Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1. INFORMASI PROYEK

DATA KONTRAK
Nama paket : PEMBANGUNAN JALAN SARANGAN - CEMOROSEWU
Nama penyedia jasa : PT. NUSANTARA MAKMUR SADHANA

No kontrak : 03/KTR/BANG/LNM-APBN/XI/2008

Tanggal kontrak : 20 Nopember 2008

Masa pelaksanaan : 347 ( Tiga ratus empat puluh tujuh ) hari kalender

Nilai kontrak : 10.494.713.000.00

Lokasi proyek : Kabupaten Magetan

Sumber dana : APBN TA 2008/2009

2. DATA TEKNIS
A. Nama : PEMBANGUNAN JALAN SARANGAN - CEMOROSEWU

B. Lingkup Pekerjaan :
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
3. Galian Biasa
4. Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 meter
5. Galian Struktur dengan Kedalaman 2-4 meter
6. Timbunan Pilihan
7. Lapis Pondasi Agregat Klas A
8. Lapis Pondasi Agregat Klas B
9. Lapis Resap Pengikat
10. Lapis Perekat
11. Lapis Resap Pengikat
12. Laston Lapis Aus (AC-WC)
13. Laston Lapis Antara (AC-BC)
14. Beton K - 350
15. Perancah
16. Baja Tulangan Polos U-24
17. Baja Tulangan Dia Ulir 39
18. Baja Struktur Ttk. Leleh 3500 Kg/cm3
19. Penyediaan dan Pemasangan
20. Pengangkutan Jembatan Rangka Baja
21. Pengangkutan Bahan Jembatan
22. Pasangan Batu
23. Expansion Joint Tipe Torma
24. Perletakan Elastomerik Jenis 2 (400x600x60)
25. Sandaran Jembatan Baja
26. Papan Nama Jembatan
BAB II
SUMBER DAYA PROYEK

1. Man power
I. Drektur

• Bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknik yang
tercantum dalam Surat Perjanjian Pemborongan.
• Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan.
• Melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Pengguna Jasa.
• Menandatangani :
- Kontrak

- Sertifikat bulanan

- Berita Acara

II. General Superintendent


a. Bertanggung jawab atas :

• Terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai rencana yang telah


ditetapkan
• Tersedianya bahan, alat, dan tenaga untuk menunjang penyelesaian pekerjaan
seperti yang telah direncanakan
• Tersedianya daftar kemajuan dari setiap pekerjaan beserta kebutuhan biaya
secara periodik
• Terlaksananya proses penagihan MC tepat waktu
b. Tugas – Tugas dan Wewenang :

• Melaksanakan kegiatan pekerjaan yang telah dibebankan kepadanya sesuai


rencana yang telah ditetapkan
• Mengatur, mengkoordinir, dan menjamin tersedianya bahan, alat, dan tenaga
agar menunjang penyelesaian pekerjaan sesuai rencana
• Menyediakan daftar kemajuan setiap pekerjaan beserta kebutuhan biaya
secara periodik, disertai dengan pemantauan dan evaluasi terhadap setiap hasil
dari kemajuan pekerjaan
• Membuat dan mengajukan daftar keperluan biaya pekerjaan
• Mengesahkan pengeluaran dana sebatas wewenang yang telah diberikan
• Membuat rencana program kerja mingguan berdasarkan rencana yang sudah
ada dan disetujui
• Membuat usulan-usulan alternatif perbaikan metode kerja agar bisa lebih
praktis dan efektif
III. Highway Engineer
Tugas dan Tanggung jawab :

• Pengadaan alat, material, dan tenaga.


