Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5

PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN KERJA PRAKTIK

DEPARTEMEN OPERASI PABRIK-

5 PT. PUPUK KALIMANTAN

TIMUR

Oleh:

Kadek Aditya Palaguna Sidi (1331010078)

Brendayani Anggun Leksono (1331010087)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL „VETERAN‟ JAWA TIMUR 

SURABAYA

2016

Page i
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kadek Aditya Palaguna Sidi (1331010078)

Brendayani Anggun Leksono (1331010087)

Catatan/komentar:

Tempat Kerja Praktek : PT. PUPUK KALTIM , Bontang, Kalimantan Timur

Periode Kerja Praktek : 21 Juli 2016 – 21 September 2016

Telah diperiksa dan disetujui,

Dosen Pembimbing
Pembimbing Lapangan

Dr.Ir. Srie Muljani, MT


Achmad Endin

Kepala Bagian Utility Pabrik-5


Tanggal:
Tanggal:

Page ii
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA

LAPANGAN

Kadek Aditya Palaguna Sidi (1331010078)

Brendayani Anggun Leksono (1331010087)

Laporan Praktek Kerja ini telah diperiksa dan disetujui oleh

PT. Pupuk Kalimantan Timur

Bontang, xx September

2016 Mengesahkan,

Pembimbing Lapangan

Achmad Endin

 NPK. 0903922

Mengetahui,

Manager Departemen Manager Departemen Diklat &


Managemen Pengetahuan
Operasi Pabrik-5

Ir. Lola Karmila


Rikho Dhyatmiko Arifianto, ST
NPK. 9003164
NPK. 0803756
Page iii
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan kerja praktik di PT.
Pupuk Kalimantan Timur dapat diselesaikan dengan baik.

Kerja praktik merupakan salah satu tugas yang harus ditempuh sebagai
 persyaratan menyelesaikan studi program strata 1 (S-1) di Departemen Teknik
Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada PT.


Pupuk Kalimantan Timur, yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun
untuk melaksanakan kerja praktik selama 2 (dua) bulan sejak 21 Juli s/d
September 2016. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa memberikan semangat,


dukungan dan do‟a,
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT., selaku Ketua Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Retno Dewati, MT., selaku Kepala Prodi Teknik Kimia Fakultas
Teknolgi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
4. Ibu Dr. Ir. Srie Muljani, MT., selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik.
5. Bapak Tathit Surya Arjanggi, S.Kom., selaku Manager Diklat &
Manajemen Pengetahuan PT. Pupuk Kalimantan Timur.
6. Bapak Rikho Dhyatmiko Arifianto, ST., selaku Manager Departemen
Operasi Pabrik-5.
7. Bapak Achmad Endin, selaku Kepala Bagian Utility serta pembimbing
tugas khusus.

Page iv
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

8. Bapak Si‟in, Bapak Mas‟ud, Bapak Bambang, Bapak Arya, Bapak


Rendrik, Mbak Winda, Mbak Suzanna, Mbak Ike, Mas Jhonatan dan
staff Diklat & Man. Pengetahuan atas bantuan dan kerja kerasnya.
9. Bapak-bapak supervisor, formen, dan operator di Departemen Operasi
Pabrik-5 yang telah membantu dalam pengerjaan tugas khusus.
10. Mas Annas selaku Process Engineering Pabrik-5.
11. Bapak-bapak driver bus dan car pool di PT. Pupuk Kalimantan Timur,
terimakasih atas tumpangannya.
12. Bapak-bapak Equator, terimakasih untuk konsumsi makan siangnya.
13. Teman-teman kerja praktik periode Juli-September 2016; Fira, Azmi,
Mia, Khalid, Ni Made, Giska, Ika, Ida, Tata, Iwid, Ka Astrid, Arif,
Mizwar, Afrian, Rizky, Riedle, Tanjung, dan masih banyak lagi, yang
sudah banyak memberikan canda tawa selama Kerja Praktik.
14. Teman-teman jurusan Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
angkatan 2012 dan 2013 yang banyak memberikan kabar, masukan,
saran, dan semangat.
15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat di sebutkan.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Akhir
kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bontang, Agustus 2016

 penyusun

Page v
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii

KATA PENGANTAR .................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................vi

DAFTAR TABEL......................................................................................iix

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1.
Latar Belakang...............................................................................1
1.2.
Tujuan...............................................................................................1
1.3.
Ruang Lingkup..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................3
2.1. Sejarah dan Profil Perusahaan...........................................................3
2.2. Visi Misi dan Nilai-Nilai Perusahaan..............................................11
2.3. Lokasi Pabrik ...................................................................................13
2.4. Lambang PT. Pupuk Kalimantan Timur .........................................14
2.5. Jenis Perusahaan..............................................................................18
2.6. Struktur Organisasi PT. Pupuk Kalimantan Timur ....................19
2.7. Tenaga Kerja dan Waktu Kerja.....................................................23
2.8. Fasilitas Publik .................................................................................24
2.9. Fasilitas dan Jaminan Sosial............................................................25

Page vi
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah dan Profil Perusahaan
Pertanian merupakan salah satu sektor pembangunan di Indonesia yang
mendapat perhatian besar dari pemerintah, mengingat Negara Indonesia adalah
salah satu negara agraris. Selain itu, dari sektor inilah kebutuhan masyarakat
akan
 pangan dapat terpenuhi. Dapat dikatakan bahwa pupuk memegang peranan
 penting dalam usaha-usaha meningkatkan hasil-hasil pertanian. Disamping
digunakan pada sektor pertanian, pupuk sendiri juga dibutuhkan di sektor
industri. Pupuk memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas produksi
hasil
 pertanian. Salah satu jenis pupuk yang banyak digunakan oleh petani adalah
 pupuk urea, yang memiliki fungsi sebagai sumber nitrogen bagi tanaman. Dalam
 peternakan, urea merupakan nutrisi makanan ternak yang dapat meningkatkan
 produksi susu dan daging. Selain itu, pupuk urea memiliki prospek yang cukup
 besar dalam bidang industry, antara lain digunakan sebagai bahan dalam
 pembuatan resin, produk-produk cetak, pelapis, perekat, bahan anti kusut dan
 pembantu pada pencelupan di pabrik tekstil. Oleh karena itu, kebutuhan pupuk
urea semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah salah satu anak perusahaan dari Pupuk
Indonesia Holding Company (PIHC) yang lahir untuk memenuhi kebutuhan
 pupuk yang semakin meningkat seiring dengan tingginya perkembangan pertanian
di Indonesia. Pupuk Kaltim merupakan perusahaan penghasil Urea dan Amoniak
terbesar di Indonesia. Kapasitas produksi mencapai 2,98 juta ton Urea dan 1,85
 juta ton Amoniak, 350 ribu ton NPK, dan 45 ribu ton pupuk organic per tahun.
Pada awalnya, proyek PT. Pupuk Kalimantan Timur dikelola oleh Pertamina
sebagai unit-unit pabrik terapung yang terdiri dari 1 unit pabrik amoniak dan 1
unit pabrik urea dengan beberapa bangunan pendukungnya di pantai. Hal ini
dengan pertimbangan jika sewaktu-waktu cadangan gas di Kalimantan Timur
habis, maka pabrik ini dapat dipindahkan ke daerah yang memiliki sumber gas
alam yang baru. Pabrik pupuk ini juga didirikan dengan adanya pertimbangan

[Type text] Page 3


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

sulitnya memperoleh pupuk dari dalam negeri. Sementara pada saat itu
 pemerintah sedang mengupayavan program swasembada pangan. Oleh karena itu
 pada tahun 1973, Pertamina mencetuskan ide untuk mendirikan pabrik terapung
ini. Peralatan pabrik mulai dibangun di Eropa pada tahun 1974 dengan alas an
karena dana untuk pelaksanaan proyek ini didapat dari pinjaman negara-negara
anggota Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Berdasarkan KEPRES No. 43 Tahun
1975 dibentuk suatu tim yang bertugas meninjau dan meneliti program
 pembangunan pabrik terapung tersebut. Setelah meninjau dan menilai kembali
konsep pabrik terapung ini, dengan memperhatikan aspek teknis dan bahan baku
maka pembangunan pabrik dilanjutkan di darat.
Berdasarkan Kepres No.39 Tahun 1976 dilakukan serah terima proyek ini dari
Pertamina ke Departemen Perindustrian oleh Direktorat Jenderal Industri Kimia
Dasar pada tahun 1976. Setelah penyelesaian proses hukum dalam rangka serah
terima peralatan pabrik di Eropa, maka pada tanggal 7 Desember 1977 didirikan
sebuah Persero Negara untuk mengelola usaha ini dengan nama PT. Pupuk
Kalimantan Timur. Proses pemindahan lokasi pabrik ke darat memerlukan
 perubahan dan penyesuaian desain pabrik setelah dilakukan berbagai pengkajian
dari segi teknis.
Berikut sejarah perjalana PT. Pupuk Kalimantan Timur:
Table 1.1 Sejarah Perjalanan PT. Pupuk Kalimantan Timur

No Tanggal Keterangan
1. 7 Desember 1977 Berdirinya PT. Pupuk Kalimantan Timur
2. 8 Januari 1979 Penandatanganan kontrak pembangunan Pabrik-1
3. 23 Maret 1982 Penandatanganan kontrak pembangunan Pabrik-2
4. 30 Desember 1983 Produksi pertama ammoniak Pabrik-1
5. 2 Februari 1984 Pengapalan pertama ammoniak ke PT. Petrokimia Gresik
6. 24 Januari 1984 Ekspor pertama Amoniak ke India
7. 15 April 1984 Produksi pertama pipik urea Pabrik-1
8. 24 Juli 1984 Pengapalan pertama pupuk urea ke Surabaya
9. 28 Oktober 1984 Peresmian Pabrik-1 dan Pabrik-2 oleh Presiden

