AHLUL NAZAR
NPM1410024427007
1
2
TUGAS AKHIR
AHLUL NAZAR
NPM:1410024427007
Disusun Oleh:
AHLUL NAZAR
1410024427007
Disetujui,
DosenPembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
ABSTRAK
ABSTRACT
PT. Inti Bara Nusalima is a private mining company working in the field of
coal mining, which is located in jangga aur the village batin xxiv district batanghari
region jambi province with a mining system that is done is an open pit mine,
geographically located on coordinates 100°04'00” BT and -1° 51'00” LS. PT. Inti
Bara Nusalima hold mining operation permit for production in a coal mine an area
1000 Ha.
Caculation of coal measured resources is carried out using the circular method
and the polygon method on block one with an area 178 Ha, with data such as
geological conditions in the field and drilling data, then the data is applieed with
supporting programs such as software surpac 6.5.1
From the results of data processing we get measured coal resaources with as
many circular method 1.259.790,59 ton and overburden as much 8.334.968,50 m3
while the polygon method gets measured coal resources as much 661.118,23 ton and
overburden as much 4.740.728,89 m3.
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas
berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sesuai
waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman modern saat ini.
Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan support doa maupun materi sehingga
saya dapat menyelesaikan jenjang pendidikan di bangku kuliah.
2. Bapak Rizky Hartawan ST Selaku Kepala Teknik Tambang Pada PT.Inti Bara
Nusalima
3. Seluruh Staff dan Karyawan pada PT. Inti Bara Nusalima
4. Bapak Dr.Murad MS,MT selaku pembimbing 1 dalam penyelesaian tugas akhir
ini.
5. Bapak Riko Ervil, MT Selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang dan Pembimbing 2 dalam penyelesain tugas akhir ini..
6. Ibu Riam Marlina ST, MT Selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan dan
Dosen Pembimbing Akademik..
7. Seluruh Dosen Teknik Pertambangan dan Karyawan Sekolah Tinggi Teknologi
Industri (STTIND) Padang.
8. Teman-teman Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak
demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Padang, 2020
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK..............................................................................................................i
ABSTRACT............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Survey Tinjau.......................................................................................6
2. Prospeksi..............................................................................................6
3.Eksplorasi Pendahuluan........................................................................7
4.Eksplorasi Rincian................................................................................7
1. Sumberdaya Mineral...........................................................................11
2. Cadangan............................................................................................14
1. Metode Circular..................................................................................17
3. Metode Poligon....................................................................................21
6. Metode Krigging..................................................................................23
2.1.11.2 Morfologi......................................................................................39
3.5.1 Data......................................................................................................44
6.1 Kesimpulan...................................................................................................77
6.2 Saran.............................................................................................................78
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Sketsa Perhitungan Volume Endapan Sumberdaya Dengan Rumus Garis
Kontur......................................................................................................................22
Gambar 2.19 IUP Operasi Produksssi PT. Inti Bara Nusa Lima............................39
Tabel 2.2 Persyaratan Jarak Titik Informasi Untuk Setiap Kondisi Geologi dan
Kelas Sumberdaya...................................................................................................11
Tabel 2.3 Koordinat Batas Wilayah IUP PT. Inti Bara Nusaliama.........................38
Tabel 2.6 Perhitungan Volume Batubara dan Overburden pada Rancangan Pit A
Tabel 2.8 Jumlah Perhitungan Stripping Ratio dan Overburden dan Batubara.......46
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis
dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan
batin XXIV kabupaten batang hari provinsi jambi, bahwasanya telah melakukan
kegiatan penambangan dengan metode open pit dan sebagian wilayahnya masih
Dalam wilayah IUP PT. Inti Bara Nusalima terbagi atas VII (tujuh) area blok
Penambangan, berdasarkan observasi lapangan pada blok I dengan luas 178 ha saat
ini belum melakukan perhitungan sumberdaya batubara dan overburden, hal ini
merupakan faktor untuk menentukan apakah suatu perusahaan akan tetap melakukan
kegiatan penambangan atau tidak, berdasarkan hal tersebut perlu di pertimbangkan,
seperti: kalori batubara, kadar air, debu, sulfur, ketebalan overburden dan lain-lain.
cadangan seperti: metode circular, metode poligon (area influence), metode mean
area, metode penampang (cross section), metode kontur (isoline) dan metode kriging.
volume biasa. Sistem ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam perhitungan
sumberdaya batubara, karena sistem ini ditujukan pada pengukuran bahan galian yang
berbentuk perlapisan (tabular) yang memiliki ketebalan dan kemiringan lapisan yang
relatif konsisten metode ini digunakan untuk menghtung sumberdaya batubara pada
tambang terbuka.
yang relatif homogen, kadar pada suatu luasan didalam poligon ditaksir dengan nilai
conto yang berada di tengah-tengah poligon sehingga metode ini sering disebut
dengan metode poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat
dengan membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.
kondisi sebenarnya yang diperoleh dari kegiatan eksplorasi. Hasil dari perhitungan
tersebut masih mengandung ketidakpastian, oleh karena itu peneliti tertarik
Menggunakan Metode Circular dan Metode Poligon Pada PT. Inti Bara
Nusalima”
wilayah blok I.
2. Menghitung kapasitas volume overburden di wilayah blok I pada PT. Inti Bara
Nusalima.
wilayah blok I.
3. Berapakah volume overburden di wilayah blok I (satu) pada PT. Inti Bara
Nusalima ?
manfaat:
1. Bagi penulis
2 Bagi perusahaan
perencanaan penambangan
bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumberdaya dari bahan galian, serta informasi
sebagai berikut:
Survei tinjau merupakan tahap eksplorasi batubara yang paling awal dengan
batubara yang berpotensi untuk diselidiki lebih lanjut serta mengumpulkan informasi
tentang kondisi geografi, tata guna lahan, dan kesampaian daerah. Kegiatannya,
antara lain, studi geologi regional, penafsiran penginderaan jauh, metode tidak
langsung lainnya, serta inspeksi lapangan pendahuluan yang menggunakan peta dasar
batubara yang akan menjadi sasaran eksplorasi selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini, diantaranya, pemetaan geologi dengan skala minimal 1:50.000,
tiga dimensi endapan batubara yang meliputi ketebalan lapisan, bentuk, korelasi,
sebaran, struktur, kuantitas dan kualitas. Kegiatan yang dilakukan antara lain,
pemboran uji (scout drilling), pencontohan, dan analisis. Metode eksplorasi tidak
serta model tiga dimensi endapan batubara secara lebih rinci. Kegiatan yang harus
dilakukan adalah pemetaan geologi dan topografi dengan skala minimal 1:2.000,
pemboran dan pencontohan yang dilakukan dengan jarak yang sesuai dengan kondisi
batuan, air dan lainnya yang dipandang perlu sebagai bahan pengkajian lingkungan
endapan batubara ombilin, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Bengkulu. tipe
sederhana, kondisi geologi moderat, dan kondisi geologi kompleks. Uraian tentang
2.2.
1. Kondisi geologi sederhana
aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya
landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai
memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh jenis kelompok ini antara lain,
dilapangan Bangko Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat
lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca
pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak banyak, begitu pula pergeseran dan
perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang. Kelompok ini dicirikan pula oleh
kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya
percabangan lapisan batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan
meter. Kualitas batubara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang
terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca
lapisan dan kualitas batubaranya. Endapan batubara kelompok ini terdapat antara lain
yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif yang
pada saat proses sedimentasi berlangsung atau pada pasca pengendapan seperti
(overturned) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya
rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat
juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan
batubaranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan
batubara dari kelompok ini, antara lain, diketemukan diAmbakiang, Formasi warukin,
Utara(Sumatera selatan).
Tabel 2.2
Aspek Tektonik Dan Sedimentasi Sebagai Parameter Dalam Pengelompokkan
Kondisi Geologi
Tabel 2.3
Persyaratan Jarak Titik Informasi Untuk Setiap Kondisi Geologi dan
Kelas Sumberdaya
2. Cadangan (Reserve)
sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum,
penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk
oleh tahap eksplorasi yang meliputi survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum, dan
80%.
sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah,
yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah
a. Survey tinjau.
b. Prospeksi.
c. Eksplorasi umum.
d. Eksplorasi rinci.
tambang.
1.Aspek geologi
mempunyai tingkat keyakinan yang lebih yang lebih besar dibandingkan dengan
keyakinan yang lebih tinggi dari sumberdaya tereka. Sumberdaya terukur dan
terunjuk dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan terbukti apabila apabila
telah memenuhi kriteria layak. Tingkat keyakinan geologi tersebut secara kuantitatif
2. Aspek ekonomi
meningkat, merupakan beberapa unsur yang terkait dengan aspek ekonomi dan perlu
tujuan dari perhitungan sumberdaya yaitu agar dapat menentukan jumlah dan mutu
kualitas bahan galian. Kegiatan lapangan untuk memperoleh data guna perhitungan
1. Observasi lapangan
2. Pemetaan
alam, dan lereng awal jika peta telah tersedia maka hanya dilakukan ploting.
3. Pengambilan Conto
Pengambilan conto dapat berupa air, tanah, endapan, singkapan sesuai dengan
metodenya.
4. Pengambilan data geologi
5. Pengolahan data
Untuk estimasi sumberdaya tidak lepas dari metode yang akan digunakan,
a. Metode konvensional
matematika.
bahan galian yang akan dihitung. Metode penampang tegak yang akan lebih tepat
untuk batuan yang bersifat homogen seperti batubara, andesit maupun batugamping.
Sedangkan untuk mineral logam yang penyebarannya tidak merata metode daerah
metode poligon, metode garis kontur, metode segitiga, dan metode kriging.
1. . Metode Circular
volume biasa. Sistem ini dianggap sesuai untuk diterapkan dalam perhitungan
sumberdaya batubara, karena sistem ini ditujukan pada pengukuran bahan galian yang
berbentuk perlapisan (tabular) yang memeiliki ketebalan dan kemiringan lapisan yang
relatif konsisten, prosedur atau teknik perhitungan dalam sistem usgs adalah dengan
endapan batubara
(Sumber: Jhemmy Cristian 2011)
Gambar 2.1 Aturan Perhitungan Sumberdaya Batubara metode circular
digunakan adalah:
Keterangan:
daya batubara. Bila lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-beda, maka
a. Kemiringan 0 – 10
b. Kemiringan 10 – 30
Untuk kemiringan 10 – 30, tonase batubara harus dibagi dengan nilai cosinus
c. Kemiringan > 30
Untuk kemiringan > 30, tonase batubara dikali dengan nilai cosinus kemiringan
lapisan batubara.
2. Metode Penampang (Cross Section)
Metode penampang masih sering digunakan pada tahap paling awal perhitungan
cadangan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding
digunakan adalah:
a. Rumus luas rata-rata (mean area), rumus luas rata-rata dipakai untuk endapan
V = Volume (m3)
TV
Keterangan: T = Tonase
b. Rumus prismoida
L.....................................................(2.3)
V (S1 4M S 2)
6
Keterangan:
Metode poligon ini merupakan Metode ini umum diterapkan pada endapan-
Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai conto yang
berada di tengah-tengah poligon sehingga metode ini sering disebut dengan metode
membagi dua jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu.
