Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
Wendi Rahmat Isra
1410024427155
Disetujui Oleh:
Pembimbing 1: Pembimbing 2:
ii
ANALISIS KINERJA CRUSHER DAN ALAT SUPPORT PADA
TAMBANG BATU GAMPING (DOLOMITE) UNTUK
MENINGKATKAN TARGET PRODUKSI DI UNIT
PENGOLAHAN PT. BAKAPINDO, TILATANG
KAMANG, AGAM, SUMATERA BARAT
ABSTRAK
iii
CRUSHER PERFORMANCE ANALYSIS AND A SYSTEM TO SUPPORT
THE LIMESTONE MINES TO INCREASE THE TARGET OF
PRODUCTION IN PT. BAKAPINDO, TILATANG KAMANG,
AGAM, SUMATERA BARAT
Name : Wendi Rahmat Isra
Student Id : 1410024427155
Supervisor 1 : Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd., M.Sc.
Supervisor 2 : Ahmad Fadly, ST., MT
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan tugas akhir ini yang berjudul
sesuai waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam di kirimkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman yang jahil ke
Tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk
akhir ini, banyak pihak yang turut serta membantu dalam pembuatan tugas akhir
2. Bapak Riko Ervil, MT. selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
3. Ibuk Riam Marlina A, ST., MT., selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan
v
4. Bapak Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc, selaku Pembimbing I tugas akhir
5. Bapak Ahmad Fadly ST. MT, selaku pembimbing II tugas akhir penulis di
(STTIND) Padang.
Harapan kedepannya semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-
pihak yang membutuhkan krtitik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACK ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
viii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Daftar Peralatan Pengolahan Batu Gamping PT. Bakapindo .............. 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
kedalam tanah (bumi) untuk mendapatkan sesuatu yang berupa hasil tambang.
senyawa organik karbonat yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-
tumbuhan.
mulai dari kegiatan survey tinjau sampai dengan kegiatan pemasaran (Danny
penambangan yaitu kegiatan pengolahan bahan galian seperti bahan galian C batu
gamping. Bahan galian ini sangat diperlukan untuk pembangunan sarana fisik
seperti gedung, rumah, jalan, serta kegiatan industri. Setiap pembangunan fisik
berkontruksi berat pasti memerlukan material batu gamping dimana pada kegiatan
pengolahan bahan galian ini akan dihasilkan produk akhir dari suatu kegiatan
penambangan berupa split A, split B, dan abu batu. PT. Bakapindo sebagai salah
satu perusahaan swasta yang begerak dalam bidang penambangan dolomit ikut
1
2
Agam, Propinsi Sumatera Barat. Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam
yang mengandung unsur hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan
dolomite murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan
54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Dalam kegiatan penambangannya PT. Bakapindo
yang dimulai dari tahapan peledakan, crushing, dan grinding. Dalam proses
Crusher). Pada kegiatan pengolahan dolomite alat mekanis seperti alat peremuk
(crusher) sangat dibutuhkan guna mendapatkan hasil produksi yang sesuai dengan
target yang diinginkan perusahaan atau sesuai dengan spesifikasi alat crusher,
oleh sebab itu dalam pengolahan perlu dilakukan perhitungan secara tepat, agar
kemampuan alat (crusher) dan mengetahui hal apa saja yang sangat
secara optimal serta mempunyai nilai efisiensi yang tinggi untuk produksi secara
optimal.
Namun seiring dengan waktu terjadinya gangguan atau tidak efisien kinerja alat
peremuk (crusher) seperti, banyak waktu terbuang oleh persiapan alat dan
perbaikan alat dan banyak nya ukuran material yang berupa boulder yang
3
melebihi 75 cm, dan banyak nya material yang bersifat basah, bercampur dengan
tanah liat, sehingga untuk pengumpanan kebagian crusher tidak dapat berjalan
sebesar 6833 ton/bulanya dengan efesiensi alat crusher 0,77% dan alat support
dumptruck 0,80%, Crusher belum dapat memenuhi hasil target produksi atau jauh
dari target yang di inginkan 8000 ton/bulan. hal ini dikarenakan penting nya nilai
produktivitas alat dan waktu standby crusher untuk mendapatkan hasil nilai
efesiensi. Faktor yang sangat mempengaruhi dalam proses produksi crusher yaitu
hambatan material berupa material basah dan lengket juga sangat mempengaruhi
Waktu perbaikan alat/waktu standby alat terlalu lama sehingga alat tidak berjalan
dengan efisien dan efektif, dan ukuran batuan yang melebihi ukuran dari 75 cm itu
tidak akan bisa diproses oleh jaw crusher. Hal ini akan berpengaruh terhadap
efisiensi alat dalam pencapaian target produksi. Dengan terjadinya gangguan pada
dalam proses peremukan tidak akan berjalan lancar, sehingga target produksi yang
telah direncanakan tidak akan tercapai. Agar umpan dapat dikerjakan dalam
4
umpan harus dipilih di area penambangan yang sesuai ukuran (Taufan Agustiar,
dkk,2015).