[Type text] Page 4


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

10. 28 November 1985 Penandatanganan kontrak pembangunan Pabrik-3


11. 4 April 1989 Peresmian Pabrik-3 oleh Presiden RI
12. 9 Oktober 1996 Penandatanganan kontrak pembangunan pabrik POPKA
13. 23 Desember 1998 Penandatank ganan kontrak pembangunan Pabrik-4
14. 18 Februari 1999 Produvsi pertama Urea Granul pabrik POPKA
15. 6 Juli 2000 Peresmian POPKA dan pemancangan tiang pertama
Pabrik-4
16. 3 Juli 2002 Peresmian pabrik Urea unit 5 (Pabrik-4) oleh Presiden
17. 11 Februari 2003 Penugasan PT. Pupuk Kaltim untuk pendistribusian
 pupuk kawasan timur Indonesia
18. 17 Mei 2008 Pemancangan perdana proyek Pupuk NPK  Fuse
 Blending
19. 21 Mei 2010 Pemancangan tiang pertama pembangunan boiler
 batubara
20. 29 Juli 2011 Perancangan Program Gerakan Peningkatan Produksi
Pangan Berbasis Koporasi (GP3K)
21. 13 Oktober 2011 Peluncuran Pupuk Urea Bersubsidi Berwarna/ Urea  Pink
22. 18 April 2012 Penandatangan karung pupuk bersubsidi merek Pupuk
Indonesia oleh Menteri BUMN
23. 25 Oktober 2012 Peresmian proyek pembangunan Pabrik-5 oleh Presiden
24. 13 Maret 2014 Pengambil alihan Pabrik Amoniak milik PT. Kaltim
Pasifik Amoniak (PT. KPA) oleh PT. Pupuk Kaltim
25. 31 Maret 2014 Bergabungnya pabrik POPKA dengan Pabrik Ex-KPA
menjadi pabrik 1A
26. 19 November 2015 Peresmian Pabrik-5 oleh Presiden
Saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur telah mengoperasikan 7 unit pabrik
yaitu Pabrik-1, Pabrik-2, Pabrik-3, Pabrik-4, Pabrik-5, Pabrik 1A, Pabrik NPK,
dan Boiler Batubara. Setiap pabrik terdiri tiga unit yaitu unit Utility, unit
Amoniak, dan unit Urea, sedangkan Pabrik 1A yang merupakan hasil transfer
asset dar PT. Kaltim Pasifik Amoniak hanya mempunyai unit Utility dan unit

[Type text] Page 5


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

4. Mandau bitu melambangkan keluasan wawasan pemasaran.

5. Warna merah melambangkan dinamika kewiraswastaan.

Gambar 2.4 Merk Dagang Pupuk NPK Pelangi

Arti Merk dagang Pupuk NPK Pelangi :

1. Logo terdiri dari simbolisasi pelangi yaitu tiga bidang lengkung


dengan warna dasar unsur cahaya Merah, Hijau dan Biru (RGB).

2. Daun buah mewakili perusahaan Pupuk Kaltim yang sudah dikenal.

3. Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan, hasil


yang bermanfaat serta kemakmuran.

4. Tulisan Pupuk Kaltim berwarna biru menampilkan identitas produsen


untuk melengkapi ikon daun buah yang sudah ada.

5. Pemilihan tipografi/huruf tanpa kaki untuk mengesanka modern,


terbuka, dan responsive terhadap perkembangan.

6. Warna merah menggambarkan dinamika dan kecerahan harapan.

[Type text] Page 16


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

7. Warna hijau menggambarkan karakter sejuk, kesuburan, dan


kemakmuran sesuai dengan esensi pupuk yang memberi kesuburan
tanah.

8. Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi.

Gambar 2.5 Merk Dagang Pupuk Daun Buah

Arti Merk dagang Pupuk Daun Buah :

1. Logo diolah melalui penggabungan simbol daun buah yang sudah


menjadi symbol/ikon dari Pupuk Kaltim dengan ilustrasi stilasi
daun.

2. Simbol daun buah mewakili perusahaan Pupuk Kaltim yang sudah


dikenal.

3. Daun hijau melebar dan mengembang melambangkan kesuburan,


hasil yang bermanfaat serta kemakmuran.

4. Warna merah menggambarkan dinamika dan kecerahan harapan.

5. Warna hijau menggambarkan karakter sejuk, kesuburan, dan


kemakmuran sesuai dengan esensi pupuk yang memberi kesuburan
tanah.

[Type text] Page 17


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

6. Warna biru menggambarkan kemajuan dan manfaat teknologi.

2.5 Jenis Perusahaan

Pada saat ini PT. Pupuk Kalimantan Timur, mengoperasikan 5 buah pabrik
yaitu Pabrik-2, Pabrik-3, Pabrik-4, Pabrik-5, dan POPKA. Setiap pabrik terdiri
dari tiga unit yaitu unit Utility, Unit Ammonia, Unit Urea, sedangkan POPKA
hanya mempunyai Unit Utility dan Unit Granul.

Selain menghasilkan ammoniak dan urea, pabrik PT. Pupuk Kalimantan


Timur juga menghasilkan produk sampingan berupa nitrogen, oksigen, dan
karbondioksida. Selanjutnya untuk perkembangan produk selain produk tersebut,
maka dibuka beberapa anak perusahaan sebagai berikut :

1. PT. Kaltim Nusa Etika (KNE)

2. PT. Kaltim Multi Boga Utama (KMBU)

3. PT. Daun Buah

4. PT. Kaltim Cipta Yasa (KCY)

5. PT. Kaltim Adhiguna Dermaga (KAD)

6. PT. Kaltim Bahtera Adhiguna (KBA)

7. PT. Katim Industrial Estate (KIE)

8. PT. Kaltim Adventure Tours and Travel (KATT)

Selain itu juga didirakan juga beberapa perusahaan patungan dengan perusahaan
 besar Nasional dan Internasional, seperti:

1. PT. Kaltim Methanol Industri

2. PT. DSM Kaltim Melamine

3. PT. Kaltim Pama Industri

[Type text] Page 18


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

4. Departemen Kesekretariatan

5.Departemen Humas

6.Departemen K&MR

7.Departemen sispro

8.Departemen Diklat & MP

9.Departemen Kesra &

Hubind

10. Departemen Bangrir & Kinerja

11. Departemen Pelayanan Umum

12. Departemen Kamtib

13. Departemen Perwakilan JKT

14. KA Balikpapan

15. KA Perwakilan Samarinda

16. Departemen Penjualan PSO 1

17. Departemen Penjualan PSO 2

18. Departemen Distribusi

19. Departemen Penjualan Non PSO

20. Departemen Pelabuhan & Pengapalan

21. Departemen Promosi & Pelayanan

22. Departemen Pengadaan Jasa Distribusi & Pemasaran

23. Departemen Anggaran

24. Departemen Keuangan

[Type text] Page 21


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

25. Departemen Akuntansi

26. Departemen Operasi Pabrik 1

27. Departemen Operasi Pabrik 1A

28. Departemen Operasi Pabrik 2

29. Departemen Operasi Pabrik 3

30. Departemen Operasi Pabrik 4

31. Departemen Operasi Pabrik 5

32. Departemen Operasi Pabrik 6

33. Departemen Operasi Pabrik 7

34. Departemen Proses & Pengelolaan Energi

35. Departemen Laboratorium

36. Departemen ISTEK 1

37. Departemen ISTEK 2

38. Departemen Keselamatan & Kesehatan Kerja

39. Departemen Lingkungan Hidup

40. Departemen Perancanaan & Pengendalian Turn Around 

41. Departemen Pemeliharaan Listrik

42. Departemen Pemeliharaan Instrumen

43. Departemen Pemeliharaan Mekanik Lap.1

44. Departemen Pemeliharaan Mekanik Lap.2

45. Departemen Bengkel

[Type text] Page 22


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

46. Departemen keandalan Pabrik

47. Departemen Teknik & Kontrol Kualitas

48. Departemen Bisnis & Administrasi

49. Departemen Pengadaan Barang

50. Departemen Perencanaan Penerimaan & Pergudangan

51. Departemen Perekayasaan & Konstruksi

52. Departemen Pengadaan Jasa

53. Departemen Teknologi Informasi & Telekomunikasi

54. Departemen Penelitian & Pengembangan Bisnis

55. Departemen Manajemen Anak Usaha

56. Departemen Kontrak Bisnis

57. Departemen Manufacturing      Logam

Berikut ini struktur organisasi di PT. Pupuk Kalimantan Timur

2.7 Tenaga Kerja dan Waktu Kerja

PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki tenaga kerja sebanyak 2544 orang
yang tersebar di departemen-departemen yang ada di PT. Pupuk Kaltim. Waktu
kerja bagi karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur dibagi dua, yaitu karyawan
 shift dan non-shift  . Untuk pembagian kerja karyawan  shift  ,  , terdiri dari 3  shift
yang masing-masing bekerja selama 8 jam setiap  shift  . Adapun ketiga  shift
tersebut adalah:

 Day shift : pukul 07.00 –    15.00 WITA

Swing shift : pukul 15.00 –    23.00 WITA

 Night shift : pukul 23.00 –    07.00 WITA

[Type text] Page 23


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Sedangkan pembagian kerja untuk karyawan non-shift adalah:

a. Senin – Kamis : pukul 07.00 –  16.00 WITA


Jam istirahat : pukul 12.00 –  13.00 WITA
 b. Jum‟at : pukul 07.00 –  17.00 WITA
Jam istirahat : pukul 11.30 –  13.30 WITA

2.8 Fasilitas Pabrik

Untuk menunjang kelancara operasi pabrik, PT. Pupuk Kaltim mempunyai


sarana pendukung sebagai berikut :

1. Pelabuhan
 Dermaga I (Contruction Jetty) untuk kapal sampai 6.000 DWT

 Dermaga II ( Production Jetty) untuk kapal sampai 40.000 DWT


(ammonia dan urea)
 Dermaga III (Tursina Jetty) untuk kapal sampai 20.000 DWT

 Dermaga Quadran Arm Loader untuk kapal sampai 40.000 DWT


(urea)

Untuk operasi pelabuhan dipergunakan tiga tugboat dengan total kekuatan


4.700 HP dan rambu-rambu laut sepanjang 12 km. Sedangkan untuk fasilitas
muat barang; urea curah: 1.000 ton/jam, urea kantong: 125 ton/jam,
ammonia: 500 ton/jam.

2. Gudang
 Urea Curah : 70.000 ton
 Urea Kantong : 10.000 ton
 Ammonia : 52.000 ton
 Gudang Spare Part dan Chemical 

3. Unit Pengantongan Berkapasitas 2500 ton/hari


4. Laboratorium Uji Mutu yang hasilnya telah mendapat pengakuan dari
Badan Sertifikasi Internasional, ISO 17025
5. Industri Peralatan Pabrik (IPP)

[Type text] Page 24


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

6. Fasilitas Pemeliharaam Pabrik dan Pengadaan Suku Cadang ( Spare Parts)


7. Unit Pembangkit Listrik (GTG)

2.9 Fasilitas dan Jaminan Sosial

Karyawan PT. Pupuk Kalimantan Timur menerima fasilitas dan jaminan sosial
sebagai berikut:

1. fasilitas hunian dan kebutuhan rumah tangga


2.  program pension
3.  jaminan atas keselamatan kerja
4. Fasiitas rumah sakit dan tempat ibadah
5. Program tabungan hari tua
6. Fasilitas pendidikan: TK, SD, SMP, dan SMU
7. Fasilitas olahraga
8. Fasilitas perbelanjaan meliputi: supermarket dan pusat perbelanjaan

2.10 Peningkatan Mutu dan Pengolahan Lingkungan

PT. Pupuk Kalimantan Timur berupaya meningkatkan mutu dan pengelolaan


lingvungan. Hasil yang dicapai adalah keberhasilan merasi ISO 9002 pada tahun
1996, ISO 14001 pada 1997, dan ISO 17025 pada tahun 2000. ISO 9002
merupakan pengakuan dibidang system manajemen produksi dan instalasi ISO
14001 pada bidang manajemen lingkungan dan ISO 17025 dibidang laboratorium
uji mutu.