V = Volume Ore
t = Ketebalan
A = Luas
T = Tonase
= Density
Metode garis kontur, yaitu menggunakan kurva garis yang menghubungkan titik-
titik dengan nilai yang sama. Metode garis kontur (Isoline) digunakan untuk endapan
dengan kadar dan ketebalan yang berubah-ubah, terutama untuk endapan dengan
tebal dan kadar yang memusat. Metode ini tidak tepat untuk endapan yang kompleks
dan terputus-putus.
Pada endapan bahan galian berupa bukit yang bergelombang maka metode ini
sangat tepat karena metode ini sangat dipengaruhi oleh perubahan elevasi. Rumus
............................................................(2.6)
A1 A2
V Z 2
Keterangan: A1 = Luas penampang kontur pada elevasi Z1.
V = Volume (m3)
Dilakukan dengan menggunakan tiga titik, dengan bidang yang dihitung tidak
T2
T3
AA
T1
6. Metode Kriging
Kriging adalah penaksiran geostatistik linear tak bias yang paling bagus untuk
Secara sederhana, kriging menghasilkan bobot sesuai dengan geometri dan sifat
mineralisasi yang dinyatakan dalam variogram. Bobot yang diperoleh dari persamaan
kriging tidak ada hubungannya secara langsung dengan kadar conto yang digunakan
Z * E(Z n
v V ) aiZ (xi)
i 1
2 Var(Z
k v Zv* ) v
Zv* )2
E(Z
yi) ke blok V
μ = Koefisien lagrange
Dalam menggunakan metode ini, jika endapan bahan galian ditutupi oleh
tanah penutup minsalnya saja tanah pucuk maka perlu perhitungan volume tanah
bergelombang seperti perbukitan maka luas wilayah usaha dan tebal tanah penutup
7. Pengertian Overburden
Lapisan tanah penutup (overburden) adalah batuan yang berada diatas dan
poligon adalah:
Vob = A × T................................................................(2.11)
Keterangan:
T = Ketebalan
overnurden
Dari kenam metode yang ada diatas maka peneliti tertarik memilih metode
circular dan metode poligon (area of influence) dikarenakan dua metode ini
dipahami dan gampang dikerjakan, kekurangan dari dua metode ini adalah tingkat
Surpac adalah salah satu software tambang analist yang paling popular, terbaik
kerja di bidang eksplorasi maupun mining engineer dan tersebar hampir di 90 negara
kemudahan penggunaan 3-D, grafis yang bagus dan alur kerja otomatis serta dapat
disesuaikan dengan proses kerja khusunya untuk perusahaan yang bergerak diindustri
pertambangan.
Surpac hampir merupakan sebuah persyaratan basic dari para ahli geologi,
surveyor dan insinyur pertambangan. dibidang atau sektor sumberdaya lainya, surpac
cukup fleksibel untuk setiap komoditas, banyak metode yang dapat diterapkan,
Desktop sendiri sangat banyak. Diantaranya dapat digunakan untuk menggambar peta
kontur, blok modeling, desain tambang (mine design), pembuatan peta geologi , dan
obyek yang rumit seperti peta kontur atau blok modeling tentu saja yang dibutuhkan
adalah penguasaan tools-tools didalam Autodesk Land Desktop itu sendiri. Layanan
dalam membangun peta kontur dari data-data survey dan eksplorasi pada Autodesk
Land Desktop ialah layanan terrain. Layanan ini yang membedakan Autodesk Land
Desktop dengan AutoCAD. AutoCAD biasa dalam mengerjakan pekerjaan sipil dan
pertambangan.
Data singkapan atau out crop, data pemboran atau drilling,ketebalan batubara,
density batubara serta peta wilayah tersebut yang bisa mendukung perhitungan
cadangan nantinya, seperti peta geologi, topograpi, log bor dan lain-lain
Batubara (coal) adalah sedimen batuan organik yang mudah terbakar (dengan
komposisi utama karbon, hidrogen dan oksigen), terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan
selama periode waktu yang panjang (puluhan sampai ratusan juta tahun). Sisa-sisa
tumbuhan dapat berasal antara lain dari lumut, ganggang, kayu, buah dan dedaunan
yang merupakan senyawa organik (sellulosa, karbohidrat, ligini, protein dan lemak).
terutama unsur mineral yang berasal dari lempung, pasir kuarsa, batu kapur dan
sebagainya. Akibat pengaruh tekanan dan mikroba disertai beberapa peristiwa kimia
dan fisika ataupun keadaan geologi, sisa-sisa tumbuhan ini akan hancur,
Tumbuhan yang tumpang atau mati pada umumnya akan mengalami proses
kemudian tidak terlihat lagi bentuk asalnya. Pembusukan dan penghancuran tersebut
pada dasarnya merupakan proses oksidasi yang disebabkan oleh pertumbuhan dan
aktivasi bakteri serta jasad renik lainnya. Proses oksidasi material penyusun utama
cellulose (C6H10O5) dapat digambarkan sebagai berikut: C6H10O5 + 6O2 6CO2 + 5H2O.
oksigen air rawa yang sangat rendah sehingga tidak memungkinkan bakteri aerob
(yang memerlukan oksigen) hidup, maka sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami
proses pembusukan dan penghancuran yang sempurna atau kata lain tidak akan
terjadi proses oksidasi yang sempurna atau dengan kata lain tidak akan terjadi proses
Pada kondisi tersebut hanya bakteri anaerob saja yang berfungsi melakukan
tersedianya oksigen maka hidrogen dan karbon akan menjadi H2O, CH4, CO, dan
CO2.
Tahap pembentukan gambut ini sering disebut juga sebagai proses biokimia.
Gambut yang umumnya berwarna kecoklatan sampai hitam merupakan padatan yang
Gambut masih mempunyai kandungan air yang tinggi, bisa lebih dari 50%.
tumbuhan. Hal ini terjadi karena kondisi yang tidak memungkinkan tumbuhnya
vegetasi, misalnya penurunan dasar cekungan yang terlalu cepat. Jika lapisan gambut
yang terbentuk kemudian ditutupi oleh lapisan sedimen, maka lapisan gambut
tersebut mengalami tekanan dari lapisan sedimen dimana tekanan akan meningkat
dengan bertambahnya ketebalan lapisan sedimen akibat adanya penurunan dasar rawa
yang signifikan.
Peningkatan temperatur disebabkan oleh bertambahnya tekanan dan kedalaman.
Kenaikan temperatur dan tekanan dapat juga disebabkan oleh aktivitas magma, proses
pelepasan gas-gas (CO2, H2O, CO, CH4) peningkatan kepadatan dan kekerasan, serta
peningkatan nilai kalor. Proses pembusukan terjadi pada lingkungan yang oksigennya
menentukan kelas (rank) dan kualitas batubara. Tahap pembentukan batubara ini
1) Lingkungan pengendapan
pembentuk lapisan batubara terbentuk dimana tumbuhan asal itu berada. Setelah
tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi segera tertutup oleh
b. Teori Drift yaitu endapan batubara yang terletak di muara sungai (jauh dari tempat
tumbuhan semula hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah
mati diangkut oleh air dan berakumulasi di suatu tempat, kemudian tertutup oleh
2) Temperatur
Ada tiga bentuk aksi temperatur yang bekerja pada endapan batubara yaitu:
a. Geothermal gradient
Temperatur endapan sangat ditentukan oleh jarak endapan tersebut dari perut
bumi. Semakin jauh letak endapan dari permuaan bumi maka semakin tinggi
b. Igneous intrusion
Igneous intrusion adalah peristiwa instrusi lapisan batubara oleh lelehan magma
akibat aktivitas vulkanik. Intrusi lapisan batubara secara vertical oleh lelehan
magma dinamakan dyke. Sementara intrusi lapisan batubara secara horizontal oleh
c. Tectonic activity
Aktivitas tektonik seperti pergeseran lempeng bumi atau blok batuan yag terjadi
3) Tekanan
Ada dua bentuk tekanan yang lazim bekerja pada endapan batubara yakni:
a. Tekanan overburden
Tekanan yang disebabkan oleh beban lapisan tanah tang menimbun endapan
b. Tekanan trush
Tekanan mendatar yang disebabkan oleh pergeseran kulit bumi sebagai akibat
4) Waktu geologi
batubara. Pada umumnya batubara indonesia terbentuk pada periode waktu geologi
tertiary (2-65 juta tahun yang lalu), yang terbagi kedalam 5 periode yaitu paleocene
(65-69 jtl), eocene (59-34 jtl), oligicene (34-25 jtl), miocene (925-12 jtl) dan pliocene
(12-2jtl).
5) Rank Batubara
temperatur, tekanan dan umur geologi batubara tersebut. Ada lima rank batubara
yakni gambut (peat), lignite (brown coal), sub bituminus, bituminus dan antrasit.
1. Gambut (peat)
a. Warna kecoklatan
a. Warna hitam
PT. Inti Bara Nusalima merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak
dengan SK Bupati Batang hari No: 24/KP/TAHUN 2008 dan mendapat perpanjangan
ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi melaluli Dinas Penanaman
6.1/IUOP/X/2017.
wilayah Kabuapaten Batanghari terletak dalam batas koordinat pada (Tabel 2.3)
berikut ini:
Tabel 2.3
Koordinat Batas Wilayah IUP PT. Inti Bara Nusalima
BUJUR TIMUR LINTANG SELATAN
TITIK ◦ ’ ” ◦ ’ ”
1 103 4 00 -1 51 00
2 103 5 30 -1 51 00
3 103 5 30 -1 52 30
4 103 5 50 -1 52 30
5 103 5 50 -1 53 00
6 103 4 20 -1 53 00
7 103 4 20 -1 52 30
8 103 4 00 -1 52 30
Secara administratif lokasi IUP PT. Inti Bara Nusalima terletak di desa
Jangga, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batang Hari yang berada di sebelah
Barat dari Kota Jambi sebagai Ibukota Provinsi Jambi. Kesampaian lokasi IUP PT.
Inti Bara Nusalima dapat dicapai dari kota Jambi melalui perjalanan darat ±110 KM
dengan waktu tempuh kurang lebih selama 2 jam dari kota Jambi melalui jalan lintas
Provinsi Jambi-Sarolangun dengan kondisi jalan beraspal baik. Akses jalan menuju
lokasi penyelidikan pada umumnya dapat dijangkau dengan memakai kendaraan roda
empat atau roda dua.Sedangkan dalam lokasi penelitian sebagian daerah dapat
Adapun peta Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT. Inti
satuan, yaitu:
Morfologi dataran sedang terletak pada elevasi antara 50 – 125 mdpl, dengan
luas hamper 65% yang mana disusun oleh batu lempung, batu pasir, batu pasir tufaan
dengan sisipan subbituminous yang sebagian besar merupakan batuan Formasi Muara
Enim. Morfologi berelief halus umumnya tersebar disekitar alur – alur sungai.Batuan
pada morfologi ini berupa penyusun Formasi Muara Enim dan Formasi
Kasai.Morfologi berelief sedang disusun oleh batuan dari Formasi Muara Enim dan
selatan yang disusun oleh batuan dari Formasi Muara Enim yang terdiri dari batuan
andesit, napal dan lanau.Sungai yang terbesar yang mengalir pada daerah
1. Jurnal I (satu)
surpac 6.2 berdasarkan data pemboran pada pit vi unrich mega persada
di pit VI site hajak PT. unrich Mega persada ,Muara Taweh, Barito putra
kedalaman setiap titik bor 30 m dengan hasil core yang berbentuk seperti
lemang.
Tabel 2.4
Hasil Pengeboran Dengan Unit Jacro 175
No Hole name Total depth (m)
1 LP_412 JK 30
2 LP_413 JK 30
3 LP_414 JK 30
4 LP_415 JK 30
5 LP_416 JK 30
6 LP_417 JK 30
7 LP_418 JK 30
2. Jurnal II (dua)
2) Peta topograpi
3) Peta cropline
D. Hasil Penelitian: Dari hasil yang dilakukan pada daerah penelitian didapatkan
dan satu singkapan lagi berada di luar derah penelitian, singkapan batubara
yang ada di daerah penelitian yaitu AP-01 dengan tebal 1,10 M, dan AP-02
dengan tebal 1,37 M kemudian singkapan yang berada di luar daerah
berwarna hitam kecoklatan, kilap kusam, pecahan britle dengan gores coklat
22º.
SR=
Stripping ratio sumberdaya terukur
SR=
=3,78
Stripping ratio sumberdaya terunjuk
SR=
=3,88
Stripping ratio sumberdaya tereka
SR=
=5,16
5. Jurnal V (lima)
A. Judul Jurnal: Perhitungan cadangan batubara dan permodelan pit pada PT.
1) Data primer
Data yang perlu diambil yaitu kondisi daerah penelitian, strike dan dip, posisi lubang
Tabel 2.5
Perhitungan Cadangan Batubara
Pit A
Tabel 2.7
Jumlah Perhitungan Cadangan Batubara Pada Desain Pit B
Tabel 2.8
Jumlah Perhitungan SR dan Overburden dan Batubara
2.2 Kerangka Konseptual
1. Input
Input terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
didapat langsung di lapangan yaitu di lokasi penambangan batubara PT. Inti Bara
Nusalima. Data primer meliputi koordinat titik pengeboran dan dipp singkapan
batubara. Sedangakan data sekunder diperoleh dari sumber-sumber buku atau studi
kepustakaan dari perusahaan serta beberapa literatur untuk menunjang penelitian ini.
menggunakan metode circular dan metode poligon (area of influence). Serta proses
3. Output
Output yang dihasilkan berdasarkan input dan proses yaitu jumlah hasil
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode circular
dan metode poligon (area of Influence) metode circular adalah metode yang
titik informasi endapan batubara metode poligon (area of Influence) adalah metode
perhitungan yang dilakukan dengan cara membuat circle pada titik bor dan
memotong circle yang bersinggungan Metode ini umum diterapkan pada endapan-
endapan yang relatif homogen dan mempunyai geometri yang sederhana, Dan
research). bahwa setiap penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk
diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Senada dengan pendapat
Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Inti Bara Nusalima Desa aur jangga
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti
yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.
3.5.1 Data
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Bara Nusalima
agar bisa dipetakan. Koordinat dalam titik pengeboran ini meliputi easting,
pengambilan data primer dan data sekunder, data primer berupa data koordinat titik
sekunder dapat berupa peta topografi, peta geologi daerah penelitian, dan peta
Metode Circular
1. Menyimpan data koordinat bor dalam format csv (comma delimited) dengan
2. Buka software surpac dan cari file yang sudah disimpan dalam format csv
(comma delimited)
3. Klik kanan pada tempat folder penyimpanan file tersebut dan set as work
directory
4. Untuk memunculkan lubang bor klik file pada menu surpac klik import klik
5. Pada location isi data tersebut dengan data koordinat csv klik open pada
6. Pada pengisian string urutkan data tersebut sesuai dengan data koordinat x,y,z
7. Klik file lubang bor yang sudah jadi file str tarik ke layar
8. Setelah lubang bor ditampilkan dilayar surpac klik create pada menu
circle by selection
9. klik satu titik lubang bor dan isi jarak radius sesuai dengan kondisi geologi di
dengan cara ketik CBT (Clip by Temp Segment) pada bagian bawah layar lalu
enter
11. Klik circle yang bersinggungan dengan 3 kali klik membentuk segitiga apply
12. Setelah semua circle bersinggungan dipotong klik tool delete segment hapus
13. Untuk menghubungkan titik yang sudah di potong klik tool join the end of
one segment pada penghubungan titik terakhir klik tool close segment setelah
14. tarik file permodelan circular yang sudah jadi ke layar untuk mengetahui luas
area klik inquire pada menu klik segment properties klik pada bagian tengah
permodelan circular maka pada bagian bawah layar keluarlah hasil horizontal
luas areanya.
15. Untuk menghitung tonase batubara pada metode circular menggunakan rumus
Persamaan (2.1)
Metode Poligon
1. Menyimpan data koordinat lubang bor dalam format csv (comma delimited)
(comma delimited)
3. Klik kanan pada tempat folder penyimpanan file tersebut dan set as work
directory
4. Untuk memunculkan lubang bor klik file pada menu surpac import
5. Pada location isi data tersebut dengan data koordinat csv open pada location
6. Pada pengisian string urutkan data tersebut sesuai dengan data koordinat x,y,z
7. Klik file lubang bor yang sudah jadi file str tarik ke layar
8. Setelah lubang bor ditampilkan dilayar surpac klik create pada menu
circle by selection
9. klik satu titik lubang bor dan isi jarak radius sesuai dengan kondisi geologi di
10. Setelah circle semua jadi lalu buat garis dengan cara klik tool snap mode lalu
klik point kemudian klik tool create new points using the mouse
11. Setelah mengklik tool create new points using the mouse buatlah garis pada
12. sebelum memotong circle diubah dulu tool point menjadi plane
13. Setelah membuat semua garis pada circle yang bersinggungan lalu potong
circle dengan cara mengklik cbt lalu enter jika keluar bacaan clip segments
pada layer pilih inside the boundry apply lalu klik 3 kali pada garis dan circle
14. Hubungkan garis yang saling bersinggungan dengan tool point , hingga
15. Untuk menghitung tonase batubara pada metode poligon menggunakan rumus
persamaan (2.5)
didapat dari perhitungan luas area metode circular dan poligon dengan bantuan
Data yang akan dianalisis berupa perhitungan sumberdaya batubara dan volume
overburden pada PT Inti Bara Nusalima. Hasil pengolahan data sebagai berikut:
poligon
Seluruh data yang didapat dilapangan dan telah diolah seperti koordinat
bor,cutting pemboran dan dipp outcrop ini dilakukan agar dapat menentukan
jumlah sumberdaya batubara, analisa pada penelitian ini nantinya dapat menjadi
overburden
3.9. Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian:
Mulai
Identifikasi Masalah
Rumusan masalah
Tujuan Penelitian:
Pengumpulan Data
Selesai
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
BAB IV
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ada dua yaitu data
primer dan data sekunder. Data yang didapatkan peneliti dilapangan adalah sebagai
berikut:
4.1.1. DataPrimer
Pengambilan data koordinat titik pengeboran pada PT. Inti Bara Nusalima
posisi titik pengeboran agar bisa dipetakan. Koordinat dalam titik pengeboran ini
Pengukuran kedudukan dip singkapan batubara pada PT. Inti Bara Nusalima
menggunakan GPS garmin, dengan koordinat singkapan easting (X) 287339 northing
(Y) 9791971 dilakukan pengukuran kedudukan yaitu strike (N) 164° dipp (E) 19°
Pada wilayah iup PT inti bara nusalima dapat dilihat pada lampiran iv
meliputi susunan batuan yang ada dan bentuk-betuk struktur dari masing-
Dari data koordinat titik bor didapatkan 46 titik, pengimputan data koordinat
titik bor meliputi pengimputan koordinat easthing (x), northing (y), elevasi (z) dari
hasil pengimputan data menggunakan Software Surpac 6.5.1 dapat dilihat pada
gambar 4.3.
Metode Circular usgs adalah metode yang dilakukan dengan cara membuat
batubara, Pembuatan Circle pada metode circular dengan cara mengklik satu persatu
lubang bor dan memasukkan data sesuai kondisi geologi pada PT. Inti Bara
Nusalima,
Dilihat dari Peta geologi kondisi geologi pada PT. Inti Bara Nusalima berada
pada kondisi geologi moderat dimana kondisi geologi moderat ini menurut SNI
sumberdaya terukur 0-250m, dari data tersebut peneliti dapat menghitung jumlah
1) Menyimpan data koordinat bor dalam format csv (comma delimited) dengan
2) Buka software surpac dan cari file yang sudah disimpan dalam format csv
(Comma Delimited)
3) Klik kanan pada tempat folder penyimpanan file tersebut dan set as work
Directory
Fungsi dari mengklik set as work directory adalah agar file yang nantinya
pada menu surpac klik import klik data from many files (string)
5) Pada location isi data tersebut dengan data koordinat csv klik open pada
6) Pada pengisian string urutkan data tersebut sesuai dengan data koordinat x,y,z
7) Klik file lubang bor yang sudah jadi dalam format str lalu tarik ke layar
8) Setelah lubang bor ditampilkan dilayar surpac klik create pada menu klik circle
9) klik satu titik lubang bor dan isi jarak radius sesuai dengan kondisi geologi di
perusahaan dapat dilihat pada peta geologi tersebut klik apply lakukan ke semua
Kondisi geologi adalah gejala-gejala geologi yang ada pada peta geologi seperti
dengan cara ketik CBT (Clip by Temp Segment) pada bagian bawah layar lalu
11) Klik circle yang bersinggungan dengan 3 kali klik membentuk segitiga setelah
13) Untuk menghubungkan titik yang sudah dipotong klik tool join the end of one
segment pada penghubungan titik terakhir klik tool close segment setelah semua
14) tarik file cropline circular yang sudah jadi ke layar untuk mengetahui luas area
klik inquire pada menu klik segment properties klik pada bagian tengah cropline
circular maka pada bagian bawah layar keluarlah hasil horizontal luas areanya.
15) Untuk menghitung tonase batubara pada metode circular menggunakan rumus
Persamaan (2.1)
Adapun hasil dari cropline sumberdaya batubara pada jarak titik informasi 50 m
untuk sumberdaya terukur dengan bantuan software surpac 6.5.1 dapat dilihat pada
gambar 4.15
Gambar 4.15 cropline sumberdaya terukur
cropline Sumberdaya terukur dengan jarak titik informasi 50 m didapatkan
luas sumberdaya batubara adalah sebesar 379.552,30 m2.
Tabel 4.1
terukur Diketahui:
L = 379.552,30 m2
t = 2,4 m
dip = cos 19= 0,94
V = = 403.779,04 m2
ρ = 1,3ton/ m3
Maka perhitungannya:
T = 969.069,69 m3 x1,3
=
1.259.790,59 ton
Tabel 4.2
Jumlah Volume Overburden
No Overburden Ketebalan rata-rata Luas Volume
Overburden (m) (m2) (m3)
1 Sumberdaya Terukur 21,96 379.552,30 8.334,968,50
Diketahui:
L = 379.552,30 m2
t = 21.96 m
V = 379.552,30 m2 x 21,96 m
= 8.334,968,50 m3
4.3.2 Perhitungan sumberdaya terukur batubara metode poligon ( area of
influence)
dilakukan dengan cara membuat circle pada titik bor dan memotong circle yang
16. Menyimpan Data koordinat lubang bor dalam format csv (comma delimited)
17. Buka software surpac dan cari file yang sudah disimpan dalam format csv
(comma delimited)
18. Klik kanan pada tempat folder penyimpanan file tersebut dan set as work
directory
19. Untuk memunculkan lubang bor Klik file pada menu surpac import
20. Pada location isi data tersebut dengan data koordinat csv open pada location
21. Pada pengisian string urutkan data tersebut sesuai dengan data koordinat x,y,z
22. Klik file lubang bor yang sudah jadi file str tarik ke layar
23. Setelah lubang bor ditampilkan dilayar surpac klik create pada menu
circle by selection
24. klik satu titik lubang bor dan isi jarak radius sesuai dengan kondisi geologi yg
ada di peta geologi tersebut apply lakukan ke semua titik lubang bor
25. Setelah circle semua jadi lalu buat garis dengan cara klik tool snap mode lalu
klik point kemudian klik tool create new points using the mouse
27. sebelum memotong circle diubah dulu tool point menjadi plane dapat dilihat
pada gambar
28. Setelah membuat semua garis pada circle yang bersinggungan lalu potong
circle dengan cara mengklik CBT lalu enter jika keluar bacaan clip
segments
pada layer pilih inside the boundry apply lalu klik 3 kali pada garis dan circle
yang dipotong membentuk segitiga lalu redo dapat dilihat pada gambar
29. Hubungkan garis yang saling bersinggungan dengan tool point , hingga
membentuk 1 poligon pada satu titik lubang bor dapat dilihat pada gambar
surpac pilih segment properties klik pada tengah 1blok poligon kemudian
keluar lah hasil horizontal area pada menu bagian bawah dan lakukan pada
Adapun hasil dari cropline sumberdaya batubara pada jarak titik informasi 50
m untuk sumberdaya terukur dengan bantuan software surpac 6.5.1 dapat dilihat pada
gambar 4.23
Gambar 4.23 Cropline Sumberdaya Terukur Metode Poligon
dengan bantuan software surpac 6.5.1 dengan 46 titik koordinat pengeboran maka
didapatkan hasil dari pengimputan data sebanyak 46 dimensi blok, dimana setiap
dimensi blok mempunyai luas area yang berbeda, dengan metode ini peneliti dapat
menentukan jumlah volume overburden dan tonase batubara pada blok 1 (satu)
daerah penelitian.
Adapun hasil dari pengimputan data setiap luas dimensi blok dengan bantuan
Tonase batubara yang didapatkan dari hasil perhitungan metode poligon (area
lampiran III
Tabel 4.4
Perhitungan Volume Overburden Menggunakan Metode poligon
Dimensi Blok Luas Blok Tebal Overburden Volume Overburden
2
Poligon (m ) (m) (m3)
BH 01 4.841,06 3 14.523,18
BH 02 3.763,39 0 0
BH 03 4.636,66 12,5 57.958,25
BH 04 5.918,63 0 0
BH 05 6.282,58 0 0
BH 06 5.776,92 17,95 103.695,71
BH 07 4.265,71 10,5 44.789,95
BH 08 5.227,74 30,5 159.446,07
BH 09 7.628,81 33,95 258.998,09
BH 10 4.579,23 27,95 127.989,47
BH 11 5.322, 63 45 239.518,35
Adapun hasil perhitungan volume overburden dapat dilihat pada lampiran III
BAB V
6.5.1 circle 50 m pada daerah batasan perhitungan sumberdaya seluas 178 Ha, maka
areanya, dikarenakan terdapat 4 data drill holelose yaitu: BH 02, BH 04, BH 05 dan
BH 28 dapat dilihat pada data litologi lampiran II, sehingga membuat hasil luasan
penginputan data cropline circular menjadi lebih luas dibandingkan metode poligon,
dalam hal menghitung tonase sumberdaya terukur batubara dan volume overburden
dengan bantuan software surpac 6.5.1 mempunyai kekurangan dan kelebihan adapun
kekuranganya adalah apabila membuat cropline sumberdaya baik dari data bor
maupun data suvey mendapatkan hasil perhitungan yang kurang akurat, pada metode
sehingga inilah yang menjadi lose pada saat melakukan perhitungan tonnase batubara
maupun volume overburden, sedangkan kelebihan dari metode circular ini adalah
6.5.1 circle 50 m pada daerah batasan perhitungan sumberdaya seluas 178 Ha, maka
circle berguna untuk mengatahui masing-masing luas dari semua titik koordinat
overburden, perhitungan ini dipengaruhui oleh titik pengaruh dan kondisi geologi di
lapangan. Metode ini menggambarkan cropp line dari lapisan batubara yang diolah
dari data koordinat titik bor, dalam hal menghitung tonase sumberdaya batubara
sumberdaya terukur batubara dan overburden dengan metode circular dan metode
poligon terdapat selisih perhitungan, selisih perhitungan tersebut dapat dilihat pada
tabel 5.1
Tabel 5.1
perbedaan antara metode Circular dan metode poligon dengan bantuan software
ratakan dari ketebalan batubara dan luas areanya diperoleh dari hasil
surpac 6.5.1 dibuat dengan cara memotong semua circlebagian terluar yang
bersinggungan
4. Pada proses pembuatan cropline metode poligon dengan bantuan software
surpac 6.5.1 dibuat dengan cara menambahkan line pada semua circle yang
bersinggungan
lapisan overburden satu persatu dari titik bor cropline poligon, itulah sebab dari
6.1. Kesimpulan
menggunakan metode circular dan metode poligon dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
circular dalam wilayah IUP PT. Inti Bara Nusalima pada blok I didapatkan
dalam wilayah IUP PT. Inti Bara Nusalima pada blok I didapatkan hasil
3. Kapasitas volume overburden pada blok I pada PT. Inti Bara Nusalima
adalah:
6.2. Saran
Saran dari peneliti setelah melakukan kegiatan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil estimasi yang didapatkan peneliti dapat menjadi acuan kepada
akurat.
