Anda di halaman 1dari 83

MANDOR PEMBESIAN/

PENULANGAN BETON

1.1
DAFTAR MODUL
PELATIHAN : Mandor Pembesian / Penulangan Beton

KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI


NO.
1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian Dampak 1 Menerapkan UUJK, K3 dan ketentuan
Lingkungan pengendalian lingkungan kerja
2. RCF - 02 Standar dan Rencana Kerja Pembuatan 2 Menguasai rencana pembuatan
Pembesian / Penulangan Beton pembesian / penulangan beton sesuai
spesifikasi pembesian / penulangan
beton, gambar kerja, Instruksi Kerja
(IK) dan Schedule Kerja Proyek
3. RCF - 03 Jadwal kerja harian dan mingguan 3 Membuat jadwal (schedule) kerja
harian dan mingguan
4. RCF - 04 Prosedur dan teknik pembuatan dan
pemasangan pembesian / penulangan beton

A. Pekerjaan Persiapan 4 Melakukan Pekerjaan Persiapan


Pembesian / Penulangan Beton

B. Pembuatan dan Pemasangan Pekerjaan 5 Mengkoordinir dan mengawasi


Pembesian / Penulangan Beton pembuatan dan pemasangan
pembesian / penulangan beton
C. Pemeriksaan, Evaluasi dan Pelaporan 6 Memeriksa, mengevaluasi dan
pelaksanaan pekerjaan pembesian / melaporkan hasil pelaksanaan
Penulangan Beton pembuatan dan pemasangan
pembesian / penulangan beton
5. RCF - 05 Perjanjian Kerja dan Manajemen Untuk 7 Menguasai dan melaksanakan kontrak
Mandor / perjanjian kerja

1.2
PELATIHAN MANDOR PEMBESIAN/
PENULANGAN BETON

NOMOR MODUL :
RCF – 04
JUDUL MODUL

PROSEDUR DAN TEKNIK PEMBUATAN


DAN PEMASANGAN PEMBESIAN/
PENULANGAN BETON
1.3
NOMOR / JUDUL MODUL : RCF – 04 / PROSEDUR DAN TEKNIK
PEMBUATAN DAN PEMASANGAN PEMBESIAN
/ PENULANGAN BETON

TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)


Setelah modul ini dipelajari peserta mampu :
• Melakukan pekerjaan persiapan pembesian penulangan beton
• Mengkoordinir dan mengawasi pembuatan dan pemasangan pembesian/
penulangan beton.
• Memeriksa, mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan pembuatan dan
pemasangan pembesian / penulangan beton.

1.4
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS (TPK)
Setelah modul ini selesai dipelajari, peserta mampu :
1. Melakukan pekerjaan persiapan pembesian / penulangan beton
2. Mengerti mengenai bahan untuk pembesian
3. Mengerti mengenai peralatan untuk pembesian
4. Membuat daftar pemotongan besi beton dan perhitungan volume pekerjaan
5. Mengkoordinir dan mengawasi pemotongan dan pembengkokkan besi beton
6. Mengkoordinir dan mengawasi perangkaian / penganyaman dan penyetelan besi
beton.
7. Memeriksa pekerjaan pembesian / penulangan beton.
8. Membuat pelaporan dan evaluasi hasil pelaksanaan pembesian / penulangan beton.

1.5
PEKERJAAN PERSIAPAN
SURVEY AREA PEKERJAAN
Gudang penyimpanan material :
 Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah
 Per diameter disimpan terpisah
 Hindarkan kelamaan waktu penyimpanan
 Kemudahan transport material
 Besi beton disusun menurut kualitas dan ukuran
- Memudahkan pengambilan
- Memudahkan pengontrolan (cek jumlahnya)
- Mempercepat pekerjaan
 Tulangan diameter besar (lebih dari 16 mm) disimpan
dalam kondisi lurus.

A. 1.1
Workshop pembesian
 Luas ruangan harus sesuai dengan penempatana
bahan, komposisi alat dan banyaknya tenaga kerja
 Kemudahan transport material
 Komposisi alat berupa bar bender, bar cutter alat bantu,
dan lain-lain.