2.11 Spesifikasi Produk

2.11.1 Ammonia

Spesifikasi produk ammonia dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Kandungan air : 0.1% (max weight  )


2. Kandungan NH3 : 99.9% (min weight  )
3. KaKndungan minyak : 5 ppm (max weight)
4.  Insoluble gas : 500 ppm (max weight)

[Type text] Page 25


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

5. Temperatur : -33 (ke storage), (ke urea)

2.11.2. Urea Prill

Spesifikasi produk urea dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Kandungan ammonia : 46.3% (min weight  )


2.  Moisture : 0.5% (max weight  )
3. Biuret : 1% (max weight  )
4. Fe : 0.1 ppm (max weight  )
5.  Ammonia Free : 150 ppm (max weight  )
6. Ukuran partikel : 95% lolos antara 6-8 US mesh, 100% lolos
dari 6% US mesh
2.11.3. Urea Granul

Spesifikasi produk urea dapat dinyatakan sebagai berikut:

1.  Nitrogen : 46% (min weight  )


2. Biuret : 1% (max weight  )
3. Kandungan air : 0.5% (max weight  )
4. Besi : 1 ppm (max weight  )
5. Ammonia bebas: 150 ppm (max weight  )
6. Debu : 15 ppm (max weight  )
7. Temperatur : 50 (max)

8. Ukuran produk: 90% (min weight  ) untuk 2mm-4mm


9. Bentuk : granul

2.12 Pemasaran Hasil Produksi

a. Pemasaran Pupuk Urea


Produk pupuk urea PT. Pupuk Kalimantan Timur didistribusikan untuk
memenuhi kebutuhan di Indonesia bagian timur dan tengah yang meliputi
daerah:
1. Jawa Timur 
2. Bali

[Type text] Page 26


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

3. Kalimantan Timur 
4. Kalimantan Tengah
5. Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Utara
6.  NTB dan NTT
7. Maluku
8. Papua

Untuk pemasaran pupuk ke luar negeri yang dilayani oleh PT. Pupuk
Kalimantan Timur berdasarkan kuota dari APPI meliputi:

1. Malaysia
2. Vietman
3. Jepang
4. China
5. Srilangka
6. Philipina
 b. Pemasaran Ammonia
Produk ammonia sebagian besar diekspor ke luar negeri, antara lain:
1. Korea Selatan
2. India
3. Yordania
4. Tanzania
5. Spanyol
6. Thailand
7. Malaysia

2.13 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan adalah salah satu aspek penting dalam operasional pabrik


kimia. Kebanyakan masalah proses dan kerusakan peralatan dapat diatasi
atau diperbaiki dimana penanganannya membutuhkan perhatian adalah
antisipasi terhadap tingkat bahaya yang dapat mengancam keselamatan

[Type text] Page 27


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

3.2 Unit Klorinasi


Sistem injeksi klorin bertujuan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
(bakteri, lumpur dan alga) serta makro organisme (kerang, tiram dll) yang dapat
menyebabkan pembentukan deposit  di tube condenser  , peralatan dan perpipaan di
system pendingin air laut ( sea cooling water system).

Satu unit klorinasi (CX-1201) dibangun dekat dengan cooling water basin (AP-
1203). Unit ini berfungsi untuk menginjeksi larutan  sodium hypochlorite (NaOCl)
untuk mencapai sisa konsentrasi klorin dalam sirkulasi air larut sebesar 0.4 ppm di
 sea water (sw) circulation return header  .

Unit ini didesain untuk menghasilkan 60 kg/jam ekuivalen klorin dan memiliki
kemampuan dosing untuk 120% dari kebutuhan normal pada dosing rate  yang
direkomendasikan.

Unit klorinasi menghasilkan larutan  sodium hypochlorite (NaOCl) melalui proses


elektrolisa air laut. Reaksi elektrokimia yang terjadi sebagai berikut:

1) Reaksi primer di Anoda

2) Reaksi primer di Katoda

3) Reaksi sekunder

Sodium hypochlorite (NaCl) yang diperoleh dari reaksi sekunder efektif untuk
mencegah pertumbuhan biota laut seperti kerang laut, rumput laut dll. yang dapat
melekat di perpipaan, tube condenser  , dan  filter  . Larutan Sodium hypochlorite yang
dihasilkan oleh unit klotinasi diinjeksikan terus menerus ke dalam basin sedangkan
injeksi klorin di pipa  sea water intake (SWI) berasal dari unit klorinasi pabrik-4 dan
POPKA. Dengan adanya injeksi klorin, maka system air laut di pabrik akan
terlindungi dari masalah melekatnya pertumbuhan organisme laut. Berbeda dari

[Type text] Page 35


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

system injeksi gas klorin, system elektroklorinasi dapat menguraikan chlorine  yang
 berupa cairan (liquid  ). Dengan demikian, penanganan akan sangat mudah dan tidak
 perlu kuatir terjadi kebocoran gas berbahaya .

3.3  Sea/Sweet Cooling Water System

Cooling water system digunakan sebagai media pendingin untuk proses


maupun utilitas. Cooling water system terdiri dari 2 sistem:  sea cooling water dan
sweet cooling water   yang panas karena telah dipergunakan sebagai pendingin
fluida-fluida yang ada di pabrik. Sedangkan  sea cooling water digunakan untuk
mendinginkan
 sweet cooling water yang panas karena telah dipergunakan untuk mendinginkan
fluida-fluida di pabrik. Sea cooling water    juga di pergunakan di  surface
condenser untuk mengkondensasikan saturated steam yang berasal dari outlet
steam turbine.

3.3.1 Sea Water Circulation

Air laut yang berasal dari intake basin  dikirim ve cooling tower basin
(AP1203) sebagai make-up sea cooling water    dengan menggunakan control
flow FV-2220 untuk menjaga agar  flow make-up tetap konstan. Cooling tower
basin (AP1203) di desain untuk dapat menampung cadangan  sea cooling
water   selama 10 menit apabila  sea cooling water yang disirkulasikan sebanyak
59.000 m 3/jam dan tanpa make-up.

Chemical injection package untuk  sea cooling water    (CW1201) yang


meliputi beberapa chemical injection system dipersiapkan untuk sistem tersebut.
Chemical injection package didesain untuk beroperasi menginjeksikan asam
sulfaat, dipersant  , dan  shock dosing bromine. Untuk injeksi asam sulfat dan
dipersant dilakukan secara kontinu sedangkan  shock dosing bromine dilakukan
dengan konsentrasi sekitar 10 ppm selama 30 menit secara intermitten.

Sistem ini berbeda dari pabrik-pabrik lain yang ada di PT. Pupuk
Kalimantan Timur, karena air laut yang digunakan terus menerus disirkulasi dan
ketika dibuang ke laut sudah berada pada suhu yang mendekati suhu air laut pada
saat itu. Sedangkan pada pabrik lain, air laut setelah digunakan akan dibuang

[Type text] Page 36


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

langsung ke laut dalam keadaan suhu sedikit diatas suhu air laut. Sistem sirvulasi
ini digunakan oleh Pabrik-5 untuk menjaga kondisi lingkungan air laut tetap
terjaga.

3.3.2 Sweet Cooling Water

Sweet cooling water system merupakan sistem yang tertutup, disirkulasikan


oleh  sweet water circulation pump  (GA1202A/B/C/D). Sweet cooling water
merupakan pendingin yang umumnya digunakan di berbagai alat penukar panas di
unit Utilitas, Ammonia, dan Urea. Sweet cooling water merupakan air demin yang
digunakan sebagai pendingin.

Untuk menjaga rate  sirkulasi  sweet cooling water   yang hilang akibat
adanya penguapan ketika proses pendinginan, maka perlu ditambahkan make-up
 sweet cooling water yang berasal dari tangki penyimpanan  Demin water. 

Sama seperti air laut, sweet cooling water  juga diinjeksikan chemical   untuk
menjaga kualitas air pendingin. Chemical yang diinjeksikan adala anti-bakteri
untuk membunuh mikroorganisme serta alga yang dapat menyebabkan  fouling  di
 perpipaan atau peralatan dan juga untuk mencegah terjadinya korosi.

Untuk menjalankan sistem diatas, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung,


antara lain:

1. Sea Water Cooling Tower 


Salah satu peralatan utama di dalam sistem air pendingin adalah  sea
water cooling tower (EF1201) dengan tipe induced water cooling tower
(IDCT) yang memiliki beberapa ruang pendingin/ cooling  cell yang
 berjumlah 16 cell.  Masing-masing cell   dapat di operasikan secara manual
dan terpisah.

Kapasitas desain cooling tower ini sebesar 59.000 m3/jam atau setara
dengan 125% kapasitas total cooling tower  . Meskipun satu cell dalam
kondisi tidak beroperasi, cooling tower masih mampu memenuhi
kebutuhan maksimum untuk sea water cooling.

[Type text] Page 37


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

 Induced draft fans / kipas pendingin terletak di bagian paling atas


dari sea water cooling tower yang berfungsi untuk menarik udara melalui
 filling    / bahan isian (sebagai media penukar panas) dan keluar di titik
tertinggi yaitu  fan stack di atas masing-masing cooling cell  . Aliran balik
air panas yang berasal dari alat penukar panas salah satunya MPHE
( Marine Plate Heat Exchanger  ) dialirkan menuju sistem distribusi air
diatas tiap-tiap ruang dari masing-masing cooling cell  , dimana air tersebut
dipancarkan ke semua permukaan bahan isian penukar panas, maksimum
drift loss adalah 0,0005% dari laju alir desain. Air akan mengalami proses
 pendingin selama mengalir ke bawah melalui permukaan dari bahan isian
 penukar panas.

Air dingin yang keluar dari sisi bawah bahan isian ditampung
didalam sea water cooling tower basin terletak di bagian dasar  sea water
cooling tower  . Kanal dari beton akan mengalirkan air laut dingin menuju
tempat penampungan untuk selanjutnya dihisap oleh pompa dsn
diresikulasi menuju alat penukar panas dan  surface condenser. 

