SKRIPSI
Oleh:
ARIFA FADLY
1410024427020
SKRIPSI
Oleh:
ARIFA FADLY
1410024427020
NIM : 1410024427020
Di setujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
RINGKASAN
i
Analysis On Ventilation System In Holes C1 Undergroun Mines Of PT. Nusa
Alam Lestari, Sawahlunto, Sumatera Barat
ABSTRACK
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
satu matakuliah wajib. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini belum
Dalam proses ini penulis telah didorong dan dibantu oleh berbagai pihak,
oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan
Padang.
iii
7. Rekan-rekan Jurusan Teknik Pertambangan dan semua pihak yang banyak
membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak lepas
dari kesalahan dan kekurangan, karena itu penulis mengharapkan saran serta kritik
yang sifatnya membangun guna memperbaiki isi dari Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat
Arifa Fadly
NPM:1410024427020
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRACT......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
v
2) Stratigrafi ..................................................................... 8
vi
3.4.1 Data ................................................................................. 36
vii
BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1 Perencanaan Sistem Ventilasi ......................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persentase Serapan Oksigen dan Kadar Karbon Batubara Tipe
Batubara ............................................................................................ 8
Tabel 2.2 Hubungan Kecepatan Oksidasi dan Fraksi Butiran Batubara ............ 9
Tabel 4.3 Pengukuran Kualitas Kandungan Gas Pada Front Kerjapanel 3 ....... 41
Tabel 4.4 Pengukuran Kualitas Kandungan Gas pada Front Kerja Panel 5........ 42
Tabel 4.5 Pengukuran Kualitas Kandungan Gas pada Front Kerja Panel 6........ 43
Tabel 4.6 Pengukuran Kualitas Kandungan Gas pada Front Maju .................... 44
Tabel 4.9 Pungukuran Kecepatan Aliran Udara Pada Front Kerja C1 PT. Nusa
Tabel 4.11 Temperatur Efektif Kondisi Pada Tambang Bawah Tanah PT. Nusa
Tabel 4.12 Kuantitas Udara Tambang Bawah Tanah PT. Nusa Alam Lestari.... 48
ix
Tabel 4.14 Kebutuhan Udara untuk Alat ........................................................... 50
Tabel 4.17 Temperatur Efektif Kondisi Pada Tambang Bawah Tanah PT. Nusa
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
13
BAB I
PENDAHULUAN
akan datang, metode tambang bawah tanah akan menjadi pilihan utama
eksploitasi mineral dan energi (Hartman, 1987). Hal ini disebabkan, semakin
ditambang.
Kegiatan tambang bawah tanah adalah kegiatan yang memiliki resiko yang
sangat tinggi seperti kebakaran, ledakan dan runtuhan atap yang dapat saja terjadi
setiap saat. Dibutuhkan penanganan khusus untuk tambang bawah tanah dalam
pengaturan kuantitas dan kualitas udara, dan aliran udara yang baik agar
memberikan lokasi kerja yang aman bagi pekerja yang sedang melakukan
bergerak dalam produksi batubara di Kota Sawahlunto, PT. NAL pada awal
kemajuan tambang cadangan batubara sudah tidak ekonomis lagi jika ditambang
memiliki model rancangan sistem ventilasi pada lubang C1, walaupun lubang C1
14
satu blower utama untuk mengalirkan udara keseluruh panel yang ada didalam
lubang, sehingga aliran udara yang masuk ke front kerja maju sangat rendah, yang
udara segar bagi para pekerja. Meskipun tidak memberikan dampak langsung
ketahap operasi produksi, sistem ventilasi yang kurang tepat akan menyebabkan
efisiensi yang lebih rendah, produktifitas menurun, dan tingkat kecelakaan yang
meningkat.
ventilasi yang memadai, baik secara kualitas dan kuantitas, serta temperatur yang
ada didalam lubang tambang bawah tanah sesuai peraturan dan standart yang telah
555.K/26/M.PE tahun 1995 yaitu CH4 < 0,25%, CO <0,04%, 02 <19,5%, H2S
bukanlah suatu hal yang mustahil dapat dibuat. Hal tersebut dimudahkan dengan
berdasarkan sifat dan dinamika dari fluida, untuk memodelkan suatu jaringan
mudah salah satu contohnya pembuatan saluran udara seperti drift dan raise
produksi dan keselamatan kerja, oleh sebab itu rancangan yang matang
dibutuhkan untuk sistem ventilasi tambang bawah tanah. Maka peneliti tertarik
Swabakar Pada Lubang Tambang C1 Batubara Bawah Tanah PT. Nusa Alam
1995.
4. Banyaknya saluran duct yang robek pada lubang tambang bawah tanah.
2. Gas-gas yang diukur hanya CH4, CO, O2, H2S dan temperatur.
16
Alam Lestari ?
humidity) pada lubang tambang batubara bawah tanah PT. Nusa Alam
Lestari ?
Alam Lestari ?
Alam Lestari.
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepustakaan maupun teori yang ada yang berhubungan dengan judul penelitian.
PT. Nusa Alam Lestari adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan batubara. Pada tahun 2004 PT. Nusa Alam Lestari memulai
kegiatan penambangan dengan eksplorasi lanjutan PT. Bukit Asam Persero Tbk.
Pada tahun 2006 PT. Nusa Alam Lestari mendapatkan perizinan untuk melakukan
kegiatan penambangan dan bekerja sama dengan kontraktor PT. Arka Ananta
(open pit).
2008 PT. Nusa Alam Lestari mengambil alih langsung untuk melakukan kegiatan
banyak cadangan batubara. Cadangan batubara yang terdapat pada PT. Nusa Alam
19
Lestari terdapat beberapa lapisan diantaranya lapisan batubara seam A1, akhir
tahun 2013 seam A1 habis dan dilanjutkan dengan penambangan seam C1.
Daerah tambang PT. Nusa Alam Lestari beriklim tropis dengan suhu
berkisar antara 22oC sampai 33oC dan terbagi dalam dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Data curah hujan ini penting dalam kegiatan
penambangan terutama kegiatan pengangkutan dan ketersediaan air tanah. Hal ini
disebabkan tanah di daerah penelitian adalah tanah lempung pasiran yang akan
cekungan antara gunung (inter mountain basin) yang dikenal dengan cekungan
ombilin dan mempunyai luas sekitar 800 km2 yang berkembang sejak zaman awal
tersier memanjang pada arah barat sampai tenggara, searah dengan sruktur
Batubara yang ditambang saat ini terletak pada bagian barat cekungan
ombilin dan terdapat pada formasi batuan yang dikenal dengan nama formasi
Secara umum lapisan tanah penutup batubara terdiri dari batu lempung (clay
2). Stratigrafi
formasi ombilin, nama formasi ini pertama kali diusulkan oleh Kastoyo dan
Silitonga pada tahun 1975 dalam penelitian bambang. Formasi ini terdiri dari
2.1.2 Batubara
akumulasi sisa-sisa tanaman yang terendapkan dalam waktu jutaan tahun yang
dari gambut (peat) ke batubara mutu rendah (lignit), bituminous dan akhirnya
karbon.
Tabel 2.1
Persentase Serapan Oksigen dan Kadar Karbon Batubara Tipe
Batubara
yang rendah kualitasnya, artinya semakin tinggi mutu batubara, maka semakin
kecil peluang terjadinya pembakaran, karena serapan udara pada batubara itu
semakin berkurang.
generation), dan bilamana bubuk batubara tersebut berada pada area terbuka ke
udara (exposed), akan menyerap oksigen dalam jumlah besar yang menyebabkan
semakin cepatnya terjadi pembakaran. Pada tabel 2.2 berikut ini menunjukkan
Tabel 2.2
Hubungan Kecepatan Oksidasi dan Fraksi Butiran Batubara
Dengan demikian maka batubara yang memiliki pertikel butir yang halus lebih
volatile matter) sering mengalami pembakaran. Kondisi ini terjadi, bila rasio
mengandung zat terbang sekitar 40% dan fuel ratio antara 1 sampai 1,5.
terjadinya pembakaran pada batubara, tetapi karena sifat dari sulfida besi yang
oksidasi.
melalui proses geologis yang menimbulkan efek panas akibat deformasi dalam
2.1.3 Ventilasi
pernapasan pekerja juga dibutuhkan untuk mendilusi gas-gas beracun yang mudah
meledak (CO, H2S, CH4), mengurangi konsentarsi debu yang berada didalam
udara atau aliran udara tambang, termasuk didalamnya adalah jumlah, mutu dan
arah alirannya. Adapun tujuan utama dari ventilasi tambang adalah menyediakan
udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang cukup baik, kemudian
tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman baik pada para pekerja tambang
tambang dan juga bagi segala proses yang terja didalam tambang yang
memerlukan oksigen.
2) Melarutkan dan membawa keluar dari tambang segala pengotoran dari gas-gas
yang ada didalam tambang hingga tercapai keadaan kandungan gas dalam
3) Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah
ventilasi tambang.
25
Dalam hal ini akan dibahas permasalahan persyaratan udara segar yang
diperlukan oleh para pekerja bagi pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas
Dalam hal ini akan dibahas perhitungan untuk jumah aliran udar yang
Dalam hal ini akan dibahas mengenai penggunaan ilmu yang mempelajari
4. Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi tambang bawah tanah pada dasarnya ada dua macam yaitu
sistem ventilasi secara alami dan sistem ventilasi secara mekanik. Penerapan
sistem ventilasi secara alami merupakan distribusi udara yang mengalir karena
adanya perbedaan tekanan udara antara jalan udara masuk dengan jalan udara
kenaikan atau penurunan temperatur sebesar 1oC, semua jenis gas akan memuai
atau menyusut sebesar 1/273 kali volumenya pada 0oC. Dengan kata lain, berat
per satuan volume akan bertambah atau berkurang sebesar 1/273 kali.
tergantung dari musim (terutama di negara 2 musim). Dalam satu hari, temperatur
diluar front kerja juga mengalami perubahan kecil dari siang ke malam. Tetapi,
temperatur didalam front kerja pada kedalaman tertentu hampir tidak ada
perubahan yang besar sepanjang malam dan siang. Temperatur didalam front
kerja yang panas buminya tidak tinggi, pada musim panas lebih rendah dari pada
airway yang ketinggian mulut front kerja intake dan outtakenya berbeda, akan
timbul perbedaan kerapatan udara didalam dan diluar front kerja atau udara di
sebagai berikut:
e. Tekanan atmosfir
27
Pada suatu front kerja yang mempunyai 2 buah mulut front kerja yang
temperatur didalam front kerja lebih rendah dari pada temperatur luar, maka udara
didalam front kerja menjadi lebih berat dari pada udara diluar front kerja yang
dalam tambang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh alat
ventilasi ini dibangkitkan dengan bantuan listrik. Sebagai alat supply udaranya
digunakan fan. Fan pada sistem ini bertugas sebagai pengatur sirkulasi udara
28
sehingga setiap front kerja pada tambang tersebut akan tersuplai udara yang
kerja. Tekanan positif berarti aliran udara ini mempunyai tekanan lebih besar
Pada metode ini mesin angin utama di letakkan pada jalan keluar. karena
adanya hisapan mesin angin ini tekanan udara di jalur udara keluar akan mengecil,
sehingga udara dari luar pada jalur udara masuk yang mempunyai tekanan lebih
besar akan mengalir kedalam tambang. Setelah melalui tempat-tempat kerja, maka
udara menjadi kotor dan di hisap oleh kipas angin dan di alirkan keluar. Udara
c. Sistem overlap
Sistem ini menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu sama lain. Ada
fan yang berfungsi sebagai penyuplai udara ke front kerja, dan ada fan yang
berfungsi sebagai menghisap udara dari front kerja. Tetapi fan yang berfungsi
untuk menghisap udara dari front dipasang mundur atau jauh dari front,
sedangkan fan yang berfungsi untuk menyuplai udara dipasang lebih dekat dengan
front. Hal ini untuk mencegah agar udara yang disuplai langsung dihisap oleh
29
exhaust fan, sehingga udara akan memiliki waktu untuk bersikulasi pada front
kerja.