A. 1.2
Area pelaksanaan pekerjaan :
 Dilihat kesiapan pekerjaan sebelumnya, yaitu pekerjaan
bekisting dan formwork/ perancah.
 Dilihat aspek keamanan dan kesehatan lingkungan.
 Kemudahan transport material.

A. 1.3
Persiapan bahan, tenaga kerja dan peralatan

• Pengajuan dan persiapan bahan :


 Apabila fihak pelaksana Kontraktor memberikanjadwal
kerja harian/ mingguan yang berisi rencana volume
pekerjaan pembesian (dalam kg) per hari maka mandor
sebaiknya mengadakan pengecekan volume
 Pengecekan volume dari daftar pembengkokan besi dan
gambar lokasi pembesian
 Dari rencana volume pekerjaan per hari, maka Mandor
dapat mengajukan bahan yang dimaksud.
A. 1.4
• Penerimaan besi beton
 Diperiksa jenis/ mutu, diameter dan panjang besi
beton
 Dilapisi sertifikat atau tanda pemeriksaan
 Pemeriksaan visual terhadap karatan dan pelupasan
 Kelurusan batang-batang.

A. 1.5
• Pengajuan dan penyiapan tenaga kerja
 Dari skedul harian dan mingguan, dapat dilihat target
volume pembesian per hari selama satu minggu.
 Dari rencana kerja pembesian baik seluruh proyek
maupun target volume per hari, dapat dihitung
kebutuhan tenaga kerja baik jumlah maupun
kualifikasinya.
 Rencana penyiapan tenaga kerja diajukan kepada
pemberi pekerjaan.
 Sarana dan prasarana pekerja termasuk biaya
mobilisasi pekerja disiapkan. A. 1.6
A. 1.7
• Pengajuan dan penyiapan peralatan
 Dari skedul harian dan mingguan, dapat dilihat target
volume pembesian per hari selama satu minggu.
 Dari rencana kerja pembesian baik seluruh proyek
maupun target volume per hari dapat dihitung jumlah
dan jenis peralatan.
 Rencana penyiapan peralatan diajukan kepada
pemberi pekerjaan.
 Komposisi alat memegang peranan penting dalam
efisiensi kerja.

A. 1.8
A. 1.9
Penjelasan standar dan prosedur kerja
• Penjelasan spesifikasi
 Macam-macam bahan untuk pembesian
 Syarat pemotongan dan pembengkokan besi beton
 Syarat-syarat pemasangan dan penyetelan besi
beton
 Syarat-syarat selimut beton

A. 2.1
• Penjelasan standar pembesian
 Ukuran pembengkokan
 Sambungan tulangan
 Pemakaian ganjal/ spacers/ tahu beton
 Dan lain-lain sesuai atandar yang dipakai (misal PBI 71)

A. 2.2
A. 2.3
• Penjelasan Instruksi Kerja (IK)
 Merupakan prosedur sistem mutu di proyek
 Langkah-langkah pekerjaan yang tertulis di check
list, harus betul-betul dilaksanakan dan dicek
kebenarannya.
 Kriteria keberterimaan harus dipedomani agar
langkah pekerjaan tersebut dapat diterima

A. 2.4
A. 2.5
• Penjelasan gambar dan jadwal/ rencana kerja
 Jadwal kerja harian memuat lokasi pekerjaan sesuai
gambar kerja, rencana volume dan rencana waktu
pelaksanaan
 Pegangan untuk mandor dan tukang adalah :
- Gambar kerja pembesian sesuai lokasi
- Daftar pembengkokan dan pemotongan besi
- Spesifikasi dan standar pembesian

A. 2.6
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ……... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Jakarta, 18 September 2006


Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan
A. 2.7
Pelaksana
Bahan Pembesian

• Ada 2 jenis bagian beton :


1. Bagian beton polos/ plain, ukuran 6 mm – 25 mm
(Φ6 – Φ25) dengan mutu BJTP 24 (U24) dan BJTP
32 (U32)
2. Baja beton deform (ulir, ukuran 10 mm – 38 mm/
D10 – D38) dengan mutu BJTP 40 (U39) ke atas.
Kedua macam ini dapat ditemui dipasar dalam
bentuk batang maupun anyaman (wire mesh)