2. Chemical Injection Package untuk Sea Cooling Water 

Chemical injectuin package dibuat dalam satu lokasi dan tidak


terpisah dengan unit  sea water cooling tower untuk memudahkan
injeksi asam sulfat, bromine dan dispersant.

a. Asam sulfat digunakan untuk mengatur pH air laut sehingga


 berada pada range 7 –  7.8
 b.  Dispersant injection system disediakan sebagai  scale control
agent dan  suspended matter  di cooling system. Scale / kerak
muncul di cooling water system dikarenakan adanya mineral
yang melebihi ambang batas kelarutannya di dalam air. Kerak
yang terbentuk umumnya adalah calcium carbonate, calcium
 phosphate, magnesium silicate dan lain-lain.  Dispersant

[Type text] Page 38


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

keuntungan dibandingkan tipe tradisional seperti  shell & tube heat


exchanger,  antara lain desain dan ukuran yang lebih kecil, breat yang
ringan, memiliki luas perpindahan panas yang lebih besar serta lebih
muda dalam hal perawatan maupun perbaikan.

3.4 Sistem Desalinasi


Sistem desilinasi pabrik 5 menggunakan sistem Reverse Osmosis (RO) yang
terdiri dari seksi pre-reatretment   dan dua main pass RO yang dinamakan Sea Water
 Reverse Osmosis (SWRO) dan Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO).
Sistem RO untuk Pupuk Kaltim hanya digunakan di Pabrik 1 dan Pabrik 5.
Sumber bahan baku unit desalinasi tipe  Reverse Osmosis (CL1401) adalah air laut
yang berasal dari Sea Water Intake Basin (API1201). Unit desalinasi (CL1401)
mempunyai kapasitas produksi 2 x 150 m3/jam air tawar ( BWRO product) dan 60
m3 dari total produk SWRO di gunakan sebagai  potable water  . Produk air dari unit
desalinasi mempunyai kualitas TDS<1000 ppm untuk produk SWRO  dan
TDS<10ppm untuk produk BWRO.
Secara garis besar, proses yang terjadi didalam unit desalinasi adalah sebagai
 berikut:

Gambar 3.2 Skema Proses Pada Unit Desalinasi

[Type text] Page 40


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Berikut merupakan penjelasan beberapa sub unit dalam unit desalinasi:


1.  Pre-treatment 
Pada saat normal operasi, air laut dari unit  sea water intake basin
dipompakan masuk unit pre‐treatment menggunakan pompa sea waterpumps
(G  A1201 A/B). Unit  pre‐treatment  bertujuan untuk
meminimalkan
 pembentukan fouling pada membrane RO dan mengurangi downtime akibat
Cleaning In Place (CIP)  pada membrane. Air umpan RO setelah melewati
 proses pre-treatment   harus memounyai nilai SDI (Salt Density Index)
dibawah 3. Unit Pre-treatment terdiri dari peralatan sebagai berikut:
a. UF Booster Pump (CL-GA1417 A/B/C)
UF booster pupmp  berfungsi untuk mengalirkan air laut yang
berasal dari sea water intake pump ke UF system.
 b.  Automatic Strainer (CL-FD1412 A/B)
Air laut dari unit  sea water intake  pertama kali akan melewati
automatic strainer    dengan ukuran  screen 200 mikron. Biota laut seperti
ikan, kerang dan partikel besar yang adak di  sea water    akan tertangkap
 pada strainer  .
c. Ultra Filtration (UF) membrane System (UF001 A/B/C)

Ultra Filtration  berfungsi untuk menghilangkan partikel koloid


 suspended solid    dan bakteri yang terkandung dalam air laut outlet   dari
automatic strainer  , UF system terdiri dari 4 train, dimana masing-masing
train  terdiri dari 100 UF modul yang terpasang. Satu modul
UF  
didalamnya terdapat 7 membrane UF  .

Produk ultra filtration memiliki SDI yang rendah (pada umumnya 3)


dan turbidity yang rendah (umumnya < 0.2 NTU). Pengaplikasian UF 
 padka proses di pabrik mampu menghilangkan bahan kimia berupa
koagulan untuk proses pre-treatment  .

[Type text] Page 41


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

d. UF Permeate Tank 
UF Permeate Tank berfungsi untuk menampung produk air  permeate
keluaran UF membrane. Kapasitas tangki sebesar 300 m 3. Outlet tangki ini
akan dialirkan ke SWRO system.
2.  Reverse Osmosis

Desalinasi air laut menggunakan dua tingkatan membrane RO yaitu Sea Water
 Reverse Osmosis (SWRO) dan  Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), dengan
 produk desalinasi sebanyak 7,2 megaliteres per day (MLD) atau sama dengan

7.200 m3 /hari. Alat yang terdapat pada subunit reverse osmosis ini adalah:

a. SWRO Feed Pump (GA1419 A/B/C)


Terdapat tiga buah SWRO feed pump dengan mode pengoperasian dua pompa
 stand by. Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari UF permeate tank 
ke sistem SWRO.
 b. SWRO High Pressure Pump (GA1411 A/B/C)
Dua SWRO high pressure pump  dengan turbo-charger    (ER-1411A/B)
digunakan untuk menyuplai kecukupan tekanan  feed   di sitem SWRO.
c. SWRO Transfer Pump (GA1411 A/B/C)
Dua pompa SWRO transfer pump dengan mode pengoperasian 1 pompa
running dan 1 pompa stand by, digunakan untuk mengalirkan produk SWRO
tank untuk penggunaan umum ( portable water  ).
d.  Energy Recovery System
Tipe energy recovery system  yang digunakan didesalinasi  RO  adalah
turbocharger.   Reject SWRO  yang masih bertekanan tinggi dimanfaatkan
energinya di energy recovery system (ERS)  sebelum dialirkan kembali ke
laut. Energy yang ter-recovery  tersebut dimanfaatkan untuk menaikka
tekanan umpan SWRO.
e. Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) Membrane
Produk UF   pertama kali ditransfer ke sistem SWRO. Ada 2 train SWRO yang
akan dioperasikan pada kapasitas maksimal pada tekanan sekitar 50 kg/cm
2
G. Train SWRO  terdiri dakri 56 modul SWRO yang disusun secara
parallel.

[Type text] Page 42


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Masing-masing modul terdapat 7 elemen/ membrane SWRO. Produk


UF  dipompa untuk diumpankan ke membrane SWRO, yang akan membuat
pure water    melewati membrane  ke sisi yang
bertekanan rendah yang menghasilkan  permeate 
dengang TDS<1000 ppm. Sebagian besar
 pengotor/impurities pada umpan akan tertinggal menjadi reject   dan dialirkan
kembali ke laut. Sebagian produk SWRO  akan digunakan sebagai raw
material   untuk memproduksi potable water  , dan sisanya akan diumpankan
ke
 system BWRO untuk dilakukan treatment   lanjutan.
f. SWRO Product Tank 
Satu SWRO Product Tank dengan kapasitas 130 m3  digunakan untuk
menampung produk SWRO.
3.  Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO)
 Permeate SWRO ditampung di tangki produk SWRO sebelum diumpankan
ke  BWRO  sehingga menghasilkan produk desal seperti yang diharapkan.
Masing-masing train BWRO terdiri dari 18 module SWRO yang disusun secara
 parallel. Masing-masinng module terdapat 7 membrane BWRO. Reject BWRO
akan di recycle kembali ke tangki UF filtrate.
a.  BWRO feed pump
Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari SWRO product tank
ke sistem BWRO.
 b.  BWRO membrane
Pemilihan BWRO membrane didasarkan pada tingkat salinitas produk
air SWRO. Sistem  BWRO  mempunyai dua train dengan total module
sebanyak 252 buah membrane module. Masing-masing train terdiri
dari 126 membran module  yang berada di dalam 18  pressure vessel
(module). Kapasitas dari sistem membrane BWRO  ini sebesar 300
m3/jam.
4.  Reserve Osmosis Clean In Place
Dikarenakan sistem Membrane RO tidak memiliki sistem backwash, maka
untuk proses pembersihannya membutuhkan chemical cleaning membrane
secara periodic. CIP   umumnya dilakukan tiap 3-6 bulan sekali tergantung

[Type text] Page 43


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Tabel 3.1 Spesifikasi Proses Kondensat dan Kondensat Steam/Turbin

Air Proses Kondensat steam/turbin


Parameter Satuan Amoniak Urea Amoniak Urea Utilitas
Amoniak ppmwt Max 10 Max 1 2 2 2
Metanol ppmwt Max 50 - - - -
Total CO2  ppmwt Max 10 - 0,1 0,1 0,1
Silika(as S) ppmwt Max 0,01 Max 0,02 0,01 0,01 0,01
Urea ppmwt - Max 1 - - -
TDS ppmwt 0,5 0,5 4 4 4
Total Iron ppmwt 0,35 0,35 0,3 0,3 0,3
Bicarbonate ppmwt - - - - -
Carbonate ppmwt Max 10 - 0,1 0,1 0,1

Sedangkan untuk produk demin memiliki spesifikasi sebagai berikut:


Table 3.2 Spesifikasi Produk Demineralisasi

Product Requirement

Spesification Quality Unit

o Max 0,02 u/cm


Konduktivitas (pada 25 C)
Total tembaga (as Cu) Max 0,003 ppm

Total besi, (as Fe) Max 0,02 ppm

Silika (as SiO2) Max 0,02 ppm

 Na + K Max 0,01 ppm

Cr Max 0,02 ppm

- Process Condensate Treatment 


Kondensat proses yang telah diolah di unit ammonia dan urea di kirim
ke microfiltration automatic system (CM-FD1511) yang mempunyai
kapasitas pengolahan sebesar 180 ton/jam. Alat ini bertujuan untuk
mengurangi atau menghilang kan kadar  suspended solid yang
terkandung di proses kondensat. Sistem pennyarinngan ini dapat

[Type text] Page 46


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

memisahkan semua padatan yang terlarut dengan menggunakan filter


ukuran 5 micron  dan mempertahankan tingkat kebersihan kondensat
 proses. Hasil penyaringan proses kondensat kemudian dimasukkan ke
desalinated water tank (FB1401).
- Kondensat steam/turbine
Di pabrik 5,  steam  bertekanan tinggi dari OEP digunakan untuk
menggerakkan  steam turbin generator-1 (GT 1601) dan  steam keluaran
dari turbin dikondensasikan semua di  surface condenser (EA 1601).
Kondensat  steam  tersebut yang dikumpulkan di bagian cylindrical
hotwell fitted   pada bagian bawah dari  surface condenser sisi  shell 
kemudian dikirim ke desalinated water tank (FB1401) menggunakan
 steam condensate pump (GA 1601 A/B). Kemudian,  steam  bertekanan
sedang ( Medium Pressure Steam) digunakan untuk menggerakkan turbin
dari  sea water circulation pump (GT 1203 A/B/C),  sweet water
circulation (GT 1202 A/B/C) dan pompa sejenisnya. Tipe  steam turbin
yang menggerakkan masing-masing pompa tersebut adalah tipe
condensing,  dimana kondensat  steam turbin setelah didinginkan
di
 surface condenser,  dikumpulkan di bagian clyndrical hot well fitted yang
terletak di bagian bawah dari masing-masing  surface condenser  
sisi
 shell  -nya.
 b. Mikrofiltrasi
Proses kondensat disaring dengan menggunakan m icro filter   untuk
menghilangkan suspended solid  -nya. Micro filtration akan menghilangkan
 partikel padatan dengan ukuran lebih 5 micron. Selama filtrasi, kotoran
akan terperangkap pada  screen  dan mengakibatkan  pressure drop  pada
filter akan naik.  Pressure drop menunjukkan perbedaan tekanan inlet   dan
outlet micro filtration. Apabila kotoran yang terperangkap pada  screen
cukup banyak, maka tekanan outlet   akan turun. Ketika  pressure drop naik
0.5 kg/cm2, sinyal  pressure drop akan dikirim ke controller untuk melaku 
kan backwash.

[Type text] Page 47


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

c.  Mixed Bed Polisher 


Proses kondensat yang telah defiler bergabung dengan  steam kondensat dan
 produk desal untuk selanjutnya di proses dalam mixed bed polisher (CM-
FA1512 A/B/C), yang berisi resin kation dan anion menggunakan  MBPfeed
 pump(GA 1401 A/B/C). Resin kation berfungsi untuk menghilangkan
kation (seperti natrium, kalsium dan magnesium) dengan menggantikan
kation tersebut dengan ion hydrogen yang ada pada resin cation exchange.
Resin anion berfungsi menghilangkan anion (seperti klorida,  sulphate, silica
dan bicarbonate) dengan menggantikan anion tersebut dengan ion
hidroksida yang ada di resin anion exchange.
d. Regenerasi
Air demin (produk dari mixed bed polisher  ) ditampung dan juga digunakan
sebagian untuk proses regenerasi mixed bed polisher  . Sebagai zat yang
meregenerasi digunakan asam sulfat 98% untuk meregenerasi kation, dan
caustic soda 40% untuk meregenerasi anion. Pemasukan chemical dalam
 proses regenerasi menggunakan ejector   yang dilengkapi alat ukur  flow dab
 pengenceran chemical. 
e.  Netralisasi
Limbah dari proses regenerasi mixed bed polisher langsung mengalir ke
netralization pond  . Netralization pond di desain untuk menampung limbah
chemical dari unit demineralisasi dan desalinasi. Asam dan caustic (basa)
dari proses regenerasi akan saling menetralkan. Namun, masih dibutuhkan
chemical   untuk mengatur pH pada range 7.0-8.0 agar memenuhi standar
untuk dikirim ke outfall  .
3.6 Sistem Pembangkit Tenaga Listrik 

Kebutuhan energy listrik Pabrik 5 disuplai dari  steam turbine generator-1


(STG-1) berkapasitas 37.000 kVA (30 MW), 11kV dan 50 Hz.STG-1 terintegrasi
melalui trafo (00-TTR-101) 33/11kV dengan existing di pabrik lain PT. Pupuk
Kaltim. Perlu diketahui bahwa trafo 00-TR-101 juga difasilitasi neutral ground
resistant (00-NGR-101).

[Type text] Page 48


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

1. STG-1
STG-1 berlokasi di area Pabrik-5 yang sistem kelistrikan mampu beroperasi
 parallel secara kontinu antara Pabrik-5 dengan sistem integrasi 33 kV yang
menggunakan transformer Wye-delta dan transformer ini mempunyai
fasilitas On Load Tap Changer (OLTC)
2. STG-2
STG-2 berlokasi di area Kaltim-1 yang sistem kelistrikannya mampu
 beroperasi parallel secara kontinyu antara Pabrik-5 dengan sistem integrasi
33kV. STG-2 menggunakan transformer Wye-delta  dan transformer ini
mempunyai fasilitas On Load Top Changer (OLTC).
3.7  Steam System
Beberapa sumber utama  steam yang digunakan di Pabrik-5 antara lain disuplai
dari:
1.  Boiler Batubara yaitu  steam SH dengan tekanan 80,5 kg/cm2G dan suhu
480

2. Pabrik ammonia yaitu steam SHH dari waste heat boiler 


3. Pabrik Urea yaitu Steam SL.
Kegunaan utama  steam SH adalah untuk  power generator (STG-1 dan STG-
2), serta CO2 compressor di Pabrik Urea. Steam SM dengan tekanan
46kg/cm2G dan temperature 385 yang disuplai dari pabrik ammonia

dipergunakan untuk menggerakkan peralatan rotating di unit utility seperti


turbin dari  sweet water circulation pump (GT 1202 A/B/C), turbin dari  sea
water circulation pump (GT 1203 A/B/C) dan peralatan pendukung lainnya
yang digerakkan oleh turbin. Steam  SHH (123 kg/cm2G dan 150 )

dihasilkan dari unit waste heatboiler di pabrik ammonia digunakan untuk


menggerakkan masing-masing turbin  synthesis gas compressor   dan
refrigerant compressor.  Sedangkan kelebihan steam SHH akan di- letdown
menjadi  steam  SM. Steam SM di pabrik ammonia digunakan untuk
menggerakkan turbin dari peralatan rotating seperti process air
compressor  ,
 BFW pump,feed gas compressor serta sebagai media pemanas untuk alat
 penukar panas.

[Type text] Page 49


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

 steam 5,5 kg/cm2. Continuous blow down dari waste heat boiler EA-803 di
lakukan untuk mempertahankan tingkat kualitas dalam boiler. 

[Type text] Page 60


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

BAB IV

PROSES PRODUKSI PABRIK-5

4.1 Bahan Baku

4.1.1 Produksi Ammonia

Komposisi gas alam sebagai umpan masuk (inlet) adalah sebagai berikut :

Umpan Masuk (mol %)

1.  N2 : 0,08 %
2. CH4 : 83,72 %
3. C2H6 : 5,40 %
4. C3H8 : 2,88 %
5. iC4 : 0,55 %
6. nC4 : 0,62 %
7. iC5 : 0,21 %
8. nC5 : 0,14 %
9. C6 : 0,12%
10. C7 : 0,15%
11. CO2 : 6,13 %
12. S : 5 ppmv (normal / 50 ppmv (max) total S sebagai H2S
13. Moisture : 20 lbs/MMSCF
14. Hg : 300 ppv vol (perkiraan)

4.1.2 Produksi Urea

4.1.2.1 Ammonia
1. Bau :Tajam
2. Formula :Liquid
3. Warna : Tidak berwarna
4. Densitas (kg/m3) : 617
5. Korosif : Korosif terhadap (Cu) alloy tembaga

[Type text] Page 61


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

6. Kandungan air : 0,1% (max weight  )


7. Kandungan NH3 : 99,9% (min weight  )
8. Kandungan minyak : 5 ppm (max weight)
9.  Insoluble gas : 500 ppm (max weight  )
10. Temperatur : 20-38 oC

4.1.2.2 Gas CO2

1. Warna : Tidak berwarna


2. Bau : Berbau agak tajam
3. Densitas : Gas 1,977 g/L pada 00C
4. Korosifitas : Larutan karbonat adalah korosif terhadap carbon
steel 5. B.M : 44,01
6. Titik leleh : -56,60C
7. Titik didih : -78,50C

4.2 Uraian Proses Produksi

4.2 1 Unit Ammonia

 Ammonia Plant Kaltim-5 mempunyai kapasitas 2.500 MTPD ammonia pada


kondisi normal operasi dengan kapasitas desain 2.700 MTPD.  Ammonia  dan
karbon dioksida dari ammonia plant akan digunakan sebagai bahan baku untuk
urea  plant yang berada di luar dari   batterylimit ammonia plant  . Pada kondisi
normal, 1.978 MTPD  hot ammonia akan dikirim ke urea  plant    dan 522
MTPD cold ammonia akan di-transfer  ke storage. Ketika beroperasi pada
kondisi 2.700 MTPD maka sebanyak 722 MTPD cold ammonia  akan di-
transfer  ke  storage.
Kelebihan karbondioksida akan di-venting.   Ammonia plant    didesain dapat
 beroperasi secara kontinu dengan rate 60% atau 100% dari kapasitas normal.

[Type text] Page 62


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

 Ammonia plant menggunakan proses KBR Purifier dengan diagram blok


sebagai berikut:

4.1 Gambar Diagram Alir Proses Amonia

Sehingga secara umum, langkah-langkah prosesnya adalah sebagai


 berikut:

1.  Feed gas compression dan desulfurisasi

2.  Primary reforming 

3.  Process air compressor 

4. Secondary Reforming 

5. Carbon monoxide shift conversion

6. Carbon dioxide (CO2 ) removal 

7. Methanasi

8. Synthesis gas drying 

9. Cryogenic purification

10. Synthesis gas compression

[Type text] Page 63


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Gambar 4.12. Unit Sintesis Urea

Amoniak cair dengan tekanan 200 kg/cm2G dan temperatur 138oC dari
Second Ammonia Preheater (EA103) dari unit persiapan bahan baku mula-mula
diumpankan ke  HP Carbamate Ejector (EE101). EE101 menarik larutan Urea-
Carbamate dari EA101. Pada EE101, tekanan berlebih dari amoniak cair
digunakan sebagai tenaga penggerak untuk  mensirkulasikan urea di sintesa loop
serta rasio molar NH3/CO2dinaikkan dari 2.9 (Outlet EA101) ke 3.7 (Inlet
DC101) untuk meningkatkan reaksi sintesis urea. Larutan  Ammonia-Urea-
Carbamate dari discharge EE101 selanjutnya diumpankan ke DC10.
Campuran larutan Urea-Carbamate dan amoniak cair keluar dari EE101
masuk ke bagian bawah reaktor. Sebagian kecil gas CO 2(sekitar 18% dari total
CO2 yang diumpankan ke Unit Sintesa) dari CO2 Compressor (GB101) pada unit
kompresi amoniak dan CO2 disuplai ke DC101 bersamaan dengan udara
 passivasiuntuk menaikkan temperatur Reaktor ke 182-184 o C serta untuk
mendukung reaksi dehidrasi ammonium carbamate membentuk urea seperti
ditunjukkan pada reaksi kimia berikut:
2 NH3 (g) + CO2(g) NH4COONH2(s) + H2O(l) Q = + 157.5
kJ/mol (2)
( AmmoniumCarbamate)

[Type text] Page 89


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

 NH4COONH2(s ) NH2CONH2(s) + H2O(g) Q = -26.4


kJ/mol (3)
(Urea)

