Anda di halaman 1dari 18

MUHAMMAD RIZKI (16641106)

PRODI MESIN PRODUKSI & PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
OUTLINE

01 LATAR
BELAKANG

02 PEMBUATAN

03 KESIMPULAN

2/21/2020 POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA 2


DESAIN PROFIL PERUSAHAAN
PT Kaltim Parna Industri (KPI) adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) terbesar
yang memproduksi Anhydrous Ammonia di Indonesia tepatnya Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Kapasitas desain ammonia yang dihasilkan PT. KPI sebesar 1500ton/hari dengan konsentrasi Ammonia
sebesar 99,95% sisanya 0,5 sebagai impuritis dengan bahan baku berupa gas alam (H2) dan udara (N2).

PT KPI mengkonsumsi gas alam


dari ladang gas alam seperti Vico,
pertamina hulu Mahakam dan
pertamina hulu Sanga-sanga. Yang
kemudian gas alam tersebut
dikumpulkan di stasiun gas
kilometer 53 tepatnya di Muara
Badak, dan dikirim ke area KIE
(Kaltim Industrial Estate) dan PT
Badak NGL. Kemudian gas alam
pada area KIE disalurkan ke PT
Kaltim Parna Industri.

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PEMBUATAN PROSES PRODUKSI
STEAM UDARA

NATURAL GAS
Secondary Shift
Desulpurisasi Primary Reformer
Reformer Converter

Converted Gas

Refrigeration NH3 Converter Methanator CO2


Absorber
Syn Gas

Liquid
NH3 CO2
Stripper

CO2

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES DESULFURISASI

 Berfungsi sebagai Adsorbsi


(penyerapan) sulphur.
 Sebelum digunakan sebagai bahan
baku gas alam harus dihilangkan
kandungan sulfurnya karena sulfur
merupakan racun bagi katalis
primary reformer dan low
temperature converter dan sulfur
dapat menyebabkan terjadinya
fouling sehingga kerja katalis tidak
maksimal

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES PRIMARY REFORMER

Kemudian gas alam tersebut


dialirkan ke unit Reformer yang
berfungsi untuk memutuskan ikatan
karbon rantai panjang dari gas
umpan. Dibagian ini gas hasil
desulphurisasi akan diubah menjadi
gas bahan baku sistesis ammonia
melalui katalis reformer yaitu Nikel
dengan steam dan penambahan udara
sehingga menghasilkan Hidrogen

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES SECONDARY REFORMER

Fungsi dari unit ini sama seperti


primary reformer yaitu untuk
mereaksikan gas alam dengan
steam sehingga menghasilkan
Hidrogen, hanya saja yang
membedakan adalah sumber
panasnya dimana secondary
reformer panas reaksi diperoleh
secara langsung dari panas
pembakaran campuran gas dan
udara didalam reaktor.

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES HIGH TEMPERATURE CONVERTER

Gas keluaran dari proses reforming


masih mengandung CO dan CO2
yang harus dihilangkan karena
merupakan racun bagi katalis di
ammonia converter.

Fungsi dari HTC adalah untuk


mereaksikan Gas proses outlet
Secondary Reformer, yaitu karbon
monoksida (CO), menjadi karbon
dioksida dan hidrogen)
Sehingga HTC digunakan untuk
mencapai energy aktivasi dan
mempercepat laju reaksi

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES LOW TEMPERATURE CONVERTER

Proses ini bertujuan


untuk mendapatkan
kesetimbangan reaksi
pengkonversian CO
menjadi CO2 dan
Hidrogen. Sedangkan
produk gasnya akan
dimasukkan sebagai
umpan di CO2
removal.

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES CO2 REMOVAL

Gas keluaran dari low


temperature converter masih
mengandung CO2 berlebih
sehingga gas tersebut harus
diproses terlebih dahulu di
CO2 Removal untuk
menghilangkan kandungan
CO2 karna CO2 dapat
menjadi racun bagi katalis di
converter dan dapat merusak
kualitas produk Amonia.

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES METHANATOR

Langkah terakhir
penyiapan gas adalah
metanasi, yaitu proses
dimana semua sisa oksida
karbon dirubah menjadi
metana, yang akan
bertindak sebagai gas
inert di ammonia produk.

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES AMMONIA CONVERTER

Untuk mereaksikan
Hidrogen dengan
Nitrogen sehingga
menjadi Ammonia.
Tetapi pada fase ini
ammonia masi berfase
gas sehingga harus
dilakukan pendinginan
pada proses refrigeran

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


PROSES REFRIGERATION

Tugas utamanya adalah


mengkondensasikan
amoniak, yang dihasilkan
dalam converter.
Maksud dari kondensasi
disini adalah ammonia yang
masuk dalam converter
akan mengalami pemanasan
sehingga akan membentuk
ammonia dalam fase gas
sehingga harus didinginkan
agar fase ammonia dalam
bentuk liquid (cair).

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


KESIMPULAN HASIL PRODUKSI

Urea, NPK, DAP

H
N Ammonium
Nitrate
H H

Acrylonitrile

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


DIAGRAM FISHBONE
METHOD MACHINE

SOP
Kerusakan Rendah
Mesin
Layout
Produksi Mesin Tua Kesalahan
Mesin Tidak
Setting
Desain Layout Diservis Dengan
Kurang Efektif Rutin
KUALITAS DAN
1 2 3 4 KUANTITAS PRODUK
Kapasitas YANG DIHASILKAN
Bahan Baku RENDAH
Rendah Leader
Rendahnya
Perawatan
Bahan Baku Pengalaman
Skill Kerja
Bahan Baku
terbatas

Motivasi
MAN
MATERIAL Created by
POWER
Muhammad Rizki
Rendahnya kualitas bahan baku ternyata mempengaruhi kualitas produk
Dan ternyata ada hal lain yang menyebabkan bahan baku ini bermasalah
Dikarenakan suplay bahan baku dari supplier mempunyai kualitas
Standar yang berbeda
MATERIAL
KESIMPULAN FISHBONE

Tata layout yang tidak mendukung proses produksi sehingga


Memperlambat jalannya produksi
METHOD
(hanya mempengaruhi lamanya produksi)

MACHINE Kesalahan setting mesin yang tidak sesuai dengan standar produk yang
ingin dihasilkan

MAN POWER
Pengalaman kerja yang rendah membuat hasil produksi kurang maksimal
Hal hal lain juga ikut mempengaruhi seperti skill (keahlian), motivasi.
Kepemimpinan seorang mandor juga mempengaruhi karyawan dalam
Bekerja untuk menghasilkan produk yang berkualitas
MANAJEMEN MUTU

Manajemen mutu tidak


hanya berfokus kepada
Dalam manajemen mutu produk tetapi
mutu terdapat 3 juga cara untuk
komponen utama mencapainya.
Manajemen Mutu PT KPI
yaitu : Manajemen mutu
1. Pengendalian menggunakan jaminan
??????????
Mutu. mutu dan
2. Jaminan Mutu. pengendalian terhadap
3. Perbaikan Mutu. proses dan produk
untuk mencapai mutu
secara lebih konsisten

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai