BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
nikel bisa digunakan juga sebagai katalis (dengan efektifitas yang sama dengan besi),
bahkan kalsium dan mangan bisa lebih baik lagi.
➢ Sampai saat perang dunia I, pembuatan amonia dipelopori oleh Amerika Serikat
melalui proses sianamida, sebagai berikut:
➢ Mula-mula batu tohor (CaO) dan batu bara (C) dipanaskan dalam tanur listrik
untuk memperoleh kalsium karbida (CaC2).
CaO(s) + 3 C(s) CaC2(s) + CO(g)
➢ Kemudian, kalsium karbida dialirkan gas nitrogen (N2) untuk membentuk
kalsium sianamida (CaCN2).
CaC2(s) + N2(g) CaCN2(s) + C(s)
➢ Akhirnya, kalsium sianamida dialiri uap air sehingga menghasilkan amonia.
CaCN2(s) + 3 H2O(g) CaCO3(s) + 2NH3(g)
Akhirnya, pada tahun 1908, sekaitan dengan kebutuhan terhadap nitrat yang
semakin meningkat sedangkan pasokan nitrat semakin berkurang, Haber menemukan
proses yang murah dan efisien untuk menghasilkan ammonia dan mengubahnya
menjadi nitrat. Dan pada tahun 1910, menjelang dimulainya Perang Dunia I, pasokan
nitrat dari Chili ke Jerman benar-benar diputus sehingga pabrik-pabrik Jerman berusaha
menerapkan teknik-teknik Haber pada skala besar. Oleh karena itulah, Haber dianggap
sangat berjasa bagi kemanusiaan.
❖ Proses Haber-Bosch
Antara tahun 1908 sampai 1913, Fritz Haber (1868-1934) dari Jerman berhasil
mensintesis amonia langsung dari unsur-unsurnya, yaitu dari gas nitrogen dan gas
hidrogen. Kemudian proses pembentukan amonia ini disempurnakan oleh rekan
senegaranya, Karl Bosch (1874-1940) dengan metode tekanan tinggi sehingga proses
pembuatan amonia tersebut dikenal sebagai proses Haber-Bosch. Proses ini mendesak
proses sianamida karena proses Haber-Bosch adalah proses pembuatan amonia yang
lebih murah. Dalam proses haber-Bosch, bahan baku berupa N2 dan H2.
➢ N2 diperoleh dari hasil destilasi bertingkat udara cair
➢ H2 diperoleh dari gas alam (metana) yang dialirkan bersama uap air dengan
katalisator nikel pada suhu tinggi dan tekanan tinggi.
16
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
17
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Komposisi, % volume
Komponen
Design base Kondisi terburuk
CH4 88,14 82,668
C2H6 6,49 5,647
C3H8 1,50 3,881
Low Heating Value gas alam tersebut sebesar 9.123 kcal/Nm3. Kandungan H2S
dalam gas alam tersebut maksimal 10 mg/Nm3. Range tekanan gas alam dari battery
limit yaitu 18 kg/cm2G sampai 52,7 kg/cm2G sedangkan pada kondisi normmal 33,3
kg/cm2G. Gas ini tidak mengandung kondensat dan suhunya berkisar 15,3˚C sampai
30˚C. Pada saat start-up dan shut down, pabrik mendapat synthesis gas dari PKT.
Synthesis gas memiliki kadar H2 berkisar antara 82-88% volum. Tekanannya sekitar 45
kg/cm2G dan suhunya berkisar 26˚-30˚C dengan flow rate maksimum sebesar 2.000
Nm3/jam. Komposisi gas sintesis untuk start-up dan shut down ini secara khusus dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
18
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Tabel 3.2 Komposisi Gas Sintesis untuk Start-up dan Shut down
Komponen % volume
H2 87,07
CH4 0,84
N2 10,72
Ar 1,37
2. Udara
Udara didapatkan dari lingkungan sekitar yang dikompresi sesuai dengan
spesifikasi berikut :
• Tekanan : 9,46 atm abs
• Temperatur : 140 ºC
Udara dari lingkungan sekitar dihisap dan masuk ke Filter untuk menyaring
kotoran yang terkandung didalam udara supaya tidak masuk kedalam kompresor lalu
ditekan secara bertingkat sebanyak 4 (empat) kali hingga mencapai tekanan dan
temperatur sesuai dengan spesifikasi.
Oksigen diudara digunakan pada proses pembuatan asam nitrat untuk
mengoksidasi amonia. Ada 3 unsur utama udara, yaitu udara kering, uap air dan aerosol.
19
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Udara Kering
78 %
Nitrogen (N2)
20 %
Oksigen (O2)
0,93 %
Argon (Ar)
0,03 %
Karbon Dioksida (CO2)
0,003 %
Gas-gas lain (Ne, He, CH4, Cr, H,
Xe, Ozon, Radon)
Uap Air
Uap air yang ada pada udara berasal dari penguapan pada laut,
sungai, danau, dan tempat berair lainnya
Aerosol
Adapun sifat fisik dan kimia dari udara adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika
Titik didih : -182,96 ºC
Densitas : 1,4289 gr/L (pada0 ºC)
Viskositas : 0,02064, cP (pada 20 ºC)
Thermal Conductivity : 2,448 W/mK (pada 0 ºC)
(Anonim, 2007).
20
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
b. Sifat Kimia
• Oksigen bereaksi dengan semua elemen lain kecuali He, Np dan Ar.
• Untuk elemen-elemen tertentu seperti logam alkali rubidium dan
epsium energi aktifitas pada suhu kamar mencukupi dan reaksi berjalan
spontan.
• Untuk beberapa material yang akan direaksikan dengan O2 harus
dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu tertentu untuk pembakaran awal.
• Jika direaksikan dengan bahan bakar seperti petroleum oil, natural gas
atau batubara akan dihasilkan panas CO2 dan H2O serta residu dari udara
seperti N2 , O2 dan lain- lain.
(Anonim, 2007).
