Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PEMBANGUNAN PSU

KABUPATEN BUNGO

RKS BAB
Rencana Kerja dan Syarat-syarat VI

6.1. Tahap Penyusunan Dokumen Lelang


Menindaklanjuti tersusunnya dokumen DED, langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan oleh tim konsultan adalah menyusun sejumlah dokumen lain, yang
bersama-sama dengan dokumen DED akan mejadi Dokumen Lelang lengkap.
Adapun target Dokumen Lelang yang akan disusun meliputi:
Dokumen Lelang Pengadaan Pekerjaan Perencanaan Perumahan MBR Sungai
Buluh Indah dan Perumahan Cahaya Hati sesuai arahan KAK akan terdiri dari :
- Dokumen Gambar-Gambar Rancangan Final termasuk Gambar Detail
Konstruksi Jalan,
- Dokumen Uraian Spesifikasi Teknis Rancangan.
- Dokumen RAB / Engineering Estimate Pekerjaan Konstruksi, termasuk Analisa
Harga Satuan Pekerjaan
- Dokumen Uraian Bill of Quantity (BQ) Pekerjaan Konstruksi
- Dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Pekerjaan Konstruksi
Dokumen Lelang Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi Supervisi / Manajemen
Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi sesuai arahan KAK akan terdiri dari :
- Dokumen Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Supervisi / Manajemen Konstruksi
jalan
- Dokumen RAB / Engineering Estimate Pekerjaan Supervisi
- Uraian Bill of Quantity (BQ) Pekerjaan Supervisi / Manajemen Konstruksi
- Dokumen Persyaratan Teknis

Laporan Akhir VI-1


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan :

Spesifikasi teknis disusun oleh Panitia Pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :

1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan


digunakannya produksi dalam negeri;

2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;

4. jadual waktu pelaksanan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;

5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6. harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan


pekerjaan;

7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Laporan Akhir VI-2


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

A. UMUM

Kegiatan : Perencanaan Perencanaan PSU Kabupaten Bungo


Pekerjaan : Perencanaan Perumahan MBR Sungai Buluh Indah dan
Perumahan Cahaya Hati
Lokasi Pekerjaan : Kecamatan Rimbo Tengah

1. Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta
hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Kontraktor untuk pelaksanaan Pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi Pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 hari sebelum Direksi
Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan
kontraktor tidak menjamin secara subtansial sama atau lebih tinggi dari
standar yang disyaratkan, maka kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan
standar yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal
bagi Calon Penawar untuk dapat menyusun Penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pemilik tanpa catatan atau persyaratan
lain dalam Penawaran mereka.
5. Kecuali ditentukan lain dalam kotrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan dalah baru,
belum digunakan, dri tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan
temasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang
digunakan.

Laporan Akhir VI-3


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional


Indonesia (SNI, SII, SKSNI, dsb) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/
fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb)
atau standar negara asing (ASTM, dsb) yang padanannya (equivalen) yang
secara subtantive sama atau lebih tinggi dari Standar Nasional yang
disyaratkan. Apabila Standar Nasional untuk barang, bahan dan
pengerjaan/jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat digunakan standar
internasional atau standar negara asing.
7. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal
tersebut tidak dapat dielakkan.
8. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada :
8.1. Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 8 diatas
8.2. Pekerjaan yang tidak termasuk kontrak
8.3. Spesifikasi Umum :
a. Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya :
 UU tetang Lingkungan
 UU tentang Keselamatan Kerja
 UU/PP/SK bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja
 UU/PP tentang Galian C
 Perda terkait, dsb.
b. Dokumen Acuan (berupa standar-standar) dengan meperhatikan
ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.
c. Alinyemen dan Survey
d. Hari kerja dan jam kerja
e. Gangguan dan keadaan darurat
f. Penyingkiran material.

Laporan Akhir VI-4


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

8.4. Spesifikasi Khusus :


a. Lapangan
b. Bangunan/Desain/Pengerjaan Spesifik
c. Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik
d. Perancah
e. Pengaturan lalu lintas
f. Pengedalian Lingkungan

B. SPESIFIKASI UNTUK MASING-MASING MATA PEKERJAAN


1. Pendahuluan
Secara umum konstruksi perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu
perkerasan lentur yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku
dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut
jalan rabat/rigid Beton. Jalan rabat/rigid beton biasanya digunakan untuk ruas
jalan  untuk melayani beban lalu-lintas yang berat dan padat.
Selain itu karena biaya pemeliharaan jalan beton dapat dikatakan nihil
walaupun biaya awalnya lebih tinggi dibandingkan dengan jalan aspal yang
selalu memerlukan pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, dan peningkatan
jalan (tentunya ini akan memakan biaya yang tidak sedikit pula), sangatlah
tepat menggunakan jenis jalan ini.
Pada paket Perencanaan dikerjakan dengan jangka waktu 90 (sembilan puluh
hari) hari kalender tahun anggaran 2019 ini terletak di Kota Jambi.
Pembangunan jalan beton ini dilakukan dengan menggunakan metode dan
peralatan beton yang sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan tetap
mengikuti petunjuk dan persyaratan teknis pelaksanaan pembangunan jalan
beton  yang telah ditetapkan.

