Langkah pertama dalam mendesain vessel adalah pemilihan tipe yang cocok untuk
pelayanan proses yang diinginkan. Faktor terpenting dalam pemilihan adalah lokasi dan fungsi
vessel, sifat fluida, temperature dan tekanan operasi serta proses.
Bejana tekan (Pressure Vessels) adalah tempat penampungan suatu fluida baik berupa
cair maupun gas dengan tekanan yang lebih tinggi dari tekanan atmosfir, pada umumnya sampai
dengan 15.000 Psi. Dimana tekanan tersebut bisa lebih besar dari tekanan udara luar bejana atau
lebih kecil dari tekanan udara luar bejana atau sering desebut dengan vacuum. Bejana tekan pada
umumnya bekerja pada suhu antara -3500 F hingga di atas 10000 F, dengan kapasitas yang sangat
besar hingga 95.000 gallon. Sehingga dapat pula digunakan sebagai ketel uap (Boiler), alat
pertukaran panas (Heat exchanger), Air receiver, bejana penyimpanan fluida baik udara, maupun
cairan.
Pressure Vessels paling sering digunakan sebagai media penampung fluida cairan, uap
air, atau gas pada tingkatan tekanan lebih besar dari tekanan udara. Pressure
Vessels menampung suatu unsur yang digunakan secara luas untuk berbagai aplikasi industri
yang mencakup bahan kimia, farmasi, makanan dan minuman, minyak dan bahan bakar, industri
nuklir, dan industri plastik.
Bejana tekan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kontruksi dan
bentuk, ukuran dan penggunaannya. Akan tetapi jenis bejana tekan yang diproduksi berdasarkan
kontruksinya adalah jenis bejana tekan silinder Torispherical head, yang digunakan sebagai Test
Separator.
Pada umumnya Pressure Vessel (Bejana Tekan) dapat digolongkan dalam beberapa
bentuk, yaitu:
1. Open tanks
2. Flat bottomed, vertical cylindrical tanks
3. Vertical cylindrical
4. Horizontal vessel
5. Spherical vessel
Bentuk vertical biasanya dipergunakan pada area yang sempit. Dan bentuk horizontal
dipergunakan jika tersedia area yang cukup luas, sedangkan bentuk bola biasanya digunakan
pada tempat yang memiliki fluktuasi temperature yang tinggi untuk mengantisipasi efek-efek
perpindahan panas.
Bejana tekan tersebut berbentuk layaknya sebuah silinder atau tabung. Bejana tekan ini
merupakan awal dari pembuatan bejana tekan selanjutnya. Bejana tekan silinder dibagi lagi
menjadi beberapa jenis sesuai dengan bentukhead yang digunakan.
Adapun bejana tekan yang digolongkan sesuai dengan bentukHeadnya antara lain :
Macam-macam bagian dan komponen pendukung bejana tekan yang sering terdapat dan
yang sering digunakan pada bejana tekan pada umumnya diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Shells
2. Heads
3. Flange
4. Katup (Valve)
6. Lifting Lugs
7. Saddle Plate
9. Pelat Nama
Shell adalah berfungsi sebagai dinding dari bejana tekan. Pada proses
pembuatan shell, biasanya digunakan jenis bahan sesuai dengan kegunaan dari bejana
tekan tersebut saat di lapangan nanti.
Untuk jenis bahan yang diperlukan pada proses produksi shelldigunakan material tipe pelat
SA 516 grade 70, yang merupakan suatu bentuk material standar baja Amerika dengan
tipe/nomor 516 memiliki tensile strength atau kekuatan tank sebesar 70.000 Psi dan tekanan
material pada suhu -20 sampai 650° F sebesar 17500 Psi. Tekanan desain (P) ditetapkan sebesar
82.737 bar atau 1200 Psi dengan temperatur desain 150 °F.
Material tersebut memiliki jumlah unsur paduan khusus < 8.0%. Baja
tersebut merupakan paduan dari unsur C-Mn-P-S-Si-Cb.
2.2 Teori Pengujian
Karena kekerasan mudah ditentukan maka cara pengujian ini sering digunakan untuk
pengendalian mutu pada proses-proses perlakuan panas, pembentukan dingin maupun pembentukan
panas. Bila nilai kekerasan merata, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat mekaniknya akan seragam
pula.
Salah satu cara pengukuran kekerasan adalah dengan metode Brinell. Pengujian Brinell
digunakan secara luas pada hasil-hasil pengecoran maupun penempaan. Pengujian kekerasan
Brinell menggunakan bola karbida berdiameter 10 mm atau 5 mm, sebagai
penekan (indenter), yang diberikan gaya (beban = F) sebesar 500 sampai 3000 kg. Beban tersebut
dipertahankan selama 10 - 15 second.
Untuk mendapatkan hasil pengujian yang baik, maka perlu dipersiapkan benda uji dengan
permukaan yang akan diuji dihaluskan dengan gerinda, dan pembacaan diameter bekas
penekanan (d) menggunakan kaca pembesar.
Untuk menghitung kekerasan bahan, digunakan rumus HB sebagaimana tercantum pada
gambar di atas. Pada alat penguji yang modern, pembacaan dapat dilakukan langsung pada
layar monitornya.