21
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Volume Catalyst
Item Catalyst Main Lifetime
Service Design Actual size
No. Type Compotition (years)
(m3) (m3) (mm)
Ni-K 16 x 11
RK-69-7H 9.6 9.6
promoted
Ring 7
H- Primary
4
0201 Reformer Hole
R-67-7H Nickel 15.7 15.7
Cylinder
4.5 x 4.5
LSK Cu based 4.8 4.2
R- LT-CO Tablet
4
0205 Converter 4.5 x 4.3
LSK-821-2 Cu based 55.7 55.7
Tablet
6
R- Methanat
PK-7R Nickel 32.5 32.5 10 Extratud
0301 or
e
st
1 1.5-3
Promoted
Ammonia KM1R 25.2 25.3 10 Irregular
Iron
Converter Grains
2nd 1.5-3
R-
Ammonia KM1 produced 43.4 43.5 10 Irregular
0502
Converter Grains
22
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
➢ Packing
Tabel 3.5 Specification of Tower Packing (Desain Awal)
➢ Bahan Kimia
Dalam mengoperasikan unit-unit tertentu, pabrik ini menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pendukung, antara lain sebagai berikut :
Tabel 3.6 Bahan Penunjang Proses Produksi
Bahan Kegunaan
23
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Resin Kation dan Sebagai bahan yang digunakan agar air mencapai deionisasi
Anion penuh menghasilkan demineralized water di unit water treatment
Anti Scallant Untuk mencegah kerak pada unit desalination
24
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
c. HCl
Di PT KPI penggunaan HCl adalah sebagai resin kation di Mixed Bed. Adapun
sifat-sifat fisis HCl adalah sebagai berikut :
Berat molekul : 36,46 kg/kgmol
Densitas : 1,05 g/cm3 (15 °C)
Densitas vapor : 1,268 g/cm3
Titik leleh : - 144,8°C (gas)
Titik didih : terurai pada 40 °C
Kelarutan : 82,3 g/100 ml (0 °C)
Kenampakan : gas tak berwarna
(PT BBRI, 2017).
25
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
f. Amine
Amine digunakan untuk mengontrol pH.
(PT BBRI, 2017).
26
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
i. Eliminox (CH6N4O)
Eliminox digunakan sebagai oxygen scavenger di Boiler Feed Water. Adapun
sifat-sifat fisis Eliminox (CH6N4O) adalah sebagai berikut :
Formula : CH6N4O
Berat molekul : 90 kg/kgmol
Densitas : 8,5 lb/gal
Tekanan Uap : 12 mmHg (20°C)
Titik leleh : - 2 °C
Titik didih : 104 °C
Kelarutan : larut sepenuhnya didalam air
pH : 8,5-10 pada 1%
Kenampakan : cairan tak berwarna
(PT BBRI, 2017).
27
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
3.2.3 Produk
1. Ammonia
PT. Kaltim Parna Industri memproduksi ammonia cair anhidrat (tidak
mengandung air) yang disimpan pada tangki dengan tekanan atmosferik, sehingga untuk
mempertahankan kondisinya tetap pada suhu didih (sekitar -33ºC) diperlukan
refrigerasi. Kapasitas desain sebesar 1.500 ton ammonia cair anhidrat perhari. Pabrik
dirancang beroperasi pada turn down rasio (kapasitas minimum) pabrik sebesar 70%.
Spesifikasi produk ammonia yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
28
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
29
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
STEAM UDARA
LOW TEMPERATURE
CO SHIFT CONVERTER
NH3
REFRIGERATION METHANATOR CO2 ABSORBER CO2 STRIPPER
CONVERTER
AMMONIA TANK
30
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
3.3.1 Desulphurizer
Umpan berupa gas alam yang mengandung senyawa sulfur di atas 10 ppm harus
didesulphurisasi (mengurangi kandugan sulfur ) hingga kandungan sulfur mencapai
konsentrasi kurang dari 0,05 ppm karena katalis di primary reformer dan low-
temperaturee CO converter sangat sensitif terhadap sulfur. Sulfur dapat menyebabkan
fouling (menutupi katalis) sehingga kinerja dari katalis menjadi tidak maksimal. Untuk
itu diperlukan suatu proses untuk menghilangkan sulfur yang disebut dengan proses
desulfurisasi. Proses ini terjadi pada unit desulphurizer menggunakan prinsip adsorbs
untuk mencapai batasan sulfur yang diinginkan (0,05 ppm).
Sebelum masuk ke unit desulfurisasi, gas alam dari battery limit ditekan dengan
menggunakan NG booster compressor agar tekanannya sesuai dengan desain dari
sulphur absorber (R-0202) dan kemudian dipanaskan di E-0204A/B/C. panas dari heat
exchanger ini diperoleh dari panas keluaran primary reformer. Gas alam yang telah
dipanaskan diumpankan ke sulphur absorber (R-0202A dan R-0202B). R-0202A dan
R-0202B dapat dioperasikan secara seri dan paralel. Setelah didesulfurisasi, kandungan
sulfur dalam gas kurang dari 0,05 ppm. Skema proses unit desulfurisasi sebagai berikut:
31
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
3.3.2 Reformer
Setelah melalui unit desulfurisasi, selanjutnya gas masuk ke unit reforming. Unit
ini bertujuan untuk memutuskan ikatan karbon rantai panjang dari gas umpan. Di bagian
reforming, gas hasil desulfurisasi diubah menjadi gas bahan baku sintesis ammonia
melalui catalytic reforming dengan steam dan penambahan udara. Steam reforming dari
metana adalah suatu reaksi antara metan dengan steam berlebih pada temperature dan
tekanan tinggi dengan bantuan suatu katalis untuk menghasilkan campuran gas yang
terdiri dari CO, CO2, dan H2 (synthesis gas). Synthesis gas ini merupakan salah satu
bahan baku untuk membuat ammonia. Reforming itu sendiri merupakan reaksi
pemecahan ikatan C dan H dan penggabungan kembali senyawa baru. Proses steam
reforming dapat dijabarkan sebagai berikut:
32
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
33
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
pembakaran campuran gas dan udara di dalam reaktor. Unit reforming ini terdiri dari
dua tahap, yaitu :
1. Primary Reforming
Primary reformer berfungsi untuk mereaksikan gas alam (CH4) dengan steam
(H2O) sehingga menghasilkan gas hidrogen (H2) yang merupakan salah satu komponen
dalam proses sintesa ammonia. Tekanan operasi 38 kg/cm2g di inlet primary reformer.
Primary reformer terdiri dari dua bagian, yaitu radiant dan convection section.
Convection section berada di atas dan berdekatan dengan radiant section. Pada
Convection section terjadi perpindahan panas secara konveksi untuk memanaskan gas-
gas proses. Radiant section berada di bagian bawah dimana terdapat pembakaran dan
tube berisi katalis. Pada bagian ini terjadi perpindahan panas secara radiasi dari
pembakaran ke tube yang berisi katalis. Berikut ini merupakan skema bagian dalam
primary reformer.
34
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
2. Secondery reformer
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, panas reaksi di secondary reformer
(R- 0203) diperoleh secara langsung dari panas pembakaran campuran gas dan udara di
dalam reaktor. Pembakaran parsial pada gas terjadi di puncak reaktor R-0203 dan
menyebabkan kenaikan temperature gas. Selanjutnya gas mengalir melewati bed katalis
dimana proses reforming disempurnakan sekaligus menaikkan temperature gas.
Temperature gas keluar secondary reformer (R-0203) sekitar 970oC dengan konsentrasi
metana sebanyak 0,6% mol (kering). Batas minimum temperature reaksi adalah 650oC,
dimana reaksi berjalan sangat lambat pada temperature yang lebih rendah lagi. Gas
outlet dari secondary reformer mengandung sekitar 13,5-14% mol CO dan 7,5-8% mol
35
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
CO2, yang secara teoritis beresiko untuk terbentuknya karbon menurut reaksi
Boudouard, berikut:
2CO ↔ CO2 + C (yang berupa jelaga) (3.8)
Temperature gas keluaran secondary reformer yang sangat tinggi ini memerlukan
pendinginan. Pendinginan gas proses dilakukan di Waste Heat Boiler (E-0208), dimana
heat exchanger ini digunakan untuk menghasilkan satureated steam bertekanan tinggi.
Steam ini kemudian ditransfer ke steam drum (V-0201). Reaksi pada secondary
reformer dilakukan dengan bantuan katalis nikel (RKS-2-7H, RKS-2P). Katalis tersebut
diletakkan di atas bed alumina. Lapisan alumina ball dan alumina lump yang
ditempatkan di atas bed katalis berfungsi sebagai penyangga katalis dan melindungi
katalis dari kontak langsung pembakaran.
Berikut ini merupakan skema bagian dalam dari secondary reformer:
36
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
37
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
38
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
0305. Kondensat hasil proses pendinginan akan dipisahkan di proses gas separator (V-
0304) untuk dikirim ke condensat stripper (E-0701A/B/C) dan MDEA collection tank
(T-0304). Sedangkan produk gasnya akan dimasukkan sebagai umpan di CO2 absorber
(C-0302) dan CO2 removal.
39
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
ini (terutama panas laten dari kondensasi steam) dimanfaatkan untuk memanaskan BFW
preheater no, 2 (E-0213A/B), CO2 stripper reboiler (E-0302) dan DFW preheater no. 2
(E-0305). Hasil kondensat diambil di process gas separator (V-0304), dan gasnya
memasuki CO2 absorber pada temperature 70oC.
Untuk memperluas bidang kontak antara gas dengan cairan, dipakai bahan isian
berupa 2” IMTP CS rings untuk bagian bawah absorber, dan 1” IMTP CS rings untuk
bagian atasnya. Pada bagian puncak absorber dipasang 3 buah ibuble cap tray, yang
diberi umpan kondensat proses sebanyak 850-950 kg/jam untuk mencegah hilangnya
larutan terbawa aliran gas ke atas (entraiment). Skema proses CO2 removal adalah
sebagai berikut:
Pada sistem ini, absorbsi dilakukan pada tekanan tinggi dan temperature rendah.
Hal ini dilakukan untuk memperbesar efisiensi penyerapan CO2 dari gas proses,
sedangkan stripping CO2 dari larutan MDEA dilakukan pada tekanan rendah dan
temperature tinggi dengan mksud mempermudah pelepasan CO2 dari larutan, sehingga
larutannya dapat dipakai kem/bali. Perbedaan tekanan antara dua alat ini dimanfaatkan
untuk menggerakkan pompa larutan semi-lean (P-0301A) melalui sebuah hydraulic
turbine (TX-0301).
40
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
41
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
MDEA yang terikut (konsentrasinya sangat kecil). Hasil atas V-0306 ditekan di MDEA
recycle compressor (K-0301) lalu di-recycle ke CO2 absorber.
3.3.5 Methanation
Langkah terakhir dalam penyiapan gas untuk sintesis ammonia adalah metanasi,
yaitu proses dimana semua sisa okdsida karbon diubah menjadi metana, yang bertindak
sebagai gas inert di ammonia synthesis loop. Seperti disebutkan sebelumnya, semua zat
yang mengandung oksigen (misalnya CO2 dan CO) merupakan racun yang mematikan
untuk katalis sintesa ammonia. Proses metanasi terjadi di dalam methanator (R-0301).
Reaksinya merupakan kebalikan dari reaksi reforming, yaitu :
CO + 3H2 ↔ CH4 + H2O + panas (3.13)
CO2 + 4H2 ↔ CH4 + 2H2O + panas (3.14)
CH3OH + H2 ↔ CH4 + H2O + panas (3.15)
Reaksi diatas bersifat eksotermis, selama operasi normal kenaikan temperature
berkisar 25oC. Pada umumnya, apabila efisiensi penyerapan CO2 removal turun maka
akan menyebabkan kenaikan temperature yang tinggi di methanator. Setiap 1% mol CO
akan menaikkan suhu sistem sebesar 70oC dan setiap 1 % mol CO2 akan menaikkan
suhu sistem sebesar 61oC, sehingga temperature gas proses yang berasal dari outlet
methanator akan naik menjadi sekitar 350oC. Oleh karena itu, untuk mencegah kenaikan
suhu reaktor yang terlalu tinggi maka jumlah CO dan CO2 yang masuk methanator
dibatasi maksimal 0,43 % CO dan 0,1 % CO2. Parameter penting dalam reaksi ini adalah
aktivitas katalis, temperature, tekanan, dan kandungan uap air dari gas proses.
Temperature yang rendah, tekanan tinggi, dan sedikit kandungan uap air akan
mendorong pembentukan metana. Pada kisaran temperature yang akan
direkomendasikan, yaitu antara 280oC – 450oC maka praktis aktivitas katalis merupakan
satu-satunya parameter yang menunjukkan efisiensi metanasi. Aktivitas katalis
meningkat dengan naiknya temperature, tapi umur katalis (life time) akan menurun.
Skema proses metanasi adalah sebagai berikut:
42
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
43
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
dalam bentuk cair. Ammonia synthesis loop dirancang pada tekanan maksimal 155
kg/cm2G. Tekanan operasi normal adalah 140 kg/cm2G untuk first ammonia converter
(R-0501), dan sekitar 138 kg/cm2G second ammonia converter. Pada prakteknya,
tekanan operasi normal di R-0501 berkisar 360˚-482˚C untuk bed pertama, dan 369o -
439oC untuk bed kedua. Pada R-0502 kisaran temperaturenya adalah 375o - 418oC.
Setelah synthesis gas melewati R-0502, selanjutnya akan didinginkan sampai
temperature dimana ammonia akan terkondensasi. Panas reaksi yang cukup besar
(sekitar 750kcal/kg produk ammonia) dimanfaatkan untuk membuat HP superheated
steam di SG steam superheated (E-0500), membuat HP steam di SG waste heat boiler
(E-0501), dan sebagai HP boiler feed water preheater menggunakan boiler feed water
preheater (E-0502).
Proses yang terjadi pada unit ammonia sintesis dapat dilihat seperti pada gambar
proses synthesis loop dibawah ini:
44
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
45
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
sedangkan non condensable gas dikirim ke HRU dan ARU untuk digunakan sebagai
fuel di reformer.