Laporan Akhir VI-5


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

2. Pelaksanaan Kerja
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, tenaga inti dan pendukung yang dilibatkan,
dengan rincian pembagian tugas (jobs discretion) sebagai berikut:
1. SiteManager
Site Manager di lapangan adalah sebagai team leader Site Manager pada
pekerjaan ini berpendidikan minimal S1 (Teknik Sipil) 5 tahun dan memiliki
SKA Ahli Madya Pelaksanaan Jalan. Tugas Site Manager pada pekerjaan ini
adalah sebagai berikut: 
a. Melakukan koordinasi dan supervisi internal team kontraktor untuk
seluruh pekerjaan, baik pekerjaan di lapangan maupun pekerjaan analisa
/ kantor.
b. Memberikan petunjuk dan pengarahan kepada seluruh anggota team
sesuai dengan pembagian tugas menurut keahlian masing-masing. 
c. Melakukan fungsi mekanisme kerja eksternal yang menyangkut tindakan
diskusi atau rapat dengan pihak Direksi selanjutnya meneruskan kembali
kepada semua anggota team. 
d. Membuat pedoman dan catatan pelaksanaan yang akan digunakan
seluruh anggota team dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan. 
2. Menjalankan tugas keseluruhan secara terus menerus dan koordinatif. 
Pelaksana Lapangan  Pelaksana Lapangan yang digunakan pada pekerjaan ini
adalah min DIII (Teknik Sipil) min 5 tahun memiliki SKT Pelakasana Lapangan
Pekerjaan Jalan. Pelaksana lapangan atau pengawas lapangan bertugas
untuk: 
a. Bertugas untuk membantu Site Manager dalam melakukan pelaksanaan
dan pengawasan pekerjaan di lapangan dalam segala aspek
ketelitiannya.

Laporan Akhir VI-6


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

b. Melakukan pendetailan desain serta pengelolaan data mengenai


pengukuran yang dilaksanakan di lapangan terutama mengenai kondisi
yang berhubungan dengan ketopografian. 
c. Bertanggungjawab kepeda Site Manager mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang ada di lapangan.
3. Juru Gambar
Juru Gambar yang digunakan pada pekerjaan ini min. DIII (Teknik Sipil)
min.5 tahun dan memiliki SKT Juru Gambar/ Drafman Sipil.
Tugas Juru Gambar adalah :
a. Bertanggung Jawab Kepada Site Manager tentang Gambar Rencana
Pekerjaan yang akan dikerjakan.
b. Membuat Gambar Rencana Pekerjaan yg akan dikerjakan sesuai dengan
kondisi lapangan.

a. Administrasi 
Bertugas membantu Site Manager dalam melakukan pengelolaan
administrasi keproyekan yang berhubungan laporan tingkat lapangan
dalam segala aspek ketelitiannya. 
b. Melakukan tugas administrasi perkantoran diantaranya pengarsipan surat
masuk dan keluar yang berhubungan dengan pelaksanaan keproyekan. 
c. Mendokumentasikan seluruh kegiatan kedalam bentuk album photo
kegiatan dan dilaporkan kepada Site Manager. 

3. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan


Pada pekerjaan ini terdiri dari :
1. Pekerjaan Pendahuluan.
Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, di adakan Rapat Pra
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pemilik, Direksi

Laporan Akhir VI-7


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan  untuk membahas semua hal baik


yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini, serta
menyampaikan rencana mobilisasi alat,rencana tempat pembangunan
direksi keet, Barak Kerja serta Laboratorium.
Setelah semua disetujui dilakukan rekayasa lapangan guna melihat
secara langsung langkah- langkah yang akan dikerjakan, serta metode-
metode yang digunakan.
Terdiri dari pekerjaan :
a. Mobilisasi 
Mobilisasi Peralatan pekerjaan yang terdiri dari concrete mixer
kapasitas 0,3-0,6 m3, concrete vibrator serta dump truck 2 buah
dilakukan kurang lebih 7 hari setelah mendapatkan Surat Perintah
Mulai Kerja.
b. Pembuatan Direksi Keet, Bangsal Kerja serta Laboratorium 
Pembuatan Direksi keet bertujuan untuk kantor baik untuk direksi
lapangan maupun pengawas lapangan dan dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat dipakai untuk kantor maupun tempat rapat antara
direksi lapangan, pengawas lapangan.
Pembuatan Bangsal kerja digunakan untuk menyimpan material agar
terlindung dari hujan dan aman, serta tempat untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya teknis.
Pembuatan Laboratorium bertujuan untuk dapat mengetahui hasil
pekerjaan maupun rencana pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.

c. Pembuatan Papan Nama Proyek.


