Anda di halaman 1dari 3

Minyak Bumi

1. Proses Pembentukan Minyak Bumi dan Gas Alam


Minyak Bumi berasal dari bahasa latin, yaitu petroleum. Petra berarti batuan dan
Oleum berarti minyak. Jadi petroleum berarti minyak batuan. Minyak bumi terbentuk
akibat pelapukan sisa-sisa atau bangkai hewan dan tumbuhan renik serta lapisan-lapisan
lumpur yang terkubur dalam jangka waktu jutaaan tahun lamanya di dasar laut. Proses
tersebut dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan aktivitas mikroorganisme anaerob yang
menghasilkan senyawa-senyawa, khususnya hidrokarbon minyak bumi.

Siklus Minyak Bumi


2. Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi, dan Batu Bara
Gas alam terdiri dari alkana suu rendah, yaitu metana, etana, propane, dan butane,
dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain alkana, juga terdapat berbagai gas
lain, seperti karbon oksida (CO2) dan hydrogen sulfide (H2S). Propana dan butane juga
dipisahkan, kemudian dicairkan. Cairkan yang diperoleh dengan LPG. Metana terutama
digunakan sebagai bahan bakar, sumber hydrogen, dan untuk pembuatan etanol.
Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks yang sebagian besar terdri dari
hidrokarbon alkana dan sikloakana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatic,
sedikit alkena, dan sedikit mengandung oksigen, nitrogen dan belerang.
Batu bara mengandung hidrokarbon suku tinggi. Selain itu juga mengandung senyawa
belerang.
3. Pengelolaan Minyak Bumi
Minyak mentah (crude oil) berbentuk cairan hitam mengandung 500 jenis hidrokarbon
dengan jumlah atom C-1 hingga 50. Sebagaimana semakin banyak atom C-nya, maka titik
didihnya semakin tinggi. Prinsip ini digunakan untuk pengelolaan tahap pertama minyak
bumi yang disebut dengan tahap refining (pemurnian) berupa destilasi bertingkat.
Pengelolaan minyak bumi dipanaskan hingga 400-600 °C, titik didih tertinggi berada di
bawah.
Setelah dilakukan destilasi bertingkat, kemudian masuk pada tahap kedua.
Reaksi-reaksi pengolahan tahap kedua antara lain:
a. reforming, yaitu mengubah bentuk struktur (isomer) dari rantai karbon lurus
menjadi bercabang untuk meningkatkan mutu bensin.
b. cracking, yaitu proses pemecahan molekul senyawa yang panjang menjadi
molekul pendek.
c. polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar(isobutana + isobutena → isooktana) bensin yang berkualitas tinggi
d. treating, yaitu proses menghilangkan pengotor pada minyak bumi supaya lebih
murni.
e. blending, yaitu proses pencampuran atau penambahan zat aditif pada bensin agar
mutu bensin lebih baik.

4. Fraksi-fraksi minyak bumi yang penting


a. Bensin
Bensin di masyarakat yang beredar seperti premium, pertalite, pertamax, dan
pertamax plus. Ketiganya memiliki performa yang berbeda, berdasarkan jumlah
ketukan (knocking) yang dinyatakan dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukan,
semakin baik mutu bensin, dan semakin tinggi nilai oktannya. Untuk menentukan
nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa pembanding yaitu “isooktana”, dan n-
heptana. Dua senyawa tersebut merupakan senyawa yang terdapat di dalam bensin.
Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit, dan diberi nilai 100; sedangkan n-
heptana menghasilkan ketukan paling banyak, dan diberi nilai 0 (nol). Suatu
campuran terdiri dari 80% isooktana dan 20% n-heptana memiliki nilai oktan
sebesar (80/100 x 100) + (20/100 x 100) = 80.
Secara umum alkana rantai bercabang memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada
rantai lurus. Pertamax memiliki nilai oktan 92, setara dengan 92% isooktana dan
8% n-heptana. Premium memiliki nilai oktan 88, sedangkan pertamax plus
memiliki oktan 94. Fraksi bensin sebenarnya lebih banyak mengandung rantai
lurus, sehingga memiliki oktan rendah, maka dilakukan reforming atau pemurnian,
dengan cara menambah zat anti ketukan. Seperti TEL (tetraethyl lead),
lead=timbel, atau timah hitam. Rumus kimianya Pb(C2H5)4. Sayangnya senyawa
ini dengan bensin akan menghasilkan oksida timah, yang dapat menempel pada
mesin bermotor yang bias mengakibatkan kerusakan mesin, maka dari itu ditambahi
dengan senyawa C2H4Br2. Etilen bromin dengan TEL dapat membentuk timbel
bromide PbBr2 yang mudah menguap. Sayangnya senyawa ini akan sangat
berbahaya bagi pernapasan dan berakibat pada otak. Sehingga saat ini banyak yang
menggunakan zat lain seperti MTBE (methyl tertiary buthyl ether).
Sekitar 75% minyak bumi merupakan alkana berat, fraksi bensin hanya sekitar
6%. Sehingga untuk mendapatkan bensin yang banyak dilakukan cracking atau
perengkahan, yaitu merubah minyak bumi alkana suku tinggi/alkana berat menjadi
alkana suku rendah. Proses cracking dilakukan dengan pemanasan tinggi dan
dibantu dengan katalis.
C10H22 → C8H16 + C2H6

Bensin hasil craking lebih baik daripada hasil destilasi, sehingga dicampur agar
menghasilkan bensin yang berkualitas, proses ini dinamakan blending.
b. Nafta
Nafta mengandung C6-C10. Nafta merupakan bahan baku berbagai industry, seperti
plastic, serat sintesis, nilon, karet sintesis, pestisida, detergen, obat-obatan,
kosmetik.
c. Gas Alam
Sudah dibahas di atas

Anda mungkin juga menyukai