Hasil bawah dari ammonia separator (V-0501) berupa ammonia cair akan
mengalami penurunan tekanannya sampai ±25 kg/cm2G akibat adanya flashing di let
down vessel (V-0502), kemudian mengalami penurunan tekanan kembali akibat
flashing pada flash vessel menjadi ±0,05 kg/cm2G sehingga temperaturenya juga turun
sampai -32,8oC.
46
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
47
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
memisahkan flash gas dari kondensat yang mungkin terbenuk pada saat proses
pendinginan tersebut. Bagian kondensatnya akan masuk ke knock out drum (V-0442)
untuk dipisahkan kembali dengan fase uapnya yang akan menjadi suction pada
refrigeration compressor (K-0441) stage kedua dan kondensatnya akan mengalir lagi ke
flash vessel (V-0503) kembali.
Setelah flash gas dikompresi akan dilakukan kondensasi pada ammonia
condenser (E-0510), kondensatnya berupa ammonia cair akan tertampung di ammonia
accumulator (V-0504) dan fase gasnya akan mengalir ke inert gas separator (V-0505)
untuk dipisahkan kembali dari kondensatnya, fase gasnya akan masuk ke ARU section.
Kondensat yang ditampung pada ammonia accumulator (V-0504)makan diekspansi
dahulu sebelum masuk ke 1st ammonia chiller (E-0506) dan make-up chiller (E-0509)
yang berfungsi untuk mengevaporasikan ammonia cair dengan menggunakan panas syn
gas kemudian gas yang terbentuk akan masuk ke knock out drum (V-0443) dan yang
liquid akan masuk ke purge gas chiller (E-0511) untuk dievaporasi kembali dengan
panas dari syn gas dan inert gas dimana nantinya fase gas akan masuk ke knock out
drum (V-0442) dan liquidnya masuk ke flash vessel (V-0503).
48
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Dibagian reforming, methanol dan ammonia mengalami proses reaksi kimia dan
hasilnya seperti nitrogen, hidrogen, dan karbon monoksida. Kondensat yang telah
distrip di dinginkan sampai temperature ± 90oC di dalam process condensate exchanger
(E-0701A/B/C) sekaligus sebagai preheat proses kondensat yang menuju ke process
condensate stripper. Kondensat yang telah di stripping kemudian di dinginkan lagi
sampai temperature 50oC dan dikirim ke unit demineralisasi sesudah melewati fuel NG
preheater (E-0101) dan stripped condensate cooler (E-0703). Jika kualitasnya tidak
memenuhi maka dikirim ke unit pengolahan air limbah.
49
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
stripper hingga 99% kemudian ammonia terambil dengan kemurnian produk ammonia
99% berat.
Aliran-aliran gas yang menuju bagian ARU/HRU adalah sebagai berikut:
1. Purge gas dari synthesis loop
2. Flash gas dari V-0502
3. Flash gas dari V-0505 Produk outlet hasil pengolahan:
4. Produk ammonia
5. Hidrogen untuk make-up syn gas
6. Fuel of gas
Purge gas dari synthesis loop dengan tekanan tinggi masuk HP scrubber (C-
0801) pada tekanan ±130 kg/cm2g dan temperaturee ±-5oC, unit ini berfungsi untuk
mengambil ammonia yang terkandung dalam purge gas. Purge gas lewat bottom,
sedangkan air masuk lewat top HP scrubber (E-0801) dipompa dengan HP scrubber
pump (P- 0801A/B). Packing di scrubber berguns untuk menghasilkan luas kontak yang
lebih besar antara purge gas dan air penyerap. Larutan ammonia mengalir dari bagian
bawah scrubber ke ammonia stripper (C-0803). Skema proses ARU & HRU
ditunjukkan dalam gambar berikut:
50
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Arus bagian atas HP scrubber (C-0801) telah jenuh dengan air dibagi menjadi
dua aliran, aliran pertama menuju ke membrane separator (Z-0901-XIA sampai Z-
0901-XII) dan yang kedua digunakan sebagai fuel of gas pada primary reformer.
Namun sebelumnya temperaturee scrubbed purge gas dinaikkan menjadi sekitar 50˚C
dengan feed heater (E-0805) memanfaatkan panas dari hot water yang keluar dari
ammonia stripper reboiler (E-0801) yang temperature gasnya dikontrol dengan
membypass aliran dari hot water disekitar feed heater. Temperaturenya dinaikkan
dengan maksud untuk merubah kondisi gas menjauhi kondisi jenuh agar kerja
membrane separator menjadi lebih optimum. Tumpukkan yang terdiri dari 9 membrane
separator (Z-0901-XIA sampai Z-0901XII) yang dipasang dalam 3 tumpukkan paralel
yang masing-masing separator terdiri dari 3 buah. Gas yang kaya dengan hydrogen
akan menembus lubang-lubang pada fiber dan meninggalkan lubang melalui gas nozzle
yang terdapat di bagian bawah tiap-tiap membrane separator.
Setiap outlet akan digabung menjadi satu dalam sebuah manifold sebagai produk
gas hidrogen dan diumpankan ke suction synthesis gas compressor. Tekanan dari
produk hidrogen adalah ±31,3 kg/cm2g yang merupakan di bagian suction compressor
ditambah frictional pressure drop pipa. Gas yang meninggalkan shell side dari
tumpukkan membrane separator terakhir yang hidrogennya sudah habis disebut aliran
non-permeate. Aliran non-permeate tekanannya dibiarkan turun dan keluar dari HRU ke
system fuel of gas pada tekanan ±7 kg/cm2g.
Let down gas (flash gas) serta inert gas yang bertekanan rendah digabung
dengan aliran recycle non condensable dari ammonia stripper menjadi gas umpan dari
low pressure scrubber (C-0802). Gabungan dari aliran bertekanan rendah tersebut
masuk ke bagian bawah low pressure scrubber (C-0802), dan air yang berasal dari
recycle di ammonia stripper (C-0803) yang beroperasi pada tekanan tinggi dilewatkan
dari bagian atas. Low pressure scrubber berisi struktur packing dengan effisiensi yang
tinggi, gas dari top scrubber akan digabung dengan non-permeate dari membrane
separator dan dialirkan ke system fuel off gas. Aliran larutan ammonia dari bagian
bawah low pressure scrubber dinaikkan tekanannya dengan low pressure scrubber
pumps (P- 0802A/B) agar bias masuk ke ammonia stripper (C-0803).
