawasan pekerjaan dilokasi pembetonan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan perbaikan pondasi, drainasi dan pembersihan permukaan sudah sempurna
atau masih perlu perbaikan lagi.
2. Pemasangan cetakan untuk lantai kerja / lean concrete sesuai dengan batas blok
pembetonan yang akan dilaksanakan.
3. Lantai kerja sudah dilakukan dengan campuran beton K125 setebal 10 cm dengan
pemadatan memakai alat vibrator, sebelumnya diratakan dengan mortar.
4. Pemasangan penulangan harus diperiksa diameter, jarak antara tulangan, jarak dengan
tepi dalam cetakan beton, ikatan kawat beton/bendrat dan bebas karat serta
kebersihannya.
5. Pemasangan waterstop, joint filler dan dowel bar pada setiap sambungan kontruksi /
construction joint harus dipasang sesuai dengan gambar.
6. Pelaksanaan cetakan beton/form work harus terpasang kuat dan permukaannya bersih,
dengan dimensi dan bentuk sesuai dengan gambar konstruksi.
7. Material campuran beton yang terdiri dari semen, pasir, kerikil, air dan bahan
tambahan/additive harus sudah diuji dan disetujui oleh pengawas dan Direksi.
8. Uji campuran beton (trial concrete mix proportion) sudah dilaksanakan untuk setiap kelas
campuran beton (K225 atau K175) dan kuat tekan beton umur 14 hari dan 28 hari diuji
dilaboratorium.

18 February 2015 ZAIN 260


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah


• Pekerjaan Pembetonan
Pengawasan pekerjaan dilokasi pembetonan sebagai berikut :
9. Paralatan yang akan dipakai harus disiapkan dengan cermat dan siap pakai, antara lain
truck mixer, pompa beton, pemadat/vibrator, bucket, talang / chute, tenda untuk lindungan
hujan
10. Pemeriksaan permukaan beton terdahulu lapis horisontal dan vertikal harus bersih dan
basah.
11. Pengambilan benda uji beton berbentuk kubus 15 cm x 15 cm x 15 cm atau silinder 15 cm
x 30 cm dan pengujian slump beton harus dilaksanakan pada saat akan pengecoran.
12. Tinggi jatuh campuran beton ketempat pengecoran tidak boleh terlalu tinggi, agar tidak
terjadi segregasi campuran beton. Campuran beton yang dilewatkan talang/chute tidak
boleh didorong dengan alat vibrator
14. Pemadatan tiap lapis dimulai dari satu sisi dilanjutkan dengan menerus dan dipadatkan
dengan vibrator secara merata.
15. Pematangan/perawatan beton (curing ) menerus selama 14 hari.

18 February 2015 ZAIN 261


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pelimpah

• Pekerjaan Pembetonan
Macam uji material dan beton dan standar pelaksanaan sebagai berikut :
1. Pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar. SK SNI M-08-1989-F
2. Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar. SK SNI M-09-1989-F
3. Pengujian abrasi dengan metode Los Angeles JIS A1121-1976
4. Pengujian kekerasan agregat dengan sodium sulfat JIS A1122-1976
5. Pengujian volume partikel lunak pada agregat JIS A1124-1976
6. Pengambilan contoh beton JIS A1115-1975
7. Pengujian analisis komposisi campuran beton JIS A1112-1975
8. Pengujian slump beton. SK SNI M-12-1989-F
9. Pengujian berat isi beton SK SNI M-13-1989-F
10. Pengujian kuat tekan beton SK SNI M-10-1989-F

18 February 2015 ZAIN 262


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pengambilan

• Jenis Bangunan Pengambilan


1. Bangunan pengambilan sandar miring (inclined )
2. Menara pengambilan (intake tower)
3. Saluran pengambilan

• Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengambilan Sandar Miring


• Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Menara Pengambilan
• Pelaksanaan Penggalian Terowong (Underground Excavation)
Urutan pelaksanaan sebagai berikut :
a) Persiapan alat-alat bor
b) Pengeboran
c) Pengisian lubang-lubang dengan bahan peledak
d) Peledakan
e) Ventilasi untuk mengeluarkan debu
f) Pengangkatan hasil peledakan
g) Pengeluaran air tanah
h) Pemasangan konstruksi pendukung

18 February 2015 ZAIN 263


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pengambilan

• Pelaksanaan Penggalian Terowong (Underground Excavation)


Methode Penggalian
- Full Face Method
- Heading & Bench Cut Method
- Pilot Drift Method
Pola Pengeboran
Peledakan (Blasting)
Ventilasi
Pengeluaran Batuan Hasil Peledakan
Perkuatan pada Dinding-Dinding Terowongan