Ada beberapa gas-gas pengotor dalam udara tambang bawah tanah. Gas-
gas ini berasal baik dari proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun
berasal dari batuan ataupun bahan galiannya. Gas-gas pengotor pada udara
tambang yaitu:
1. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api
dan bukan merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya
selalu terdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal
kandungan CO2 adalah 0,03%. Dalam tambang bawah tanah sering terkumpul
ventilasi, juga pada dasar sumur-sumur tua. Sumber dari CO2 berasal dari hasil
pembakaran, hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil pernafasan
manusia.
pada kandungan CO2=3% laju pernafasan menjadi dua kali lipat dari keadaan
normal, dan pada kandungan CO2=5% laju pernafasan meningkat tiga kali lipat
dan pada CO2=10% manusia hanya dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi
2. Methan (CH4)
Gas methan ini merupakan gas yang selalu berada dalam tambang batubara
dan sering merupakan sumber dari suatu peledakan tambang. Campuran gas
methan dengan udara disebut firedamp. Apabila kandungan methan dalam udara
tambang bawah tanah mencapai 1% maka seluruh hubungan mesin listrik harus
dimatikan. Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari pada udara dan
Methan merupakan gas yang tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa. Gas methan ini akan tetap berada dalam lapisan
batubara selama tidak ada perubahan tekanan padanya. Terbebasnya gas methan
dari suatu lapisan batubara, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan volume per
satuan waktu. Terhadap kandungan gas methan yang masih terperangkap dalam
suatu lapisan batubara dapat dilakukan penyedotan dari gas methan tersebut
dengan pompa untuk dimanfaatkan. Proyek ini dikenal dengan nama seam
methane drainage.
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan
pada saat terjadi kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan tingkat
kematian yang tinggi. Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
haemoglobin darah, sehingga sedikit saja kandungan gas CO dalam udara akan
lewat darah.
31
sifatnya yang kumulatif, misalkan gas CO pada kandungan 0,04% dalam udara
apabila terhirup selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan tidak enak,
namun dalam waktu 2 jam dapat menyebabkan rasa pusing dan setelah 3 jam akan
menyebabkan pingsan/tidak sadarkan diri dan pada waktu lewat 5 jam dapat
per milion). Sumber CO yang menyebabkan kematian adalah gas buangan dari
mobil dan kadang-kadang juga gas pemanas air. Gas CO mempunyai berat jenis
Gas ini sering juga disebut stinkdamp (gas busuk) karena baunya seperti
bau telur busuk. Gas ini tidak bewarna, merupakan gas racun dan dapat meledak,
merupakan hasil dekomposisi dari senyawa belerang. Gas ini mempunyai berat
jenis yang sedikit lebih berat dari udara. Merupakan gas yang sangat beracun
dengan ambang batas (TLV-TWA) sebesar 10 ppm pada waktu selama 8 jam dan
mempunyai bau yang sangat jelas, namun kepekaan terhadap bau ini akan dapat
rusak akibat reaksi gas H2S terhadap syaraf penciuman. Pada kandungan
H2S=0,01 % untuk selama waktu 15 menit, maka kepekaan manusia akan bau ini
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bisa
terbakar. Merupakan gas racun yang terjadi apabila ada senyawa belerang yang
32
terbakar. Lebih berat dari pada udara dan akan sangat membantu pada mata,
hidung dan tenggorokan. Harga ambang batas ditetapkan pada keadaan gas=2
ppm (TLV-TWA) atau pada waktu terendah yang singkat (TLV-STEL) =5ppm.
Gas nitrogen oksida sebenarnya merupakan gas yang inert, namun pada
keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang
peledakan dan gas buang dari motor bakar. NO2 merupakan gas yang lebih sering
terdapat dalam tambang dan merupakan gas racun. Harga ambang batas
ditetapkan 5 ppm, baik untuk waktu terendah singkat maupun untuk waktu 8 jam
kerja. Oksida nitrogen yang merupakan gas racun ini akan bersenyawa dengan
kandungan air dalam udara membentuk asam nitrat, yang dapat merusak paru-
Gas yang dapat dikelompokkan dalam gas pengotor lain adalah gas
hidrogen yang dapat berasal dari proses pengikisan aki (battery) dan gas-gas yang
biasa terdapat pada tambang bahan galian radioaktif seperti gas radon.
Tabel 2.3
Sifat Bermacam Gas
Berat Max.all
jenis Pengaru Sumbe owable Fatal
Nama simbol Sifat fisik
(udara h r conc.( point
=1) %)
Tidak
Oksig berbau,tid 20,0
Tidak Udara
en O2 1,106 ak (minim 6
beracun normal
berwarna,t um)
idak ada
33
rasa
Tidak
berbau,tid
Menyesa Udara
Nitrog ak
N2 0,967 kkan normal, 80,0 -
en berwarna,t
nafas lapisan
idak ada
rasa
Tidak
Pernafa
Karbo berbau,tid
Menyesa san,lapi
n ak
CO2 1,529 kkan san,pe 0,5 18
dioksi berwarna,t
nafas mbakar
da erasa agak
an
asam
Peledak
an,moto
Tidak
r
Karbo berbau,tid 0,03
Racun,da bakar,p
n ak (12,74
CO 0,967 pat embaka 0,005
mono berwarna,t explosi
meledak, ran
ksida idak ada ve)
tidak
rasa
sempur
na
Bau telur
Hidro busuk,tida 0,1
Racun,da Lapisan
gen k (4,46
H2S 1,191 pat air 0,001
sulfid berwarna,t explosi
meledak tanah
e erasa agak ve)
asam
Tidak
Dapat
berbau,tid
meledak, Lapisan (5-15
Metha ak
CH4 0,555 menyesa batubar 1,0 explosi
na berwarna,t
kkan a ve)
idak ada
nafas
rasa
Peledak
an,moto
Bau
r
Nitrog manggang
bakar,p
en gu, warna
NO2 1,590 Racun embaka 0,0005 0,005
dioksi merah
ran
da coklat,tera
tidak
sa pahit
sempur
na
34
Bau Oksidas
Sulfur manggang i
dioksi SO2 1,191 gu,tidak racun sulfida, 0.0005 0,1
da berwarna,r motor
asa asam bakar
Tidak
berbau,tid
ak Radio
Radon Rn 7,665 Lapisan - -
berwarna,t aktif
idak ada
rasa
Sumber: hartman (1997:32)
Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang dari Nitrogen,
Tabel 2.4
Komposisi Udara Segar
Unsur Volume % Berat %
Nitrogen (N2) 78,09 75,55
Oksigen (O2) 20,95 23,13
Karbondioksida(CO2) 0,03 0,05
Argon (AR),dll 0,93 1,27
Sumber:Hartman, (1997:12)
normal terdiri dari nitrogen = 79% dan oksigen 21%. Disamping itu selalu
sebesar 0,03 %.
Demikian pula perlu diingat bahwa udara dalam ventilasi tambang selalu
mengandung uap air dan tidak pernah ada udara yang benar-benar kering. Oleh
karena itu ada istilah kelembaban udara. Pada manusia yang bekerja keras, angka
bagi pernafasan ini (respiratori quotient) sama dengan satu, yang berarti bahwa
35
jumlah CO2 yang dihembuskan sama dengan jumlah O2 yang dihirup pada
pernafasannnya.
Tabel 2.5
Kebutuhan udara Pernafasan
a.Q – b = c.Q
9. Temperatur
Pada tambang bawah tanah sistem ventilasi sangat berperan penting dalam
sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di area tambang bawah tanah.
Diantaranya panas dari batuan, panas dari alat yang digunakan, dan panas
dari tubuh pekerja, ditambah dengan sistem ventilasi yang kurang baik.
24oCelcius maka front kerja tersebut harus dikondisikan agar sesuai dengan
persyaratan tersebut.
10. Kelembaban
temperatur udara maka kelembaban udara akan semakin tinggi. Bekerja pada
daerah yang panas dan lembab dapat menurunkan kemampuan tubuh dan
mengalami keletihan yang cepat, sedangkan bekerja pada lingkungan yang terlalu
(Pasal 370 Ayat 1) dengan kelembapan relatif maksimum yang diizinkan 85%.
volume, tekanan, kandungan energi panas dan kandungan airnya juga akan
37
antara lain:
1) Menurunkan efisiensi
efisiensinya, dan bila temperaturnya naik lagi maka dia akan mengalami
dan akan berkurang /menurun bila temperaturnya berada diluar rentang 68-72oF
hubungan antara efisiensi kerja dengan temperatur efektif dapat dilihat pada
gambar berikut.
dan uap air dengan laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara
bekerja. Kedua faktor tersebut (panas dan kelembaban) harus dikondisikan secara
bersamaan.
38
konveksi, radiasi dan evaporasi. Namun demikian tubuh manusia akan menerima
panas kembali begitu produksi metabolismenya naik, atau menyerap panas dari
lingkunganya, dan bisa juga kombinasi kedua faktor tersebut. Sistem syaraf
alamiah.
Akan tetapi, bila syaraf sentral tidak dapat bekerja karena satu sebab dan
lainya, maka hal ini akan dapat menyebabkan sakit dan kematian.
maka batas kemampuanya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90o
F (32o C). namun bila ruangan tersebut dialiri udara dengan kecepatan 200 fpm
maka batas temperaturnya dapat naik hingga 95oF (35oC). sedangkan temperatur
kenyamanan lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150-500 fpm (0,8-
2,5 m/detik) dapat memperbaiki tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas dan
lembab. Dalam menduga temperatur efektif dari suatu kondisi td-tw serta
39
kecepatan aliran udara tertentu dapat menggunakan grafik yang ditunjukkan pada
gambar berikut:
Sumber:
Hartman
(1997:613)
Gambar 2.2
GrafikTemperaturEfektif
dan uap air dengan laju yang sesuai, sehingga temperature dan kelembaban udara
bekerja. Kedua faktor tersebut (panas dan kelembaban) harus dikondisikan secara
bersamaan.
table berikut :
40
Kualitas udara adalah jumlah udara yang masuk kedalam tambang dengan
luas dan kecepatan tertentu yang diukur setiap satuan waktu. Pengendalian
cukup untuk pernafasan dan mengurangi konsentrasi gas serta debu yang terbawa
dalam udara termasuk didalamnya adalah pengaturan arah aliran udara agar
Q=VxA
Keterangan :
bawah tanah 8 negara penghasil utama batubara, yaitu Amerika Serikat, Australia,
Y = 4.1+0.023X….........................................................(2.1)
Sumber: Howard L Hatman, 1997
Keterangan:
Y = Jumalah pancaran gas metan (m3/t)
X = Kedalaman penambangan rata-rata (m)
41
1
Qg Produksi x pancaran metan x ....................(2.2)
Jam kerja efektif
Sumber: Howard L Hatman, 1997
Dimana:
Qg
Q Qg .............................................................................(2.3)
NAB B
Sumber: Howard L Hatman, 1997
Luas jalur udara dihitung dari pengurangan luas terowongan dengan luas
umumnya berbentuk three pieces set, five pieces set, arches, Pengukuran luas
hasil geometri terowongan dan pengukuran luas pipa, pengukuran yang dilakukan
yaitu:
Penampang ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian atas (cap) dan
bagian samping atau tiang (side post) dengan rumus seperti berikut:
42
Keterangan:
1
Luas penampang lingkaran A D 2 ................................................... (2.5)
4
Keterangan:
2.1.6 Ventsim
Dalam penambangan bawah tanah, salah satu aspek penting yaitu sistem
memenuhi kebutuhan udara pekerja maupun alat baik secara kualitas maupun
kuantitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan Keputusan Menteri no 555
tahun 1995.
salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan salah satunya ventsim, perangkat
diantaranya:
6. Mensimulasikan bentuk alur dan konsentrasi asap, debu, gas dalam tambang.
1. Panjang jalur udara, luas jalur udara, dan bentuk jalur udara.
5. Kemiringan terowongan.
7. Shock loss.
8. Friction factor.
2.2.1 Input
Data Primer:
7. Kecepatanan angin atau udara ventilasi pada jalur utama ventilasi front
Data Sekunder:
2.2.2 Proses
penelitian ini adalah perhitungan konsentrasi gas methan, gas karbon monoksida,
2.2.3 Output
Dari hasil proses pengolahan data maka selanjutnya akan didapat hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
praktis.
dapat ditempuh dari kota Padang dan perjalanan dapat dilakukan melalui jalan
darat menggunakan kendaraan roda empat dengan jarak ± 117 km yang dapat
ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam perjalanan seperti gambar 3.1 berikut:
LS. Koordinat geografis batas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi
Tabel 3.1
Koordinat Batas Wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP)
No. Titik Bujur Timur Lintang Selatan
Koordinat (°) (') (") (°) (') (")
1 100 45 48,19 0 36 54,35
2 100 45 54,50 0 36 54,35
3 100 45 54,50 0 36 51,80
4 100 45 59,70 0 36 51,80
5 100 45 59,70 0 36 53,65
6 100 46 9,00 0 36 53,65
7 100 46 9,00 0 36 49,78
8 100 46 22,40 0 36 49,78
9 100 46 22,40 0 36 45,84
10 100 46 48,00 0 36 45,84
11 100 46 48,00 0 37 8,21
12 100 46 30,20 0 37 8,21
13 100 46 30,20 0 37 12,00
14 100 44 58,67 0 37 12,00
15 100 44 58,67 0 37 5,50
16 100 44 14,45 0 37 5,50
17 100 44 14,45 0 36 59,00
18 100 45 48,19 0 36 59,00
Sumber : PT. Nusa Alam Lestari
3.2.2 Waktu Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian ada dua yaitu variabel
ini yaitu kuantitas dan kualitas serta temperatur udara yang ada pada
3.4.1 Data
1. Data Primer
11.Temperatur effektif.