Pembuatan Papan Nama proyek dipasang ditempat yang dapat dilihat
dengan jelas, berisikan Data pekerjaan tersebut.

Laporan Akhir VI-8


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

1. Pekerjaan Persiapan, Pembersihan dan Pekerjaan Sementara


1.1. Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran, investigasi sebelum
dimulainya pekerjaan pemasangan profil. Pembuatan bangunan
sementara pembersihan dan pekerjaan sementara termasuk pembuatan
jalan masuk, pekerjaan konstruksi kayu sementara dan kits-dam.
Konstruksi bangunan sementara haruslah direncanakan secara rasional.

1.2. Pekerjaan persiapan.


a. Penetapan patok-patok pembebasan tanah dan patok-patok
pengukuran.
Sebelum pekerjaan dimulai, patok-patok trase pekerjaan dan patok-
patok pengukuran yang terpasang haruslah dicek lagi. Lebih-lebih
apabila jangka waktu antara pembebasan tanah dan saat dimulainya
pelaksanaan pekerjaan cukup lama dan antara patok-patok semacam
ini haruslah diganti atau dikembalikan pada posisi semula.
b. Pemasangan Patok-patok pengganti
Apabila pada pelaksanaan pekerjaan penggalian atau pembuatan
tangguk akan dimulai beberapa patok pengukuran yang telah
terpasang maka untuk patok-patok tersebut haruslah dipasang patok-
patok pengganti pada lokasi yang aman yang tidak terganggu oleh
pelaksanaan pengganti tersebut. Tetapi penempatan patok-patok
pengganti tersebut haruslah dipasang sedemikian, sehingga tempat
kedudukan patok-patok asli dutemukan, walaupun akibat
pelaksanaan pekerjaan terakhir sudah berubah.
Pemasangan Patok-Patok Benc-March sementara
Patok-patok yang terdekat, pondasi bangunan atau batu alam yang
besar dan tidak bergerak dapat untuk menempatkan titik tinggi
(benc-march) sementara. Akan tetapi apabila hal tersebut sukar

Laporan Akhir VI-9


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

didapat, maka dapat digunakan lokasi yang aman dangan tanah yang
stabil serta tidak terganggu oleh pelaksanaan pekerjaan.
Guna menceha kerusakan patok-patok tersebut selama pelaksanaan
pekerjaan, seyognya kepala aptok dicat merah, agar mudah terlihat
oleh para pekerja dan dipagar dengan papan. Apabila trase
pekerjaan tanah sangat panjang, untuk lebih memudahkan supaya
patok-patok tetap dipasang pada beberapa benc march atau dengan
elevasi bangunan yang berdekatan.
Patok-patok benc march sementara dipasang dengan menarik-narik
dari patok-patok benc march sementara ini sangat menentukan
ketetapan lokasi dan posisi pekerjaan, maka patok-patok tersebut
haruslah dicek sebelumnya secara amat teliti dengan beberapa benc
march atau dengan elevasi bangunan yang berdekatan.
Apabila beberapa patok benc march sementara dibangun pada
beberapa tempat. Adalam sangat penting untuk mengecek elevasi
relatif dari masing-masing patok tersebut. Selain itu selama
pekerjaan berlangsung, patok-patok tersebut haruslah dicek secara
periodik.
d. Pengecekan adanya rintangan
Sebelum pekerjaan dimulai, supaya diketahui sebelum adanya
rintangan atau halangan pada jalan-jalan masuk, yaitu bentuk
rintangan, lokasinya dan tingginya antara lain adanya talangan-
talangan irigasi atau pipa-pipa yang terpendam didalam tanah yang
dapat menghalangi masuknya alat-alat berat. Selanjutnya harus
diperkirakan cara-cara untuk menghilangkan rintangan-rintangan
tersebut atau melindungi pipa-pipa tersebut dari kerusakan.

Laporan Akhir VI-10


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

e. Penyingkiran hal-hal yang tidak diperlukan.


Selanjutnya segera setelah pekerjaan akan dimulai, baik untuk
pekerjaan penggalian, maupun pembuatan panggung, maka rumput-
rumput, tanggul-tanggul pohon, akan bambu yang dapat menurunkan
kualitas pekerjaan supaya disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
f. Pemasangan papan-papan profil.
Profil-profil yang dipasang dengan papan dan tali yang digunakan
untuk dasar pelaksanaan pekerjaan haruslah dijaga agar tidak
bergeser. Karenanya profil-profil haruslah merupakan konstruksi
yang kaku, terutama untuk menunjukkan lereng atau elevasi dasar
penggalian. Pada umumnya jarak antara masing-masing profil adalah
10m untuk ruas yang lurus dan 5m untuk ruas yang berbelok-belok,
tetapi dengan mempertimbangkan keluasan operasi alat-alat berat
yang digunakan.
Pada pekerjaan-pekerjan penggalian atau urugan yang volumenya
besar dan dilakukan pemasangan profil secara betahap, maka
pertama-tama pemasangan profil cukup dengan papan dan jarak
antaranya agak jarang, sehingga pekerjaan utama dapat dipasang
profil dari papan dengan jarak antara yang lebih dekat dan dilengkapi
dengan tali-tali.
g. Pemasangan Papan Nama Proyek.
Kontraktor diharuskan memasang Papan Nama Proyek pada lokasi
pelaksanaan pekerjaan sebanyak 2 (dua) buah pada titik awal dan
titik akhir.

Laporan Akhir VI-11


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

2. Pekerjaan Tanah
2.1. Persiapan Medan
a. Kontraktor harus melakukan pekerjaan pendahuluan dalam bentuk
penyiapan medan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Persiapan medan
dikerjakan dengan membersihkan dan mengupas permukaan tanah,
membongkar dan menyingkirkan semua halangan dan rintangan yang
dapat mengganggu kelancaran pekerjaan sesuai dengan perintah
direksi.
b. Pembersiahan dilakukan terhadap semak belukar, tumbuhan rumput
liar lainnya, akar-akar dan tunggul kayu, sampah, puing dan benda-
benda tak terpakai lannya. Termasuk menyingkirkan, mengangkut
dan membuang keluar dari lokasi proyek ke tempat yang ditentukan
direksi. Penebangan pohon lindung atau pohon-pohon besar lainnya,
pembongkaran bangunan atau bagian-bagiannya dengan izin dan
persetujuan direksi.
c. Apabila pembersihan dilakukan pada tebing atau lereng yang curam
dan pencabutan tumbuhan dan akarnya dapat membahayakan
kestabilan lereng tersebut, maka kontraktor harus melandaikan
kecuraman lereng atau membuat konstruksi bronjong sesuai dengan
rencana atau petunjuk direksi.
d. Apabila sisa-sisa pembersihan akan dibakar di tempat, maka
pembakaran harus dilaksanakan tanpa membahayakan lingkungan
setempat dibawah pengawasan langsung dari kontraktor. Kelalaian
yang menimbulkan kerugian materi pihak ketiga menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.
f. Peralatan yang digunakan disesuaikan dengan medan pekerjaan
seperti pacul, sekop, dll.

Laporan Akhir VI-12


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

2.2. Elevasi Permukaan Tanah Asli


Setelah pekerjaan seperti yang tercantum dalam pasal diatas
dilaksanakan, kontraktor wajib mengukur elevasi permukaan tanah asli
dibeberapa tempat sesuai petunjuk direksi. Hasil-hasil pengukuran harus
direkam untuk dipergunakan sebagai dasar perhitungan kontraktor dalam
pekerjaan tanah.
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Theodolite,
Waterpass dan meteran.
2.3. Pekerjaan Galian Tanah
a. Galian tanah yang sifatnya sementara seperti pekerjaan sodetan
dikerjakan sesuai pedoman direksi. Penimbunan kembali pada saat
pekerjaan dinyatakan selesai harus dengan petunjuk pada pasal
pekerjaan timbunan tanah.
b. Galian tanah yang sifatnya tetap atau permanen harus dilakukan
sesuai dengan garis kemiringan yang tercantum dalam gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi.
c. Pekerjaan galian tanah harus dilakukan sedemikian rupa agar
keamanan disekitarnya terjamin.
d. Kelebihan galian tanah yang menyimpang dari gambar rencana akibat
kelalaian dan cara kerja yang salah harus ditimbun kembali dengan
batu sehingga padat dan biaya pekerjaan tersebut menjadi beban
kontraktor.
e. Apabila direksi memandang perlu, selama pekerjaan berlangsung
kontraktor dapat diperintahkan untuk merubah bentuk, kemiringan
lereng, kedalaman maupun perintah lainnya atas izin atau
persetujuan tertulis dari direksi, kontraktor tidak dibenarkan
melaksanakan galian tanah yang tidak sesuai atau menyimpang dari
gambar rencana.

