Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
Ate Romli ST,.MT
NID. 412124366
FAKULTAS TEKNIK
CIMAHI
2021
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
LEMBAR PENGESAHAN
FAKULTAS TEKNIK
i
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
LEMBAR PENGESAHAN
FAKULTAS TEKNIK
ii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
iii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
KATA PENGANTAR
Demikian laporan kerja praktek ini kami susun dengan sebaik baiknya,
semoga dapat bermanfaat bagi berbagai pihak khususnya bagi perkembangan
ilmu pengetahuan di Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Jenderal
Achmad Yani. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan laporan ini.
Karawang, Februari 2021
Penyusun
iv
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
ABSTRAK
v
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
DAFTAR ISI
vi
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
vii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
DAFTAR GAMBAR
viii
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
BAB I
PENDAHULUAN
1
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
2
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
VISI
MISI
3
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
4
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
Management
Operator
5
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
Mobil ambulance.
Kendaraan pemadam kebakaran, fire truck multi purpose dan
fire jeep.
Jaringan fire hydrant dari kawasan pabrik sampai perumahan.
Unit pengisian udara tekan.
Masker gas dan debu. Safety google dan ear plug.
6
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
7
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
8
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
BAB II
DESKRIPSI PROSES
9
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
10
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
perbaikan,
7. Estetika (aesthetic) yaitu karakteristik mengenai keindahan yang bersifat
subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi atau pilihan individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan
dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk.
11
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
12
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
Bahan baku di angkut dari PT. Procter and Gamble berupa hair care dan
fashion care menuju ke stasiun PT. Multi Hanna Kreasindo menggunakan forklift
untuk selanjutnya diolah oleh PT. Multi Hanna Kreasindo.
a. Proses Penyortiran
Proses penyortiran dilakukan untuk memisahkan
limbah berdasarkan jenis nya , PT Multi Hanna Kreasindo
mengklasifikasikan limbah setelah proses penyortiran
menjadi dua jenis yaitu waste kering dan waste basah. Pada
proses penyortiran dilakukan dengan tenaga manusia, untuk
menentukan jenisnya.
b. Proses Penghancuran
Proses penghancuran merupakan tahapan yang
dilakukan untuk reduksi / pengecilan ukuran dari limbah
yang diproses mengugunakan alat yang bernama crusher.
c. Proses Penyarringan
Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan
padatan dan cairan yang terdapat pada limbah yang berjenis
waste basah.
d. Proses pengepresan
Proses pengepresan dilakukan untuk memudahkan
pengangkutan limbah padat hasil dari proses pengolahan
limbah di PT Multi Hanna Kreasindo.
13
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
2.5 Pengemasan
Kegiatan pengemasan di PT MULTI HANNA KREASINDO dilakukan
dengan pengawasan ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan kualitas barang
yang sudah dikemas. Untuk setiap kegiatan pengemasan selalu ada prosedur
tertulis yang menguraikan:
1 Penerimaan serta identifikasi produk ruahan dan bahan pengemas
2 Pengawasan untuk menjamin bahwa produk ruahan dan bahan pengemas
tercetak maupun tidak tercetak) yang akan dipakai adalah benar
3 Pengawasan dalam proses selama pengemasan
4 Pemeriksaan akhir terhadap hasil pengemasan.
Semua kegiatan pengemasan dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang
diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur
pengemasan induk. Rincian pelaksanaan pengemasan dicatat dalam catatan
pengemasan. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesiapan jalur pengemasan sesuai dengan daftar periksa untuk memastikan bahwa
ruang kerja dalam keadaan bersih dan bebas dari produk dan bahan kemasan.
Setiap penyerahan bahan baku dan bahan pengemas diperiksa secara teliti
identifikasinya oleh pengawas terhadap kesesuaian dengan catatan pengemasan
dan dilakukan sesuai prosedur tertulis.
14
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
3.5.2 Kesiapan Jalur Pengemasan
Sebelum menempatkan bahan pengemas dan produk yang akan dikemas
pada jalur pengemasan telah diadakan pemeriksaan kesiapan jalur pengemasan
yang bersangkutan oleh petugas yang ditunjuk, sesuai dengan prosedur tertulis
yang ditentukan untuk:
1 Memastikan bahwa semua bahan dan produk terkemas yang berasal dari
kegiatan PT Procter & Gambler sebelumnya telah benar-benar disingkirkan
dari jalur pengemasan tersebut.
2 Meneliti kebersihan jalur dan daerah sekitarnya
3 Memastikan kebersihan peralatan yang dipakai.
15
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
16
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
bahan yang akan diawasi. Jumlah yang dimusnahkan dicatat dalam catatan
pengolahan.
17
LAPORAN KERJA PRAKTEK 2021
PT. PROCTER & GAMBLE
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT Multi Hanna Kreasindo berdiri pada tanggal 23 September
2004. Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengolahan limbah industri dan telah mendapat perizinan resmi dari
Kementerian Lingkungan Hidup. Perizinan kami meliputi
pengangkutan (transporter), pengumpul, dan pemanfaat limbah B3
dan non B3.
PT. MULTI HANNA KREASINDO dilengkapi fasilitas
pengolah limbah industri dengan internal Waste Water Treatment
Plant (WWTP) dan dilengkapi juga dengan fasilitas incenerator.
3.2 Saran
18
LAPORAN KHUSUS KERJA PRAKTIK
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI........................................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Tugas Khusus ..................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 3
BAB III ANALISA DATA............................................................................................... 10
3.2.1 Crusher ........................................................................................... 10
3.2.2 Screener .......................................................................................... 10
3.2.3 Presser ............................................................................................ 10
3.2.4 Data Bahan ..................................................................................... 11
3.3.1. Neraca Massa pada proses crushing ............................................... 11
3.3.2. Neraca Massa pada proses screening ............................................. 12
3.3.3. Neraca massa pada proses pressing ................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 14
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17
LAMPIRAN A .................................................................................................................. 18
PERHITUNGAN .............................................................................................................. 18
LAMPIRAN B .................................................................................................................. 19
DOKUMENTASI ............................................................................................................. 19
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Shampo Sachet Isi ............................................................................................ 19
Gambar 2 Shampo Sachet Kosong ................................................................................... 19
Gambar 3 Hasil Mesin Crusher......................................................................................... 19
Gambar 4 Hasil Pencacahan Limbah Kering .................................................................... 19
Gambar 5 Shampo Sachet Isi ............................................................................................ 19
Gambar 6 Downy Sachet Isi ............................................................................................. 19
Gambar 7 Shampo Botol Kosong ..................................................................................... 20
Gambar 8 Shampo Botol Isi.............................................................................................. 20
Gambar 9 Mesin Crusher ................................................................................................. 20
DAFTAR TABEL
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, laporan ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
3. Mengetahui proses pengolahan limbah di PT. Multi Hanna Kreasindo
secara fisika.
4. Menghitung neraca massa pada setiap unit proses pengolahan limbah
secara fisika.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya,
baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan
lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
(Mahida, 1984). Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain senyawa
organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap,
senyawa organik yang sulit terurai (Rekalsitran), logam berat yang toksik,
padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia pathogen, dan parasit (Waluyo, 2010).
Menurut Abdurrahman (2006), berdasarkan wujud limbah yang dihasilkan,
limbah terbagi 3 yaitu :
1. Limbah padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat kering
dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya
berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri, dan
lain-lain.
2. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini selalu
larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak).
Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan piring, limbah
cair dari industri, dan lain-lain.
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam
bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh dari
limbah gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil
industri.
5
2.2 Produk Reject
Produk reject/cacat merupakan produk yang dihasilkan dari proses
produksi yang tidak memenuhi standar kualitas yang sudah ditentukan. Standar
Kualitas yang baik menurut konsumen adalah produk tersebut dapat digunakan
sesuai dengan kebutuhan mereka. Apabila konsumen sudah merasa bahwa produk
tersebut tidak dapat digunakan sesuai kebutuhan mereka maka produk tersebut
akan dikatakan produk reject.