• Menyusun dan memperbarui schedule phisik, time schedule, dan Network
Planning penyediaan bahan, alat, tenaga kerja, serta Cash Flow proyek
• Mengkoordinasi dan memberi bimbingan kepada para pelaksana agar
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat spesifikasi
teknik serta petunjuk dari Direksi Lapangan
• Memonitor dan menyusun laporan baik gambar maupun volume pekerjaan
dalam rangka untuk pengendalian tagihan prestasi
• Terselenggaranya pengendalian mutu, waktu, biaya, serta tercapainya rencana
program kerja sesuai dengan yang telah direncanakan
• Melaksanakan semua instruksi yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan
 Mendata tiap-tiap kemajuan pekerjaan untuk dijadikan laporan kemajuan
proyek
 Menyelenggarakan dan menyusun laporan baik volume maupun gambar –
gambar dari kemajuan proyek
 Memberikan masukan kepada GS tentang perubahan metode, bahan, dan alat,
serta tenaga kerja dan kebutuhan dana (cash flow)
IV. Bridge Engineer

V. Quality Engineer
Tugas dan Tanggung jawab :

• Pengendali mutu / kualitas pekerjaan di lapangan agar tidak terjadi kegagalan


konstruksi
• Bersama-sama direksi melaksanakan mix design untuk jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan di lapangan
• Membuat check list material on site yang berkaitan dengan kualitas yang
sudah disyaratkan dalam spesifikasi
• Membuat laporan kualitas pekerjaan dengan hasil test harian / pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
• Melaksanakan instruksi dari direksi lapangan yang berkaitan dengan
masalah mutu pekerjaan
• Bertanggung jawab kepada General Superintendent
VI. Administrasi Teknik
Tugas dan Tanggung jawab :

• Membuat schedule, agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan jadwal waktu


yg ditetapkan.
• Menyiapkan
- MC. 0 dan MC. 100 beserta Back Up data pendukungnya

- Check List / monitoring lapangan

- Request

- Laporan harian / laporan mingguan

• Membuat laporan bulanan dan MC atas kemajuan pekerjaan dilampiri dengan


back up kuantitas.
VII. Administrasi Keuangan
Tugas dan Tanggung jawab :

• Pengaturan cash flow keuangan proyek.


• Penyelesaian keuangan proyek untuk :
- Upah tenaga

- Biaya pengadaan bahan / material

• Menyusun dan mengajukan permintaan dana untuk pembiayaan proyek secara


periodik berdasarkan cash flow yang sudah disusun
• Mengelola serta mendistribusikan dana sesuai dengan kebutuhan proyek
secara benar dan akurat
• Memonitor dan mengevaluasi semua tagihan proyek
• Membukukan semua pengeluaran biaya proyek secara rinci dan benar
• Bertanggungjawab kepada General Superintendent
VIII. Pelaksana
Tugas dan Tanggung jawab :

• Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar dan spesifikasi teknik serta petunjuk


Direksi Lapangan
• Melaksanakan semua instruksi Pengawas Lapangan.
• Menyiapkan data dan melaksanakan MC 0% dan MC. 100% serta As Built
Drawing.
• Menyiapkan tenaga kerja.
• Menyiapkan laporan harian, mingguan dan bulanan.
• Menyiapkan check list / monitoring lapangan.
• Bertanggungjawab terhadap mutu pelaksanaan pekerjaan.
• Memimpin dan mengarahkan para mandor agar mencapai hasil pekerjaan baik
kualitas, kuantitas, serta waktu yang sesuai dengan rencana program kerja
• Memonitor serta mengevaluasi hasil pekerjaan di lapangan, apakah telah
sesuai dengan rencana program kerja
• Bertanggungjawab kepada Koordinator Pelaksana.
IX. Quantity Surveyor
Tugas dan Tanggung jawab :
• Melaksanakan survey lapangan dan pengukuran (stake out) serta cross section
sebagai bahan utuk membuat Shop Drawing
• Menyiapkan data-data hasil pengukuran sebagai bahan untuk membuat MC.
0%, MC.100% dan Asbuilt Drawing.
• Menentukan titik duga dan lokasi pekerjaan di lapangan sesuai gambar
rencana dan instruksi dari Direksi Lapangan.
• Membuat estimasi lapangan dari hasil survey lapangan.
• Bersama-sama direksi lapangan menjalankan opname pekerjaan yang sudah
dilaksanakan di lapangan sebagai dasar untuk laporan kemajuan fisik
pekerjaan.
• Bertanggung jawab masalah kuantitas pekerjaan.
• Bertanggung jawab kepada coordinator pelaksana (Highway Engineer).
X. Logistik
Tugas dan Tanggung jawab :

• Menyiapkan material untuk kebutuhan proyek yang sesuai spesifikasi teknik


• Menyimpan stok material dan mendistribusikan material yang dibutuhkan
guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan
• Mendatangkan peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
proyek secara periodik sesuai dengan kebutuhan lapangan
• Memonitor pengiriman serta mengatur pemanfaatan bahan dan alat sesuai
dengan kebutuhan lapangan
• Membuat laporan penggunaan bahan secara rinci dan benar
• Bertanggungjawab kepada Pelaksana

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK


STRUKTUR ORGANISASI

General Superintendent

WIDODO, ST

HIGWAY ENGINEER BRIDGE ENGINEER

PURWANTORO, ST CIPTO UNTORO, ST

QUALITY ENGINEER KEPALA PELAKSANA QUANTITY ENGINEER

PRASETYO AGUNG ASIN BUDIONO WAWAN. S


NUGROHO, ST

PELAKSANA I PELAKSANA II

PRASETYO AGUNG EKA KARTONO, ST


NUGROHO, ST

2. Peralatan

1 Asphalt Mixing Plant


2 Asphalt Finisher
3 Asphalt Sprayer
4 Tandem Roller
5 Steel Vibrator Roller
6 Tyre Roller
7 Generator Set
8 Motor Grader
9 Wheel Loader
10 Excavator
11 Water Tanker
12 Jack Hammer
13 Crane on Track
14 Dump Truck
15 Dump Truck
16 Cold Milling Machine
17 Batching Plant
18 Concrete Mixer 0,3 - 0,6 m3
19 Vibrator Concrete

3. Material
 Material timbunan
 Agregat Kasar (batu pecah)
 Agregat Halus (pasir)
 Semen
 Kayu Perancah
 Besi Beton
 Kawat Bendrat
 Timbunan Pilihan
 Material LPA Kelas A
 Material LPA Kelas B
 Baja struktur
 Aspal
 Kerosine
 Filler

BAB III

MANAJEMEN PROYEK

Prosedur Administrasi Penyelenggaraan Proyek

1. Request for Approval (Ijin Mulai Kerja) :

Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengajukan request dengan format
yang telah disetujui. Request diajukan pada jam kerja dalam waktu paling lambat 1 x 24
jam sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan dan jika selama waktu maksimum 3 x 24 jam
sejak diterimanya request tersebut tidak ada tanggapan, maka penyedia jasa dapat
melaksanakan pekerjaan tanpa harus menunggu.

2. Tata cara pembuatan Drawing.

Shop Drawing.

 Harus dibuat sebelum memulai pekerjaan dan diajukan secara partial atau penuh.
 Harus dibuat Draft Shop Drawing guna percepatan pelaksanaan di lapangan,
dibuat dalam ukuran A3, harus ditandatangani General Superintendent, dan
disetujui oleh Project Offiser.

As Built Drawing

 Dibuat secara berskala sesuai hasil pekerjaan dan harus sudah selesai sebelum
PHO
 As Built Drawing ditandatangani oleh direktur, dan disetuji Pejabat Pembuat
Komitmen dan digandakan dalam ukuran A1 sesuai kebutuhan diserahkan ke
Pejabat Pembuat Komitmen paling lambat 14 hari setelah PHO.
3. Laporan-laporan
Laporan yang harus dibuat Penyedia Jasa antara lain adalah sebagai berikut :
 Laporan harian dengan format BHS, yang mana form untuk pengisian bahan
ditulis volume bahan terpasang.
 Laporan mingguan
 Laporan Bulanan
4. Foto Pelaksanaan
Foto pelaksanaan dibuat pada kondisi pekerjaan 0%, 50%, dan 100% diambil pada lokasi
dan latar belakang yang sama pada tiap 100,00 meter untuk badan jalan, sedangkan untuk
setiap item pekerjaan disesuaikan dan dibuat rangkap 3 (disusun didalam album).
5. Prosedur Pengajuan Sertifikat Bulanan (MC)
 Opname volume pekerjaan di lapangan dilakukan bersama-sama oleh Project
Officer dan General Superintendent, pada setiap periode (mingguan).
 Opname volume untuk pembayaran MC diakhiri pada setiap tanggal 22 dan MC
dibuat pada tiap tanggal 25 pada bulan bersangkutan dan jika bertepatan pada hari
libur maka disepakati menggunakan hari berikutnya, yang mana Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) harus sudah memberikan tanggapan setuju/tidak setuju atas
pengajuan MC tersebut.
 MC akan ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) jika disertai
dengan seluruh data-data pendukungnya seperti : BHS, Back Up Quality, Back
Up Quantity, Request dan Dokumentasi.
6. Papan Nama Proyek
 Papan nama proyek harus dibuat oleh Penyedia Jasa untuk dipasang di awal dan
akhir dari lokasi kegiatan serta harus terpelihara keberadaannya sampai dengan
penyerahan akhir (FHO)
BAB IV

KESELAMATAN KERJA ( K3 )

Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah
satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktifitas pekerjaan proyek. Oleh karena itu
kami (PT. NUSANTARA MAKMUR SADHANA) pada saat pelaksanaan pekerjaan UJI
COBA SKALA PENUH TEKNOLOGI PENANGANAN LONGSORAN JALAN DI
TANAH EKSPANSIF DI NGAWI - CARUBAN, demi kelancaran dan kenyamanan pada
saat pelaksanaan kami akan menerapkan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja
dilokasi pekerjaan dengan semaksimal mungkin.
PEKERJAAN
1. Pekerjaan Galian
 Terkena alat gali
Jarak antara penggali tidak boleh terlalu dekat
2. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
 Iritasi terkena debu galian
Pemakaian safety pada saat bekerja
 Terjadi kecelakaan oleh pengguna Jalan
Menyediakan petugas lalu lintasdan pemasangan rambu-rambu yang
cukup
3. Pekerjaan Timbunan
 Iritasi karena debu timbunan
Penggunaan masker dan kaca mata pengaman untuk tenaga lapangan
4. Lapis pondasi agregat kelas A
 Kecelakaan pada saat Dump Truck menurunkan agregat
Pengoperasian Dump Truck harus tenaga yang trampil
 Debu akibat agregat yang kering
Dilakukan penyiraman agregat yang telah dihampar
5. Pengecoran SLURRY
 Kecelakaan akibat concrete mixer
Pengecoran harus memakai perlengkapan sesuai ketentuan
6. Lapis Perekat (Tack coat)/Lapis resap pengikat
 Terkena percikan aspal
Penggunaan Kaca mata dan masker saat penyemprotan
7. Penghamparan AC-WC dan AC-BC
 Terkena percikan aspal Panas
Menjaga jarak tenaga dan alat
 Terluka akibat panasnya Hot mix
Pemakaian Sepatu Bood
8. Pekerjaan Pemasangan beton turap
 Kecelakaan akibat mengangkat/menempatkan unit
Pemasangan peralatan pengangkat harus memenuhi ketentuan
9. Pekerjaan Erection
 Kecelakaan akibat Crane/alat pengangkat
Penyediaan tangga, pelataran kerja tetap serta perlengkapan yang sesuai
ketentuan
BAB V
METODE PELAKSANAAN