Reaksi pertama (persamaan (2)) untuk membentuk  Ammonium Carbamate


(atau“Carbamate”) dari Ammonia dan CO 2  berlangsung sangat cepat (konversi
100%) dan bersifat ekostermissementara reaksi kedua (Persamaan (3)) yaitu
dehidrasi  Ammonium Carbamate untuk membentuk urea bersifat endotermis dan
 berjalan sangat lambat. Karena 46% CO2 (dalam bentuk Carbamate dalam
fase liquid)  )  pada campuran  Ammonia-Urea-Carbamate dari EA101 sudah
terkonversi menjadi urea, DC101 berperan selanjutnya untuk melakukan
dehidrasi  Ammonium Carbamate membentuk urea dengan temperatur yang
lebih tinggi (182- 184 oC) dan rasio umpan NH3/CO2sebesar 3,7 sementara
EA101 berfungsi sebagai reaktor kedua. DC101 merupakan vertical bubble
column reactor yang dilengkapi dengan lima baffle  plate. Kelebihan ammonia
bebas bereaksi dengan CO2 membentuk
 Ammonium Carbamate, panas reaksinya digunakan untuk menaikkan temperatur
untuk selanjutnya dimanfaatkan pada reaksi dehidrasi  Ammonium Carbamate
membentuk urea ketika campuran  Ammonia-Urea-Carbamate mengalir
perlahan keatas bersama dengan bubbling gas CO2 dari bagian dasar ke atas
DC101. Konversi CO2 menjadi urea yang diperoleh tergolong tinggi, yakni
sekitar 63- 64% di mana terdapat 32%wt Urea pada outlet DC101.
Larutan sintesa urea yang meninggalkan bagian atas DC101 diumpankan
ke bagian atas DA101. Sebagian besar gas CO2 terkompresi (sekitar 82% dari
total CO2yang dimasukkan ke Unit Sintesa) dengan udara passivasi dari tingkat
keempat GB101 dimasukkan melalui bagian bawah DA101. DA101 adalah heat
exchanger tipe Shell & Tube Vertical Heat  Exchanger  . Pada bagian atas DA101,
fraksi uap mula-mula dipisahkan dan kemudian larutan Sintesa urea yang
mengandung urea, kelebihan amoniak,  Ammonium Carbamate dan airdipisah
secara merata pada masing- masing tube dengan “Swirl ” ” yang dipasang
pada masing masing bagian ujung tube  bagian atas DA101, yang membentuk
lapisan liquid film  pada dinding interior tube dengan aliran liquid melingkar.
Larutan

[Type text] Page 90


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

sintesa Urea kemudian mengalir kebawah sebagai lapisan  film tipis pada interior
tube, kontak secara counter-current dengan gas CO2 yang mengalir keatas dalam
tube.  Ammonium Carbamate yang tidak bereaksi terdekomposisi menjadi
Ammonia dan CO2 melalui reaksi pada persamaan (2) pada temperatur yang
tinggi. Saturated steam  bertekanan 20 kg/cm2G pada sisi  shell yang panasnya
digunakan untuk untuk mendekomposisi  Ammonium Carbamate di sisi tube akan
mengkondensasi di Saturation Drum (FA101). Ammonia dan CO2 yang
terdekomposisi ditransfer ke fase uap dibantu gas CO 2 sebagai media
stripping  .  Sebagian besar  Ammonium Carbamate dan ammonia yang terkandung di
larutan sintesa urea terdekomposisi dan dipisahkan di DA101, menghasilkan
larutan Urea yang terdiri atas 49% Urea, 12,9% Ammonia dan 12,7% CO 2.
Proses  stripping dikontrol dengan mengatur tekanan pada FA101. Off gas yang
telah mengalami
 stripping dikirimke bagian bawah EA101.
EA101 terdiri dari 2 seksi utama, yaitu seksi kondensasi-reaksi dan seksi
 scrubbing di bagian atas.  Packed bed disediakan pada seksi  scrubbing  pada
 bagian atas untuk meng-absorb Ammonia dan gas CO2 yang tidak terkondensasi
dari seksi kondensasi-reaksi ke dalam larutan Carbamate Recycle yang dikirim
dari GA102-A/B pada bagian atas  packed bed.  Overhead gas dari
seksi scrubbing
 bagian atas dikirim ke HP Absorber (EA401) di Unit Recovery untuk me-recovery
Ammonia dan gas CO2 lebih lanjut. Sebagian kecil overhead gas  EA101 (25
kg/cm2G) dikirim ke  HP Decomposer (DA201) pada Unit Purifikasi yang
memanfaatkan oksigen di overhead gassebagai udara  passivasiuntuk DA201.
Larutan Carbamate yang telah digunakan untuk mengabsorb Ammonia dan
CO2yang tidak terkondensasi di  packed bed dialirkan ke bagian bawah seksi
kondensasi-reaksi melaluipipa internal down-flow secara gravitasi.
Seksi kondensasi-reaksi dilengkapi dengan bundle U-tube vertical dan
9baffle plate. Seksi ini dioperasikan pada temperatur 180-182oC di mana
campuran amoniak dan gas CO2dari DA101 dimasukkan ke bagian bawah sisi
 shell untuk kontak dengan larutan  Carbamate dari seksi Scrubbing yang akan
menghasilkan  Ammonium Carbamate(persamaan (2)). Selanjutnya,  Ammonium
Carbamate didehidrasi membentuk Urea (persamaan (3)). Sekitar 46% CO2,
via

[Type text] Page 91


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

 Ammonium Carbamate sebagai intermediate product  , dikonversi menjadi Urea


sepanjang aliran keatas di sisi  shell  , kemudian akhirnya larutan Urea Carbamate
tertarik dari lorong overflow, setelah Ammonia, CO2 dan inert yang tidak
terkondensasi dipisahkan untuk dimasukkan ke DC101 melalui EE101.
Parameter operasi EA101, EE101, dan DC101 antara
lain; Kondisi outletEA101 - Konsentrasi Urea :26%wt
- Rasio molar NH3/CO2 :2.9%
Kondisi operasiEE101 - Tekanan Ammonia cair :195 kg/cm2G
Kondisi operasiDC101 - Rasio molar NH3/CO2 :3,7
 Boiler water disirkulasikan oleh Steam Condensate Circulation Pump
(GA109- A/B) pada sisi tube, dimana panas reaksi pembentukan  Ammonium
Carbamate  pada sisi  shell dimanfaatkan untuk membangkitkan  steam tekanan 5
kg/cm2G.  LP steam yang dihasilkan bersama dengan boiler water tersirkulasi
dimasukkankedalam Steam Drum  (FA102) dimana  saturated steam 5 kg/cm2G
dipisahkan dari boiler water  . 
Peralatan yang digunakan pada proses ini antara lain:
1. Reaktor Urea (DC101)
Urea diproduksi dengan reaksi yang sangat eksotermik dari NH 3dan
CO2membentuk ammonium carbamate (selanjutnya disebut sebagai carbamate)
diikuti oleh dehidrasi sedikit endotermik dari Carbamate untuk membentuk Urea.
Reaksi kimia yang terjadi di Reaktor (DC101) adalah dalam dua tahap:
2NH3 + CO2  NH2COONH4 +Q kkal (4.1)
 NH2COONH4  NH2CONH2 + H2O –Q Q  kkal (4.2)
Pertimbangan kondisi selanjutnya adalah, temperatur operasi 182 oC,

H2O/CO2mol rasio adalah 0,58; NH3/CO2mol rasio adalah 3,7 dan tekanan 155
kg/cm2Gdengan konversi CO2 mencapai 63%.
2. Stripper (DA101)
Stripper  berfungsi untuk menyerap dan mendekomposisi sisa karbamat
yang tidak bereaksi di reaktor urea. Reaksi dekomposisi ammonium carbamate
yang terjadi adalah sebagai berikut:
 NH2COONH4 2NH3 + CO2 - Q kkal (4.3)

[Type text] Page 92


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Proses dekomposisi berlangsung dengan adanya pemanasan dengan  steam


 jenuh bertekanan 22 kg/cm2G dan stripping oleh penguapan ekses NH3. Gas-gas
yang terdekomposisi dan teruapkan akan berkontak dengan larutan dari reaktor
secara counter  current di dalam tube-tube Stripper  . Reaksi dekomposisi
merupakan reaksi bolak-balik dan endotermis, sehingga reaksi tersebut akan
semakin baik pada tekanan yang lebih rendah, atau dengan penambahan panas.
Selama dekomposisi dan proses stripping di Stripper (DA101), reaksi
hidrolisis Urea menjadi faktor penting karena akanmenentukan efisiensi sintesis
Urea. Reaksi hidrolisis Urea dinyatakan oleh persamaan berikut.
 NH2CONH2(s) + H2O(l) 2NH3(g) + CO2(g)
Reaksi hidrolisa memerlukan Urea, yang merupakan produk yang
diinginkan sehingga kondisi harus dikontrol ketat untuk meminimalkan kerugian
dari produk. Hidrolisis lebih dipilih pada temperatur tinggi, tekanan rendah dan
waktu tinggal yang lama.
Pembentukan Biuret merupakan faktor lain yang harus dipertimbangkan
untuk desain dan operasional Stripper (DA101). Pada tekanan parsial NH 3 rendah
dan temperatur di atas 110oC, Urea terkonversi membentuk NH3 dan Biuret
seperti yang ditunjukkan oleh keseluruhan reaksi di bawah ini.
 NH2CONH2(s) NH2CONHCONH2(s) + NH3(g)
Reaksi di atas dapat dikurangi dengan menyediakan NH 3 dalam jumlah
 berlebih. Kandungan Biuret tidak boleh melebihi 1,0% wt yang dianjurkan untuk
 pupuk Urea pada umumnya. Hal ini sangat penting karena kandungan Biuret yang
tinggi dapat menyebabkan kerusakan tanaman. Dengan desain dan kontrol proses
dari langkah-langkah pengolahan, kandungan Biuret dalam produk Urea di Pabrik-
5 berada di bawah 0,8%wt pada kondisi operasi normal.
3. Carbamate Condenser
Kondenser ini berfungsi untuk mengkondensasikan gas-gas dari  stripper
dengan cara melarutkannya dengan larutan carbonate (istilah untuk larutan
karbamat encer) dari MP Section.
Campuran gas panas dari Stripper (DA101) dialirkan ke bagian bawah
Carbamate Condenser (EA101), di mana campuran gas dikondensasikan dan

[Type text] Page 93


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

diserap ke dalam larutan absorber untuk membentuk Carbamate untuk kemudian


menjadi Urea oleh reaksi dehidrasi Carbamate di sisi shell  .
Panas yang dihasilkan dalam Carbamate Condenser (EA101) oleh
 pembentukan Carbamate dan kondensasi NH3digunakan untuk menghasilkan
 steam tekanan rendah di sisi tube. Tekanan operasi secara substansial sama
dengan tekanan sintesisUrea.Tekanan  steam  yang dihasilkan di sisi
tubeCarbamate Condenser (EA101) disesuaikan dengan temperatur larutan keluar
Carbamate Condenser (EA101) yakni sekitar 180oC, sehingga diharapkan tekanan
steam mencapai 5 kg/cm2G pada normal operasi100%.
Carbamate Condenser (EA101) dioperasikan pad N/C rasio 2,9, yang
memberikan tekanan uap minimum pada sintesis Ureasolution. Waktu tinggal di
kondenser sekitar 20 menit yang memungkinkan reaksi sintesis urea mengikuti
reaksi pembentukan karbamat.
4. Carbamate Separator  (FA101)
Separator berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari campuran larutan
karbamat keluar Carbamate Condenser  .
4.2.2.1.3 Unit Purifikasi
Larutan Urea yang mengandung 49%wt Urea, 12,9%wt amoniak dan
12,7%wt CO2 dari bagian bawah Stripper(  DA101) diolah di Unit
Purifikasi, dimana  Ammonium Carbamate dan ekses Ammonia yang terkandung di
larutan Urea terdekomposisi dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan
 pemanasan. Larutan Urea dimurnikan hingga mencapai konsentrasi Urea 68%wt
dengan residual  Ammonia 0,5%wt pada outlet  Flash Separator (FA202), untuk
dikirim ke UnitKonsentrasi.
Dua tahap dekomposisi, yakni pada 16,5 kg/cm 2G dan 2,6 kg/cm2G
diterapkan untuk menghilangkan  Ammonium Carbamate dan excess
NH3  dari larutan Urea, sebelum diumpankan ke Unit Konsentrasi. Konsentrasi
larutan Urea di outlet Flash Separator   (FA202) adalah sekitar 68% berat.
Setelah menurunkan tekanan dari 155 kg/cm 2G menjadi 16,5 kg/cm2G,
larutan Urea dari DA101 bersama dengan uap yang ter- flash dimasukkan
kebagian atas  HP  Decomposer (DA201) yang dioperasikan pada tekanan 16,5

[Type text] Page 94


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

kg/cm2G. DA201 adalah alat penukar panas tipe vertikal, dimana sisi  shell
dipartisi menjadi seksi upper dan lower  . Pada bagian channel atas, uap ter- flash
dipisahkan dan hanya fase liquid yang mengandung Urea, ekses ammonia,
 Ammonium Carbamate dan air dibagi secara merata ke masing- masing tube
dengan “Swirl ” yang dipasang pada masing- masing top end tube, yang
membentuk lapisan film liquid  pada dinding interior tube dengan aliran liquid
melingkar. Larutan Urea kemudian mengalir ke bawah sebagai lapisan film tipis
 pada dinding interior tube, dipanasi dengan  LP steam dan  steam kondensat MP
dari bagian luar tube. Ammonium Carbamate yang tidak bereaksi terdekomposisi
menjadi Ammonia dan CO2melalui reaksi balik pada persamaan (2). Panas
kondensasi steam bertekanan 4,5 kg/cm 2G di seksi upper   dari sisi shell dan
panas
 sensible kondensat MP pada seksi lower dimanfaatkan untuk mendekomposisi
 Ammonium Carbamate  pada sisi tube. Temperatur bagian bawah DA201 harus
dikontrol dengan hati-hati antara 152 dan 153 oC untuk mencegah pembentukan
 biuret. Larutan Urea kemudian dimurnikan agar mengandung 60%wt Urea, 8%wt
Ammonia dan 3%wt CO2 kemudian dikumpulkan pada bagian bawah level
control. 
Larutan Urea meninggalkan bagian bawah DA201 kemudian dikirim ke
 LP Decomposer (DA202) dengan penurunan tekanan menjadi 2,6 kg/cm 2 G.
Larutan kemudian dimurnikan agar mengandung residual Ammonia sebesar
0,7%wt. DA202 merupakantower  yang dilengkapi dengan empat tingkat
tray
 section pada sisiupper,  shell&tube heater section pada bagian tengah, dan
packed bed section pada sisi lower  . Larutan Urea dari DA201 dimasukkan ke
bagian atas DA202 dimana uap ter- flash  pertama kali terpisahkan.
Selanjutnya, larutan Urea dimasukkan ke empat tingkat tray section
dimana sebagian besar residual
 Ammonium Carbamate dan ekses ammonia terdekomposisi.
Panas untuk mendekomposisi  Ammonium Carbamate dan distilat
campuran larutan Urea-Ammonia-Carbamate  pada tray section disuplai dengan
kondensasi uap air yang terkandung dalam campuran gas dikirim dari bagian atas
 Process Condensate Stripper    (DA501) di unit  Process Condensate Treatment  .
Distilat larutan Urea meninggalkan tray section memasuki seksi heater.  Pada
sisi
[Type text] Page 95
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

heater,  larutan Urea dibagi secara merata dengan “Swirl ” ke masing-masing


heating tube membentuk lapisan film liquid di dalam dinding tube. Pada tube,
 Ammonium Carbamate yang tersisa, secara termal terdekomposisi dan dipisahkan
sebagai campuran Ammonia dan gas CO2 kemudian dipanaskan sampai
temperature 135-138oC dengan steam bertekanan 4 kg/cm2G. Campuran Ammonia
dan gas CO2 dipisahkan di bagian bawah heater section dan dimasukkan ke bagian
top section. Larutan Urea meninggalkan heater section memasuki  packed bed
 section dimana residual Ammonia bebas di- stripping oleh gas CO2yang diambil
dari discharge tingkat pertama GB101 pada unit persiapan bahan baku (kompresi
Ammonia dan CO2). Setelah itu, larutan Urea dimurnikan agar mengandung
67%wt Urea, 0,7%wt Ammonia dan 0,4%wt CO 2 di  packed bed section lalu
dikumpulkan pada bagian bawah DA202 sebagai level control. 
Campuran ammonia dan gas CO2meninggalkan bagian atas DA202
dikirim ke  LP Absorber (EA402) di Unit  Recovery, sementara larutan Urea
meninggalkan bagian bawah DA202 dikirim ke FA202 (beroperasi pada 430
mmHgA), dimana residual ammonia dan CO2 dipisahkan lebih lanjut dengan
adiabatic flash dibawah tekanan vakum. Uap ter   flash  dikirim ke  Flash Gas
Condenser (EA506) di Unit Process Condensate Treatmentk  emudian larutan
Urea dikumpulkan di small compartment pada Urea Solution Tank (FA201)
atmosferik via pipa seal leg.  Larutan Urea mengandung 68%wt Urea dan 0.5%wt
Ammonia ditransfer ke Unit Konsentrasi selanjutnya dengan Urea Solution
Pump (GA201- A/B).Sebagian larutan Urea dibagi pada discharge GA201-A/B
untuk dikirimkan ke unit UFC sebagai bahan baku.
4.2.2.1.4 Unit Konsentrasi
Setelah Ammonia dan CO2tidak terkonversi (dalam bentuk Carbamate)
terdekomposisi dan dipisahkan dari larutan Urea pada Unit Purifikasi, larutan
Urea 68%wt dipekatkan hingga mencapai konsentrasi 96%wt melalui satu tingkat
evaporasi dibawah tekanan vakum di Unit Konsentrasi sebelum dikirimkan ke
Unit Granulasi. Meskipun pemekatan Urea dilakukan pada konsentrasi relatif
tinggi dan ketidakadaan Ammonia, reaksi pembentukan Biuret dari Urea yang
ditunjukkan padapersamaan (4) tidak dapat dihindari. Hal ini dapat ditekan

[Type text] Page 96


Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

II.2.1 Klasifikasi Membran


Jenis proses pemisahan dengan membran dapat dibedakan berdasarkan
 beberapa kriteria yaitu antara lain, gaya dorongnya, bentuk susunan modul,
struktur dan prinsip pemisahan.
II.2.1.1 Jenis membran berdasarkan gaya dorongnya.
Membran ditinjau dari gaya dorongnya dapat dikelompokkan dalam
 beberapa golongan antara lain seperti pada Tabel 2.1. di bawah ini.

Tabel 2 1. Klasifikasi proses membran berdasarkan gaya dorongnya, ukuran


partikel dan jenisnya.

Gaya Dorongnya organik  koloid 

ion suspensi solids

Makromolekul

ΔC Dialisis membran cair pervavorasi

ΔE  Elektrodialisis

ΔP Reverse Osmosis,Nanofiltrasi,
Ultrafiltrasi, Mikrofiltrasi

ΔT Distilasi membran

0,1 1 10 100 1 10 100

 Nanometer Ukuran Partikel Micrometer 

II.2.1.2 Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan


Terdapat tiga golongan membran berdasarkan struktur dan prinsip pemisahan :
a. Membran berpori,
yaitu membran dengan prinsip pemisahan didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel dengan ukuran pori membran. Selektivitas pemisahan
ditentukan oleh ukuran pori dan hubungannya dengan ukuran partikel yang

Page v
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

akan dipisahkan. Membran jenis ini biasanya digunakan untuk proses


mikrofiltrasi dan ultrafltrasi.
Definisi pori ada 3 jenis yaitu ;
a. makropori > 50 nm
 b. mesopori 2 < ukuran pori > 50 nm
c. mikropori < 2 nm
Dari data di atas maka membran mikrofiltrasi termasuk makropori
sedangkan membran ultrafiltrasi termasuk makropori dan mesopori.
b. Membran tak berpori,
yaitu membran yang mampu memisahkan molekulmolekul yang memiliki
ukuran sangat kecil dan tidak dapat dipisahkan dengan membran berpori.
Prinsip pemisahannya berdasarkan perbedaan kelarutan dan atau
kemampuan berdifusi. Sifat intrinsik bahan polimer membran menentukan
tingkat selektivitas dan permeabilitas. Metode sederhana untuk
karakteristik membran nonpori adalah menentukan permeabilitas terhadap
gas dan liquid.
c. Membran cair,
yaitu membran yang pemisahannya tidak ditentukan oleh membrannya
ataupun bahan pembentuk membran tersebut, tetapi oleh sifat molekul
 pembawa yang sangat spesifik. Media pembawa merupakan cairan yang
terdapat dalam pori-pori membran berpori. Permeselektivitas terhadap
suatu komponen bergantung terutama pada kespesifikan molekul
 pembawa.

Secara skematik jenis membran tersebut digambarkan pada gambar 2.2

Membran Berpori Membran Tak Berpori Membran Cair


Gambar 2.2 Jenis membran berdasarkan struktur dan prinsip
pemisahan

II.2.1.3 Jenis membran berdasarkan penyusunan modul


a. Penyusunan Modul
Unit operasi tunggal atau unit terkecil membran yang memiliki luas tertentu
dimana membran tersebut dirancang secara teknis untuk digunakan disebut sebuah
modul. Modul membran merupakan bagian inti dari suatu instalasi membran.

Page vi
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

Modul terdiri atas membran, struktur penahan tekanan, inlet feed, outlet permeate
dan outlet rententate.
Modul
Umpan

Permeate

Gambar 2.3 Skema Modul

Membran b. Tujuan perancangan modul ada tiga,

yaitu :
1. Untuk menjaga pada level membran, sirkulasi fluida yang diolah dapat berjalan
dengan baik dan tidak tergantung oleh adanya polarisai konsentrasi dan
endapan partikel.
2. Untuk menghasilkan modul yang kompak, sehingga diperoleh pertukaran luas
 permukaan maksimum per satuan volume.
3. Untuk menghindari kebocoran-kebocoran antara bagian umpan dan permeate.
Dalam perencanaan harus diperhatikan beberapa aspek penting yaitu
kerapatan pemasangan (packing density) yang tinggi, biaya pembuatan yang
efektif, kemudahan yang tinggi, biaya pembuatan yang efektif, kemudahan
 pembersihan membran, kemudahan penggantian membran, dan hold  –  up
volume yang rendah.

c. Macam-macam Tipe Modul Membran


1. Tubular
Modul tubular merupakan membran lurus yang dikelilingi oleh lapisan pendukung
 berpori (porous sublayer) dan tube penyangga. Umpan mengalir dibagian dalam
sepanjang tube dan permeate melalui membran ke dalam lapisan pendukung
 berpori (porous support tube) dan lubang-lubang pada porous support tube.
Diameter dalam tube ini berkisar antara 6 – 40 mm.

Gambar 2.4 Skema Modul Turbular


2. Plate and Frame
Modul ini terdiri atas lembaran membran dan plat penyangga (support plate).
Membran dan plat disegel dengan menggunakan gasket atau dapat juga direkatkan
langsung dengan heating seal (menggunakan panas) atau perekat tertentu untuk
membentuk suatu elemen membran yang menyatu. Beberapa elmen / plat ini

Page vii
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

(Gambar 2.10c). Untuk melewatkan air melalui membran, tekanan yang diberikan
harus lebih besar dari tekanan osmotik (tekanan osmotik air laut sekitar 25 bar).
Water Recovery Rate
Pada sistem RO, kita perlu memonitor secara rutin untuk memastikan sistem
membran bekerja dengan baik. Salah satu parameter untuk mengukurnya dengan
menghitung tingkat pemulihan air (water recovery rate), dengan rumus sebagai
 berikut:

Semakin tinggi persentase tingkat pemulihan (recovery rate) maka semakin kecil
konsentrasi air yang keluar membran (semakin murni pada permeate), hal ini
dapat juga disebabkan garam-garam terlarut mengendap dan meningkat
konsentrasinya diatas permukaan membran. Sistem membran RO untuk SWRO
 biasanya didesign memiliki tingkat pemulihan 45%.

II.2.4.3 Dasar-Dasar Proses Pengendapan

Dalam kegiatan pengoperasian Desalinasi tipe Reverse Osmosis (RO),


 problem atau kendala yang sering dijumpai adalah permasalahan mengenai
scaling dan fouling yang merupakan akumulasi endapan di atas permukaan
membran RO. Sehingga kita perlu memahami dasar-dasar dari proses
terbentuknya jenis endapan ini serta teknik atau cara antisipasi menghindari
terbentuknya endapan serta solusi jika memang endapan tersebut benar-benar
telah terbentuk.

Scale merupakan endapan mineral keras ( Hard Mineral Deposit) 


meliputi Calcium Carbonate, Calcium Sulfat, Calsium Fluoride, Calcium Phospat,
Barium Sulfat dan Silica.

Berbeda dengan istilah Fouling, dimana merupakan jenis endapan berasal dari
senyawa organik di alam meliputi lumpur/pasir, tanah liat, zat-zat yang termasuk
dalam ukuran koloid (colloidal & suspended matter) , oksida metal, manganese
(Mn), aluminium, biological growth  (bakteri, alga/ganggang), Sulphide dan
sulphur.

Fouling yang disebabkan oleh alga dan bakteri biasanya terjadi pada air umpan
yang berasal dari air permukaan. Bakteri akan menempel dan tumbuh diatas
 permukaan membran dan membentuk biofilm membentuk bioufuling yang dapat
menyebabkan problem dalam pengoperasian membran RO.

Page xv
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

II.3 Sistem UF dan RO Pada Unit Desalinasi di Departemen Operasi


Pabrik- 5
II.3.1 Sistem UF
Ultra Filtration berfungsi untuk menghilangkan partikel koloid, suspended
solid dan bakteri yang terkandung dalam air laut outlet automatic strainer.  Produk
ultra filtration mempunyai SDI yang rendah (umumnya < 3) dan turbidity yang
rendah (umumnya < 0,2 NTU). Pengaplikasian UF pada proses di pabrik
menghilangkan pemakaian koagulan untuk proses  pre‐t reatment.  UF didesain
sendiri oleh Hyflux dengan seri KristalTM. UF system terdiri dari 4 train, dimana
masing‐masing train terdiri dari 100 UF modul yang terpasang. Satu UF Modul
didalamnya terdapat 7 membrane UF.
Data Spesifikasi dari UF membrane system adalah sebagai berikut :
Parameter Satuan Spesifikasi

Fabrikator -  Hyflux

Jumlah Train  Ea 4

Jumlah Module Tiap Ea 100
Train

Total Jumlah UF Module Ea 400

Dimensi (Diameter x Mm/inch 216 x 2000


Panjang)

Luas Area M2/Ft2  50/538

Pure Water Flux LMH/GFD 190/112

 Material Housing - PVC

 Material End Caps - PVC

II.3.2 Sistem Reverse Osmosis


Desalinasi air laut menggunakan dua tingkatan membrane RO yaitu SWRO
dan  BWRO, dengan produk desalinasi sebanyak 7,2 megaliteres per day (MLD)
atau sama dengan 7.200 m3 /hari.
II.3.2.1 Seawater Reverse Osmosis (SWRO) Membrane
Produk UF pertama kali ditransfer ke sistem SWRO. Ada 2 train SWRO
yang akan dioperasikan pada kapasitas maksimal, beroperasi pada tekanan sekitar
50 kg/cm2G. Train SWRO terdiri dari 56 modul SWRO yang disusun secara

Page xvi
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

 pararel. Masing‐masing modul terdapat 7 elemen/membrane SWRO. Produk UF


dipompa untuk diumpankan ke membrane SWRO, yang akan membuat pure water
melewati membrane ke sisi yang bertekanan rendah yang menghasilkan  permeate
dengan TDS < 1000 ppm. Sebagian besar pengotor/impurities  pada umpan akan
tertinggal menjadi reject dan dialirkan kembali ke laut. Sebagian produk   SWRO
akan digunakan sebagai raw material untuk memproduksi  potable water,  dan
sisanya akan diumpankan ke system BWRO untuk dilakukan treatment lanjutan.
Sistem SWRO mempunyai 2 train dengan total module sebanyak 392 buah
membrane module. Masing‐masing train terdiri 196 membrane module yang
 berada di dalam 28  pressure vessel (module). Kapasitas dari sistem membrane
SWRO ini sebesar 437 m3/jam.

Data spesifikasi dari membrane SWRO sebagai berikut :


Parameter Satuan Spesifikasi

Fabrikator - Toray

Jumlah Train  Ea 2

Jumlah Module Tiap
Train Ea 196

Flow Permeate m3/Jam/Train  218

Dimensi (Diameter x
Panjang) inch/inch 8 x 40

Jumlah Pressure
Ea 28
Vessel/Train

Tipe Membran - Spiral Wound

 Recovery Rate % 45

Pressure Psi 1000

II.3.2 BWRO Membrane
Pemilihan BWRO membrane didasarkan pada tingkat salinitas produk air SWRO.
Sistem  BWRO mempunyai dua train dengan total module  sebanyak 252 buah
membrane module. Masing‐masing train terdiri 126 membran module yang
 berada di dalam 18  pressure vessel (module). Kapasitas dari sistem membrane
 BWRO ini sebesar 300 m3/jam.
Data Spesifikasi membrane BWRO sebagai berikut :

Page xvii
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

scale mineral, sedangkan cleaning dengan pH tinggi (pH sekitar 11-12) untuk
menghilangkan foulants seperti mikroorganisme dan senyawa organik. Secara
umum untuk pH rendah digunakan chemical berikut ini; Citric Acid pada pH 4
untuk menghilangkan iron, garam garam calcium carbonate, calcium sulfate,
 barium sulfate. Hydrochloric Acid (0,2%) untuk menghilangkan iron, manganese,
garam inorganic, koloid inorganik. Ascorbic Acid (Vitamin C) sangat efective
untuk penghilangan Besi dan Mangan. Chemical cleaning dilakukan dengan
metode sirkulasi larutan kimia pada membran, dengan flushing menggunakan air
sebelum dan sesudah proses chemical cleaning. Selama proses chemical cleaning,
fouling akan larut atau terlepas dan terbawa larutan kimia. Perlu dicatat bahwa
sifat membran RO akan mengalami penurunan performa setelah bertahun-tahun,
dan hal ini harus diperhitungkan ketika mengevaluasi keberhasilan dari prosedur
cleaning, selain parameter pressure drop membran (ΔP> 1,5 kg/cm2) dan Flow
 produk < design.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. Trans-Membrane Pressure (TMP) pada membran UF Salah satu parameter yang
dijadikan patokan untuk mengetahui kondisi membran apakah dalam kondisi
 bersih atau kotor. Batasan maksimal nilai TMP adalah 1,4 kg/cm 2.
2. Pada sistem RO, kita perlu memonitor secara rutin untuk memastikan sistem
membran bekerja dengan baik. Salah satu parameter untuk mengukurnya dengan
menghitung tingkat pemulihan air (water recovery rate), yaitu pada SWRO 45%.

V.2 Saran
1. Pada membran UF agar selalu memperhatikan parameter seperti pressure , TMP,
kandungan Cl2 dan flow produk, melakukan cleaning secara tepat waktu dan tepat
sasaran sesuai prosedur.
2. Pada membran RO agar selalu memperhatikan parameter seperti pressure, flow
 produk , recovery rate, ORP dan kandungan Cl 2.

Page xxii
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

DAFTAR PUSTAKA
Cheryan M.. 1986. Ultrafiltration Handbook. Technomic Publishing Co. Inc.
Lancaster.
Redjeki S, 2004. Kajian Perlakuan Awal desalinasi air laut dengan proses
 Mikrofiltrasi. Seminar Nasional Teknik Kimia”Kejuangan” 2004,
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran”Yogyakarta.
Simon G.P., (1986). “Desalination”, 59, August.
Departemen Teknik Kimia ITB. 2006.  Desalinasi Air Payau dengan Membran
 Reverse Osmosis (RO) Tekanan Rendah. http://library.its.ac.id.

Page xxiii
Laporan Kerja Praktik Departemen Operasi Pabrik-5
PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR

LAMPIRAN
Rumus perhitungan Trans-Membrane Pressure (TMP) :

Rumus perhitungan Recovery Rate :

Page xxiv

Anda mungkin juga menyukai