Oleh sebab itu diperlukan suatu analisis teknis kegiatan pengolahan bahan
galian pada pembahasan khususnya alat peremuk (crusher) untuk mencapai target
produksi yang direncanakan, dan untuk mendapatkan nilai efesiensi terhadap alat
crusher, dan mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses
produksi, agar target produksi dolomite pada bulan-bulan selanjutnya dapat sesuai
secara teknis.
lebih lanjut pada studi kasus “Analisis kinerja Crusher dan Alat Support Pada
Barat”.
2. Waktu perbaikan alat/waktu standby alat terlalu lama sehingga alat tidak
tujuan penelitian dapat dicapai. masalah yang dibahas dalam penelitian ini
excavator dump truck, Hopper dan unit crusher serta faktor-faktor yang
produksi.
dilakukan Perbaikan?
produksi?
6
crusher.
dilakukan Perbaikan.
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penulis
Dapat dijadikan salah satu masukan agar bisa dijadikan referensi dan
TINJAUAN PUSTAKA
CV. Bukit Raya didirikan pada tanggal 05 oktober 1981 berdasarkan akta
Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Luas areal batu kapur yang di miliki
saat ini adalah 60 Ha, dan 15 Ha diantaranya telah mendapat surat izin usaha
CV. Bukit Raya berganti nama dengan PT. Bakapindo yang dipakai hingga saat
ini. Pada saat ini sumberdaya PT. Bakapindo menguasai lahan tambang batu kapur
(CaCO3) kurang lebih 9,6 Ha yang berada di Jorong Durian, Kenagarian Kamang
batu kapur (CaCO3) PT. Bakapindo saat ini sebesar 12 juta m3 dan cadangan
sejak tahun 1981, dimana pada saat itu proses pekerjaan penambangan di kerjakan
secara langsung oleh PT. Bakapindo sampai saat ini telah di gunakan oleh
berbagai macam konsumen baik perorangan maupun koperasi dengan skala kecil
sampai besar.
7
8
Pada landasan teori ini akan dijelaskan beberapa teori yang berkaitan
Batu kapur merupakan merupakan bagian dari batuan sedimen, yaitu batuan
sedimen non-klastik yang terbentuk dari proses kimia atau proses biologi. Batu
kapur disebut juga batugamping atau limestone. Kandungan utama batu kapur
adalah mineral kalsium karbonat (CaCO3) yang terjadi akibat proses kimia dan
organik. Secara umum mineral yang terkandung dalam batu kapur adalah kalsium
karbonat kalsit sebesar 95%, dolomit sebanyak 3%, dan sisanya adalah mineral
Indonesia. Batu kapur adalah batuan padat yang mengandung banyak kalsium
metastable karena pada kurun waktu tertentu dapat berubah menjadi kalsit
bewarna putih dan umumnya sering dijumpai pada batu kapur, kalsit, marmer, dan
batugamping. Selain itu kalsium karbonat juga banyak dijumpai pada staklaktit
PT. Bakapindo sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam
dolomite oleh PT. Bakapindo menerapkan metode penambangan open pit dengan
sistem tambang terbuka yang dilakukan dengan cara membuat jenjang atau
endapan dolomite dengan memotong bukit yang dimulai dari puncak hingga ke
2. Klasifikasi Dolomit
Dolomit adalah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). memiliki unsur oksida
dan hidroksida sangat baik terutama sifat refaktori dan derajat kecerahan, dolomit
merupakan salah satu rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara
teoritis mengandung 45,6% MgCO3 dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO. Rumus
CaxMg1-xCO3.
3. Pemanfaatan Dolomite
g. Bahan penggosok
menjadi 2 yakni :
rekahan.
a) Pertanian
b) Dempul Rekahan
pada kayu.