B. 1.1
• Baja beton polos dipakai pada tulangan plat beton,
angker, sambungan perkerasan jalan, sengkang dan
spiral kolom. Pada pemakaian, setiap ujung baja beton
harus dibengkok seperti kait. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar daya lekat tulangan terhadap beton.
• Baja beton ulir dipakai untuk tulangan pokok
suatustruktur beton. Pembengkokan ujung tulangan
cukup bentuk haak. Haak berfungsi memperpendek
panjang penyaluran gaya.

B. 1.2
Baja Polos :

Baja Deform :

B. 1.3
• Wire mesh adalah jaringan kawat baja tulangan beton
prefab yang pada titik pertemuan tulangan, dilas listrik
untuk mendapatkan shear resistant.
Mutu baja U50, diameter 4 mm – 10 mm.
Toleransi diameter : 4 mm – 6 mm = ± 0,10 mm
6 mm ke atas = ± 0,13 mm
Pemakaian wire mesh untuk lantai, dinding atau pipa,
dengan catatan beban yang ditahan struktur tersebut
adalah beban merata.

B. 1.4
Beberapa Keuntungan
pemakaian jaringan kawat
baja las :
a. Menjamin ketepatan
perhitungan struktur beton
karena JKBL diproduksi
sesuai Spec.
b. Mempercepat waktu
pelaksanaan
c. Pengawasan mudah
d. Bisa menghemat biaya
pasang dan biaya tak
terduga.
B. 1.5
• Kawat pengikat terbuat dari baja lunak, diameter
minimum 1 mm, tidak bersepuh seng.
• Pemakaian kawat pengikat untuk berkas tulangan yang
terdiri dari 2,3 dan 4 batang yang sejajar, diameternya
minimum 2,5 mm dan jarak pengikatan tidak boleh lebih
dari 24 kali diameter batang terkecil.

B. 1.6
Peralatan Pekerjaan Pembesian

• Alat mesin untuk pemotongan dan pembengkokan baja


beton :
- Mesin potong (bar cutter)
- Mesin bengkok (bar bender)
- Mesin las

B. 2.1
Bar Cutter

Bar Bender

B. 2.2
• Alat manual untuk pemotongan dan pembengkokan baja
beton :
- Alat pemotong besi
- Alat pembengkok besi (berupa meja dengan mal
pembengkok)
- Kunci penekuk
- Gunting kawat
- Meteran
- Kapur
- Cetok (untuk membuat tahu beton)

B. 2.3
Alat Pemotong besi
yang dikerjakan
dengan tangan

Gunting Paralel

Mesin Potong secara


Manual

B. 2.3b
B. 2.4
• Beberapa tips untuk pemakaian dan pemeliharaan
peralatan antara lain :
 Jaga peralatan selalu tajam dan bersih
 Segera perbaiki alat yang rusak
 Alat ditempatkan agar pelaksanaan pekerjaan bisa
lancar dan efisien.
 Pakai alat keamanan apabila bekerja.
 Simpan peralatan di tempatnya setelah selesai
bekerja.

B. 2.5
PEMBUATAN DAFTAR PEMOTONGAN/
PEMBENGKOKAN BESI
• Urutan pembuatan daftar pemotongan besi :
- Baca gambar rencana/ gambar kerja pembesian :
• Pertama dilihat gambar denah untuk meihat
lokasi pekerjaan
• Kemudian lihat gambar penampang pembesian

B. 3.1
 Dari gambar rencana pembesian tersebut dapat dilihat Daftar
Pembengkokan besi atau Bar Bending Schedule (BBS) atau
Beug Staat berisi uraian :
- Lokasi pekerjaan
- Diameter baja tulangan
- Banyaknya tulangan
- Panjang tulangan
- Berat tulangan
 Dari BBS tersebut bisa dibuat daftar pemotongan besi beton
yang berisi :
- Sisa batang
- Rencana dipakai dimana