51
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Aliran larutan ammonia yang berasal dari high pressure dan low pressure
scrubber digabung dan dialirkan ke ammonia stripper (C-0803). Larutan ammonia ini
dipanaskan dengan memanfaatkan panas dari larutan ammonia pada bagian bawah
ammonia stripper (C-0803). Aliran ini kemudian diumpankan di bagian intermediate
dari ammonia stripper (C-0803). Steam medium pressure mengalir ke reboiler (E-0801)
sebagai media pemanas ammonia stripper (C-0803). Aliran steam diatas dengan kontrol
yang bertingkat untuk menjaga temperaturee dibagian bawah kolom dan memastikan
konsentrasi ammonia yang rendah di bagian bawah scrubber.
Kondensat dari steam terutama dikirim ke deaerator dan sebagian kecil dicampur
dengan aliran dari bagian bawah stripper. Arus dari bagian bawah kolom stripper dan
kondensat, steam kemudian digunakan untuk preheat umpan stripper di stripper heat
exchanger (E-0803) dan kemudian preheat umpan membrane di feed heater (E-0805).
Bagian bawah kolom stripper kemudian di dinginkan lebih lanjut dengan air pendingin
di scrubber water cooler (E-0804) sebelum dikembalikan ke high pressure dan low
pressure scrubber.
Gas ammonia di bagian atas dikondensasikan di condenser (E-0802). Ammonia
yang terkumpul dalam tray di bagian paling atas stripper dan produk ammonia cair
akan dikontrol dengan level control. Set point dari level control dapat diatur untuk
mengubah kecepatan refluks di dalam kolom. Sebagian kecil gas non condensable
terlarut didalam aliran larutan ammonia dan sebagian besar keluar dari bagian atas
kondensor dan dikembalikan ke low pressure scrubber (C-0802) sebagai inlet untuk
diambil ammonianya.
52
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
53
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
purger (E-9502). Uap dari drop leg yang mengandung sedikit gas tak terkondensasi dan
ammonia dialirkan ke tube purger agar ammonia terkondensasi sehingga dapat
dipisahkan dari gas yang tak terkondensasi. Purger ini akan melepaskan sebagian besar
dari gas tak terkondensasi dari aliran rundown production plant. Tenaga yang
digunakan untuk refrigerasi pada purger disuplai oleh sebagian ammonia liquid dari
economizer vessel. Liquid ini di flash pada tekanan rendah dan diuapkan di purger shell
kemudian dialirkan ke kompresor, ammonia yang terkondensasi pada tube side
dikembalikan ke storage tank, sedangkan gas tak terkondensasi di vent ke atmosfer
melalui vent stack yang terletak di top storage tank. Setiap Compressor Lube Oil System
memiliki sebuah oil separator, sebuah 4th Stage Coalescers, sebuah lube oil pump,
sebuah lube oil cooler, dan sebuah lube oil filter. Separator digunakan untuk
memisahkan minyak dari ammonia, sebagian besar minyak terpisahkan di separator ini.
4th Stage digunakan untuk memisahkan tetesan yang masih terikut di vapor ammonia.
Minyak kemudian dipompa dari separator ke lube oil cooler. Lube oil cooler dari
masing-masing kompresor di dinginkan dalam oil cooler bertipe shell & tube. Di sini
ammonia digunakan sebagai pendingin. Panas yang terkandung dalam ammonia coolant
dilepaskan via Thermosyphon. Rangkaian terpisah untuk pendinginan ammonia terdapat
dalam kondensor. Minyak disaring pada oil filter dan dimasukkan kembali ke
kompresor.
54
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
c. Heat Exchanger
Suatu alat penukar panas yang dilewatkan 2 fluida. Ada beberapa Heat exchanger
yang terdapat di PT KPI berdasarkan fungsinya, yaitu:
• Cooler
Media utama yaitu fluida panas dengan air sebagai media pendingin. Contohnya
adalah Oil Cooler (E4A) tipe shell and removable tube bundle dimana oli sebagai fluida
panasnya dan cooling water sebagai media pendingin.
• Heater
Media utama yaitu fluida dingin dan dipanaskan dengan media pemanas.
➢ Condensor
Kondensor digunakan untuk mendinginkan uap atau campuran uap sehingga
berubah fasa menjadi cairan. Media pendingin yang dipakai biasanya air atau udara. Di
PT KPI media yang digunakan yaitu cooling water, contohnya yaitu pada Cooler
Condenser (01W1105A/B/C/D) untuk mengubah fasa ammonia gas menjadi ammonia
liquid.
• Evaporator
Evaporator digunakan untuk penguapan cairan menjadi uap. Yang dimanfaatkan
alat ini adalah panas latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant cair.
Contoh penggunaan di PT KPI yaitu Ammonia Vaporizer (01W1101) pada Ammonia
Plant untuk menguapkan amonia dengan memanfaatkan panas latent dari steam.
• Chiller
Digunakan untuk mendinginkan fluida sampai pada temperatur yang rendah.
Temperatur fluida hasil pendinginan didalam chiller lebih rendah bila dibandingkan
dengan temperatur fluida yang didinginkan oleh pendingin air. Contohnya Air Dryer (I-
GB5002A/B) pada Instrument Air System.
d. Filter
Suatu peralatan yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak
diinginkan, yang terikut dalam aliran liquid atau gas. Contohnya:
• Process Air Filter (01F1103)
• Ammoia Gas Filter (01F1102A/B)
• Oil Filter (FI A/B)
55
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
• Pre Filter (I-FD5001 A/B) dan After Filter (I-FD5002 A/B) pada Instrument Air
System
e. Tenaga Listrik
Sumber tenaga listrik utama PT. Kaltim Parna Industri diperoleh dari steam
turbine generator (STG) dan sisanya dipenuhi oleh suplai daya listrik dari PT. Kaltim
Daya Mandiri (KDM). Saat operasi normal power sharing sekitar 85% STG dan 15%
GTG KDM. Kedua sumber tenaga utama tersebut mensuplai kebutuhan pabrik secara
kontinyu.
STG merupakan generator listrik yang mengubah energi gerak menjadi energi
listrik. Energi gerak generator diperoleh dari turbin yang diputar oleh steam dengan
tekanan ± 42 kg/cm2G (MP Steam). STG beroperasi 80% load dengan tenaga yang
dihasilkan sebesar 6 MW (4,8 MW pada operasi normal) dan tegangan sebesar 11 kV.