Oksiklorida. Semen ini cukup keras, tetapi tidak tahan terhadap air. Untuk
tahan terhadap pelarut, kuat akan tekanan atau tarikan, serta tahan terhadap api
dan serangga.
lunak dari batu gamping,yaitu berkisar antara 3,5-4,0 memiliki berat jenis 2,8-2,9.
Untuk lebih jelasnya bisa dilihat berdasarkan gambar 2.1 dibawah ini:
lain Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu dan
Lampung.
4. Geologi Regional
diantaranya adalah:
kerikil yang terdiri dari komponen kuarsa, batuan gunung api dan
batugamping.
Untuk lebih jelasnya Jenis batuan yang terdapat di wilayah penelitian di PT.
Bakapindo dapat kita lihat pada perbesaran peta geologi 21-0715 (Padang). Dapat
5. Keadaan Topografi
besar menjadi fragmen yang lebih kecil. (Danny P.Mahendri, dkk, 2017).
1) Peremukan/pemecahan (crusher)
diinginkan dari mineral pengotornya. Stone crusher adalah alat berat yang
13
kapasitas dan kualitas rencana, sehingga biaya yang masuk akal dan konsumsi
energy. Dalam penelitian (Taufan Agustiar, Zainal Dudi Nasrudin Umam 2015)
lancar maka proses peremukan tidak akan berjalan lancar, sehingga target
produksi yang telah dirncanakan tidak akan tercapai. Agar umpan dapat dapat
material di jaw crusher maka sebelum umpan dimasukkan kedalam hopper umpan
harus dipilih di area penambangan yang sesuai ukuran dari penyetelan setting
2) Grinding (penggerusan)
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari bola-bola baja atau
b. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang
c. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
a. Pengayakan/Penyaringan (screening/sieving).
laboratorium.
(undersize).
b. Klasifikasi (classification)
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan dalam
overflow.
15
dari yang asalnya besar seperti (boulder) menjadi ukuran yang lebih kecil seperti
kerikil atau abu batu, setiap jenis alat crusher menghasilkan bentuk hancuran
bahan tambang sehingga dapat diolah lebih lanjut. Crusher merupakan proses
pengotornya. Proses pemberaian adalah tahap pertama dan yang paling utama
dalam proses kominusi secara keseluruhan, dimana tujuan adalah untuk dapat
dipisahkannya mineral berharga dari bahan pengotornya atau agar segera mineral
pemberaian material berlangsung dalam dua atau tiga tahap pengecilan ukuran.
a. Primary Crushing
Alat peremuk yang digunakan yaitu jaw crusher yang bertujuan untuk
fragmen yang lebih kecil sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Alat peremuk
jaw crusher dalam prinsip kerjanya adalah alat ini memiliki 2 buah rahang,
dimana salah satu rahang diam dan yang satu bergerak, sehingga dengan adanya
gerakan rahang tadi menyebabkan material yang masuk kedalam kedua sisi
rahang akan mendapat jepitan. Ukuran material hasil peremukan tergantung pada
pengaturan mulut pengeluaran (setting), yaitu bukaan dari mulut alat peremuk.
16
Peremukan tahap pertama, alat yang digunakan adalah jaw crusher. Ukuran
1) Jaw crusher
Alat ini mempunyai 2 jaw, yang satu dapat digerakkan (swing jaw) dan yang
lainnya tidak dapat bergerak (fixed jaw). Beberapa bagian dari jaw crusher ini
adalah:
a) Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar ukuran lubang
b) Toggle, bagian dari jaw crusher yang befungsi untuk mengubah gerakan
naik turun.
d) Swing Jaw, bagian dari jaw crusheryang dapat bergerak akibat darigerakan
f) Mouth, bagian dari mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang
penerima umpan.
j) Closed Setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
ekstrim ke depan.
17
k) Open Setting, jarak antara fixed jaw dengan swing jaw pada saat swing jaw
ekstrim ke belakang.
biasanya lebih tahan lama terhadap keterhempasan dan kerapuhan dari pada
Ukuran material umpan untuk mencapai produk yang baik pada peremukan
Reduction ratio hasil bagi ukuran maksimum umpan yang masuk dengan
produk
Untuk terjadinya suatu peremukan, maka arah resultan gaya terakhir haruslah
mengarah ke bawah. Jika arah resultan gaya terakhir mengarah ke atas berarti
antara lain ukuran umpan, ukuran produk, kapasitas mesin peremuk, bentuk
material, persentase dari waktu berhenti alat peremuk pada proses peremukan.
18
(6) Kapasitas
Kapasitas alat peremuk dipengaruhi oleh jumlah umpan yang masuk setiap
jam, berat jenis umpan dan besar setting dari alat peremuk.
Prinsip kerjanya adalah alat ini memiliki 2 buah rahang dimana salah satu
rahang diam dan yang satu dapat digerakan, sehingga dengan adanya gerakan
rahang tadi menyebabkan material yang masuk ke dalam kedua sisi rahang
bukaan maksimum dari mulut alat peremuk. Prinsip kerja dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
b. Gyratory crusher
crusher adalah full time crushing. Artinya alat ini meremuk bijih selama siklus
putarannya.Jadi alat ini jauh lebih efisien dibanding dengan jaw crusher. Namun
yang besar.
c. Secondary crushing
yang digunakan 5-15 cm dengan hasil produk 0-6 cm. Adapun bagian-bagian dari
secondary crushing.
1) Cone crusher
Cone crusher merupakan alat peremuk yang biasa digunakan untuk tahap
secondary crushing. Alat ini merupakan modifikasi dari gyratory crusher. Sumbu
tegak ditunjang di bawah kepala remuk atau mantle atau cone. Alat ini
mempunyai kelebihan, yaitu ketika bijih atau umpan yang masuk terlalu keras,
maka bowl secara otomatis akan bergerak ke arah luar.Ukuran cone crusher
dinyatakan dengan diameter mulut tempat masuknya umpan, sekitar dua kali
mantle.
2) Hammer mill
dari primary crushing dengan ukuran umpan yang diperbolehkan adalah kurang
20
dari satu inchi. Alat ini merupakan alat yang berbeda cara penghancurannya
dibandingkan dengan alat secondary crushing lainnya. Pada hammer mill, proses
alat yang digunakan adalah rolls, dry ball mills, disc mills dan ring mills. Umpan
yang biasanya digunakan kurang dari 25,4 mm. Untuk memperkecil material hasil
yang akan menghasilkan dua macam produk yaitu produk yang lolos ayakan yang
disebut undersize yang merupakan produk yang akan diolah lebih lanjut atau
sebagai produk akhir, dan material yang tidak lolos ayakan yang disebut oversize
Waktu kerja efektif merupakan waktu kerja yang digunakan untuk operasi
alat tanpa adanya gangguan baik mekanis dan non mekanis yang mengganggu
kegiatan produksi. Dengan demikian maka waktu kerja efektif dapat ditentukan
dengan:
W Hilang = Jam kerusakan pada suatu alat atau jam persiapan alat
Nilai efisiensi menunjukkan presentase waktu efektif operasi rata – rata unit
Ef …............................................................(2.2)
Bayudi Ramadani, dkk (2017)
efektif dan penggunaan efektif yang optimal yang akan digunakan untuk
perhitungan waktu kerja efektif dan waktu kerja optimum dalam perencanaan
W
MA 100 % …………….....…………………………………(2.3)
W R
Partanto (1996)
Keterangan:
W
PA 100 % ………...………..........................................(2.4)
W RS
Partanto (1996)
W
MA 100 % ….………………...………..………..…………(2.5)
W S
Partanto (1996)
Keterangan:
W
Eut 100 % ...................................................................(2.6)
W RS
Partanto (1996)
Keterangan :
yaitu banyaknya umpan yang masuk ke dalam hopper per jam dan jumlah produk
Keterangan:
Q = Kapasitas
Hopper adalah alat pelengkap pada rangkaian unit peremuk yang berfungsi
sebagai tempat penerima material umpan yang dalam hal ini berasal dari lokasi
stockpile room. Hopper ini terbuat dari beton yang dilapisi oleh lembaran baja
gesekan dan benturan dinding dengan batu gamping. Kapasitas hopper dapat
1
V hopper t (L.atas L. bawah L.atas L..bawah ….....................(2.8)
3
Mutia Sri Rejeki, dkk (2018)
Keterangan:
Kapasitas hopper:
K= v Bi………………………………………………………………..…(2.9)
Keterangan:
dengan bucket atau kantong. Untuk mencari produksi dari excavator dapat dilihat
a. Kapasitas Persiklus
Q = q1 K….………...…..…………………...……...………...(2.10)
Keterangan :
K = Faktor bucket
25
berikut:
q 3600 E
Q ………………………………………………...(2.11)
Cm
(Igig soemardikatmodjo,2003. Rochmandi, 1985)
Keterangan :
E = Efisiensi kerja
pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih). Muatan diisikan
oleh alat muat, sedangkan untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja
sendiri.
a. Pengangkutan (Hauling I)
Pencatatan waktu siklus alat ungkut adalah gerakan yang dilakukan alat
1) Waktu Manufer I.
membelok hingga mundur mengatur posisi untuk diisi oleh alat muat.
2) Waktu Muat
3) Waktu angkut
Waktu angkut adalah lama waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk
4) Waktu Manufer II
Waktu angkut adalah lama waktu yang di butuhkan untuk membelok dan
Waktu Tumpah (dumping) adalah lama waktu yang dibutuhkan alat untuk
menumpahkan material.
6) Waktu Kembali
Waktu kembali adalah lama waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk
Waktu yang terbuang dimana alat muat menunggu alat dump truck ketika
P= ……………………….………………………(2.12)
C = n ql K……………………………………………..(2.13)
n= ………………………..(2.13)
Keterangan :
K : Faktor bucket
Ql : Kapasitas bucket ( )
29
berikut:
Data Sekunder :
1. Spesifikasi alat
2. Data produksi
diperlukan input data primer seperti data cycle time produktivitas alat support
(dump truck),t crusher, kapasitas hopper, serta jam kerja alat dan faktor hambatan
dalam proses produksi. Sedangkan data sekunder berupa spesifikasi alat. Proses
pengolahan dilakukan dengan menetukan efisiensi dari alat support dan crusher,
tercapainya target produksi. Hasil yang diperoleh berupa nilai efisiensi, produksi
alat support, crusher dan faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target
produksi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan
berbagai masalah-masalah.
geografis terletak antara 100o 22’ 42,51” BT sampai 100o 23’ 21,92” BT dan 0o
12’ 5,36” sampai 0o 12’ 28,99”. Akses yang tersedia ke lokasi usaha tambang
batugamping PT. Bakapindo sebagian besar adalah Jalan lintas menuju jalan lintas
31
32
Gadang), untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan di bawah
ini.
penelitian meliputi data produktifitas unit crusher, hopper, alat muat dan dump
truck dengan sub variabel yang berhubungan meliputi waktu kerja dan kapasitas
alat.
33
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, Data
lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari data yang
telah ada baik dari perusahaan, studi kepustakaan serta literatur-literatur yang
mendukung.
berikut:
1. Data Primer
b. Produktivitas crusher
c. Kapasitas hopper
2. Data Sekunder
a. Spesifikasi alat
Sumber data yang penulis gunakan pada penelitian ini berasal dari
Bakapindo.
34
keadaan yang ada pada lokasi penelitian yang berkaitan dalam suatu proses
produksi adalah
2. Produktivitas crusher.
3. Kapasitas hopper
panjang atas, panjang bawah, lebar atas dan lebar bawah yang diukur
4. Jam kerja
1. Produktivitas Alat Support ( dump truck Fuso 220 PS) sebelum dan sesudah
maintenance.
35
a. Rumus dari produktivitas Alat Support ( dump truck Fuso 220 PS)
(2.13).
a. Rumus dari produktivitas unit crusher bisa dilihat pada persamaan (2.7
dan 2.8)
b. Kapasitas hopper
Rumus dari produktivitas unit hopper bias dilihat pada persamaan (2.8)
dan (2.9)
Nilai efesiensi dan efektifitas alat dapat dilihat pada persamaan (2.1),
(2.2) .
Untuk lebih jelasnya alur dari penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 3.2
di bawah ini:
Identifikasi Masalah
1. Sering terjadi ganguan material pada hopper crusher,
sehingga belum optimalnya kinerja crusher
2. Waktu perbaikan alat/waktu standby alat terlalu lama
sehingga alat tidak berjalan dengan efisien dan efektif.
3. Banyaknya Faktor hambatan yang terjadi dalam suatu
proses produksi, material yang melebihi dari 75 cm tidak
akan bisa dilakukan peremukan oleh jaw crusher.
Tujuan Penelitian
1. Menentukan efisiensi kerja Alat support dan unit peremuk
(crusher)
2. Menghitung produksi alat support dan unit peremuk
(crusher) sebelum dan setelah dilakukan Perbaikan
3. Menganalisa faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
tidak tercapainya target produksi
Pengumpulan Data
A
37
Pengolahan Data
1. Menentukan Efesiensi Alat support dan Produktivitas Alat
support ( dump truck fuso 220 PS) sebelum dan setelah
maintanance.
2. Menentukan Efesinesi Alat crusher, Produktivitas Alat
Crusher sebelum dan setelah maintanance
3. Kapasitas Hopper
4. Jam Kerja
Analisa Data
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan rumus
atau persamaan yang tertera diatas sehingga didapatkan analisa
data bahwa jumlah produksi akan semakin besar jika nilai
efesiensi dan efektifitas dari masing-masing alat baik.
Hasil
1. Efisiensi kerja Alat Support ( Dump truck fuso 220 PS dan
unit peremuk (crusher)
2. Produksi aktual alat Support dump truck fuso 220 PS, dan
crusher, sebelum melakukan perbaikan dan setelah
perbaikan
3. Analisis faktor penyebab tidak tercapainya target produksi
Dibawah ini daftar peralatan yang digunakan oleh PT. Bakapindo dalam
38
39
Stockpile Conveyor
I 40 cm x 12 m 3 KW
Stockpile Conveyor
II 40 Cm x 12 m 3 KW
Alat Gali Muat
Mitsubishi Fuso
2
Dump Truck 220 PS TI 15 Ton
Excavator Caterpillar 320 D
Sumber: PT. Bakapindo
Crushing plant di PT. Bakapndo terdiri dari jaw crusher, hopper, impact
crusher, vibration screen dan 4 buah belt conveyor. Crushing plant pada
4.1
Selain dari itu PT. Bakapindo memiliki alat support Dump truck untuk
4.1.3 Jam Kerja Alat Support dan Crusher dalam pengolahan batu gamping
(Dolomite).
Tabel 4.3 Jam Kerja Alat Crushing dalam pencapaian target produksi
PT. Bakapindo November 2019
1 Dump Truck
Rencana 240
2 Crusher
Sumber: PT. Bakapindo
Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan materia
pada jarak menengah sampai jarak jauh (500 meter atau lebih). Muatan diisikan
oleh alat muat, sedangkan untuk membongkar muatannya, alat ini dapat bekerja
sendiri.
Pencatatan waktu siklus alat ungkut adalah gerakan yang dilakukan alat
1. Waktu Manufer I.
Adalah waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk membelok hingga mundur
2. Waktu Muat
3. Waktu angkut
Adalah lama waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk membawa material
4. Waktu Manufer II
Adalah lama waktu yang di butuhkan untuk membelok dan bersiap untuk
dumping.
6. Waktu Kembali
Adalah lama waktu yang dibutuhkan alat angkut untuk kembali ke tempat
pengisian material.
Adalah waktu tunggu, dimana alat muat menunggu dump truck, karena
Tabel 4.4 Data cycle time alat support ( Dump truck Fuso 220 PS)
PT. Bakapindo November- Desember 2019
PENGAMATAN Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu Waktu SPOT
manufer Muat
(Dtk) (Dtk) Angkut Manufer Tumpah Kembali TIME
(Dtk) II (Dtk) (Dtk) (Dtk) (Dtk)
Jumlah 899,86 6775 9913 908,03 630,11 7879 5864
Hujan 8 jam
Rusak 5 jam
Waktu Aktual ( W)= 208 jam (waktu rencana)-(36 jam +5 jam) = 167 jam/bulan.
Keterangan :
S= Jam Stanby
Perbaikan 5 jam
Standby dumptruck
Gangguan 6 jam
material
Hujan 8 jam
Rusak 3 jam
Waktu Aktual (w) = 208 jam ( waktu rencana)- (45 jam+3 jam ) =160
jam/bulan.
45
Keterangan :
S= Jam Stanby
Waktu Kerja
bahan serta pencapaian produksi. Dalam hal ini kondisi material batugamping
(dolomite) yang terdapat di PT. Bakapindo basah dan lengket. Serta tergolong
kotor oleh tanah. Hal ini berdampak kepada hasil pengolahan yang kurang bagus
4.2.1 Menghitiung Nilai Efesiensi Alat Support Dump truck Fuso 220 Ps.
MA = 100%
MA = 100%
MA = 97%
UA = 100%
UA = 100%
UA = 80%
UA = 100%
UA = 100%
UA = 82%
Eut = 100%
Eut = 100
Eut = 80%
kapasitasrata ratadumptruck
n=
kapasitasbucket factorbucket
15ton
n=
3,1 0,5
C= n q1 K
C= 15 m³
C 60 Eut
P=
Cmt
15 60 0,80
P=
16,36
P= 44,0 Ton/jam
Produksi dump truck 1 hari adalah 8 jam kerja 44,0 ton =352
ton/hari
ton/bulan.
4) Kapasitas Hopper
Tinggi = 1,5 m
Volume hopper
= 1t (L.atas + L.bawah) +
3
=1(1,5m) (8m 3,65m+2,10m 0,77m)+
3
= 0,5 m (29,2 m² + 1,617 m2) +
= 0,5 m × ( 37,688 m² )
= 18,844 m³
Dimana:
V = 18,844 m3
Bi = 2,28 ton/m3
K = v x Bi
= 42,96 ton
MA = 100%
MA = 100%
MA = 98%
49
UA = 100%
UA = 100%
UA = 77%
UA = 100%
UA = 100%
UA = 78%
Eut = 100%
Eut = 100%
Eut = 77%
= 6.833 ton/bulan
BAB V
Pencapaian target produksi crusher masih jauh dari yang ditargetkan oleh
PT. Bakapindo. Untuk pencapaian target produksi 8.000 ton/bulan, Waktu kerja
efektif digunakan untuk operasi alat tanpa adanya gangguan baik mekanis dan non
didapatkan waktu kerja efektif untuk alat support dump truck 167 jam/bulanya
dengan nilai efesiensi 0,80% dengan hasil produksi 9.152 ton/bulanya, dan waktu
kerja efektif crusher 160 jam/bulanya dengan nilai efesiensi 0,77% dengan hasil
optimalisasi waktu kerja rangkaian crusher, sperti persiapan alat, kondisi material,
kerusakan alat, dan lain sebagainya. Dengan berkurangnya waktu hambatan maka
terdiri dari :
Waktu persiapan alat adalah waktu yang digunakan untuk pengisian BBM,
50
51
persiapan crusher dalam satu bulan adalah 22 jam dan waktu persiapan dump
truck 15 jam /bulan. Waktu ini terlalu banyak karena kurangnya disiplin para
pekerja dalam melaksanakaan tugasnya, baik untuk persiapan alat setiap akhir
kerja dan diluar jam kerja. Berdasarkan pengamatan dilapangan waktu yang
menit/hari dan dump truck 15 menit/hari. Jadi waktu persiapan crusher hanya
membutuhkan waktu 13 jam/bulan dan 7,5 jam untuk persiapan dumpt truck.
2. Hambatan Material
sehingga crusher tidak mampu untuk memproses material tersebut. Akibatnya alat
perlu dimatikan dan bongkahan harus dipecah agar ukurannya melewati dari
3. Gangguan lainya
Faktor yang tidak dapat dihindari adalah hujan yang terjadinya waktu stanby
dapat diatasi dengan menyediakan gengset maka dari itu dapat mengatasi faktor
4. Repair.
Waktu hambatan karena perbaikan peralatan crusher adalah 3 jam dan 5 jam
untuk dumptruck selama satu bulan. Gangguan karena kerusakan alat ini dapat
diatasi dengan mekanik alat selalu standby di lokasi crusher dan alat dump truck,
jam/bulan untuk alat dump truck dan Setelah dilakukan analisis dari waktu
Adapun analisa data setelah dilakukan perbaikan pada waktu hambatan alat
Gangguan 6 jam -
material
53
Mati 4 jam -
listrik
Rusak (R) 5 jam 2
Actual (W) 167 jam 188 jam
Tabel 5.2
Waktu Setelah Perbaikan pada Crusher
Mati 4 jam -
listrik
Gangguan.
MA = 100%
MA= 100%
MA = 98%
UA = 100%
UA = 100%
UA = 90%
UA= 100%
UA= 100%
UA= 91,%
EUT = 100%
EUT = 100%
EUT= 90%
MA = 100%
55
MA = 100%
MA = 99%
UA = 100%
UA = 100%
UA = 87,5%
UA = 100%
UA = 100%
UA = 88%
EUT = 100%
EUT = 100%
EUT = 87%
Jadi setelah dilakukan efisiensi kerja terhadap rangkaian crusher maka didapatkan
P=
P=
P = 49,51 ton/jam
56
Produksi dump truck 1 hari adalah 8 jam kerja/hari x 49,51 = 396 ton/hari
Produksi dump truck 1 bulan adalah 396 ton/hari 26 hari =10,296 ton/bulan
2. Produksi crusher
= 8.783 ton/bulan
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Dump truck hanya dapat memproduksi 9,152 ton/bulan, dengan jam kerja
10.296 ton/bulan.
2. Produksi dari crusher belum bisa mencapai target yaitu 8.000 ton/bulan
untuk mencapai target produksi ini bisa diatasi dengan mengurangi waktu
efesiensi 0,87%.
mengontrol pada saat jam produksi, dan menyediakan mekanik yang selalu
6.2 Saran
57
58
dump truck dan crusher, sehingga proses produksi tidak terganggu karena
3. Sebaiknya material yang masuk kedalam hopper harus dipilih dulu di area
Mutia Sri Rezeki, and Murad, Evaluasi kinerja unit crushing plant dalam upaya
untuk meningkatkan target produksi batu split di PT. semen padang,
“Jurnal bina tambang” Vol. 3, No,3 .
Dahni,Uyu Saismana, Romla Noor Hakim, Andre. Evaluasi Kinerja Alat Crushing
Plant dan Alat Muat dalam rangka peningkatan target produksi batu bara.
“Jurnal himasapta, Vol. 1, No. 3, Desember 2016.
Putri Irma, Tamrin Kasim. Evaluasi Kinerja Crushing Plant Dan Excavator
Hitachi Zaxis 110 Mf Untuk Pengoptimalan Hasil Produksi Di Pt. Aman
Toebillah Putra, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten
Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. jurnal bina tambang” Vol.3, No. 4.
Dores, Solihin, Sri widayati, Evaluasi Kinerja Crushing Plant Untuk Mencapai
Target Produksi Andesit 80.000 Ton/Bulan di PT Mitra Multi Sejahtera
Desa Mekarsari, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Provinsi
Jawa Barat. Prosiding teknik pertambangan ISSN2460-6499.
Dityanto Muhammad Taufi, Sri yanti, Linda Pulungan. Analisis Kinerja Crushing
Plant pada Tambang Andesit Berdasarkan Target Produksi di PT Buana
Nur Barokah Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, Kabupaten
Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Prosiding teknik pertambangan
ISSN2460-6499.
Imam, Agus Triantoro, Riswan, Deddy j.Sitio. Evaluasi Crushing Plant Dan Alat
Support Untuk Pengoptimalan Hasil Produksi Di Pt Binuang Mitra
Bersama Desa Pualam Sari, Kecamatan Binuang. Jurnal Himasapta,
Vol.2, No. 2 Agustus 2017.
Ervil Riko, dkk, 2014 “ Buku Panduan Penulisan dan Ujian Skripsi STTIND
Padang” Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang, Padang.
LAMPIRAN
Lampiran 1. A. Peta Geologi Rencana Pengembangan WIUP PT. Bakapindo
Lampiran 2.B. Peta Topografi Wilayah Rencana Pengembangan PT.
Bakapindo
Lampiran 3.C. Waktu Peremukan Dump Truck PT. Bakapindo
Lampiran 4.D. Waktu Cycle Time Dump Truck Fuso 220 ps Ti
Lampiran 5. E. Alat-alat Pengolahan Batu Gamping Dolomite PT.
Bakapindo
Lampiran 6.F . Actual Gangguan Kerja Dump Truck Pada PT. Bakapindo
Lampiran 7. G. Gangguan Kerja Crusher PT. Bakapindo
Lampiran 8.H. Produksi PT. Bakapindo
Lampiran 9.I. Struktur Organisasi PT. Bakapindo
Lampiran 10.J. Dokumentasi Lapangan
Gambar 4 : Crusher
Gambar 5: Dump Truck Fuso 220 Ps Ti
12. 23-11-2019
1. 1,11. Pengelompokan data sesuai fungsinya
2. hindari kata-kata yang tidak penting
13. 28-11-2019 1. Bikin port point
2. Perbaiki penulisan tabel dan gambar
3. Perbaiki Persamaan-persamaan
4. Pembuatan rumus equation 3.0
5. Pahami BAB IV, V dan hindari penulisan
yang tidak penting.
6. ACC Komprhensif Pembimbing I
14. 17-7-2020 1. Perbaikan Isi Abstrak dan Abstrack
2. Perbaikan penulisan
3. Perbaikan BAB IV, V
4. Perbaikan hasil data
5. Perbaikan penomoran
15. 30-7-2020 1. ACC Jillid Pembimbing 1
Padang, 30 Juli 2020
Pembimbing I
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
NPM : 1410024427155
IPK : 3,30
Email : Wendirahmatisra15@gmail.com