Ada delapan dimensi kualitas menurut (Garvin, 2015) yang dapat
digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang. Dimensi-dimensi
tersebut adalah:
1. Performa (performance) yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
2. Keistimewaan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Kehandalan (reliability) yaitu kemungkinan suatu produk berfungsi secara
berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.
4. Konformansi (conformance) yaitu tingkat kesesuaian produk terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
5. Daya Tahan (durability) yaitu ukuran masa pakai suatu produk.
6. Kemampuan pelayanan (service ability) yaitu karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan/kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta akurasi dalam
perbaikan,
7. Estetika (aesthetic) yaitu karakteristik mengenai keindahan yang bersifat
subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi atau pilihan individual.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) bersifat subjektif, berkaitan
dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk.
6
tapi akan berakibat biaya perbaikan jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan
kenaikan nilai atau manfaat adanya perbaikan. Produk reject sudah berwujud
produk selesai, tetapi kondisinya tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Produk yang di anggap reject oleh PT. Procter and Gamble dan diterima
oleh PT. Multi Hanna Kreasindo secara garis besar terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Waste kering
Yang termasuk dalam golongan waste kering disini adalah produk reject
tanpa isi atau kemasannya saja. Faktor penyebab terjadinya reject
dikarenakan pada suatu stasiun kerja terdapat gangguan mesin, ataupun
manusia dan hal tersebut terjadi sebelum produksi pada stasiun selesai. Oleh
karena itu pada stasiun tertentu dinyatakan reject keseluruhan termasuk
kemasan yang belum terisi produk.
2. Waste basah
Untuk kategori waste basah adalah produk reject yang di produksi ketika
pada stasiun tertentu sudah selesai melakukan produksi, namun produk
tersebut reject atau tidak sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh
perusahaan.
7
1.1 Penimbunan terbuka
Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah
penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non
organik. Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan
oleh organisme- organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih
subur.
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
1.3 Insenerasi
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah padat
yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang baru
atau dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh
adalah kerajinan dari barang- barang bekas.
8
2. Pengolahan limbah cair
Selain limbah padat, industri juga akan menghasilkan limbah cair. Limbah cair
penanganannya berbeda dengan limbah padat, tentu saja hal ini karena bentuknya
yang berbeda. Untuk limbah cair sendiri, pengolahan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
9
b. Proses Penghancuran
Proses penghancuran merupakan tahapan yang dilakukan untuk reduksi /
pengecilan ukuran dari limbah yang diproses mengugunakan alat yang bernama
crusher.
c. Proses Penyarringan
Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan padatan dan cairan yang
terdapat pada limbah yang berjenis waste basah.
d. Proses pengepresan
Proses pengepresan dilakukan untuk memudahkan pengangkutan limbah
padat hasil dari proses pengolahan limbah di PT Multi Hanna Kreasindo.
1
0
2.6 Neraca Massa
Neraca massa/bahan adalah perincian dari jumlah bahan-bahan yang
masuk, keluar dan yang terakumulasi di dalam sebuah sistem. Sistem ini dapat
berupa satu alat proses maupun rangkaian dari beberapa alat proses, bahkan
rangkaian dari banyak alat proses.( Reklaitis, GV.,1983)
Prinsip dari neraca bahan itu sendiri adalah:
Neraca bahan merupakan penerapan hukum kekekalan massa terhadap
suatu sistem proses atau pabrik.
Massa berjumlah tetap, tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan.
Persamaan Neraca Massa
Dimana :
• Input = Aliran masuk ke sistem
• Output = Aliran keluar sistem
• Consumption = Digunakan oleh reaksi
• Generation = Terbentuk karena reaksi
• Acumulation = Terkumpul dalam sistem
Neraca Massa non-Reaksi Kimia
Pada kesetimbangan materi tanpa reaksi kimia, rumus umum yang digunakan
adalah :
Input – output – generasi + konsumsi = akumulasi
karena tidak adanya pembentukan zat ataupun reaksi kimia yang menggunakan
zat tersebut maka persamaanya menjadi :
input – output = akumulasi
1
1
BAB III
ANALISA DATA
3.2.1 Crusher
Nama alat : Mesin Crusher
Diameter alat : Panjang = 1 meter
Lebar = 2 meter
Tinggi = 2 meter
Kapasitas alat : 270 kg/ 30 menit (sachet shampo)
370 kg/ 30 menit (sachet downy)
420 kg/ 30 menit (botol shampo)
Daya listrik : 3 Hp
Material : Alloy steels-SND-11
3.2.2 Screener
Nama alat : Screener
Diameter alat : Panjang = 1 meter
Lebar = 2 meter
Tinggi = 0,75 meter
Material : Alloy steels-SND-11
3.2.3 Presser
Nama alat : Mesin Press
Diameter alat : Panjang = 1 meter
Lebar = 2 meter
Tinggi = 2,5 meter
Kapasitas alat : 270 kg/ 30 menit (sachet shampo)
12
370 kg/ 30 menit (sachet downy)
420 kg/ 30 menit (botol shampo)
Daya listrik : 5 Hp
Material : Alloy steels-SND-11
FEED (KG)
13
3.3 Neraca Massa
Waste Kering
Table 3. 3 neraca massa waste kering proses crushing
Out (Kg)
Material In (Kg)
Padatan Cairan
Shampoo sachet 1799 630 1169
Downy Sachet 2484 869 1695
Shampoo Botol 2845 1138 1707
14
3.3.3. Neraca massa pada proses pressing
Pada proses pressing dilakukan untuk memudahkan packing pada limbah
padatan sehingga proses pengangkutan limbah dapat lebih efektif.
Waste Basah
Table 3. 5 neraca massa waste basah proses pressing
Out (Kg)
Material In (Kg)
Padatan
Shampoo sachet 1714.29 630
Downy Sachet 2400 869
Shampoo Botol 2742.86 1138
Waste Kering
Table 3. 6 neraca massa waste kering proses pressing
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Out (Kg)
Material In (Kg)
Cairan
Shampoo sachet 1799 1169
Downy Sachet 2484 1695
Shampoo Botol 2845 1707
Total 4571
Pada pengolahan limbah ini, di dapatkan hasil produk basah seperti pada
tabel di atas. Terjadi penurunan massa dikarenakan adanya proses pemisahan
padatan dengan cairan, dimana saat umpan masuk terdiri dari padatan yaitu
kemasan dan juga cairan shampoo atau downy, sedangkan produk dari
pengolahan ini terbagi menjadi limbah basah dan limbah kering.
Out (Kg)
Material In (Kg)
Padatan
Shampoo sachet 1799 630
Downy Sachet 2484 869
Shampoo Botol 2845 1138
Total padatan 2637
16
Waste Kering
Tabel 4. 3 Hasil analisa pengolahan limbah kering(waste kering)
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data analisa yang kami di dapat, bisa kami simpulkan bahwa :
5.2 Saran
Saran kami untuk PT. Multi Hanna Kreasindo yaitu lebih sering di kalibrasi dan
maintenence alat proses, agar alat proses dapat berjalan dengan lebih baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, U. (2006). Kinerja Sistem Lumpur Aktif pada Pengolahan Limbah Cair.
Surabaya.
Mahida, U. N., 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri, Rajawali,
Jakarta.
Waluyo, L.2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UMM Press
19
LAMPIRAN A
CONTOH PERHITUNGAN
ṁout,solid = 630 kg
ṁout,liquid = 1169 kg
ṁin = 1799 kg
PROSES
ṁin = ṁout
1799 kg = (630+1169)kg
1799 kg = 1799 kg
ṁout,solid = 869 kg
ṁout,liquid = 1531 kg
ṁin = 2400 kg
PROSES
ṁin = ṁout
2400 kg = 869 kg + ṁout,liquid
ṁout,liquid = (2400 – 869) kg
= 1531 kg
20
LAMPIRAN B
DOKUMENTASI
21
Gambar 7 Shampo Botol Kosong Gambar 8 Shampo Botol Isi
22