Lingkup Pekerjaan :
1. Mobilisasi
2. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
3. Galian Biasa
4. Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 meter
5. Galian Struktur dengan Kedalaman 2-4 meter
6. Timbunan Pilihan
7. Lapis Pondasi Agregat Klas A
8. Lapis Pondasi Agregat Klas B
9. Lapis Resap Pengikat
10. Lapis Perekat
11. Lapis Resap Pengikat
12. Laston Lapis Aus (AC-WC)
13. Laston Lapis Antara (AC-BC)
14. Beton K - 350
15. Perancah
16. Baja Tulangan Polos U-24
17. Baja Tulangan Dia Ulir 39
18. Baja Struktur Ttk. Leleh 3500 Kg/cm3
19. Penyediaan dan Pemasangan
20. Pengangkutan Jembatan Rangka Baja
21. Pengangkutan Bahan Jembatan
22. Pasangan Batu
23. Expansion Joint Tipe Torma
24. Perletakan Elastomerik Jenis 2 (400x600x60)
25. Sandaran Jembatan Baja
26. Papan Nama Jembatan

 Mobilisasi

 Meliputi penyediaan lahan, kantor, bengkel, gudang untuk kantor kontraktor dan
penempatan peralatan dan bahan selama kegiatan pelaksanaan.
 Penyediaan fasilitas kantor seperti papan tulis, filing cabinet, meja dan kursi rapat,
alat transportasi, komunikasi dan sebagainya seperti tertuang pada kontrak
 Penyediaan alat penguji laboratorium sesuai pekerjaan yang dilaksanakan.
 Melaksanakan kegiatan administrasi dan rekaman proyek seperti rekayasa lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan, Back up, foto dokumentasi dan gambar
pelaksanaan (Shop Drawing dan Asbuilt Drawing)
 Mobilisasi dan Demobilisasi

 Pekerjaan Galian

a. Galian Biasa.
 Pengerjaan Galian biasa dengan menggunakan alat exavator, Wheel Loader dan truk
dengan ukuran disesuaikan dengan lapangan yang tertuang dalam rekayasa lapangan.
 Galian Biasa terdiri dari keprasan tebing berbatuan dengan kemiringan yang cukup
aman untuk tidak terjadi longsor dan galian pelebaran.
 Tanah Bekas Galian dibuang keluar lokasi lapangan dengan menggunakan truk
ketempat yang telah ditentukan.

b. Galian Struktur dengan Kedalaman 0-2 meter


 Pengerjaan Galian dengan mengunakan alat jack hammer / exavator, dengan
kedalaman 0 – 0.2 meter dengan lebar sesuai dengan kebutuhan yng tertuang dalam
rekayasa lapangan.
 Tanah Bekas Galian dibuang keluar lokasi lapangan dengan menggunakan truk
ketempat yang telah ditentukan.

 Timbunan Pilihan

 Pengerjaan timbunan pilihan dilakukan dengan menggunakan alat Excavator, Dump


truck, water tank truck dan alat pemadat.
 Material timbunan didatangkan dari luar lokasi pekerjaan dari jenis material urugan
yang sesuai sepesipikasi urugan pilihan atau telah disetujui oleh direksi.
 Pengerjaan dilakukan dengan cara menimbun sedikit demi sedikit lalu dipadatkan
lapis demi lapis sehingga urugan benar-benar padat.

 Lapis Pondasi Agregat Kelas A

 Pengerjaan dilakukan dengan menggunakan alat Buldozer, Dump truck, water tank
truck dan alat pemadat.
 Material didatangkan dari luar lokasi pekerjaan dari jenis material yang sesuai
sepesipikasi Aggregat Klas A atau telah disetujui oleh direksi.
 Pengerjaan dilakukan dengan cara menimbun sedikit demi sedikit lalu diratakan dan
dipadatkan lapis demi lapis sehingga benar-benar padat.
 Untuk mencapai kepadatan yang maksimal perlu dilakukan penyiraman secara merata
pada hamparan material secara merata dan secukupnya.

 Lapis Pondasi Agregat Kelas B


 Pengerjaan dilakukan dengan menggunakan alat Buldozer, Dump truck, water tank
truck dan alat pemadat.
 Material didatangkan dari luar lokasi pekerjaan dari jenis material yang sesuai
sepesipikasi Aggregat Klas B atau telah disetujui oleh direksi.
 Pengerjaan dilakukan dengan cara menimbun sedikit demi sedikit lalu diratakan dan
dipadatkan lapis demi lapis sehingga benar-benar padat.
 Untuk mencapai kepadatan yang maksimal perlu dilakukan penyiraman secara merata
pada hamparan material secara merata dan secukupnya.
 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

 Pelaksanaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) dengan menggunakan alat


Compresor, Asphalt Sprayer, truck dan alat bantu.
 Permukaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibersihkan dari segala macam
sampah dan debu dengan menggunakan alat Compresor.
 Aspal dicampur dengan minyak tanah dengan takaran sesuai sepesifikasi kemudian
dipanaskan pada suhu tertentu dan disemprotkan meratan dengan ketebalan yang
telah disyaratkan pada permukaan yang telah disiapkan.
 Permukaan jalan yang telah di Prime Coat didiamkan minimal selama satu hari baru
akan dihampar aspal.

 Lapis Perekat (Tack Coat)

 Pelaksanaan Lapis Perekat (tack Coat) dengan menggunakan alat Compresor, Asphalt
Sprayer, truck dan alat bantu.
 Permukaan yang akan dilaksanakan terlebih dahulu dibersihkan dari segala macam
sampah dan debu dengan menggunakan alat kompresor.
 Aspal dicampur dengan minyak tanah dengan takaran sesuai sepesifikasi kemudian
dipanaskan pada suhu tertentu dan disemprotkan meratan dengan ketebalan yang
telah disyaratkan pada permukaan yang telah disiapkan.

 AC – BC ( Laston Lapis Antara )

 Pelaksanaan AC – BC untuk meratakan dan menutup LPA.


 Pelaksanaan AC – BC dengan menggunakan alat AMP, Wheel Loader, Dump ruck,
Asphalt Finisher, Tandem Roller, Peneumatic Tire Roller Water Tang Truck dan alat
bantu.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada dua lokasi yaitu dilokasi Base camp yaitu
di unit pencampuran aspal dengan material di AMP dengan komposisi yang telah
ditetapkan pada jopmix formula dan Pelaksanaan hamparan dilapangan.
 Sebelum penghamparan, spatu (screed), Asphalt Finisher harus dipanaskan.
Campuran aspal dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi serta
bentuk melintang yang disyaratkan.
 Asphalt Finisher dioperasikan dengan kecepatan yang tidak akan meyebabkan retak
permukaan belahan atau bentuk ketyidakteraturan lainnya pada permukaan hamparan.
Atau kecepatan telah disetujui oleh direksi.
 Kemudian permukaan dipadatkan dengan alat pemadat beberapa lintasan dalam
keadaan suhu permukaan panas.
 Sebagai finishing permukaan dipadatkan dengan Peneumatic Tire Roller beberapa
lintasan sehingga padat dan kuat dan disiram air sehingga suhu permukaan menurun
dan keras.

 AC – WC ( Laston Lapis Aus )

 Pelaksanaan AC – WC dengan menggunakan alat AMP, Wheel Loader, Dump ruck,


Asphalt Finisher, Tandem Roller, Peneumatic Tire Roller Water Tang Truck dan alat
bantu.
 Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada dua lokasi yaitu dilokasi Base camp yaitu
di unit pencampuran aspal dengan material di AMP dengan komposisi yang telah
ditetapkan pada jopmix formula dan Pelaksanaan hamparan dilapangan.
 Sebelum penghamparan, spatu (screed), Asphalt Finisher harus dipanaskan.
Campuran aspal dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi serta
bentuk melintang yang disyaratkan.
 Asphalt Finisher dioperasikan dengan kecepatan yang tidak akan meyebabkan retak
permukaan belahan atau bentuk ketyidakteraturan lainnya pada permukaan hamparan.
Atau kecepatan telah disetujui oleh direksi.
 Kemudian permukaan dipadatkan dengan alat pemadat beberapa lintasan dalam
keadaan suhu permukaan panas.
 Sebagai finishing permukaan dipadatkan dengan Peneumatic Tire Roller beberapa
lintasan sehingga padat dan kuat dan disiram air sehingga suhu permukaan menurun
dan keras.
 Pekerjaan Beton

