*Email : azizahdhiafakhri02@gmail.com
Abstrak. Petrokimia yaitu produk-produk atau bahan-bahan yang di produksi dari gas
bumi dan minyak. Industri Petrokimia terdiridari 2 bagia yaitu Industri Petrokimia hilir
dan Industri Petrokimia hulu. Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui
perusahaan industry petrokimia di Indonesia, bagaimana proses produksi produk
petrokimia dan bagaimana penanganan limbah yang dihasilkan dari industry ini. Bahan
dasar yang digunakan yaitu oelofin, Aromatik, dan Gas Sintesis. Manfaat dari produk
Industry Petrokimia diantaranya adalah dalam pembuatan peptisida, solvent, methanol,
petroleum cokes, pilytam PP, dan lilin. Adapun dampak dari industry petrokimia adalah
dapat mengurangi daya dukung alam dan dampak yang berhubungan dengan masalah
social masyarakat.
1. Pendahuluan
Industry petrokimia merupakan industry yang bergerak dibidang pengolahan minyak
bumi dan gas alam dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia akan bahan-bahan
kimia yang dihasilakn dan pemanfaatannya dalm menunjang kegiatan manusia [1].
Na2SO4 merupakan salah satu zat yang digunakan dalam pembuatan pupuk kalium sulfat
yang kemudian direaksikan dengan kalium klorida yang nantinya berguna dalam
pembuatan pupuk kalium sulfat[2]. Di Indonesia perusahaan Petrokimia yang paling
besar adalah Pertamina. Petrokimia Pertamina mempunyaibahan baku gas bumi dan
minyak seperti Kilang Methanol yang terletak di Kalimantan Timur, tepatnya di Pulau
Banyu[3]. Industry Petrokimia dapat dibagi atas menjadi 2 bagian besar yaitu:
1.1 Industry Petrokimia Hulu
Industry petrokimia hulu akan mengolah bahan dasar yang digunakan
menjadi produk setengah jadi ( produk antara) contohnya Methanol, Ethylena,
Benzena, Butadiena dan Propilena. Pada industry petrokimia hulu bahan setengah
jadi tersebut akan dikirim ke industry petrokimia hilir untuk diolah menjadi
produk siap pakai[4].
1.2 Industry Petrokimia Hilir
Industry Petrokimia hilir adalah pengolahan produk setengah jadi
dijadikan produk siap untuk dipakai dan digunakan. Contoh seperti nilon, plastik,
karet sintesis dan zat peledak. Pada industry petrokimia hilir bahan yang siap
pakai siap untuk di distribusikan ke distributor untuk memenuhi kebutuhan
konsumen[5].
2. Jalur Pembuatan
2.1 Jalur Gas Sintetik
Untuk menghasilkan ammonia, metanol dan karbon dalam pembentukkan gas
hidrogen dan karbon dapat dihasilkan dengan melalui 3 cara yaitu dengan reaksoi
steam reforming pada pembentukkan amonia menggunakan bantuan katalis
dengan tekanan psi. Dalam pembentukan reforming digunakan tekanan rendah
dan tekanan tinggi dalam pembentukan methanol.dalam pembentukan gas sintesik
ini dapat dilakukan melalui reaksi oksidasi parsial dan di lanjutkan dengan reaksi
pirolisis[6]. Dalam indutri petrokimia ini biasanya digunakan reformer dimana
reformer ini berfungsi dalam pemecahan gas alam seperti pada metana dengan
steam sehingga dapat menghasilkan ammonia, hidrogen dan yang zat kimia
lainnya[7]. Pada industry petrokimia ini juga dilakukan dalam reactor gasifikasi
pada proses oksidasi dimana panas sebagai[8].
3. Penggunaan
3.1 Aspal
Aspal merupakan salah satu produk petrokimia. Dalam kehidupan sehari- hari
digunakan untuk membuat tanggul, bahan pembuatan jalan, pelapis tahan sebagai
bahan isolasi kepada air, serta pada bahan pengurang korosi yang digunakan
sebagai pelapis serta sebagai bahan briket aspal. Aspal merupakan salah satu
produk dari industry petrokimia yang banyak digunakan pada bidang sipil dan
lain- lainnya[12].