2. Data sekunder:
dilapangan, buku-buku, literatur dan dokumentasi dari PT. Nusa Alam Lestari.
gas methan, gas karbonmoksida, karbon dioksida, yang dilakukan pada 3 titik
yaitu pada : lubang bukaan(main entry), dipercabangan lubang, dan pada front
kerja. Dan pengukuran dilakukan pada waktu pagi dan sore sebelum pekerja
penambangan.
3. Mengetahui spesifikasi alat yang ada pada lubang tambang seperti kapasitas
blower, luas duct dan alat yang digunakan untuk menambang batubara.
literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan data-data serta
masalah.
yang sudah ditetapkan. Pada pengolahan data ini ada beberapa hal yang akan
dibahas yaitu:
Dalam penelitian ini menghitung banyaknya aliran udara (Q) yang ada
pada lokasi tambang bawah tanah dengan memperoleh data kecepatan angin dan
persamaan rumus dan untuk luas penampang terowongan. Dan dengan mengukur
hidrogensulfida (H2S), metana (CH4), oksigen (O2) yang mengacu pada table
Ventsim.
Setelah semua data yang ada diolah selanjutnya dilakukan anailisis data
yang sudah diolah. Dari perhitungan kuantitas dan kualitas serta kebutuhan udara
system jaringan ventilasi yang baik pada lubang menggunakan perangkat lunak.
IdentifikasiMasalah
1. Belum adanya rancangan sistem ventilasi pada lubang C1.
2. PT. NAL hanya menggunakan satu blower utama untuk dialirkan
keseluruh panel.
3. Kuantitas dan kualitas udara tidak sesuai dengan ketetapan Keputusan
Mentri Pertambangan Energi dan Mineral No 555.K/26/M.PE tahun
1995.
4. Ventilasi udara yang kurang diperhatikan.
TujuanPenelitian
1. Menganalisis kuantitas dan kualitas udara pada tambang bawah tanah
2. Menganalisis kelembapan udara dan temperatur effektif pada lubang tambang
batubara bawah tanah
3. Merancang sistem ventilasi yang baik untuk mencegah terjadinya
swabakar pada lubang tambang.
Pengambilan Data
4.
A
Primer Sekunder
1. Gas metan dan karbon monoksida. 2. Peta Lay out tambang bawah tanah
2. Gas karbondioksida.
3. Temperatur effektif.
4. Kelembapan udara 6.
5. Luas penampang terowongan.
6. Kecepatan angin.
52
Pengolahan Data
1. Menghitung kualitas dan kuantitas udara.
2. Menghitung temperatur effektif pada lubang tambang
3. Merancang jaringan ventilasi menggunakan perangkat lunak.
Analisi Data
Hasil
Rancangan sistem ventilasi pada lubang tambang bawah tanah C1 PT.
Nusa Alam Lestari
BAB IV
maka diperlukan pengumpulan data penelitian berupa data primer dan data
sekunder yang didapatkan dari pengukuran secara langsung dilapangan dan arsip
Alam Lestari.
udara jumlah pekerja dan jumlah alat yang digunakan, temperatur, serta
Lubang kerja yang aktif yaitu front kerja panel 5, panel 6, panel 7 dan
panel 1, panel 2, panel 4, tidak aktif karena penambangan sudah mendekati danau.
Tabel 4.1
Lubang C1 PT. Nusa Alam Lestari
No Lokasi Aktif Tidak
Aktif
1 Lubang Ya Tidak
Masuk
2 Panel 1 Tidak Ya
3 Panel 2 Tidak Ya
4 Panel 3 Tidak Ya
5 Panel 4 Tidak Ya
6 Panel 5 Ya Tidak
7 Panel 6 Ya Tidak
53
54
8 Panel 7 Ya Tidak
2. Kualitas Kandungan Gas
menggunakan gas detector. Data yang didapat dari gas detector adalah CH4 dalam
satuan %, CO dalam satuan, H2S dalam satuan PPM (Part Pert Million) dan O2
1) Lubang masuk
Kandungan gas pada front kerja panel 3 dalam keadaan baik, tetapi nilai
temperatur sangat tinggi melewati ambang batas yang telah ditetapkan, dan
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Pengukuran Kualitas Kandungan Gas pada Front Kerja Panel 5
Tanggal Jam 08.00 Jam 16.00
CH4 CO O2 H2S R Te CH4 CO O2 H2S R Te
o o
% % % % % C % % % % % C
18-24 < < 18-24
o o
NAB <0.25 <0.04 <19.5 <0.001 <85 C 0.25 <0.04 <19.5 0.001 <85 C
17 Sep 0 0 20.8 0 70 29 0 0 20.8 0 73 30
18 Sep 0 0 20.8 0 70 29 0 0 20.8 0 72 31
19 Sep 0 0 20.8 0 79 30 0 0 20.8 0 72 30
73.
20 Sep 0 0 20.8 0 75 30 0 0 20.8 0 5 30
21 Sep 0 0 20.8 0 69 29 0 0 20.8 0 72 30
22 Sep 0 0 20.8 0 75 29 0 0 20.8 0 72 30
24 Sep 0 0 20.8 0 75 30 0 0 20.8 0 70 30
25 Sep 0 0 20.8 0 74 28 0 0 20.8 0 73 30
26 Sep 0 0 20.8 0 74 29 0 0 20.8 0 70 30
27 Sep 0 0 20.8 0 70 29 0 0 20.8 0 73 30
Dari hasil pengukuran kualitas udara pada front kerja panel 6, didapatkan
kandungan gas dalam keadaan baik, kelembaban tidak melewati ambang batas
yang ditetapkan yaitu <85% dan nilai temperatur 27oC sampai 33oC melewati
ambang batas yang telah ditetapkan. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Pengukuran Kualitas Kandungan Gas pada Front Kerja Panel 6
Tanggal Jam 08.00 Jam 16.00
CH4 CO O2 H2S R Te CH4 CO O2 H2S R Te
o o
% % % % % C % % % % % C
NAB <0.25 <0.04 < < <85 18-24 <0.25 < <19.5 <0.00 <85 18-24
1
o o
19.5 0.001 C 0.04 C
17 Sep 0 0 20.6 0 73 29 0 0 20.8 0 70 30
18 Sep 0 0 20.6 0 73 29 0 0 20.8 0 74 32
19 Sep 0 0 20.6 0 80 30 0 0 20.8 0 70 32
20 Sep 0 0 20.6 0 75 29 0 0 20.8 0 70 32
21 Sep 0 0 20.7 0 70 29 0 0 20.8 0 70 30
22 Sep 0 0 20.7 0 73 27 0 0 20.8 0 72 29
24 Sep 0 0 20.6 0 70 28 0 0 20.8 0 70 29
25 Sep 0 0 20.6 0 70 28 0 0 20.8 0 70 30
26 Sep 0 0 20.6 0 80 28 0 0 20.8 0 70 29
27 Sep 0 0 20.6 0 70 28 0 0 20.8 0 73 30
57
Dari hasil pengukuran kualitas udara pada front kerja panel 7, didapatkan
kandungan gas dalam keadaan baik, kelembaban tidak melewati ambang batas
yang ditetapkan yaitu <85% dan nilai temperatur 27oC sampai 33oC melewati
ambang batas yang telah ditetapkan. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6
6) Front maju
Dari hasil pengukuran kualitas udara pada front kerja maju, didapatkan
kandungan gas dalam keadaan baik, kelembaban tidak melewati ambang batas
yang ditetapkan yaitu <85% dan nilai temperatur 27oC sampai 33oC melewati
ambang batas yang telah ditetapkan. Dari data hasil evaluasi kualitas udara
memiliki temperatur yang cukup tinggi melebihi nilai ambang batas yang
Tabel 4.7
alat meteran.
Tabel 4.8
Pengukuran Luas Penampang Lubang C1
B = 1,9
5 Panel 4 Three piece set 2,05 A = 3,14
B = 2,4
6 Panel 5 Three piece set 2 A = 2,3
59
B = 1,8
7 Panel 6 Three piece set 2 A = 2,4
B = 2,05
8 Panel 7 Three piece set 2 A = 2,4
B = 2,05
9 Fk Maju Three piece set 1,55 A = 1,6
B = 1,4
4. Pungukuran Kecepatan Aliran Udara
menggunakan anemometer.
Tabel 4.9
Pungukuran Kecepatan Aliran Udara Pada Front Kerja C1 PT. Nusa Alam
Lestari
Kecepatan
No Lokasi Udara M/S
Front
1 Maju 6,2
2 Panel 1 -
3 Panel 2 -
4 Panel 3 -
5 Panel 4 -
6 Panel 5 5,2
7 Panel 6 -
8 Panel 7 4,4
9 Panel 8 -
Lubang C1 PT. Nusa Alam Lestari terdipat beberapa front kerja yang aktif
dan tidak aktif. Yaitu seperti lubang maju, front kerja panel 5, front kerja panel 6,
front kerja panel 7, front kerja panel 8, akan tetapi panel 6, panel 8, belum
penambangan dan front kerja panel 1, front kerja panel 2, front kerja panel 3, front
60
kerja panel 4 sudah tidak dilakukan penambangan lagi. Maka dapat dihitung
jumlah pekerja dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Jumlah Pekerja dan Alat yang digunakan
No. Lokasi Jumlah Alat Jumlah
Pekerja Alat
1. front Maju 5 Orang Jack Hammer 3
2. Panel 1 - - -
3. Panel 2 - - -
4. Panel 3 - - -
5. Panel 4 - - -
5.
6. Panel 5 2 orang Jack Hammer 2
6.
7. Panel 6 - - -
8. Panel 7 2 orang Jack Hammer 2
9. Panel 8 - - -
Tabel 4.11
Temperatur Efektif Pada Tambang Bawah Tanah PT. Nusa Alam Lestari
pada lubang C1 tambang bawah tanah yang meliputi kecepatan angin dan luas
penampang, temperature effektif, serta jumlah pekerja dan alat yang digunakan.
Alam Lestari
Dari hasil pengukuran kondisi udara pada tambang bawah tanah PT. Nusa
Alam Lestari, maka didapat kuantitas udara pada lokasi tambang seperti berikut:
Tabel 4.12
Kuantitas Udara Tambang Bawah Tanah PT. Nusa Alam Lestari
No Lokasi kecepatan luas penampang Kuantitas
(m/s) (m3/s)
(m2)
1 Front maju 6.2 0,129 0.7998
2 Panel 1 - - -
3 Panel 2 - - -
4 Panel 3 - - -
5 Panel 4 - - -
6 Panel 5 5.2 0.129 0.6708
7 Panel 6 - - -
8 Panel 7 4.4 0.129 0.5676
9 Panel 8 - - -
62
mengetahui kecepatan aliran udara, pencarian luas penampang dapat dilihat pada
lampiran H.
sebanyak≥ 19,5% dan untuk alat yang digunakan 3 m3/menit setiap tenaga kuda
(HP).
Tabel 4.13
Kebutuhan Udara Segar bagi Para Pekerja
No. Lokasi JumlahPekerja Q(m3/s) Total
1. front Maju 5 orang 0,033 0,165
2. C Panel 1 - - -
3. Panel 2 - - -
4. Panel 3 - - -
5. Panel 4 - - -
6. Panel 5 3orang 0,033 0,099
7. Panel 6 - - -
8. Panel 7 3orang 0,033 0,099
9. Panel 8 - - -
Pencarian kebutuhan udara untuk pekerja dapat dilihat pada lampiran K.