18 February 2015 ZAIN 264


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pengambilan

• Pembetonan Terowongan
Pembetonan dilaksanakan dengan metode menerus dengan tahap-tahap
pekerjaan adalah :
a) Galian bagian lantai/Invert Excavation
b) Pengukuran kembali penampang galian
c) Pemasangan pembesian
d) Pemasangan shutter (cetakan beton yang menerus)
e) Melaksanakan pembetonan
f) Pembongkaran dan pemasangan rel berikutnya
g) Pembongkaran dan pemasangan shutter

18 February 2015 ZAIN 265


VIII. PELAKSANAAN BANGUNAN PELENGKAP

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Pengambilan

• Pembetonan Terowongan
Masalah-masalah seringkali timbul pada pelaksanaan :
· Ruang kosong antara shutter dengan batuan galian pada waktu pembukaan
shutter masih dijumpai concrete yang tidak terisi
Sebabnya kurang kontrol pada waktu pembetonan terutama bagian puncak
dan pemadatan secara manual
· Kurang menyatunya antara beton lama dan beton baru (cold joint), karena
pembetonan dilaksanakan tidak menerus, hari libur panjang, juga antara
beton lama dan beton baru perlu dichipping.
· Honey comb (bekas gelembung udara) dan segregation (pemisahan material)
yang disebabkan kurangnya pemadatan dalam pelaksanaan dan kurang
lamanya pengadukan di batching Plant

18 February 2015 ZAIN 266


XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Komponen Proyek
• Bangunan permanen yang harus dibangun dari suatu proyek pembangungan waduk/bendungan
adalah:
Bendungan berikut bangunan pelengkapnya antara lain bangunan pelimpah, bangunan pengambilan
(intake) berikut gedung pengatur pintu dan katup
- Bangunan gedung pengendali instrumentasi (instrumentation control building)
- Power house, switchyard dan menara transmisi tegangan tinggi
- Jalan akses, instalasi listrik dan telekomunikasi dan fasilitas lainnya.
• Bangunan sementara
Bangunan yang dibangun dan dimanfaatkan selama dalam pelaksanaan proyek saja, dimana setelah
peleksanaan proyek selesai bangunan tersebut harus dibongkar. Bangunan ini harus diusahakan
diminimalkan terhadap kerusakaan lingkungannya. Bangunan sementara ini antara lain:
- Instalasi pemecah batu (crushing plant)
- Instalasi pengadukan beton (batching plant)
- Instalasi pencuci pasir (sand washing plant)
- Instalasi kantor kontraktor berikut rumah sementara bagi karyawan kontraktor.
- Instalasi bengkel mesin dan listrik serta gudang lapangan.
- Instalasi pengepulan kendaraan (motor pool) dan stasiun bahan bakar pelumas untuk operasi
alat alat berat
- Instalasi pengolahan & pertukangan kayu untuk pekerjaan bekisting
- Instalasi penyediaan listrik generator set (genset)
- Instalasi penyimpanan bahan peledak
- Dan bangunan lain yang memang diperlukan selama dalam pelaksanaan proyek

18 February 2015 ZAIN 267


XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Komponen Proyek

• Disamping bangunan permanen dan sementara, juga ada komponen proyek


yang bukan bangunan yang harus diminimalkan pengaruhnya terhadap
kerusakaan lingkungannya antara lain:
- Tempat penambangan batu (Quarry)
- Tempat penambangan tanah (borrow area)
- Tempat pembuangan hasil galian (disposal area).
- Jalan hantar (hauling road) dan jalan pelaksanaan (construction road)

18 February 2015 ZAIN 268


XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Komponen Lingkungan

Dampak negatif yang mungkin terjadi pada saat pelaksanaan proyek berlangsung antara lain :
• Debu debu yang diakibatkan oleh kendaraan yang mengangkut peralatan, bahan & barang
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat disekitar pelaksanaan proyek
• Pengerahan tenaga kerja yang kurang peduli dengan masyarakat setempat dapat
menimbulkan kecemburuan social,
• Akibat genangan air waduk akan timbul pembusukan pepohonan sehingga mengubah
qualitas air yang keluar dari waduk yang biasanya berbau busuk menyengat dan berwarna
hitam
• Apabila proyek dapat melibatkan sebagian tenaga kerja dari penduduk setempat, akan dapat
mencegah terjadinya keresahan masyarakat dan kecemburuan social serta efek negatif
lainnya.
• Untuk mencegah masalah negatif terhadap masyarakat setempat pihak proyek maupun
kontraktor perlu menjalin hubungan baik dengan pemerintah setempat baik tingkat desa,
kecamatan dan kabupaten stempat.

18 February 2015 ZAIN 269


XI. PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Penghijauan Dalam Rangka Perbaikan & Penataan Lingkungan

(1) Penghijauan pada ex borrow area, quarry


& spoil bank
(2) Penghijauan pada ex fasilitas kerja
(3) Penghijauan pada areal sabuk hijau
(green belt)
(4) Landscaping di sekitar bangunan fasilitas
O&P
(5) Kebun koleksi tanaman asli yang ada di
sekitar proyek (arboretum)

18 February 2015 ZAIN 270


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK

Umum

Pada saat dan setelah pengisian waduk, kondisi tubuh


bendungan, pondasi, tebing tumpuan dan bangunan
pelengkap akan mengalami perubahan yang signifikan.

Perilaku dan perubahan bangunan tersebut harus


dipantau dan diamati oleh inspektur atau operator waduk
dan dicermati apakah ada perubahan yang abnormal.

18 February 2015 ZAIN 271


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK
Sistim Pemantauan
Sistim pemantauan keseluruhan bendungan dan waduk dilaksanakan seperti dibawah ini :
1. Kondisi umum :
Permukaan air waduk dan ombak, angin dan kondisi cuaca, kejadian tidak seperti biasa
2. Akses yang dipakai dalam kondisi darurat :
Jalan ke bendungan dan waduk, jalan atau jalan setapak ke instrumen, potensi terjadinya
longsoran ke jalan tersebut.
3. Kondisi tubuh bendungan :
- Kemiringan hulu : tanda-tanda adanya pergerakan pada kemiringan hulu, kerusakan oleh
binatang, kondisi lindungan lereng, erosi lereng, tumbuhan dilereng dan kondisi yang terjadi
tidak biasanya.
- Puncak Bendungan : tanda-tanda pergerakan (penurunan, pergerakan lateral), retakan
permukaan, erosi permukaan, tinggi jagaan, tumbuhan.
Kemiringan hilir : tanda-tanda adanya pergerakan pada kemiringan hulu, kerusakan oleh
binatang, kondisi lindungan lereng, erosi lereng, pohon yang tumbuh dilereng, kondisi aliran
rembesan/seepage, saluran drainasi, kondisi permukaan tanah dikaki bendungan
- Tebing tumpuan : rembesan, retakan, sambungan, penurunan bidang, longsoran,
tumbuhan, tanda pergerakan
4. Kondisi daerah sekitar bendungan :
Daerah pengaliran sungai/catcment area : tipe dari daerah aliran, perubahan tata guna
lahan / land use
- Kondisi waduk : potensi ketidak stabilan di lereng waduk, lokasi rendah disekitar waduk
yang dikaitkan dengan potensi banjir, sedimentasi, volume longsoran yang masuk waduk,
tumbuhan di waduk.
18 February 2015 ZAIN 272
X. PENGISIAN PERTAMA WADUK
Sistim Pemantauan
Sistim pemantauan keseluruhan bendungan dan waduk dilaksanakan seperti dibawah ini :

5. Bangunan pelengkap :
Struktur beton (retakan, pergeseran sambungan, rembesan), peralatan hidromekanikal,
sistim kontrol.

6. Instrumentasi :
Kondisi pengoperasian dan hasil pembacaan bermacam instrumen akan dievaluasi dan
merupakan masukan kepada team keamanan bendungan untuk bahan pertimbangan
bendungan tersebut aman atau tidak aman. Macam instrumen adalah : pemantauan
rembesan, pisometer pondasi, pisometer timbunan, pisometer galeri, earth preassure cell,
inklinometer/vertikal settlement, crest settlement dan surface movement point, patok
referensi, pergerakan struktur bangunan, seismometer dan instrumen lainnya.

18 February 2015 ZAIN 273


X. PENGISIAN PERTAMA WADUK

Pemantauan Dan Penilaian Data Instrumen

• Pemeriksaan Data Pengamatan


Pemantauan intrumentasi pada bendungan digunakan untuk mengevaluasi sifat dan perilaku
bendungan selama pembangunan , pengisian waduk pertama dan pengoperasian waduk jangka
panjang sehingga kesinambungan jaminan keamanan bendungan dapat dicapai
Jika dalam pengamatan terdapat data yang abnormal, maka untuk mengevaluasi data secara
sistimatik dan mancari penyebabnya, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a). Periksa apakah data tersebut konsisten dengan trend jangka panjang atau hasil
pengamatan sebelumnya
b). Periksa apakah data tersebut konsisten mendekati hasil pengamatan dan hasil inspeksi
visual
c). Periksa apakah data tersebut konsisten dengan pengamatan jangka panjang pada
bendungan lain
d). Periksa apakah ada kejadian khusus, seperti gempa bumi, hujan deras dan banjir pada saat
pengukuran instrumen.

• Pengamatan Rembesan
Indikasi pertama dari suatu permasalahan potensial dapat dilihat dengan adanya suatu perubahan
jumlah rembesan dan kandungan zat padat dalam debit air.

18 February 2015 ZAIN 274


18 February 2015 ZAIN 275
18 February 2015 ZAIN 276
18 February 2015 ZAIN 277
18 February 2015 ZAIN 278
18 February 2015 ZAIN 279

Anda mungkin juga menyukai