Nopianti, N., Dwiatmoko, M. U., & Saismana. 2018. Estimasi Sumberdaya Dengan
Metode Cross Section Dan Metode Poligon Pada PT Borneo Alam
Semesta Jobsite Pro Sarana Cipta Kalimantan Selatan. Jurnal
Himasapta, Vol3. No: 1 Maret 2018
Riko E, Yaumal A, Murad Ms, Tri E, Veni W, & Riam Ma. 2019. Buku Pedoman
Penulisan Laporan Kerja Praktik dan Tugas Akhir.Sekolah Tinggi
Teknologi Industri Padang.
Rozali, M. R., Saismana, U., Dwiatmoko, M. U., Triantoro, A., & Nuzuliansyah, F.
2015.Perhitungan Cadangan Batubara Dan Permodelan Pit Pada PT
Global Indonesia Mandiri, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Jurnal
Geosapta. Vol 1. No: 1, Juli 2015
Sundoyo,S.2014.Perhitungan Sumberdaya Batubara Berdasarkan Usgs Circular
No. 891 Tahun 1983 Pada CV. Amindo Pratama. Jurnal Geologi
Pertambangan (JGP). Vol1, No: 36-50. Februari 2014
= 8.713,90 m3
= 0 m3
= 17.619,30 m3
= 0 m3
= 0 m3
= 13.229,14 m3
= 7.507,64m3
= 17.983,42 m3
= 15.639,06 m3
10) Volume Blok BH 10 = 4.579,23 m2 x 3.13 m
= 14.332,98 m3
= 13.838,83 m3
= 20.254,25 m3
= 9.471,72 m3
= 6.365,92 m3
= 19.033,47 m3
=15.398,58 m3
= 16.445,99 m3
= 23.745,92 m3
= 6.658,64 m3
=14.156,45 m3
21) Volume Blok BH 21A = 4.535,92 m2 x 3,3 m
= 14.968.53 m3
= 5.968,24 m3
= 9.484.11 m3
= 15.542.63 m3
= 17.179,55 m3
= 11.935,98 m3
= 14.070,17 m3
= 4.437,68 m3
= 0 m3
=10.666,31 m3
=10.564,09 m3
32) Volume Blok BH 31 = 4.823,92 m2 x 0,88 m
= 4.245,04 m3
= 14.293.22 m3
= 12.250,60 m3
= 12.153,51 m3
= 13.216,43 m
= 10.436,26 m3
= 6.292,23 m3
= 15.380,69 m3
= 10.247,98 m3
= 7.393,05 m3
= 3.218,74 m3
43) Volume Blok BH 42 = 3,159,08 m2 x 2,6 m
= 8,845,42 m3
= 11.933,79 m3
= 12,252,39 m3
=11.076,51
Maka perhitungannya:
= 508.552,49 m3 x 1,3
= 661.118,23 ton/m3
= 14.523,18m3
= 0 m3
= 57.958,25m3
= 0 m3
= 103.695,71 m3
= 44.789,95 m3
= 159.446,07 m3
= 258.998,09 m3
= 127.989,47 m3
= 239.518,35 m3
= 164.310,42 m3
= 219.071,82 m3
= 94.640,08 m3
= 46.717,74 m3
= 217.511,56 m3
= 93.595,61 m3
= 179.056,90 m3
= 298.361,34 m3
= 80.512,58 m3
= 68.037,936 m3
= 294.263,97 m3
= 35.948,94 m3
= 85.038,78 m3
= 79.496.49 m3
= 101.292,46 m3
= 0 m3
= 157.171,21 m3
= 108.684,86 m3
= 198.986,7 m3
= 69.300,48 m3
= 44.814,16 m3
= 68.450,84 m3
= 92.935,38 m
= 215.446,21 m3
= 95.023,21 m3
= 48.289,74 m3
= 105.967,05 m3
= 27.895,79 m3
= 75.659 m3
= 50.926,75 m3
= 74.611,57 m3
= 49.325.09 m3
Maka perhitunganya:
Peta Geologi
Lampiran VI
Peta Topografi
Lampiran VII
Cropline Circular
Lampiran VIII
Cropline Poligon
Lampiran XI
Dokumentasi Lapangan