Tabel 4.14
Kebutuhan Udara untuk Alat
No. Lokasi Jumlah Alat Q(m3/s) Total
m. Produksi rata-rata lubang C1 PT. Nusa Alam Lestari adalah 15 ton dengan
jumlah pekerja 7 orang dan jam kerja efektif 7 jam.Perhitungan kebutuhan udara
untuk pengenceran gas metan dilakukan pada front kerja penambangan yang
Tabel 4.15
Perhitungan Kebutuhan Dalam Pengenceran Gas Metan
Berdasarkan pengukuran kuantitas udara dan kebutuhan udara segar bagi para
pekerja dan pengenceran gas metan, maka dapat diketahui nilai dari kuantitas
Tabel 4.16
Nilai Kuantitas Udara Lubang C1
N Deskripsi Front maju Panel 5 Panel 7
o m3/s m3/s m3/s
1 Kuantitas udara di 0,7998 0,6708 0,5676
terowongan
2 a) Pengeceran gas methan 0,297 0,148 0,168
b) Pekerjaan 0,0155 0,0095 0,0095
c) Alat 0,582 0,388 0,388
Sisa - 0,0947 0,1253 0,0021
Dapat dilihat dari sisa kuantitas udara yang ada, kuantitas udara pada front
4. Kualitas Udara Dan Gas Pada Tambang PT. Nusa Alam Lestari
ada pada lubang C1 tambang bawah tanah PT. Nusa Alam Lestari seperti front
maju, front kerja panel 1, front kerja panel 2, front kerja panel 3,front kerja panel
4, front kerja panel 5, front kerja panel 6, front kerja panel 7, front kerja panel 8.
Alat yang digunakan dalam pengukuran kualitas udara adalah gas detector,
anemometer,dan meteran.
Maka dapat disimpulkan gas-gas yang ada tidak melewati ambang batas
yang ditetapkan dan berdasarkan pengukuran kandungan gas pada tiap-tiap front
tanah PT. Nusa Alam Lestari, maka didapat pada tabel berikut:
Tabel 4.17
Temperatur Efektif Kondisi Pada Tambang Bawah Tanah PT. Nusa Alam
Lestari
temperatur, maka dapat diketahui temperatur udara sangat tinggi yaitu 29-31oC
melewati ambang batas yaitu 18-24oC dan dapat dilihat pada lampiran E.
Ventsim
Sistem ventilasi yang digunakan pada tambang bawah tanah PT. Nusa
Alam Lestari adalah sistem hembus (forcing). Aliran udara utama bersumber dari
main fan yang berada pada lubang masuk dipermukaan, sedangkan untuk ventilasi
mengalirkan udara pada front kerja, udara yang diambil oleh blower local ini
diambil dari udara pada front maju yang bersumber dari main fan.
yang dipengaruhi oleh kondisi jalur udara, jumlah aliran udara, dan kapasitas
blower.
a. Stage 1
Pada stage 1 ini dilakukan pemodelan sistem ventilasi aktual, dimana data
pemodelan diperoleh dari pengukuran langsung dilapangan. Stage 1 ini terdiri dari
front kerja yaitu front panel 3, panel 4, panel 5, panel 6,panel 7 panel 8, dan front
maju. Berikut peta layout keadaan aktual sistem ventilasi tambang bawah tanah
lubang C1.
Berdasarkan simulasi aktual data udara dengan debit 0,1 m3/s, Udara yang
Dari hasil simulasi data seperti kuantitas udara, dan dimensi dari saluran
udara, maka didapatkan perbandingan kerugian nilai tekanan aliran udara dengan
kuantitas aliran udara, dimana front maju, aliran udaranya terjadi kerugian
dilakukan atau melakukan penutupan lubang sementara pada front kerja yang
Dari hasil simulasi diatas maka kuantitas udara pada lubang C1 dapat
BAB V
Nusa Alam Lestari didasari oleh target produksi perhari yang telah ditetapkan
yaitu 15 ton perhari serta kapasitas alat yang digunakan oleh PT. Nusa Alam
Lestari, yaitu lori dengan kapasitas 1 ton. Dengan pertimbangan tambang bawah
tanah yang memiliki kondisi luas terbatas yang sangat berbeda dengan tambang
terbuka, maka hanya digunakan satu alat angkut dalam pengangkutan batubara
pada tiap-tiap front kerja untuk menghindari terjadinya selisih alat angkut dalam
satu jalur. Kajian mengenai sistim perencanaan ventilasi tambang pada penelitian
ini tidak terlepas dari perhitungan tentang besarnya debit aliran udara yang
mengalir dan kebutuhan udara segar pada tiap-tiap front kerja serta kemajuan
tambang 2-4 meter perharinya, dan perhitungan mengenai kapasitas blower yang
Aliran udara segar yang cukup ditempat kerja didalam tambang akan
menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan aman, sehingga dapat meningkatkan
tambang. Udara didalam tambang harus memenuhi udara minimum disetiap jalur
yang digunakan dalam operasi penambangan seperti Jack hammer, jumlah tenaga
70
kerja yang bekerja didalam tambang dan pancaran gas metan. Kuantitas udara
yang tersedia di setiap front penambangan dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.1
Udara Yang Dibutuhkan Pada Front Penambangan Lubang C1
No Deskripsi Front maju Panel 5 Panel 7
m3/s m3/s m3/s
1 Kuantitas udara terowongan 0,5952 0,6708 0,5676
2 Kebutuhan
1. Pengecoran gas 0,297 0,148 0,168
2. Pekerja 0,085 0,0095 0,0095
3. Alat 0,582 0,388 0,388
pada panel 5 dan panel 7 kebutuhan udara untuk pengeceran gas metan, kebutuhan
udara bagi pekerja, serta kebutuhan untuk alat telah memenuhi dimana
ditunjukkan kelebihan udara sebesar 0,1253 m3/s dan 0,0021 m3/s, sedangkan
pada front maju ditarik kesimpulan bahwa terjadi kekurangan udara sebesar(-
terjadinya bahaya.