Laporan Akhir VI-13


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

f. Apabila direksi memerintahkan untuk mengubah jalur galian dari


rencana semula, maka pekerjaan pembersihan untuk jalur baru tetap
berpedoman pada pasal 1.1 (Persiapan Medan).
g. Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan galian tanah disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di lapangan seperti : Scovel, backhoe,
dragline, trackdoser, clam shell, pacul, sekop, pakuan, linggis atau
sesuai petunjuk direksi.
2.4. Tanah Hasil Galian
a. Sisa tanah hasil galian yang tidak dipakai harus disingkirkan dan
dibuang ke lokasi yang telah ditentukan sesuai dengan pasal berikut
ini. Pembuangan tanah ini harus segera dilakukan setelah pekerjaan
galian agar tidak terjadi penumpukan tanah disekitar lokasi
pekerjaan.
b. Tanah hasil galian akan dipergunakan kembali, untuk pekerjaan
selanjutnya harus diletakkan dan ditempatkan sedemikian rupa agar
memudahkan penggunaan selanjutnya dan tidak mengganggu
pekerjaan lainnya.
2.5. Lokasi Buangan Tanah
Pemborong harus menyediakan lokasi buangan akhir untuk sisa tanah
hasil galian yang tidak dipakai, atau sisa tanah harus dibuang ke lokasi
yang telah ditunjuk direksi. Pembuangan tanah kerawa-rawa atau tanah
rendah lainnya harus dengan persetujuan direksi.
2.6. Galian Tanah untuk Pipa dan Kabel
Galian tanah untuk pemindahan pipa dan kabel harus dikerjakan sesuai
pedoman yang dikeluarkan oleh instansi yang mengelolah pipa dan kabel
yang bersangkutan.

Laporan Akhir VI-14


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

2.7. Galian Tanah untuk Pondasi


a. Galian tanah untuk pondasi saluran harus mencapai kedalaman sesuai
dengan tercantum di dalam gambar rencana. Apabila tanahnya
lunak, maka atas perintah direksi, kontraktor harus menggali sampai
kelapisan tanah yang keras (pasir beku). Kelebihan galian akan
diperhitungkan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan tambah kurang
dengan harga satuan yang tercantum di dalam perjanjian kontrak.
b. Semua sisa-sisa humus tanah, bahan organik dan kotoran lainnya
harus dikeluarkan dan disingkirkan dari lokasi pekerjaa.
c. Sebelum pekerjaan konstruksi saluran dimulai, permukaan tanah
pondasi harus ditinjau direksi untuk dimintakan persetujuan.
e. Permukaan tanah pondasi harus kering.
2.8. Pekerjaan Timbunan Tanah
a. Tanah untuk pekerjaan timbunan harus bersih dari semua kotoran,
sampah dan bahan organik lainnya. Apabila kontraktor akan
mempergunakan tanah bekas galian, harus ada persetujuan direksi
sebelumnya. Apabila mutu dari tanah bekas galian diragukan, maka
bahan timbunan dengan mutu yang memenuhi persyaratan direksi
didatangkan dari tempat lain.
b. Garis permukaan timbunan yang diajukan dalam gambar rencana
adalah garis permukaan timbunan dalam keadaan padat.
c. Dasar permukaan tanah untuk pembuatan tanggal harus bersih sesuai
pasal 2.7a.
2.9. Pemadatan Penimbunan Tanah
a. Timbunan tanah yang menurut derajat kepadatan tertentu harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pada point a - f berikut ini :
b. Bahan timbunan harus dihamparkan merata lapis demi lapis sampai
tercapai berdasarkan ketentuan dalam gamabr rencana, kadar air

Laporan Akhir VI-15


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

harus tetap dijaga agar pemadatan berlangsung optimal. Apabila


kadar air dari tanah timbun terlalu tinggi, maka proses
penghamparan lapis berikutnya harus ditunda untuk menurunkan
kadar air lapisan timbunan yang bersangkutan. Pemadatan baru
dapat dilakukan apabila kadar air telah mencapai derajat yang
memadai.
c. Penghamparan lapisan baru boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan direksi.
d. Direksi berhak untuk memeriksa dan menguji derajat kepadatan
timbunan tanah untuk setiap lapisan timbunan. Apabila kepadatan
lapisan yang diperiksa belum memenuhi persyaratan, maka pekerjaan
timbunan berikut harus ditunda sampai kepadatan lapisan yang
bersangkutan mencapai ketentuan yang berlaku.
e. Kontraktor harus meperhatikan dan memperhitungkan tehadap
penyusutan dan penurunan yang terjadi terhadap timbunan yang
dikerjakan, sehingga hasil akhir dari pekerjaan timbunan sesuai
dengan garis dan elevasi yang tercantum dalam gambar rencana.
f. Kontraktor wajib meratakan semua permukaan timbunan sehingga
mempunyai bentuk akhir sesuai dengan gambar rencana.
2.10. Timbunan Kembali
a. Yang dimaksud dengan timbunan kembali adalah penimbunan tanah
ditempat-tempat bekas galian di sekitar bangunan yang baru selesai
dibuat atau menutup bekas galian pipa atau kabel.
b. Semua persyaratan mengenai mutu tanah timbun dan pemadatan
pada pasal 2.8 (pekerjaan timbunan tanah) dan pasal 2.9.
(pemadatan penimbunan kembali) berlaku untuk pekerjaan yang
disebut pada pasal 2.10. point 1 ini.

Laporan Akhir VI-16


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

c. Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa


agar dapat terhindar dari kerusakan bangunan yang baru dibuat.
Kerusakan terjadi akibat dari kelalaian kontraktor merupakan
tanggung jawab kontraktor.
d. Semua biaya perbaikan yang terjadi akibat dari kelalaian kontraktor
merupakan tanggung jawab kontraktor.
e. Pekerjaan timbunan kembali terhadap bangunan atau jalan yang
diperkeras harus mencakup perbaikan bangunan dan jalan tersebut
termasuk konstruksi perkerasan dan lapisan aspalnya dikerjakan oleh
kontraktor

3. Pekerjaan Jalan Lingkungan Cor Beton


3.1. Persyaratan Material dan Alat

a. Material
 Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih
baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup,
serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.
 Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak
mengandung lumpur.
 Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil,
tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-
1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan menggunakan
pasir laut.
 Split / Agregat Kasar harus keras tidak mudah hancur, bebas dari
tanah, kotoran dan bahan organik lainnya.

Laporan Akhir VI-17


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

 Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan
unsur organik lainnya.
 Kayu atau tripleks untuk bekisting atau cetakan.
b. Peralatan
 Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
 Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton
 Keranjang dan peralatan lainnya
c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan
diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan
diadakan pengukuran.
 Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman
harus sesuai dengan gambar rencana. Galian harus dijaga agar
tidak tergenang air akibat air tanah atau air hujan. Apabila perlu
kontraktor harus menurap dan menyokong agar galian tidak
longsor.
 Timbunan atau urugan kembali harus dipadatkan lapis demi lapis
dan diberi air secukupnya, pemadatan dimungkinkan dengan
menggunakan stamper. Sisa galian yang tidak terpakai untuk
timbunan harus dibuang ketempat lain yang ditentukan bersama-
sama pengawas dan direksi.
 Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak terutama pada saat
pengecoran beton.
 Adukan Lantai Kerja beton dibuat dengan Mutu K-100.
Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan.

Laporan Akhir VI-18


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin


pengawas dan direksi untuk diperiksa.
 Setelah selesai pengecoran beton dibiarkan mengering dan selama
proses pengeringan beton selalu dibasahi atau digenangi dengan
air.
 Setelah selesai pengecoran Lantai kerja, diberi plastic hitam,
setelah itu besi wermesh M8 siap dilaksanakan.
 Adukan Jalan cor beton dibuat dengan Mutu K-200 (Ready Mix).
Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan.
Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin
pengawas dan direksi untuk diperiksa.
 Setelah itu pada bagian permukaan Jalan diplester setebal 15 mm
dengan campuran 1pc : 4ps
 Pelaksanaan Tali Air dilakukan pada saat permukaan yang
diplester belum kering benar, Agar Terbentuk Tali Air yang sesuai
dan rapi
 Bagian terakhir setelah selesai Pelaksanaan tali air, permukaan
permukaan jalan harus digosok agar rapi.

4. Pekerjaan Saluran Lingkungan


4.1. Persyaratan Material dan Alat
a. Material
 Semen PC produksi dalam negeri dengan kualitas baik, masih
baru, tidak ada bagian yang membatu, dalam zak yang tertutup,
serta memenuhi syarat SII 0013-81 dan SKSNI T-28-1991-0.3.
 Pasir Urug harus tajam, kasar, bebas dari kotoran dan tidak
mengandung lumpur.

