Anda di halaman 1dari 22

MINYAK BUMI

Nama : Ananda Rama Wijaya (04)


Moch. Dheyrel Rayhan P. E (17)
Muhammad Rafi Ediananta (19)
Raffie Alfriesgasjah (27)

Kelas : XI Mipa1

SMA NEGERI 4 SURABAYA


JALAN PROF. DR. MOESTOPO, SURABAYA, JAWA TIMUR

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri
berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam
berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di
dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan
karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan
suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas. Bahan-
bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut petrokimia. Baru-baru ini
puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik,
karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.Minyak bumi dan gas
alam merupakan senyawa hidrokarbon. Sifat dan karakteristik dasar minyak bumi inilah yang
menentukan perlakuan selanjutnya bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini
juga akan mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.

Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui,
mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber eneri yang tidak dapat diperbaharui,
sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat
luas dan cukup memegang peranan penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai
contoh minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai

sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor, dan industri,
kedua bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil.Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus memikirkan bahan
bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu
saat nanti bahan bakar ini habis.
1.2 Tujuan
Tujuan makalah adalah
1. Untuk mengetahui apa itu minyak bumi
2. Untuk mengetahui komponen minyak bumi
3. Untuk mengetahui proses pengolahan minyak bumi
4. Untuk mengetahui kualitas bahan bakar
5. Untuk mengetahui bahan bakar alternative
6. Untuk mengetahui kegunaan minyak bumi dan residu
7. Untuk mengetahui dampak pembakaran bahan bakar

1.3 Manfaat
Produk hasil pengolahan minyak bumi bermanfaat untuk kebutuhan hidup manusia misalnya
bensin, solar, minyak, pelumas dan lain sebagainya. Dan pembakaran yang tidak sempurna dari
minyak bumi akan mengakibatkan dampak yang buruk bagi lingkungan dan tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Minyak Bumi


Minyak Bumi merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang
paling sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana,
hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi
mempunyai keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan ciri-ciri
kimia, warna, dan viskositas.

Alkana, juga disebut dengan parafin, adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau
bercabang yang molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus
umum CnH2n+2. Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per
molekulnya, meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut.

Alkana dari pentana (C5H12) sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana (C16H34) akan disuling menjadi
diesel, kerosene dan bahan bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling
menjadi oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya parafin wax
mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih dari 35. Alkana dengan
jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji
(LPG). Di musim dingin, butana (C4H10), digunakan sebagai bahan campuran pada bensin,
karena tekanan uap butana yang tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin.
Penggunaan alkana yang lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana
(C3H8) dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan bakar
transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena, adalah hidrokarbon tersaturasi yang
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik didih yang lebih
tinggi.

Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak tersaturasi yang memiliki satu atau lebih
cincin planar karbon-6 yang disebut cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan
dengan atom karbon dengan rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar maka akan
menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.

Semua jenis molekul yang berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di
tempat pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan
hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana), dipakai sebagai
campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18 dan bereaksi dengan oksigen
secara eksotermik:
2 C8H18(l) + 25 O2(g) → 16 CO2(g) + 18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)

Jumlah dari masing-masing molekul pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium.
Molekul-molekul ini biasanya akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di
kromatografi gas, dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.

Pembakaran yang tidak sempurna dari minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan
menyebabkan produk sampingan yang beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang
bercampur maka akan menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di
dalam mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga mengandung
molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
2.2 Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi merupakan campuran yang kompleks, yang komponen terbesarnya adalah
hidrokarbon. Komponen-komponen minyak bumi sebagai berikut.

A. Golongan Alkana
Golongan alkana yang tidak bercabang terbanyak adalah n–oktana, sedang alkana bercabang
terbanyak adalah isooktana (2,2,4–trimetilpentana).

B. Golongan Sikloalkana
Golongan sikloalkana yang terdapat pada minyak bumi adalah siklopentana dan
sikloheksana.

C. Golongan Hidrokarbon Aromati.


Golongan hidrokarbon aromatik yang terdapat dalam minyak bumi adalah benzena.