Dari hasil penelitian mengenai kondisi udara pada tambang bawah tanah
PT. Nusa Alam Lestari terlihat kandungan kualitas udara berada pada nilai
ambang batas yang ditentukan yaitu CH4 < 1%, CO2 < 0.5%, C0 < 0.0005% dan
O2 > 19%, kelemababan < 80%. Sedangkan temperatur melewati ambang batas
yang telah ditetapkan <24o C. Maka dapat di asumsikan bahwa kuantitas udara
sudah mengalir dengan baik pada tiap-tiap panel akan tetapi terjadi kekurangan
udara pada front maju sebesar –0,0947 m3/s faktor ini disebabkan karena besar
71
blower untuk lubang tambang sejauh 135 m terlalu kecil maka untuk mengatur
kuantitas udara yang masuk maka harus dilakukan penutupan sementara lubang
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Kualitas dan kuantitas udara pada front kerja panel 5 dan panel 7 untuk
m3/s dan 0,0021 m3/s sedangkan pada front maju terjadi kekurangan udara
sebesar -0,0947
bawah tanah PT. Nusa Alam Lestari dengan mengalirkan udara segar
3. Sistem ventilasi aktual pada tambang bawah tanah PT. Nusa Alam Lestari
utama yang dipasang pada mulut tambang dalam mengalirkan udara bersih
blower yang hanya 16 inchi dan panjangnya jalur udara. Pembagian udara
73
bersih ini nantinya akan dihisap oleh blower bantu pada tiap cabang front
kerja.
6.2 Saran
yang belum dilakukan penambangan agar aliran udara yang dialirkan untuk
3. Perusahaan harus lebih memperhatikan saluran duct yang robek agar udara
yang dihembuskan oleh blower tidak berkurang untuk masuk kedalam front
kerja lubang C1 dengan adanya kebutuhan udara yang sesuai maka akan
4. Udara yang dihembuskan oleh blower ke front kerja dimana udara yang
masuk tidak sesuai dengan udara yang keluar, maka sebaiknya segera
LAMPIRAN B
76
77
LAMPIRAN C
Pengukuran Kualitas Gas Lubang C1
Instrumen : Gas detector Lokasi : Lubang Bukaan
Pengukur : Arifa Fadly Cuaca : Berawan
o o
% % % % % C % % % % % C
o o
% % % % % C % % % % % C
o o
% % % % % C % % % % % C
o o
% % % % % C % % % % % C
\
Pengukuran Kualitas Kandungan Gas pada Front Kerja Panel 6
o o
MAJU % % % % % C % % % % % C
18-24 18-24
o o
NAB <0.25 <0.04 <19.5 <0.001 <85 C <0.25 <0.04 <19.5 <0.001 <85 C
o o
% % % % % C % % % % % C
18-24 < 18-24 o
o
NAB <0.25 <0.04 <19.5 <0.001 <85 C 0.25 <0.04 <19.5 <0.001 <85 C
Diketahui oleh:
Type : SHT 35
Watt : 750 W
Frequency : 50 Hz
B = 1,9
5 Panel 4 Three piece set 2,05 A = 3,14
B = 2,4
6 Panel 5 Three piece set 2 A = 2,3
B = 1,8
7 Panel 6 Three piece set 2 A = 2,4
B = 2,05
8 Panel 7 Three piece set 2 A = 2,4
B = 2,05
9 Fk Maju Three piece set 1,55 A = 1,6
B = 1,4
a
1. Lubang masuk
Tinggi = 1,5 m
a = 1,6 m
b = 1,4 m
Aterowongan = xt
= x 1,5 = 2,25
A0
=3,14 ( 0,23 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
Atotal = Aterowomgan . A duct
= 2,25 m2 . 0,129 m2
= 2,21 m2
2. Fk Panel 3
Tinggi = 2,05 m
a = 2,7 m
b = 1,9 m
Aterowongan = xt
= x 2,05 = 4,17 m2
A0
=3,14 ( 0,23 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
Atotal = Aterowomgan . A duct
= 4,715 m2 . 0,129 m2
= 4,586 m2
3. Fk Panel 4
Tinggi = 2,05 m
a = 3,14 m
b = 2,4 m
Aterowongan = xt
= x 2,05 = 5,678 m2
A0
=3,14 ( 0,23 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
Atotal = Aterowomgan . A duct
= 5,678 m2 . 0,129 m2
= 5,549 m2
4. Fk Panel 5
Tinggi =2 m
a = 2,3 m
b = 1,8 m
Aterowongan = xt
= x 2 = 4,1 m2
A0
=3,14 ( 0,203 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
Atotal = Aterowomgan . A duct
= 4,1m2 . 0,129 m2
= 3,971m2
5. Fk Panel 6
Tinggi =2 m
A = 2,4 m
b = 2,05 m
Aterowongan = xt
= x 2 = 4,45 m2
A0
=3,14 ( 0,203 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
Atotal = Aterowomgan . A duct
= 4,45m2 . 0,129 m2
= 4,321m2
6. Fk Panel 7
Tinggi =2 m
A = 2,4 m
b = 2,05 m
Aterowongan = xt
= x 2 = 4,45 m2
A0
=3,14 ( 0,203 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
Aterowongan = xt
= x 1,55 = 2,325 m2
A0
=3,14 ( 0,203 )2
= 3,14 . 0,041
= 0,129 m2
= 2,325 m2 . 0,129 m2
= 2,196 m2
No Lokasi kecepatan luas penampang Kuantitas
(m/s) (m3/s)
(m2)
1 Front maju 6.2 0,129 0.7998
2 Panel 1 - - -
3 Panel 2 - - -
4 Panel 3 - - -
5 Panel 4 - - -
6 Panel 5 5.2 0.129 0.6708
7 Panel 6 - - -
8 Panel 7 4.4 0.129 0.5676
9 Panel 8 - - -
Diketahui oleh:
1. Front Maju
Jumlah pancaran methan pada front maju dengan pekerja 5 orang dan
1. Y = x produksi perhari
= x 15 ton/hari
= 10,71 ton/hari
Y=7,205 m3/ton
= 0,0030 m3/s
Q = – Qg
= – 0,0030 m3/s
= 0,297 m3/s
Y= x produksi perhari
= x 15 ton/hari
= 6,42 ton/hari
Y= 4,1 + 0.023 x 90 m
Y= 6,17 m3/ton
= 0,0015 m3/s
Q = – Qg
= – 0,0015 m3/s
= 0,148 m3/s
3. Jumlah pancaran gas pada front kerja panel 7 dengan pekerja 3 orang dan
Y= x produksi perhari
= x 15
= 6,42 ton/hari
= 6,873
= 0,0017 m3/s
Q = – Qg
= – 0,0017 m3/s
= 0,168 m3/s
SURAT PERNYATAAN
NPM : 1410024427020
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul:
Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sangsi
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
(ARIFA FADLY)
BIODATA WISUDAWAN
Nomor Pokok
: 14100124427020
Mahasiswa
Program Studi : Teknik Pertambangan
IPK : 3,35