 Pelaksanaan Pekerjaan Beton mengunakan alat Concrete Mixer Vibrator Concrete


dan alat batu.
 Material didatangkan ke lokasi pekerjaan yang terdiri dari semen, agregate Halus
(pasir beton), agregate Kasar 2/3 dan air.
 Material dan air semen dicampur dengan perbandingan dan kekentalan sesuai
disyaratkan sehingga mencapai mutu beton sesuai kebutuhan dan sesuai dengan
Jopmix Formula Beton.
 Campuran Beton di tuang pada cetakan atau bagesting yang telah disiapkan dan
setelah baja tulangan terpasang, kemudian digetar dengan vibrator concrete dan
diratakan.
 Pemeliharaan (Curing) beton dilakukan dengan cara penggenangan air dan siraman
air selama umur beton yang disyaratkan.
 Selanjutnya pelepasan atau pembongkaran bagesting pada umur beton minimal 21
hari setelah pengecoran.

 Pekerjaan Pembesian

 Pelaksanaan pembesian dilakukan dengan tenaga manusia dengan menggunakan alat


dan bahan baja yang disyaratkan.
 Pelaksanaan pemasangan dan peletakan dan pemasangan harus benar karena dapat
mempengaruhi kuat beton bertulang yang diinginkan.
 Pemasangan dilakukan dengan cara merangkai yang diikat dengan kawat bendrat
sehingga pada waktu pengecoran peletakan baja tidak berubah.

 Baja Struktur
 Perakitan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja dengan peluncuran, dengan
pelaksanaan pemasangan bertahap.
 Menyiapkan dan menentukan titik pengukuran pada oprit jembatan untuk merakit
rangka jangkar, pengimbang untuk perakit bertahap dan menyediakan penyangga
untuk pemasangan rol perakit, rol peluncur dan rol pendaratan.
 Memasang Perancah dari besi siku yang dibentuk kremona untuk menyangga rangka
jembatan.
 Pemasangan perletakan jembatan pada elevasi dan posisi yang benar.
 Perakitan komponen baja yang harus sesuai dengan urutan pemasangan yang benar,
termasuk pemasangan baut penghubung, ring yang ditempatkan pada elemen-elemen
berputar dalam pengencangannya.
 Melaksanakan pendongkrakan dengan peralatan dongkrak hidrolik, sampai elevasi
yang benar untuk menyingkirkan balok-balok kayu sementara, rol penyambung dan
penyangga struktur rangka sebelum di turunkan pada posisi jembatan.
 Mebersihkan lingkungan jembatan dari material yang berserakan dan menjaga
keselamatan kerja para pegawai atau pekerja yang ada.

 Pasangan Batu
 Penyediaan Material yang dibutuhkan ke lokasi pekerjaan yang didatangkan dari luar
lokasi dan tenaga seperti tukang batu, operator dan pekerja.
 Pembuatan acuan/bouplang sesuai ukuran yang telah ditentukan pada gambar kerja
(shop Drawing)
 Pemasangan yaitu mortar di campur menggunakan alat pencampur concrete mixer
dengan spesi campuran yang telah ditentukan sesuai jopmix Formula dan dipasang
sedemikian rupa, hingga terbentuk suatu pasangan dengan dimensi sesuai dengan
kebutuhan.
BAB VI
KENDALA – KENDALA DAN CARA MENGATASINYA

KENDALA TEKNIS
 Struktur tanah di daerah cemorosewu tanah lunak susah dipadatkan
 Keadaan di lapangan musim penghujan dan pekerjaan kurang maksimal

BAB VII
PENUTUP
Demikian makalah yang saya buat ini dibuat secara garis besar. Mudah-mudahan dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai