Anda di halaman 1dari 6

Nama : KATRA SADITHA SIMARE MARE

NIM : D1061211019
Jurusan : TEKNIK INDUSTRI
Mata Kuliah : KIMIA INDUSTRI
TUGAS RESUME
1. Pengertian Industri Petrokimia
Industri petrokimia merupakan industri yang bergerak di bidang
penanganan zat yang memanfaatkan komponen mentah dari penanganan minyak
dan gas yang mudah terbakar, sangat dapat dipastikan bahwa kedua usaha tersebut
memiliki hubungan yang nyaman. Contoh peningkatan Industri petrokimia
bergantung pada barang-barang yang dapat diakses dari penanganan minyak dan
gas. Item petrokimia adalah item lebih lanjut dari penanganan minyak dan gas
yang mudah terbakar untuk memperoleh nilai yang lebih tinggi untuk penanganan
bensin.
Bahan hulu adalah perusahaan yang memproduksi barang petrokimia
sebagai barang pokok/esensial dan barang peralihan atau barang setengah jadi
(masih merupakan bahan alam untuk barang jadi), bahan petrokimia hulu yang
ditangani menjadi barang sedang adalah propilen, benzena, toluena, etilen,
metanol, dan Campuran C4. Sementara itu, industri petrokimia hilir menangani
barang setengah jadi menjadi barang jadi yang siap pakai seperti plastik, pelarut,
bahan peledak, karet buatan, dan nilon.

2. Bahan barang petrokimia


Bahan untuk barang petrokimia adalah bahan/barang yang dibuat atau
dikirim secara artifisial dari bahan atau bagian bagian yang tidak dimurnikan
minyak dan gas, misalnya Pakaian, barang korektif dan aroma yang kita gunakan
secara konsisten sehari-hari. Bungkus plastik, kendi plastik yang sering kita
jumpai saat kita sedang berjalan-jalan atau berbelanja. Jendela pesawat,
parasut/mantel, cat bagian dalam dan pembatas, fiber glass, penutup teflon di atas
piring bakar, sikat rambut, sikat gigi, katup jantung, dan dudukan.
3. Pemanfaatan Produk Petrokimia
1. Industri kendaraan bermotor dan industri transportasi, suku cadang,
pelindung, baling-baling pesawat baru-baru ini terbuat dari logam.
2. Industri bundling (pengepresan), tinplate (toples danaluminium)
digantikan oleh barang-barang petrokimia plastik.
4. Bahan Dasar Petrokimia
1. Minyak mentah
Minyak Petroleum adalah senyawa sintetis yang membingungkan sebagai cairan
berwarna kehitaman dengan produksi terbesar senyawa hidrokarbon dan
campuran yang berbeda dalam jumlah yang agak sederhana seperti belerang,
logam nikel, vanadium, arsenit, dan berbagai polusi. Baik senyawa hidrokarbon
maupun campuran non-hidrokarbon keduanya akan berdampak dalam
menentukan teknik penanganan yang dilakukan di pabrik pengolahan minyak
bumi.

Pengumpulan zat-zat hidrokarbon yang terdapat dalam minyak dan gas bumi
dibagi menjadi 3 golongan:
1. parafin
Parafin yang merupakan senyawa alkana (CnH2n+2), kumpulan senyawa parafin
digambarkan sebagai senyawa yang sepenuhnya mantap dan memiliki rantai
lurus, misalnya metana, etana, propana, butana, pentana dan lain-lain.
2. Olefin
Olefin terdiri dari kumpulan alkena (CnH2n) dan cyclo parapine parapines,
kumpulan senyawa olefin atau disebut juga etilen terdiri dari penguat rantai lurus
tak jenuh yang memiliki efek ganda yang menghubungkan dua iota karbon.
Pengumpulan senyawa olefin meliputi etena, propena, butena, pentena dan lain-
lain. Olefin tidak ditemukan dalam minyak mentah, melainkan dibingkai dalam
pemurnian minyak bumi yang tidak dimurnikan atau dalam sistem pemecahan,
akibatnya, dalam pemecahan bahan bakar mengandung banyak senyawa olefin.
Olefin adalah zat super murni dalam bisnis petrokimia, seperti etilen (C2H4) dan
propilena (C3H6).
3. Naftena
Naftena yang terdiri dari cincin hidrokarbon terendam, memiliki resep
keseluruhan (CnH2n) karena senyawa hidrokarbon ini memiliki sifat sintetik
seperti senyawa hidrokarbon parafin dan memiliki struktur sub atom yang
berulang, senyawa ini juga disebut sikloparafin. Intensitas hidrokarbon nafta yang
terdapat dalam minyak bumi mentah adalah siklopentana dan sikloheksana yang
terdapat pada bagian nafta dan bagian minyak dengan titik didih yang lebih tinggi.
Macam-Macam Bahan Baku Petrokimia Gas alam adalah kombinasi dari gas-gas
hidrokarbon yang terbenam (CnH2n+2) yang terlihat di bawah permukaan bumi.
Gas minyak bumi dapat dilihat sebagai bersama dengan minyak (non-related gas).
Bagian gas yang mudah terbakar yang dapat digunakan sebagai komponen
petrokimia yang tidak dimurnikan mulai dari ladang bensin gas adalah:
1. Metana (CH4)
Gas metana adalah sekitar 60% - 80% dari volume gas yang mudah terbakar yang
dikirim oleh ladang gas, dan dapat digunakan sebagai zat yang tidak dimurnikan
untuk gas rekayasa CO dan H2, yang kemudian dapat digunakan untuk produksi
alkali/urea, metanol, dan "karbon gelap".
2. Etana (C2H6)
Etana dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami untuk bisnis olefin untuk
menghasilkan bahan rekayasa seperti plastik plastik, pembersih, bahan korektif,
dan sebagainya.
3. Propana (C3H8)
Propana yang dalam bisnis olefin dapat dimanfaatkan sebagai bahan alam untuk
membuat polypropylene, bahan plastik rekayasa.
4. Butana
Butana yang merupakan zat mentah untuk produksi butadiena rekayasa elastis.
5. Kondensat
Kondensat juga disebut sebagai bahan bakar biasa yang memiliki sifat seperti
minyak/nafta dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan alam dalam Industri olefin
atau industri wangi-wangian (parfum).

5 Produk Akhir Petrokimia


Hasil akhir yang dihasilkan dari bisnis petrokimia adalah urea, carbon
dark, formaldehyde, acetylene, poly ethylene, poly propylene, poly vinyl chloride,
poly styrene, TNT (trinitro toluene), poly ester, nylon, poly urethane, LAB-
sulfonate (surfaktan). ). .
6 Produk Jadi Petrokimia
Pada umumnya sebagai barang dagangan atau bahan yang pada umumnya
digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang teratur dalam keluarga, misalnya,
1. Plastik rumah tangga (kaleng plastik, karung/karung plastik,
wadah/bundling plastik).
2. Plastik untuk industri kendaraan dan pesawat terbang (pelindung
kendaraan, jok/buih kendaraan dan pesawat, ban kendaraan dan pesawat).
3. Pakaian dan kaos kaki, terbuat dari benang polyester dan nilon, ban
kendaraan terbuat dari kombinasi elastis dan carbon dark.
Gambar PFD Pembuatan Pupuk Urea
(Sumber : Adhitomo, 2013)
Uraian singkat Pembuatan Pupuk Urea :
1. Feed Treating
Gas alam meruapakan bahan baku akan diproses terlebih dahulu untuk
dibersihkan dengan beberapa tahap agar bersih dari kotoran – kotoran padat,
maupun senyawa kimia seperti ; Sulfur dan Gugus Mercaptan, kadar air, CO2.
Setelah melalui beberapa tahap pemisahan, selanjutnya akan diproses di Unit
Reforming (Primary Reformer dan Secondary Reformer) 

1. Feed Treating
Gas alam sebagai bahan baku sebelum diproses, terlebih dahulu dibersihkan
(beberapa tahap) dari kotoran – kotoran padat, maupun senyawa kimia (Sulfur dan
Gugus Mercaptan), kadar air, CO2. Setelah melalui beberapa tahap pemisahan,
selanjutnya akan diproses di Unit Reforming (Primary Reformer dan Secondary
Reformer) 

2. Purifikasi dan Pemisahan CO2


Gas CO2 yang sudah terbentuk selanjutnya akan dipisahkan dengan
penyerapan menggunakan larutan dengan unsur utama K2CO3 atau dengan
larutan DEA di unit CO2 Absorber. Gas CO2 yang sudah diserap oleh larutan
penyerap lalu dipisahkan dengan pemanasan menggunakan steam di unit CO2
Stripper. Gas CO2 ini selanjutnya dikirim kepabrik urea untuk dijadikan bahan
baku sedangkan larutan penyerap akan digunakan Kembali.
3. Proses Produksi Urea
 Kompresi Gas Sintesa.
Gas yang keluar dari proses Methanasi yang dapat disebut sebagai gas
sintesa hanya mempunyai tekanan lebih kurang 25 – 27 kg/cm2,
sedangkan untuk reaksi pembentukan Amoniak akan dilakukan pada
tekanan sekitar 150 kg/cm2 sehingga perlu dinaikkan tekanannya dengan
menggunakan Kompresor.
 Synthesa Amoniak.
Gas sintesa yang keluar dari methanator mempunyai unsur : H2 dan N2,
selanjutnya direaksikan di unit Ammonia Converter Amoniak yang
dihasilkan selanjutnya didinginkan dan dipisahkan dari gas yang tidak
terkonversi kemudian dikirim kepabrik amoniak atau bisa juga disimpan
dalam Tangki. 

Tahapan dilanjutkan dengan 4 seksi pembuatan pupuk urea, sebagai


berikut :
1. Seksi Sintesa
Pada seksi ini urea diproduksi dari hasil reaksi antara CO2 (gas) dengan NH3
(cair) dalam reaktor urea dengan tekanan antara 175 – 250 kg/cm2. CO2 dan NH3
direaksikan dalam reaktor ini akan menghasilkan ammonium karbamat (reaksi
eksoterm) dan kemudian diikuti oleh dehidrasi dari Ammonium Karbamat
membentuk urea.
2. Seksi Purifikasi (Dekomposisi)
Seksi ini bertujuan untuk memisahkan urea dari hasil reaksi di Reaktor Urea
yaitu Urea, Air, Biuret, Ammonium Karbamat dan ekses amoniak, Semua ekses
amoniak dan Ammonium Karbamat dipisahkan sebagai gas dari larutan Urea
dalam High Pressure Decomposer (HPD), Low Pressure Decomposer (LPD) dan
Gas Separator. Prinsip proses dari Seksi Dekomposisi ini adalah memanaskan dan
menurun kan tekanan, sehingga Ammonium Karbamat terurai menjadi gas NH3
dan CO2.
3. Seksi Recovery
Pada seksi ini, gabungan gas NH3 dan CO2 dari Seksi Dekomposisi diserap
dengan air dan larutan urea, kemudian larutan dikembalikan ke Reaktor. Amoniak
berlebih dimurnikan dalam High Pressure Absorber dan dikembalikan secara
terpisah ke Reaktor melalui Ammonia Condenser, Ammonia Reservoir dan Liquid
Ammonia Feed Pump, serta Ammonia Preheater.
4. Seksi Kristalisasi dan Pembutiran
Larutan Urea setelah dipisahkan dari karbamat di Seksi Dekomposisi,
divakumkan dengan Crystalizer kemudian kristal Urea dipisahkan oleh
Centrifuge. Kristal urea dikeringkan hingga mengandung air kurang dari 0,3%
dengan udara panas kemudian dikirim ke priling Tower melalui Fuidizing Dryer.
Selanjutnya kristal urea dilelehkan di Melter dan  mengalir melalui distributor.
Selanjutnya untuk mendapatkan Urea dalam bentuk butiran kecil, keras dan padat
maka kristal Urea yang dilelehkan ini dialirkan melalui nozel – nozel kecil pada
bagian atas Prilling Tower sedangkan pada bagian bawahnya dihembuskan udara
dingin sehingga lelehan Urea yang jatuh dari atas akan membeku menjadi butiran
urea keras dan padat saat sampai dibawah.

Anda mungkin juga menyukai