D. Senyawa-senyawa Lain
Senyawa-senyawa mikro yang lain, seperti senyawa belerang berkisar 0,01 – 7%, senyawa
nitrogen berkisar 0,01 – 0,9%, senyawa oksigen berkisar 0,06 – 0,4%, dan mengandung
sedikit senyawa organologam yang mengandung logam vanadium dan nikel. Sementara itu
sumber energi yang lain, yaitu gas alam memiliki komponen alkana suku rendah, yaitu
metana, etana, propana, dan butana. Sebagai komponen terbesarnya adalah metana. Dalam
gas alam, selain mengandung alkana, terkandung juga di dalamnya berbagai gas lain, yaitu
karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), meskipun beberapa sumur gas alam yang
lain ada juga yang mengandung helium. Dalam gas alam ini, metana digunakan sebagai
bahan bakar, sumber hidrogen, dan untuk pembuatan metanol. Etana yang ada dipisahkan
untuk keperluan industri, sedangkan propana dan butana juga dipisahkan, dan kemudian
dicairkan untuk bahan bakar yang dikenal dengan nama LPG (Liquid Petroleum Gas) yang
biasa digunakan untuk bahan bakar kompor gas rumah tangga.
2.3 Proses Pengolahan Minyak Bumi
1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran
pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan
tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada
pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom
maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah,
sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan
komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar
berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi
parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai
berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300°C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi
proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

2. CRACKING
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil.

Contoh cracking ini adalah pada pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin.
Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).
Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam
bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang
mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana
yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan
campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul
hidrokarbon.
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
1. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
2. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan
biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme
perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke
molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion
karbonium :
3. Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan
senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari
Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi
hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai
karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis
bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu,
proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan
pemanasan.

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin
menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis
molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam lempung.

4. ALKILASI dan POLIMERISASI


Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih
panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl,
AlCl3 (suatu asam kuat Lewis).
Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.

5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
proses treating adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap. Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan
perbaikan warna. Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul
tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang
rendah. Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas,
namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk
di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang
kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida,
SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk
menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi,
adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak
bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.

Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari
minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan Ekstraksi menggunakan
pelarut, serta Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam
bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi
selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang
tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian
dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
6. BLENDING
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan
kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara
dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22
bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.

Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi
menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh
kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan
TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara

2.4 Kualitas Bahan Bakar


Ketersediaan bensin tanpa timbal (unleaded gasoline) dan minyak solar dengan kandungan
belerang rendah merupakan faktor kunci dalam penurunan emisi kendaraan, karena bahan bakar
jenis tersebut merupakan prasyarat bagi penggunaan teknologi kendaraan yang mutakhir yang
mampu mengurangi emisi kendaraan secara signifikan.

Spesifikasi bahan bakar yang tersedia di Indonesia mengikuti spesifikasi bahan bakar yang
berlaku saat ini sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas
(Migas) No. 108. K/72/DDJM/1997 yang memperbolehkan kandungan timbal hingga 0.30
gram/liter serta tekanan uap (Reid Vapour Pressure) 62 kPa pada suhu 37,8° C untuk bahan
bakar bensin. SK Dirjen Migas No. 113.K/72/DJM/1999 juga memperbolehkan kandungan
belerang hingga 5000 ppm dan angka setana minimum 48 pada bahan bakar solar. Dengan
kualitas bahan bakar sesuai dengan spesifikasi tersebut sulit untuk mewajibkan produsen
kendaraan bermotor memasang peralatan pereduksi emisi (katalis) pada kendaraan. Walaupun
bensin tanpa timbal telah tersedia di beberapa wilayah di Indonesia, namun ketidaktersediaan
bensin tanpa timbal di hampir seluruh wilayah Indonesia belum dapat mendukung penerapan
teknologi tersebut. Alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan
BBM adalah biodiesel dan bahan bakar gas.
1. Bensin dan Bilanngan Oktan
Bensin atau gasoline (Amerika) atau petrol (Inggris) adalah salah satu jenis bahan bakar
minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara
sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan
C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon
yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. Jika bensin dibakar
pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O, dan energi
panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ.

Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa dari perut bumi dan
biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom karbon dalam
minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai yang
panjangnya yang berbeda-beda. Molekul hidrokarbon dengan panjang yang berbeda akan
memiliki sifat yang berbeda pula. CH4 (metana) merupakan molekul paling “ringan”;
bertambahnya atom C dalam rantai tersebut akan membuatnya semakin “berat”. Empat molekul
pertama hidrokarbon adalah metana, etana, propana, dan butana. Dalam temperatur dan tekanan
kamar, keempatnya berwujud gas, dengan titik didih masing-masing -107, -67,-43 dan -18
derajat C. Berikutnya, dari C5 sampai dengan C18 berwujud cair, dan mulai dari C19 ke atas
berwujud padat.

Dengan bertambah panjangnya rantai hidrokarbon akan menaikkan titik didihnya, sehingga
pemisahan hidrokarbon ini dilakukan dengan cara distilasi. Prinsip inilah yang diterapkan di
pengilangan minyak untuk memisahkan berbagai fraksi hidrokarbon dari minyak mentah.

Karena merupakan campuran berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut
komposisinya. Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam bensin. Nilai bilangan 0 ditetapkan untuk n-heptana
yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar. Suatu campuran
30 n-heptana dan 70 isooktana akan mempunyai bilangan oktan:
=(30/100x0) + (70/100x10) = 70
Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk
memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan
karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik
yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan
untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Angka Oktan beberapa bahan bakar :


Senyawa Angka Oktan Senyawa Angka Oktan
n-heptana 0 2,3-dimetil pentana 87
metilsikloheksana 104 5-metil-1-heksena 96
2-metil heksana 41 2,4-dimetil pentane 77
benzena 108 2-metil-2-heksana 129
3-metil heksana 56 3,3-dimetil pentana 95
2,2-dimetil pentane 89 2,4-dimetil-1-pentena 142
1-heptena 68 3-etil pentana 64

Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai
dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi.
Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan
sebelum percikan api dari busi keluar. Bilangan oktan suatu bensin memberikan informasi
tentang seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin tersebut terbakar secara
spontan. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan
api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak.

Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana
yang memiliki sifat kompresi paling bagus; oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa
mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat
terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.
Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari campuran setara
dengan campuran 87% oktana dan 13% heptana. Bensin ini akan terbakar secara spontan pada
angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin
kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut.

2. Solar dan Bilangan Cetana


Angka Setana atau CN (Cetane Number) adalah ukuran yang menunjukkan kualitas dari
bahan bakar untuk diesel, Dalam mesin diesel angka bahan bakar setana yang lebih tinggi akan
memiliki periode pengapian lebih pendek daripada bahan bakar setana bernilai rendah.

Singkatnya, semakin tinggi angka setana akan lebih mudah bagi bahan bakar untuk terbakar
dalam kompresi. Dengan bahan bakar yang mudah terbakar maka akan mengurangi ketukan dari
mesin diesel, sehingga mesin akan lebih halus. Oleh karena itu bahan bakar yang lebih tinggi
setana biasanya menyebabkan mesin untuk berjalan lebih lancar dan tenang . hal ini berbeda bila
nilai setananya lebih rendah maka akan terjadi delay sehingga menambah ketukan pada proses
pembakaran. (Mohon dibedakan dengan Nilai Octan pada Mesin Bensin) Karena Prinsipnya
sangat berbeda jauh, kalau nilai oktan pada bensin itu bahan bakar makain sulit terbakar bila di
kompresi).

2.5 Bahan Bakar Alternatif


Dari hari ke hari pemakaian bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan lain
sebagainya semakin banyak sehingga lama-kelamaan akan habis. Para ilmuwan di dunia terus
melakukan penelitian untuk menemukan bahan bakar alternatif yang akan sangat diperlukan di
masa depan. Dan kini telah ditemukan beberapa macam bahan bakar alternatif yang berpotensi
untuk menggantikan minyak dan gas. Berikut beberapa macam bahan bakar alternatif yang
potensial :

1. Listrik : Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi dan kompor, seperti
baterai. Tenaga listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini
menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari sumber
tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan meninggalkan gas karbon.
2. Gas Alam : Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk
bidang properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan
lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak. Akan tetapi, efek rumah kaca yang
dihasilkannya 21 kali lebih buruk.

3. Hidrogen : Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk
kendaraan. Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai
bahan bakarnya. Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

4. Bio diesel : Biodiesel dibuat dengan cara mengekstraksi berbagai macam jenis tanaman.
Bahan mentah yang bisa diolah menjadi biodiesel sangat berlimpah.Biodiesel merupakan
bahan bakar alternatif yang tergolong memiliki emisi rendah sehingga ramah lingkungan.
Penghambat besar untuk bisa mengolah bahan menjadi minyak biodiesel adalah alat yang
mampu mengekstrak energi dalam jumlah besar dari berbagai sumber.

5. Air laut : Air laut juga dapat dijadikan sebagai biodesel seperti yang telah digunakan pada
perindustrian. Air laut yang telah disuling dengan penyuling yang berukuran 0.1 mikron lalu
akan mengeluarkan minyak yang berasal dari biota laut dan akan menjadi biodiesel. tetapi
yang menjadi penghambat yaitu biaya yang tidak sedikit.

6. Urin : Bahkan urun pum sekarang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Menurut Dr.
Gerardine Botte dari Asosiasi Profesor Departemen Tehnik Mesin Kimia dan Biomolekuler
di Universitas Ohio, di dalam molekul urea (urine) terdapat empat atom hidrogen jika
dibandingkan air biasa yang hanya mengandung dua atom hidrogen. Lalu molekul tersebut
dipisahkan melalui oksidasi dengan basis elektroda nikel pada 0.37 V sehingga hidrogen
tersebut akan terpecah.

7. Sampah Organik : Sampah organik diproses menjadi bahan bakar cair yang disebut dengan
gasifikasi dan disebutn juga gas sintesis. Gas ini dicampur dengan etanol sehingga proses
pembakaran lebih mudah. Dalam skala kecil, beberapa negara telah memanfaatkan gas ini
sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

8. Air : Air yang dipresiksi bisa menjadi bahan bakar. Sekarang sudah banyak ditemukan oleh
peneliti, salah satunya bahan bakar dengan menggunakan air yang dicampur dengan bahan
bahan kimia yang telah diolah. Atau ada juga yang dengan memisahkan hydrogen, karena air
merupakan oksidasi dari hydrogen.

9. Tekanan Udara : Nitrogen yang dipanaskan akan menghasilkan tekanan udara, secara
sederhana kompresi udara juga bisa digunakan sebagai sumber daya mobil. Penggunaan uda
yang dikompresi tidak memerlukan busi dan sistem pendingin. Dengan demikian dapat
mengurangi biaya produksi dan perawatan kendaraan. Proyek mesin dengan tekanan udara
ini pertama dikembangkan oleh Tata Motors dari India bekerja sama dengan perusahaan
Perancis, MDI.

10. Etanol : Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja
dan merupakan cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan sudah biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etanol bisa diproduksi dari tanaman, merupakan
bahan bakar yang paling sedikit menghasilkan emisi. Beberapa bahan bakar yang dicampur
dengan etanol yang terkenal adalah gasohol E10 yang terdiri dari 90 persen bensin dan 10
persen etanol. Di beberapa negara sudah menggunakan E85 yaitu 85 persen etanol dan 15
persen bensin.

11. Bioethanol : etanol yang berbahan baku tumbuh-tumbuhan (biomassa) dan merupakan salah
satu hasil fermentasi alkohol. Fermentasi merupakan proses perubahan karbohidrat/sakarida
menjadi etanol dengan bantuan enzim yang terdapat dalam ragi (zymase) secara anaerob.
12. Biodiesel : Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak
nabati, turunan tumbuh-tumbuhan yang banyak tumbuh di Indonesia seperti kelapa sawit,
kelapa, kemiri, jarak pagar, nyamplung, kapok, kacang tanah dan masih banyak lagi tumbuh-
tumbuhan yang dapat meproduksi bahan minyak nabati (BBN) dan dalam penelitian ini
bahan bakar nabati berasal dari minyak kacang tanah setelah mengalami beberapa proses
seperti ektraksi, transesterifikasi diperoleh metil ester (biodiesel), kemudian biodiesel
dicampur dengan bahan bakar solar. Hasil campuran itu disebut B10,B20 dengan tujuan agar
bahan bakar B10, B20 ini mempunyai sifat-sifat fisis mendekati sifat-sifat fisis solar
sehingga B10 B20 dapat dipergunakan sebagai pengganti solar.

2.6 Kegunaan Minyak Bumi dan Residu


1. Kegunaan Minyak Bumi
A. Bahan bakar gas
Dalam bahan bakar gas terdapat dua jenis gas alam dalam bentuk cair yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar, yaitu :
1) Liquified Natural Gas (LNG)
2) Liquified Petroleum Gas (LPG)

B. Pelarut dalam industri


Contohnya, petroleum eter

C. Bahan bakar kendaraan bermotor


Bahan bakar kendaraan bermotor diantaranya yaitu, Bensin dan Solar.

1) Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting sampai
saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-C10.
Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Oleh
karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator
sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut.
Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus
terhadap penurunan piston. Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah
energi yang ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung
dari jenis rantai hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin. Alkana rantai
lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n--nonana sangat mudah terbakar. Hal ini
menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston mencapai posisi yang tepat.
Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu
awal juga berarti ada sisa komponen bensin yang belum terbakar sehingga energi yang
ditransfer ke piston tidak maksimum. -Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam
bensin seperti isooktana tidak terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang
dihasilkan, dan energi yang ditransfer ke piston lebih besar. Oleh karena itu, bensin dengan
kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik
dibandingkan alkana rantai lurus.
·
2) Solar
Solar adalah salah satu jenis bahan bakar yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak
bumi, pada dasarnya minyak mentah dipisahkan fraksi-fraksinya pada proses destilasi
sehingga dihasilkan fraksi solar dengan titik didih 250°C sampai 300°C.

D. Pelumas
Pelumas dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang berada atau disisipan diantara dua
permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi gesekan antar permukaan
tersebut. Pelumas modern pada saat ini sudah sangat khusus dan kompleks. Minyak dasar dari
minyak bumi secara konvensional sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan peralatan-
peralatan modern, khususnya untuk pemakaian pada temperature tinggi, serta penambahan bahan
sintetis atau bahan dasar minyak bumi yang sudah diproses sekarang ini sudah cukup banyak
digunakan pada kendaraan penumpang. Fungsi-fungsi dasar pelumas tentu saja adalah
mengurangi gesekan dan mencegah wear.

E. Bahan pembuatan sabun dan detergen


2. Penggunaan Residu Minyak Bumi
A. Oli (Minyak Pelumas)
Minyak pelumas atau yang sering disebut oli terdapat dalam bagian miyak mentah yang
mempunyai daerah titik didih tertinggi, yakni sekitar 400 derajar C ke atas. Fraksi minyak
pelumas ini dapat dipisahkan dari residu lainnya dengan cara distilasi hampa.

Minyak pelumas terdiri atas senyawa hidrokarbon seperti alkana, sikloalkana, aromatik,
dan sejumla senyawa organik yang mengandung oksigen dan belerang. Minyak pelumas
sendiri digunakan untuk memberikan lapisan minyak antara dua permukaan yang saling
bergesekan, sebut saja mesin kendaraan bermotor seperti Sepeda Motor, Mobil dll. Tujuan
keberadaan minyak pelumas tersebut untuk meredam atau mengurangi panas hasil gesekan
kedua permukaan mesin tersebut.

B. Gemuk
Gemuk merupakan minyak pelumas yang dipertebal dengan jalan mendispersikannya
dengan sabun atau lempung. Disamping sebagai bahan penebal, ke dalam gemuk hampir
sama dengan minyak pelumas, yaitu berfungsi untuk melindungi kedua permukaan sebuah
mesin dari hasil gesekan.

C. Malam
Malam merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai titik didih sekitar 45-100
derajat celcius, dengan kandungan jumlah atom C sekitar 20 sampai 75 buah. Malam dapat
dibagi menjadi dua, yakni Parafin dan Kristal Mikro. Malam parafin mengandung sedikitnya
20-5 atom karbon dalam setiap berat massa molekulnya 300-350, sedangkan kristal mikro
tersusun dari 35-75 atom karbon setiap molekulnya dengan berat molekul rata-rata 600-1000.
Malam sendiri digunakan untuk melaipis kertas, papan, pembuatan lilin, korek api, kosmetik,
kain batik, isolasi listrik serta komponen tinta cetak
D. Aspal
Aspal merupakan salah satu residu minyak bumi yang banyak sekali digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya jalan raya. Aspal dikenal sebagai bitumen setengah padatan
berwarn hitam pekat yang terdiri atas partikel kolbid aspalten yang terdispersi dalam resin
dan konstituen minyak.

Aspalten dipisahkan dari resin dan konstituen minyak dengan cara melarutkannya dalam
nafta. Namun, aspaten tidk larut dalam nafta dan mengendap sebagai serbuk yang berwarna
hitam, dan itulah yang dinamakan aspal. Aspal memiliki titik didih sekitar 118 - 125 derajat
celcius. Selain digunakan sebagai bahan pengerasan jalan raya, juga digunakan untuk
melapisi kebocoran atap, pipa dan batu baterai.

2.7 Dampak Pembakaran Bahan Bakar


1. Terjadinya Green House Effect, yaitu peningkatan suhu di permukaan bumi akibat terlalu
banyak CO2 di atmosfer hasil pembakaran minyak bumi.
2. Adanya gas karbon monoksida yang sangat berbahya bagi manusia, karena gas ini lebih
mudah teikat oleh hemoglobin daripada gas oksigen. Gas karbon monoksida dihasilkan
dari proses pembakaran yang tidak sempurna.
3. Terjadi hujan asam, akibat hasil pembakaran minyak bumi berupa belerang menjadi SO2
dan SO3.
4. Timbulnya oksida-oksida nitrogen, akibat suhu tinggi dari proses pembakaran sehingga
gas nitrogen di udar teroksidasi menjadi NO dan NO2 yang merusak klorofil pada daun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Minyak bumi terbentuk dari sisa fosil mahkluk hidup yang tertimbun jutaan tahun yang lalu.
Pengambilan minyak bumi dilakukan di kilang minyak. Kemudian di fraksionisasikan sesuai titik
didihnya. Minyak bumi memiliki peranan penting bagi kehidupan, baik sebagai sumber energi
maupun sebagai bahan baku industri petrokimia.

3.2 Saran
Minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat dipebarui. Kini keberadaanya
sudah hampir habis. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihemat. Penggunaan bahan olahan
minyak bumi juga memiliki efek samping. Seprti gas buangan dari mesin yang mengunakan
bahan olahan minyak bumi. Asap tersebut merupakan indikasi pencemaran udara dan
memperburuk kondisi dunia yang mengalami global warming.

3.3 Daftar Pustaka


Bayu, Fauzi. 2012. MINYAK BUMI. https://fauzyghol.wordpress.com. Diakses pada 12
Agustus 2019 pukul 21.35 WIB.
Stegen, Fhadil. 2016. “PENGGUNAAN RESIDU MINYAK BUMI DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA”. https://fisifusi.blogspot.com. Diakses pada 12 Agustus pukul 21.12 WIB.
Ika Ratna Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia. Jawa Tengah : CV Media Karya
Putra. Diakses pada 11 Agustus 2019 pukul 20.15 WIB.
Purba Michael. 2004. Kimia Untuk SMA . Jakarta : PT Erlangga. Diakses pada 11 Agustus
2019 pukul 20.30 WIB.
Sutresna, Nana. 2006. Cerdas Belajar Kimia. Bandung : Grafindo. Diakses pada 11 agustus
2019 pukul 20.40 WIB.
Kompasiana. 2015. Apa itu Biodiesel?. https://www.kompasiana.com. Diakses pada 12
Agustus 2019 pukul 21.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai