Anda di halaman 1dari 93

Analisis pH Air Asam Tambang Dengan Mengunakan Alat

Sensor RS13SEN0161 di PT. Surya Global Makmur


Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi Jambi

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana

Oleh:

RISKI ILAHI
1310024427098

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND PADANG)
2018
Halaman Persetujuan Skripsi

Judul : ANALISIS pH AIR ASAM TAMBANG DENGAN


MENGUNAKAN ALAT SENSOR RS13SEN0161 DI PT.
SURYA GLOBAL MAKMUR KECAMATAN
MANDIANGIN, KABUPATEN SAROLANGUN,
PROVINSI JAMBI.

Nama : RISKI Ilahi


Npm : 1310024427098
Program Studi : Teknik Pertambangan
Padang , Desember 2018
Menyetujui :
Pembimbing 1 Pembimbing II

Dian Hadiansyah, Mt Refky Adi Nata, ST., MT


NIDN. 8891940017 NIDN. 1028099002

Ketua Prodi Ketua STTIND Padang

Dr. Murad,MS., MT Riko Ervil, MT


NIDN.0007116308 NIDN. 1014057501
Analisis pH Air Asam Tambang Dengan Mengunakan Alat
Sensor RS13SEN0161 Di PT. Surya Global Makmur
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi Jambi

Nama : RISKI ILAHI

NPM : 1310024427098

Pembimbing 1 : Dian Hardiansyah, ST, MT

Pembimbing 2 : Refky Adi Nata, ST, MT

ABSTRAK
Industri pertambangan batubara sering terjadi permasalahan lingkungan
munculnya air asam tambang berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan, untuk itu maka dilakukan penelitian tujuannya mengetahui proses
terjadinya air asam tambang sebelum dialiri ke badan sungai.Dengan melakukan
pengujian di lapangan mengunakan alat sensor pH meter RS13SEN0161 pada
masing-masing kolam endapan dan cara pemberian kapur tohor yang baik dan
benar. Dari hasil data pengujian di lapangan pada masing-masing kolam endapan
pertambangan batubara, hasil tersebut diolah dan dimasukkan kedalam model
grafik untuk mengetahui perubahan kadar pH air asam tambang tersebut. Hasil
penelitian kadar pH air asam tambang di PT. Surya Global Makmur kolam satu
nilai pH terendah pada titik (satu) 5,48 untuk pH tertinggi pada titik (lima) 5,71,
kolam dua nilai pH terendah pada titik (satu) 5,71 pH tertinggi pada titik (lima)
5,84, kolam tiga nilai pH terendah pada titik (satu) 5,99 pH tertinggi pada titik
(lima) 6,68, untuk kolam (empat) nilai pH terendah pada titik (satu) 6,63 untuk pH
tertinggi pada titik (lima)6,69, kolam lima nilai pH terendah pada titik (satu) 6,58
untuk pH tertinggi pada titik (lima) 6,73, selanjut aliran sungai pH terendah 6,32
dan pH tertingginya 6,40.

Kata kunci : Air asam tambang, sensor pH, Ph

i
Analitycal ph of acid mine drainage using of sensor device RS13SEN0161 at
PT. Surya Global Makmur, mandiangin district
sarolangun regenscy, jambi province.

Name : RISKI ILAHI

NPM : 1310024427098

Advisor one : Dian Hardiansyah, ST, MT

Advisor two : Refky Adi Nata, ST, MT

ABSTRACK
Coal mining industry often causing environmental issues such as acid water
drainage which is afficting local people healh and environmental damage, cause
of thet must do research to understand processing acid mine drainage before flow
to the river. Test in field using sensor device pH meters RS13SEN0161 in every
pools sediment and giving calcium oxide correctly rase on data result of field
testing at every pools sediment of coal mining, thet data processed and convert to
graphic mode to know change pH level of acid mine drainage. Result of research
pH level of acid mine drainage in PT.Surya Global Makmur at first show lowest
pH at spot (one) is 5,48 whereas highest pH show at measure spot (five) is 5,71,
in second pool get lowest pH at spot (one) is 5,71, whereas highest pH I get at
measure spot (five) is 5,84, in third pool show lowest pH at spot (one) is 5,99 and
highest pH show at measure spot (five) is 6,68, in fourth pool show lowest pH at
spot (one)is 6,63 and highest pH show at spot (five) is 6,69, in fifth poll show
lowest pH at spot (five) is 6,58 and highest pH show at spot (one) 6,73, and at the
river show lowest pH is 6,32 and highest ph is 6,40.

Keywords : Acid mine drainage, sensor pH, pH.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis masih diberi

kesempatan,kekuatan, dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan judul Analisis pH Air Asam Tambang dengan

Menggunakan Alat Sensor RS13SEN0161 di PT. Surya Global Makmur

Kecamatan Mandiangin , kabupaten Sarolangun, Provinsi jambi

Skripsi ini di susun sebagai salah satu syarat kurikulum untuk

menyelesaikan Program Strata 1 pada Program Studi Teknik Pertambangan di

Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND)

Padang.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya

atas semua fasilitas, bantuan, bimbingan dan saran yang telah diberikan terutama

kepada:

1. Bapak Dian Hadiyansyah, MT selaku dosen pembimbing 1 Skripsi yang

telah banyak membantu dan memberikan masukan kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Refky Adi Nata, ST., MT selaku dosen pembimbing 2 Skripsi dan

sekaligus sebagai penasehat akademik yang telah banyak membantu dan

memberikan masukan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat

diselesaikan.

iii
3. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga besar penulis yang telah

memberikan dukungan secara moral dan materi sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhirini..

4. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Pertambangan STTIND yang telah

membagi ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis yang tidak bisa di

hargai dengan uang.

5. Rekan-rekan Mahasiswa Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi

Industri (STTIND) Padang (khususnya angkatan 2013).

6. Kepada seluruh orang-orang terdeka tsaya yang sudah membantu saya

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari masih adanya kekurangan yang terdapat dalam penyajian

laporan ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan bimbingan, petunjuk, dan

motivasi yang dapat membangun dan berguna untuk masa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat kiranya bagi

pembaca dan penulis sendiri.

Padang, DESEMBER 2018

RISKI ILAHI

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................. iii
Daftar Tabel ............................................................................................. v
Daftar Gambar .......................................................................................... vi
Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah........................................................................... 4
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.6 Mamfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori ............................................................................ 6
2.1.1 Tinjauan Umum Perusahaan ..................................................... 6
2.1.2 Lokasi Kesampaian Daerah....................................................... 7
2.1.3 Definisi Air Asam Tambang ..................................................... 7
2.1.4 Genesa Batubara........................................................................ 8
2.1.5 Kolam Pengendapan Lumpur (KPL) ........................................ 9
2.1.6 Kapur Tohor (CaO) ................................................................... 11
2.1.7 Alat Sensor pH RS13SEN0161................................................. 11
2.1.8 Sensor pH .................................................................................. 12
2.1.8.1 Pengertian Sensor pH ............................................................. 12
2.1.8.2 Komponen Alat Sensor pH RS13SEN0161 ........................... 12
2.2 Kerangka Konseptual ................................................................. 18

v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 19
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................... 19
3.3 Variabel Penelitian....................................................................... 20
3.4 Data dan Sumber Data ................................................................. 20
3.5 Teknik dan Pengumpulan Data .................................................... 21
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 21
3.7 Kerangka Metodologi .................................................................. 23

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Pengumpulan Data ........................................................................ 26
4.1.1 Data Primer ................................................................................ 26
4.2 Pengolahan Data............................................................................ 42
4.2.1 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 1 ................................... 42
4.2.2 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 2 ................................... 43
4.2.3 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 3 ................................... 43
4.2.4 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 4 ................................... 44
4.2.5 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 5 ................................... 45
4.2.6 Data Sekunder ............................................................................ 47
4.2.7 Pengolahan Data ........................................................................ 47
4.2.8 Rangkaian Alat RS13SEN0161 ................................................. 47
4.2.9 Program Alat RS13SEN0161 .................................................... 48

BAB V ANALISIS DATA


5.1 Analisis Pengujian Dilapangan ................................................... 49
5.2 Analisis Pengunaan Alat RS13SEN0161 .................................... 49
5.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat RS13SEN0161 ........................ 50
5.4 Analisis Pengaruh Volume Air Pada Masing-Masing Kolam
Terhadap Jumlah Kapur Tohor Yang di Gunakan Pada Kolam 1. 50
5.5 Analisis Pengaruh Volume Air Pada Masing-Masing Kolam
Terhadap Jumlah Kapur Tohor Yang di Gunakan Pada Kolam 2. 51

vi
5.6 Analisis Pengaruh Volume Air Pada Masing-Masing Kolam
Terhadap Jumlah Kapur Tohor Yang di Gunakan Pada Kolam 3. 52
5.7 Analisis Pengaruh Volume Air Pada Masing-Masing Kolam
Terhadap Jumlah Kapur Tohor Yang di Gunakan Pada Kolam 4. 52
5.8 Analisis Pengaruh Volume Air Pada Masing-Masing Kolam
Terhadap Jumlah Kapur Tohor Yang di Gunakan Kada Kolam 5. 50
5.9 Analisis Biaya Yang di Butuhkan Untuk Penetralana Air Asam
Tambang ..................................................................................... 53
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan .................................................................................. 54
6.2 Biaya Untuk Pemberian Kapur Tohor Per Masing-Masing Kolam. 56
6.3 Saran…………………………………………………………… 56

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arduin Uno............................................................................... 13

Gambar 2.2 Sensor pH SEN0161.................................................................. 13

Gambar 2.3 Lcd (Liquid Crytal Display)...................................................... 14

Gambar 2.4 Slot Mikro Sd............................................................................ 14

Gambar 2.5 Kabel Jumper............................................................................. 15

Gambar 2.6 Akrilik (Acrylic)........................................................................ 15

Gambar 2.7 Power Bank............................................................................... 16

Gambar 2.8 Papan Pcb (peinted circuit board)............................................. 17

Gambar 2.9 Kerangka Konseptual................................................................ 18

Gambar 3.1 Grafik Perubahan pH................................................................. 23

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian............................................................. 25

Gambar 4.1 Pengukuran Dimensi Kolam...................................................... 28

Gambar 4.2 Grafik Nilai ph Pada Kolam 1 .................................................. 30

Gambar 4.3 Kolam Pengendapan 1............................................................... 30

Gambar 4.4 Grafik Nilai ph Pada Kolam 2................................................... 32

Gambar 4.5 Pengukuran Di Dolam 2............................................................ 32

Gambar 4.6 Grafik Nilai ph Pada Kolam 3................................................... 34

Gambar 4.7 Pengukuran Di Kolam 3…….................................................... 34

Gambar 4.8 Grafik Nilai ph Pada Kolam 4................................................... 36

viii
Gambar 4.9 Pengukuran Di Kolam 4..................................................... 36

Gambar 4.10 Grafik Nilai pH Pada Kolam 5..……………………………... 38

Gambar 4.11 Pengukuran Di Kolam 5…….....……………………………... 38

Gambar 4.12 Grafik Nilai ph Pada Aliran Sungai……………....…………... 40

Gambar 4.13 Pengukuran Pada Aliran Sungai……….……………………... 40

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Volume Air Terhadap Kapur Tohor…..…... 46

Gambar 4.15 Rangkaian Alat RS13SEN0161...………….…..……………... 48

Gambar 5.1 Grafik Perhitungan Biaya……......………….… ……………... 53

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Baku mutu air limbah kegiatan penambangan batubara ............. 2
Tabel 2.2 Ketentuan untuk Pemberian Kapur tohor.................................... 12
Tabel 4.1 Hasil pengukuran kolam ............................................................. 28
Tabel 4.2 Hasil pengujian pada kolam 1 ..................................................... 29
Tabel 4.3 Hasil pengujian pada kolam 2 ..................................................... 30
Tabel 4.4 Hasil pengujian pada kolam 3 ..................................................... 31
Tabel 4.5 Hasil pengujian pada kolam 4 .................................................... 32
Tabel 4.6 hasil pengukuran pada kolam 5 ................................................... 33
Tabel 4.7 Hasil pengujian pada aliran sunggai ........................................... 34
Tabel 4.8 Hubungan volume air terhadap jumlah kapur tohor ................... 34

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Batubara merupakan sumber daya alam yang sangat potensial baik

sebagai sumber energi maupun sebagai penghasil devisa negara, di Indonesia

batubara dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap

untuk memenuhi permintaan listrik dalam negeri serta pada pabrik-pabrik

digunakan sebagai salah satu bahan bakar yang utama, selain itu batubara juga

bisa diekspor keluar negeri sebagai salah satu penghasil devisa negara. Selain

menghasilkan kemakmuran ekonomi negara aktivitas penambangan batubara itu

sendiri mengakibatkan beberapa dampak negatif salah satunya terbentuknya air

asam tambang. Sedangkan dalam peraturan pemerintah yakni undang-undang

Nomor 4 Tahun 2009 memberikan kewajiban kepada pemilik Izin Usaha

Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan khusus (IUPK) untuk

menerapkan kaidah teknik penambangan yang baik serta mematuhi batas toleransi

daya dukung lingkungan (Pasal 95, a dan e).

Air asam tambang atau dalam bahasa asing disebut acid mine drainage

merupakan air yang terbentuk di lokasi penambangan dengan nilai pH yang

rendah (pH<6). Nilai pH yang rendah pada air asam tambang menyebabkan

mudahnya logam-logam tertentu larut dalam air. Air asam tambang dapat

terbentuk pada kegiatan penambangan baik itu tambang terbuka maupun tambang

dalam, dikarenakan air asam tambang terbentuk dari proses tersingkapnya batuan

1
2

sulfida yang kaya akan pyrite dan mineral sulfida lainnya yang bereaksi dengan

air dan udara (Nurisman, dkk, 2012).

Adapun dampak dari air asam tambang ini diantaranya adalah perusahaan

pertambangan mengalami dampak percepatan proses korosif pada peralatan yang

berbahan besi atau baja sehingga menyebabkan kerusakan peralatan menjadi

semakin cepat yang tentunya berpengaruh pada keuangan perusahaan sebagai

beban belanja perusahaan penambang tersebut, pada biodiversity, dampak dari air

asam tambang ini adalah merusak ekosistem kehidupan fauna juga flora yang

terjadi di area bekas aktivitas pertambangan dan kehidupan disepanjang aliran

sungai yang dilalui oleh air asam tambang ini baik yang disengaja ataupun tidak

disengaja, dengan adanya peristiwa ini maka kualitas air yang ada di sekitar area

pertambangan akan mengganggu tingkat kesehatan manusia (Ashari, 2014).

Rata-rata kadar pH air asam tambang di perusahaan pertambangan

batubara memiliki kadar pH <6, yang mana angka ini menurut keputusan menteri

lingungan hidup No.113 tahun 2003 masih di bawah baku mutu lingkungan

limbah pertambangan batubara.

Tabel 1.1 Baku mutu air limbah kegiatan penambangan batubara

Parameter Satuan Kadar maksimum

pH 6-9

Residu teruspensi mg/1 400

Besi (fe) total mg/1 7

Mangan (mg) total mg/1 4

Sumber: kepmen lingkungan hidup no.113 tahun 2003


3

Dalam kegiatan penambangan batubara pengukuran kadar pH air asam

tambang umumnya mengunakan alat pH meter digital atau kertas lakmus,

sehingga pengukuran kadar pH air asam tambang dilakukan secara langsung di

lapangan, terlebih lagi pada saat musim hujan pengukuran pH air asam tambang

sering tidak dilakukan. Maka dari itu peneliti ingin membuat suatu kemudahan

untuk perusahaan dalam menangani permaslahan tersebut dengan membuat suatu

rancangan alat pH meter digital dengan prinsip kerja sacara monitoring. Alat ini

nantinya berfungsi untuk memudahkan suatu perusahaan dalam menangani suatu

permasalahan di area pertambangan khususnya pada pengontrolan kadar air asam

tambang sebelum dialiri ke sungai maupun ke masyarakat disekitar areal

penambangan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis pH Air Asam Tambang dengan

Menggunakan Alat Sensor RS13SEN0161 di PT. Surya Global Makmur

Kecamatan Mandiangin , kabupaten Sarolangun, Propinsi jambi”

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yaitu:

1. Kegiatan penambangan batubara menimbulkan dampak lingkungan yang

bersifat negatif, salah satunya terbentuknya air asam tambang.

2. Air asam tambang dapat mencemari lingkungan dan menggaggu kestabilan

ekosistem.
4

3. Masih kurangnya standar baku mutu air pada kolam pengendapan lumpur

menurut KEPMEN LH NO.113 tahun 2001.

4. Belum adanya alat pengukur pH air asam tambang yang dilakukan secara

monitoring.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur, terorganisir dan

mencapai sasarannya, maka dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah,

yaitu menguji kadar pH di areal pertambangan batubara menggunakan alat sensor

pH RS13SEN0161.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah rancang bangun alat pengukur pH air asam tambang?

2. Bagaimanakah perbandingan volume air pada masing-masing kolam terhadap

jumlah kapur tohor yang di gunakan untuk penetralan air asam tambang di PT.

Surya Global Makmur?

3. Berapa biaya yang di butuhkan untuk menetralkan pH Air Asam tambang di

PT. Surya Global Makmur?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan

penelitian ini berupa:

1. Melakukan pengukuran pH Air Asam tambang.


5

2. Menganalisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap jumlah

kapur tohor yang di gunakan untuk penetralan air asam tambang di PT. Surya

Global Makmur.

3. Menghitung biaya yang di butuhkan untuk menetralkan pH air asam tambang

di PT. Surya Global Makmur.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah kegiatan penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan.

Diharapkan dari hasil penelitian yang sudah penulis lakukan perusahaan

dapat mengetahui perubahan pH air asam yang terdapat pada penyaliran di lokasi

pertambangan,sehingga perusahaan lebih mudah untuk pengecekan kadar pH

yang baik sebelum dialiri kesungai maupun ke masyarakat di sekitar areal

penambangan.

2. Bagi Penulis.

Dari alat sensor pH air RS13SEN0161 yang dibuat atau dirancang oleh

penulis yang didapatkan dibangku perkuliahan, jurnal-jurnal maupun buku

panduan dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata yang dilakukan di lapangan

sehingga ilmu yang telah didapat di bangku kuliah bisa bermanfaat bagi

perusahaan maupun untuk penulis itu sendiri dan generasi selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Adapun teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut.

2.1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Surya Global Makmur merupakan salah satu perusahaan di

Provinsi Sumatera yang bergerak dibidang pertambangan batubara. Sistem

penambangan pada PT. Surya Global Makmur adalah tambang terbuka dengan

metoda tambang terbuka (open pit mining), dengan tata cara penambangan searah

jurus lapisan dan kedudukan batubara (strip mining). Sebagai acuan Stripping

Ratio (SR) adalah 1: 4.

Dengan metode ini, maka resiko dapat diperkecil dan biaya yang

dikeluarkan lebih ekonomis. Berdasarkan Keputusan Bupati Sarolangun No.16

tahun 2007 pada tanggal 28 Desember 2007, tentang perpanjangan dan Penciutan

Kuasa Pertambangan Ekplorasi Batubara PT. Surya Global Makmur KW 06

KP270905,seluas 2.600 Ha, dengan cadangan batubara kurang lebih 75 juta ton,

profil perusahaan, (PT. Surya Global Makmur 2007)PT. Surya Global

Makmuryang berkantorpusatdi Gedung Adhi Graha , Lantai 3, Suite 302-A, Jalan

Jendral Gatot Subroto, Kaveling Nomor 56, Kuningan Timur, Jakarta Selatan.

6
7

2.1.2 Lokasi Kesampaian Daerah

Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) Operasi Produksi PT. Surya

Global Makmur secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan

Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi dengan luas ijin usaha

pertambangan Operasi Produksi adalah 2.600 Ha. Dari Kota Jambi Daerah

operasi produksi dapat di tempuh dengan kendaraan roda 4 sejauh ± 160 km (± 3

jam perjalanan darat) kondisi jalan beraspal baik sampai desa rangkiling,

Kecamatan Mandiangin, dilanjutkan belok ke kiri masuk jalan tambang

PT.Jambi Prima Coal sejauh 5 km, dengan kondisi jalan diperkeras dengan pasir

dan batu sungai berikut ini adalah peta kesampaian daerah PT.Surya Global

Makmur dapat di lihat pada lampiran 2.

2.1.3 Definisi Air Asam Tambang

1. Air asam tambang

Air asam tambang (AAT) atau dalam bahasa asing acid mine drainage

(AMD). Dalam industri pertambangan batubara disebut dengan coal mine

drainage (CMD) merupakan air yang terbentuk akibat kegiatan pertambangan

terbuka maupun tertutup (bawah tanah) dimana terjadi reaksi antara air, oksigen,

dan batuan-batuan yang mengandung mineral-mineral sulfida sehinga

menyebabkan terjadinya air asam tambang. Menurut (Subriyer Nasir dkk 2014).

2. Sulfida

Adalah pirite dan markasit merupakan mineral sulfida yang paling umum

terdapat pada batubara. Ke dua spesies mineral ini memiliki komposisi kimia yang

sama FeS2 hanya berbeda dalam bentuk kristalnya. Proses kimia dan biologi dari
8

bahan–bahan mineral tersebut menghasilkan sulfat dengan tingkat

kemasaman yang tinggi secara langsung maupun tidak langsung tingkat

kemasaman yang tinggi mempengaruhi kualitas lingkungan dan kehidupan

organisme. Menurut (Edy Nursanto dkk 2011).

3. Pirite

Adalah mineral berwarna kekuningan dengan kilap logam yang cerah.

pirite memiliki rumus kimia FeS2 (disulfida besi) dan merupakan mineral yang

paling umum di jumpai. Pirite bisa terbentuk pada suhu tinggi-rendah dan

keterdapatannya bisa dalam batuan, metamorf dan sedimen walaupun dalam

jumlah yang sangat sedikit.

2.1.4 Genesa Batubara

Batubara adalah batuan yang terbentuk dari hasil akumulasi sisa–sisa

tumbuhan atau bagian tumbuhan yang terawetkan dalam lapisan sedimen

pembawanya (pada zaman geologi purba) dan menjadi kaya akan unsur karbon

oleh proses karbonisasi yang selanjutnya terpadatkan dan karena pengaruh

temperatur dan tekanan terjadi proses pembatubaraan (coalification).

Proses terjadinya cebakan bahan galian batubara adalah batuan sedimen

yang terbentuk dari sisa-sisa macam tumbuhan yang merupakan material Organik

dan telah mengalami dekomposisi atau penguraian oleh adanya proses biokimia

dan geokimia sehingga berubah baik sifat fisik maupun sifat kimianya tertera

dalam Undang–Undang No 4 Tahun 2009.

Genesa batubara berdasarkan tempat terjadinya dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Teori Insitu
9

Bahan–bahan pembentuk lapisan batubara terjadinya ditempat dimana

tumbuh–tumbuhan itu berada (terjadi di tempat itu juga) yang mempunyai ciri–

ciri sbb: penyebarannya luas dan kualitasnya baik (karena kadar abunya rendah).

2. Teori Drift

Bahan–bahan pembentuk lapisan batubara, terjadinya ditempat lain dari

tumbuh–tumbuhan asal itu berada karena sudah tertransportasi, yang mempunyai

ciri–ciri sebagai berikut: penyebarannya tidak luas tetapi banyak, kualitasnya

kurang baik karena banyak mengandung pengotor.

Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida)

yang berasal dari aktifitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona

lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa.

kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan

bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamofik yang banyak

mengandung batubara.

Karakterdariendapan batubara inibisaberupaendapanlogam yang berdiri

sendiri namun seringkali ditemukan berasosialisasi dengan mineral logam lainnya

kadang batubara terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namunjarang

yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Endapan batubara yang ekonomis umumnya

berupa Subtiminus, Bituminus, Lignit, Antrasite, Semi antrasite.

2.1.5 Kolam Pengendapan Lumpur (KPL)

Kolam Pengendapan Lumpur (KPL) berfungsi sebagai tempat menampung air

tambang sekaligus untuk mengendapkan partikel-partikel padatan yang ikut


10

bersama air dari lokasi penambangan. Kolam pengendapan akan berfungsi dengan

baik apabila rancangan kolam pengendapan yang akan dibuat sesuai dengan debit

air limpasan yang akan ditampung untuk pengendapan lumpur. Rancangan kolam

pengendapan dari segi geometri harus mampu untuk menampung debit air dari

lokasi penambangan.

Untuk menghitung volume air yang berada di dalam kolam pengendapan

lumpur digunakan rumus sebagai berikut:

V  P x L x Ta .................................................................. (2.1)

Keterangan:

P = Panjang Kolam Endapan.

L = Lebar Kolam Endapan.

TA = Tinggi Air di Kolam Endapan

Kolam pengendapan lumpur selain sebagai tempat untuk mengendapkan

material tersuspensi, di area tambang juga berfungsi sebagai penampungan air

limbah yang mengandung air asam tambang (pH<6), dimana di dalam tampungan

tersebut dilakukan perlakuan penetralan air limbah yang tercemar sehingga bisa

menjadi normal sesuai ambang batas baku mutu yang disyaratkan oleh

pemerintah, di kolam pengendap tersebut bisa dilakukan treatment berupa

pengapuran.

2.1.6 Kapur Tohor (CaO)


11

Adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen,

membentuk batuan yang terdiri dari mineral kalsium biasanya kapur relatif

terbentuk di lautan dalam dengan kondisi bebatuan yang mengandung lempengan

plates (coccliths) oleh mikro organism coccolithhophores.(Khotimah dkk).

Untuk menghitung jumlah pemberian kapur tohor dan perhitungan biaya

digunkan rumus sebagai berikut:

Harga penguna = biaya kapur tohor x harga /kg kapur tohor…….…..(2.2)

Berikut ini adalah tabel percobaan untuk ketentuan pemberian kapur tohor

Tabel 2.1 Ketentuan untuk Pemberian Kapur tohor

Sampel 20 L
pH awal 5
Berat 0,4 0,5 0,6 0,8 0,9 1,0
kapur(gr)
pH akhir 6 7 7 8 9 10

jika perusahaan menginginkan pH air akhir 6, sehingga kapur yang digunakan


sebanyak 0,4 gr/20L = 0,02 gr (Nurisman, Enggal, dkk. 2012).
2.1.7 Alat Sensor pH RS13SEN0161

Alat ini merupakan alat yang dapat mengukur tingkat keasaman air asam

yang terkandung pada air bekas tambang, alat ini berfungsi untuk menampilkan

tingkat pH yang terkandung pada air sebelum nantinya akan dilepas kealiran

sungai yang sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku. Alat ini

akan berfungsi untuk mengukur tingkat ph yang terdapat pada penyaliran air

diloksi penambangan alat ini juga dilengkapi dengan layar LCD sehingga

memudahkan dalam melakukan pengukuran ph yang akandiamati. Pentingnya


12

pengukuran ph dilokasi penambangan sebelum dilepas kemasyarakat ialah untuk

mencegah hal-hal negatif yang dapat merusak kesehatan masyarakat disekitar

aliran sungai yang dipakai oleh masyarakat.

2.1.8 Sensor pH

2.1.8.1 Pengertian Sensor pH

Sensor pH adalah alat yang mampu mengukur nilai tingkat keasaman

atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0

hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai

nilai pH 7 hingga 14. Pengukuran ph yang dilakukan pada penelitian ini adalah

menggunakan alat sensor pH meter yang dirakit atau dirancang sendiri oleh

penulis.

Dari alat pH RS13SEN0161 yang di rancang tersebut maka nantinya

alatini dapat mengetahui hasil pembacaan kadar pH rata-rata yang berada di suatu

kolam air asama tambang tersebut.

2.1.8.2 Komponen Alat Sesnsor pH RS13SEN0161

1. Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis atmega328 (datasheet).

Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat di

gunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal,

koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung

mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan board

Arduino Uno ke komputer dengan mengunakan kabel USB atau listrik dengan AC

yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.


13

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.1. Arduino Uno.

2. Sensor pH Meter SEN0161

pH sensor adalah alat yang mampu mengukur derajat keasaman yang

digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh

suatu larutan. pH didefinisikan sebagai logaritma aktifitas ion hydrogen H+ yang

terlarut. Koefisien aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental,

sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala

absolute. pH bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya

ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Bila pH < 7 larutan bersifat

asam, pH > 7 larutan bersifat basa. Dalam larutan neutral pH=7.

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.2.Sensor pH SEN0161.

3. LCD (Liquid Crystal Display)


14

LCD (Liquid Crystal Display) merupakan layar digital yang dapat

menampilkan nilai suhu yang ditangkap oleh alat sensor suhu sehingga nilai suhu

dapat ditampilkan pada layar lcd. Pemasangan lcd nantinya dilakukan dengan cara

menggabungkannya dengan komponen lain setelah itu diprogram menggunakan

software sehingga lcd dapat berfungsi dengan baik. Lcd ini nantinya berfungsi

untuk menampilkan suhu disekitar alat serta menampilkan info status kondisi

suhu di sekitar areal yang akan diukur.

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.3. Lcd (Liquid Crystal Display).

4. Micro SD

Micro sd berfungsi untuk menyimpan data yang dibaca oleh alat sensor

ph yang telah diukur dilapangan, sehingga data yang sudah diukur dapat

tersimpan secara langsung oleh micro sd tersebut.

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.4. Slot micro sd.

5. Kabel Jumper
15

Jumper adalah istilah dalam dunia elektronika untuk menghubungkan

komponen-komponen alat. (Khairul saleh, dkk2013) kabel jumper berpungsi

untuk menghubungkan antara arduino uno ke modul LCD dan menghubungkan

sensor pH sen0161 dengan arduino uno.

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.5. Kabel jumper

6. Akrilik (Acrylic)

Akrilik (acrylic )merupakan plastik yang menyerupai kaca. Dalam

perancangan alat sensor pH RS13SEN0161, akrilik digunakan untuk membuat

kotak yang berpungsi sebagai kedudukan atau tempat komponen-komponen alat

yang telah di rancang.

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.6. Akrilik (Acrylic)


16

7. Power bank

Kabel portable atau sering di sebut power bank adalah kata yang berasal

dari bahasa Inggris yang artinya “penyimpan daya”. Meskipun bentuknya yang

kecil namun manfaat yang dimiliki tidak bisa kita elaklagi. Power bank

merupakan benda kecil yang bisa kita bawa kemana saja yang kitamau jugadapat

di gunakan kapansaja, asalkan sudah pengisian. Tepatnya lagi power bank adalah

suatu benda elektronik yang mampu menyimpan daya listrik layaknya batrei yang

dapat kita kita gunakan sewaktu-waktu.

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.7. Power bank

8. Papan PCB (Printed Circuit Board)

PCB merupakan singkatan dari Printed Circuit Board, dalambahasa

Indonesia banyak disebut dengan istilah Papan Sirkuit Cetak atau Papan

Rangkaian Cetak. PCB ini secarafisik merupakan alat yang digunakan untuk

menghubungkan kompon enelektronik dalam computer dengan lapisan jalur

konduktornya.
17

Sumber: dokumentasi penulis (2018)

Gambar 2.8. Papan pcb (printed circuit board)

2.2 Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini dapat dilihat kerangka konseptual yang berisikan

tentang pengukuran air asam tambang yang bepungsi untuk mengukur tingkat

keasaman air dilokasi penambangan sesbelum dilepas ke masyarakat, salah satu

cara dengan cara sistem monitoring yang di letakkan langsung di kolam areal

penambangan batubara yang nantinya dapat menampilkan nilai pH pada areal

penambangan batubara sehingga air yang dilepas kemasyarakat sudah aman

digunakan, pada alat ini di tambahkan slot micro sd bertujuan untuk penyimpanan

data-data disaat alat tersebut bekerja.

Penelitian ini juga mengamati perubahan kadar pH yang ditangkap atau

di baca oleh alat sensor pH RS13SEN0161 yang nantinya akan di uji langsung di

lapanganpada beberapa titik dengan cara sistem monitoring. Dari hasil

pengukuran atau pengujian nantinya akan dapat diketahui berapa kadar Ph rata-

rata tersebut pada areal lokasi kolam endapan bekas penambangan batubara.

Berikut kerangka konseptual dalam penelitian penulis:


18

INPUT PROSES OUTPUT

Data Primer 1. Rancangan alat sensor


1. Pengambilan pH RSSEN0161 di 1. Merancang alat ukur
sampel air asam areal kolam pH RS13SEN0161
pengendapan. untuk mengukur kadar
tambang.
2. Menhitung volume pH di kolam
2. jumlah kapur tohor. pengendapan.
kolam pengendapan
3. Dimensi kolam. dengan rumus 2. Mendapatkan jumlah
𝑉 =𝑝 ×l ×t kapur tohor
Data Skunder 3 Harga penguna = biaya 3. Mendapatkan total
1. Peta geologi. kapur tohor x harga biaya pengunaan kapur
2. Peta topografi. /kg kapur tohor. tohor.
3. peta situasi tambang

Gambar 2.9.Kerangka Konseptual.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian terapan (applied

research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati,

sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan

segera untuk keperluan tertentu. Menurut Sugiono (2009: 10-11), penelitian

terapan ini digolongkan dalam penggolongan menurut tujuan.

Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara

praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk

mengembangkan produk Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk

menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan diareal pertambangan batubara yang nantinya

akan dilakukan pengetesan alat secara langsung dengan cara sistem monitoring.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan 15 s/d 22 juli 2018 di salah satu perusahaan

pertambangan batubara PT. Surya Global Makmur Kecamatan Mandiangin,

Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.

19
20

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang

diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian adalah

pengukuran kadar pH air dengan alat sensor pH RS13SEN0161 berikut diagram

rancangan alat dapat di lahat pada ( lampiran 3)

3.4. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini ialah data primer dan

data sekunder.

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini yaitu:

1.)Pengambilan sampel air asam tambang

2.) Jumlah kapur tohor

3.)Dimensi kolam

b. Data Skunder

Data skunder dalam penelitian ini yaitu:

1.) Peta geologi

2.) Peta topografi

3.) peta situasi tambang

2.Sumber Data

Sumber data berasal dari alat sensor pH RS13SEN0161 yang di uji

diareal kolam endapan dan studi kepustakaan, literature, arsip-arsip, mencatat


21

semua hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian, dan juga mencari

faktor-faktor yang nantinya akan berpengaruh dalam pemecahan masalah dalam

penelitian.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data yang akan dilakukan penulis melakukan

dengan cara:

1. Untuk 1 lokasi pengamatan dipantau selama 10 menit. Pemantauan pH

dilakukan di 5 kolam pengendapan. Masing-masing kolam diamati di 5 titik

pengamatan.

2. Menentukan jumlah kapur tohor di peroleh dari hasil pemberian kapur di

masing-masing kolam.

3. Pengukuran dimensi kolam dengan mengunakan meteran untuk mengetahui

(panjang, lebar, dan tinggi kolam).

3.6. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data.

Teknik pengolahan data berupa data yang terdapat dari alat deteksi pH

kemudian diamati perubahan kadar pH air tersebut yang dilakukan dengan cara

sistem monitoring di areal kolam endapan batubara. Apabila pH air tersebut

mencapai ambang batas yang ditentukan dan natinya akan di tampilkan langsung

pada layar lcd dan di simpan pada mikro sd alat pH meter tersebut, untuk

mengetahui kadar pH air maka alat tersebut harus melakukan pengujian alat

secara langsung untuk menentukan aman dan tidak aman nya air yang akan di aliri

ke aliran sungai.
22

Dari data-data yang diperoleh, selanjutnya akan dilakukan analisis

terhadap perubahan kadar pH air di suatu kolam endapan batubara serta membuat

grafik perubahan kadar pH berdasarkan data yang diamati dilapangan.

A. Pengukuran kadar pH air Dilapangan

Pada dasarnya pH air yang sangat tinggi merupakan salah satu faktor

terjadinya kerusakan terhadap lingkungan terutama di sekitar aliran sungan yang

di lalui oleh air asam bekas tambang tersebut, oleh sebab itu penulis melakukan

pengecekan kadar pH air di suatu penambangan batu bara menggunakan alat

pengukur sensor pH RS13SEN0161 serta melakukan perbandingan dengan alat

yang sudah ada untuk membandingkan pembacaan alat yang dibuat ini nanti nya

akan dilakukan di beberapa titik pengujian.

Melakukan pengujian sistem monitoring kadar pH air asam tambang

dibeberapa titik diareal kolam endapan, dengan tujuan dapat mempermudah untuk

mengetahui hasil rata-rata yang terdapat pada kolam endapan batubara tersebut.

B. Grafik Perubahan pH

Seperti yang kita ketahui, grafik perubahan kadar pH air diareal sangat

diperlukan untuk mengetahui alur perubahan kadar pH tersebut di areal dengan

mengetahui alat pH diareal suatu kolam endapan pada tambang batubara.

Pada alat ini akan diketahui grafik perubahan kadar pH air dari pembacaan

kadar pH yang di tampilkan pada layar lcd yang menampilkan kadar pH air pada

areal pengujian. Alat ini akan diuji pada beberapa titik-titik pengukuran yang

nanti bisa memudakan untuk mengetahui kadar ph air rata-rata pada areal kolam

endapan. Pada umumnya pH air yang di izinkan sesuai dengan peraturan


23

pemerintah yang berlaku yaitu 6-9. Adapun format grafik hubungan tingkat pH

terhadap pengukuran disajikan seperti gambar 3.1

GRAFIK PERUBAHAN pH
5,85
5,80
5,75
pH

5,70
5,65
5,60
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 2 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84

Gambar 3.1.Grafik Perubahan pH


3.7 Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Analisa Air Asam Tambang Pada Areal Pertambangan


Batubara Menggunakan Alat Sensor pH RS13SENO161

Identifikasi Masalah
1. Kegiatan penambangan batubara menimbulkan dampak lingkungan
yang bersifat negatif, salah satunya terbentuknya air asam tambang.
2. Air asam tambang tambang dapat mencemari lingkungan dan menggaggu
kestabilan ekosistem.
3. Masih kurangnya standar baku mutu air pada kolam pengendapan lumpur
menurut KEPMEN LH NO.113 tahun 2001.

A
24

Tujuan Penelitian
4. Merancang alat pengukur pH Air Asam tambang.
5. Menganalisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap jumlah
kapur tohor yang di gunakan untuk penetralan air asam tambang di PT. Surya
Global Makmur
6. Menghitung biaya yang di butuhkan untuk menetralkan pH air asam tambang di PT.
Surya Global Makmur

Pengumpulan Data
1. Melakukan sistem monitoring di lokasi kolam air asam
tambang.
2. Melakukan pengamatan pada alat sensor pH yang di letakan
pada kolam air asam tambang
3. Menentukan kadar pH rata-rata yang terdapat pada areal
kolam endapan batubara.

Data primer Data sekunder


1. Pengambilan sampel air asam
tambang. 1. Peta geologi
2. Jumlah kapur tohor 2. Peta topografi
3. Dimensi kolam 3. Peta situasi tambang

Pengolahan Data
Data yang terdapat dari alat sensor pH kemudian diamati
perubahanya yang dilakukan dibeberapa titik pengujian diareal kolam
endpan batubara dan dilakukan pengukukuran kadar ph air menggunakan
alat sensor pH untuk menentukan selisih perubahan kadar pH air yang
dihasilkan. apabila kadar air melebihi batas yang telah di tentukan maka
alat sensor yang di buat oleh penulis akan bekerja secara otoamtis
membaca perubahan kadar pH tersebut,dan di simpan kedalam micro sd
yang telah di programkan.

B
25

Analisis Data
Dari data-data yang diperoleh, selanjutnya akan dilakukan analisis
terhadap perubahan ph air diareal kolam endapan batubara serta grafik
perubahan phair yang natinya dibuat berdasarkan data yang diamati
dilapangan.

Hasil
1. Merancang alat ukur pH RS13SEN0161 un tuk mengukur kadar pH di
kolam pengendapan.
2. Membuat grafik pening katan maupun penu runan kadar pH di lokasi
kolam pengendapan.

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian.


BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengujian alat dilapangan, melakukan pengumpulan data

yang diperlukan dalam penelitian ini. Data tersebut berupa data primer dan data

sekunder yang bersumber dari pengamatan langsung di lapangan dan arsip

perusahaan, adapun data-data tersebut berupa:

4.1.1. Data Primer

Jenis data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian, data ini diambil dari pengujian alat rancangan pH meter

RS13SEN0161 yang diperuntukkan pada pengujian pH air asam tambang diareal

kolam endapan perusahaan pertambangan.

Pengujian alat ini dilakukan pada perusahaan PT. Surya Global Makmur Pada

pengujian pH air asam tambang yang di lakukan dilokasi kolam endapan

perusahaan, melakukan pengamatan dan pencatatan hasil pembacaan kadar pH

yang ditampilkan oleh alat tersebut. Pengujian pH air asam tambang penulis

lakukan bertujuan untuk mengamati perubahan kadar pH air asam tambang pada

masing-masing kolam endapan. Pengujian ini bertujuan untuk mengontrol dan

mengetahui perubahan kadar pH air asam tambang pada kolam endapan dan

pemberian kapur tohor beserta harga pemberian kapur tohor serta mengetahui

kelebihan maupun kekurangan dari alat RS13SEN0161 tersebut.

26
27

Hasil penelitian ini di dapat dari perusahaan pertambangan batu bara PT.

Surya Global Makmur yang mempunyai kolam pengendapan air asam tambang di

wilayah Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi.

1. PT. Surya Global Makmur

Selama melakukan kegiatan di lapangan penulis melakukan kegiatan

pengujian kadar pH air asam pada masing-masing kolam endapan, serta

melakukan pengukuran pada masing-masing kolam yang berada di areal

penambangan perusahaan. Pengujian yang penulis lakukan dengan menggunakan

meteran dan alat RS13SEN0161 yang di lakukan pada beberapa titik pengukuran,

berikut dari hasil pengukuran di lapanagan:

a. Pengukuran dimensi kolam

Berikut ini adalah hasil pengukuran dimensi kolam 1-kolam 5 disajikan sebagai

berikut

Table 4.1 Hasil Pengukuran Kolam

NO KOLAM 1
1 PANJANG LEBAR TINGGI HASIL
27 m 14 m 3,30 m 1.247,4 m³
1.247.400 L

KOLAM2
2 PANJANG LEBAR TINGGI
24 m 9m 2,10 m 453,6 m³
453.600 L

3 KOLAM 3
PANJANG LEBAR TINGGI
25,20 m 8,70 m 2,20 m 482,328 m³
482.328 L
28

Lanjutan Tabel 4.1

4 KOLAM 4

PANJANG LEBAR TINGGI


26,50 m 12,20 m 1,90 614,270 m³
614.270 L

5 KOLAM 5
PANJANG LEBAR TINGGI
7,30 m 9,10m 1,60 106,288 m³
106.288 L

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran dimensi kolam di lapangan yang di

lakukan oleh peneliti:

Gambar 4.1 pengukuran dimensi kolam

Setelah melakukan pengukuran dimensi kolam di lanjutkan dengan pengunjian

pada masing masing kolam berikut data dari hasil pengujian kolam tersebut:

b. Pengujian kadar pH pada kolam 1

Berikut ini adalah hasil pengukuran pada kolam 1 disajikan sebagai berikut:
29

Tabel 4.2 Hasil Pengujian pH pada Kolam 1

NO KOLAM 1
TITK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
1 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
2 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
3 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
4 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
5 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
6 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
7 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
8 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
9 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
10 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
11 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
12 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
13 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
14 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
15 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71
RATA-
RATA 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71

Pada kolam 1 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 5

dengan nilai rata-rata 5,71, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik 1 dengan nilai rata-rata 5,48. Perbedaan pada pembacaan nilai

pH pada kolam 1 di pengaruhi oleh aliran air masuk dari front tambang menuju

kolam
30

pengendapan di mana air yang baru masuk (pengukuran titik 1) memiliki pH

rendah sedangkan air yang keluar menuju kolam pengendapan selanjutnya

memiliki nilai ph yang mendekati nilai aman. Berikut grafik pengukuran pH pada

kolam 1 menggunakan alat RS13SEN0161:

KOLAM 1
5,75
5,70
5,65
5,60
pH

5,55
5,50
5,45
5,40
5,35
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 1 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71

Gambar 4.2. Grafik Nilai pH pada Kolam 1.

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran di lapangan yang di lakukan oleh

peneliti:

Gambar 4.3 kolam pengendapan 1

c. pengujian kadar pH kolam 2

Berikut ini adalah hasil pengukuran pada kolam 2 di sajikan sebagai berikut:
31

Tabel 4.3 Hasil Pengujian pada Kolam 2

NO KOLAM 2
TITK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
1 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
2 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
3 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
4 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
5 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
6 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
7 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
8 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
9 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
10 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
11 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
12 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
13 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
14 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
15 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
RATA-
RATA 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84

Pada kolam 2 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 5

dengan nilai rata-rata 5,84, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik 1 dengan nilai rata-rata 5,71. Perbedaan pada pembacaan nilai

pH pada kolam 2 di pengaruhi oleh aliran air masuk dari kolam 1 menuju kolam

pengendapan dimana air yang baru masuk (pengukuran titik 1) memiliki pH


32

rendah sedangkan air yang keluar menuju kolam pengendapan selanjutnya

memiliki nilai pH yang mendekati nilai aman. Berikut grafik pengukuran ph pada

kolam 1 menggunakan alat RS13SEN0161:

KOLAM 2
5,85

5,80

5,75
pH

5,70

5,65

5,60
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 2 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84

Gambar 4.4. Grafik Nilai pH pada Kolam 2.

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran di lapangan yang di lakukan oleh

peneliti:

Gambar 4.5 pengukuran di kolam 2


33

d. Pengujian kadar pH pada kolam 3

Berikut ini adalah hasil pengukuran pada kolam 3 disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengujian pada Kolam 3

NO KOLAM 3
TITK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
1 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
2 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
3 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
4 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
5 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
6 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
7 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
8 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
9 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
10 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
11 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
12 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
13 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
14 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
15 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68
RATA-
RATA 5,99 6,47 6,66 6,68 6,68

Pada kolam 3 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 5 dengan

nilai rata-rata 6,68, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik pengukuran

titik 1 dengan nilai rata-rata 5,99. Perbedaan pada pembacaan nilai pH pada kolam
34

satu di pengaruhi oleh aliran air dari kolam 3 menuju kolam pengendapan di

mana air yang baru masuk (pengukuran titik 1) memiliki pH rendah sedangkan air

yang keluar menuju kolam pengendapan selanjutnya memiliki nilai ph yang

mendekati nilai aman. Berikut grafik pengukuran pH pada kolam 3 menggunakan

alat RS13SEN0161:

KOLAM 3
5,85

5,80

5,75
pH

5,70

5,65

5,60
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 3 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84

Gambar 4.6 Grafik Nilai pH pada Kolam 3

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran di lapangan yang di lakukan oleh

peneliti:

Gambar 4.7 Pengukuran dikolam 3


35

e. Pengujian kadar pH pada kolam 4

Berikut ini adalah hasil pengukuran pada kolam 4 disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pengujian pada Kolam 4

NO KOLAM 4
TITK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
1 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
2 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
3 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
4 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
5 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
6 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
7 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
8 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
9 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
10 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
11 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
12 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
13 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
14 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
15 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
RATA-
RATA 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69

Pada kolam 4 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran lima

dengan nilai rata-rata 6,69, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik satu dengan nilai rata-rata 6,63. Perbedaan pada pembacaan nilai
36

pH pada kolam 4 di pengaruhi oleh aliran air masuk dari kolam 3 menuju kolam

pengendapan di mana air yang baru masuk (pengukuran titik 1) memiliki pH

rendah sedangkan air yang keluar menuju kolam pengendapan selanjutnya

memiliki nilai pH yang mendekati nilai aman. Berikut grafik pengukuran pH pada

kolam 4 menggunakan alat RS13SEN0161:

KOLAM 4
6,7

6,68

6,66
pH

6,64

6,62

6,6
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 4 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69

Gambar 4.8 Grafik Nilai pH pada Kolam 4

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran di lapangan yang di lakukan oleh

peneliti:

Gambar 4.9 Pengukuran di kolam 4


37

f. Pengujian kadar pH pada kolam 5

Berikut ini adalah hasil pengukuran pada kolam 5 disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Pengujian pada Kolam 5

NO KOLAM 5
TITK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
1 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
2 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
3 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
4 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
5 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
6 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
7 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
8 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
9 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
10 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
11 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
12 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
13 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
14 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
15 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73
RATA-
RATA 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73

Pada kolam 5 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran lima


dengan nilai rata-rata 6,73, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik
pengukuran 1 dengan nilai rata-rata 6,58. Perbedaan pada pembacaan nilai pH
38

pada kolam 4 di pengaruhi oleh aliran air masuk dari kolam 4 menuju kolam

pengendapan di mana air yang baru masuk (pengukuran titik 1) memiliki pH

rendah sedangkan air yang keluar menuju kolam pengendapan selanjutnya

memiliki nilai ph yang mendekati nilai aman. Berikut grafik pengukuran pH pada

kolam 5 menggunakan alat RS13SEN0161:

KOLAM 5
6,75

6,70

6,65
pH

6,60

6,55

6,50
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 5 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73

Gambar 4.10 Grafik Nilai pH pada Kolam 5.

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran di lapangan yang di lakukan oleh

peneliti:

Gambar 4.11 Pengukuran di kolam 5


39

g. pengujian pada aliran sungai

Berikut ini adalah hasil pengukuran pada aliran sungai disajikan sebagai

berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengujian pada Aliran Sungai

NO ALIRAN SUNGAI
TITK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
1 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
2 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
3 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
4 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
5 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
6 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
7 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
8 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
9 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
10 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
11 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
12 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
13 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
14 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
15 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37
RATA-
RATA 6,37 6,40 6,35 6,32 6,37

Pada aliran sungai di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 2

dengan nilai rata-rata 6,40, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik
40

pengukuran titik 1 dan 5 dengan nilai rata-rata 6,37. Perbedaan pada pembacaan

nilai pH pada aliran sungai dipengaruhi oleh aliran air keluar dari kolam

penambangan menuju langsung ke aliran sungai. Berikut grafik pengukuran pH

pada aliran sungai menggunakan alat RS13SEN0161:

SUNGAI
6,45
6,40
pH

6,35
6,30
6,25
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
SUNGAI 6,37 6,4 6,35 6,32 6,37

Gambar 4.12 Grafik Nilai ph pada Aliran Sungai.

Berikut ini adalah gambar hasil pengukuran di lapangan yang di lakukan oleh

peneliti:

Gambar 4.13 Pengukuran pada aliran sungai

Setelah dilakukan pengukuran dan pengujian di lapangan maka dilakukan

perhitungan pada masing-masing kolam untuk menentukan volume kolam dan

perhitungan nilai pH.


41

1. volume kolam
Kolam 1
V = panjang x lebar x tinggi air
= 27 m x 14 mx 3,30 m
= 1.247,4 m³
= 1.247.400 Liter
Kolam 2
V = panjang x lebar xtinggi air
= 24 m x 9 m x 2,10 m
= 453,6 m³
= 453.600 Liter
Kolam 3
V = panjang x lebar x tinggi air
= 25,20 m x 8,70 m x 2,20 m
= 482,328 m³
= 482.328 Liter
Kolam 4
V = panjang x lebar x tinggi air
= 26,50 m x 12,10 m x 1,90 m
= 614,270 m³
= 614.270 Liter
Kolam 5
V = panjang x lebar x tinggi air
= 7,30 m x 9,10 m x 1,60 m
= 106,280m³
= 106.280 Liter
42

Setelah dilakukan perhitungan terhadap panjang, lebar, tinggi kolam

selanjutnya dilakukan pehitungan terhadap nilai pH pada kolam, pemberian kapur

tohor dan harga kapur tohor/Kg

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 1

Jumlah kebutuhan kapur tohor yang digunakan pada kolam 1 dapat dilihat

sebagai berikut:

Diketahui :

Volume kolam 1 : 1.247,4 m3

Penggunaan kapur tohor : 0,02 gr/L

Jadi kebutuhan kapur tohor adalah:

= penggunaan kapur tohor x (volume kolam 1)

= 0,02 gr/L x 1.247,4 m3

= 0,02 gr/Lx 1.247.400 L

= 24.948 gram : 1000

= 24,948 kg

Pemberian kapur tohor dilakukan dua kali seminggu, Jadi penggunaan kapur tohor

untuk 1 bulan adalah:

= 24,948 kg x 8

= 199,584 kg/ bulan

Jadi untuk satu bulan perusahaan harus menyediakan kapur tohor

sebanyak 199,584 kg dengan biaya adalah Rp 7.500 x 199,584 = Rp 1.498.800


43

4.2.2 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 2

Jumlah kebutuhan kapur tohor yang digunakan pada kolam 2 dapat dilihat

sebagai berikut:

Diketahui :

Volume kolam 2 : 453,6 m3

Penggunaan kapur tohor : 0,02 gr/L

Jadi kebutuhan kapur tohor adalah :

= penggunaan kapur tohor x (volume kolam 2)

= 0,02 gr/L x 453,6 m3

= 0,02 gr/Lx 453.600 L

= 9.072 gram : 1000

=9,072 kg

Pemberian kapur tohor dilakukan dua kali seminggu, Jadi pengguanaan kapur

tohor untuk 1 bulan adalah:

= 9,072 kg x 8

= 72,576 kg/ bulan

Jadi untuk satu bulan perusahaan harus menyediakan kapur tohor

sebanyak 72,576 kg dengan biaya adalah Rp 7.500 x 72,576 = Rp 544.320

4.2.3 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 3

Jumlah kebutuhan kapur tohor yang digunakan pada kolam 3 dapat dilihat

sebagai berikut:
44

Diketahui :

Volume kolam 3 : 482.328 m3

Penggunaan kapur tohor : 0,02 gr/L

Jadi kebutuhan kapur tohor adalah :

= penggunaan kapur tohor x (volume kolam 3)

= 0,02 gr/L x 482,328 m3

= 0,02 gr/Lx 482.328 L

= 9.646,56 gram : 1000

= 9,646 kg

Pemberian kapur tohor dilakukan dua kali seminggu, Jadi pengguanaan kapur

tohor untuk 1 bulan adalah:

= 9,646 x 8

= 77,168 kg/ bulan

Jadi untuk satu bulan perusahaan harus menyediakan kapur tohor

sebanyak 77,168 kg dengan biaya adalah Rp 7.500 x 77,168 = Rp 578.760

4.2.4 Penggunaan Kapur Tohor Pada Kolam 4

Jumlah kebutuhan kapur tohor yang digunakan pada kolam 4 dapat dilihat

sebagai berikut:

Diketahui:

Volume kolam 4 : 614.270 m3

Penggunaan kapur tohor : 0,02 gr/L

Jadi kebutuhan kapur tohor adalah:

= penggunaan kapur tohor x (volume kolam 4)


45

= 0,02 gr/L x 614,270 m3

= 0,02 gr/Lx 614.270 L

= 12.285,4 gram : 1000

= 12,185 kg

Pemberian kapur tohor dilakukan dua kali seminggu, Jadi penggunaan kapur tohor

untuk 1 bulan adalah:

= 12,285 kg x 8

= 98,283kg/ bulan

Jadi untuk satu bulan perusahaan harus menyediakan kapur tohor

sebanyak 98,283 kg dengan biaya adalah = Rp 7.500 x 98,283 = Rp 737.124

4.2.5 Penggunaan Kapur Tohor pada Kolam 5

Jumlah kebutuhan kapur tohor yang digunakan pada kolam 5 dapat dilihat

sebagai berikut:

Diketahui:

Volume kolam 5 : 106,280m3

Penggunaan kapur tohor : 0,02 gr/L

Jadi kebutuhan kapur tohor adalah:

= penggunaan kapur tohor x (volume kolam V)

= 0,02 gr/L x 106,280 m3

= 0,02 gr/Lx 106.280 L

= 2.125,6 gram : 1000

= 2,125 kg
46

Pemberian kapur tohor dilakukan dua kali seminggu, Jadi pengguanaan kapur

tohor untuk 1 bulan adalah:

= 2,125 kg x 8

= 17 kg/ bulan

Jadi untuk satu bulan perusahaan harus menyediakan kapur tohor

sebanyak 17 kg dengan biaya adalah = Rp 7.500 x 17 = Rp 289.000

Berikut ini adalah hubungan volume air terhadap jumlah kapur tohor dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Hubungan Volume air Terhadap Jumlah Kapur Tohor

No Kolam Volume air (liter) Kapur tohor (kg)


1 Kolam 1 1.247.400 Liter 199,584 kg
2 Kolam 2 453.600 Liter 72,576 kg
3 Kolam 3 482.600 Liter 77,168 kg
4 Kolam 4 614.270 Liter 98,283 kg
5 Kolam 5 106.280 Liter 17 kg
6 Aliran sungai

Dari tabel di atas dapat di ketahui volume air (liter) pada masing-masing

kolam dan jumlah pemberian kapur tohor (kg). Berikut ini adalah grafik dari hasil

tabel berikut:
47

1.500.000,00
Volume Air

1.000.000,00

500.000,00 volume air


kapur tohor
0,00
kolam kolam volume air
kolam kolam
1 2 kolam
3 4 5

Gambar 4.14 Grafik Hubungan Volume Air Terhadap Kapur Tohor

4.2.6. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah ada di perusahaan, bersumber dari

arsip dan literatur yang menyangkut kajian penelitian. Data sekunder yang penulis

pakai berupa kadar pH air asam tambang yang di uji di PT. Surya Global Makmur

desa mandiangin, kecamatan sarolangun, provinsi jambi.

4.2.7. Pengolahan Data

Setelah melakukan pengumpulan data yang di butuhkan dalam penelitian,

maka selanjutnya adalah pengolahan data, dalam pengolahan data ini bertujuan

untuk menganalisa berapa kadar ph air asam tambang pada masing-masing kolam

perusahaan.

4.2.8. Rangkaian Alat RS13SEN0161

Alat pH meter RS13SEN0161 ini di rancang untuk mengetahui berapa kadar

pH air asam tambang pada masing-masing kolam endapan terutama pada

perusahaan pertambangan batubara, dalam proses perangkaiannya di perlukan

beberapa komponen, komponen yang di pakai ialah:


48

1. arduino uno 8. power bank

2. sensor ph sen0161 9. Laptop meter

3. lcd 10. Kabel 7

4. micro sd

5. kabel jumper

6. akrilik

7. papan pcb

Dari komponen alat RS13SEN0161 tersebut maka di lakukanlah

perancangan sesuai yang di inginkan berdasarkan fungsinya masing-masing,

berikut ini adalah gambar rancangan alat yang di buat sesuai ketentuanya.

Sumber: frizzing

Gamabar 4.15 Rangakaian Alat RS13SEN0161

4.2.9. Program Alat RS13SEN0161

Untuk dapat menjalankan alat sesuai dengan fungsi nya masing-masing

maka di lakukan proses pemograman, proses ini bertujuan untuk memberikan

peritah terhadap masing-masing komponen supaya bisa terhubung dengan yang


49

lain nya. Pemograman alat RS13SEN0161 membutuhkan sebuah aplikasi, aplikasi

tersebut adalah bahasa pemograman arduino uno. Aplikasi ini di gunakan sebagai

input dalam pemograman.

Pemograman di lakukan pada arduino uno dengan mengunakan bahasa

pemograman yang di masukkan sesuai dengan keguanaan masing-masing

komponen, berikut input yang penulis masukan kedalam aplikasi arduino uno

pada ( lampiran 4).


BAB V
ANALISIS DATA

Kegiatan pengujian pH air asam tambang yang di lakukan di areal kolam

endapan di PT. Surya Global Makmur mengunakan alat rancangan pH meter

RS13SEN0161 dimana hasil pengukuran di peroleh nilai pH yang berbeda pada

masing-masing kolam .

Pada pengujian pH air asam tambang yang di lakukan mengunakan alat

rancangan RS13SEN0161. Di lakukan pengamatan terhadap cara pengoperasian

alat serta kelebihan maupun kekurangan dari alat RS13SEN0161 tersebut.

5.1 Analisis pengujian dilapangan.

Dalam melakukan pengujian pada perusahaan PT. Surya Global Makmur

dimana di dapatkan nilai pH pada masing-masing kolam, pengujian pH pada

kolam 1= 5,7 pada kolam 2= 5,6 kolam 3=6,5 kolam 4=6,6 kolam 5=6,6 aliran

sungai=6,3

5.2 Analisis pengunaan alat RS13SEN0161

Selama pengujian alat RS13SEN0161 yang di lakukan pada kolam

endapan maka di dapatkan cara mengoperasian alat yang baik dalam pengujian

alat pada kolam endapan air asam tambang. Langkah-langkah pengujian kadar pH

air asam tambang mengunakan alat RS13SEN0161 sebagai berikut:

1. Pastikan rangkaian terhubung

2. Siapkan kabel sepanjang 6 meter untuk penyuplay arus

3. Siapkan kotak atau pelampung untuk pengapungan alat di dalam kolam

4. Tentukan titik lokasi pada pengujian di areal kolam

50
51

5. Tunggu pembacaan angka pada lcd stabil

6. Setelah angka pH stabil pada lcd kemudian catat hasil tesebut

7. Lakukan pengujian pada titik selanjutnya

5.3 Kelebihan dan Kekurangan Alat RS13SEN0161

Setelah melakukan pengujian pH air asam tambang mengunakan

rancangan RS13SEN0161 pada areal kolam yang di lakukan pada perusahaan

pertambangan di PT. Surya Global Makmur.

Kelebihan dari alat sensor ph RS13 SEN0161:

1. Alat ini memiliki tingkat sensitifitas pembacaan pH yang tinggi yaitu per dua

detik.

2. Bisa digunakan secara monitoring dan juga bisa digunakan dengan tidak

monitoring.

3. Pembacaan yang dihasilkan oleh alat ini sangat stabil

Kekuranganya:

1. Batrai yang digunakan hanya mampu bertahan 2 sampai 3 jam kerja

2. Sulitnya untuk pengoperasian di tengah kolam

5.4 Analisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap


jumlah kapur tohor yang di gunakan pada kolam 1.

Pada pengujian di lapangan volume air pada kolam 1 adalah 1.247,400 m³

dan jumlah kapur tohor yang di gunakan dalam menetralkan air asam tambang

sebanyak 24,948 kg untuk satu minggu sedangakan untuk 1 bulanya adalah

199,584kg dan biaya yang di keluarkan oleh pihak perusahaan sebesar

Rp.1.498,800. Dari pembahasan di atas maka dapat dilihat kecenderungan

kenaikan nilai pH artinya adanya kenaikan tingkat keasaman pada air asam
52

tambang yang di serap oleh kapur tohor sehingga hasil akhir pada kolam 1 adalah

5,71.

5.5 Analisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap


jumlah kapur tohor yang di gunakan pada kolam 2.

Pada pengujian di lapangan volume air pada kolam 2 adalah 453,600 m³

dan jumlah kapur tohor yang di gunakan dalam menetralkan air asam tambang

sebanyak 9,072 kg untuk satu minggu sedangakan untuk 1 bulanya adalah 72,576

kg dan biaya yang di keluarkan oleh pihak perusahaan sebesar Rp.544.320. Dari

pembahasan di atas maka dapat dilihat kecenderungan kenaikan nilai pH artinya

adanya kenaikan tingkat keasaman pada air asam tambang yang di serap oleh

kapur tohor sehingga hasil akhir pada kolam 2 adalah 5,84.

5.6 Analisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap


jumlah kapur tohor yang di gunakan pada kolam 3.

Pada pengujian di lapangan volume air pada kolam 3 adalah 482,328 m³

dan jumlah kapur tohor yang di gunakan dalam menetralkan air asam tambang

sebanyak 9,646 kg untuk satu minggu sedangakan untuk 1 bulanya adalah 77,168

kg dan biaya yang di keluarkan oleh pihak perusahaan sebesar Rp.578.760. Dari

pembahasan di atas maka dapat dilihat kecenderungan kenaikan nilai pH artinya

adanya kenaikan tingkat keasaman pada air asam tambang yang di serap oleh

kapur tohor sehingga hasil akhir pada kolam 3 adalah 6,68.

5.7 Analisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap


jumlah kapur tohor yang di gunakan pada kolam 4.

Pada pengujian di lapangan volume air pada kolam 4 adalah 614,270 m³

dan jumlah kapur tohor yang di gunakan dalam menetralkan air asam tambang
53

sebanyak 12,285 kg untuk satu minggu sedangakan untuk 1 bulanya adalah

98,283kg dan biaya yang di keluarkan oleh pihak perusahaan sebesar Rp.737.124.

Dari pembahasan di atas maka dapat dilihat kecenderungan kenaikan nilai pH

artinya adanya kenaikan tingkat keasaman pada air asam tambang yang di serap

oleh kapur tohor sehingga hasil akhir pada kolam 4 adalah 6,69.

5.8 Analisis pengaruh volume air pada masing-masing kolam terhadap


jumlah kapur tohor yang di gunakan pada kolam 5.

Pada pengujian di lapangan volume air pada kolam 5 adalah 106,280 m³

dan jumlah kapur tohor yang di gunakan dalam menetralkan air asam tambang

sebanyak 2,125 kg untuk satu minggu sedangakan untuk 1 bulanya adalah 17 kg

dan biaya yang di keluarkan oleh pihak perusahaan sebesar Rp.289.000. Dari

pembahasan di atas maka dapat dilihat kecenderungan kenaikan nilai pH artinya

adanya kenaikan tingkat keasaman pada air asam tambang yang di serap oleh

kapur tohor sehingga hasil akhir pada kolam 5 adalah 6,73.

5.9 Analisis biaya yang di butuhkan untuk penetralan air asam tambang

Setelah dilakukan pengujian pada masing-masing kolam dalam penetralan

air asam tambang biaya yang di keluarkan perusahaan pada kolam 1 sebesar

Rp.1.498.800, kolam 2 biaya yang di keluarkan sebesar Rp.544.320, kolam 3

biaya yang di keluarkan sebesar Rp.578.760, kolam 4 biaya yang di keluarkan

sebesar Rp.734.880 dan kolam 5 biaya yang di keluarkan sebesar Rp.289.000.

untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik dibawah ini:


54

biaya yang dikeluarkan


1.600.000
1.400.000 y = -222904x + 1E+06
1.200.000 R² = 0,5895
1.000.000
Biaya

800.000 biaya yang dikeluarkan


600.000
400.000 Linear (biaya yang
200.000 dikeluarkan)
0
0 1 2 3 4 5 6
kolam

Gambar 5.1 Grafik Perhitungan Biaya


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembahasan yang penulis sampaiakan pada beberapa sub bab

mengenai rancangan teknis alat sensor RS13SEN0161 dalam upaya pencegahan

kadar pH air asam tambang pada areal kolam pengendapan pertambangan maka

penulis mengambil beberapa topik yang nantinya penulis masukkan kedalam

kesimpulan dan saran agar penelitian ini dapat berkelanjutan.

6.1 Kesimpulan

1. Rancangan alat RS13SEN0161 ini hanya di fungsikan untuk pengujian kadar

pH air asam tambang pada sector penambangan batubara dan industri air

mineral dimana alat ini dirancang untuk mempermudahkan perusahaan dalam

menangani permasalah terutama terhadap pengolahan kadar air asam sebelum

di buang atau dialiri ke badan sungai. Rancangan alat RS13SEN0161 dapat

dilihat pada lampiran (1)

2. Hasil pengujian yang dilakukan pada perusahaan PT. Surya Glonbal Makmur

sebagai berikut:

a. Pada kolam 1

Pada kolam 1 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 5

dengan nilai rata-rata 5,71, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik 1 dengan nilai rata-rata 5,48.

55
56

b. Pada kolam 2

Pada kolam 2 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 5

dengan nilai rata-rata 5,84, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik 1 dengan nilai rata-rata 5,71.

c. Pada kolam 3

Pada kolam 3 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 5

dengan nilai rata-rata 6,68, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik 1 dengan nilai rata-rata 5,99.

d. Pada kolam 4

Pada kolam 4 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran lima

dengan nilai rata-rata 6,69, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik satu dengan nilai rata-rata 6,63.

e. Pada kolam 5

Pada kolam 5 di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran lima

dengan nilai rata-rata 6,73, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran 1 dengan nilai rata-rata 6,58.

f. Aliran sungai

Pada aliran sungai di dapatkan nilai pH tertinggi pada titik pengukuran 2

dengan nilai rata-rata 6,40, sedangkan nilai pH terendah terdapat pada titik

pengukuran titik 1 dan 5 dengan nilai rata-rata 6,37. dari kolam penambangan

menuju langsung ke aliran sungai.


57

6.2 Biaya untuk pemberian kapur tohor per masing-masing kolam

Kolam 1 biaya yang di keluarkan oleh perusahaan untuk 1 bulan adalah

sebesar Rp.1.498,800, kolam 2 Rp.544,320, kolam 3 Rp.578.760, kolam 4

Rp.737.124, dan untuk kolam 5 adalah Rp.289.000.

6.3 Saran

1. Penelitian ini hanya berupa rancangan sehingga diharapkan bisa dikembangkan

lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya supaya dapat menambahkan sistim

monitoring yang baik seperti penambahan alat bluetooth dan pengontrolan

melalui web sehingga memudahkan dalam pengontrolan pH dari jarak jauh.

2. pH air asam tambang pada PT. Surya Global Makmur telah mencapai batas

yang telah di tentukan (aman). Tetapi hanya saja masih ada kendala terhadap

kebersihan air yang berada di dalam kolam tersebut kekeruhannya masih kental

dan disarankan untuk perusahaan melakukan pengurasan kolam kembali,

untukpemberian kapur tohor seharusnya dengan cara di tabur di lakukan

sebaik nya 2 kali dalam untuk satu minggu, memperbesar aliran air yang

menuju kesungai untuk kelancaran air dari dalam kolam keluar menuju badan

sungai.
58

DAFTAR PUSTAKA

Amani, Fauzi dkk. “Alat Ukur Kualitas Air Minum Dengan Parameter Ph,
Suhu, Tingkat Kekeruhan, Dan Jumlah Padatan Terlarut” 2016.

Edy Nursanto dkk. “Karakteristik Mineral Dan Sulfida”, 2011.

Azhari. “Analisa Elektrokoagulasi Air Asam tambang Terhadap Nilai pH


dan Kadar fe”

Hasyim, Ibnu, dkk. ”Kajian Pengunaan Kebutuhan Kapur Dalam Pengolahan


Air Asam Tambang Pada Settling Pond 02 Di PT. Bara Kumala Sakti
Kabupaten Kutai Kartenegara Provinsi Kalimantan Timur”, 2014.

Khairul saleh dkk, ”Sistim Pemantauan Ketinggian Permukaan Air Berbasis


Mikrokontroller Basic Stamp-2 Mengunakan Memory Stick Sebagai
Penyimpan Data, Universitas Sriwijaya, Indralaya”, 2013.

Khotimah ,dkk. “Efektifitas Dosis Kapur Tohor dalam Mengoptimalkan


Derajat pH Limbah Cair Kelapa Sawit di PT.WKP Astra Agro Lestari
Tbk Penajam Paser Utara”, 2017.

Nurisman, Enggal, dkk. Studi Terhadap Dosis Penggunaan Kapur Tohor


(Cao) Pada Proses Pengelolaan Air Asam Tambang Pada Kolam
Pengendapan Lumpur Tambang Air Laya PT. Bukit Asam”.

Nurisman, “karakteristik Air Asam Tambang Di Kolam Bekas Tambang


Batubara PT. Bukit Asam (PTBA) ” , 2012.

Nasir, Subriyer dkk. “Pengolahan Air Asam Tambang Dengan Mengunakan


Membran Keramik Berbahan Tanah Liat, Tepung Jagung Dan Serbuk
Besi”, 2014.

Nuriman, Farhan dkk. ”Perancangan Sistem Monitoring Ph Air Berbasis


Internet Di PDAM Tirta Kepri”, 2016.

Rafi, Kemas dkk. “Membangun Sistem Monitoring Penjernihan Air Berbasis


Sensor”, 2017.
59

Reva Reyhant, Mohammad Tb, Dkk. “Pembangunan Sistem Pemberian Pakan


Secara Efisien Dan Pengukuran Tingkat PH Kolam Ikan Lele
Mengunakan Arduino Uno”, 2017.

Rozaq, Abdul I dkk. “Uji Karakteristik Sensor Suhu DS18B20 Waterproof


Berbasis Arduino Uno Sebagai Salah Satu Parameter Kualitas Air”,
2017.

Suwardiyono, dkk. “Model Pendeteksi pH Pada Proses Fermentasi


Acetobacter Xylinum Mengunakan Sensor Sen0161”, 2017.

Sugiono, “ Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D Bandung


:Alfabeta”,2009.
Lampiran 1.
Desain Alat Sensor pH Meter RS13SEN0161
Lampiran 2.
Peta Kesampain Daerah
Lampiran 3.
Peta Geologi
Lampiran 4.

Data logger RS13SEN0161


Dari input bahasa pemograman yang dimasukkan selanjutnya di compile

ke perangka arduino uno untuk menyimpan data yang sudah di buat sehingga

dapat berjalan sesuai fungsinya masing-masing.


Lampiran 5
Gambar Kolam Pengendapan
Lampiran 6
Peta Situasi Tambang
LEMBARAN KONSULTASI

Nama : RISKI ILAHI


NPM : 1310024427098
Program Studi :Teknik Pertambangan
Judul Skripsi : Analisis Ph air asam tambang dengan mengunakan alat
sensor RS13SEN0161 Di PT. Surya Global Makmur
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Propinsi
jambi.

No Tanggal Saran/Perbaikan Paraf

1 24 November - Perbaiki judul


2018
- Abstrak di perbaiki
- Sempurnakan latar belakang
- Perbaiki rumusan dan tujuan
penelitian
- Perbaiki gambar supaya bisa di baca
- Perbaiki kerangka konseptual
- Perbaiki kesimpulan dan saran
- Perbaiki daftar pustaka sesuai abjad
- Hilangkan skala pada gambar.

Padang, DESEMBER 2018


Pembimbing I

(DIAN HADIANSYAH, MT )
NIDK. 8891940017
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Riski Ilahi

NIM : 1310024427098

Program Studi : Teknik Pertambangan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:

“ Analisis pH Air Asam Tambang Dengan Mengunakan Alat Sensor


RS13SEN0161 Di PT.Surya Global Makmur Kecamatan
Mandiangin, Kabupaten Sarolangun,
Provinsi jambi’’

Adalah bener-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan


plagiat dari Skripsi orang lain. Apabila kemudian dari peryataan saya tidak
bener, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku (dicabut
predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).

Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat


digunakan sebagaimana mestinya.

Padang, Desember
2018
Pembuat Pernyataan

Riski Ilahi
NPM : 1310024427098
BIODATA WISUDAWAN

No. Urut :

Nama : Riski Ilahi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/Tgl Lahir : Muara Lingkat, 09 Mei 1994

Nomor Pokok :
1310024427098
Mahasiswa
Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus :

IPK : 3,07

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan


Judul Skripsi : Analisis pH Air Asam Tambang Dengan
Mengunakan Alat Sensor RS13SEN0161 di
PT. Surya Global Makmur
Kecamatan Mandiangin, Kabupaten
Sarolangun, Provinsi
Jambi.
Dosen Pembimbing : Dian Hadiansyah, MT

Asal SMA : SMK NEGERI 2 SUNGAI PENUH

Nama Orang Tua : RAMLI

Pekerjaan Orang :
TANI
Tua
Alamat /Telp/Hp :
Lolo Hilir Telp 082283467200

Email :
Riskiilahi85@gmail.com
ANALISIS pH AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGUNAKAN ALAT
SENSOR RS13SEN0161 DI PT. SURYA GLOBAL MAKMUR
KECAMATAN MANDIANGIN, KABUPATEN
SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI

Riski Ilahi

Sekolah Tinggi Teknologi Industri padang


Riskiilahi85@gmail.com

RINGKASAN

Industri pertambangan batubara sering terjadi permasalahan lingkungan


munculnya air asam tambang berakibat buruk bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan, untuk itu maka dilakukan penelitian tujuannya mengetahaui proses
terjadinya air asam tambang sebelum dialiri ke badan sungai.Dengan melakukan
pengujian di lapangan mengunakan alat sensor pH meter RS13SEN0161 pada
masing-masing kolam endapan dan cara pemberian kapur tohor yang baik dan
benar. Dari hasil data pengujian di lapangan pada masing-masing kolam endapan
pertambangan batubara, hasil tersebut diolah dan dimasukkan kedalam model
grafik untuk mengetahui perubahan kadar pH air asam tambang tersebut. Hasil
penelitian kadar pH air asam tambang di PT. Surya Global Makmur kolam satu
nilai pH terendah pada titik (satu) 5,48 untuk pH tertinggi pada titik (lima) 5,71,
kolam dua nilai pH terendah pada titik (satu) 5,71 pH tertinggi pada titik (lima)
5,84, kolam tiga nilai pH terendah pada titik (satu) 5,99 pH tertinggi pada titik
(lima) 6,68, untuk kolam (empat) nilai pH terendah pada titik (satu) 6,63 untuk pH
tertinggi pada titik (lima)6,69, kolam lima nilai pH terendah pada titik (satu) 6,58
untuk pH tertinggi pada titik (lima) 6,73, selanjut aliran sungai pH terendah 6,32
dan pH tertingginya 6,40.
Kata kunci : Air asam tambang, sensor pH, Ph
PENDAHULUAN ini baik yang disengaja ataupun tidak
Batubara merupakan sumber daya disengaja, dengan adanya peristiwa
alam yang sangat potensial baik ini maka kualitas air yang ada di
sebagai sumber energi maupun sekitar area pertambangan akan
sebagai penghasil devisa negara, di mengganggu tingkat kesehatan
Indonesia batubara dapat manusia (Ashari, 2014).
dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik tenaga uap untuk Dalam kegiatan penambangan
memenuhi permintaan listrik dalam batubara pengukuran kadar pH air
negeri serta pada pabrik-pabrik asam tambang umumnya
digunakan sebagai salah satu bahan mengunakan alat pH meter digital
bakar yang utama, selain itu batubara atau kertas lakmus, sehingga
juga bisa diekspor keluar negeri pengukuran kadar pH air asam
sebagai salah satu penghasil devisa tambang dilakukan secara langsung
negara. di lapangan, terlebih lagi pada saat
Selain menghasilkan kemakmuran musim hujan pengukuran pH air
ekonomi negara aktivitas asam tambang sering tidak
penambangan batubara itu sendiri dilakukan. Maka dari itu peneliti
mengakibatkan beberapa dampak ingin membuat suatu kemudahan
negatif salah satunya terbentuknya untuk perusahaan dalam menangani
air asam tambang. permaslahan tersebut dengan
Air asam tambang atau dalam membuat suatu rancangan alat pH
bahasa asing disebut acid mine meter digital dengan prinsip kerja
drainage merupakan air yang sacara monitoring.
terbentuk di lokasi penambangan
dengan nilai pH yang rendah (pH<6). TINJAUAN PUSTAKA
Nilai pH yang rendah pada air asam
tambang menyebabkan mudahnya 1. Air Asam Tambang
logam-logam tertentu larut dalam air. Air asam tambang (AAT) atau
Air asam tambang dapat terbentuk dalam bahasa asingnya Acid Mine
pada kegiatan penambangan baik itu Drainage (AMD) adalah air yang
tambang terbuka maupun tambang terbentuk di lokasi penambangan
dalam, dikarenakan air asam dengan pH rendah (pH <6) sebagai
tambang terbentuk dari proses dampak dibukanya suatu potensi
tersingkapnya batuan sulfida yang keasaman batuan sehingga
kaya akan pyrite dan mineral sulfida menimbulkan permasalahan terhadap
lainnya yang bereaksi dengan air dan kualitas air dan tanah, dimana
udara (Nurisman, dkk, 2012). pembentukannya dipengaruhi oleh
tiga faktor utama yaitu air, oksigen,
dampak dari air asam tambang ini dan batuan yang mengandung
adalah merusak ekosistem kehidupan mineral–mineral sulfida (pirit,
fauna juga flora yang terjadi di area kalkopirit, markasit, dll).
bekas aktivitas pertambangan dan 2. Kolam Pengendapan Lumpur
kehidupan disepanjang aliran sungai (KPL)
yang dilalui oleh air asam tambang
Kolam Pengendapan Lumpur 4. Alat Sensor pH RS13SEN0161
(KPL) berfungsi sebagai tempat
menampung air tambang sekaligus Alat ini merupakan alat
untuk mengendapkan partikel- yang dapat mengukur tingkat
partikel padatan yang ikut bersama keasaman air asam yang terkandung
air dari lokasi penambangan. Kolam pada air bekas tambang, alat ini
pengendapan akan berfungsi dengan berfungsi untuk menampilkan tingkat
baik apabila rancangan kolam pH yang terkandung pada air
pengendapan yang akan dibuat sebelum nantinya akan dilepas
sesuai dengan debit air limpasan kealiran sungai yang sesuai dengan
yang akan ditampung untuk peraturan perundang-undang yang
pengendapan lumpur. Rancangan berlaku. Alat ini akan berfungsi
kolam pengendapan dari segi untuk mengukur tingkat ph yang
geometri harus mampu untuk terdapat pada penyaliran air diloksi
menampung debit air dari lokasi penambangan alat ini juga dilengkapi
penambangan. dengan layar LCD sehingga
Untuk menghitung volume air yang memudahkan dalam melakukan
berada di dalam kolam pengendapan pengukuran ph yang akandiamati.
lumpur digunakan rumus sebagai Pentingnya pengukuran ph dilokasi
berikut: penambangan sebelum dilepas
kemasyarakat ialah untuk mencegah
V  P x L x Ta hal-hal negatif yang dapat merusak
kesehatan masyarakat disekitar aliran
sungai yang dipakai oleh masyarakat.
P = Panjang Kolam Endapan.
L = Lebar Kolam Endapan. 5. Sensor pH
TA= Tinggi Air di Kolam Sensor pH adalah alat yang
Endapan mampu mengukur nilai tingkat
keasaman atau kebasa-an suatu
3. Kapur Tohor benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0
Adalah sebuah benda putih hingga 14. Sifat asam mempunyai
dan halus terbuat dari batu sedimen, pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa
membentuk batuan yang terdiri dari mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
mineral kalsium biasanya kapur Pengukuran ph yang dilakukan pada
relatif terbentuk di lautan dalam penelitian ini adalah menggunakan
dengan kondisi bebatuan yang alat sensor pH meter yang dirakit
mengandung lempengan plates atau dirancang sendiri oleh
(coccliths) oleh mikro organism
coccolithhophores.(Khotimah dkk).
penulis.
6. Komponen Alat Sensor pH
RS13SEN0161

1. Arduino Uno
Arduino Uno adalah board
mikrokontroler berbasis atmega328
(datasheet). Memiliki 14 pin input
dari output digital dimana 6 pin input
tersebut dapat di gunakan sebagai 3. LCD (Liquid Crystal Diplay)
output PWM dan 6 pin input analog, LCD (Liquid Crystal Display)
16 MHz osilator kristal, koneksi merupakan layar digital yang dapat
USB, jack power, ICSP header, dan menampilkan nilai suhu yang
tombol reset. Untuk mendukung ditangkap oleh alat sensor suhu
mikrokontroler agar dapat sehingga nilai suhu dapat
digunakan, cukup hanya ditampilkan pada layar lcd.
menghubungkan board Arduino Uno Pemasangan lcd nantinya dilakukan
ke komputer dengan mengunakan dengan cara menggabungkannya
kabel USB atau listrik dengan AC dengan komponen lain setelah itu
yang-ke adaptor-DC atau baterai diprogram menggunakan software
untuk menjalankannya. sehingga lcd dapat berfungsi dengan
baik. Lcd ini nantinya berfungsi
untuk menampilkan suhu disekitar
alat serta menampilkan info status
kondisi suhu di sekitar areal yang
akan diukur.

2. Sensor pH Meter SEN0161


pH sensor adalah alat yang
mampu mengukur derajat keasaman
yang digunakan untuk menyatakan 4. Micro SD
tingkat keasaman atau kebasaan yang Micro sd berfungsi untuk
dimiliki oleh suatu larutan. pH menyimpan data yang dibaca oleh
didefinisikan sebagai logaritma alat sensor ph yang telah diukur
aktifitas ion hydrogen H+ yang dilapangan, sehingga data yang
terlarut. Koefisien aktifitas ion sudah diukur dapat tersimpan secara
hidrogen tidak dapat diukur secara langsung oleh micro sd tersebut.
eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis.
Skala pH bukanlah skala absolute.
pH bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-
nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional. Bila pH <
7 larutan bersifat asam, pH > 7 5. Kabel Jamper
larutan bersifat basa. Dalam larutan Jumper adalah istilah dalam dunia
neutral pH=7. elektronika untuk menghubungkan
komponen-komponen alat. (Khairul
saleh, dkk2013) kabel jumper
berpungsi untuk menghubungkan
antara arduino uno ke modul LCD
dan menghubungkan sensor pH
sen0161 dengan arduino uno.

8. Papan PCB
PCB merupakan singkatan
dari Printed Circuit Board,
dalambahasa Indonesia banyak
disebut dengan istilah Papan Sirkuit
Cetak atau Papan Rangkaian Cetak.
6. Akrilik PCB ini secarafisik merupakan alat
Akrilik (acrylic )merupakan yang digunakan untuk
plastik yang menyerupai kaca. menghubungkan kompon
Dalam perancangan alat sensor pH enelektronik dalam computer dengan
RS13SEN0161, akrilik digunakan lapisan jalur konduktornya.
untuk membuat kotak yang
berpungsi sebagai kedudukan atau
tempat komponen-komponen alat
yang telah di rancang.

7. Power Bank METODOLOGI PENELITIAN


Kabel portable atau sering di Jenis Penelitian
sebut power bank adalah kata yang Jenis penelitian yang peneliti
berasal dari bahasa Inggris yang lakukan adalah penelitian terapan
artinya “penyimpan daya”. (applied research). Penelitian
Meskipun bentuknya yang kecil terapan adalah penelitian yang
namun manfaat yang dimiliki tidak bertujuan untuk hati-hati, sistematik
bisa kita elaklagi. Power bank dan terus menerus terhadap suatu
merupakan benda kecil yang bisa masalah dengan tujuan digunakan
kita bawa kemana saja yang kitamau segera untuk keperluan tertentu.
jugadapat di gunakan kapansaja, Menurut Sugiono (2009: 10-11),
asalkan sudah pengisian. Tepatnya penelitian terapan ini digolongkan
lagi power bank adalah suatu benda dalam penggolongan menurut tujuan.
elektronik yang mampu menyimpan Penelitian yang bertujuan untuk
daya listrik layaknya batrei yang menemukan pengetahuan yang
dapat kita kita gunakan sewaktu- secara praktis dapat diaplikasikan.
waktu. Walaupun ada kalanya penelitian
terapan juga untuk mengembangkan pH rendah sedangkan air yang keluar
produk Penelitian dan menuju kolam pengendapan
pengembangan bertujuan untuk selanjutnya memiliki nilai ph yang
menemukan, mengembangkan dan mendekati nilai aman. Berikut grafik
memvalidasi suatu produk. pengukuran pH pada kolam 1
menggunakan alat RS13SEN0161:
HASIL DAN PEMBAHASAN
KOLAM 1

1. Pengukuran dimensi kolam 5,75

Berikut ini adalah hasil pengukuran 5,70

dimensi kolam 1-kolam 5 disajikan 5,65

sebagai berikut 5,60

pH
5,55

5,50

5,45

5,40

5,35
TITIK 1 TITIK 2 TITIK 3 TITIK 4 TITIK 5
KOLAM 1 5,48 5,53 5,61 5,68 5,71

3. Pengujian Kadar pH Klam 2

Pada kolam 2 di dapatkan nilai pH


tertinggi pada titik pengukuran 5
dengan nilai rata-rata 5,84,
sedangkan nilai pH terendah terdapat
pada titik pengukuran titik 1 dengan
nilai rata-rata 5,71. Perbedaan pada
pembacaan nilai pH pada kolam 2 di
pengaruhi oleh aliran air masuk dari
kolam 1 menuju kolam pengendapan
di mana air yang baru masuk
(pengukuran titik 1) memiliki pH
2. Pengujian Kadar pH Pada rendah sedangkan air yang keluar
Kolam 1 menuju kolam pengendapan
selanjutnya memiliki nilai pH yang
Pada kolam 1 di dapatkan nilai pH mendekati nilai aman. Berikut grafik
tertinggi pada titik pengukuran 5 pengukuran ph pada kolam 1
dengan nilai rata-rata 5,71, menggunakan alat RS13SEN0161:
sedangkan nilai pH terendah terdapat
pada titik pengukuran titik 1 dengan KOLAM 2

nilai rata-rata 5,48. Perbedaan pada 5,85

pembacaan nilai pH pada kolam 1 di 5,80

pengaruhi oleh aliran air masuk dari 5,75


pH

front tambang menuju kolam 5,70


pengendapan di mana air yang baru 5,65
masuk (pengukuran titik 1) memiliki 5,60
TITIK TITIK TITIK TITIK TITIK
1 2 3 4 5
KOLAM 2 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
4. Pengujian pH Kolam 3 Berikut grafik pengukuran pH pada
kolam 4 menggunakan alat
Pada kolam 3 di dapatkan nilai pH RS13SEN0161:
tertinggi pada titik pengukuran 5
dengan nilai rata-rata 6,68, KOLAM 4

sedangkan nilai pH terendah terdapat 6,7


6,69
pada titik pengukuran titik 1 dengan 6,68
6,67
nilai rata-rata 5,99. Perbedaan pada 6,66

pH
6,65
pembacaan nilai pH pada kolam satu 6,64
6,63
di pengaruhi oleh aliran air dari 6,62
6,61
kolam 3 menuju kolam pengendapan 6,6
TITI TITI TITI TITI TITI
di mana air yang baru masuk K1 K2 K3 K4 K5
KOLAM 4 6,63 6,64 6,67 6,68 6,69
(pengukuran titik 1) memiliki pH
rendah sedangkan air yang keluar
menuju kolam pengendapan 6. Pengujian Kadar pH Kolam 5
selanjutnya memiliki nilai ph yang
mendekati nilai aman. Berikut grafik pengukuran 1 dengan nilai rata-rata
pengukuran pH pada kolam 3 6,58. Perbedaan pada pembacaan
menggunakan alat RS13SEN0161: nilai pH pada kolam 4 di pengaruhi
oleh aliran air masuk dari kolam 4
KOLAM 3
menuju kolam pengendapan di mana
5,85
air yang baru masuk (pengukuran
5,80
titik 1) memiliki pH rendah
5,75
sedangkan air yang keluar menuju
pH

5,70 kolam pengendapan selanjutnya


5,65 memiliki nilai ph yang mendekati
5,60
TITI TITI TITI TITI TITI
nilai aman. Berikut grafik
K1 K2 K3 K4 K5 pengukuran pH pada kolam 5
KOLAM 3 5,71 5,71 5,76 5,81 5,84
menggunakan alat RS13SEN0161:
5. Pengujian Kadar pH Kolam 4
KOLAM 5
Pada kolam 4 di dapatkan nilai pH
6,75
tertinggi pada titik pengukuran lima
6,70
dengan nilai rata-rata 6,69,
6,65
sedangkan nilai pH terendah terdapat
pH

6,60
pada titik pengukuran titik satu 6,55
dengan nilai rata-rata 6,63. 6,50
TITI TITI TITI TITI TITI
Perbedaan pada pembacaan nilai pH K1 K2 K3 K4 K5
pada kolam 4 di pengaruhi oleh KOLAM 5 6,58 6,58 6,61 6,68 6,73

aliran air masuk dari kolam 3 menuju


kolam pengendapan di mana air yang 7. Pengujian Pada Aliran Sungai
baru masuk (pengukuran titik 1)
memiliki pH rendah sedangkan air pengukuran titik 1 dan 5 dengan
yang keluar menuju kolam nilai rata-rata 6,37. Perbedaan pada
pengendapan selanjutnya memiliki pembacaan nilai pH pada aliran
nilai pH yang mendekati nilai aman. sungai dipengaruhi oleh aliran air
Volume air Kapur 8. Rangkaian Alat RS13SEN0161
NNo Kolam
(liter) tohor (kg)
1.247.400 Alat pH meter RS13SEN0161 ini di
1 Kolam 1 199,584 kg
Liter rancang untuk mengetahui berapa
453.600 kadar pH air asam tambang pada
2 Kolam 2 72,576 kg
Liter masing-masing kolam endapan
482.600 terutama pada perusahaan
3 Kolam 3 77,168 kg
Liter pertambangan batubara, dalam
614.270 proses perangkaiannya di perlukan
4 Kolam 4 98,283 kg beberapa komponen, komponen yang
Liter
106.280 di pakai ialah:
5 Kolam 5 17 kg 1. arduino uno
Liter
Aliran 2. sensor ph sen0161
6
sungai 3. lcd
4. micro sd
keluar dari kolam penambangan
5. kabel jumper
menuju langsung ke aliran sungai.
6. akrilik
Berikut grafik pengukuran pH pada
7. papan pcb
aliran sungai menggunakan alat
8. power bank
RS13SEN0161:
9. Laptop meter
SUNGAI 10. Kabel
6,45
Dari komponen alat
6,40
RS13SEN0161 tersebut maka di
pH

6,35 lakukanlah perancangan sesuai yang


6,30 di inginkan berdasarkan fungsinya
6,25 masing-masing, berikut ini adalah
TITI TITI TITI TITI TITI
K1 K2 K3 K4 K5 gambar rancangan alat yang di buat
SUNGAI 6,37 6,4 6,35 6,32 6,37 sesuai ketentuanya.

Dari tabel di atas dapat di ketahui


volume air (liter) pada masing-
masing kolam dan jumlah pemberian
kapur tohor (kg). Berikut ini adalah
grafik dari hasil tabel berikut:

KESIMPULAN

3. Rancangan alat RS13SEN0161 ini


hanya di fungsikan untuk
pengujian kadar pH air asam
tambang pada sector
penambangan batubara dan
industri air mineral dimana alat Pada kolam 5 di dapatkan nilai pH
ini dirancang untuk tertinggi pada titik pengukuran
mempermudahkan perusahaan lima dengan nilai rata-rata 6,73,
dalam menangani permasalah sedangkan nilai pH terendah
terutama terhadap pengolahan terdapat pada titik pengukuran 1
kadar air asam sebelum di buang dengan nilai rata-rata 6,58.
atau dialiri ke badan sungai.
Rancangan alat RS13SEN0161 f. Aliran sungai
dapat dilihat pada lampiran (1) Pada aliran sungai di dapatkan
4. Hasil pengujian yang dilakukan nilai pH tertinggi pada titik
pada perusahaan PT. Surya pengukuran 2 dengan nilai rata-
Glonbal Makmur sebagai berikut: rata 6,40, sedangkan nilai pH
b. Pada kolam 1 terendah terdapat pada titik
Pada kolam 1 di dapatkan nilai pH pengukuran titik 1 dan 5 dengan
tertinggi pada titik pengukuran 5 nilai rata-rata 6,37. dari kolam
dengan nilai rata-rata 5,71, penambangan menuju langsung
sedangkan nilai pH terendah ke aliran sungai.
terdapat pada titik pengukuran
titik 1 dengan nilai rata-rata 5,48. DAFTAR PUSTAKA

b. Pada kolam 2 Amani, Fauzi dkk. “Alat Ukur


Pada kolam 2 di dapatkan nilai pH Kualitas Air Minum Dengan
tertinggi pada titik pengukuran 5 Parameter Ph, Suhu, Tingkat
dengan nilai rata-rata 5,84, Kekeruhan, Dan Jumlah
sedangkan nilai pH terendah Padatan Terlarut” 2016.
terdapat pada titik pengukuran
titik 1 dengan nilai rata-rata 5,71. Edy Nursanto dkk. “Karakteristik
Mineral Dan Sulfida”, 2011.
c. Pada kolam 3
Pada kolam 3 di dapatkan nilai pH Azhari. “Analisa Elektrokoagulasi
tertinggi pada titik pengukuran 5 Air Asam tambang Terhadap
dengan nilai rata-rata 6,68, Nilai pH dan Kadar fe”
sedangkan nilai pH terendah
terdapat pada titik pengukuran Hasyim, Ibnu, dkk. ”Kajian
titik 1 dengan nilai rata-rata 5,99. Pengunaan Kebutuhan
Kapur Dalam Pengolahan
d. Pada kolam 4 Air Asam Tambang Pada
Pada kolam 4 di dapatkan nilai pH Settling Pond 02 Di PT. Bara
tertinggi pada titik pengukuran Kumala Sakti Kabupaten
lima dengan nilai rata-rata 6,69, Kutai Kartenegara Provinsi
sedangkan nilai pH terendah Kalimantan Timur”, 2014.
terdapat pada titik pengukuran
titik satu dengan nilai rata-rata Khairul saleh dkk, ”Sistim
6,63. Pemantauan Ketinggian
Permukaan Air Berbasis
e. Pada kolam 5 Mikrokontroller Basic
Stamp-2 Mengunakan Reva Reyhant, Mohammad Tb, Dkk.
Memory Stick Sebagai “Pembangunan Sistem
Penyimpan Data, Universitas Pemberian Pakan Secara
Sriwijaya, Indralaya”, 2013. Efisien Dan Pengukuran
Tingkat PH Kolam Ikan Lele
Khotimah ,dkk. “Efektifitas Dosis Mengunakan Arduino Uno”,
Kapur Tohor dalam 2017.
Mengoptimalkan Derajat pH
Limbah Cair Kelapa Sawit di Rozaq, Abdul I dkk. “Uji
PT.WKP Astra Agro Lestari Karakteristik Sensor Suhu
Tbk Penajam Paser Utara”, DS18B20 Waterproof
2017. Berbasis Arduino Uno
Sebagai Salah Satu
Nurisman, Enggal, dkk. Studi Parameter Kualitas Air”,
Terhadap Dosis Penggunaan 2017.
Kapur Tohor (Cao) Pada
Proses Pengelolaan Air Asam Suwardiyono, dkk. “Model
Tambang Pada Kolam Pendeteksi pH Pada Proses
Pengendapan Lumpur Fermentasi Acetobacter
Tambang Air Laya PT. Bukit Xylinum Mengunakan
Asam”. Sensor Sen0161”, 2017.

Nurisman, “karakteristik Air Asam Sugiono, “ Metode Penelitian


Tambang Di Kolam Bekas Kuantitatif Dan R&D
Tambang Batubara PT. Bandung :Alfabeta”,2009.
Bukit Asam (PTBA) ” , 2012.

Nasir, Subriyer dkk. “Pengolahan


Air Asam Tambang Dengan
Mengunakan Membran
Keramik Berbahan Tanah
Liat, Tepung Jagung Dan
Serbuk Besi”, 2014.

Nuriman, Farhan dkk.


”Perancangan Sistem
Monitoring Ph Air Berbasis
Internet Di PDAM Tirta
Kepri”, 2016.

Rafi, Kemas dkk. “Membangun


Sistem Monitoring
Penjernihan Air Berbasis
Sensor”, 2017.

Anda mungkin juga menyukai