Laporan Akhir VI-19


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

 Pasir Beton/Pasang harus tajam, kasar, bebas dari butiran kerikil,


tidak mengandung lumpur dan kotoran serta menenuhi SNI-1968-
1990 F dan SKSNI S-04-1989. Tidak diperkenankan menggunakan
pasir laut.
 Kerikil harus keras tidak mudah hancur, bebas dari tanah, kotoran
dan bahan organik lainnya.
 Batu kali/Batu Pecah untuk pasangan harus keras tidak keropos
dam harus bersih dari lumpur, kotoran dan bahan organik lainnya
sesuai dengan PBI 1971/1983 SNI 03-2816-1992.
 Air kerja harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang
dapat merusak struktur seperti minyak, lumpur, bahan kimia dan
unsur organik lainnya.
b. Peralatan
 Alat Gali biasa (cangkul, sekop)
 Beton molen (concret mixer) untuk membuat adukan beton
 Alat-alat pengaduk spesi
 Keranjang dan peralatan lainnya
c. Pelaksanaan Pekerjaan
 Sebelum dilakukan penggalian tanah pengawas lapangan
diwajibkan memeriksa gambar kerja, kondisi lapangan dan
diadakan pengukuran.
 Hasil galian harus rapih, dimensi, kemiringan dan kedalaman
harus sesuai dengan gambar rencana.
 Bekisting/cetakan harus kuat dan tidak terutama pada saat
pengecoran beton.
 Setelah selesai Galian Saluran, diberi besi wermesh M6 siap
dilaksanakan.

Laporan Akhir VI-20


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

 Adukan Jalan cor beton dibuat dengan Mutu K-175 (Site Mix).
Pengecoran dilakukan pada saat cuaca baik dan tidak hujan.
Sebelum pengecoran kontraktor diwajibkan meminta ijin
pengawas dan direksi untuk diperiksa.
 Setelah itu pada bagian permukaan Drainase diplester setebal 15
mm dengan campuran 1pc : 4ps
 Permukaan permukaan Saluran Drainase harus digosok agar rapi.

6. As Built Drawing
6.1. Pihak kontraktor dengan petunjuk direksi diharuskan membuat As Built
Drawing.
6.2. Pembuatan As Built Drawing tersebut berdasarkan bentuk/keadaan
pelaksanaan oleh kontraktor dan disetujui secara tertulis oleh direksi
pekerjaan dari pihak direksi terhadap pekerjaan terpasang (ukuran,
bentuk, peil dan sebagainya).
6.3. Penyerahan As Built Drawing kepada Kepala Satuan Kerja Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi sebelum pekerjaan 100%
(penyerahan pertama dan diserahkan dalam 3 rangkap (asli + copy).

7. Foto Dokumentasi
7.1. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan harus mengambil foto
dokumentasi 0% atau foto sebelum ada kegiatan.
7.2. Dalam pengambilan foto dengan kemajuan fisik dianjurkan dengan dasar
pada titik bidik, foto dalam pelaksanaan pekerjaan sebanyak 4 kali
(0%,25%, 50%,100%).

Laporan Akhir VI-21


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

8. Lain-Lain
8.1. Kontraktor harus melapor kepada Kepala Desa/Lurah setempat sebelum
mulai pelaksanaan pekerjaan.
8.2. Kontraktor harus menghormati hari libur, upacara keagamaan dan
perayaan resmi. Bila keadaan mendesak sehingga pekerjaa harus tetap
berlangsung, kontraktor
harus melaporkan pada aparat pemda setempat dan direksi. Untuk
pekerjaan pada malam atau hari minggu, harus ada ijin tertulis dari
direksi.
8.3. Kerusakan-kerusakan dilingkungan sekitar pekerjaan yang disebabkan oleh
pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan harus
diperbaiki kembali.

C. Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar


standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa
perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan ketentuan sebagai berikut :

GAMBAR - GAMBAR

Keterangan :

Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Perumahan MBR Sungai


Buluh Indah dan Perumahan Cahaya Hati, Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Bungo
harus disusun oleh Panitia Pengadaan secara terinci, lengkap dan jelas.

Laporan Akhir VI-22


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

METODA PELAKSANAAN
1. Pendahuluan.
Daftar kuantitas ini meliputi Mukadimah Rekapitulasi Daftar Kuantritas serta
Bab-bab dalam kuantitas yang harus diartikan sebagai satu kesatuan dengan
instruksi kepada peserta Pemilihan Langsung syarat-syarat kontrak spesifikasi
dan gambar.
2. Kuantitas.
Kuantitas yang dicantumkan dalam daftar kuntitas merupakan perkiraan dan
hanya dipergunakan sebagai dasar perhitungan penawaran. Kuantitas yang pasti
dari pekerjaan ditentukan dari pengukuran hasil pelaksanaan pekerjaan oleh
kontraktor yang disetujui oleh pengguna jasa.
3. Harga Satuan Jadi.
Kecuali ditetapkan lain dalam kontrak harga dalam daftar kuantitas harus
mencakup semua kewajiban kontraktor berdasarkan kontrak serta segala hal
yang diperlukan untuk pelaksanaan penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
sebagaimana ditetapkan dalam syarat-syarat kontrak termasuk biaya umum dan
keuntungan kontraktor.
4. Analisa Harga Satuan Mata Pembayaran Utama.
 Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk tenaga kerja dan peralatan,
volume dan/atau ukuran berat untuk bahan-bahan.
 Kuantitas satuan dalah kuantitas setiap komponen untuk menyelesaikan satu
satuan pekerjaan dari nomor mata pembayaran.
 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis
terpakai dan operator.
 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan
(tetapi tidak termasuk PPN yang dibayarkan dari kontrak) dan biaya-biaya
lainnya.

Laporan Akhir VI-23


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

 Harga satuan yang diajukan peserta Pemilihan Langsung harus mencakup


seluruh tambahan tenaga kerja, bahan, peralatan atau kerugian yang mungkin
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai spesifikasi dan gambar.
 Untuk melengkapi apakah perhitungannya berdasarkan atas produksi harian
atau jam.
 Biaya umum dan keuntungan ditentukan nominal maksimum 10%.
5. Komponen Pekerjaan yang tidak diukur secara terpisah.
Kecuali apabila dirinci lain dalam daftar kuantitas atau ditetapkan lain dalam
kontrak maka renaga kerja termasuk pengawasannya, bahan-bahan , peralatan
kontrak pekerjaan sementara.transportasi ke dan dari lapangan dan didalam
sekitar pekerjaan dan segala sesuatu yang lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan penyelesaian dan perbaikan pekerjaan tidak akan diukur dan
biayanya harus dianggap sudah termasuk dalam harga-harga Daftar Kuantitas.
6. Mata Uang.
Mata uang yang digunakan dalam kontrak ini adalah mata uang Rupiah
7. Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) harus diperhitungkan oleh kontraktor atas biaya
keseluruhan Pekerjaan dan dimuat di dalam Rekapitulasi Daftar Kuantitas.
8. Uraian Pekerjaan dalam masing-masing Mata Pembayaran
Uraian pekerjaan dalam masing-masing jenis pekerjaan adalah untuk
menjelaskan lokasi dan sifat pekerjaan tetapi sifat lingkup pekerjaan yang
sesungguhnya harus dipastikan dari gambar, spesifikasi dan syarat-syarat Kontrak
sebagaimana keadaannya, dibaca berkaitan dengan cara pengukuran.
Apabila terdapat rujukan dalam daftar kuntitas yang menunjuk kepada suatu
gambar khusus atau bagian dari spesifikasi atau syarat-syarat kontrak maka
rujukan tersebut tidak akan membatasi persyaratan umum yang disebutkan
dibagian lain dalam kontrak, kecuali apabila disebutkan lain.

Laporan Akhir VI-24


RENCANA PEMBANGUNAN PSU
KABUPATEN BUNGO

9. Daywork Schedule
Pekerjaan harian (daywork)hanya dimasukan apabila kemungkinan pekerjaan
yang tidak diketahui cukup banyak. Untuk dapat dilakukan kendali yang yang
baik oleh Direksi terhadap realita harga yang diajukan oleh penawar, pekerjaan
utama disusun sebagai berikut.
 Daftar Upah, Matrial dan Alat yang mendasari pekerjaan harian perlu
disampaikan oleh penawar saat penawaran dengan disertai pernyataan bahwa
kontraktor akan dibayar untuk pekerjaan yang dilakukan berdasarkan daywork
basis.
 Kuatitas nominal setiap jenis daywork ditentukan harga satuannya dan
dimasukan sebagai penawaran didalam harga satuan tersebut sudah termasuk
keuntungan overheads dan harga-harga lainnya.
10. Pedoman Mata Pembayaran dalam Daftar Kuantitas
Masing-masing Bab pada Daftar Kuantitas dinomori sesuai dengan bab yang
terkait dalam spesifikasi. Demikian juga setiap Mata Pembayaran dalam tiap bab
pada Daftar Kuantitas harus dibaca berkaitan dengan pasal-pasal cara
pengukuran dan cara pembayaran dalam bab spesifikasi yang terkait
11. Singkatan-Singkatan
Singkatan-singkatan yang dipergunakan dalam Daftar Kuantitas adalah :
 m3 ……………………………………………………………..…… meter kubik
 m2 ………………………………………………………………..… meter persegi
 m ………………………………………………………………….
1
meter panjang
 m …………………………………………………………………. meter
 cm …………………………………………………………………. senti meter
 mm …………………………………………………………………. mili meter
 ha …………………………………………………………………. hektar (hekto are)
 kg …………………………………………………………………. kilo gram
 ltr …………………………………………………………………. liter
 t …………………………………………………………………. ton
 bh …………………………………………………………………. buah
 lbr …………………………………………………………………. lembar
 Rp …………………………………………………………………. Rupiah
 Ls …………………………………………………………………. Lupmsum
 Dihit …………………………………………………………………. Dihitung

Laporan Akhir VI-25

Anda mungkin juga menyukai