Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan
industri berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut
berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi
dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan
bahan industri yang penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi
ini disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk,
dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Rantai karbon yang
menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang beragam dan tentunya dengan sifat
dan karakteristik masing-masing. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang
menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui,
mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat
diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari
cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup
orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai sumber energi
yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika
suatu saat nanti bahan bakar ini habis.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a) Dapat mengetahui dan mendalami pengetahuan penyusun terkait minyak bumi.
b) Dapat mengetahui hasil pengolahan dari minyak bumi.
c) Dapat mengetahui manfaat serta kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d) Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak
sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul
yang paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang),
sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak
Bumi mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai
lurus atau bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan
rumus umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon
per molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga
mungkin ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin, sedangkan
alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi diesel,
kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling
menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin
wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana
dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual
sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran
pada bensin, karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada
musim dingin. Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa
negara, propana (C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat
sebagai bahan bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih
tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih
cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan
dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka
akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi
fraksional di tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet,
kerosin, dan hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana),
dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi
dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium.
Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di
kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya
akan menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang
bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi
di dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga
mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.

2.2 Pembentukan Minyak Bumi


Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1) Teori Anorganik
Teori Anorganik dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi
berasal dan reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan
tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2) Teori Organik
Teori Organik dikemukakan oleh Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk
dari proses pelapukan dan penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari
tumbuhan laut dalam batuan berpori.
2.3 Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a) Hidrokarbon Jenuh (alkana)
 Dikenal dengan alkana atau parafin
 Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
 Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
 Senyawa penyusun diantaranya:
1. Metana CH4
2. Etana CH3 – CH3
3. Propana CH3 – CH2 – CH3
4. Butana CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b) Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
 Dikenal dengan alkena
 Keberadaannya hanya sedikit
 Senyawa penyusunnya:
 Etena, CH2 = CH2
 Propena, CH2 = CH – CH3
 Butena, CH2 = CH – CH2 – CH3
a) Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)
 Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
 Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana
 Senyawa penyusunnya :
d) Hidrokarbon aromatik
 Dikenal sebagai seri aromatik
 Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit
 Senyawa penyusunannya:

a) Senyawa Lain
 Keberadaannya sangat sedikit sekali
 Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan
organo logam (kecil sekali)

2.4 Pengolahan Minyak Bumi


Minyak mentah yang peroleh dari pengeboran berupa cairan hitam kental yang
pemanfaatannya harus diolah terlebih dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat
di pantai utara Jawa (Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan
(Tarakan, Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan,
diantaranya:
a. Pengolahan pertama,Pada tahapan ini dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-
fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi
akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah akan
menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini merupakan proses lanjutan hasil penyulingan
bertingkat dengan proses sebagai berikut:
1. 1. Perengkahan (cracking)
2. 2. Ekstrasi
3. 3. Kristalisasi
4. 4. Pembersihan dari kontaminasi

b. Ethyl Tertier Butil Eter (ETBE)


 ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier Amil Metil Eter (TAME)
 ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)2 C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE)
 ·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3
2.5.2 Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: “gas minyak bumi yang dicairkan”),
adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana C3H8 dan butana C4H10. Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain
dalam jumlah kecil, misalnya etana C2H6 dan pentana C5H12.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih
kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan
dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya
sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam
keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar
250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi
tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa
(2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar)
bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji
propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan
Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan
Pertamina adalah elpiji campuran.
Sifat elpiji
Sifat elpiji adalah sebagai berikut:
 Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
 Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
 Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
 Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
 Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.
2.5.3 Petrokimia
Minyak bumi selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang
penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang terbuat
dari bahan dasarnya minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat
digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai
jenis obat dan vitamin.
2.5.3.1 Bahan Dasar Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
2. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
3. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfaatkan.
Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu:
1. Olefin (alkena-alkena)
Olefin yang terpenting adalah etena (etilina), propena (propilena), butena (butilena) dan
butadiena.
CH2 = CH2 CH2 = CH – CH3
Etilena propilena
CH3 – CH = CH – CH3 CH2 = CH – CH = CH2
Butilena butadiena
2. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3) dan xilena
(C6H4 (CH3)2

3. Gas Sintesis
Gas sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui proses yang disebut
stean reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2 → 2CO(g) + 4H2(g)
2.5.3.2 Petrokimia dari Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena:
1. Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan sebagai kantong
plastik dan plastik pembungkus/sampah.
2. PVC
PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa (pralon).
3. Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang digunakan untuk bahan
bakar atau bahan antar produk lain.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
4. Etilen glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.

2.5.3.3 Petrokimia dari Aromatik


Bahan dasar aromatik yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX). Bahan
dasar benzena umumnya diubah menjadi stirena, kumena dan sikloheksana
1. Stirena digunakan untuk membuat karet sinetik
2. Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat
3. Sikloheksana digunakan terutama untuk membuat nylon
4. Benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk toluena
dan xilena untuk membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).

2.5.3.4 Petrokimia dan gas-sinetik


Gas sinetik merupakan campuran dari karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa contoh
petrokimia dari syn-gas sebagai berikut:
1. Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Gas nitrogen dari udara dan gas hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan untuk membuat
pupuk [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk ZA dan (NH4NO3); amonium nitrat.
1. Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g) → NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)
1. Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g) → CH3OH(g)
Sebagian besar metanol diubah menjadi formal-dehida dan sebagian digunakan untuk
membuat serat dan campuran bahan bakar.
1. Formal dehida (HCHO)
CH3OH(g) → HCHO(g) + H2(g)
Formal dehida dalam air dikenal dengan formalin yang digunakan mengawetkan preparat
biologi.
2.5.4 Naptha atau Petroleum eter
biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
2.5.5 Kerosin (minyak tanah)
biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
2.5.6 Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh
dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12
sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi
sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-
B, JP-4 atauJP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen
cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros.
Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus,
dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan
pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di
mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”.
Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama
titik asap dan titik beku.
Kerosene juga bisa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan
mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga.

2.5.7 Minyak solar atau minyak diesel,


biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor
seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
2.5.8 Minyak pelumas
biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
2.5.9 Residu minyak bumi yang terdiri dari :
 Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun
menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
 Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
2.6 Akibat yang Disebabkan Oleh Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1. 1. Sumber Bahan Pencemaran
2. Pembakaran Tidak Sempurna
3. Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel karbon (jelaga),
dan sisa bahan bakar (hidroksida).
4. Pengotor dalam Bahan Bakar
5. Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan oksida belerang
(SO2 atau SO3).
6. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
7. Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul Pb(C2H5)4 akan
menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2.
2. Asap Buang Kendaraan Bermotor
a. Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya, gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas
rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui.
Gas karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata, saluran
pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui pernapasan, gas karbon
monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan
dibawa ke sel-sel jaringan tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar
daripada oksigen. Bahkan hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas
karbon monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen
bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon monoksida di udara adalah dengan mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor dan pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
c. Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran pernapasan,
membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Bila
SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat (lebih berbahaya). Oksida belerang dapat
larut dalam air hujan dan menyebabkan terjadi hujan asam.
d. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2 sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx.
Ambang batas NOx di udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung)
pada manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan
fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada
mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan menurunkan kualitas materi.
e. Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan
terkontaminasi. Keracunan timbel yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel,
seperti sakit kepala, mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan
bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik
berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik,
karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon dioksida dan
gasnitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon
monoksida (jika masih ada) dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah
katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
1. 4. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa
keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi
menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat
mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh gas-gas
rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata
15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi
diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam
menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca
dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat
mneyebabkan berbagai macam kerugian.

5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air
hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam
karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Asam Karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut
dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi kalsium karbida,
CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali) dan air yang menghasilkan
asetilena yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan bakar, napta, gasoline, kerosin,
minyak solar, minyak pelumas dan residu. Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai
bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut
petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna
Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia
yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan kadang-kadang mengasilkan partikel-
pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini berbahaya pada tubuh
manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah, sehingga kemampuan darah
mengikat oksigen menjadi menurun.
3.2 Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka kita harus
berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat habis. Dan penggunaan
bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan alam
sekitarnya
MAKALAH

MINYAK BUMI

DI SUSUN OLEH :

SILVI INDRIANI

KELAS X D

SMA NEGERI 13 MERANGIN


T.A 2017/2017

Anda mungkin juga menyukai