3.2 Lilin
Lilin sanagan bermamfaat dalam kehidupan manusia diantaranya dapat
digunakan untuk mengkilapkan lantai, bahn baku semir, dan masih bnyak
mamfaat lainnya. Lilin merupakan produk industry petrokimia yang umum
digunakan oleh masyarakat. Lilin kedelai merupakan salah satu lilin ramah
lingkungan yang ramai digunakan dan mudah dibersihkan setelah digunakan .
3.3 Polytam PP
Polytam PP merupakan bahan yang menghasilkan kantong plastic, karung
plastic, dan tali raffia. Polytam PP merupakan produk dari industry petrokimia
yang banyak dihasilkan banyak digunakan dalam bidang pertanian, perdagangan
dan dalam kehidupan sehari- hari.
3.4 Metanol
Zat ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bahan-bahan yang digunakan dalam
industri dalam pembuatan metil klorida, metil amina dan dimethyl-tereplate.
Selain itu methanol juga bayak digunakan dalam laboratorium kimia, Bahan bakar
kendaraan, dan juga digunakan sebagai bahan bakar pesawat dan sebagai bahan
baku untuk industry protein sintesis. Selain itu metanol juga dimanfaatkan sebagai
bahan kimia yang banyak digunakan dalam proses analisa kualitatif dan
kuantitatif[13].
3. Pengolahan Limbah
Di industri petrokimia gresik contohnya, limbah memerlukan penanganan serius
dan khusus adalah limbah cair yang penyebabnya berupa bocoran dari suatu peralatan
industry, bocoran dari tumpahan saat pengisian, serta pencucian atau perbaikan dari
suatu peralatan[14]. Sebagai industry yang bergerak dibidang lingkungan PT
Petrokimia Gresik terus berupaya dalam meminimumkan efek dan dampak dari
limbah industry petrokimia merupakan akibat dari produksi bahan atau alat-alat yang
dihasilkan, sehingga tidak membahayakan bagi kawasan sekitar industry dan
lingkungan sekitarnya. Industry petrokimia pada umumnya melakukan pengelolaan
limbah dengan digunakan system recycle,resovery dan reuse (3R) melalui dukungan
fasilitas pengendali emisi gas seperti cyclonic separator, dust scrubber, EP, dll [15].
Dalam pengolahan limbah yang dihasilkan dari industry ini yaitu dengan cara
melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan limbah dalam “sumber-sumber
pencemar” yang ada di sekitar indusrti tersebut yaitu :
3.1 Melakukan upaya penyempurnaan dalam proses pengerjaan, produksi dan
juga peralatan yang digunakan.
3.2 Selalu menjaga kebersihan dalam industri baik itu dari tumpahan zat–zat
kimia maupun dari zat-zat lainnya serta meminimalisir dampak tercemarnya
lingkungan akibat penggunaan bahan kimia tersebut.
3.3 Menambah pemanfaatan dari sisa-sisa industry yang dihasilkan.
3.4 Menggunakan kembali sisa-sisa air buangan dari proses industry dan juga
meakukan usaha yang tidak mengganggu baik terhadap peralatan maupun
karyawan dan juga lingkungan sekitar industry tersebut
3.5 Menganalisis limbah sebelum dibuang ke perairan sekitar pabrik diantaranya
menganalisa berapa kadungan zat kimia berbahaya seperti merkuri, raksa dan
timbal agar tidak mengganggu keseimbangan ekosistem[16].
Selanjutnya pada penanggulangan pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah gas
dapat diatasi dengan salah satu cara yaitu absorbsi dimana dengan menggunakan
garam sitrat yang berfungsi sebagai penyerap atau absorbennya. Selanjutnya cara
yang dapat dilakukan dalam menangani pencemaran limbah zat cair dilakukan
beberapa cara sebagai berikut:
a. Secara Fisika, yaitu dilakukan dengan cara sedimentasi, dimana cara ini
berupa pemisahan secara gravimetri, flotasi, penguraian (stripping), absorpsi,
ekstrasi, dan lain sebagainya.
b. Secara Kimia, dimana cara ini yang umum digunakan dalam pengolahan air
dari hasil buangan industry. Cara yang dapat diterapkan adalah dengan
oksidasi, resipitasi,koagulasi dan netralisasi.
c. Secara Biologis, dimana cara ini umumnya dilakukan dengan bantuan bakteri
pengurai pada pengolahan air hasil industri [17].
Pada penanggulangan pencemaran yang diperoleh dari limbah zat padat yaitu
dengan dilakukan melalui proses penanggulangan/pengendalian zat padat melalui:
1. Proses reclyin, dimana proses ini dapat dilakukan pada botol-botol yang
berbahan plastik diantaranya PET dan PVC dimana dalam proses ini,
dilakukan pemammfaatan kembali bahan bekas seperti botol bekas menjadi
botol yang dapat digunakan lagi, yang dapat dilakukan dengan menambahkan
bahan-bahan kimia yang menghasilkan produk petrokimia dan juga dapat
mengatasi pencemaran yang merusak lingkungan.
2. Proses pirolisa dimana proses ini dilakukan pada limbah polimer bekas
dimana dengan mengolahnya menjadi fueloil dan juga dapat menanggulangi
pencemaran yang merusak lingkingan sekitar yang disebabkan oleh limbah
buangan ini.
6. Penutup
6.1 Kesimpulan
Industri petrokimia merupakan suatu industi yang bergerak dibidang
pengolahan minyak bumi dan gas alam. Dimana jalur pembuatannya dalam
perusahaan terdri atas jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalun aromatik. Industri
petrokimia ini memiliki banyak manfaatnya dan produk yang dihasilkan seperti aspal,
lilin, polytam PP, metano dan lain sebagainya. Dan juga produk yang dikenal dari
industri petrokimia ini seperti plastik dan bahan bakar pesawat terbang.
6.2 Saran
Sebagaimana diketahui bahwa penulis masih memiliki kekurangan, selanjutnya
penulis akan lebih berhati hati lagi dalam menjelaskan materi dengan lebih berpatokan
pada sumber – sumber yang terpercaya. Diharapkan kepada pembaca memberikan kriti
dan saran terhadap jurnal yang telah kami buat. Karena kritik dan saran dari pembaca
dapat menunjang jurnal – jurnal kami selanjutnya.
Tinjauan pustaka:
[1] File://stroge/emulated/0/documents/ROMBONGAN%20MAKALAH%20MAKALAH%20-
%20INDUSTRI%20PETROKIMIA.htm
[2] Zainul,R.2015. Modifikasi Dan Karakteristik I-V Sel Fotovoltaik Cu 2 O/Cu - Gel Na 2so4
Melalui Iluminasi Lampu Neon.
[3] Syarifudin, Asep. Penentuan Kandungan Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (Pah) Dalam
Produk Petroleum
[4] Nur, H. I., & Hadi, F. 2013. Model Optimasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering Dengan
Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik. Jurnal
Teknik ITS. 2(1), E11-E16.
[5] Murbuni,S.2001. Pemberdayaan Potensi Daerah Dalam Kegiatan Operasi Industry Hulu
Migas Nasional. Proceeding Simpossium Nasional Atmi. Yogyakarta: 3-5
[6] Nugroho, H.2004. Pengembangan Industry Gas Bumi Indonesia: Tantangan Dan
Gagasan .Perencanan Pembangunan No IX/September
[7] Lolong, N., Latif, N.,Noerochim, L. N., & Kurniawan, B. A. 2016. Studi Mekanisme
Kerusakan Tube Reformer Pada Industri Petrokimia. Jurnal Teknik ITS, 5(2), B365-B373
[8] Harahap, M.E &Tjahyoni, E.W .2016. Kajian Teknologi Proses Pembuatan Gas Sintetik Dari
Batubara Dan Prospek Pemanfaatan Pada Industry Hilirnya Technology Review Process Of
Synthetic Gas From Coal Utilization And Prospect In Downstream Industries. Majalah Ilmiah
Pengkajian Industry.10(1): 61-70
[9] Hermawan, A., Ekawati, R., & Ferdinant, P.F. 2017. Usulan Inplementasi Pilar Focus
Improvement Untuk Mengurangi Loss Potential Value Pygas Product Dengan Penerapan Siklus
Pdca. Jurnal Teknik Industri Untirta
[10] Alkadri, A. 2013. Kebijakan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Kek) Di Provinsi
Banten. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 13 (1)
[11] Sumirat, A. 2010. Prarancangan Pabrik Nitrobenzen Dari Benzen Dana Sam Campuran
Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 100.000 Ton/Tahun . Doctoral Dissertation Universitas
Muhammadiyah. Surakarta
[12] Hendarsin,S.L.2000. Perencanaan Teknik Jalan Raya. Bandung: Politeknik Negeri
Bandung
[13] Zainul,R.2018. Effect Of Temperature And Particle Motion Against The Ability Of Zno
Semiconductor Photocatalyst In Humic Acid .https://doi.org/10.31227/osf.ion/wnygb
[14] Hadian Kusumo. 2019. Teknik Pengolahan Limbah Di Industri Petrokimia Tugas
Pengolahan Limbah Dan Sampah. [internet]. Tersedia di: https://adoc.tips/teknik-pengolahan-
limbah-di-industri-petrokimia.html
[15] Nugroho. 2012. Fasilitas Infrastruktur PT Petrokimia Gresik. [Internet]. Tersedia di: http://
www.petrokimia-gresik.com/Pupuk/Fasilitas.Infrastruktur
[16] Marbuni, S. 2001. Pemberdayaan Potensi Daerah dalam Kegiatan Operasi Industri Hulu
Migas Nasional. Proceeding Simposium Nasional IATMI, 2001, 3-5.
[17] Nugroho, H. 2004. Pengembangan Industri Hilir Gas Bumi Indonesia: tantangan dan
gagasan. Perencanaan Pembangunan No. IX/September, 2004.
[18] Syafari, S. 2018. Pembangunan Cluster Industri dalam Rangka Meningkatkan Pertumbuhan
Investasi di Aceh. Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi, 16(1).
[19] Iswadi, I. (2009). Keragaman Plankton di Lagun Pembuangan Limbah Cair PT. Pupuk
Iskandar Muda dan PT. Asean Aceh Fertilizer. Jurnal Biologi Edukasi, 1(1), 43-46.
[20] Likdanawati, L. 2012. Effect Ofcompotence and Organizational Commitment to Customer
Orientation of the Employess PT Fertilizer Iskandar Muda Aceh. MIICEMA 2012.
[21] Kosjoko, K., Sonief, A. A. A., & Sutikno, D. (2012). Pengaruh Waktu Perlakuan Kalium
Permanganate (KMnO4) Terhadap Sifat Mekanik Komposit Serat Purun Tikus (Eleocharis
Dulcis). Rekayasa Mesin, 2(3), 193-198.
[22] Hestiawan, H., & Jamasri, K. (2017). PENGARUH PENAMBAHAN KATALIS
TERHADAP SIFAT MEKANIS RESIN POLIESTER TAK JENUH. Teknosia, 3(1), 1-7.
[23] Hestiawan, Hendri, et al. 2017. Pengaruh Penambahan Katalis Terhadap Sifat Mekanis
Resin Poliester Tak Jenuh. Teknosia, 3(1), 1-7.
[24] Heryati, A. 2016. Pengaruh Kompensasi dan Beban Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan di
Departemen Operasi Pt. Pupuk Sriwijaya Palembang. Jurnal Ecoment Global: Kajian Bisnis dan
Manajemen, 1(2).
[25] Setiawan, K. C. (2015). Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan level pelaksana
di divisi operasi PT. Pusri Palembang. Psikis: Jurnal Psikologi Islami, 1(2), 43-53.
[26] Harsono, P.,& Suflani, S. 2018. Identifikasi Potensi dan Manajemen Pencegahan Bencana
Industri di Kota Cilegon Provinsi Banten. Jurnal Administrasi Publik, 9(2).
[27] Muhammad, Fauzi. 2016. Ekologi dan Biologi Ikan Lelan di Sungai Kampar dan Waduk
PLTA Koto Panjang (Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
[28] Nasir, S. 2011. Pengolahan Air Limbah Hasil Proses Laundry Menggunakan Filter Keramik
Berbahan Campuran Tanah Liat Alam dan Zeolit (Treatment of Laundry Process Wastewater
Using Ceramic Filter from Natural Clay and Zeolite).
[29] Kusumasari, W. H. 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis Terhadap
Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidamata, Universitas Muhammadiyah.
[30] http://jurnal.batan.go.id/index.php/bl/article/view/811
[31] https://www.intanwijaya.com/index.php?act=pages&do=about
[32]https://m2indonesia.com/informasi/perusahaan/profil-perusahaan-korindo-ariabima-sari-pt-
kotawaringin-barat-provinsi-kalimantan-tengah.htm