Anda di halaman 1dari 6

Bensin dan Industri Petrokimia

Disusun oleh :
1. Audri Suci Ranasta
2. Nayla Oktarina
3. Nia
4. Ginanjar Riski Saputra
5. Rahmawati
6. Zahra Nabila
7. Pitri Yenti

XI IPA 3 (Kelompok 1)
SMAN 7 BENGKULU UTARA TAHUN AJARAN 2023/2024
D. Bensin
Bensin merupakan campuran dari n-heptana dan isooktana. Kualitas atau mutu bensin
ditentukan berdasarkan bilangan oktan. Bilangan oktan, yaitu persentase isooktana yang
terkandung di dalam bensin. Hal ini terkait dengan efisiensi pembakaran yang dilakukan oleh
bensin terhadap mesin kendaraan.

Perhatian skema berikut.

Bensin di dalam mesin kendaraan bermotor akan mengalami pembakaran untuk


menghasilkan energi yang berguna untuk menjalankan mesin kendaraan. Efisiensi Energi
hasil pembakaran berhubungan dengan struktur hidrokarbon yang terdapat di dalam bensin.
Di dalam bensin terdapat dua senyawa hidrokarbon sebagai komponen utama yaitu normal
heptana dan isooktana.

Bensin yang kaya dengan alkana (berantai karbon lurus) sangat mudah terbakar sehingga
menimbulkan ketukan (knocking) dalam motor. Knocking terjadi karena bahan bakar
terbakar sangat cepat sehingga meledak dalam silinder dan mendorong piston dengan keras.
Suatu skala yang digunakan untuk mengukur sifat knocking disebut angka oktan. Angka
oktan (bilangan oktan) merupakan perbandingan antara kecenderungan memberikan ketukan
suatu bensin dengan campuran n-heptana dan isooktana. nilai oktan premium Premium
adalah bahan bakar minyak dengan oktan RON 88. Pertamax memiliki kadar oktan 92 serta
kandungan zat aditif Pertatec yang membantu pembakaran lebih sempurna dan membuat
mesin lebih bersih dan konsumsi bahan bakar lebih irit. Sedangkan untuk nilai oktan yang
dimiliki oleh Pertamax Plus adalah sebesar 95.

Untuk meningkatkan mutu bensin dilakukan dengan cara menambahkan bahan aditif yang
dikenal dengan TEL (tetra etil lead) atau timbal tetra etil. Rumus kimia TEL adalah Pb(C,H,),
Penambahan TEL dapat menaikkan angka oktan menjadi 80-90%- Misalnya, bensin premium
memiliki angka oktan 88, artinya mutu bahan bakar tersebut sama dengan campuran 88%
isooktana dan 12% n-heptana.

Penggunaan TEL juga menghasilkan gas buang atau debu PbBr yang dapat mencemari
lingkungan. Untuk menghindari pencemaran udara oleh debu PbBr,, kini telah dikembangkan
zat aditif untuk menaikkan mutu bensin yang bebas timbal (unleaded gasoline), yaitu metil
tersier butil eter (MTBE). Fungsi MTBE sama dengan fungsi TEL, tetapi tidak banyak
menghasilkan debu PbBr. Campuran bensin premium dengan MTBE disebut bensin
Pertamax. Misalnya, Pertamax 92, artinya bensin premium dengan 20% MTBE dan angka
oktannya 92.

Zat aditif lain yang digunakan untuk menaikkan angka oktan adalah oksigenat alkohol dan
eter. Oksigenat alkohol yang telah dipakai, yaitu etanol (produk dari Amerika Serikat) dan
campuran metanol dan tersier-butil alkohol (TBA) yang dikenal dengan nama axinol.

Pembakaran bensin yang tidak sempurna akan menghasilkan gas karbon monoksida (CO),
karbon dioksida (CO,), dan jelaga.

E. Industri Petrokimia
Industri petrokimia secara sederhana diartikan sebagai industri yang bahan baku utamanya
adalah produk minyak dan gas. Dalam rantai hubungan industri, industri petrokimia termasuk
industri bahan mentah. Dalam dunia industri, industri petrokimia berkaitan dengan
dasar-dasar kimia.
Industri petrokimia selalu berkaitan dengan industri pengilangan. Industri petrokimia diawali
oleh usaha pemanfataan limbah hasil pengilangan minyak bumi dan gas alam. Pengilangan
dengan tingkat efisiensi yang tertinggi tetap selalu menghasilkan limbah. Manusia kemudian
memanfaatkan limbah tersebut untuk kepentingannya. Limbah ini digunakan untuk
menghasilkan produk-produk yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti bahan alami
yang akan mengalami kelangkaan. Industri petrokimia kemudian ditujukan untuk
menghasilkan proses-proses kimia yang mampu menghemat penggunaan bahan alami dengan
tingkat efisien yang paling tinggi.

1. Bahan Baku Industri Petrokimia


Bahan baku yang digunakan dalam industri petrokimia umumnya bersumber dari hasil
pengolahan minyak dan gas alam. Industri petrokimia juga menggunakan produk
pencairan batu bara sebagai bahan bakunya. Jenis bahan baku lain yang
dikembangkan sebagai bahan baku industri petrokimia adalah oleokimia berbasis
biomassa. Penggunaan bahan baku tersebut dipilih secara khusus untuk industri
petrokimia dengan basis utamannya adalah kandungan senyawa hidrokarbon.
Pertimbangan utamanya adalah dua unsur kimia yaitu karbon dan hidrogen beserta
dengan senyawa kimia turunan dan gugus fungsi yang dihasilkannya.dihasilkannya.
Berikut bahan baku Industri Petrokimia yang biasa digunakan.
a. Olefin
Olefin adalah salah satu dari tiga jenis hidrokarbon alifatik. Ikatan kimia pada
olefein adalah ikatan rangkap dua. Jenis olefin ada yang hanya memiliki satu
ikatan rangkap dua yang disebut di-olefin. Ada pula yang memiliki lebih dari
satu ikatan rangkap dua dan disebut sebagai poli-olefin.Beberapa olefin dalam
bentuk mono-olefin juga digunakan dalam industri petrokimia. Senyawa ini
bersifat reaktif karena memiliki ikatan rangkap.
b. Aromatika
Aromatika adalah zat kimia yang memiliki ikatan senyawa dengan rantai
rangkap yang selang-seling. Pada industri petrokimia bahan aromatik
terpenting adalah benzena, toluena dan xilena.

c. Benzena
Benzena adalah senyawa kimia organik yang berbentuk cairan tak berwarna.
Sifatnya mudah terbakar serta mempunyai aroma yang manis. Benzena
ditemukan oleh ilmuwan Inggris yang bernama Michael Faraday pada tahun
1825 dari hasil isolasi gas minyak. Pada saat itu, Faraday menamakannya
sebagai bikarburet dari hidrogen.

d. Toluena
Toluena adalah cairan dengan warna yang bening yang tidak dapat larut dalam
air. Aromanya harum dan sama seperti aroma pengencer cat seperti benzena.
Toluena disebut pula sebagai metil benzena ataupun fenil metana.
Penggunaannya secara luas sebagai umpan industri dan pelarut. Produk
petrokimia yan dihasilkannya berbentuk obat inhalan karena sifatnya yang
memabukkan.

e. Xilena
Xilena menjadi bahan baku bagi produk petrokimia khususnya asam tereftalat.
Asam tereftalat kemudian dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan serat.

f. Gas sintetis
Pembuatan gas sintetis melalui pencampuran antara karbon monoksida dengan
hidrogen. Gas sintetis menjadi bahan baku bagi produk petrokimia khususnya
amonia, urea, metanol dan formaldehida.

2. Produk-Produk Industri Petrokimia


Produk petrokimia berdasarkan proses pembentukan dan pemanfaatannya dapat
dibagi atas empat jenis, yaitu produk dasar, produk antara, produk akhir, dan produk
jadi. Berikut penjelasan nya.

a. Produk Dasar
Produk dasar adalah produk industri petrokimia yang mengubah minyak dan
gas bumi menjadi produk dasar petrokimia, antara lain, gas CO dan H,
sintetik, etilena, propilena, butadiena, benzena, toluena, xilena, dan n-parafin.

b. Produk Antara
Produk antara yang dihasilkan dalam industri petrokimia adalah amonia,
metanol, carbon black, urea, etil alkohol, etil klorida, cumene, propilen-oksida,
butil alkohol, isobutilena, nitrobenzena, nitrotoluena, PTA (purified
terephthalic acid), TPA (terephthalic acid), DMT (dimethyl terephthalate),
kaprolaktam (caprolactam), LAB (linier alkyl benzene), dan lain-lain.

c. Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan dalam industri ini, antara lain, urea, carbon
black, formaldehida, asetilena, polietilena, polipropilena, polivinil klorida,
polistirena, TNT (Tri Nitro Toluena), poliester, nilon, poliuretan,
LAB-sulfonate (surfactant), dan lain-lain.

d. Produk Jadi
Pada umumnya produk jadi berupa barang-barang atau bahan- bahan dalam
kehidupan kita sehari-hari yang banyak dipakai di rumah tangga, seperti
plastik untuk produk elektronik dan telekomunikasi (radio, TV, film, alat-alat
komputer, kabel-kabel telepon, kabel-kabel listrik).

Anda mungkin juga menyukai