Bila suplai power dari KDM berhenti, secara otomatis kebutuhan listrik pabrik akan
disuplai oleh STG dan power dari emegency diesel generator (EDG). EDG merupakan
sumber tenaga listrik darurat dengan kapasitas ±700 KW yang digunakan pada saat
power failure untuk menggerakkan :
1. Emergency instrument air
2. Lube oil pump
3. Lighting emergency
Apabila terjadi kegagalan autostart pada EDG pada saat tenaga utama gagal,
maka ada tenaga cadangan AC dan DC untuk mensuplai secara kontinyu, tetapi lama
penggunaannya terbatas hanya 30 menit. Cadangan listrik digunakan untuk :
1) Instrument sistem
2) Fire Alarm sistem
3) Paging sistem
4) Switch gear dimain substation
Berikut ini merupakan bagan dari unit steam turbin generator:
Apabila daya yang dihasilkan oleh STG mengalami penurunan maka speed
turbine-nya dinaikkan dengan mengatur steam yang masuk. Kontrol EDG dilakukan
dengan mengatur speed turbine apabila terjadi perubahan frekuensi arus. Keuntungan
adanya STG yaitu STG PT. Kaltim Parna Industri dirancang untuk parallel running
dengan Gas Turbine Generator (GTG) PT. Kaltim Daya Mandiri sehingga fluktuasi
konsumsi listrik yang mendadak dapat dihadapi dengan baik.
57
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
masuk pada unit pemroses sebelumnya. Laju alir juga merupakan variabel manipulasi
dalam level controlling pada tangki penampung.
UNIT
CHLORINATION
PROCCES
PACKAGE
BOILER
DEAERATOR
LABORATORY
BLOWDOWN
EVAPORASI 3,3%
CHEMICAL
INJECTION SEWER DRAIN
SEA WATER
COOLING
TOWER
PROSES
COMPRESSED PLANT
AIR
MARINE
PLATE
EXCHANGER
N2
IA DRYER
GENERATOR
58
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Pada awal operasi, air laut akan dihisap dan dialirkan ke sea water intake pit
dengan menggunakan pompa vakum. Awalnya air akan masuk ke dalam intake head,
karena posisinya yang berada pada 7,3 m dari ICD (International Chart Datum) akan
menghasilkan kualitas air laut yang lebih baik karena oli dan debu urea tidak akan
terbawa ke sea water intake. Selain itu, pada intake head juga di-design dengan
menambahkan ram-ram besi disekelilingnya untuk mencegah hewan-hewan laut seperti
ubur-ubur masuk ke dalam unit sea water intake. Selanjutnya air laut akan mengalir
sendiri ke sea water intake pit karena adanya perbedaan tinggi permukaan air laut
dengan tinggi permukaan air di pit. Air laut ini disalurkan menggunakan sea water
pump yang merupakan pompa horizontal, sehingga memerlukan konsumsi power yang
rendah serta mudah untuk melakukan maintenance dibandingkan dengan jenis pompa
vertikal.
Di dalam pit, terdapat filter sebagai penyaring kotoran-kotoran yang ikut
terbawa ke sea water intake pump dengan menggunakan bahan kimia tambahan dari
unit klorinasi yang dapat membunuh mikroorganisme. Filter tersebut dilengkapi dengan
backwash pump untuk membersihkan kotoran yang tertahan pada filter, selain itu juga
dilengkapi dengan interlock sistem sebagai proteksi apabila ada hal-hal yang tidak
diinginkan. Misalnya, level air pada pit menurun maka pompa penyaluran ke unit
desalinasi atau sea water cooling tower (SWCT) akan trip atau mati. Chemical
treatment dari unit khlorinasi diinjeksikan ke area intake head secara meluas untuk
membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan tumbuhnya karang di intake
head.
59
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
b) Unit Desalinasi
Unit ini berfungsi untuk mengurangi kadar garam dalam laut yang akan
digunakan sebagai air umpan boiler dan air pendingin. Proses penghilangan kadar
garam ini dilakukan melalui proses penguapan pada tekanan rendah (vacum) yaitu -0,93
kg/cm2G dengan tujuan agar air laut yang masuk evaporator dapat teruapkan pada suhu
yang cukup rendah (tidak pada boiling point kondisi normal). Kondisi vacum sistem
diatur oleh first vent ejector. Kapasitas unit ini maksimal 120 m3/h dengan setting
conductivity kurang dari 15 µS/cm. Media pemanas yang digunakan adalah steam
dengan tekanan 8,5 kg/cm2G. Unit desalinasi ini menggunakan reheat type (pemanasan
ulang) yang terdiri dari tiga efek evaporator dengan heat reject section, main ejector,
vent ejector, ejector condensor, blowdown brine pump, pompa distilat, dan sistem
injeksi anti scale. Berikut merupakan bagan dan proses unit desalinasi:
60
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
akan berubah fasa menjadi cair sehingga menjadi produk distilat yang nantinya akan
bergabung dengan hasil kondensasi air laut. Air laut yang menguap pada efek pertama
masuk ke efek kedua lewat tube menguapkan umpan air laut yang masuk ke efek kedua
dari atas, sedangkan air laut yang tidak menguap, masuk ke efek kedua lewat bawah.
Begitu seterusnya sampai efek ketiga.
c) Unit Demineralisasi
Unit demineralisasi berfungsi untuk mengurangi kandungan ion positif (+) dan
ion negative (-) dalam air desalinasi. Kandungan ion dalam Boiler Feed Water (BFW)
akan menghasilkan scale atau kerak bahkan korosif di dalam boiler. Produk yang
dihasilkan diharapkan mempunyai conductivity 0,2 µS/cm. Produk air demin yang
dihasilkan dari unit demineralisasi ini selanjutnya digunakan sebagai air umpan boiler
(BFW), sebagai air pengencer dalam pembuatan larutan ang diinjeksikan ke dalam
sistem (O2 scavanger, Amine, dan lainnya), serta digunakan sebagai air make-up closed
cooling water (CCW). Umpan untuk unit demineralisasi ini berasal dari:
1. Air desal dengan kapasitas aliran 120 t/h
2. Steam condensate dengan kapasitas aliran 160 t/h
3. Process condensate dari process gas separator
4. Air Reverse Osmosis (RO)
5. TIE in dari PKT (import)
Berikut merupakan bagan dan proses unit desalinasi:
61
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Alat utama unit demineralisasi adalah tiga tangki mixed bed polisher yang berisi
kation resin dan anion resin dengan kapasitas masing-masing 175m3/jam. Ketiga tangki
mixed bed tersebut tidak beroperasi secara bersamaan tetapi dibuat dua unit beroperasi
normal dan satu unit diregenerasi atau stand-by.
Berikut merupakan bagan dari mixed bed polisher:
d) Unit Deaerator
Dari unit demineralisasi selanjutnya air akan dideaerasi di unit deaerator.
Deaerator merupakan alat yang digunakan untuk menghilangkan kandungan oksigen
terlarut dalam air. Tujuan dari proses deaerasi ini adalah untuk memenuhi kualitas air
umpan boiler sehingga tidak terbentuk kerak pada saat pembuatan steam di unit
package boiler, unit waste heat boiler, dan untuk membuat steam desuperheater.
Ada dua cara yang digunakan untuk menghilangkan kandungan oksigen terlarut
dalam air demin. Cara pertama secara mekanik yaitu dengan mengontakkan air dan
steam low secara counter-current, dimana air demin dipanaskan terlebih dahulu di E-
0305 selanjutnya di-spray dari atas menara. Steam low mengalir di bagian tengah unit
deaerator, PICA0224 sebagai pengatur tekanan dari air sebelum masuk unit. Cara kedua
secara kimia yaitu dengan menginjeksikan eliminox ke dalam air. Eliminox merupakan
bahan kimia untuk mengurangi kadar oksigen. Pada unit deaerator, oksigen yang
terlarut pada air BFW diharapkan kurang dari 0,07 ppm. Air demin yang telah diserap
kandungan oksigen terlarutnya (BFW) selanjutnya akan dipompakan dari deaerator
dengan menggunakan pompa P-0251A/B. P-0251A/B mensupply BFW pada dua level
tekanan, BFW tekanan tinggi (139,5 kg/cm2G) yang dikeluarkan dari stage terakhir, dan
62
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
BFW tekanan sedang (49,5 kg/cm2G) yang dikeluarkan dari stage tengah. HP BFW
digunakan untuk membuat HP steam dalam unit WHB (V-0201/E-0208/E-0501) dan
quench water untuk HP steam desuperheater (TV-0212A/B). sedangkan MP BFW
digunakan untuk membuat MP steam di dalam unit auxiliary boiler (H-1101). Berikut
ini merupakan bagan dari unit Boiler Feed Water:
63
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
unit package boiler. Sebelum masuk ke steam drum, BFW terlebih dahulu dipanaskan
dengan flue gas untuk menaikkan suhu BFW hingga 1270C. Agar panas dalam ruang
bakar boiler menyebar rata, maka dipasang Forced Draft Fan. Berikut ini merupakan
bagan dari unit package boiler:
64
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
65
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Gambar 3.19 Skema Pendingin Air Di Salah Satu Unit Seawater Cooling Tower
Prinsip kerja dari unit ini yaitu, air laut dialirkan dari sea water intake pit. Air
yang sudah dingin kemudian dialirkan ke unit Marine Plate Exchanger (MPE) untuk
kemudian bertukar panas dengan closed cooling water bertemperature tinggi yang
berasal dari proses. Sebelum masuk ke unit cooling tower, air laut sebagai media
pendingin banyak diinjeksikan zat kimia. Zat kimia tersebut diantaranya
1) Asam sulfat (H2SO4) sebagai pengontrol pH.
2) Dispersant untuk mencegah settlement di plate heat exchanger.
3) Biocide untuk mencegah bio-fouling
4) Chlorine sebagai anti bacteria.
66
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Sea water cooling tower yang digunakan pada PT. Kaltim Parna Industri bertipe
counter-current. Berikut merupakan beberapa keunggulan sistem sea water cooling
tower di PT. Kaltim Parna Industri, diantaranya:
1. Konsumsi air laut hanya 3,3% (570 ton/jam) dari air laut yang bersirkulasi
sebagai pendingin (17000 ton/jam).
2. Perubahan suhu air laut tidak begitu berpengaruh karena konsumsi air laut cukup
sedikit.
3. Biaya investasi lebih murah dibanding dengan sistem once through sea water
cooling sistem karena sistem tersebut memerlukan sea water intake dan outfall yang
sangat besar dan mahal investasinya.
4. Flow injeksi NaOCl yang dibutuhkan rendah sehingga tidak perlu tangki NaOCl.
Sedangkan kelemahan menggunakan sistem sea water cooling tower, yaitu:
1. Area yang diperlukan sea water cooling tower sangat luas.
2. Unjuk kerja sea water cooling tower sangat dipengaruhi kelembapan udara.
67
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Sea water circulation PT. Kaltim Parna Industri merupakan Closed Cooling
Water sistem dengan flow sirkulasi sebesar 17.000 m3/jam. Air proses masuk CCW
cooler pada suhu 44,7oC dan keluar bersuhu 35oC. Pengaturan suhu produk supaya tetap
pada nilai 35oC dilakukan dengan pengaturan flow rate dari sea water yang berasal dari
sea water cooling tower. Jika suhu air proses dari ammonia plant melebihi suhu
desainnya (suhu desain sebesar 44,7˚C) maka flow rate sea water dari sea water cooling
tower ditambah dan sebaliknya. PT. Kaltim Parna Industri mempunyai enam buah CCW
Cooler jenis plate heat exchanger yang terbuat dari titanium. Luas permukaan transfer
panas tiap plat sebesar 1764,87 m2. Titanium tidak akan terkorosi walaupun mengalami
kontak dengan air laut. Namun, akan rusak jika terkena metanol sehingga saat
pembersihan tidak boleh terlalu lama agar kecil kemungkinan kontak dengan metanol
yang terbawa udara (mengingat PT. Kaltim Parna Industri bersebelahan dengan PT.
Kaltim Metanol Industri yang memproduksi metanol).
Sistem pendinginan air proses oleh sea water di CCW cooler berlangsung secara
kontinyu. Untuk mengganti air proses yang hilang selama proses digunakan make-up
demineralization water. Pipa pengeluaran cooling water head tank untuk make-up air
proses dibuat cukup kecil untuk mencegah larutnya oksigen ke air proses yang akan
68
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
menyebabkan kerak. Salah satu keunggulan CCW cooler di PT. Kaltim Parna Industri
adalah kebutuhan power cooling water pump yang rendah karena plate head exchanger
diletakkan pada elevasi 2,8 m sehingga NPSH (Net Positive Suction Head) positif.
Air limbah yang dihasilkan dalam area proses dikumpulkan dalam MDEA
collection sump pit (T-0304). Air limbah yang dihasilkan daerah utilitas dikumpulkan
dalam contaminated rainy water pit (T-1101) kandungan oli dari air limbah akan
69
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
dipisahkan dibagian pemisahan oli dan pit dan di ambil dengan ledle. Air limbah di
pompa dengan P-0306 dan P-1101 dan dikirim ke nautralizing pit (T-2901) di dalam
sistem pengolaan air limbah atau ke neutralizing pit (T-2402) dalam unit demineralisasi.
Caustic soda (NaOH) atau sulfuric acid (H2SO4) di injeksikan ke dalam pit netralisasi
untuk menetralisasi air limbah. Injeksi dilakukan secara otomatis, jika air limbah dalam
neutralizing pit bersifat basa maka injeksikan asam sulfat, jika bersifat asam maka akan
injeksikan NaOH.
Gambaran operasi netralisasi di dalam sistem pengolahan air limbah adalah
sebagai berikut: Seandainya pH air itu rendah, valve di buka selama 10 detik untuk
injeksi kaustik soda dan kemudian ditutup kembali selama 30 detik (total Cycle = 40
detik). Jika pH air limbah tinggi, maka valve injeksi asam sulfat terbuka selama 10 detik
dan kemudian tertutup selama 30 detik. Waktu injeksi dan interval reinjeksi dapat
diatur. Blower udara disediakan untuk melarutkan caustic soda atau sulfuric acid, untuk
netralisasi dam memasukkan udara ke dalam pit. Air netralisasi dikirim ke treated waste
water pit (T-2902) air limbah yang sudah diolah dikirim ke OSBL chemical pond. pH di
pit netralisasi dijaga sekitar 7 sampai 9.
j) Unit Klorinasi
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan larutan natrium hipoklorit (NaOCl) atau
biasa disebut dengan kaporit dari air laut melalui proses elaktrolisis. Larutan NaOCl
yang dihasilkan akan digunakan untuk keperluan chemichal treatment beberapa unit,
seperti sea water cooling tower dan sea water intake.
Berikut adalah gambaran elektrolisis dengan arus DC yang terjadi oleh air laut di
sisi anoda dan katoda :
70
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Elektrolisis air laut dilakukan dengan melewatkan air laut dengan laju alir masuk
minimal 25 m3/jam ke unit elektrolisis yang terdiri dari anoda dan katoda yang dialiri
arus DC, seperti tampak pada gambar di atas. Elektrolisis air laut menghasilkan klorin
di permukaan anoda dan soda kaustik dan hidrogen di permukaan katoda. Klorin dan
soda kaustik mengalami kontak saat berada di ruang antara elektroda dan setelah
melewati ruang tersebut. Setelah berkontak kemudian keduanya akan bereaksi
menghasilkan natrium hipoklorit (NaOCl).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : NaCl + H2O + 2F → NaOCl + H2
Reaksi Anoda : 2Cl- → Cl2 + 2e-
Reaksi Katoda : 2Na + 2H2O + 2e- → 2NaOH + H2 Reaksi
di Elektrolizer : 2NaOH + Cl2 → NaCl + NaOCl + H2O
Pada proses elektrolisis, tidak semua garam di air laut terdekomposisi.
Garam yang terdekomposisi sebanding dengan banyaknya arus listrik yang
digunakan, sesuai dengan hukum Faraday, yaitu :
Dengan :
W = Massa garam yang terdekomposisi (gram)
I = Kuat arus (ampere)
Ɵ = waktu (detik)
Eq= Equivalance
F = Konstanta Faraday = 23062 kal/(v) = 96500 coulomb
Jumlah natrium hipoklorit yang dihasilkan dapat dengan mudah diatur dengan
mengatur aliran elektrolisis. Aliran elektrolisis diatur dengan pengatur aliran yang
disediakan pada transformer/rectifier yang diatur lewat panel kontrol. Sejumlah reaksi
samping terjadi pada permukaan anoda dan katoda setelah garam terdekomposisi. Oleh
karena itu, reaksi samping harus ditekan sekecil mungkin untuk mendapatkan natrium
hipoklorit yang optimal. Hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan anoda dan
katoda serta bentuk sel elektrolisis yang cocok.
71
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Apabila terjadi kegagalan autostart pada EDG pada saat tenaga utama gagal,
maka ada tenaga cadangan AC dan DC untuk mensuplai secara kontinyu, tetapi lama
penggunaannya terbatas hanya 30 menit. Cadangan listrik digunakan untuk :
1) Instrument sistem
2) Fire Alarm sistem
3) Paging sistem
4) Switch gear dimain substation
Berikut ini merupakan bagan dari unit steam turbin generator:
72
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
Apabila daya yang dihasilkan oleh STG mengalami penurunan maka speed
turbine-nya dinaikkan dengan mengatur steam yang masuk. Kontrol EDG dilakukan
dengan mengatur speed turbine apabila terjadi perubahan frekuensi arus. Keuntungan
adanya STG yaitu STG PT. Kaltim Parna Industri dirancang untuk parallel running
dengan Gas Turbine Generator (GTG) PT. Kaltim Daya Mandiri sehingga fluktuasi
konsumsi listrik yang mendadak dapat dihadapi dengan baik.
l) Unit N2 Generator
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan gas nitrogen berkadar 99,97% volume
dengan prinsip pemisahan nitrogen dari udara dengan menggunakan adsorben.
Adsorben yang digunakan adalah MSC (molecular sieving carbon). Adsorben MSC ini
memiliki karakteristik kinetik yang mengadsorbsi oksigen lebih cepat dari nitrogen.
Secara umum, adsorben mengadsorbsi gas pada kondisi bertekanan dan mendesorbsi
gas pada kondisi tidak bertekanan. Berikut ini merupakan bagan dari unit N2 Generator:
N2 generator ini memiliki dua adsorber (kolom adsorben) yang berisi adsorben.
Pada saat sebuah adsorber diberi tekanan dengan udara, adsorben mengadsorbsi oksigen
lebih banyak dari nitrogen selama waktu yang ditentukan. Sebagai hasilnya, oksigen
akan dipisahkan dari udara dan nitrogen terkonsentrasi pada outlet adsorber. Proses ini
73
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
74
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
3. Izin pemanfaatan
4. Izin penimbunan
5. Izin pengolahan
PT. Kaltim Parna Industri hanya melakukan pengelolaan limbah B3 hanya pada
bagian penyimpanan. Untuk langkah selanjutnya ditangani oleh pihak yang mendapat
izin untuk melakukan pengelolaan tersebut. Di PT. KPI ini, pengelolaan di limbah akhir
diserahkan kepada PT. KIE dengan memnuhi persyaratan buangan yang seusai baku
mutu lingkungan, sebelumnya telah diolah dalam unit Waste Water Treatment.
75
Laporan Magang Industri PT Kaltim Parna Industri
Bontang - Kalimantan Timur
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Setelah mempelajari proses pembuatan ammonia di PT. Kaltim Parna Industri,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Kapasitas desain ammonia anhidrat sebesar 1.500 MTPD.
2) Kualitas produk ammonia cair yang dihasilkan sangat baik, yaitu dengan kadar
99,9% dan sisanya berupa impuritis.
3) Produk ammonia sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan ekspor
4) Kondisi proses pembuatan ammonia di PT. Kaltim Parna Industri berada pada
temperature dan tekanan ekstrim. Temperatur yang sangat rendah terjadi pada
chiller ammonia dan temperatur paling tinggi terjadi pada secondary reformer.
Tekanan yang sangat tinggi digunakan untuk kompresi synthesis gas yang akan
masuk ke ammonia converter.
5) Integrasi panas pabrik ammonia PT. Kaltim Parna Industri sangat baik.
6) Pengendalian operasi pabrik cukup canggih dengan adanya Distributed Control
System (DCS) dan Process Hystory Data (PHD).
4.2 Saran
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) menjadi prioritas utama.
76