B. 3.2
B. 3.3
Usahakan membuat kombinasi
bagian-bagian a, b, c dan
seterusnya, sehingga bagian
sisa sependek mungkin

• Pembuatan BBS sangat bermanfaat untuk :


 Gambar kerja bagi tukang pembesian
 Menghitung kebutuhan baja beton
 Rencana pengadaan baja beton (waktu dan jenis)
B. 3.4
• Perhitungan volume pekerjaan pembesian :
 Hasil kerja yang dihitung adalah :
 Besi penulangan utama
 Besi penahan susut
 Besi stek
 Besi sengkang
 Hasil kerja yang tidak dihitung :
 Besi sisa potongan
 Besi ganjal
 Kawat pengikat
 Ketentuan yang mengatur hal tersebut biasanya terdapat dalam
spesifikasi pekerjaan. Cara perhitungan dari Owner ke
kontraktor juga diterapkan pada perhitungan dari Kontraktor
kepada Mandor.
 Dari daftar pembegkokan besi dapat diketahui volume besi
yaitu panjang total x berat/m’ = berat total
B. 3.5
PEMOTONGAN, PEMBENGKOKAN DAN
GANJAL TULANGAN

• Tulangan beton terdiri dari tulangan pokok dan tulangan


pengikat (beugel)/ sengkang :
 Tulangan pokok berfungsi menahan gaya tarik yang
diakibatkan momen tertentu.
 Pada kolom atau balok yang paling mempengaruhi kuat
tariknya adalah luas permukaan baja yang dipakai,
bukan jarak, tetapi tetap harus diperhitungkan terhadap
lebar retak. Diameter minimumnya adalah 12 mm.
 Tulangan sengkang berfungsi menahan tegangan geser.
Yang paling mempengaruhi kekuatan sengkang adalah
diameter yang dipakai dan jarak antar sengkang.
B. 4.1
B. 4.2
Bentuk-bentuk umum pembengkokkan Tulangan

B. 4.3
B. 4.4
Beberapa kasus yang sering terjadi pada
pemasangan sengkang ganda adalah seperti
pada gambar dibawah ini :

B. 4.5
• Selimut beton melindungi besi beton dari pengaruh
cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas/
kebakaran. Karena itu, penting bahwa persyaratan
minimum selimut beton harus terpenuhi dengan
pemberian beton dekking atau tahu beton.

• Ganjal tulangan/ beton dekking/ spacers/ chair support


ada 4 macam bahan :
 Baja tulangan
 Beton
 Fibercement
 Plastik
B. 4.6
B. 4.7
B. 4.8
B. 4.9
• Penyambungan baja tulangan dapat dilakukan
dengan cara :
• Overlapping (sambungan dengan penyaluran)
• Pengelasan
• Alat penyambung (selongsong)
Biasanya dipelaksanaan dilakukan dengan
overlapping,sehingga perlu diperhatikan agar jarak
penyambungan jangan sampai kurang atau salah.

B. 4.10
B. 4.11
• Pemotongan tulangan
 Pemotongan berdasarkan daftar pembengkokan tulangan
 Rencana pemotongan didasarkan atas panjang baja tulangan di
pasaran, yaitu 12 m.
 Pemotongan harus direncanakan dengan baik agar sisa
potongan yang terbuang atau wastenya minimal.
 Pemotongan dilakukan secara manual maupun dengan mesin bar
cutter.

Batang-batang yang Meja


akan dibengkok Pembengkok

Lokasi
Penyimpanan
Penyimpanan
terpisah

Membundel batang-
Penandaan Pemotongan
batang lurus

Pembagian Lokasi Bangunan B. 4.12


• Pembengkokan tulangan :
 Pembengkokan dilakukan pada meja pembengkok
menggunakan kunci besi dari ukuran kecil sampai
besar. Kunci besi ada yang perlu ditambah
sambungan pipa agar tangan orang menjadi lebih
ringan.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pembengkokan berikut toleransi pemotongan dan
pembengkokan, perlu dicermati oleh mandor.
 Pembuatan kait pada tulangan dapat berupa kait
penuh, kait lurus dari kaitannya. Cermati standar
yang dipakai agar pembuatan kait baik bentuk
maupun panjang kait tidak menyalahi aturan yang
ada. B. 4.13
B. 4.14
 Pembengkokan dengan mesin bar bender
Keuntungannya :
 Dapat membengkokkan besi diameter besar.
 Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan
sekaligus.
 Lebih cepat.
 Bentuk bengkokkan lebih seragam

B. 4.15
Cara membengkokan besi beton dengan mesin :

B. 4.16
• Pengelompokan dan penyimpanan baja beton :
 Setelah pemotongan dan pembengkokan, baja beton
dikelompokan dan diikat diberi label sesuai kode pada bestaat-
Besaran ikatan sesuai alat angkutnya.
 Kode/ label dipasang di tempat yang mudah dilihat, dan diikat kuat.
 Sisa potongan yang masih bisa dipakai di tempat lain, dipisahkan
dengan sisa potongan pendek yang tidak dapat dipakai lagi.
 Apabila baja beton berkarat, perlu dibersihkan dengan sikat baja.

B. 4.17
Penganyaman dan pemasangan pembesian

• Dalam pemasangan tulangan, perlu diperhatikan :


 Tulangan harus bebas dari kotoran, karat, dan lain-
lain.
 Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa,
sehingga sebelum dan selama pengecoran beton
tidak berubah dari tempatnya.
 Benar-benar diperhatikan tebalnya selimut beton dan
penempatan/ elevasi tulangannya. Untuk itu harus
dipasang ganjal/ beton dekking/ kaki ayam atau
spacers.
 Pada plat dengan tulangan rangkap, tulangan atas
ditunjang oleh tulangan bawah oleh spacers/ kaki
ayam.
B. 5.1
PENGIKATAN

B. 5.2
Penganyaman tulangan balok :

Tiga Cara penganyaman sangkar tulangan balok


Penganyaman di dalam bekisting maupun di atas bekisting, relatif
mirip, sedangkan penganyaman di luar bekisting memerlukan bantuan
beberapa tiang penampang.

B. 5.3
PENGANYAMAN DILUAR BEKISTING

Penganyaman Tulangan Sangkar Balok


dan Kolom Pada Lokasi Pemotongan /
Pembengkokkan

B. 5.4
B. 5.5
Penganyaman tulangan lantai :
• Pertama kali dilakukan pengukuran.
• Jarak sumbu tulangan pada bekisting ditandai dengan kapur
tulis.
• Setelah tulangan lapis pertama dipasang, lapis kedua dipasang
pula.
• Selanjutnya dilakukan pengikatan sesuai persyaratan
• Dipasang support (ada 3 macam)
• Baru dipasang tulangan atas
• Terakhir dipasang ganjal beton (tahu beton)

Penganyam tulangan lantai di pekerjaan B. 5.6


Ada 3 macam Support :

B. 5.7
Penganyaman tulangan dinding
• Penganyaman dilakukan setelah selesai memasang salah satu sisi
bekisting dinding.
• Letak tulangan ditandai pada bekisting dengan kapur tulis.
• Batang vertikal diikat dengan tulangan stek
• Tulangan stek telah ditanam di beton pada fase awal.
• Batang horisontal diikat secara sambungan silang dengan batang
vertikal yang lain.

B. 5.8
B. 5.9
Penganyaman tulangan kolom :
• Setelah selesai pengecoran pelat dan balok dan selesai
pengukuran posisi kolom maka perlu dibetulkan dulu
kedudukan stek kolom
• Untuk gedung bertingkat banyak, sambungan tulangan
kolom lebih baik diletakkan di tengah ketinggian di
antara 2 lantai.
• Pasang tulangan kolom dan sengkang sementara
tukang batu membuat kepala kepala setinggi 5 cm.

B. 5.10
B. 5.11
Perhatikan :
a. Arah kait sedemikian agar tidak rapat
b. Agar ada sela-sela yang cukup, sedikitnya 2,5 cm, agar koral/ split
dapat masuk
c. Sengkang teratur, rata, datar, jangan mencong-mencong.
d. Kait sengkang agar dipasang berselig-seling, tidak pada kedudukan
sama.
e. Pasang batu tahu/ ganjal beton dulu, sebelum dipasang acuan.
f. Bersihkan bagian di atas kepala kolom dari kotoran-kotoran, kawat
ikat dan sebagainya.

B. 5.12
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan baja beton :
• Periksa, apakah jumlah dan diameternya sesuai
dengan faktur.
• Periksa juga jenis, mutu panjangnya, apakah
sesuai dengan yang dipesan.
• Periksa apakah dilengkapi sertifikat atau tanda uji
laboratoriumnya. Apabila belum ada, segera
mintakan kepada pemasoknya.
• Periksa secara visual, apakah terjadi korosi atau
pengelupasan dan sebagainya.
• Periksa kelurusan dan keseragaman ukuran,
karena produk tertentu kadang-kadang memiliki
ukuran yang berbeda antara ujung dan
tengahnya.
C. 1.1
2. Penyimpanan baja beton sebelum dibengkok :

• Penyimpanan baja beton bebas dari tanah dan


tertumpu balok atau yang sejenis.
• Penyimpanan dipisah sesuai diameternya.
• Penyimpanan tidak boleh terlalu lama, beri
penandaan/ kode tanggal penerimaannya.
• Pisahkan material akhir dari lokasi.
• Perlindungan terhadap pengaruh cuaca, apakah
memakai atap atau cukup dengan ditutup terpal.

C. 1.2
3. Gambar pembengkokan dan pemotongan (be staat)
• Siapkan gambar kerja penulangan yang telah
disetujui.
• Pelajari penandaan/ kode dari tulangan.
• Periksa gambar pembengkokan berdasarkan
gambar kerja yang telah disetujui.
• Hitung jumlah baja beton yang akan dikerjakan
• Periksa baja beton ekstra yang harus dikerjakan
dan minta persetujuan ke pengawas, termasuk
beban pembayarannya.
• Periksa, apakah bestaat yang sudah disetujui
direksi dengan yang dikirim ke tukang potong/
bengkok.
• Periksa pemanfaatan sisa potongan, apakah
sudah efisien dan memungkinkan untuk
dilakukan.
C. 1.3
4. Pemotongan dan Pembengkokan
• Siapkan gambar bestaat yang sudah disetujui.
• Periksa jumlah dan panjang batang lonjoran yang akan
dipotong.
• Luruskan baja beton yang akan dipotong dengan alat
pelurus.
• Periksa, apakah panjang dan bentuk bengkokan sesuai
dengan bestaat.
• Periksa jari-jari bengkokan, apakah sudah sesuai
persyaratan.
• Periksa bentuk kait-kait.
• Batang-batang perbagian struktur dibundel dan diberi
label yang mudah dilihat.
• Lokasi penyimpanan mudah dikunjungi dan dapat
dengan mudah untuk manuever peralatan angkut dan
peralatan angkat.
• Sisa potongan yang tak terpakai harus dikeluarkan dari
tempat pemotongan maupun pembengkokan.

C. 1.4
5. Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum
pengecoran) (1)

• Sediakan gambar kerja yang sudah disetujui.


• Periksa ukuran bekisting.
• Periksa ikatan anyaman, apakah cukup kuat.
• Periksa mutu dan jenis baja yang dipakai.
• Periksa bentuk bengkokan.
• Periksa diameter, panjang dan jarak tulangan
maupun sengkang serta jumlahnya.
• Periksa penempatan baja tulangannya.

C. 1.5
5. Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum
pengecoran) (2)

• Periksa stek atau tulangan ekstra yang


dibutuhkan.
• Periksa selimut betonnya, termasuk jenis dan
jarak ganjal/ beton dekking nya, dan ketepatan
elevasi tulangan atas.
• Periksa tempat-tempat pertemuan.
• Periksa sambungan-sambunganya, apakah
cukup overlappingnya.
• Periksa sambungan lasnya.
• Periksa pemasangan alat penyambungnya.
• Periksa tingkat korosinya, apakah harus
dibersihkan atau masih dalam toleransi.
• Pembersihan dari sisa-sisa kotoran sebelum
pengecoran.

C. 1.6
• Contoh check list untuk pemasangan baja beton :
 Jenis baja beton
 Diameter
 Jumlah baja beton
 Jarak-jarak baja beton
 Sambungan-sambungan/ stek
 Posisi baja beton (berubah tidak ?)
 Panjang baja beton, pengangkuran
 Tebal selimut beton.
 Tulangan atas tidak bengkok/ turun
 Ada kotoran atau karet
 Cukup support/ ganjal

C. 1.7
BAGAN PENYELESAIAN PEKERJAAN :

C. 1.8
KASUS KEGAGALAN
PEKERJAAN PEMBESIAN :

C. 1.9
Pelaporan :
 Pengukuran volume pekerjaan dilakukan
oleh mandor dan dicek kebenarannya oleh
pelaksana kontraktor.
 Hasil pengukuran volume dimasukkan ke
dalam berita acara progres pekerjaan yang
ditandatangani Mandor dan pelaksana
Kontraktor.
 Selanjutnya dibuat berita acara kemajuan
pekerjaan dan dilanjutkan dengan berita
acara pembayaran.
 Sebaiknya semua dokumen tersebut dapat
rapi disimpan oleh mandor sedangkan
setiap uang yang keluar maupun masuk
juga dibuat pembukuan sederhana oleh
mandor.
C. 2.1
PROGRESS KE : 1
PERIODE :
PEKERJAAN FABRIKASI DAN PEMASANGAN BESI BETON

PRESTASI
NO JENIS PEKERJAAN VOLUME BBS KET
S/D SAAT LALU SAAT INI S/D SAAT INI

I AREA - A
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.56
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
II AREA - B
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.58
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.83
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
III AREA - C
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.58
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
IV AREA - D
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.56
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
V AREA - E
1 PILE CAP 462,211.70
2 TIE BEAM 83,872.58
3 SLAB 533,708.82
4 KOLOM 430,170.03
5 CORE WALL 184,240.57
6 BALOK 599,428.69
7 DROP PANEL 105,170.88
VI BANGUNAN UTILITIES
1 STP & GWT 93,038.40
2 DINDING (RETAINING WALL) 97,894.88
3 TANGGA 523,050.43

TOTAL = 12,708,000.82

C. 2.2
Selaku Kontraktor

Selaku Mandor

Mandor Kontraktor

C. 2.3
Selaku Kontraktor

Selaku Mandor

Mandor Kontraktor
C. 2.4
• Evaluasi :
 Evaluasi sebaiknya dibuat agar apabila ada
penyimpangan bisa dicari sebab akibatnya dan
dilakukan perbaikan seperlunya.

 Evaluasi bisa dilihat pada kolom realisasi volume


pekerjaan per minggu sesuai contoh.

 Apabila volume pekerjaan realisasinya terjadi


penyimpangan, maka perlu dievaluasi tentang :
• Produktivitas tenaga kerja dan peralatan.
• Sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
• Membuat rencana perbaikan.

C. 2.5
RENCANA KERJA MINGGUAN
BULAN : SEPTEMBER ……... TAHUN : 2006
VOLUME
MINGGU KE : III
NO. JENIS PEKERJAAN ANIS KETERANGAN
TANGGAL
RENCANA REALISASI
SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24
1 Plat Lantai 5 AP 11' - 12' / G-H
- Bekisting 210 M2
- Pembesian 26.716 Kg
- Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E


- Bekisting 81 M2
- Pembesian 1.25 Kg
- Pengecoran 6 M3

3 Tangga core AP 12 - 13 / E

4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H'
- Bekisting 56 M2
- Pembesian 2.7 Kg
- Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H'

6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H'


- Bekisting 37 M2
- Pembesian 3.74 Kg
- Pengecoran 20 M3

Jakarta, 18 September 2006


Mengetahui Disetujui Dibuat oleh,
Kepala Proyek Kepala Lapangan Pelaksana

C. 2.6
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai